Anda di halaman 1dari 9

Teori Labelling

Howard Becker
HOWARD BECKER
Salah satu tokoh yang berasal dari Amerika Serikat kelahiran Chicago tahun
1928. Beliau merupakan salah satu tokoh sosiologis yang menekankan
2 aspek terhadap teori labeling, yaitu:
• Penjelasan tentang mengapa dan bagaimana orang-orang tertentu
sampai diberi cap ataupun pelabelan sebagai pelaku penyimpangan.
• Pengaruh daripada label tersebut sebagai konsekuensi dari
penyimpangan tingkah laku.
LATAR BELAKANG
Tindakan Sosial dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang
merupakan kontrol dalam sosial, seperti pada teori kali ini tentang Labelling
atau dalam bahasa Indonesia, dikenal dengan “cap”. Teori ini ditemukan
atau asal usulnya berada di buku seorang tokoh Sosiologi terkenal, yaitu
Emile Durkheim yang berjudul Suicide. menurutnya, kejahatan bukanlah hal
yang melanggar hukum, melainkan dapat berupa yang meresahkan atau
membuat marah masyarakat. Selain itu, Labelling dapat berfungsi sebagai
kontrol sosial dalam masyarakat .
DEFINISI LABELLING
Teori labelling ini merupakan suatu teori yang keberadaannya
muncul akibat reaksi dari masyarakat terhadap perilaku seorang individu
yang dianggap menyimpang. Dimana seseorang yang menyimpang
tersebut kemudian diberi label atau “cap” oleh lingkungan sosialnya. Teori
labelling ini bersifat “cap” sosial, dimana seseorang akan mengalami
perubahan peran dan akan cenderung berperilaku sebagaimana “cap”
yang diberikan orang lain terhadapnya.
MACAM MACAM LABELLING
HARD LABELING
Hard Labelling adalah Orang-orang yang percaya bahwa
sakit mental itu tidak ada. Itu hanyalah penyimpangan
perilaku dari norma masyarakat yang menyebabkan
orang-orang ini percaya akan adanya sakit mental.

SOFT LABELING
Soft Labelling adalah orang-orang yang
percaya bahwa sebenarnya sakit mental itu
ada dan memang benar ada
KONSEP TEORI LABELLING
Perspektif labeling mengetengahkan pendekatan
interaksionisme dengan berkosentrasi pada konsekuensi
interaksi antara penyimpang dengan agen kontrol sosial.
Teori ini memperhitungkan bahwa pelaksanaan kontrol sosial
berdampak pada penyimpangan karena pelaksanaan kontrol
sosial tersebut menyebabkan mendorong orang masuk ke
dalam peran penyimpang.
ASUMSI TEORI LABELLING
ASUMSI PERTAMA

Orang berprilaku normal atau tidak normal, menyimpang atau tidak


menyimpang, tergantung pada bagaimana orang lain menilainya

ASUMSI KEDUA
Penilaian itu berubah dari waktu ke waktu. Teori ini lebih memfokuskan
untuk memahami kenakalan remaja, karena ini terjadi sepanjang waktu
ketika remaja berusaha untuk membentuk identitasnya
KRITIK TERHADAP LABELLING

Perspektif ini didasari oleh teori interaksionisme simbolik, yang berkonsentrasi


pada proses sosial sekitar penyimpangan. Interaksionisme simbolik menekankan
pada hubungan antara simbol dengan interaksi, serta inti dari pendekatannya adalah
individu (Poloma, 2004:274). Dalam interaksionisme simbolik makna dan simbol
yang diberikan akan memberikan dampak terhadap tindakan dan interaksi manusia
(Ritzer dan Goodman, 2008:293).

Menurut Becker (1963) dalam Narwoko dan Suyanto (2011) menyebutkan tindakan perilaku
menyimpang sesungguhnya tidak ada. Setiap tindakan sebenarnya bersifat “netral” dan “relatif”.
STUDI KASUS LABELLING

IKHSAN MENJELASKAN

Anda mungkin juga menyukai