Anda di halaman 1dari 19

PENGELOLAAN DAN PERLAKUAN AKUNTANSI BARANG RAMPASAN

DAN PIUTANG UANG PENGGANTI DI KEJAKSAAN REPUBLIK


INDONESIA

M Naufal Nurfachrizal
Wuryan Andayani
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
Email: mnaufalnurfachrizal@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan mengenai pengelolaan barang rampasan dan piutang uang
pengganti di Kejaksaan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
memahami pengelolaan dan pencatatan akuntansi untuk barang rampasan dan piutang uang
pengganti di Kejaksaan Republik Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari hasil observasi
dan wawancara terhadap informan terkait dan data sekunder sekunder yaitu Standar
Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan serta Laporan Keuangan
Kejaksaan Republik Indonesia tahun 2020. Hasil dari penelitian ini meliputi pengelolaan
dan pencatatan akuntansi barang rampasan sejak terdapat putusan hukum yakni mulai dari
pengelompokkan barang yang akan dilelang, dimanfaatkan, dipindahtangankan,
dimusnahkan, dihapuskan dan disimpan kembali untuk keperluan hukum lainnya. Selain
itu pengelolaan dan pencatatan akuntansi piutang uang pengganti dimulai dari sejak adanya
keputusan hukum mulai dari penatausahaan, penagihan, penyelesaian, dan Pembinaan,
pengawasan, pengendalian, serta pertanggungjawaban.

Kata Kunci: Barang Rampasan, Piutang Uang Pengganti, Pengelolaan, Perlakuan


Akuntansi, Kejaksaan Republik Indonesia.

1
ABSTRACT

This study describes the management of confiscated goods and replacement fund
receivables in the Attorney General Office of the Republic of Indonesia, and aims to
identify and understand the management and accounting records for the confiscated goods
and replacement fund receivables in the Attorney General Office of the Republic of
Indonesia. This study employs descriptive qualitative method, that involves primary data
obtained from observations and interviews with related informants, and the secondary data
of the Government Accounting Standards and Regulations of the Minister of Finance as
well as the Financial Statements of the Attorney General Office of the Republic of
Indonesia in 2020. The results of this study include the management and accounting
records of confiscated goods since the legal decisions, including grouping goods to be
auctioned, utilised, transferred, destroyed, written off and re-stored for other legal
purposes. In addition, the management and accounting records of replacement fund
receivables commence from the time there is a legal decision including administration,
collection, settlement, and guidance, supervision, control, and accountability.
Keywords: Confiscated Goods, Replacement Fund Receivable, Management,
Accounting Treatment, Attorney General of the Republic of Indonesia.

2
PENDAHULUAN alam, hasil-hasil pengelolaan kekayaan
Aset yang dikelola Direktorat Negara yang dipisahkan, pelayanan yang
Jenderal Kekayaan Negara bersumber dilaksanakan Pemerintah, putusan
dari uang yang didapatkan dari pajak, bea pengadilan dan yang berasal dari
cukai, penerimaan negara bukan pajak pengenaan denda administrasi, dan dari
(PNBP), serta utang yang dipakai untuk hibah yang merupakan hak Pemerintah,
membangun beragam bentuk aset negara. serta penerimaan lainnya yang diatur
Pada Februari 2021, posisi aset keuangan dalam undang-undang tersendiri kecuali
negara mengalami kenaikan sebesar 65% jenis PNBP yang ditetapkan dengan
dari posisi awal Rp6.325,3 triliun pada undang-undang.
tahun 2020 menjadi Rp10.467,5 triliun. Berdasarkan Undang-Undang (UU)
Terdapat tiga sumber pendapatan No 9 Tahun 2018, Peraturan Pemerintah
negara berdasarkan Undang-Undang (PP) No 39 tahun 2016, dan Peraturan
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Pemerintah (PP) No 58 tahun 2020,
Negara yang menyebutkan bahwa Kejaksaan Republik Indonesia
pendapatan negara adalah semua merupakan lembaga yang mengelola
penerimaan yang berasal dari penerimaan PNBP. Selanjutnya, menurut PP No 39
perpajakan, penerimaan negara bukan Tahun 2016 pasal 1 ayat 1 disebutkan
pajak serta penerimaan hibah dari dalam bahwa barang rampasan dan piutang
dan luar negeri. Penerimaan Negara uang pengganti termasuk jenis PNBP
Bukan Pajak merupakan salah satu yang dikelola oleh Kejaksaan.
penopang pendapatan negara yang mana Piutang uang pengganti merupakan
menjadi pendapatan negara kedua pidana tambahan dalam penanganan
terbesar setelah pajak. tindak pidana korupsi. Uang pengganti
Menurut pasal 1 ayat 1 UU No.9 tersebut sebagai pembayaran untuk
tahun 2018 tentang Penerimaan Negara memulihkan kerugian keuangan yang
Bukan Pajak, Penerimaan Negara Bukan dialami oleh negara sehingga besarnya
Pajak yang selanjutnya disebut PNBP jumlah uang pengganti sebesar kerugian
adalah seluruh penerimaan Pemerintah yang dialami oleh negara. Barang
Pusat yang tidak berasal dari penerimaan rampasan adalah benda-benda yang oleh
perpajakan yang meliputi penerimaan putusan pengadilan dinyatakan dirampas
yang bersumber dari pengelolaan dana untuk negara dengan beberapa alasan-
Pemerintah, pemanfaatan sumber daya alasan.
1
Dari beberapa penelitian yang telah Menurut Peraturan Pemerintah
dilakukan tersebut, terlihat belum adanya Nomor 71 Tahun 2010 pasal 1 ayat (3)
penelitian yang membahas secara jelas tentang standar akuntansi pemerintahan
mengenai perlakuan akuntansi dari akun yang selanjutnya disingkat SAP adalah
barang rampasan dan piutang uang prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
pengganti. Seperti pada penelitian dalam menyusun dan menyajikan laporan
Manting (2019) dan Nugroho (2017) keuangan pemerintahan. Standar
yang hanya membahas mengenai Akuntansi Pemerintahan yang berlaku
pengelolaan fisik, prosedural dan tata mulai tahun 2010 adalah yang diatur
cara penempatan Barang Rampasan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71
Negara tanpa adanya pembahasan Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan
perlakuan akuntansi. Di sisi lain Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005.
penelitian Patricia (2020) dan Ganing Dengan kata lain akuntansi
(2019) yang masing-masing membahas pemerintahan merupakan mekanisme
secara umum perlakuan akuntansi akuntansi untuk memproses transaksi
terhadap PNBP dan piutang dengan keuangan yang berkaitan dengan
menggunakan acuan Standar Akuntansi pengelolaan keuangan negara baik
Pemerintah. ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.
Berkenaan dengan hal tersebut Sedangkan SAP merupakan prinsip-
maka penelitian ini akan membahas prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
secara khusus mengenai pengelolaan dan menyusun dan menyajikan laporan
perlakuan akuntansi terhadap barang keuangan pemerintahan yang diatur
rampasan dan piutang uang pengganti di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71
Kejaksaan Republik Indonesia. Oleh Tahun 2010.
karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Piutang Uang Pengganti
”Pengelolaan dan Perlakuan Akuntansi Uang pengganti merupakan salah
Barang Rampasan dan Piutang Uang satu hukuman pidana tambahan dalam
Pengganti di Kejaksaan Republik perkara Tindak Pidana Korupsi (TPK)
Indonesia” yang harus dibayar oleh terpidana kepada
TINJAUAN PUSTAKA negara yang jumlahnya sebanyak-
Standar Akuntansi Pemerintah banyaknya sama dengan harta benda

2
yang diperoleh dari Tindak Pidana tanggal 23 November 2010 tentang
Korupsi. Uang pengganti terjadi akibat Kualitas Piutang Kementerian
adanya putusan pengadilan yang telah Negara/Lembaga dan Pembentukan
mempunyai kekuatan hukum tetap Piutang Tidak Tertagih. Selain itu,
(inkracht) yang dijatuhkan kepada penyisihan uang pengganti ini juga diatur
terpidana untuk dibayar/dikembalikan dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan
kepada negara, melalui Kas Negara/Kas Nomor 82/PB/2011 tanggal 30 November
Daerah/BUMN/BUMD atau diganti 2011 tentang Pedoman Akuntansi
dengan pidana badan (subsidair) bila Penyelesaian Piutang Tak Tertagih. Kedua
tidak membayar uang pengganti (UU peraturan tersebut mewajibkan penyajian
Nomor 31 tahun 1999). piutang dengan nilai bersih (net realizable
Kebijakan akuntansi dari piutang value) di neraca sesuai dengan SAP.
uang pengganti adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan piutang uang pengganti Barang Rampasan
dicatat sebagai piutang/tagihan kepada Barang Rampasan Negara menurut
negara sejak keputusan Pengadilan yang ketentuan KUHAP merupakan barang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap bukti yang telah memperoleh kekuatan
(inkracht) diterima oleh Kejaksaan dari hukum tetap, dirampas untuk negara
Panitera Pengadilan. yang selanjutnya dieksekusi dengan cara
2. Pengukuran piutang uang pengganti dimusnahkan, dilelang untuk negara,
dinyatakan menurut nilai nominal yang diserahkan kepada instansi yang
tercantum dalam keputusan pengadilan ditetapkan untuk dimanfaatkan, dan
yang telah mempunyai kekuatan hukum diserahkan di Rumah Penyimpanan
tetap (inkracht). Benda Sitaan (RUPBASAN) untuk
Penyisihan piutang uang pengganti barang bukti dalam perkara lain.
diatur dalam surat edaran Jaksa Agung Barang rampasan akan diproses
Nomor B-012/A/Cu.2/01/2013 tanggal 18 oleh Kementerian Keuangan setelah
Januari 2013 perihal Pedoman diserahkan dari lembaga penegak hukum
Penyelesaian dan Kebijakan Akuntansi atas yakni Kejaksaan Agung atau KPK.
Piutang Negara Uang Pengganti Perkara Bentuk pengelolaan Barang Rampasan
Tindak Pidana Korupsi yang berpedoman Negara yang diatur dalam Peraturan
pada PMK Nomor 201/PMK.06/2010 Menteri Keuangan Nomor

