NURHASANAH Compressed
NURHASANAH Compressed
ABSTRACT
Rhubarb (Rheum officinale Baill.) is a species that belongs to Polygonaceae
family. Rhubarb has long been used in the traditional medicine. The metabolites
contained in rhubarb are rhein, emodin, chrysophanol and flavonoids. Anatomical
characteristics can describe the microscopic structure of a plant. Therefore, this
research was conducted with the aim of analyzing the anatomical structure of the
rhubarb stem through its anatomical characteristics. The stem used was 1-1.5
years old, which was cut 1 cm from the end and 7 µm thickness. The preparations
were stained using double staining, 1% safranin in water and 0.5% fast green in
95% alcohol. The result showed that secondary structure stem consisted of
feloderm with relatively elongated round cells; the cortex is composed of
parenchyma cells and had intercellular and pith that dominated the stem diameter;
and performed an open collateral-type bundle.
Keyword: Rheum officinale Baill., stem anatomy, traditional medicine.
ABSTRAK
Kelembak (Rheum officinale Baill.) merupakan salah satu tanaman dari famili
Polygonaceae. Kelembak telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Kandungan metabolit yang terdapat dalam kelembak berupa rhein, emodin,
chrysophanol dan flavonoid. Karakter anatomi dapat menggambarkan struktur
mikroskopis suatu tanaman. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan
tujuan menganalisis struktur anatomi batang kelembak melalui karakter
anatominya. Batang yang digunakan merupakan batang berumur 1-1.5 tahun yang
dipotong 1 cm dari ujung dengan ketebalan pemotongan 7 µm. Pewarnaan
preparat menggunakan pewarnaan ganda, safranin 1% dalam air dan fast green
0.5% dalam alkohol 95%. Hasil penelitian menunjukkan struktur sekunder
batangnya terdiri dari feloderm dengan sel-selnya bulat relatif memanjang;
korteks tersusun atas sel-sel parenkim dan memiliki ruang antarsel dan empulur
yang mendominasi diameter batang; serta berkas pembuluh bertipe kolateral
terbuka.
1
PENDAHULUAN batang Rheum officinale Baill yang
Tanaman kelembak (Rheum diharapkan sebagai dasar untuk
officinale Baill.) merupakan salah penelitian berikutnya dan
satu tanaman dari Polygonaceae pengetahuan tentang struktur
dikenal sebagai Rhubarb. Tumbuhan anatomi batang kelembak. Penelitian
ini berasal dari daratan Tengah Cina ini bertujuan untuk menganalisis
dan menyebar ke wilayah sub tropik struktur anatomi batang kelembak
lainnya (Kuhl dan DeBoer, 2008). melalui karakter anatominya.
Tanaman ini telah dimanfaatkan
sebagai obat tradisional. Tercantum
dalam Farmakope Herbal Indonesia METODE
sebagai tanaman obat berkhasiat, Penelitian dilaksanakan pada
kelembak merupakan salah satu bulan Januari 2020-November 2020.
tanaman yang sering digunakan Penelitian dilakukan di Laboratorium
untuk pengobatan di Indonesia. Mikroteknik Tumbuhan, Jurusan
Persebaran jenis ini di Indonesia Biologi Fakultas Matematika dan
meliputi seluruh Nusantara, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Riau, Pekanbaru. Bahan yang
Nusa Tenggara, Sulawesi, Ambon, digunakan dalam penelitian ini
dan Maluku. Tanaman ini banyak adalah batang tanaman kelembak
ditanam orang di kebun daerah berumur 1-1.5 tahun yang berasal
pegunungan, serta tempat terbuka dari B2P2TOOT, Tawangmangu,
lainnya, dari dataran rendah hingga Jawa Tengah, FAA (Formalin, asam
1000 m di atas permukaan laut. Jenis asetat glasial dan alkohol) 70%,
ini tumbuh dengan baik pada daerah alkohol, xilol, akuades, parafin,
beriklim kering hingga sedang, safranin 1% dalam akuades, fast
biasanya menyukai tanah berpasir green 0,5% dalam alkohol 95%,
yang tidak begitu lembab (Adriyanti, entelan dan gliserin.
2014). Alat yang digunakan adalah
mikroskop Olympus CX23, kamera
Akar dan daunnya optilab, mikrotom putar HM 310, oil
mengandung flavonoid, disamping bath Wisebath®, water bath Leica
itu akarnya juga mengandung HI1210, oven Heraeus, refrigerator,
glikosida; krisofanol, rein-emodin, staining jar, paper tray (3x3x2 cm3),
dan saponin, sedangkan daunnya cassette, gelas kimia, gelas ukur,
mengandung polifenol, pipet volume, pinset, gelas objek,
antraglikosida dan frangula-emodin. gelas penutup, silet, jarum preparat,
Pada batangnya mengandung asam lampu spiritus, holder kayu, tabung
krisofanat, emodin dan rhein vial, tisu dan alat tulis.
(Departemen Kesehatan, 2010) Metode pembuatan preparat
yang digunakan adalah metode
Menurut Fahn (1991), parafin. Adapun cara kerja dari
sebagian dari karakteristik anatomi pengamatan struktur anatomi batang
dapat digunakan sebagai mengacu pada metode Johansen
pengklasifikasian taksonomi suatu (1940). Pengamatan dan
tanaman. Karakter anatomi juga dokumentasi dilakukan dengan
dapat menggambarkan struktur menggunakan mikroskop Olympus
mikroskopis suatu tanaman. Oleh CX23 dan kamera optilab. Parameter
sebab itu, perlu adanya studi anatomi
2
yang digunakan berupa karakter
kualitatif dan kuantitatif dan B
dianalisis secara deskriptif.
B
D
D
C
3
batang berfungsi sebagai penyimpan elbrusensis memiliki tipe berkas
sementara pati dan metabolit namun pembuluh bikolateral dimana tutup
terkadang sel ini berfungsi sebagai sklerenkim berbentuk lengkungan di
alat fotosintesis. floem. Berbeda dengan R.
Tipe berkas pembuluh batang chalepensis memiliki tipe berkas
kelembak adalah kolateral terbuka pembuluh kolateral tertutup.
dicirikan kambium sebagai pembatas Empulur mendominasi
dimana floem berada di luar dan diameter batang. Jaringan empulur
xilem berada di dalam dengan rerata tersusun atas sel parenkim yang
diameter berkas pembuluh 169,51 ± bentuknya poligonal berukuran
3,57 µm (Gambar 1.C Tabel 1). semakin besar ke arah dalam
Pembuluh xilem tersusun dari 6-12 (Gambar 1.D. Tabel 1). Kristal
sel sementara floem tersusun atas 4-8 oksalat bentuk drus ditemukan
sel (Tabel 1). Keshavarzi et al. merata pada setiap sel. Ukuran kristal
(2018), spesies Rumex kalsium oksalat seragam di berbagai
conglomeratus, R. dentatus, R. jaringan berkisar 27,77 ± 2,79 µm
vesicarius, R. pulcher dan R. (Gambar 1.D. Tabel 1).
4
Kuhl JC dan DeBoer VL. 2008.
Genetic Diversity of Rhubarb
Cultivars. Journal of the
American Society for
Horticultural Science. 133(4):
587-592.