Anda di halaman 1dari 2

Labeling Theory

Konsep ini berawal dikenalkan oleh seorang sosiolog asal amerika


serikat kelahiran 18 april 1928, seorang tersebut bernama Howard S. Becker,
pada awalnya teori ini terinspirasi oleh perspektif interaksi simbolik dari
herbert Mead dan dengan seiring nya waktu telah berkembang dalam bidang
kriminologi. Teori ini pun penjulukan dari sebuah studi tentang penyimpangan
pada akhir tahun 1950 dan awal 1960 yang merupakan dari suatu penolakan
atas teori konsensus atau fungsionalisme struktural.

Labeling adalah sebuah teori yang mempelajari tentang pemberian


“label” terhadap seseorang ataupun jenis objek tertentu, dan akibat dari
labeling tersebut bisa saja seseorang tersebut jadi memiliki identitas diri dan
menjelaskan bagaimana orang tersebut.

Namun sebenarnya menurut Howards S. Becker perilaku menyimpang


itu tidak ada karena menurutnya setiap tindakan adalah bersifat “netral“ dan
“relatif”. Yang berarti makna dari tindakan tersebut itu relatif tergantung
bagaimana sudut pandang orang lain yang menilainya. Suatu tindakan bila
dikatakan menyimpang karena orang lain maupun masyarakat memaknai dan
menamainya ( labeling ) sebagai perilaku yang menyimpang. Tindakan
menyimpang tersebut tergantung dari bagaimana tanggapan seseorang
terhadap sebuah tindakan tersebut.

Terdapat 2 macam teori labeling itu yaitu bagaimanakah dan mengapa


seorang individu tersebut dapat memperoleh suatu labeling tertentu. Yaitu
karena suatu kelompok masyarakat telah melabelkan seorang tersebut dengan
julukan yang telah diberikan kepada seorang tersebut dan julukan tersebut
sudah tertanam di masyarakat dan julukan tersebut telah diberikan oleh orang
lain yang melihatnya. Lalu apa efek labeling terhadap perilaku penyimpangan
tingkah laku selanjutnya yaitu dimana tahapan seorang tersebut sudah menjadi
devian penuh ( outsider ).

Teori labeling ini dinyatakan bahwa proses penjulukan ini tidak dapat
ditahan oleh para korban - korbannya karena labeling tersebut sudah memiliki
arti bahwa nama seseorang tersebut sudah dikenal atau diingat oleh kelompok
masyarakat dan akan sulit untuk diubah, lalu timbulah persoalan akibat
pelabelan terhadap seorang individu tersebut jika seorang tersebut keberatan
ataupun sama sekali tidak menerima atas label yang diberikan oleh orang lain
terhadap dirinya maka disinilah dapat terjadinya dilematik dan juga
problematik dari penjulukan tersebut.

Perspektif labeling ini menganggap masyarakat itu sebagai agen dari


pembeli opini yang sebenarnya hakekatnya adalah sebagai pertemuan yang
disengaja ataupun tidak disengaja, dan sosok individu yang diberikan label
pun akan memiliki keunikan sendiri dari individu lainnya, dan bila perspektif
ini dilakukan secara subjektif akan dapat menyebabkan rasa teralienisasi yang
dirasakan oleh sosok individu yang sudah dilabelkan tersebut dan berpotensi
akan semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai