Anda di halaman 1dari 5

PERSPEKTIF BUDAYA TERHADAP PERGESERAN

BAHASA JAWA DIALEK KEDIRI KE DIALEK MALANG

Himmatul ‘Aliyah
Universitas Negeri Malang
Surel: himaliyah21@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perspektif budaya


terhadap pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek Malang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif. Pendekatan penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Objek dalam
penelitian ini adalah perspektif budaya terhadap pergeseran bahasa Jawa dialek
Kediri ke dialek Malang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti
adalah dengan teknik wawancara. Hasil dari penelitian ini meliputi pergeseran
kata, dampak pergeseran bahasa terhadap budaya, dan persepsi masyarakat
terhadap pergeseran bahasa.

Kata Kunci: perspektif budaya, pergeseran bahasa, dialek

Bahasa dan budaya adalah dua hal yang saling berkaitan. Masinambow,
dalam Chaer (1995: 217-219) menjelaskan bahwa bahasa dan budaya merupakan
dua sistem yang mengatur interaksi manusia, sedangkan bahasa atau kebudayaan
merupakan sistem yang berfungsi sebagai sarana keberlangsungan sarana itu.
Bahasa bukan hanya menentukan corak budaya, tetapi juga menentukan cara dan
jalan berpikir manusia. Oleh karena itu, mempengaruhi pula tindak lakunya.
Chaer dan Agustina (2004: 142) mengemukakan bahwa pergeseran bahasa
menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau sekelompok
penutur yang bisa terjadi sebagia akibat perpindahan dari suatu masyarakat tutur
ke masyarakat tutur lain. Dengan kata lain, pergeseran bahasa akan terjadi bila
seseorang atua sekelompok orang penutur bahasa tertentu pindah ke tempat baru.
Pendatang atua kelompok baru ini harus menysuaikan diri dengan menanggalakan
bahasanya sendiri, lalu menggunakan bahasa penduduk setempat dan terjadi
selama beberapa generasi.
Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berbeda dari satu tempat wilayah atau area tertentu (Chaer, 1995:
112). Dialek dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa, dan pengucapan.
Perbedaan dialek ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti letak
geografis, faktor sosial, dan lain-lain. Sebagai variasi bahasa, maka tidak menutup

1
kemungkinan jika dialek juga berpotensi mengalami pergeseran. Pergeseran dialek
akan terjadi bila seseorang atau sekelompok orang penutur pindah ke tempat baru.
Pendatang atau kelompok baru ini harus menyesuaikan diri dengan
menanggalakan dialeknya sendiri, lalu menggunakan dialek penduduk setempat
sebagai bentuk adaptasi.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena
pergeseran dialek yang ditemui penulis di lingkungan sekitar. Fenomena ini biasa
ditemui penulis di lingkungan kampus Universitas Negeri Malang. Kota Malang
sebagai destinasi rantauan bagi para mahasiswa, menjadi salah satu alasan
pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek Malang. Penelitian ini bertujuan
untuk meneliti pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek Malang dalam
bentuk pergeseran kata, dampak pergeseran bahasa terhadap masyarakat, dan
persepsi masyarakat terhadap pergeseran bahasa ini. Oleh karena itu, peneliti
memilih judul Perspektif Budaya Terhadap Pergeseran Bahasa Jawa Dialek
Kediri ke Dialek Malang.

PERGESERAN KATA
Terdapat banyak kosa kata bahasa Jawa dialek Kediri yang berbeda dengan
dialek Malang. Oleh karena itu, pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek
Malang dapat ditemukan dalam berbagai kategori kata. Berikut adalah beberapa
kategori kata yang mengalami pergeseran.

No. Jenis Kata Contoh


Kata ganti orang Awake dewe (adewe) awake, kene
1.
pertama
Kata ganti orang Awakmu kon
2.
kedua Cah rek
Kata ganti orang Bocah e arek e
3.
ketiga
Kui iku
4. Kata tunjuk
Kae iko
5. Kata kerja Ceblok lugur

2
6. Kata benda Sesok mene
.....to? .....a?
piye? yokpo ?
7. Kata tanya
....ye? .....a?
nyapo? opo o?

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa pergeseran dialek


Kediri ke dialek Malang meliputi kategori kata ganti orang pertama, kata ganti
orang kedua, kata ganti orang ketiga, kata tunjuk, kata kerja, kata benda, dan kata
tanya. Pergeseran ini ada yang berupa perubahan kata secara total dan ada pula
yang mengalami perubahan susunan hurufnya saja. Selain itu, ada juga yang
mengalami penyederhanaan pengucapan.

DAMPAK PERGESERAN BAHASA TERHADAP BUDAYA


Pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek Malang menimbulkan
dampak positif dan juga dampak negatif terhadap budaya. Hal ini dapat terjadi
karena bahasa merupakan bagian dari budaya. Kedua hal ini saling berhubungan
dan memiliki keterkaitan. Berikut adalah dampak pergeseran bahasa terhadap
budaya.

Dampak Positif
Dampak positif terhadap pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek
Malang adalah semakin lestarinya dialek Malang karena penuturnya yang semakin
bertambah. Pertambahan penutur ini tidak hanya memperluas penggunaan dialek
Malang, tetapi juga budaya dan identitas penutur Malang. Oleh karena itu, dengan
adanya pergeseran bahasa ini, budaya dan identitas penutur Malang akan tetap
lestari dan semakin meluas.
Selain itu, adanya pergeseran bahasa ini juga merupakan cerminan bahwa
orang Indonesia masih menjunjung tinggi rasa toleransi dan adaptasi. Proses
adaptasi ini menjadi tolak ukur bahwa rasa solidaritas masyarakat masih terjaga
dengan baik. Oleh karena itu, peribahasa Indonesia yang menyebutkan bahwa
dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung memang tercermin dalam budaya
Indonesia.

3
Dampak negatif
Selain dampak positif, adanya pergeseran bahasa ini juga dapat
menimbulkan dampak negatif. Penutur yang menggeser bahasanya ke bahasa baru
berpotensi untuk kehilangan identitas etniknya karena telah menggeser bahasa dan
budayanya. Apabila pergeseran bahasa ini adalah pergeseran total, maka dapat
dikatakan bahwa penutur ini keluar dan kehilangan identitas etniknya.
Pergeseran dialek Kediri ke dialek Malang juga menambah potensi
kepunahan dialek Kediri. Semakin besar penutur dialek Kediri yang menggeser
dialeknya ke dialek Malang, maka akan semakin besar potensi kepunahan dialek
Kediri karena kehilangan penutur aslinya. Hal ini akan semakin parah apabila para
penutu asli tidak mewariskan dialek Kediri kepada generasi berikutnya.

PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP PERGESERAN BAHASA


Pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek Malang menimbulkan
perspektif yang berbeda-beda dalam masyarakat. Ada pandangan positif terhadap
pergeseran bahasa itu, tetapi ada pula perspektif negatif masyarakat terhadap
fenomena tersebut. Berikut adalah perspektif positif dan negatif masyarakat
terhadap pergeseran bahasa tersebut.
Pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek Malang dipandang sebagai
dalam perspektif positif karena hal tersebut merupakan salah satu upaya penutur
dialek Kediri untuk beradaptasi dengan lingkungannya, yakni penutur dialek
Malang. Selain itu, pergeseran dialek tersebut juga merupakan bentuk
penghargaan perantau Kediri terhadap wilayah Malang yang menjadi domisilinya.
Hal ini dapat pula disejajarkan dengan pepatah yang mengatkan bahwa dimana
bumi dipijak, si ditu langit dijunjung.
Pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek Malang dapat pula dipandang
dalam perspektif negatif karena hal tersebut dinilai sebagai suatu hal yang
membawa potensi besar terhadap punahnya bahasa ibu, yaitu bahasa Jawa dialek
Kediri. Selain itu, adanya beberapa kosa kata yang berkonotasi negatif dipandang
sebagai penurunan prestise bahasa ibu.

4
SIMPULAN
Pergeseran dialek Kediri ke dialek Malang meliputi kategori kata ganti
orang pertama, kata ganti orang kedua, kata ganti orang ketiga, kata tunjuk, kata
kerja, kata benda, dan kata tanya. Pergeseran ini berupa perubahan kata secara
total, perubahan susunan hurufnya saja, dan ada pula yang mengalami
penyederhanaan pengucapan. Pergeseran bahasa Jawa dialek Kediri ke dialek
Malang menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif terhadap budaya.
Pergeseran dialek ini juga menimbulkan perspektif yang berbeda-beda dalam
masyarakat. Ada pandangan positif terhadap pergeseran bahasa itu, tetapi ada pula
perspektif negatif masyarakat terhadap fenomena tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.


Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai