Anda di halaman 1dari 17

META SINTESIS PENELITIAN PEMBELAJARAN TEKS PERSUASI

KELAS VIII SMP/MTs

Himmatul ‘Aliyah
Universitas Negeri Malang
himaliyah21@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil penelitian


pembelajaran teks persuasi kelas VIII SMP/MTs yang meliputi (1) gambaran
permasalahan penelitian, (2) upaya penanganan masalah, (3) metode penelitian,
dan (4) hasil penelitian. Metode yang digunanakan dalam penelitian ini adalah
sintesis kualitatif melalui studi dokumen. Sumber dalam penelitian ini adalah 30
penelitian tentang pembelajaran teks persuasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa (1) gambaran permasalahan penelitian (1.a) 86,7% penelitian
mengangkat masalah tentang hasil atau motivasi belajar siswa dan 13,3%
penelitian mengangkat masalah behan ajar dan media pembelajaran (1.b) 3,3%
penelitian bersumber dari pengalaman pribadi peneliti dan 96,7% penelitian
bersumber dari pengalaman orang lain (2) upaya penanganan masalah (2.a) 10%
penelitian fokus menangani keterampilan membaca dan 90% penelitian fokus
menangani keterampilan menulis (2.b) 20% penelitian menangani masalah
melalui media pembelajaran, 13,3% penelitian menangani masalah melalui
bahan ajar, 46,7% menangani masalah melalui strategi pembelajaran,dan 20%
menangani masalah melalui strategi yang digabungkan dengan media (3)
metode penelitian (3.a) 26,7% penelitian merupakan penelitian kualitatif, 56,6%
penelitian merupakan penelitian kuantitatif, dan 16,7% penelitian merupakan
penelitian kualitatif dan kuantitatif (3.b) 90% penelitian menjadikan siswa
sebagai subjek penelitian, 3,3% penelitian menjadikan guru sebagai subjek
penelitian, dan 6,7% penelitian menjadikan siswa dan guru sebagai subjek
penelitian (4) hasil penelitian (4.a) 96,7% penelitian dinyatakan layak
diimplementasikandalam pembelajaran dan 3,3% penelitian dinyatakan kurang
layak diimplementasikan dalam pembelajaran (4.b) 93,3% penelitian dinyatakan
berhasil menanggulangi masalah dan 6,7% penelitian dinyatakan belum berhasil
menanggulangi masalah.

Kata Kunci: meta sintesis, penelitian, pembelajaran teks persuasi

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di
jenjang pendikan formal. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 yang
melatih empat keterampilan berbahasa (membaca, menyimak, berbicara, dan menulis)
berorientasi pada pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis
teks pada pendidikan dasar sampai pendidikan menengah adalah teks langsung
(kontinu) atau genre mikro, sedangkan jenis teks yang diajarakan pada perguruan tinggi
adalah jenis teks tidak langsung (diskontinu) atau teks-teks genre makro (Mahsun,
2014: 94).
Menurut Bintari & Putrayasa (2014) penerapan pembelajaran bahasa Indonesia
yang berbasis pada teks ternyata tidak mudah untuk diimplementasikan. Banyak tenaga
pendidik yang mengalami berbagai hambatan dalam pengajaran bahasa Indonesia.
Kendala-kendala yang dialami tenaga pendidik ketika menerapkan pembelajaran bahasa
Indonesia adalah bahan ajar yang tidak memuat materi kontekstual, rendahnya
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, dan ketidaksesuaian waktu
dengan banyaknya materi pembelajaran yang memuat berbagai macam jenis teks.
Dari berbagai jenis teks yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
teks persuasi adalah salah satu teks yang dekat dengan kehidupan siswa. Menurut
Kosasih (2014: 147) teks persuasi adalah teks yang berisi ajakan atau bujukan yang
bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar agar melakukan keinginan
penulis. Teks persuasi merupakan teks yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, pembelajaran teks persuasi harus dilakukan dengan baik agar
siswa dapat mengimplementasikannnya dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab itulah
pembelajaran teks persuasi merupakan topik yang menarik untuk dikaji.
Namun, pembelajaran teks persuasi ternyata juga menemui banyak kendala dalam
pelaksanaannya. Husnawiyah (2019) meneliti siswa yang telah mempelajari teks
persuasi dan mendapati bahwa hanya 33% siswa yang menyatakan antusias belajar teks
persuasi. Angka ini merupakan fakta lapangan bahwa ketertarikan siswa dalam
mengikuti pembelajaran teks persuasi sangatlah kecil. Sebanyak 77% siswa ternyata
tidak tertarik dengan pembelajaran teks persuasi. Pada aspek bahan ajar, sekitar 15-45%
siswa menyatakan bahwa penggunaan dan manfaat bahan ajar masih kurang. Akibatnya,
sebanyak 72% siswa menyatakan bahwa mereka tidak memahami materi tentang
menulis teks persuasi dan hanya sisanya 27% siswa yang memahami cara menulis teks
persuasi.
Berdasarkan uraian tersebut, kendala-kendala pembelajaran teks persuasi tersebut
tidak jauh berbeda dengan kendala pembelajaran bahasa Indonesia secara umum yang
meliputi kendala dari segi bahan ajar maupun antusiasme peserta didik itu sendiri
terhadap pembelajaran teks persuasi. Adanya berbagai kendala tersebut membuat para
tenaga pendidik mencari berbagai cara untuk mengatasinya. Mereka mencoba
melakukan berbagai penelitian dalam upaya perbaikan proses pembelajaran teks
persuasi yang meliputi perbaikan strategi pengajaran, bahan ajar, maupun media
pembelajaran. Tak hanya guru, para mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik juga
melakukan berbagai penelitian tentang pembelajaran teks persuasi di bangku SMP/MTs
Kelas VIII.
Para peneliti tersebut melakukan uji kelayakan terhadap hasil penelitian mereka.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji hasil penelitian pembelajaran teks
persuasi kelas VIII SMP/MTs yang meliputi aspek (1) gambaran permasalahan
penelitian, (2) upaya penanganan masalah, (3) metode penelitian, dan (4) hasil
penelitian, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang harus
dipertahankan/ditingkatkan. Berdasarkan latar tersebut, maka penulis melakukan
penelitian yang berjudul “Meta Sintesis Penelitian Pembelajaran Teks Persuasi Kelas
VIII SMP/MTs”.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sintesis kualitatif. Jenis
penelitian ini merupakan meta sintesis kualitatif melalui studi dokumen. Sumber data
penelitian ini adalah 30 penelitian berupa artikel, skripsi, tesis, dan disertasi. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan strategi sampel homogeni. Strategi
sampel homogeni adalah strategi memilih sampel dengan karakteristik yang sama
sehingga dapat diteliti secara mendalam (Gall, dkk, 2003). Data atau sampel homogen
yang diteliti adalah 30 penelitian tentang pembelajaran teks persuasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi metode
meta-analisis kualitatif dari Ogawa dan Mallen dalam (Gall, dkk, 2003) yang meliputi
langkah-langkah pokok sebagai berikut: (1) audit trail, yaitu pencatatan prosedur
penelitian yang digunakan, (2) menentukan fokus sintesis kualitatif, (3) menggali
literatur yang relevan, (4) mengklasifikasikan dokumen menggunakan instrumen
tabulasi data, (5) membuat database ringkasan, (6) melakukan interpretasi/analisis data
berdasarkan instrumen panduan analisis hasil temuan, dan (7) melakukan pembahasan,
membuat kesimpulan dan saran penelitian.

GAMBARAN PERMASALAHAN PENELITIAN


Gambaran permasalahan penelitian dilihat dari dua aspek, yaitu jenis
permasalahan yang sering diangkat dalam penelitian pembelajaran teks persuasi dan
sumber permasalahan. Hasil analisis mengenai gambaran permasalahan penelitian
disajikan dalam Tabel 1. berikut ini.
Tabel 1. Gambaran Permasalahan Penelitian

JENIS MASALAH YANG DIANGKAT SUMBER PERMASALAHAN

hasil dan motivasi bahan ajar dan sarana pengalaman pribadi pengalaman orang
belajar siswa pembelajaran peneliti lain

86,7% (26 penelitian) 13,3% (4 penelitian) 3,3% (1 penelitian) 96,7% (29 penelitian)

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa berdasarkan jenis masalah yang diangkat,
86,7% penelitian mengangkat masalah tentang hasil atau motivasi belajar siswa dan
13,3% penelitian mengangkat masalah selain hasil dan motivasi siswa. Berdasarkan
sumber permasalahan yang diperoleh, 3,3% penelitian bersumber dari pengalaman
pribadi peneliti dan 96,7% penelitian bersumber dari pengalaman orang lain. Penjelasan
hasil analisis tersebut dipaparkan seperti berikut.

Jenis Masalah yang Diangkat


Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 86,7% penelitian yang mengangkat
masalah tentang hasil atau motivasi belajar siswa dan 13,3% penelitian mengangkat
masalah selain hasil dan motivasi siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis masalah yang sering diangkat dalam penelitian
pembelajaran teks persuasi adalah hasil dan motivasi belajar siswa. Sedangkan masalah
selain hasil dan motivasi siswa tidak terlalu sering diangkat dalam penelitian tentang
pembelajaran teks persuasi. Masalah selain hasil dan motivasi belajar siswa meliputi
kurangnya sumber belajar, minimnya bahan ajar yang memadai, dan tidak adanya media
pembelajaran yang kreatif.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa penelitian-penelitian pembelajaran teks
persuasi lebih banyak yang mengangkat masalah tentang kesulitan siswa menulis teks
persuasi, kesulitan siswa mengeluarkan ide tulisan, rendahnya minat siswa belajar teks
persuasi, dan adanya perasaan takut salah dari siswa. Masalah-masalah semacam ini
diangkat dalam 26 penelitian. Namun masalah-masalah tentang kurangnya sumber
belajar, minimnya bahan ajar yang memadai, tidak adanya media pembelajaran yang
kreatif tidak banyak mendapat perhatian dari para peneliti.
Beberapa penelitian menemukan bahwa siswa kekurangan sumber referensi
pembelajaran karena mereka hanya memiliki satu buku utama dari Kemendikbud yang
digunakan sebagai sumber belajar. Kurangnya sumber belajar inilah yang menyebabkan
siswa mengambil referensi dari internet dan sumber belajar lain yang belum memenuhi
standar pembelajaran bahasa Indonesia. Namun, penelitian yang mengangkat masalah
ini masih sangat sedikit, sehingga solusi akan masalah ini juga belum banyak
ditemukan.
Selain masalah tentang minimnya sumber belajar, minimnya bahan ajar juga
diangkat dalam penelitian pembelajaran teks persuasi. Bahan ajar teks persuasi yang
memadai sangat dibutuhkan guru dalam praktik pembelajaran teks persuasi, sebab
masih banyak bahan ajar yang belum menuntun guru mengembangkan empat
keterampilan berbahasa. Umumnya, bahan ajar tersebut hanya berisi materi dan latihan
menulis teks persuasi, tetapi peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara tidak
terlalu ditekankan. Namun, lagi-lagi penelitian yang mengangkat masalah ini sangatlah
minim, sehingga masalah akan minimnya bahan ajar yang memadai ini tidak mendapat
banyak sorotan.
Masalah lain yang diangkat dalam penelitian pembelajaran teks persuasi adalah
tidak adanya media pembelajaran yang kreatif. Kurangnya media yang kreatif tentu
akan berdampak pada minat siswa belajar teks persuasi. Oleh sebab itu, ketersediaan
media pembelajaran yang kreatif sangatlah dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Namun, sayangnya hanya sedikit penelitian yang mengangkat masalah tentang media
pembelajaran teks persuasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa masalah tentang minimnya
ketersediaan media pembelajaran yang kreatif ini tidak terlalu mendapat perhatian.

Sumber Permasalahan
Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya 3,3% penelitian yang bersumber dari
pengalaman pribadi peneliti. Hanya ada satu penelitian yang sumber masalahnya dari
pengalaman pribadi peneliti, yaitu penelitian Simbolon, dkk (2019) tentang pengaruh
penggunaan strategi kontekstual terhadap kemampuan menulis teks persuasi siswa kelas
VIII SMP Muhammadiyah 05 Medan. Pengalaman ini ia peroleh saat melaksanakan
PPL di sekolah dan menemui adanya permasalahan pembelajaran yang patut diteliti.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa 96,7% penelitian bersumber dari
pengalaman orang lain. Masalah ini diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara
bersama guru bahasa Indonesia yang sering menemui kendala dalam pembelajaran teks
persuasi di kelas. Cara inilah yang banyak dilakukan para peneliti untuk menemukan
masalah penelitian.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa banyak
peneliti yang tidak mengalami sendiri masalah atau kendala pembelajaran teks persuasi.
Peneliti yang lebih memilih menjadikan guru bahasa Indonesia sebagai informan
daripada mencari masalah penelitian sendiri berdasarkan pengalaman mengajar. Hal ini
patut dijadikan renungan bagi para peneliti bahwa sebaiknya peneliti menemukan dan
mengalami sendiri permasalahan dalam penelitian, mencari solusi atas masalah tersebut,
dan mengimplementasikan hasil temuannya dalam pembelajaran untuk mengatasi
masalah tersebut.

UPAYA PENANGANAN MASALAH


Upaya penanganan masalah dilihat dari dua aspek yaitu fokus penanganan
masalah dan aspek yang diperbaiki. Hasil analisis mengenai gambaran upaya
penanganan masalah disajikan dalam Tabel 2. berikut ini.

Tabel 2. Gambaran Upaya Penanganan Masalah


FOKUS PENANGANAN
ASPEK YANG DIPERBAIKI
MASALAH
strategi dan
keterampilan keterampilan media strategi
bahan ajar media
membaca menulis pembelajaran pembelajaran
pembelajaran
10%
90% 13,3% 20% 46,7% 20%
(3 penelitian)
(27 penelitian) (4 penelitian) (6 penelitian) (14 penelitian) (6 penelitian)

Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan fokus penanganan masalah, 10%


penelitian fokus menangani keterampilan membaca dan 90% penelitian fokus
menangani keterampilan menulis. Berdasarkan aspek yang diperbaiki, 20% penelitian
memperbaiki media pembelajaran, 13,3% penelitian memperbaiki bahan ajar, 46,7%
penelitian memperbaiki strategi pembelajaran, dan 20% memperbaiki strategi yang
digabungkan dengan media. Penjelasan hasil analisis tersebut dipaparkan sebagai
berikut.

Fokus Penanganan Masalah


Hasil analisis menunjukkan bahwa 10% penelitian fokus terhadap keterampilan
membaca dan 90% penelitian fokus menangani keterampilan menulis. Angka ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian tentang pembelajaran teks persuasi
menangani keterampilan menulis, sedangkan keterampilan yang lain tidak terlalu
banyak disoroti dalam penelitian. Keterampilan membaca masih mendapat sedikit
perhatian pada 3 penelitian tentang pembelajaran teks persuasi, sedangkan keterampilan
meyimak dan berbicara sama sekali tidak ditemukan.
Peningkatan keterampilan membaca yang terdapat dalam 3 penelitian tersebut
meliputi upaya peningkatan kemampuan menelaah struktur teks persuasi berdasarkan
teks, kemampuan mengidentifikasi informasi dalamteks, dan kemampuan
menyimpulkan informasi dalam teks. Sedangkan peningkatan keterampilan menulis
yang lebih banyak disoroti ini meliputi peningkatan kemampuan menyajikan teks
persuasi yang sesuai dengan struktur dan kebahasaanya, kemampuan menyajikan teks
persuasi dengan tatabahasa yang benar, dan kemampuan menyajikan teks persuasi
sesuai tema. Namun, tidak ditemukan adanya penelitian tentang peningkatan
keterampilan menyimak dan berbicara.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sangat sedikit sekali atau bahkan mungkin
tidak ada penelitian yang meningkatkan keterampilan meyimak dan berbicara siswa
dalam pembelajaran teks persuasi. Umumnya, para peneliti fokus meningkatkan
keterampilan membaca dan menulis siswa. Hal ini dapat menjadi tolok ukur bahwa dari
empat keterampilan berbahasa tersebut, masih terdapat adanya ketidakseimbangan
dalam praktiknya. Peneliti yang umumnya merupakan calon tenaga pendidik hanya
lebih fokus pada keterampilan menulis, sedangkan tiga keteampilan yang lain tidak
terlalu disoroti. Oleh sebab itu, sebaiknya hal ini dapat dijadikan evaluasi bersama.

Aspek yang Diperbaiki


Berdasarkan aspek yang diperbaiki, 20% penelitian memperbaiki media
pembelajaran, 13,3% penelitian memperbaiki bahan ajar, 46,7% penelitian memperbaiki
strategi pembelajaran, dan 20% memperbaiki strategi yang digabungkan dengan media.
Hasil analisis tersebut menyebutkan bahwa aspek yang paling banyak menjadi fokus
perbaikan adalah strategi pembelajaran. Aspek yang paling sedikit dibahas dalam
beberapa penelitian adalah pengembangan bahan ajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak peneliti yang tertarik menerapkan
berbagai macam strategi pembelajaran untuk menangani permasalahan pembelajaran.
Sebanyak 14 penelitian telah mengimplementasikan berbagai macam strategi dalam
pembelajaran teks persuasi. Keempatbelas penelitian yang membahasa tentang strategi
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu penelitian yang menggunakan
stategi kooperatif dan non-kooperatif.
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa sebanyak empat penelitian
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, sedangkan sepuluh penelitian lainnya
mengggunakan stretegi pembelajaran non-kooperatif. Strategi kooperatif pada empat
penelitian tersebut meliputi strategi Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC), STAD, model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW), dan Circuit Learning.
Keempat strategi tersebut mengajak siswa berperan aktif kerja bersama kelompok serta
melatih kemampuan diskusi. Oleh sebab itu, strategi kooperatif ini sangat tepat
digunakan dalam pembelajaran teks persuasi karena banyak manfaat yang akan didapat
guru maupun siswa.
Strategi non-kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang berorientasi
kepada siswa secara individu dan tidak menekankan aktivitas kelompok. Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat sepuluh penelitian yang menggunakan strategi non-
kooperatif, yaitu model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran
kontekstual, saintifik, discovery learning, joyfull learning, quantum teaching, metode
example non example, dan model contextual teaching and learning. Model
pembelajaran berbasis masalah dan example non example merupakan dua strategi
pembelajaran yang paling banyak digunakan sebab masing-masing ditemukan dalam
dua penelitian.
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
kooperatif lebih banyak digunakan dari pada strategi non-kooperatif. Hal ini amat
disayangkan sebab strategi pembelajaran non-kooperatif juga memiliki dampak penting
dalam pembelajaran. Selain melatih kemampuan kognitif masing-masing siswa,
pembelajaran kooperatif juga melatih kemampuan psikomotorik dan afektifnya. Oleh
sebab itu, seharusnya kedua strategi pembelajaran ini mendapatkan porsi yang sama
dalam pembelajaran. Ini juga dapat menjadi refleksi bagi para tenaga pendidik bahwa
strategi non-kooperatif perlu mendapat perhatian juga.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dilihat dari dua aspek, yaitu pendekatan penelitian yang
digunakan dan subjek penelitian. Hasil analisis mengenai metode penelitian dari dua
spek tersebut disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Gambaran Metode Penelitian
PENDEKATAN PENELITIAN YANG
SUBJEK PENELITIAN
DIGUNAKAN
deskriptif siswa dan
deskriptif deskriptif
kualitatif dan siswa guru guru
kualitatif kuantitatif
kuantitatif

26,7% 56,6% 16,7% 90% (27 3,3% (1 6,7% (2


(8 penelitian) (17 penelitian) (5 penelitian) penelitian) penelitian) penelitian)

Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan pendekatan penelitian yang


digunakan, 26,7% penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, 56,6% penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif, dan 16,7% penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif sekaligus kuantitatif. Berdasarkan subjek penelitian, 90% penelitian
menjadikan siswa sebagai subjek penelitian, 3,3% penelitian menjadikan guru sebagai
subjek penelitian, dan 6,7% penelitian menjadikan siswa dan guru sebagai subjek
penelitian. Penjelasan hasil analisis tersebut dipaparkan sebagai berikut.

Pendekatan Penelitian yang Digunakan


Hasil analisis menunjukkan bahwa 26,7% penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif, 56,6% penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dan 16,7% penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis tersebut,
dapat diketahui bahwa pendekatan kuantitatif paling banyak digunakan dalam
penelitian-penelitian tentang pembelajaran teks persuasi, yaitu terdapat pada 17
penelitian. Pendekatan kualitatif lebih sedikit digunakan dalam pembelajaran teks
persuasi, yaitu 8 penelitian saja. Kemudian ada penelitian yang menggunakan dua jenis
pendekatan sekaligus, yaitu kualitatif dan kuantitatif yang terdapat dalam 5 penelitian.
Penelitian kuantitatif paling banyak digunakan dalam penelitian pembelajaran
teks persuasi sebab data-data dalam penelitian umumnya berupa data statistik. Data
statistik ini berupa tabel nilai siswa yang diperoleh berdasarkan nilai pretest dan
posttest untuk mengukur kemampuan mereka sebelum dilakukan penelitian dan setelah
dilakukan penelitian. Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest, peneliti dapat
mengetahui perubahan signifikan kemampuan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Oleh sebab itu, pendekatan kuantitatif ini lebih banyak
digunakan daripada pendekatan kualitatif.
Meskipun penelitian-penelitian tentang pembelajaran teks persuasi lebih
didominasi oleh penelitian kuantitatif, tetapi penelitian kualitatif juga masih ditemukan
pada delapan penelitian. Penelitian-penelitian kualitatif ini umumnya mengumpulkan
data dengan cara penyebaran angket. Berdasarkan angket-angket tersebut, peneliti
melakukan beberapa tahap analisis data, yaitu menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, dan menyimpulkan data. Kemudian peneliti menjabarkannya dalam
hasil penelitian dengan pendekatan kualitatif. Umumnya pendekatan jenis ini dilakukan
pada penelitian pengembangan bahan ajar. Untuk mengetahui kualitas kelayakan bahan
ajar yang telah dibuat, peneliti melakukan penyebaran angket kepada siswa untuk
mengetahui ketertarikan mereka terhadap pembelajaran teks persuasi dengan
menggunakan bahan ajar tersebut.
Selain penelitian kuantitatif yang terdapat dalam tujuh belas penelitian dan
penelitian kualitatif yang terdapat dalam delapan penelitian, ada pula lima penelitian
yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh berdasarkan penyebaran angket, sedangkan data kuantitatif diperoleh
berdasarkan nilai pretest dan posttest. Namun, jenis penelitian ini paling sedikit
ditemukan dalam penelitian-penelitian pembelajaran teks persuasi sebab umumnya
penelitian-penelitian tersebut hanya fokus pada salah satu jenis pendekatan penelitian,
yaitu kuantitatif saja atau kualitatif saja. Namun, bukan berarti hal itu salah karena
setiap jenis pendekatan yang dipilih harus disesuaikan dengan judul penelitian.

Subjek Penelitian
Berdasarkan subjek penelitiannya, 90% penelitian menjadikan siswa sebagai
subjek penelitian, 3,3% penelitian menjadikan guru sebagai subjek penelitian, dan 6,7%
penelitian menjadikan siswa dan guru sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian yang
paling banyak dipilih peneliti adalah siswa karena penelitian-penelitian pembelajaran
teks persuasi umumnya bertujuan untuk menangani problematika yang dialami siswa
dalam pembelajaran teks persuasi.
Namun, ada pula penelitian yang menjadikan guru sebagai subjeknya, yaitu pada
penelitian Dalimunthe (2019) tentang penerapan model pembelajaran Quantum
Teaching. Guru sebagai pelaksana pembelajaran menjadi subjek utama dalam
penelitian, sedangkan objek penelitiannya adalah situasi sosial saat guru menerapkan
model quantum teaching dalam pembelajaran teks persuasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching yang dilakukan
oleh guru bahasa Indonesia SMPN Pandan Tapanuli Tengah dalam pembelajaran teks
persuasi kelas VIII. Oleh sebab itu, penelitian ini menjadikan guru sebagai subjeknya.
Sebanyak dua penelitian menjadikan siswa dan guru sebagai subjek penelitian,
yaitu penelitian Astuti (2019) yang meneliti tentang pembelajaran menulis teks persuasi
dengan pendekatan saintifik dan penelitian Wulandary (2019) yang meneliti tentang
penggunaan media pembelajaran bahasa indonesia pada teks persuasi. Penelitian
pertama meneliti guru sebagai pelaksana pembelajaran teks persuasi dengan pendekatan
saintifik dan juga meneliti siswa sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran teks persuasi dengan menggunakan pendekatan saintifik. Astuti
menganalisis baik tidaknya proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik melalui guru subjek penelitian pertama. Selanjutnya Astuti menganalisis
dampak penggunaan pendekatan saintifik terhadap peningkatan keterampilan siswa
melalui siswa itu sendiri sebagai subjek penelitian kedua. Wulandary (2019) dalam
penelitiannya juga menjadikan guru dan siswa sebagai subjek penelitian. Ia meneliti
guru sebagai pelaksana pembelajaran teks persuasi dengan media bahasa Indonesia dan
juga meneliti siswa sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran teks
persuasi dengan menggunakan media tersebut. Oleh sebab itu, kedua penelitian ini
memerlukan dua subjek penelitian, yaitu siswa dan guru.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian
yang paling banyak digunakan dalam penelitian pembelajaran teks persuasi adalah
siswa, sedangkan guru adalah subjek penelitian yang paling sedikit digunakan dalam
penelitian. Selain itu, ada pula penelitian yang menggunakan guru dan siswa sebagai
subjek penelitian. Ketiga pilihan tersebut sama-sama baik digunakan dalam penelitian,
tetapi harus tetap disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dilihat dari dua aspek yaitu kelayakan dalam pembelajaran dan
keberhasilan menanggulangi masalah. Hasil analisis mengenai gambaran hasil
penelitian disajikan dalam Tabel 4. berikut ini.
Tabel 4. Gambaran Hasil Penelitian
KELAYAKAN DALAM
KEBERHASILAN HASIL PENELITIAN
PEMBELAJARAN
berhasil menanggulangi belum berhasil
layak belum layak
masalah menanggulangi masalah

96,7% 3,3%
93,3% (28 penelitian) 6,7% (2 penelitian)
(29 penelitian) (1 penelitian)

Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan kelayakan dalam pembelajaran,


96,7% layak diimplementasikan dalam pembelajaran dan 3,3% penelitian belum layak
diimplementasikan dalam pembelajaran. Berdasarkan keberhasilan hasil penelitian,
93,3% penelitian berhasil menanggulangi masalah dan 6,7% penelitian belum berhasil
menanggulangi masalah. Penjelasan hasil analisis tersebut dipaparkan sebagai berikut.

Kelayakan dalam Pembelajaran


Berdasarkan aspek kelayakan dalam pembelajaran ini, sebanyak 96,7% layak
diimplementasikan dalam pembelajaran dan 3,3% penelitian belum layak
diimplementasikan dalam pembelajaran. Penelitian-penelitian pembelajaran teks
persuasi melalui tahap uji kelayakan berdasarkan karakteristik masing-masing
penelitian. Macam-macam uji kelayakan tersebut seperti uji validasi, uji kebahasaan, uji
keefektifan, dan lain-lain. Berdasarkan hasil uji tersebut, sebagian besar penelitian telah
lolos uji kelayakan yang dibuktikan dengan perolehan analisis sebesar 96,7% penelitian
telah dinyatakan layak diimplementasikan dalam pembelajaran.
Namun, masih terdapat satu penelitian yang dinyatakan belum layak
diimplementasikan dalam pembelajaran, yaitu penelitian Astuti (2019) tentang
pembelajaran menulis teks persuasi dengan pendekatan saintifik. Penelitian ini
dinyatakan belum layak diimplementasikan dalam pembelajaran sebab masih terdapat
kekurangan dalam proses perencanaan pembelajaran yang belum diuraikan dengan jelas
dalam RPP, terdapat salah satu aspek dalam pembelajaran saintifik belum diterapkan,
dan kekurangan dalam proses evaluasi karena hanya mengukur aspek keterampilan
siswa, sedangkan aspek pengetahuan dan sikap tidak terlaksana. Oleh sebab itu,
penelitian ini belum layak diimplementasikan dalam pembelajaran.

Keberhasilan Hasil Penelitian


Berdasarkan keberhasilan hasil penelitian, 93,3% penelitian berhasil
menanggulangi masalah dan 6,7% penelitian belum berhasil menanggulangi masalah.
Sebanyak 28 penelitian menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan hasil yang
baik terhadap penyelesaian masalah. Sebagian besar penelitian berhasil meningkatkan
keterampilan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran teks persuasi.
Namun, masih terdapat dua penelitian yang belum berhasil menanggulangi
masalah, yaitu penelitian Wulandary (2019) tentang penggunaan media pembelajaran
bahasa Indonesia pada teks persuasi dan penelitian Astuti (2019) tentang pembelajaran
menulis teks persuasi dengan pendekatan saintifik. Hasil penelitian Wulandary tentang
penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia pada teks persuasi menunjukkan
bahwa dampak penggunaan media belum mencapai kategori baik karena masih dalam
kategori cukup dengan nilai uji 68,5. Jadi, penelitian ini belum menanggulangi masalah
dengan baik dan perlu dikembangkan lagi. Hasil penelitian Astuti tentang pembelajaran
menulis teks persuasi dengan pendekatan saintifik juga belum memenuhi kriteria
keberhasilan sebab masih terdapat kekurangan dalam proses perencanaan pembelajaran
yang belum diuraikan dengan jelas dalam RPP, terdapat salah satu aspek dalam
pembelajaran saintifik belum diterapkan, dan kekurangan dalam proses evaluasi karena
hanya mengukur aspek keterampilan siswa, sedangkan aspek pengetahuan dan sikap
tidak terlaksana.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulkan
sebagai berikut.
1. Gambaran permasalahan penelitian: (a) 86,7% penelitian mengangkat masalah
tentang hasil atau motivasi belajar siswa dan 13,3% penelitian mengangkat masalah
media dan bahan ajar (b) 3,3% penelitian bersumber dari pengalaman pribadi
peneliti dan 96,7% penelitian bersumber dari pengalaman orang lain
2. Upaya penanganan masalah: (a) 10% penelitian fokus menangani keterampilan
membaca dan 90% penelitian fokus menangani keterampilan menulis (b) 20%
penelitian menangani masalah melalui media pembelajaran, 13,3% penelitian
menangani masalah melalui bahan ajar, 46,7% menangani masalah melalui strategi
pembelajaran, dan 20% menangani masalah melalui strategi yang digabungkan
dengan media.
3. Metode penelitian: (a) 26,7% penelitian merupakan penelitian kualitatif, 56,6%
penelitian merupakan penelitian kuantitatif, dan 16,7% penelitian merupakan
penelitian kualitatif dan kuantitatif (b) 90% penelitian menjadikan siswa sebagai
subjek penelitian, 3,3% penelitian menjadikan guru sebagai subjek penelitian, dan
6,7% penelitian menjadikan siswa dan guru sebagai subjek penelitian.
4. Hasil penelitian: (a) 96,7% penelitian dinyatakan layak diimplementasikandalam
pembelajaran dan 3,3% penelitian dinyatakan belum layak diimplementasikan
dalam pembelajaran (b) 93,3% penelitian dinyatakan berhasil menanggulangi
masalah dan 6,7% penelitian dinyatakan belum berhasil menanggulangi masalah.

SARAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil saran sebagai
berikut.
1. Penelitian pembelajaran teks persuasi sebaiknya tidak hanya dilakukan pada
masalah tentang hasil dan motivasi belajar siswa saja, tetapi masalah tentang bahan
ajar dan media pembelajaran juga perlu diperhatikan juga sebab permasalahan ini
juga berdampak besar pada pembelajaran apabila tidak mendapatkan perhatian dan
penanganan.
2. Sebaiknya upaya penanganan masalah tidak hanya difokuskan pada salah satu
keterampilan saja, tetapi empat keterampilan berbahasa perlu mendapatkan
perhatian juga. Keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara perlu
mendapatkan porsi yang sama dalam penelitian pembelajaran teks persuasi.
3. Penelitian-penelitian selanjutnya perlu memakai dua subjek penelitian, yaitu guru
dan siswa untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan. Peneliti perlu meneliti
guru sebagai pelaksana praktik pembelajaran dan siswa sebagai target
pembelajaran.
4. Setiap produk penelitian hendaknya melalui melalui beberapa uji kelayakan untuk
menghasilkan hasil penelitian yang benar-benar efektif diimplementasikan dalam
pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Angriani, P., & Maharani, I. 2019. Pengaruh Media Iklan Audio Visual Terhadap
Keterampilan Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15
Palembang. In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas
PGRI Palembang (Vol. 12, No. 01).
Apriliani, N. S. 2018. Pembelajaran Menyajikan Teks Persuasi Secara Tulis Dengan
Menggunakan Media Silent Video Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang
Tahun Pelajaran 2017/2018 (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).
Astuti, A,P. 2019. Pembelajaran Menulis Teks Persuasi dengan Pendekatan Saintifik di
Kelas VIII A SMP Negeri 30 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2018/2019. Skripsi,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi.
Astuti, N. F. 2018. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Persuasi
Menggunakan Model Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Kalasan. Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia-S1, 7(6), 667-675.
Atika, W. 2019. Pemanfaatan Review Youtuber terhadap Keterampilan Menulis Teks
Persuasi Siswa Kelas VIII SMPN 13 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2018/2019 (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Barus, N. L. 2019. Kemampuan Menulis Teks Persuasi Dengan Menggunakan Media
Audiovisual pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Hamidiyah Depok Tahun Pelajaran
2018/2019 (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Bintari, N. L. G. R. P., & Putrayasa, M. P.P. I. B. 2017. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan Pendekatan Saintifik (Problem Based Learning) Sesuai Kurikulum
2013 di Kelas VII SMP Negeri 2 Amlapura. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan
Pembelajaran Ganesha, 3(1), 206959.
Cahyaningsih, S., & Wikanengsih, W. 2019. Upaya Peningkatan Menulis Teks Persuasi
Menggunakan Metode STAD pada Siswa SMP. Parole (Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia), 2(2), 209-214.
Dalimunthe, M. W. 2019. Analisis Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching
dalam Pembelajaran Teks Persuasif Kelas VIII SMP Negeri 1 Pandan Tapanuli
Tengah Tahun Pembelajaran 2018/2019 (Doctoral dissertation, Universitas
Negeri Medan).
Etika, D. 2019. Pengaruh Media Powtoon terhadap Kemampuan Menulis Teks
Persuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Medan Tahun
Pembelajaran 2018/2019 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Medan).
Fatmawati, A. E. 2019. Pengembangan Buku Pengayaan Teks Persuasi Bermuatan
Kesantunan Berbahasa Untuk Membentuk Karakter Positif Peserta Didik SMP
Kelas VIII (Doctoral dissertation, UNNES).
Fauziah, U. 2019. Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Persuasi Menggunakan
Model Quantum Writing dan Model Instruksi Langsung Dengan Media Bagan
Alir Teks Persuasi Bergambar Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Gall, dkk. 2003. Educational Research an Introduction Seventh Edition. USA: Pearson
Education.
Hizati, dkk. 2018. Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar
Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 12 Padang. Pendidikan Bahasa Indonesia, 7(1), 183-190.
Husnawiyah, I. 2019. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Persuasi Strategi
Problem Based Instruction untuk Siswa Kelas VIII SMP.
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks (Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidahserta
Langkah Penulisannya). Bandung: Yrama Widya.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Margaresy, T. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write
(TTW) Terhadap Keterampilan Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Batusangkar (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).
Megawati, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Kemampuan Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Konawe
Selatan. Jurnal Bastra, 4(1).
Mulyani, R., & Syahrul, R. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Talk Write (TTW) Berbantuan Media Audiovisual terhadap Keterampilan
Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Padang. Pendidikan
Bahasa Indonesia, 8(3), 374-382.
Nurlaeli, R. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Dan Menyimpulkan
Isi Teks Persuasi (Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1
Majenang Tahun Ajaran 2018/2019) (Doctoral dissertation, Universitas
Siliwangi).
Prameswari, R. E. 2019. Pengembangan Buku Pengayaan Teks Persuasi Bermuatan
Nilai Kearifan Lokal untuk Menstimulasi Pemahaman Menelaah Struktur Teks
Persuasi bagi Peserta Didik SMP Kelas VIII (Doctoral dissertation, UNNES)
Putri, F. K. 2018. Pembelajaran Menulis Teks Persuasi Berfokus pada Gaya Bahasa
dengan Menggunakan Metode Example Non Example pada Siswa Kelas VII SMP
Pasundan 1 Cimahi Tahun Pelajaran 2017/2018 (Doctoral dissertation, FKIP
UNPAS).
Rahma, U. L., & Pristiwati, R. 2019. Keterampilan Menyajikan Teks Persuasi Melalui
Model Scaffolding dengan Media Kartu Cerita Lingkungan Kita (Kartalita).
Jurnal Profesi Keguruan, 5(2), 180-183.
Rizkia, Y. 2019. Pembelajaran Menyajikan Teks Persuasi Dengan Memperhatikan
Struktur dan Kaidah Kebahasaan Menggunakan Metode Circuit Learning pada
Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Pelajaran 2018/2019
(Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).
Rosyada, dkk. 2020. Penerapan Model Contextual Teaching and Learning dalam
Pembelajaran Menulis Teks Persuasi pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1
Tunjungan Tahun Pelajaran 2018/2019. DWIJALOKA: Jurnal Pendidikan Dasar
dan Menengah, 1(1).
Sholichah, M. 2018. Pengembangan Buku Suplemen Teks Persuasi Berdasarkan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Kelas VIII. Bapala, 5(2).
Sidabutar, L. R. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Joyfull Learning terhadap
Kemampuan Menulis Teks Persuasi Berdasarkan Struktur dan Kaidah
Kebahasaan Tahun Pembelajaran 2018/2019 (Doctoral dissertation, Universitas
Negeri Medan).
Sigalingging, E. 2018. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam
Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Binjai Tahun
Pembelajaran 2017/2018 (Doctoral dissertation, UNIMED).
Sihombing, J. 2019. Pengaruh Media Kolase Terhadap Kemampuan Menulis Teks
Persuasi oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran
2018/2019 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Medan).
Simbolon, dkk. 2019. Pengaruh Penggunaan Model Kontekstual terhadap Kemampuan
Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 05 Medan.
Kompetensi, 12(2), 116-121.
Supriatna, V. A. 2018. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Persuasi dengan
Strategi Think-Talk-Write (TTW) dan Media Video: Penelitian Tindakan Kelas
pada Siswa Kelas VIII G SMPN 40 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 (Doctoral
dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
Putri, K. W. P. 2018. Pengembangan Materi Ajar Teks Persuasi Berbasis Lingkungan
untuk Kelas VIII SMP Berdasarkan Kurikulum 2013. BAPALA, 5(2).
Wijayanthi, R. R. 2018. Pembelajaran Menyajikan Teks Persuasi dengan
Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan Menggunakan Metode Example Non-
Example pada Siswa Kelas VIII SMP Muhamadiyah 3 Bandung (Doctoral
dissertation, FKIP UNPAS).
Wulandari, H. 2019. Penggunaan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Teks
Persuasi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Sleman.
Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia-S1, 8(1), 8-18.

Anda mungkin juga menyukai