3
8/PMK.06/2018 Tentang Pengelolaan nilai wajarnya di dalam akun persediaan
Barang Milik Negara yang berasal dari yang sejalan dengan sifat barang rampasan
Barang Rampasan Negara dan Barang negara yang disajikan oleh entitas
Gratifikasi yang menyatakan bahwa pelaporan Kementerian/Lembaga.
perampasan akan diikuti dengan perintah
tindakan lebih lanjut sesuai keputusan METODE PENELITIAN
pengadilan terhadap barang rampasan Penelitian ini merupakan penelitian
antara lain: kualitatif dengan metode deskriptif.
1. Dirampas untuk kemudian dilelang, dan Penelitian kualitatif deskriptif adalah
disetorkan kepada kas negara. Namun penelitian tentang riset yang bersifat
apabila tidak laku dilelang, maka deskriptif dan cenderung menggunakan
Kejaksaan dan/atau Komisi analisis. Landasan teori dimanfaatkan
Pemberantasan Korupsi mengajukan sebagai pedoman agar fokus penelitian
usulan penetapan status penggunaan, sesuai dengan fakta yang ada di lapangan
pemanfaatan, pemindahtanganan, dan dan dapat memberikan gambaran umum
penghapusan kepada menteri untuk tentang latar penelitian dan sebagai bahan
mendapatkan persetujuan. pembahasan hasil penelitian. Menurut
2. Dirampas untuk kemudian dimusnahkan Sugiyono (2015), metode kualitatif
3. Dirampas untuk diserahkan kepada merupakan metode penelitian yang
instansi yang ditetapkan guna berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
dimanfaatkan digunakan untuk meneliti pada objek yang
4. Dirampas untuk digunakan sebagai bukti alamiah, di mana peneliti adalah sebagai
terhadap perkara pidana yang lain instrumen kunci, teknik pengumpulan data
Pengakuan barang rampasan terjadi dilakukan secara gabungan, analisis data
saat: bersifat induktif/kualitatif dan hasil
1. Terdapat potensi manfaat ekonomi masa penelitian kualitatif lebih menekankan
depan diperoleh pemerintah dan makna daripada generalisasi.
mempunyai nilai atau biaya yang dapat Objek penelitian ini adalah
diukur pengelolaan dan perlakuan akuntansi
2. Diterima atau kepemilikannya dan/atau barang rampasan dan piutang uang
kepenguasaan `1qnya berpindah. pengganti di Kejaksaan Agung Republik
Sedangkan barang rampasan dicatat sebesar

4
Indonesia di Jalan Sultan Hasanuddin hasil wawancara, catatan lapangan, dan
No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. bahan-bahan lain sehingga dapat mudah
dipahami dan tentunya dapat
Sumber Data diinformasikan kepada orang lain. Teknik
Sumber data dalam penelitian yang digunakan untuk menganalisis data
adalah data primer dan data sekunder. dalam penelitian ini adalah teknik
Menurut Sugiyono (2017), data primer deskriptif atau lebih spesifik
yaitu data yang diperoleh melalui menggunakan model interaktif.
wawancara langsung dengan pihak Model interaktif menurut Miles dan
terkait yang terdiri dari beberapa Huberman (dalam Sugiyono, 2017)
informan, sedangkan data sekunder berdasarkan pandangan model interaktif,
adalah data yang tidak langsung ada tiga jenis kegiatan analisis (reduksi
memberikan data kepada peneliti, data, penyajian data, dan penarikan
misalnya penelitian harus melalui orang kesimpulan) dan pengumpulan data
lain atau mencari melalui dokumen. sendiri merupakan proses siklus dan
interaktif.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini yaitu Pengelolaan Barang Rampasan
observasi, wawancara langsung dengan Pada Peraturan Kejaksaan Nomor 7
pihak terkait yang terdiri dari beberapa Tahun 2020, secara khusus diuraikan
informan diantaranya Kepala Pusat mengenai sistematika dan prosedural
Pemulihan Aset, staff Biro Perlengkapan, pengelolaan barang rampasan dengan
dan Kepala Bagian Akuntansi dan merujuk pada Peraturan Menteri
Pelaporan Keuangan beserta staff, dan Keuangan sebagai berikut:
juga teknik dokumentasi. 1. Pengamanan Aset
Dalam hal ini terdapat prosedural:
Teknik Analisis Data a. Petugas melakukan kegiatan
Bogdan (dalam Sugiyono, 2017) administrasi dan pengamanan
mengemukakan bahwa analisis data yuridis terhadap barang sitaan dan
adalah proses mencari dan menyusun melakukan kegiatan pengurusan
secara sistematis data yang diperoleh dari barang sitaan tersebut selama

5
dipergunakan untuk kepentingan gedung dan keamanan barang
peradilan atau penyidikan. sitaan/rampasan.
b. Jaksa selaku penyidik/penuntut f. Label barang sitaan berisi identitas
umum bersama petugas barang tersangka/terdakwa/terpidana,
sitaan/barang bukti melakukan nomor register perkara, pasal yang
pengecekan terhadap kesesuaian dilanggar, jenis barang sitaan,
fisik barang bukti/sitaan dengan jumlah, tahap penanganan perkara
surat perintah penyitaan, berita dan jaksa yang menangani
acara penyitaan, penetapan perkaranya.
penyitaan, daftar barang bukti, g. Dalam hal barang bukti/sitaan
serta dokumen kepemilikan. diperlukan untuk kepentingan
c. Barang sitaan disimpan di gedung penyidikan atau dihadirkan di
barang sitaan/rampasan Kejaksaan depan persidangan, jaksa
atau di Rupbasan. Barang sitaan penyidik/penuntut umum
yang tidak memungkinkan untuk mengajukan permohonan kepada
disimpan di gedung barang Kepala Seksi Pengelolaan Barang
sitaan/rampasan Kejaksaan atau di Bukti dan Barang Rampasan untuk
rupbasan, dengan persetujuan selanjutnya dibuatkan berita acara
Kepala Kejaksaan Negeri melalui serah terima barang sitaan dari
Kepala Seksi Pengelolaan Barang petugas gedung barang
Bukti dan Barang Rampasan, sitaan/rampasan Kejaksaan kepada
dapat disimpan di tempat lain atau petugas barang bukti/sitaan dan
dititipkan kepada instansi yang jaksa penyidik/penuntut umum.
berwenang. h. Jaksa selaku penyidik/penuntut
d. Gedung barang sitaan/rampasan umum dan Petugas barang
Kejaksaan diurus oleh petugas bukti/sitaan, bertanggung jawab
gedung barang sitaan/rampasan terhadap barang bukti/sitaan yang
yang diangkat oleh Kepala sedang digunakan dalam proses
Kejaksaan Negeri. peradilan/penyidikan dan berada
e. Petugas gedung barang di luar gedung barang sitaan.
sitaan/rampasan Kejaksaan i. Seluruh kegiatan keluar masuk
bertanggung jawab atas kerapihan barang bukti/sitaan dari gedung

6
barang sitaan dilakukan atas Negeri setempat secara tertulis
permohonan jaksa kepada Kepala melalui PPA.
Seksi Pengelolaan Barang Bukti o. Barang sitaan yang merupakan
dan Barang Rampasan. barang bukti yang digunakan
j. Dalam hal barang sitaan disimpan untuk melakukan tindak pidana
selain di gedung barang dan berdasarkan peraturan harus
sitaan/rampasan Kejaksaan, dirampas untuk negara (misalnya
barang tersebut diberi label oleh dalam perkara kehutanan,
petugas gedung barang sitaan pertambangan, pencemaran
Kejaksaan. lingkungan hidup, perikanan, dan
k. Barang bukti/sitaan berupa lain-lain), tidak boleh
dokumen kepemilikan, surat-surat dipinjampakaikan kepada pihak
berharga, uang dan dokumen manapun, sebelum perkaranya
penting lainnya disimpan di memperoleh putusan yang telah
brankas/lemari besi pada gedung mempunyai kekuatan hukum tetap.
barang sitaan Kejaksaan. p. Barang sitaan yang merupakan
l. Dalam hal brankas/lemari besi hasil kejahatan dalam perkara
gedung barang sitaan Kejaksaan pidana umum dan dalam tuntutan
tidak memungkinkan untuk pidana akan dikembalikan kepada
menerima titipan, barang sitaan pemiliknya oleh jaksa penuntut
tersebut dapat dititipkan di bank umum, dengan persetujuan Kepala
pemerintah atas dasar surat Kejaksaan Negeri.
perintah Kepala Kejaksaan Negeri. q. Barang sitaan yang telah
m. Barang sitaan berupa tanah dan memperoleh kekuatan hukum
bangunan diamankan dengan cara tetap, dalam waktu paling lambat 3
dibuatkan papan penyitaan dan (tiga) hari setelah putusan
dimintakan pemblokiran ke kantor diterima, dengan surat perintah
Badan Pertanahan setempat. Kepala Kejaksaan Negeri, harus
n. Barang sitaan yang berada di luar sudah dieksekusi oleh Jaksa
wilayah hukum Kejaksaan Negeri, eksekutor.
pengamanannya dilakukan dengan r. Barang sitaan yang diputus
meminta bantuan Kejaksaan dirampas untuk negara dalam

7
waktu selambat lambatnya 3 (tiga) Seksi Pengelolaan Barang Bukti
hari setelah putusan diterima, dan Barang Rampasan melalui
dengan surat perintah Kepala Kepala Kejaksaan Negeri kepada
Kejaksaan Negeri. Asisten Pembinaan.
s. Pelepasan aset Barang Rampasan, 2. Pemeliharaan Aset
termasuk Barang Rampasan yang Pemeliharaan aset memiliki prosedur:
diperhitungkan sebagai Uang a. Pemeliharaan aset barang sitaan
Pengganti atau sebagai dilakukan sesuai dengan
pelaksanaan pidana tambahan karateristik dan jenis barangnya.
lainnya. b. Pemeliharaan aset barang
t. Kepala Seksi Pengelolaan Barang sitaan/barang rampasan negara
Bukti dan Barang Rampasan yang yang dikuasai oleh Kejaksaan
secara ex-officio bertindak sebagai Negeri menjadi tanggung jawab
kepala gedung barang Kepala Seksi Pengelolaan Barang
sitaan/rampasan bertanggung Bukti dan Barang Rampasan dan di
jawab atas barang sitaan/rampasan Cabang Kejaksaan Negeri menjadi
yang berada dalam gedung barang tanggung jawab Kepala Urusan
sitaan/rampasan. Pembinaan/Kepala Subseksi
u. Terhadap pengelolaan Barang Tindak Pidana Umum dan Tindak
Bukti/Sitaan yang berasal dari Pidana Khusus.
perkara pidana umum dan perkara c. Pada saat satuan kerja teknis
pidana khusus, mekanisme melakukan penyitaan atau
pelaporannya secara berjenjang menerima penyerahan tanggung
adalah oleh Kepala Seksi jawab barang bukti dari penyidik,
Pengelolaan Barang Bukti dan satuan kerja Kejaksaan
Barang Rampasan melalui Kepala memberitahukan hal tersebut
Kejaksaan Negeri kepada Asisten kepada Kepala Seksi Pengelolaan
Pidana Umum atau Asisten Pidana Barang Bukti dan Barang
Khusus. Rampasan.
v. Untuk pelaporan Barang d. Kepala Seksi Pengelolaan Barang
Rampasan, mekanisme Bukti dan Barang Rampasan
pelaporannya adalah dari Kepala selanjutnya melakukan pengisian

8
data pemulihan aset nasional pada negara/korban, Kepala PPA
Asset Recovery Secured-data menerbitkan rekomendasi barang-
System (ARSSYS). barang sitaan yang harus dijual
e. Barang bukti/sitaan yang dapat lelang oleh Kejaksaan pada tahap
disimpan di gedung barang sitaan penyidikan/penuntutan.
Kejaksaan dirawat dan dilakukan j. Perawatan terhadap barang sitaan
pemeliharaan oleh petugas gedung yang disimpan di gedung barang
barang sitaan. sitaan dilakukan oleh petugas
f. Barang sitaan yang dititipkan di gedung barang sitaan.
Rupbasan, pemeliharaannya ada di k. Kepala Kejaksaan Negeri
bawah tanggung jawab Rupbasan. berkewajiban untuk melakukan
g. Barang sitaan yang karena sifatnya pemeliharaan barang sitaan.
memerlukan perawatan khusus l. Ketentuan lebih lanjut mengenai
seperti kapal, pesawat udara dan pemeliharaan barang sitaan
alat-alat berat, dilakukan perawatan ditetapkan oleh Kepala PPA.
oleh instansi/lembaga yang 3. Perampasan Aset
kompeten, melalui pendampingan Prosedural perampasan aset adalah
PPA. sebagai berikut:
h. Barang sitaan tertentu yang a. Perampasan aset yang berasal dari
berdasarkan ketentuan Undang- tindak pidana atau digunakan untuk
Undang harus dirampas untuk melakukan tindak pidana.
negara, namun memerlukan biaya b. Perampasan aset yang akan dijadikan
perawatan tinggi sedangkan nilai kompensasi pembayaran uang
jualnya semakin lama semakin pengganti/denda/ganti
turun, untuk kepentingan kerugian/kompensasi lainnya.
pemulihan aset, atas persetujuan c. Perampasan Aset Negara/BUMN
Kepala PPA, dapat dilakukan yang dikuasai oleh yang tidak berhak,
penjualan secara lelang sesuai maka PPA dapat melakukan
ketentuan yang berlaku. perampasan terhadap aset
i. Untuk kepentingan pemulihan aset negara/BUMN yang dikuasai oleh
dan mencegah penurunan harga yang tidak berhak, sesuai ketentuan
yang akan merugikan yang berlaku, setelah itu, Aset

9
kementerian/lembaga/BUMN yang Pengelolaan piutang uang
telah berhasil dirampas dikembalikan pengganti diatur dalam Peraturan Menteri
kepada yang berhak oleh Kepala PPA Keuangan Nomor 163/PMK.06/2020
sesuai ketentuan Peraturan Kejaksaan tentang Pengelolaan Piutang Negara pada
ini. Satuan Kerja Kementerian/Lembaga,
d. Perampasan Aset berdasarkan Bendahara Umum Negara, dan
Permintaan Negara lain, maka PPA Pengurusan Sederhana oleh Panitia
dapat melakukan perampasan aset Urusan Piutang Negara (PMK
atas dasar permintaan pemulihan aset 163/PMK.06/2020). Pada pasal 5, PMK
dari negara asing/lembaga/organisasi tersebut menyebutkan Lingkup Kegiatan
internasional lainnya yang dilakukan Pengelolaan Piutang Negara yang
sesuai dengan ketentuan peraturan meliputi
perundang-undangan. 1. Penatausahaan
4. Pengembalian Aset 2. Penagihan
Pengembalian Aset merupakan tahap 3. Penyelesaian
terakhir dari seluruh rangkaian kegiatan 4. Pembinaan, pengawasan,
pemulihan aset, yang dapat pengendalian, dan
dikelompokan dalam bentuk: pertanggungjawaban.
a. Pengembalian Aset kepada negara yang Uang pengganti terjadi akibat
terdiri dari pelepasan aset barang adanya putusan pengadilan yang telah
rampasan negara (disposal) melalui mempunyai kekuatan hukum tetap
penjualan langsung, penjualan lelang, (inkracht) yang dijatuhkan kepada
hibah, dipertukarkan atau diikutsertakan terpidana untuk dibayar/dikembalikan
sebagai modal pemerintah dan kepada negara, melalui Kas Negara/Kas
penggunaan aset untuk kepentingan Daerah/BUMN/BUMD atau diganti
negara. dengan pidana badan (subsider) bila tidak
b. Pengembalian Aset kepada korban/yang membayar uang pengganti (UU Nomor
berhak, yaitu kepada korban kejahatan, 31 tahun 1999). Lebih lanjut pengelolaan
kementerian/lembaga/BUMN, negara piutang uang pengganti mulai dari
asing/lembaga/organisasi internasional. pencatatan dengan adanya pengakuan
pendapatan, penyisihan piutang tak
tertagih hingga penghapusan.
Pengelolaan Piutang Uang Pengganti
10
Perlakuan Akuntansi Barang 3. Pencatatan saat dikeluarkan dari
Rampasan persediaan:
Barang rampasan merupakan salah satu Akun Debit Kredit
Bbeban Pelepasan Aset XXX
Non-Lancar
komponen yang berada di dalam aset, maka Persediaan Barang XXX
Rampasan
barang rampasan diakui pada saat:
1. Terdapat potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh pemerintah dan
Perlakuan Akuntansi Piutang Uang
mempunyai nilai atau biaya yang dapat
Pengganti
diukur
1. Pengakuan Uang Pengganti
2. Diterima atau kepemilikannya dan/atau
Uang pengganti dicatat sebagai
kepenguasaanya berpindah.
piutang/tagihan kepada Negara sejak
Barang rampasan dicatat sebesar nilai
keputusan Pengadilan yang telah
wajarnya di dalam akun persediaan dengan
mempunyai kekuatan hukum tetap
persyaratan apabila barang rampasan telah
(inkracht) diterima oleh Kejaksaan dari
memiliki nilai taksiran lelang dari Kantor
Panitera Pengadilan. Sedangkan piutang
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
sebagai salah satu komponen dalam SAP
(KPKNL), sedangkan barang rampasan
Akrual memegang peranan dalam
yang bernilai ekonomis namun belum
pengendalian internal sebagai kontrol
memiliki nilai taksiran dari KPKNL
atas realisasi pendapatan dalam kaitannya
diungkap dalam catatan atas laporan
dengan piutang pendapatan. Pengakuan
keuangan.
pendapatan pada basis akrual adalah pada
Pencatatan jurnal sebagai berikut:
saat pemerintah mempunyai hak untuk
1. Saat pengakuan Barang Rampasan:
melakukan penagihan dari hasil kegiatan
Akun Debit Kredit pemerintah.
Persediaan Barang XXX
Rampasan
Pendapatan Barang XXX
Peraturan Pemerintah Nomor 71
Rampasan-LO
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, yang berbasis akrual,
2. Saat laku dilelang:
mengatur bahwa pendapatan diakui pada
Akun Debit Kredit saat timbulnya hak atas pendapatan
Kas diterima dari entitas XXX
lain
Pendapatan Barang XXX
tersebut atau ada aliran masuk sumber
Rampasan-LRA
daya ekonomi dan beban diakui pada saat
11
timbulnya kewajiban, terjadinya Negara/Lembaga dan Bendahara Umum
konsumsi aset atau terjadinya penurunan Negara.
manfaat ekonomi atau potensi jasa Sehubungan dengan jenis piutang
sedangkan belanja diakui berdasarkan yang ada di Kejaksaan RI memiliki
terjadinya pengeluaran dari rekening Kas karakteristik yang spesifik, maka
Umum Negara/Daerah atau entitas Kejaksaan RI menyusun kebijakan
pelaporan. akuntansi atas Piutang Uang Pengganti
Piutang uang pengganti masuk ke yang telah ditetapkan dengan surat Jaksa
dalam kelompok akun piutang bukan Agung RI Nomor: B-
pajak dengan jurnal saat pengakuan 012/A/Cu.2/01/2013 tentang Standar
sebagai berikut: Operasional Prosedur (SOP) dan
Akun Debit Kredit Kebijakan Akuntansi atas Piutang Uang
Piutang Uang Pengganti XXX
Pendapatan Uang XXX
Pengganti
Pengganti Kejaksaan RI yang
diperbaharui dengan Kebijakan
2. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Akuntansi Kejaksaan RI tanggal 14
Piutang Uang Pengganti November 2016 serta memperhatikan
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih surat Direktur Piutang Negara dan
adalah cadangan yang harus dibentuk Kekayaan Negara Lain-lain Pada
sebesar persentase tertentu dari piutang Kementerian Keuangan Nomor: S-
berdasarkan penggolongan kualitas 982/KN.4/2012 tanggal 17 Desember
piutang. Penilaian kualitas piutang 2012 perihal piutang Kejaksaan Agung
dilakukan dengan mempertimbangkan berupa uang pengganti, denda dan biaya
jatuh tempo dan upaya penagihan yang perkara tilang verstek. Kejaksaan RI
dilakukan pemerintah. Kualitas piutang menerapkan penggolongan kualitas
didasarkan pada kondisi masing-masing piutang sebagai berikut:
piutang pada tanggal pelaporan sesuai a. Piutang Uang Pengganti UU Nomor 3
dengan Peraturan Menteri Keuangan tahun 1971
Nomor: 69/PMK.06/2014 tentang
Penentuan Kualitas Piutang dan Tabel 1. Penggolongan Kualitas
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Piutang Uang Pengganti
UU Nomor 3 Tahun 1971
Tertagih pada Kementerian
Kualitas
Penyisihan
Piutang Kriteria Klasifikasi Piutang

12
Kualitas Kriteria Klasifikasi
Penyisihan
Lancar 1. Untuk piutang uang pengganti 0,5% Piutang Piutang
yang masih terdapat cicilan
pembayaran secara lancar tanggal putusan
sampai dengan tahun (masih dalam 1
pelaporan. periode
2. Terpidana atau ahli waris pelaporan).
masih melakukan cicilan 2. Terpidana
secara lancar (meskipun menyatakan
periode pencicilannya jangka sanggup dan
panjang) mau melakukan
Diragukan 1. Untuk piutang uang pengganti 50% pembayaran atas
yang pernah terdapat cicilan uang pengganti
pembayaran, namun pada yang dituangkan
tahun pelaporan sudah tidak dalam Surat
mencicil. Pernyataan
2. Belum dilakukan upaya Kesanggupan
penyelesaian secara tuntas Membayar.
sesuai ketentuan yang 3. Telah diterima
berlaku. hasil lelang
Macet 1. Sudah dilakukan upaya 100% barang
penyelesaian sesuai ketentuan rampasan
yang berlaku, namun dan/atau uang
terpidana/ahli waris tidak rampasan
dapat membayar uang dan/atau hasil
pengganti dan/atau tidak lelang barang
memiliki harta benda/aset. sita eksekusi
2. Terpidana melarikan diri dan dalam perkara
tidak memiliki harta tindak pidana
benda/aset. korupsi untuk
3. Terpidana sudah meninggal diperhitungkan
dan ahli waris tidak mampu sebagai
untuk membayar uang pembayaran
pengganti. uang pengganti.
Sumber: Kebijakan Akuntansi 4. Terpidana
melakukan
Kejaksaan RI cicilan
pembayaran
b. Piutang Uang Pengganti UU Nomor uang pengganti
dalam periode
31 tahun 1999 pelaporan
(dalam 1 tahun)
Tabel 2. Penggolongan Kualitas Diragukan 1. Untuk piutang 50%
Piutang Uang Pengganti uang pengganti
yang umur
UU Nomor 31 tahun 1999 piutangnya
diatas 1 tahun
setelah tanggal
Kualitas Kriteria Klasifikasi terima putusan
Penyisihan
Piutang Piutang pengadilan yang
telah inkracht.
Lancar 1. Untuk piutang 0,5% 2. Masih terdapat
uang pengganti barang
yang umur rampasan yang
piutangnya berdasarkan
kurang dari 1 putusan
tahun setelah
13
Piutang yang benar-benar tidak
Kualitas Kriteria Klasifikasi
Penyisihan tertagih atau pun telah terbayar, maka
Piutang Piutang

pengadilan akan dilakukan penghapusan secara


dirampas
mutlak dari Neraca apabila:
Negara dan
diperhitungkan a. Uang Pengganti telah dibayar lunas
untuk membayar
uang pengganti, oleh terpidana
yang belum
dilelang atau b. Harta benda terpidana disita untuk
dalam proses
lelang. kemudian dilelang sebesar nilai
3. Terdapat harta
kewajiban (mekanisme perdata)
benda/aset
terpidana yang c. Terbitnya penetapan penghapusan
dapat disita
eksekusi untuk oleh Jaksa Agung Muda Perdata dan
membayar uang
pengganti. Tata Usaha Negara atas nama Jaksa
4. Untuk piutang
uang pengganti Agung Republik Indonesia setelah
yang pernah
mendapat persetujuan Jaksa Agung
terdapat cicilan
pembayaran, Republik Indonesia.
namun pada
tahun pelaporan Pencataan saat penghapusan piutang
sudah tidak
mencicil. uang pengganti adalah sebagai
5. Terpidana
melarikan diri berikut:
(DPO) namun
masih memiliki
harta benda/aset.
Macet Sudah ada D.2 100%
(Surat Pernyataan Akun Debit Kredit
Tidak Mampu
Membayar) dan Penyisihan XXX
sanggup menjalani
hukuman subsider. piutang uang
pengganti
Pencatatan terhadap penyisihan piutang
Piutang uang XXX
tak tertagih piutang uang pengganti
pengganti
adalah sebagai berikut:
Akun Debit Kredit
Beban penyisihan piutang XXX
tak tertagih jangka pendek- KESIMPULAN DAN SARAN
uang pengganti
Penyisihan piutang tak XXX Kesimpulan
tertagih-uang pengganti
Berdasarkan hasil analisis yang
3. Penghapusan Piutang Uang Pengganti diperoleh dan dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka kesimpulan yang
14
diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai d. Pembinaan, pengawasan,
berikut: pengendalian, dan
1. Pengelolaan barang rampasan negara pertanggungjawaban
meliputi kegiatan penerimaan barang, 3. Perlakuan akuntansi di Kejaksaan
pengecekkan fisik dan dokumentasi, Republik Indonesia terhadap barang
pencatatan atau pendokumentasian rampasan yakni barang rampasan dicatat
barang, pendaftaran barang, dan sebesar nilai wajarnya di dalam akun
penentuan status barang rampasan yakni persediaan dengan persyaratan apabila
apakah dilakukan pelelangan, barang rampasan telah memiliki nilai
pemanfaatan, pemindahtanganan, taksiran lelang dari Kantor Pelayanan
pemusnahan atau penghapusan, atau Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
disimpan kembali untuk digunakan maka akan dicatat pada akun persediaan
dalam kepentingan proses hukum di Neraca, sedangkan barang rampasan
lainnya. yang bernilai ekonomis namun belum
2. Pengelolaan piutang uang pengganti memiliki nilai taksiran dari KPKNL
meliputi: diungkap dalam Catatan atas Laporan
a. Penatausahaan dokumen Piutang Keuangan.
Negara dan dokumen kepemilikan 4. Perlakuan akuntansi Piutang Uang
Barang Jaminan atau Harta Kekayaan Pengganti di Kejaksaan Republik
Lain, pembebanan jaminan Indonesia yakni:
kebendaan, penentuan kualitas dan a. Pencatatan, yakni karena piutang
pembentukan penyisihan Piutang uang pengganti merupakan piutang
Negara tidak tertagih, pencatatan jangka pendek yang diakui sejak
akuntansi dan pelaporan Piutang keputusan pengadilan dan dicatat
Negara sesuai standar akuntansi sebesar nilai bersih yang dapat
pemerintahan. direalisasikan (net realizable value)
b. Penagihan secara tertulis dengan surat dan disertai dengan penyisihannya di
tagihan dan penagihan dengan neraca dan masuk ke dalam kategori
kegiatan optimalisasi Piutang Negara piutang bukan pajak. Dan selanjutnya
oleh Kementerian Negara/Lembaga. aset lancar tersebut diungkapkan pada
c. Penyelesaian yakni dengan pelunasan catatan atas laporan keuangan.
dan penghapusan. b. Penyisihan piutang tidak tertagih,

15
yakni karena piutang menggunakan
dasar akrual sehingga akan muncul Saran
estimasi penyisihan piutang tidak Berdasarkan kesimpulan yang telah
tertagih berbentuk persentase tertentu dijabarkan di atas, maka saran yang
dari piutang berdasarkan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
penggolongan kualitas piutang. berikut:
c. Penghapusan Piutang uang pengganti 1. Penelitian selanjutnya dapat meneliti
dilakukan apabila uang pengganti tentang barang rampasan dan piutang
telah dibayar lunas oleh terpidana, uang pengganti di lembaga lain seperti
terpidana masih memiliki harta benda KPK yang mempunyai kewenangan
yang dapat disita untuk kemudian menghasilkan PNBP seperti Kejaksaan.
dilelang sebesar nilai kewajiban, 2. Penelitian selanjutnya dapat meneliti
terpidana telah selesai menjalani tentang pengukuran kinerja pengelolaan
tambahan pidana penjara sebagai barang rampasan dan piutang uang
substitusi dari kewajiban, atau pengganti di Kejaksaan atau KPK.
terpidana meninggal dunia. Namun 3. Penelitian selanjutnya dapat meneliti di
apabila tidak ada hukuman subsider tentang barang ramapsan dan piutang
dan terpidana masih memiliki harta uang pengganti di Kejaksaan Negeri.
benda yang dapat digunakan untuk
membayar, maka ditempuh jalan DAFTAR PUSTAKA
dengan jalur non-litigasi atau litigasi. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.

Keterbatasan Penelitian UU No.9 tahun 2018 tentang Penerimaan


Penelitian ini dilakukan di Kejaksaan Negara Bukan Pajak.

Agung Republik Indonesia sehingga Peraturan Pemerintah (PP) No 39 tahun


penelitian ini hanya dapat memberikan 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
gambaran berdasarkan aturan dan kejadian
Berlaku Pada Kejaksaan Republik
yang dialami oleh para informan. Indonesia.
Sedangkan untuk pengelolaan fisiknya
Peraturan Pemerintah (PP) No 58 tahun
dilakukan di Kejaksaan Negeri sehingga 2020 Tentang Pengelolaan Penerimaan
tidak dapat memberikan infromasi Negara Bukan Pajak.
mengenai proses di lapangan.

16
Manting, Lollong dan Sudarwanto, PB. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
“Analisis Pengelolaan Benda Sitaan dan 8/PMK.06/2018 Tentang Pengelolaan
Barang Rampasan Negara di Dalam Barang Milik Negara yang berasal dari
Rumah penyimpanan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara dan Barang
Barang Rampasan Negara Gratifikasi
(RUPBASAN)”. Jurnal Pendidikan
Hukum dan Bisnis Volume 4 Nomor 1 Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Tahun 2019 ISSN: 2502-5406. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Nugroho, Hibnu. “Optimalisasi
Pemanfaatan Aset Benda Sitaan Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Negara”. Prosiding Seminar Nasional Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
dan Call for Papers ”Pengembangan Bandung : Alfabeta, CV.
Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Peraturan Kejaksaan Nomor 7 Tahun 2020
Lokal Berkelanjutan VII”17- 18 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
November 2017 Purwokerto. Jaksa Agung Nomor PER-027/A/JA/
Patricia,Wiwiek dan Pamungkas, Bambang. 10/2014 Tentang Pedoman Pemulihan
“Analisis Pengelolaan Piutang Aset.
Penerimaan Negara Bukan Pajak Peraturan Menteri Keuangan Nomor
(PNBP)”. Jurnal Ilmu Manajemen dan 163/PMK.06/2020 tentang Pengelolaan
Bisnis - Vol 11 No 1 Maret 2020 Piutang Negara
Ganing, Perawati. “Analisis Pengakuan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
Pengukuran Piutang Pendapatan Badan 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan
Pendapatan Daerah Kota Palopo”. Jurnal Kualitas Piutang dan Pembentukan
Akuntansi STIE Muhammadiyah Palopo Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada
Volume 5 Nomor 2, 2019. Kementerian Negara/Lembaga dan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun Bendahara Umum Negara.
2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan

PMK Nomor 201/PMK.06/2010 tanggal 23


November 2010 tentang Kualitas
Piutang Kementerian Negara/Lembaga
dan Pembentukan Piutang Tidak
Tertagih

Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor


82/PB/2011 tanggal 30 November 2011
tentang Pedoman Akuntansi
Penyelesaian Piutang Tak Tertagih

17

Anda mungkin juga menyukai