Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN QAIDAH ‫لمشئة تجلب التيسير‬, QAIDAH CABANG

DAN CONTOHNYA DALAM HUKUM EKONOMI SYARIAH

Diajukan untuk memenuhi matakuliah Qawaid Fiqh Hukum Ekonomi

Dosen Pengampu : Dr. ISHAQ, M.Ag.

Oleh :

1. Dewi Berliana Putri (211102020023)


2. Luluk Sri Wahyuni (211102020028)
3. Irawati Ningrum (211102020042)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
Februari 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmatnya


hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“PENGERTIAN QAIDAH ‫ لمش ئة تجلب التيس ير‬, QAIDAH CABANG DAN

CONTOHNYA DALAM HUKUM EKONOMI SYARIAH””. Sholawat serta


salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas
matakuliah Hukum Ketenagakerjaan, dengan dosen pengampu Bapak Dr. ISHAQ,
M.Ag.

Walaupun di dalam pembuatan, penulis mengalami beberapa kesulitan,


tapi dengan bantuan beberapa pihak alhamdulillah dapat diselesaikan pada tepat
waktu. Kami Penulis menyadari didalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu penulis juga masih membutuhkan kritik
dan saran agar dapat memperbaiki tugas makalah ini.
Jember, 10 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang mudah, dengan maksud tidak ada
kesulitan didalamnya. Semua yang susah pasti akan disertai dengan
penyelesaian akan sesuatu yang susah tersebut. Dari masa kemasa, dari
waktu kewaktu semua yang ada di dunia serta alam semesta yang sifatnya
sementara ini pasti akan mengalami perubahan, baik karena ulah manusia
ataupun karena sudah takdir yang menggiringnya seperti saat ini. maka
tidak di herankan juga dalam perspektif yang terkait dengan agama akan
ikut mengalami persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kegiatan
ibadah maupun muamalah.
Seperti ketidak mampuan seseoarng sholat dalam keadaan berdiri,
maka dalam islam diperbolehkan untuk sholat dalam keadaan duduk, jika
masih tidak mampu maka berbaring dan seterusnya, sehingga tidak ada
yang menghalangi untuk tidak dapat mengerjakan sholat. Maka dalam
pembahasan makalah ini terkait dengan qaidah ‫ ملش ئة جتلب التيسري‬serta hal –

hal yang berkaitan dengannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Qaidah ‫ ملشئة جتلب التيسري‬beserta qaidah cabangnya?
2. Bagaimana pandangan ulama tentang qaidah ‫?ملشئة جتلب التيسري‬
3. Bagaimana implementasi qaidah ‫ ملشئة جتلب التيسري‬dalam hukum ekonomi
syariah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian qaidah ‫ ملشئة جتلب التيسري‬beserta qaidah
cabangnya.
2. Untuk mengetahui pandangan ulama tentang qaidah ‫ملشئة جتلب التيسري‬.
3. untuk mengetahui tentang implementasi qaidah ‫ ملشئة جتلب التيسري‬dalam
hukum ekonomi syariah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Qaidah ‫ لمشئة تجلب التيسير‬Dan Qaidah Cabangnya


1. Pengertian Qaidah ‫ملشئة جتلب التيسري‬
Secara etimologi kata al-masyaqah berasal dari kata at-
ta’ab yang berarti kelelahan, kepayahan, kesulitan dan kesukaran.
Kemudian jalb al-sha’i berarti menggiring dan mendatangkan
sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan al-taisir
secara etimologi berarti kemudahan. Secara terminologi al-taisir
adalah al-subulat artinya gampang, mudah dan ringan. Sedangkan
secara terminologi hukum yang praktiknya menyulitkan mukalaf
dan pada diri dan sekitarnya terdapat kesulitan, maka syariat
meringankan beban tersebut berada dibawah kemampuan mukalaf
tanpa kesulitan dan kesusahan. Jadi dapat disimpulkan ‫ملش ئة جتلب‬

‫ التيسري‬adalah kesulitan mendatangkan kemudahan yang artinya


hukum-hukum syariah didasarkan atas kenyamanan,keringanan,
dan menghilangkan kesulitan. Maksudnya apabila dalam perintah
syariah terdapat kelitan bagi mukallaf maka syariah juga akan
memberikan kemudahan bagi mukallaf.1
2. Qaidah Cabang ‫ملشئة جتلب التيسري‬

1. ‫ق أَال ْم ُر ِٕاتَّ َس َع‬ َ ‫ِٕا َذا‬


َ ‫ضا‬
“Apabila suatu perkara menjadi sempit maka hukumnya
meluas”.
Maksudnya ialah jika ada kesukaran dalam
menjalankannya maka dalam keadaan yang demikian
sesuatu yang semulanya di larang menjadi diperbolehkan.

‫ق‬ َ ‫ِٕا َذا ِٕاتَّ َس َع‬


َ ‫ضا‬
1
Achmad Fageh, “IMPLEMENTASI KAIDAH al-Mashaqat Tajlib al-Taiisir ATAS
TRANSAKSI E-COMMERCE SELAMA MASA PANDEMIC COVID-19”Tarbiya Islamia:
Jurnal Pendidikan dan Keislaman, Vol.11 No.1 (2021),7.
“Apabila suatu perkara menjadi luas maka hukumnya
menyempit”.

Makdsudnya ialah menunjukan bahwa hukum islam itu


fleksibel dalam artian bisa di terapkan sesuai dengan
keadaannya.

َ ‫ِٕا َذا تَ َع َّذ َرأَالصْ ُل ي‬


2. ‫ُصا ُر ِٕالَى البَ َد ِل‬
“Apabila yang asli sukar dikerjakan maka berpindah
kepada penggantinya”.
3. ُ‫َماالَيُ ْم ِك ْن الت ََحر ُْز ِم ْنهُ َم ْعفُو َع ْنه‬
“Apa yang tidak mungkin menjaganya
(menghindarkannya), maka hal itu dimaafkan”.
ِ ‫ال ُرخَصُ الَتُنَاطُ بِ ْال َم َعا‬
4. ‫صى‬
“Kemudahan (rukhsah) itu tidak boleh dihubungkan
dengan kemaksiatan”.
َ ُ‫الحقِ ْيقَةُ ي‬
ِ ‫صا ُر ِٕالَى ال َم َج‬
5. ‫از‬ َ ‫ت‬ ْ ‫ِٕا َذا تَ َع َّذ َر‬
“Apabila suatu kata sulit diartikan dengan arti yang
sesungguhnya, maka kata tersebut berpindah kepada arti
kiasan”.
6. ‫ِٕا َذا تَ َع َّذ َر ِٕا ْع َما ُل الكَاَل ِم يُ ْه ِم ُل‬
“Apabila sulit mengamalkan satu perkataan, maka
perkataan tersebut ditinggalkan”.
7. ‫يُ ْغتَفَر فِي ال َّد َو ِام َماالَيُ ْغتَفَ ُر فِ ْي إِال ْبتِدَا ِء‬
“Bisa dimaafkan pada kelanjutan perbuatan dan tidak bisa
dimaafkan pada permulaannya”.
8. ‫يُ ْغتَفَ ُر فِي إِال ْبتِدَا ِء َماالَ يُ ْغتَفَ ُر فِ ْي ال َّد َو ِام‬
“Dimaafkan pada permulaan tapi tidak dimaafkan pada
kelanjutannya”.
9. ‫يُ ْغتَفَ ُر فِي التَّ َوا بِع َماالَ يُ ْغتَفَ ُر فِ ْي َغي ِْرهَا‬
“Dapat dimanfaatkan pada hal yang mengikuti dan tidak
dimaafkan pada yang lainnya”.2

2
Achmad Fageh, “IMPLEMENTASI KAIDAH al-Mashaqat Tajlib al-Taiisir ATAS
TRANSAKSI E-COMMERCE SELAMA MASA PANDEMIC COVID-19”Tarbiya Islamia:
Jurnal Pendidikan dan Keislaman, Vol.11 No.1 (2021),12.

Anda mungkin juga menyukai