Anda di halaman 1dari 2

Cerpen

Suara alarm yang terdengar nyaring berhasil mengusik tidur Budi yang begitu lelap. Niat hati hanya ingin
mematikan alarm tersebut, namun matanya seketika terbuka lebar. Budi kaget melihat jam
menunjukkan pukul 6.30.

“Astaga sudah jam 6.30."

Segera ia bergegas ke kamar mandi dan bersiap berangkat ke sekolah. Dengan kecepatan maksimal ia
mengendarai motornya di tengah jalanan ibu kota. Sayang seberapa ngebut Budi, tetap saja ia sudah
telat. Sesampainya ia disekolah ia pun melihat pintu gerbang telah tertutup, dan ia pun melihat satpam
beserta Guru BK yang berjaga dengan tatapannya yang sedingin es.

"Waduh gimana nih?" Tanya Budi kepada Roy yang sama-sama telat.

"Kita lompat lewat pagar belakan aja!!!" Jawab Roy dengan tatapan gelisahnya, Budi pun mengiyakan
ajakan Roy tanpa berfikir panjang, mereka pun segera berlari ke pagar belakang dan bergegas
memanjatnya.

Saat memanjat gerbang belakang suatu suara yang keras pun mengagetkan mereka dan Budi pun
terjatuh dan mereka pun melihat sosok yang tak lain merupakan guru killer di sekolah mereka malahan
ia lebih galak dari guru BK yang berjaga di depan gerbang. Pak Guru pun menyuruh Roy untuk
turun,setelah turun Roy berbisik kepada Budi "Lepas dari mulut singa masuk ke mulut buaya."

Lalu Pak Guru pun memberikan mereka ceramah pagi yang sangat mereka hafal. "Kenapa kalian
terlambat? Tidak masalah terlambat sebentar atau lama, namun bagaimana kedisiplinan kamu. Teman
teman kamu semua bisa disiplin dan konsisten. Jika kamu tak bisa mengatasi hal kecil seperti ini
bagaimana kalian akan bisa menangani hal yang besar setelah lulus atau stelah berkeluarga?”

“ Sudah saya tidak mau banyak bicara lagi, kalian berdua ikut saya keruang BK.” sambung Pak Guru."

Mendengar ucapan itu Budi dan Roy pun terdiam dengan penuh penyesalan."Sudah jatuh tertimpa
tangga." Kata Roy menggoda Budi. Setelah diberi ceramah babak kedua oleh guru BK mereka pun
kembali ke kelas mereka, sesampainya di kelas Dimas yang merupakan teman baik Budi langsung
bertanya. “Kamu kenapa Di kok bisa telat biasanya paling rajin datang ke sekolah.?”

“Iya aku salah, semalam aku begadang nonton bola hingga bangun kesiangan.”

“Makanya lain kali cobalah untuk lebih memprioritaskan sesuatu yang lebih penting untukmu” Sahut
Dimas menasehati sahabatnya yang tengah dirundung rasa menyesal ini.

Unsur intrinsik

Tema: Kehidupan sehari hari.


Latar waktu: Pagi hari ("Budi kaget melihat jam menunjukkan pukul 6.30.").

Latar tempat: di sekolah ("Sesampainya ia disekolah ia pun melihat pintu gerbang telah tertutup")

Latar suasana:Menggelisahkan ("Jawab Roy dengan tatapan gelisahnya").

Alur: Maju

Penokohan:

Budi : Rajin.

Roy : Cerdik

Dimas : Bijaksana

Pak Guru : Tegas

Sudut pandang:

Nilai moral:

Anda mungkin juga menyukai