Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGATASI KECEMASAN DI ERA PANDEMI COVID-19

PERIODE 16 – 28 AGUSTUS 2021

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK D1.2
Widiyas Ulfa Rachma 132023143014
Rahmadanti Nur Fadila 132023143001
Ragil Titi Hatmanti 132023143002
Indah Latifah 132023143003
Fitrinia Puspita sari 132023143007
Ilham ‘Ainunnajib 132023143012
Wilhelmus Petrus Gua 132023143050
Maria Theresia Diu 132023143038
Moch Fahrur Rozy 132023143011
Mastifah 132023143029

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang Studi : Keperawatan Jiwa
Tema : Mengatasi Kecemasan di Era Pandemi Covid - 19
Sasaran : Masyarakat pengguna media sosial instagram dan whatsapp
Tempat : Instagram dan Whatsapp
Hari/Tanggal : Jumat, 27 Agustus 2021

1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Masyarakat memahami cara mengatasi kecemasan di era pandemic Covid-19
1.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Masyarakat dapat mengerti tentang :
1. Pengertian Kecemasan
2. Tanda dan gejala kecemasan
3. Tingkat kecemasan
4. Masalah kecemasan saat pandemi Covid-19
5. Cara mengatasi kecemasan saat pandemi Covid-19
1.2 Sasaran
Masyarakat pengguna media sosial instagram
1.3 Materi
1. Pengertian Kecemasan
2. Tanda dan gejala kecemasan
3. Tingkat kecemasan
4. Masalah kecemasan saat pandemi Covid-19
5. Cara mengatasi kecemasan saat pandemi Covid-19
1.4 Metode
Pendidikan kesehatan dilakukan melalui media sosial (Instagram, Whatsapp)
1.5 Media
Leaflet
1.6 Pelaksanaan
Tanggal 27 Agustus 2021 jam 10.00 WIB dilakukan pengunggahan poster di
Instagram dan Whatsapp masing-masing anggota
1.7 Pengorganisasian
1.7.1 Penyusun SAP
1. Ragil Titi Hatmanti,S.Kep
2. Maria Theresia Diu, S.Kep
3. Moch Fahrur Rozy, S.Kep
4. Ilham ‘Ainunnajib, S.Kep
5. Wilhelmus Petrus Gua, S.Kep
6. Mastifah
7. Rahmadanti Nur Fadila, S.Kep
8. Widiyas Ulfa Rachma, S.Kep
1.7.2 Konsep Leaflet
1. Fitrinia Puspita Sari, S.Kep

1.7.3 Publikasi dan administrasi


1. Indah Latifa, S,Kep
1.8 Uraian tugas
1.8.1 Penyusun SAP
Mengumpulkan literatur materi, menyusun konsep acara penyuluhan, membuat
laporan penyuluhan
1.8.2 Konsep Poster
Membuat konsep materi dalam bentuk leaflet yang menarik dan mudah
dipahami oleh sasaran penyuluhan
1.8.3 Publikasi
Mengedarkan edugrafis melalui media sosial
1.8.4 Administrasi
Mengunggah postingan melalui media sosial, memberikan tanggapan bila ada
komentar pada postingan.
1.9 Evaluasi
1.9.1 Evaluasi Struktur
1. Tersedianya materi
2. Tersedianya SAP
3. Tersedianya media leaflet
4. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
5. Metode dan waktu penyuluhan sesuai perencanaan
6. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan melalui media sosial
7. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya.
1.9.2 Evaluasi Proses
1. Pengungahan poster sesuai dengan jadual
2. Peserta yang melihat unggahan memberikan tanda suka
3. Peserta yang melihat unggahan memberikan komentar yang positif
4. Admin memberikan umpan balik yang positif terhadap komentar yang
diberikan oleh peserta
1.9.3 Evaluasi Hasil
1. Peserta yang memberikan tanda suka 10 orang
2. Peserta yang memberikan komentar 2 orang
1.10 Lampiran
1. Materi “Mengatasi Kecemasan di Era Pandemi Covid
2. Screenshoot pelaksanaan upload leaflet pada media sosial
Lampiran 1

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kecemasan

Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu, tanpa

objek yang spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman

yang baru seperti masuk sekolah, pekerjaan baru atau melahirkan anak (Stuart,

2009). Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena

ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak

spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu

sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan

datang dan memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.

Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana

dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu

contoh dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas (Yusuf,

2015).

2. Tanda dan gejala kecemasan

Berikut merupakan tanda dan gejala kecemasan yang dapat dialami

(Nurhalimah, 2016) :

b. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah

tersinggung

c. Tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut

d. Mengalami kesulitan tidur dan disertai mimpi yang menegangkan

e. Mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan gangguan daya ingat


f. Berdebar, merasa sakit pada otot dan tulang belakang, pendengaran

berdenging, sesak napas, berkemih berlebihan, sakit kepala.

3. Tingkat kecemasan

Ansietas atau kecemasan terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu : (Yusuf, 2015)

a. Ansietas ringan

Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari

dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

persepsinya. Ansietas menumbuhkan motivasi belajar serta menghasilkan

pertumbuhan dan kreativitas.

b. Ansietas sedang

Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada

hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang

mengalami perhatian yang selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih

terarah.

c. Ansietas berat

Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya

kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan

tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk

mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan

untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

d. Tingkat panik

Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror,

serta tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panik


meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan kemampuan berhubungan

dengan orang lain, persepsi menyimpang, serta kehilangan pemikiran rasional.

4. Masalah kecemasan saat pandemi Covid-19

COVID-19 saat ini menyebabkan tekanan psikologis dan fisik yang cukup

besar dan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi di seluruh dunia sejak

wabahnya pada Desember 2019 (Jungmann, M. S., & Witthöft, M. 2020).

Menghadapi situasi yang tidak pasti dapat meningkatkan tingkat kecemasan

seseorang, terutama ketika ada potensi risiko kematian. Ini dapat menyebabkan

individu yang sehat dan rentan terlibat dalam perilaku pelindung (Wenning, F.,

et al, 2020). Ada masalah yang menyebabkan beberapa orang merasa cemas

saat pandemic Covid-19, yaitu :

a. Kecemasan ekonomi

Kecemasan ekonomi terjadi karena pemberhentian dari tempat kerja,

tempat usaha ditutup, berkurangnya pendapatan keluarga dan pengeluaran

bertambah. Kecemasan ekonomi adalah masalah yang sangat serius.

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa kecemasan ekonomi pada masa

pandemi bisa terjadi khususnya pada kalangan muda. Pada kalangan muda

masih ada yang berstatus mahasiswa dan selama masa pandemi tidak

diperbolehkannya aktivitas di kampus, sehingga mereka dirumahkan yang

membuat mereka tidak mendapatkan uang saku seperti biasanya. Di sisi

lain, orang tua yang anaknya dirumahkan untuk bersekolah, mengharuskan

mereka mengeluarkan biaya lebih untuk memenuhi kebutuhan pendidikan

anak yang dilakukan secara daring. Konsekuensi kesehatan mental yang

berasal dari krisis ekonomi terkait dengan penutupan bisnis dan


diberhentikan dari tempat kerja karena pandemi Covid-19 dapat

menyebabkan tingginya kasus bunuh diri (Rusman, 2021).

b. Praktik keagamaan yang dibatasi

Pandemi telah mempengaruhi praktik keagamaan secara signifikan,

termasuk pembatalan layanan keagamaan langsung, menutup sekolah

agama, membatalkan haji dan melarang interaksi kelompok selama

festival dan perayaan. Beberapa organisasi agama telah terlibat dalam

proses penyediaan desinfektan, ventilator, pelindung wajah, sarung

tangan, dan makanan. Sebagai alternatif, gereja dan masjid telah

menyediakan cara-cara kreatif untuk menyediakan layanan online melalui

live streaming, radio dan televisi. Kecemasan masyarakat terjadi selama

masa pandemi disebabkan karena tidak dapat beribadah rutin di tempat

ibadah, tidak mendapatkan ilmu agama secara rutin, tidak dapat bertemu

dengan saudara seiman dan diaggap tidak beragama (Rusman, 2021).

c. Tidak dapat berinteraksi dengan orang lain

Psikososial masyarakat pada konteks interaksi sosial juga dapat

mengakibatkan kecemasan selama masa pandemi Covid-19. Bentuk

kecemasan yang dialami adalah tidak dapat berinteraksi/silaturahmi secara

langsung dengan saudara, tetangga dan handai taulan; merasa kehilangan

dalam bersosialisasi; khawatir dengan kondisi keluarga dan/atau orang

terdekat dan mengalami kebosanan di rumah. Selama pandemi COVID-

19, pemerintah mendesak masyarakat untuk menjaga jarak secara fisik dari

orang-orang di luar rumah. Sampai saat ini, langkah tersebut menunjukkan


efeknya pada pencegahan dan pengendalian infeksi, menunjukkan

penurunan yang jelas dalam kasus Covid-19 (Rusman, 2021).

5. Cara mengatasi kecemasan saat pandemi Covid-19

Pada situasi pandemi seperti ini, sangat wajar ketika muncul kekhawatiran

terhadap berbagai situasi, berita, atau kondisi, yang pada akhirnya

memunculkan reaksi kecemasan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat

dilakukan untuk mengelola kecemasan tersebut.

a. Dapatkan dan kelola informasi.

Cari informasi dan dengarkan saran dan rekomendasi dari otoritas nasional

dan lokal Anda. Ikuti saluran berita terpercaya, seperti TV dan radio lokal

dan nasional. Batasi atau kelola kapan Anda harus memperbaharui

informasi terkait COVID-19. Cobalah untuk mengurangi seberapa sering

Anda menonton, membaca atau mendengarkan berita yang membuat Anda

merasa cemas atau tertekan. Cari informasi terbaru pada waktu tertentu

dalam sehari, sekali atau dua kali sehari jika perlu. Selain itu, perlu untuk

selalu berhati-hati dengan pesan atau berita yang tidak jelas sumbernya

dan selalu lakukan verifikasi berita atau pesan yang Anda dapatkan

melalui saluran yang terpercaya, misalnya website Kementerian

Kesehatan atau WHO, sebelum mempercayai dan menyebarkan kepada

orang lain.

b. Buatlah rutinitas.

Ikuti rutinitas harian sejauh mungkin, atau buat rutinitas baru, misalnya:

1) Bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari

2) Jaga kebersihan pribadi


3) Makan makanan sehat pada waktu-waktu yang teratur

4) Berolah raga secara teratur

5) Alokasikan waktu untuk bekerja dan waktu istirahat

6) Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda sukai

d. Jalin kontak sosial.

Tetap jalin kontak sosial secara teratur dengan orang-orang yang dekat

dengan Anda melalui telepon dan saluran daring [online].

e. Hindari konsumsi alkohol dan obat-obatan.

Hindari penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai cara untuk

mengatasi ketakutan, kecemasan, kebosanan, dan isolasi sosial. Selain itu

tidak ada bukti efek perlindungan dari minum alkohol untuk infeksi virus

atau lainnya. Faktanya, yang terjadi justru sebaliknya karena penggunaan

alkohol yang berbahaya dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi dan

hasil pengobatan yang lebih buruk. Dan ketahuilah bahwa penggunaan

alkohol dan obat-obatan dapat mencegah Anda mengambil tindakan

pencegahan yang cukup untuk melindungi diri Anda dari penularan virus

korona, seperti mematuhi kebersihan tangan.

f. Kelola aktivitas Anda dalam menggunakan gawai (gadget) dan sosial

media.

