TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui TPS dengan lembar kerja siswa, peserta didik dengan rasa ingin tahu dan teliti, dapat
menjelaskan teori tumbukan dengan tepat.
2. Melalui TPS dengan lembar kerja siswa, dengan bekerjasama dan bertanggung jawab, peserta didik
dapat menjelaskan mengapa reaksi dapat berjalan cepat atau lambat dengan rasa ingin tahu dan teliti.
3. Melalui TPS dengan lembar kerja siswa, dengan bekerjasama dan bertanggung jawab, peserta didik
dapat menyebutkan 3 faktor-faktor yang mempengaruhi teori tumbukan dengan benar
4. Melalui TPS dengan bantuan lembar kerja siswa, dengan bekerjasama dan bertanggung jawab, peserta
didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi teori tumbukan dengan benar
5. Melalui TPS dengan bantuan lembar kerja siswa, peserta didik dengan rasa ingin tahu dan teliti, dapat
menjelaskan energi aktivasi dengan tepat.
6. Melalui TPS dengan bantuan lembar kerja siswa, dengan bekerjasama dan bertanggung jawab, peserta
didik dapat menggambarkan kurva energi aktivasi dengan benar.
7. Melalui TPS dengan bantuan lembar kerja siswa, peserta didik dapat menganalisis kurva energi aktivasi
secara cermat dan bertanggungjawab
Pengertian
Teori tumbukan adalah teori yang menjelaskan pengaruh faktor
terhadap laju reaksi. Menurut teori tumbukan, suatu reaksi berlangsung
sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi yang memiliki energi cukup
dan arah tumbukan yang tepat.
Berdasarkan teori tumbukan, laju reaksi akan bergantung pada tiga hal utama berikut:
1) Frekuensi tumbukan
3) Arah tumbukan
3. Pengaruh katalis
- Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi. Katalis memperbanyak
jumlah tumbukan karena menurunkan energi aktivasi.
- Sifat-sifat katalis:
Energi aktivasi/pengaktifan adalah energi minimum yang harus dimiliki reaktan, yang
digunakan untuk mengaktifkan kemampuan reaksi sehingga reaktan dapat bereaksi.
a. Jika bernilai rendah, berarti reaksi dapat terjadi pada suhu rendah.
b. Jika bernilai tinggi, berarti reaksi dapat terjadi pada suhu tinggi.
Energi aktivasi disebut juga energi penghalang, karena reaktan harus ‘didorong’
menuruni ‘bukit’ energi aktivasi sehingga dapat berubah menjadi produk.