Anda di halaman 1dari 9

B.

PEMBAGIAN QIYAS

‫ثم القياس عندهم قسمـان – قمنه ما يدعى باإلقتراني وهو الذي دل على النتيجة – بقوة واختص بالحملية‬

"Kemudian Qiyas menurut ahli Mantiq ada dua bagian, di antaranya

ada yang disebut dengan Iqtirani."

"Dalam Qiyas Iqtirani ialah yang menunjukkan kesimpulan dengan kekuatan, dan ia
khusus dalam Qadhiyyah Hamliyyah."

Qiyas (Silogisme) menurut ahli Mantiq (logika) itu ada dua

bagian, yaitu:

1. Iqtirani, disebut juga Hamli (kategoris) 2. Istitsna'i, disebut juga Isytirati (hipateis)

1. Qiyas Iqtirani (Silogis Kategoris)

Qiyas Iqtirani ialah Qiyas (silogisme) yang menunjukkan konklusi () dengan tegas dan
pasti. Dan Qiyas Iqtirani khusus .( ‫ قضية حملية‬ada pada Proposisi Kategori

Apa yang disebutkan dalam nazham, bahwa Qiyas Iqtirani hanya khusus ada pada
Proposisi Kategoris itu sebenarnya pada umumnya.
Ada definisi yang lebih simpel tentang Qiyas Iqtirani yaitu Qiyas (Silogisme) yang terdiri
dari premis-premis yang berbentuk dimana hubungan antara subyek ,( ‫)قضية حملية‬
proposisi kategoris

dan predikat tidak bersyarat.

Contoh:

Semua manusia adalah makhluk. Semua makhluk akan mati. - Semua manusia akan mati

Inilah yang disebut bait:

- ‫فمنه ما يدعى بـاإلقتراني وهو الذي دل على النتيجة – بقوة واخــص بالحملية‬

2. Aturan-Aturan Umum Qiyas Iqtirani

‫ مقدماته على ما وجبا ورتب المقدماتـ وانظرا – صحيحها من فاسد مختبرا‬- ‫فإن ترد تركيبة فركبا‬

‫بحسب المقدماتـ آت فإن الزم المقدمـات‬

"Dan apabila engkau ingin menyusun Qiyas Iqtirani, maka susunlah muqaddimah-
muqaddimahnya semestinya.'

"Dan tertibkanlah muqaddimah-muqaddimahnya lalu perhatikanlah kebenarannya dari


kesalahan."
"Sesungguhnya kepastian muqaddimah-muqaddimah itu menentukan beberapa
muqaddimah yang akan datang."

Aturan membuat Qiyas Iqtirani (Silogis Kategoris) itu harus

menyusun premis-premis () dengan menurut aturan yang berlaku, berupa proposisi


kategoris (a) dan memperhatikan kebenaran premis-premis () itu dan kekeliruannya,
sebab kebenaran konklusi () itu menurut kebenaran premis-premis (), apabila ada
muqaddimah-muqaddimah itu ada kesalahan, maka natijahnya juga salah.

Premis-premis (a) adalah dasar dari kesimpulan deduktif (qiyas) yang diambil, premis-
premis tersebut harus digambarkan sedemikian rupa, hingga nampak dengan jelas ada
atau tidak adanya hubungan antara premis-premis dengan konklusi ()nya.

Aturan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan premis

premis atau muqaddimah disebutkan dalam bait berikutnya: ‫ فيجب‬- ‫وما من المقدمات صغرى‬
‫اندراجها في الكبرى‬

‫وذات حد أصغر صغــراها – وذات حد أكبر كبراها وأصغر فذاك ذو اندراج – ووسط يلـغى لدى اإلنتاج‬

"Sesuatu dari muqaddimah-muqaddimah Sughra, harus masuk pada

muqaddimah Kubra."

"Muqaddimah yang memiliki Had Asghar adalah Muqaddimah Sughra, dan Muqaddimah
yang memiliki Had Akbar adalah

Muqaddimah Kubra."
"Had Asghar adalah had yang mesti masuk (pada Had Akbar), dan Had Wasath itu tidak
dipakai ketika menentukan Natijah."

menyusun premis-premis () dengan menurut aturan yang berlaku, berupa proposisi


kategoris (a) dan memperhatikan kebenaran premis-premis () itu dan kekeliruannya,
sebab kebenaran konklusi () itu menurut kebenaran premis-premis (), apabila ada
muqaddimah-muqaddimah itu ada kesalahan, maka natijahnya juga salah.

Premis-premis (a) adalah dasar dari kesimpulan deduktif (qiyas) yang diambil, premis-
premis tersebut harus digambarkan sedemikian rupa, hingga nampak dengan jelas ada
atau tidak adanya hubungan antara premis-premis dengan konklusi ()nya.

Aturan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan premis

premis atau muqaddimah disebutkan dalam bait berikutnya: ‫ فيجب‬- ‫وما من المقدمات صغرى‬
‫اندراجها في الكبرى‬

‫وذات حد أصغر صغــراها – وذات حد أكبر كبراها وأصغر فذاك ذو اندراج – ووسط يلـغى لدى اإلنتاج‬

"Sesuatu dari muqaddimah-muqaddimah Sughra, harus masuk pada

muqaddimah Kubra."

"Muqaddimah yang memiliki Had Asghar adalah Muqaddimah Sughra, dan Muqaddimah
yang memiliki Had Akbar adalah

Muqaddimah Kubra."
"Had Asghar adalah had yang mesti masuk (pada Had Akbar), dan Had Wasath itu tidak
dipakai ketika menentukan Natijah."

Sughra (Premis Minor/S) dan ada yang Kubra (Premis ( ‫ مقدمة كبرى‬/Mayor

yang (‫ )قضية‬ialah Proposisi (‫ )مقدمة صغری‬premis Minor mengandung terma minor (J),
seperti: Arak adalah minuman yang memabukkan.

yang (‫ )قضية‬alah Proposis (‫ )مقدمة كبــری‬premis Mayor seperti: Setiap yang ,( ‫) الحـد االكـبـر‬
mengandung terma mayor

memabukkan adalah Haram.

Konklusi () ialah Proposisi yang mengandung Terma seperti: Arak .( ‫ )الحد االكبر‬dan Terma
Mayor (‫ )الحد االصغر‬Minor

adalah haram.

Aturan menyusun premis yang perlu diperhatikan ialah, bahwa Premis Minor (S) harus
tercakup dalam Premis Mayor (SS), artinya Premis Mayor harus lebih umum dan

mencakup isi Premis Minor.

Qiyas (Silogisme) itu juga harus mengandung tiga Term, yaitu:

Term Minor (1) 2. Term Penengah (1)


(‫ )الحد االكبر‬Term Mayor .3

ialah kata yang menjadi subyek ( ‫ الحد االصغـر‬Term Minor

(E) dalam proposisi yang menjadi natijah. Term Mayor ) ialah kata yang menjadi predikat

(J) dalam proposisi yang menjadi natijah.

Term Penengah (l) ialah kata yang diulang-ulang di dalam dua proposisi (), yaitu proposisi
pertama yang

disebut dengan premis minor (S) dan proposisi kedua ( ‫ )مقدمة كبرى‬yang disebut dengan
premis mayor

Di atas diterangkan, bahwa premis minor (S) harus tercakup dalam premis mayor (SS) dan
harus lebih khusus.

dari pada premis mayor (SSA) serta harus mengandung dalam (‫ )موضوع‬yang menjadi
subyek ( ‫ ) الحد االصغر‬term minor natijah. Sedang premis mayor (SS) itu harus lebih umum
dari pada premis minor (S) dan harus mengandung dalam (‫ )محمـول‬yang menjadi predikat (
‫ )الحد األكبر‬term mayor natijah.

Aturan yang harus dipenuhi dalam Term (J), ialah term harus tercakup di dalam term
mayor (‫ الحـد االصـغـر‬minor adalah term ( ‫ )الحد الوسط‬Adapun term menengah ( ‫ )الحد االكبر‬yang
paling penting dalam Qiyas (silogisme), karena term menengah lah yang menyebabkan
term mayor dan term minor berhubungan, sehingga konklusi atau natijahnya dapat
ditarik. Term menengah (‫ )نتيجة‬ini dibuang ketika menentukan konklusi ( ‫ )الحد الوسـط‬Contoh:

Arak adalah minuman yang memabukkan. Setiap yang memabukkan adalah haram.

- Arak adalah haram.

Dalam Konklusi (): "Arak adalah Haram", tidak dijumpai lagi term menengah (JJ), berupa
kata "yang memabukkan" yang terdapat pada premis minor dan premis mayor.

Perlu diketahui juga adalah lambang-lambang Term. Di dalam Silogisme lambang M


dipakai untuk menunjukkan Term Menengah (a), lambang S dipakai untuk menunjukan
Term Minor dan lambang P dipakai untuk menunjukan Term ,( ‫)الحد األصغر‬

(‫ )الحد االكبر‬Mayor

Penggunaan lambang M untuk term menengah, karena sebagai perantara. Penggunaan


lambang P untuk term mayor adalah karena sebagai predikat yang biasanya mempunyai
cakupan yang lebih besar dibandingkan dengan Subyek (S), maka Predikat (P) dari
kesimpulan disebut Subyek (S). Maka Predikat (P) dari kesimpulan disebut Term Mayor
(SJ), sedangkan Subyek (S) kesimpulan

.(‫ )الحد األصغر‬disebut Term Minor

‫ النتيجة‬Konklusi

‫ المقدمة الكبرى‬Premis Mayor

‫ المقدمة الصغرى‬Premis Minor


‫الخمر‬

: ‫حرام‬

‫حرام‬

‫ مسكر‬: ‫الخمر‬

‫ الحد الوسط‬Term Menengah

Term Mayor) ‫الحد األكبر‬

Menjadi Predikat dalam Natijah

| (Term Minor ‫الحد األصغر‬

Menjadi Subyek dalam Natijah

Tidak disebut dalam Natijah

TUGAS UAS
Ilmu Mantiq

Dosen Pengajar Pak Ubaidillah

Nama:Maskupah

Semester: V (Lima)

Anda mungkin juga menyukai