Sadarilah berapa banyak waktu yang Anda habiskan di depan layar setiap

hari. Pastikan Anda beristirahat secara teratur dari aktivitas di layar.

Meskipun video game bisa menjadi cara untuk bersantai, Anda mungkin

tergoda untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengannya daripada

biasanya saat berada di rumah untuk waktu yang lama. Pastikan untuk
menjaga keseimbangan yang tepat dengan aktivitas offline dalam rutinitas

harian Anda. Gunakan akun media sosial Anda untuk mempromosikan

cerita positif dan penuh harapan. Perbaiki informasi yang salah di mana

pun Anda melihatnya.

g. Bantu orang lain.

Jika Anda bisa, tawarkan dukungan kepada orangorang di komunitas Anda

yang mungkin membutuhkannya, seperti membantu mereka berbelanja

makanan.

h. Dukung petugas kesehatan.

Manfaatkan peluang secara online atau melalui komunitas Anda untuk

berterima kasih kepada petugas kesehatan negara Anda dan semua yang

bekerja untuk menangani COVID-19.

i. Jangan mendiskriminasi.

Ketakutan adalah reaksi normal dalam situasi ketidakpastian. Namun

terkadang rasa takut diungkapkan dengan cara yang menyakitkan bagi

orang lain. Ingat beberapa hal dibawah ini :

1) Berbuat baiklah. Jangan mendiskriminasi orang karena ketakutan

Anda akan penyebaran COVID-19.

2) Jangan mendiskriminasi orang yang menurut Anda mungkin terkena

virus korona.

3) Jangan mendiskriminasi petugas kesehatan. Petugas kesehatan berhak

mendapatkan rasa hormat dan ucapan terima kasih.

4) COVID-19 telah mempengaruhi orang-orang dari banyak negara.

Jangan mengaitkannya dengan grup tertentu (Widyasari, 2020).


LAPORAN PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN

Evaluasi Struktur Evaluasi Proses Evaluasi Hasil


a. Pengumpulan SAP Pelaksanaan: a. Peserta yang
dilakukan satu hari a. Menggunggah leaflet pada memberikan
sebelum Instagram atau Whatsapp individu tanda suka 10
pelaksanaan pada hari Jumat, 27 Agustus 2021 orang.
penyuluhan jam 10.00 b. Peserta yang
b. Penyelenggaraan memberikan
penyuluhan komentar positif
dilakukan oleh 2 orang.
mahasiswa c. Pemberian umpan
c. Materi dan metode, balik positif pada
waktu sesuai komentar.
dengan
perencanaan
d. Pengorganisasian
penyelenggaraan
penyuluhan
dilakukan sebelum
penyuluhan
dilaksanakan
Daftar Pustaka
Jungmann, M. S., & Witthöft, M. (2020). Health anxiety, cyberchondria, and
coping in the current COVID-19 pandemic: Which factors are related to
coronavirus anxiety?. Journal of Anxiety Disorders Volume 73.

Nurhalimah. (2016). Modul Keperawatan Jiwa. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Rusman, Ayu Dwi Putri. 2021. KECEMASAN MASYARAKAT SELAMA


MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat)
Khatulistiwa Vol. 8 No. 1 (10-18).

Stuart, Gail W. (2009). Principles & Practice of Psychiatric Nursing (9th ed)
Philadelphia: Elsevier Mosby

Wenning, F., Wang, C., Zou, L., Yingying, G., Zuxun, L., Shijiao, Y., & Jing, M.
(2020). Psychological health, sleep quality, and coping styles to stress facing
the COVID-19 in wuhan, china. Translational Psychiatry, 10 (1)

Widyasari, Selly Dian., et al. (2020). Modul Pelatihan Menghadapi Kecemasan di


Masa Pandemi Covid-19). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Brawijaya.

Yusuf, AH., et al. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Lampiran 2

Bukti Screenshoot Pelaksanaan Upload Leaflet pada Media Sosial

Anda mungkin juga menyukai