Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PROSES KERADIOGRAFERAN

Di susun oleh :

Anisya Fitri (21002015)


Fariuzi (21002019)
Hadist Chairunnisa (21002021)
Kasni Gusmila (21002002)
Luthfi Farhan Yusuf (21002025)
M. Zico Endru (21002033)
Rohit Gaspura Candra (21002051)
Salwa Innasya Sugesty (21002042)
Syalsa billa Putri (21002046)

Dosen Pengampu : Agus Salim, S. Kep,. M. Si

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK RADIOLOGI


UNIVERSITAS AWALVROS PEKANBARU

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “komunikasi

terapeutik dalam proses keradiograferan” Penulisan makalah ini merupakan

salah satu tugas yang di berikan dalam mata kuliah komunikasi teraupetik

Universitas Awalbros.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan

petunjuk kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami

miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Pekanbaru, 10 Desember 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teleradiologi............................................................................ 3
B. Tujuan Teleradiologi................................................................................. 3
C. Prinsip Dasar Teleradiologi....................................................................... 4
D. Pengolahan Data Gambar Dijital Pada Sistem Teleradiologi.................... 4
E. Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Sistem Teleradiologi................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Ilustrasi Sistem Teleradiologi......................................... 3

Gambar 2.2 Gambar Sistem Teleradiologi....................................................... 4

Gambar 2.3 Gambar Matrix.............................................................................. 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Komunikasi merupakan faktor penting bagi radiografer dalam melakukan
pelayanan radiografer dengan klien. Semakin baik komunikasi radiografer,
maka semakin berkualitas pula pelayanan radiografer yang diberikan kepada
klien karena komunikasi yang baik dapat membina hubungan saling percaya
antara radiografer dan klien. Radiografer yang memiliki ketrampilan
berkomunikasi secara terapeutik tidak saja mudah menjalin hubungan saling
percaya dengan klien, tapi juga dapat menumbuhkan sikap empati dan caring,
mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam
pelayanan keradiograferan dan bahkan dapat meningkatkan citra profesi
keradiograferan serta citra rumah sakit. Oleh karena itu, penting bagi peserta
didik sebagai calon radiografer untuk mempelajari komunikasiterapeutik
dalam keradiograferan agar dapat memberikan pelayanan radiografer secara
professional.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu helping relationship?
2. Apa perbedaan komunikasi sosial dengan komunikasi terapeutik?
3. Bagaimana prinsip komunikasi terapeutik, dan karakteristik radiografer
dalam komunikasi terapeutik.

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa itu komunikasi teraupetik dalam proses keradiograferan
2. Mampu memahami komunikasi terapeutik dalam proses keradiograferan
dan mengaplikasikan komunikasi terapeutik dalam setiap pelayanan
radiografer.
D. Manfaat penulisan
1. Memberikan infomasi kepada pembaca tentang komunikasi teraupetik
dalam proses keradiograferan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian helping relationship


Helping relationship adalah hubungan yang terjadi antara dua atau
lebih individu maupun kelompok yang saling memberikan dan menerima
bantuan atau dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasar sepanjang
kehidupan. Radiografer adalah sebagai helper yang berperan membantu
klien untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia klien.

B. Perbedaan komunikasi social dengan komunikasi terapeutik


1. Komunikasi social
1. Terjadi setiap hari antar orang per orang atau kelompok baik dalam
lingkungan kerja maupun pergaulan
2. Komunikasi umumnya bersifat dangkal karena tidak mempunyai
tujuan tetapi lebih mengarah kepada kebersamaan dan rasa senang
3. Komunikasi umumnya tidak menunjukkan sikap empati, tetapi
lebih sering bersikap simpati
2. Komunikasi terapeutik
1. Terjadi antara radiografer dengan klien atau anggota tim kesehatan
lainnya
2. Komunikasi bersifat dalam karena selalu mempunyai tujuan atau
arah yang lebih spesifik yaitu untuk kesembuhan klien
3. Radiografer secara aktif mendengarkan dan memberi respon
dengan cara menunjukkan sikap empati kepada klien
C. Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik Dalam Keradiograferan
1. Radiografer harus mengenal dirinya sendiri (self awareness) yang
berarti memahami nilai-nilai yang di anut
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling
percaya dan saling menghargai
3. Radiografer harus menyadari pentingnya kebutuhan klien baik fisik
maupun mental

2
4. Radiografer harus menciptakan suasana yang memungkinkan klien
bebas berkembang tanpa rasa takut
5. Radiografer harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan
klien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah
lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi
6. Radiografer harus mampu mengontrol perasaan sendiri secara
bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan emosional seperti
perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan, maupun frustasi
7. Radiografer harus mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan
dapat mempertahankan konsistensinya
8. Radiografer harus mampu memahami arti empati dan
menggunakannya sebagai tindakan yang terapeutik, dan mampu
memahami arti simpati yang bukan sebagai tindakan terapeutik
9. Radiografer harus mampu memahami bahwa kejujuran dan
komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik
10. Radiografer harus mampu menjadi role model agar dapat meyakinkan
dan sebagai contoh kepada orang lain tentang perilaku sehat.
11. Radiografer harus mampu mengungkapkan perasaan dan menyatakan
sikap yang jelas
12. Radiografer mampu memiliki sifat altruisme yang berarti menolong
atau membantu permasalahan klien tanpa mengharapkan imbalan
apapun dari klien
13. Radiografer harus mampu mengambil keputusan berdasarkan prinsip
kesejahteraan manusia
14. Bertanggung jawab pada setiap sikap dan tindakan yang dilakukan.
D. Karakteristik Radiografer Dalam Helping Relationship
Kunci dalam membina hubungan terapeutik adalah radiografer
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Oleh karena itu, dalam
membina hubungan terapeutik seorang radiografer harus memiliki kualitas

