Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK 2

KAIDAH KAIDAH KHUSUS DALAM SKALA PRIORITAS


Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qawaid Fiqhiyyah

Dosen Pengampu: Dra. Azizah M.A.

Disusun Oleh

Ahmad Syauqibik (11170430000020)


Ahmd Zaki (11190453000039)
Imam Afwa Rabbi (11190440000117)

JURUSAN HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur telah disampaikan kepada Allah SWT yang menjadikan ilmu
pengangkat derajat bagi para pemiliknya. Dengan rahmat dan hidayah-Nya pula kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan besar nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman
kebodohan ke zaman yang penuh keilmuan. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dari seluruh anggota kelompok sehinga dapat mempelancar kegiatan belajar
Qawaid Fiqhiyyah. Untuk itu menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu semua, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami dengan senang hati membuka diri untuk
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah tentang ‘Sejarah Qawaid Fiqhiiyah” dapat
bermanfaat maupun memberikan inspirasi bagi pembaca.

Jakarta, 25 Mei 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3
...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6

1. Kaidah-Kaidah Fiqih Ibadah.................................................................................6


2. Kaidah-Kaidah Fiqih Muamalah...........................................................................9
3. Kaidah-Kaidah Fiqih Siyasah
4. Kaidah-Kaidah Fiqih Prioritas..............................................................................11

BAB III PENUTUP...................................................................................................13

A. Kesimpulan...........................................................................................................13
B. Saran......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Qawaid fiqhiyah (kaidah-kaidah fiqh) merupakan salah satu kebutuhan bagi kita
semua, khususnya mahasiswa Fakultas Syariah. Dengan menguasai kaidah-kaidah fiqh
kita akan mengetahui benang merah dalam menguasai fiqh, karena kaidah fiqh itu
menjadi titik temu dari masalah-masalah fiqh dan lebih arif dalam menerapkan fiqh
dalam waktu dan tempat yang berbeda untuk kasus, adat kebiasaan, keadaan yang
berlainan. Selain itu juga akan lebih moderat di dalam menyikapi masalah-masalah
sosial, ekonomi, politin, budaya dan lebih mudah mencari solusi terhadap problem-
problem yang terus muncul dan berkembang dalam masyarakat. Hal ini tidak lain
karena kaidah fiqh sebagai hasil dari cara berfikir induktif, dengan meneliti materi-
materi fiqh yang banyak sekali jumlahnya yang tersebar di dalam ribuan kitab fiqh.

Sebagai landasan aktifitas umat Islam sehari-hari dalam usaha memahami


maksud-maksud ajaran Islam (maqasid al-Syari`ah) secara lebih menyeluruh,
keberadaan qawa`id fiqhiyyah menjadi sesuatu yang amat penting. Baik di mata
para ahli usul maupun fuqaha, pemahaman terhadap qawa`id fiqhiyyah adalah
mutlak diperlukan untuk melakukan suatu ijtihad atau pembaruan pemikiran dalam
masalah ibadah, muamalah, berbagai aspek lainnya. Manfaat keberadaan qawa`id
fiqhiyyah adalah untuk menyediakan panduan yang lebih praktis yang diturunkan
dari teks dan jiwa nash asalnya yaitu al-Qur`an dan al- hadits yang digeneralisasi
dengan sangat teliti oleh para ulama terdahulu dengan memperhatikan berbagai
kasus fiqh yang pernah terjadi, sehingga hasilnya kini mudah diterapkan kepada
masyarakat luas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Qaidah dalam Ibadah, Muamalah dan Siyasah?

2. Bagaimana Qaidah dalam Fiqih Prioritas?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Qaidah dalam Ibadah, Muamalah dan Siyasah

2. Untuk mengetahui Qaidah dalam Fiqih Prioritas


BAB II

PEMBAHASAN

A. Qa`idah-Qa`idah Fiqh Ibadah


Beribadah merupakan tujuan utama diciptakannnya manusia, gunanya agar
dapat meraih ridha Allah, dan manfaatnya untuk memperoleh kebahagiaan di dunia
dan akhirat. Khusus dalam ibadah mahdhah, maka ketentuannya bersifat ta`abbudi,
kebenarannya pasti dan tidak bisa berubah. Qa`idah-qa`idah fiqh di sini berperan
untuk merinci teknis penerapannya agar lebih mudah dipahami, tidak muncul
keragu-raguaan dalam pelasanaanya, sehingga orang yang mengamalkannya dapat
khusyu` dan tenang dalam ibadahnya. Kaedahkaedah itu adalah:
.1 ‫االلصل فى العبادة البطالن حتى يقوم الدليل على االمر‬
”Hukum asal dalam ibadah (mahdhah) adalah batal, sampai ada dalil yang
memerintahkannya.”

.2 ‫ال يصح تقديم العبادة قبل وجود االسبب‬


sebabnya.” ada sebelum ibadah mendahulukan sah “Tidak

.3 ‫ال قياس فى العبادة غيرمعقل المعنى‬

”Tidak bisa digunakan analogi dalam ibadah yang tidak dipahami maksudnya.”

.4 ‫االيثار فىالقرب فى القرب مكروه وفى غيرها محبوب‬


”Mengutamakan orang lain dalam masalah ibadah adalah
makruh, dan dalam masalah lainnya adalah disenangi.”

.5 ‫كل من وجب عليه شئ ففات لزمه قضائه‬


”Setiap sesuatu yang diwajibkan kepada seseorang, kemudian ia lewatkan
(tidak melakukannya), maka ia wajib meng-qadhanya (mengganti
pelaksanaannya).”

B. Qa`idah-Qa`idah Fiqh Muamalah


Dalam kehidupan ekonomi, atau yang dalam khazanah karya para fuqaha
terdahulu biasa disebut muamalat, pemakaian qawa`id fiqhiyyah menjadi
sesuatu yang amat penting.177 Seiring perkembangan zaman, keperluan adanya
qa`idah yang lebih banyak tampaknya tidak dapat dihindarkan. Muhammad
Mustafa al- Zarqa dalam karyanya, al-Fiqh al-Islam fi Tsaubihi at-Tajdid,
menyebutkan setidaknya 25 qawa`id yang terkait dengan transaksi muamalah.178
Sedangkan Jazuli sendiri menyebutkan 20 qawa`id yang memberi ruang kepada
transaksi ekonomi dan muamalah.179 Namun, dalam pembahasan di sini akan
dibahas 5 kaedah saja yang dianggap sangat penting:
.1‫االصل فى العادات العفو فال يحظر منه اال ما حرم الله‬
”Hukum asal dalam muamalah adalah pemaafan, tidak ada yang diharamkan
kecuali apa yang diharamkan Allah Swt.”

.2 ‫االصل فى العقد رضى المعاقدين ونتيجته ما التزاماه بالعقاد‬


”Hukum asal dalam transaksi adalah kerelaan kedua belah pihak yang
melakukan akad, dan hasilnya adalah berlaku sahnya yang diakadkan.”

.3 ‫اليتم التبر اال بالقبض‬

”Tidak sempurna akad tabarru` kecuali dengan penyerahan barang”

.4‫ضمانه‬ ‫كل ما صح الرهن به صح‬


jaminan.” dijadikan pula sah digadaikan, untuk sah yang ”Setiap

.5 ‫كل شرط كان منمصلحة العقد أومن مقتضاه فهو جائز‬

”Setiap syarat untuk kemashlahatan akad, atau diperlukan oleh akad


tersebut, maka syarat tersebut dibolehkan.”

C. Qa`idah-Qa`idah Fiqh Siyasah


Fiqh Siyasah sering juga disebut dengan siyasah syar`iyyah atau ilmu tata negara
Islam, kajiannya khusus membahas tentang seluk beluk pengaturan kepentingan umat
manusia pada umumnya dan negara pada khususnya, baik berupa penetapan hukum,
peraturan, dan kebijakan oleh pemegang kekuasaan yang berlandaskan atau sejalan
dengan ajaran Islam atau maqasid al-syari`ah. Ini dimaksudkan untuk mewujudkan
kemaslahatan bersama bagi manusia dan sekaligus menolak berbagai kemudaratan
yang mungkin muncul dalam interaksi sosial berbangsa dan bernegara. Dengan
kaedah-kaedah ini, diharapkan ada acuan bagi umat Islam dalam bersikap sebagai
pemimpin dalam mengambil kebijakan internal dan eksternal negara, sebagai rakyat
yang dipimpin menyikapi peraturan atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah, dan
sebagai warga negara dalam berhubungan dengan warga negara lainnya yang berbeda
agama. Kaedah-kaedahnya adalah:
.1 ‫تصرف المام على الرعية منوط بالمصلحة‬

“Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya harus


berdasar pada kemashlahatan.”

.2 ‫األصل فى العالقة السلم‬


perdamaian.” adalah negara antar hubungan dalam asal ”Hukum

.3 ‫العقد يرعى مع الكافر كما يرعى مع المسلم‬

”Setiap perjanjian dengan non muslim harus dihormati seperti dihormatinya


perjanjian sesama muslim.”

.4 ‫كله‬ ‫ما ال يدرك كله ال يدرك‬


”Apa yang tidak bisa dilaksanakan seluruhnya, hendaknya tidak ditinggalkan
seluruhnya.”

.5 ‫حكم الحاكم إلزام ويرفع الخالف‬


”Keputusan pemerintah bersifat mengikat dan menghilangkan perbedaan
pendapat.”

D. Qa`idah-Qa`idah Fiqh Prioritas


Fiqh prioritas ini intinya membahas tiga hal penting yaitu pertimbangan
antara berbagai jenis manfaat, pertimbangan antara berbagai jenis kerusakan,
dan pertimbangan antara manfaat dengan kerusakan. Ketiga jenis pertimbangan
ini harus diputuskan dengan teliti, bijaksana, dan memperhatikan secara
seksama terkait waktu, tempat, dan keadaan yang mengiringi suatu peristiwa .
Aplikasinya harus diprioritaskan kualitas atas kuantitas, prioritas ilmu atas amal, dan
prioritas dalam berbagai bidang amal, baik perbuatan yang diperintahkan maupun yang
dilarang. Kaedah-kaedah tersebut adalah:

.1 ‫االمصالح‬ ‫درء المفاسد مقدم على جرب‬


”Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada meraih
kemashlahatan.”

.2 ‫الخاص‬ ‫المصلحة العام مقدم على المصلحة‬


”Kemashlahatan yang umum lebih didahulukan daripada kemashlahatan
yang khusus.”

.3 ‫بالرتكاب االخف‬ ‫اذا تعارض المفسدتان رعي اعظمهما‬


”Jika dihadapkan pada dua kemafsadatan yang bertentangan, hendaklah
diperhatikan yang bahayanya lebih besar, dengan melaksanakan bahaya
yang lebih kecil.”

.4 ‫المقاصد مقدم على رعاية الوسائل‬ ‫مراعة مراعة‬


”Memelihara tujuan lebih didahulukan daripada memelihara cara dalam
mencapai tujuan.”

.5 ‫للوسائل حكم المقاصد‬


tujuan.” terhadap hukum dengan sama sarana terhadap ”Hukum

.6 ‫ما حرم لذاته ابيح وما حرم لغيره ابيح للحاجة‬

”Apa yang diharamkan karena zatnya, dibolehkan jika ada darurat. Dan
apa yang diharamkan karena faktor luarnya, dibolehkan karena adanya
hajat.”

.7 ‫الحرام‬ ‫إذا الجتمع الحالل والحرام غلب‬


”Jika berkumpul antara yang halal dan yang haram pada waktu yang sama,
maka dimenangkan yang haram.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat diketahui dari pembahasan diatas bahwasanya qawaid fiqhiyyah qawa`id
fiqhiyyah menyediakan panduan yang lebih praktis yang diturunkan dari teks dan jiwa
nash asalnya yaitu al-Qur`an dan al- hadits yang digeneralisasi dengan sangat teliti oleh
para ulama terdahulu dengan memperhatikan berbagai kasus fiqh yang pernah terjadi,
sehingga hasilnya kini mudah diterapkan kepada masyarakat luas.
Dari sekian banyak kaidah dalam hal ibadah, muamalah, dan siyasah ada
beberapa kaidah yang menjadi prioritas ataupun sering digunakan. Karena, banyak
permasalahan yang penyelesaiannya merujuk pada kiadah-kaidah yang telah
disebutkan diatas.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini karena masih
minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.
A.
DAFTAR PUSATAKA

`Abidin, Muhammad Amin ibn, Rad al-Muhtar 'ala al-Dar al-Mukhtar,

Beirut: Dar al-Fikr, 1979, Cet I, Juz I


`Ala’i, Shalahuddin Khalil bin Kikaldi al-, al-Majmu' al-Madzhab fi Qawa'id al-
Madzhab, Baghdad: Mudiriyah al-Auqaf, t.th

Anshari, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-, Al-Jami' li Ahkam al- Qur'an, Kairo:
Dar al-Kutub al-Mishriyah, 1936, Get. II, Juz II

Ashfahani, Al-Husain bin Muhammad al-Raghib al-, Mufradatfi Gharib al-Qur’an,


Mesir: Mushtafa al-Babiy Halbiy, 1961, Cet I

`Askari, Abu Hilal al-Hasan bin Abdillah al-, Al-Furuq fi al-Lughah,

(Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, 1966, Cet I


Asqalani, Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar al-, Fath al-Bari Syarh al- Bukhari, Mesir:
Musthafa al-Babiy al-Halabi, 1959, Juz
11

Anda mungkin juga menyukai