3
diri yang bagus. Kualitas diri yang harus dimiliki oleh radiografer untuk
membina hubungan terapeutik sebagai berikut (Stuart, 2009):
1. Kesadaran diri (awareness of self)
Kemampuan self-awareness yang dimiliki oleh radiographer
dapat membuat radiografer menghargai perbedaan pemikiran,
keunikan klien, dan menghargai pendapat orang lain.
Cara meningkatkan kesadaran diri (Stuart, 2009):
a. Bertanya pada diri sendiri, dengan bertanya “siapakah
saya?”,mencari tau kelemahan dan kemampuan diri, mimpi
serta target perbaikan diri
b. Mendengarkan orang lain, dengan membiarkan orang
menilai tentang diri kita sehingga kita mendapatkan feedback
dari orang lain
c. Aktif mencari informasi mengenai diri sendiri. Misalnya
dengan memaknai peristiwa yang terjadi untuk memperoleh
informasi diri
d. Melihat sisi diri yang berbeda, yaitu dengan melihat diri dari
kacamata orang lain
e. Meningkatkan keterbukaan diri,dengan memaknai setiap
interaksi yang diperoleh
2. Klarifikasi nilai
Klarifikasi nilai merupakan suatu metode dimana seseorang
dapat menemukan nilai-nilai dengan mengkaji, mengeksplorasi,
dan menentukan nilainilai pribadi serta bagaimana nilai-nilai
tersebut digunakan dalam mengambil keputusan.
Langkah-langkah proses klarifikasi nilai (Stuart, 2009):
a. Memilih (choosing): kebebasan untuk memilih dari beberapa
alternatif setelah memperlihatkan secara teliti
konsekuensikonsekuensi dari setiap alternatif
b. Memberikan penghargaan (prizing): memberikan penghargaan
dan merasa gembira dengan pilihannya. Keinginan untuk

4
mempertahankan pilihan didepan umum
c. Tindakan (acting): mengerjakan sesuatu dengan pilihannya dan
mengulanginya pada beberapa pola kehidupan yang lain
3. Mengungkapkan perasaan
Eksplorasi perasaan merupakan hal yang perlu dilakukan agar
radiographer terbuka dan sadar terhadap perasaannya sehingga ia dapat
mengontrol perasaannya.
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau
lebih dalam masalah yang dialami klien.
4. Berperan sebagai role model
Berperan sebagai rolemodelartinyamenggunakan diri sebagai alat
melalui contoh yang ditampilkan oleh radiografer. Radiografer yang
memiliki kepribadian yang baik dapat melakukan tindakan secara
profesional maupun model yang baik bagi klien.
5. Altruisme
Merupakan Tindakan suka rela untuk membantu orang lain
tanpa pamrih atau mengharapkan imbalan dari orang lain. Altruisme
merupakan lawan dari egoisme.

Ada 3 ciri-ciri altruisme, yaitu:


 Empati, yaitu kemampuan untuk merasakan perasaan yang dialami orang
lain tanpa berlarut didalamnya
 Keinginan memberi, dengan maksud memenuhi kebutuhan oranglain
 Sukarela, apa yang diberikan itu semata-mata untuk orang lain, tidak ada
niat untuk mendapatkan imbalan atas jasa yang diberikan
6. Etik dan bertanggung jawab
Radiografer sebagai profesi mempunyai kode etik dan tanggung
jawab tertentu yang menggambarkan nilai-nilai dalam melakukan
pelayanan radiografer. Radiografer perlu memahami dan
menggunakan kode etik pada setiap tugas- tugasnya

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Helping relationship merupakan hubungan antara radiografer
dengan klien yang bertujuan untuk kesembuhan klien
2. Perbedaan komunikasi sosial dengan komunikasi terapeutik terletak
pada waktu, tujuan, dan sifat komunikasi
3. Prinsip komunikasi terapeutik adalah hubungan saling percaya
4. Karakteristik radiografer dalam helping relationship adalah kesadaran diri,
klarifikasi nilai, eksplorasi nilai, model peran, altruism, etik dan tanggung
jawab
B. Saran
1. Setelah membaca makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat
memahami segala pembahasan yang ada pada makalah ini.
2. Penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca karena masih terdapat
kekeurangan dalam penyusunan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi terapeutik dalam keradiograferan jiwa.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Anjaswarni. (2016). Komunikasi dalam keradiograferan. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M., & Mubarak, W.I. (2009). Komunikasi dalam
keradiograferan. Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, G. W., 2009. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Ed 9th.
Mosby: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai