Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama pasca persalinan
terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Kurang
baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat juga akan menyebabkan kelainan-
kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Salah satu
cara, untuk menghindari perlu dilakukannya pemantauan pada bayi baru lahir untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru
lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan (Oktarina, 2016)
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk memberikan asuhan
kebidanan pada Ny. B agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi,
mengatasi ketidaknyamanan ibu selama kehamilan serta mengarahkan ibu agar bersalin
difasilitas pelayanan kesehatan dengan normal dan melakukan perawatan pada bayi.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis di PMB Mitra
Keluarga ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mampu Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis di PMB
Mitra Keluarga
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis di PMB
Mitra Keluarga
b. Menetapkan Diagnosis Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis di PMB
Mitra Keluarga

1
2

c. Menyusun Rencana Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis di PMB Mitra


Keluarga
d. Melaksanakan Tindakan Rencana Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis di
PMB Siti Fatimah
e. Melakukan Dokumentasi SOAP Pada Ibu Bersalin Fisiologis di PMB Mitra
Keluarga
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Petugas kesehatan mampu membimbing dan memberikan masukan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin fisiologis.
1.4.2 Bagi Petugas Kesehatan
Meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menyikapi kasus untuk
pelayanan berkualitas yang baik dan terampil.
1.4.3 Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 .Konsep Dasar Persalinan
2.1.1 Pengertian
a) Persalinan adalah proses pngeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam
uterus melalui vagina kedunia luar (Ardhiani, 2010)
b) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup
bulan atau melalui jalan lahir lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Ardhiani, 2010).
2.1.2 Proses Persalinan
a) Engagement
Peristiwa ketika biparietal melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis
melintang/ oblik di dalam jalan lahir dan sedikit fleksi (Sumarah, 2010).
b) Descent
Pada tahap descent (penurunan kepala) terjadi peristiwa asinklitismus, yaitu arah
sumbuh kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus
anterior menurun Naegele ialah apabila arah sumbuh kepala membuta sudut
lancip kedepan dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus posterior
menurut Litzman, keaadaan adalah sebaliknya dari asinklitismus anterior
(Sumarah, 2010).
c) Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi berubah hingga ubun-ubun kecil jelas
lebih rendah dari ubun-ubun besar, keuntunga dari bertambah flesi ialah bahwa
ukuran kepla janin yg lebih kecil melalui jalan lahir: diameter suboksipito
bergemantika (9,5 cm) menggantikan diameter suboksipito frontalis (11 cm)
(Eniyati, dkk, 2012:68).
d) Rotasi internal
Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian rendah janin dari
posisi seblumnya kearah depan sampai di bawah simpisis. Bila presentasi
belakang dimana terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka) ubun-ubun kecil
memutar kedapan sampai bawah simpisis (Sumarah,2010).

3
4

e) Ekstensi
Menurut Sumarah (2010) mengatakan bahwa gerakan ekstensi merupakan
gerakan dimna oksiput berhempitan langsung pada margo inferior simpisis pubis.
Penyebab di karenakan sumbuh jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah
kedepan dan atas, sehingga kepala janin menyesuaikan dengan ekstensi agar
dapat melaluinya. Pada saat keplaa janin mecapai dasar panggul tidak langsung
tereksteni, akan tetapi terus didorong kebawah sehingga mendesak kejaringan
perineum.
f) Rotasi Ekstrenal
Merupakan gerakan ubun-ubun kecil kearah panggung janin bagia velakang
berhahadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka janin
menghadap salah satu paha ibu. Gerakan rotasi luar atau putar paksi luar ini
menjadikan diameter biakromial janin searah dengan diameter anterioposterior
pintu atas panggul, dimana satu bahu di anterior belakang simpisis dan bahu
yang satunya di bagian posterior di belakang perineum, sutura segitalis kembali
melintang (Sumarah, 2010).
2.1.3. fisiologis persalinan
a. Kala I
Menurut Mochtar (2012:67) kala I (kala pembuka) adalah waktu untuk pembukaan
serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm. impart ditandai dengaan keluarnya
lendiri bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan
mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler disektira
kanalis servisis akibat pergeseran ketika serviks mendatar dan membukaa. Kala
pembukaan di bagi menjadi 2 fase yaitu :
1) Fase laten : pembukaan serviks yang berlaangsung lambat sampai yaitu
menyebabkan 3 cm, lamanya 7-8 jam. Dimulai sejak awal berkontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung
hingga serviks membuka 4 cm, brlangsung hampir atau hingga 8 jam. Lamanya
kala 1 untuk primigrravida adalah 12 jam sedangkan untuk multigravida sekitar 8
jam laama inpartu di muali dari kenceng-kenceng (Manuaba, 2013:173).
5

2) Fase atif : berlangsung selama 6 jam dan di bagi menjadi 3 sub fase
a) Priode akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm .
b) Priode dilatasi maksimal (Steady) : selama 2 jam, pembukaan berlangusng
cepat menjadi 9 cm
c) Priode deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm (lengkap).
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam
10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, dari pembukaan 2
hingga mecapai pembukaan lengkap atau 10 cm akan terjadi dengan cepat
rata-rata 1 cm perjam (multipara atau primigravida) atu lebih dari 1 cm
hngga 2 cm (multipara) dan terjadi penurunan bagian bawah janin.
Perbedaan pembukaan serviks pada primigraavida dengan multigravida
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 pembukaan serviks pada primigravida dan mulitigravida.
Primi Muliti
Serviks mendatar Mendatar dan membuka dapat
(effacement) dulu baru terjadi bersamaan
berdilatasi
Berlangsun 13-14 jam Berlangsun 6-7 jam
Sumber: Mochtar, 2011. Synopsis Obstetri, Jakarta Halaman 71.

Sifat kontrasi otot rahim (his) kala pertamaa Manuaba (2010) adalah.
a) Kontraksi bersifat simetris
b) Fundal domain, artinya bagian fundus uteri sebagai pust dan
mempunyai kekuatan yang paling besar.
c) Invilumeter artinya tidak dapat diatur oleh parturien (ibu).
d) Itervalnya makin lama makin pendek.
e) Kekuatanya makin basar dan pada kala II diikuti dengan refleks
mengejan.
6

f) Diikuti retraksi, artinya panjang otot rahim yang telah berkontraksi


tidak akan kembali ke panjang semula.
g) Setiap kontrasi dari miring pace maker yang terletak di sekia
insersi ibu dengan arah panjang kedaerah serviks uteri engan
kecepatan 2 cm perdetik.
h) Kontrasi rahim menibulkan rasa sakit pada pinggung, daerah pertut
dan menjalar kearah paha.
Akhirnya kala pertama diterapkan dengan criteria yaitu pembukaan
lengkap, ketuban pecah, dapat disertai dengan reflek mengejan.
b. Kala II
Pada kala pengeluaaran janin, his terkoordinasi, kua, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin terlah turundan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot panggul yan mulai lengkung refleks menimbulkan rasa mengedan.
Oleh karena tekanan pada rectum, ibu merasakan seperti buang air besar, dengan tanda
anus terbuka, perineum meregang. Dan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir
kepala, diikuti seluruh badan janin. Kala II pada prmi berlangsung1-2 ja sedangkan pada
multi 1 jam (Mochtar, 2011:71-73).
Menurut Saifuddin (2010), kala II di bagi menjadi 2 fase yaitu :
1) Fase awal (noneksplusif) adalah serviks membuka lengkap 10 cm
a) penurunan kepala berlanjut.
b) belum ada keingina meneran.
2) Fase akhir (eksplusif) adalah serviks membuka lengkap 10 cm
a) bagian terbawah mecapai dasar panggul.
b) ibu ingin meneran.
c. Kala III
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus dari sebelum. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan, redorong kedalam
vagina dan akan lehir spontan atau denga sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus
uteri. Seluruh proses biasaya berlangsung 5-30 menit setelaah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta diseraati dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Mochtar, 2011:73).
7

Menurut Manuaba (2010:123) setelah istirahat sekita 8-10 menit rahim berkontraksi
untuk melepaskan dari insersinya, dilapisan Nitabuschpelepasan plasenta bisa di mulai
dari pingir atau dari sentral dan dorongan kebgian bawah rahim. Menurut Mochtar
(2011:80) kala III terdiri dari 2 fase yaitu fase pelepasan dan fase pengeluaran uri.
d. Kala IV
Menurut Manuaba (2010:174) kala empat mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam.
Pada kala empat dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling sering
terjadii pada 2 jam pertama. Obsevasi yang di lakukan adalah :
1) Tingkatan kesadaran pasien
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital pasien, tekanan darah, nadi, dan pernafsan.
3) Kontraksi uterus.
4) Terjadinya perdarahan. Perdarahan masih di anggap normal bila jumlahnya tida
melebihi 400-500 cc.
Patograf dapat di pakai untuk kemajuan persalinan dan membantu petugas
ksehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan patograf di mulai
pada pembukaan 4 cm (fase aktif) (Saifuddin, 2014:316).
a) Denyut jantung janin (DJJ), nilai dan catataan DJJ setiap 30 menit (lebih
seiring jika tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas patograf
menunjukan waktu 30 menit, catat DJJ dengan member tanda titik.
Penolong harus sudah waspada apabila DJJ di bawah 120 kali permenit
atau di atas160 kali permenit (Saifuddin,2014:317)
b) Warna dan air ketuban, nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan
pemeriksaan dalam dan nilai warna iar ketuban jika selaput ketuban sudah
pecah menurut (Saifuddin,2014:317), menjelaskan bahwa gunakan
lambing berikut ini :
U : selaput ketuban utuh dan belum pecah.
J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M : selaput ketuban sudh pecah dan air ketuban
bercampur mekonial.
D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban kering.
8

c) Penyusupan tulang kepala janin


Menurut Saifuddin (2014:319), menjelaskan gunakan lambing berikut ini
untuk menentukan penyusupan pada kepala janin
Lambing 0: tulang-ytulang janin terpisah, sutura dengan mudah dapat di
palpasi.
Lambang1: tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan dapat
dipisahkan
Lambing3: tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan.
d) Pembukaan serviks
Catat pembukaan serviks setiap 4 jam atau lebih sering di lakukan jika
tanda-tanda penyulit dan beri tanda silang (X) (Saifuddin, 2014:319).
e) Penurunan bagian terbawah janin atau ersentasi janin
Pada persalinan notrmal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti
dangan turunnya bagian terbawah/persentasi janin baru terjadi setelah
pembukaan serviks sebesar 7 cm. penurunan kepala janin di ukur severapa
jauh dari tepi bawah simfisis pubis. Penurunan kepala janin di ukur
seberapa jauh dari tepi simfisis pubis (Saifuddin, 2014:320).
f) Waktu mulanya fase aktif
Di bagian bawah patograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera
kotak-kotak diberi angka 1-6 setiap kotak sau jam sejak dimulainya fase
aktif persalinan (Saifuddin, 2014:320).
Nadi :catat setiap 30 menit dan tandai denagan titik pada kolom waktu
yang sesuai (.) (Saifuddin,2014:322).
Tekanan darah : caatlah setiap 4 jam selama fase aktif persalinan dan
tandai dengan anak panah (↨) (Saifuddin, 2014:322).
suhu badan : catat dalam waktu 2 jam sekali dan catat hasil pada kotak
yang sesuai (Saifuddin, 2014:322).
Volume urin, protein dan aseton : ukur dan catat jumlah produksi urin ibu
sedikit setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih).jika memungkinkan saat ibu
9

berkemih, lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein urin


(Saifuddin, 2014:322).
2.1.4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut Mochtar (2011,65). Menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan meliputi :
a. Tenaga (power) kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan ini meliputi his,
kontraksi otot-oto perut, kontraksi diafragma dan aksi dari liggmen, dengaan kerjasama
yang baik dan sempurna.
b. Janin (passage) yang meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah janin dan
posisi janin.
c. Jalan lahir (passage) yaitu panggul yang, meliputi tulang-tulang panggul (rangka
panggul) otot-otot, jaringan-jaringan dan ligemen yang terdapat di panggul.
d. Psikologi ibu, keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses. Persalinan ibu bersih yang
di damping oleh suami dan orang-oarang yang dicintainya cenderung mengalami proses
persalinan yang lebih lancar di bandikan dengan ibu bersalin yang tanpa di damping
suami atau orang-orang yang dicintainya.

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Persalinan


Pada asuhan kebidanan ini akan di jelaskan cara penulisan asuhan kebidanan yang
meliputi pengkaijian, diagnose kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian Data
a. Data Subjektif
a) Keluhan Utama
Menurut Manuaba (2010:173) tana-tanda persalinan adalah:
(a) tejadinya his persalinan, his persalinan mempunyai cirri khas
pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur,
interval makin pendek dan kekuatanya makin besar, mempunyai
pengaruh terhadap pembukaan serviks, makin beraktifitas (jalan)
makin tambah.
(b) pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan his
persaalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan
10

pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir yang


terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan karena
kapiler pembulh darah pecah.
(c) pengeluaran cairan. Pada beberapa kasus terjadi ketuba pecah bau
pecah mejelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban di
harapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
b) Riwayat Kebidanan
(1) Riwayat Persalinan Yang Lalu
Riwayat persalinan yang lalu yang menjadi faktor risiko
menjadi faktor perhatikan yaitu persalinan, persalinan
dengan berat bayi lahir rendah, persalinan lahir mati,
persalinan dengan induksi, persalinan dengan pasenta
maunua, persalinan dengan perdarahan postpartum,
persalinan dengan tindakan (ekstari forcep, ekstrasi
vacum), letak sungsang, oprasi sesar (Manuaba, 2012:234).
(2) Riwayat Persalinan Sekarang
Lama kala I primigravida 12 jam, multigravida 8 jam. Pembukaan
primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam. Lama kala II
untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit . kala untuk primigravid
30 menit dan mulitigravida 15 menit. Lama kala IV 2 jam (Mnuaba, 2010:173).
Tabel 2.2 lama persalinan pada primigravida dan multigravida
Kala persalinan Primgravida multigravida
I 10-12 jam 6-8 jam
II 1-,5 jam 0,5-1 jam
III 10 menit 10 menit
IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tanpa 10-12 jam 8-10 jam
memasukan kala
IV yag bersifat
observasi
Sumber : Manuaba, 2010, ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB. Jakarta, halaman 175.
11

c) Pola Kebiasaan Sehaari-Hari


a) Nutrisi
Ibu bersalin boleh makan makanan yang mudah di cerna dan
rendah lemak selama persalinan dan diperbolehkan minum,
makanan padat tidka boleh di berikan selama persalinan aktif.
(Indrayani, 2013:77).
b) Eliminasi
Kandung kemih yang penuh akan memcegah penurunan bagian
presentasi janin dan trauma pada kandung kemih akibat penekanan
yang lam yang akan (Verney,2010).
c) Personal hygiene
Menurt Varney, 2010) pada kala I, menggant pakaian yang basah
oleh keringet dan perlak, mejga perineum tetap kering,
membersihkan genetalia dari depan ke belakang dan mengganti
pembalut yang menyerap merasa lebih nyaman.
d) Aktivitas
Menurut Varney (2010). Menyebutkan bahwa saat kala II wanita
dapat melahirkan pada posisi litotomi, dorsal recumbent, miring,
jongkok, berdiri, lutut dada, atau tangan lutut, atau padaa bangku
lahir atau kursi lahir. Posisi litotomi atau dorso recumbent paling
sering di gunakan oleh bidan. Wanita dalam posisi tegak lusrus 30
derajat memuliki kala II yang singkat dengan dorongan fisiologis.
e) Istirahat dan tidur
Pengaturan perubahan posisi yang diinginkan seperti duduk atau
setengah duduk yang memberikan rasa nyaman pada ibu dapat
memberikan kemudahan beristirahat diantara kontraksi (Hidayat,
2010:49).
12

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
jika sudah kehabisan tenaga (lelah) sat akhir kala I, maka akan
mengalami kesulitan untuk meneran pada kala II, terutama bagi
primigravida (Hidayat,2010).
b) Tanda – tanda vital
(1) Tekanan darah
Pada kala I meningkat selama kontaksi disertai peningkatan sistolik
rata-rata 15 (10-20) mmHg dan distoloik rata-rata 5-10 mmHg
(peningkatan ini bisa di hindari denga mengubah posisi tubuh dari
terlentang ke posisi miring). Menurut (Cooper,2010).
(2) Nadi
Frekuesi nadi merupakan indicator yang baik dari kondisi fisik ibu.
Jika frekuensi nadi ibu meningkatkan lebih dari 10 denyut permenit,
hal tersebut dapat diindikasikan adanya nyeri, syok, infeksi atau
perdarahan. (Cooper, 2010).
(3) Suhu
Suhu tubuh harus berada dalam rentang normal, pireksia merupakan
terjadinya infeksi atau ketosis, sedikitnya 4 jam (Copper,2010).
(4) Pernapasan
Pada kala I samapai kala IV, pernapasan relatif normal, tetapi
peningkatan frekuensi pernapasan yang berlebih dapat menunjukan
syok atau ansietas (Varney,2010).
2) Pemeriksaan fisik
a) Muka
rasa nyeri akibat his yang dialami menyebabkan ibu mengalami rasa
cemas, gelisah dan khwatir (Sukarni, 2013:211).
b) Mulut dan gigi
wanita yang bersalin biasanya mengeluarkan bau napas yang tidak
sedap, mulut kering, bibir kering, atau pecah-peca, terutama jika ia
13

bersalin selama berjam-jam tanpa mendapat cairan oral dan perawatan


mulut (Varney, 2010).
c) Payudara
menjelang persalinan , perlu dilakukan pemeriksaan payudarah terhadap
kondisi putting ibu misalnya kering atau berkerak, pada wanita yang
merencanakan untuk menyusui (Varney,2010).
d) Abdomen
pada primigravida perut tegang dan menonjol dan terdapat strie livide
akibat dari peregangan uterus. Pada multigravida terdapat strie livide
dan alibikan (putih), perut lembek dan bergantung (Manuaba,
2010:125).
e) Genetalian
pada primigravida perineum utuh, vulpa tertutup, hymen perforatus,
vagina sempit dengan ruge, porsio runcing tertutup. Pada multigravida
perineum tedapat luka bekas roekan, vulva terbuka, krunkule
miritiformiss, vagina longgar, tanpa ruge, porsio tumpul dan terbagi
bibir depan belakang (Manuaba,2010:125).
f) Anus
kemajuan kepala janin menjelang persalinan akan menyebabkan
penonjolan pada rectum (Manuaba,2010).
g) Ekstremitas
reflek patella negative kemungkina pasien mengalami kekurangan B1,
akibatnya pada saat persalinan kekuatan mengejan lemah dan his juga
lemah (Romauli, 2011:176).
3) Pemeriksaan status obstetri
a) observasi his
paada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
dsehingga perineum masih dapat berjalan-jalan. His kala II, his semakin
kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik (Manuaba,
2011:173).
14

b) menghitung DJJ
denyut jantung janin (DJJ): nilai dan catat DJJ setiap 30 menit (lebih
sering jika ada tanda-tanda gawat janin) (Manuaba, 2014:317).
c) pemeriksaan dalam
pemeriksaan dalam menurt Mochtar (2012:77) yaitu pembukaan serviks
dalam cm atau jari, mendatar serviks (effacement) tipis atau tebal,
bagian terbawah janin (kepala, bokong, serta posisinya) turunnya kepala
menurut bidang hodge ketuban sudah pecah atau belum, menonjol atau
tidak promontorium teraba atau tidak, linea inominata tidak teraba
sebelumnya, sacrum cukup, ispina ischiadika tidak menonjol; sudut
arcus pubis cukut lebar
d) penurunan kepala
tabel 2.3 penurunan kepala janin melalui system persalinan
Periksa Periksa Dalam Keterangna
Luar
5/5 - Kepala diatas PAP, mudah digerakkan
4/5 H1-II Sulit digerakkan, kepala bagian kecil
masuk panggul
3/5 HII-III Bagian terbesar belum masuk panggul
sabagian (sejajajr)
2/5 HIII+ Bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul (divergen)
1/5 HIII-IV Kepala di dasar panggul (divergen)
0/5 HIV Diperineum (divergen)
Sumber : Saifuddin, 20010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta

2. Diagnosa Kebidanan
Menurut Kemenkes 2011 G1/>1P0/>UK37-40 minggu, tunggal, hidup, intrauterine, situs
bujur, habitus fleksi, puka/puki, preskep, kepala masuk PAP/belum, keadaan jalan lahir normal,
inpartu kala I fase laten/aktif (akselerasi/dilatasi maksimal/ deselarasi)/kala II/kala III/kala IV
KU ibu dan janin baik, dengan kemungkinan masalah adalah cemas, kurangnya pengetahuan
15

mengetahui kemajuan persalinan, kurangnya volume cairan tubuh sehubungan dengan \,


perubahan eliminasi urine, keletihan. Prognosa baik.
3. Perencanaan
Menurut Kepmenkes 2011 Diagnossa : GPA UK 37-38 minggu, tunggal, hidup, intrauterine,
situs bujur, habitus fleksi, puka/puki, preskep, kepala masuk PAP/belum, keadaan jalan lahir
normal, inpartu kala I fase laten/aktif (akselerasi/dilatasi maksimal/ deselarasi)/kala II/kala
III/kala IV KU ibu dan janin baik.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi komplikasi selama
persalinan.
Kriteria hasil :
a. KU ibu baik
b. TTV dalam batas normal
T = 110/80 – 130/90 mmHg N = 76-88x/menit
S = 36-37,50C R = 16-20x/menit
c. Lama persalinan
1) Kala I :
Primi : berlangsung 13-14 jam, Multi : berlangsung 6-7 jam
2) Kala II :
Primi : 1 1/2 – 2 jam, Multi : ½ - 1 jam, bayi lahir spontan, langsung menangis, gerak
aktif
3) Kala III
Primi : ½ jam, Multi : ¼ jam, plasenta lahir spontan, lengkap.
4) Kala IV :
KU baik, perdarahan <500 cc
Lama persalinan : Primi : 14 ½ jam, Multi 7 ¼ jam
Intervensi :
Kala I :
a. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan meliputi kemajuan persalinan,
keadaan ibu dan janin.
Rasional : wanita yang menghadapi proses persaalinan mengiinginkan dan memerlukan
informasi tentang kemajuan persalinan mereka (Winkjosasro, 2010)
16

b. Jelaskan pada ibu tentang proses persalinan.


Rasional : semakin jalan lair membuka, ibu akan merasakan keceng-kenceng yang
semakin sering dan lama. Ibu juga aan mengeluarkan lender darah yang semakin banyak
dari jalan lahir. Ibu bisa mulai mengejan setelah pembukaan lengkap yaitu mencapai
diameter 10 cm (Winkjosasro, 2010)
c. Anjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi saat ada is dengan mengambil napas
dalam dari hidung dan mengeluarkannya melalui mulut.
Rasional : Teknik relaksasi dapat meningkatkan relaksasi dan berfungsi membersihkan
jalan napas dengan menghilangkan kemungkinana hiperventilasi (Winkjosasro, 2010)
d. Observasi kemajuan persalinan ibu dengan partograf terlampir.
Rasional :mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama (Winkjosasro,
2010)
Tabel 2.4 Frekuensi Minimal Penilaian dan Intervensi dalam Persalinan Normal
Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*
Penurunan Setiap 4 jam * Setiap 4 jam*
Sumber : Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.

e. anjurkan ibu untuk mendapatkan posisi yang nyaman dalam persalinan, anjurkan untuk
tidak berbaring terlentang.
Rasional : berbaring terlentang akan mengganggu kemajuan persalinan dan menytulitkan
ibu untuk meneran secara efektif (Winkjosasro, 2010).
f. Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu
selama perslinan dan proses kelahiran bayinya.
Rasional : menukung dan mengenali berbagai upaya yang mungkin sangat membantu
kenyamanan ibu (Winkjosasro, 2010)
17

g. Beri asupan nutrisi pada ibu dengan memberi ibu makan dan minum disela-sela his.
Rasional : makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama perslinan akan memberi
lebih banyak energy dan mencegah dehidrasi yang dapat memperlambat
kontraksidan/atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif
(Winkjosasro, 2010).
h. Anjurkan ibu untuk BAB maupun BAK jika terasa.
Rasional : kandumg kemih yang penuh mengganggu penurunan kepala bayi. Selain itu
juga akan menambah rasa nyeri pada perut bawah, menghalangi lairnya plasenta dan
perdarahan pasca salin (Winkjosasro, 2010).
i. Jaga privasi ibu dengan menutup pintu, jendela serta kelambu tempat perslinan.
Rasional : menjaga privasi dan mencegah pajanan merupakan upaya untuk menghormati
martabat wanita (Saifuddin, 2010).
j. Jaga kebersihan dan kondisi tetap kering.
Rasional : kebersihan dan kindisi kering meningkatkan kenyamanan dan relaksasi serta
menurunkan resiko infeksi (Saifuddin, 2010).
k. Gunakan teknik sentuhan fisik.
Rasional : memberi kenyamanan dan pengertian serta dapat menentramkan,
menenangkna, menghilangkan kesepian.
l. Berikan usapan pada punggung maupun abdomen
Rasional : usapan pada punggung dengan pemberian tekanan eksternal pada tulang
belakang menghilangkan tekanan internal pada tulang belakang oelh kepala janin
sehingga mengurangi nyeri (Saifuddin, 2010).
Kala II :
a. Mengenali tanda dan gejala kala II
Rasional : dengan melihat tanda dan gejala kala II yang benar dapat menentukan tindakan
selanjutnya dengan tepat.
(1) Melihat tanda persalinan kala II
b. Menyiapkan pertolongan perslinan
Rasional ; persiapan alat, fisik dan mental akan membantu koefisien kerja, waktu dan
meminimalisir human eror, sehingga memperlancar proses persalinan.
18

(2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Unutuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi, siapkan : tempat datar, rata, bersih,
kering dan hangat, 3 handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi), alat
penghisap lender, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. Untuk
ibu : menggelar kain diperut bawah ibu, menyiapkan oksitosin 10 unit, alat suntik
steril sakali pakai di dalam pertus set.
(3) Memakai celemek plastic atau dari bahan yang tidak tembus cairan/ Menggunakan
APD Level 2 yaitu penutup kepala, goggles, masker N95, hendshcoen, apron (Gown)
alas kaki
(4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir, dan kemudian keringkan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering.
(5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
(6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang menggunakan
sarung tangan steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
c. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
Rasional : pembukaan serviks 10 cm akan mencegah terjainya rupture portio dan keadaan
janin yang baik bisa tertolong dengann prosedur persalinan normal.
(7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari anterior
(depan) ke posterior (belakang) menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
(8) Lakukan periksa dalam untuk memeastikan pembukaan sudah lengkap. Bila selaput
ketuban belum pecah, lakukan amniotomi.
(9) Dekontaminasi sarung tangan dengan (celupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik
dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan. Tutu kembali partus set.
(10)Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).
19

d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran.


Rasionla : persiapan keluarga dank lien yang oiptimal dakan membuat keluarga dank lien
lebih kooperatif.
(11) Beritahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin janin cukup
baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
(12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin meneran
atau kontraksi yang kuat. [pada kondisis itu, ibu diposisikan setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.
(13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau timbul
kontraksi yang kuat.
(14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok dan mengambil posisi yang nyaman, jika
ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60 menit.
e. Persiapan untuk pertolongan bayi.
Rasional : mempersiapkan tempat maupun kain handuk untuk mengeringkan tubuh bayi,
serta memakai peralatan yang dipakai untuk menolong.
(15) Letakkan handuk bersi ( untuk mengeringkan bayi) diperut bawah ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
(16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
(17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan.
(18) Pakai sarung tangan DTT/Steril pada kedua tangan.
f. Pertolongan untuk melahirkan bayi.
Rasional : menolong kelahiran kepala bayi dengan mencegah terjadinya robekan vuvlva
dan perineum.
(19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, maka
lindungi perineum dengan stu tangan yang dilapisidengan kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahan kan posisi fleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernapas
cepat dan dangkal.
(20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat ( ambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
20

(21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan.
Lahirnya Bahu :
(22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal. Anjurkan
ibu untuk meneran saat kntraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan
distal dingga bahu depan muncul dibawah arcus pubis dan kemudian gerakkan kea
rah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai :
(23) Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang, tangan
yang lain menelusuri dan memegang lengan dan siku bayi sebelah ataus.
(24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atau berlanjut ke punggung,
bokong , tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari
lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
g. Asuhan Bayi Baru Lahir
Rasional : penanganan BBL yang benar akan menegah terjadinya hipotermi dan
mengetahui kelainan bayi sedini mungkin.
(25) Lakukan penilaian (sekilas)
(26) Keringkan tubuh bayi
(27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil
tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli)
(28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
(29) Dalam waktu 1 meniut setelah bayi baru lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
(intramuscular) di 1/3 dista lateral )lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan
oksitosin).
(30) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 2-3
cm dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain untuk
mendorong isi tali pust kea rah ibu dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari
klem pertama.
(31) Pemotongan dan pengikatan tali pusant
21

(32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. Luruskan bahu
bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada
diantara payudana ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau mame ibu.
Kala III:
h. Manajemen Aktif Kala Tiga Persalinan (MAK III)
Rasional : untuk pengkecekan dan mempercepat pengeluaran plasenta.
(33) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
(34) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas simfisis), untuk
mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat.
(35) Setelah uterus berlkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorsio kranial) secara hati-hati
(untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
ulango kembali prosedur diatas.

Mengeluarkan Plasenta:
(36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal ternyata
diikuti dengen pergeseran tali pusat kea rah distal maka lanjutkan dorongam kea rah
kraanial hingga plasenta dapat dilahirkan.
(37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, dilahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput kebuban terpilin kemudian dilahirkan dan
ditempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
Rangsangan Taktil (Massage Uterus)
(38) Segera setelah plasnta dan selaput ketuban lahir , lakukan massage uterus, letakkan
telapak tangan di fundus udan lakukan massase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi(fundus teraba keras).
Kala IV:
i. Menilai perdarahan
Rasional : pemeriksaan sedini mungkin akan mempercepat penanganan sehingga tidak
terjadi perdarahan berlabihan.
22

(39) Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah dilahirkan
lengkap. Masukkan plasenta de dalam kantung plastic atau tempat khusus.
(40) Evaluasi kemungkinan leserasi pada vagiana da perineum. Lakukan penjahitan bila
terjadi laserasi derajat 1 dan 2 yang menimbulakn perdarahan.
j. Asuhan pasca persalinan
Rasional : infomasiyang optimal akan meningkatkan fungsi mandiri klien dalam
mencegah perdarahan post partum.
(41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
(42) Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan kateterisasi
(43) Celupkan tangan yang memasuih memakai sarung tangan kekadalam larutan
klorin 0,5%, bersikan noda darah dan cairan tubuh dan bilas di air DTT tanpa
melepas sarung tangan, kemundian keringkan dengan handuk.
(44) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai kontrasksi.
(45) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
(46) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
(47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60
kali/menit).
(48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
(49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai
(50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan DTT.
Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau sekitar ibu berbaring.
Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering
(51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi iu minuman dan makanan yang diinginkannya
(52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klrorin 0,5%.
(53) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam klorin 0,5%,
lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
23

(54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
(55) Pakai sarung tangan bersih DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.
(56) Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi baik,
pernapasan normal (40-60x/m) dan suhu tubu normal (36,5- 37,5) setiap 15 menit.
(57) Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan Hepatitis B di paha kanan bawah
lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat
disusukan.
(58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terabalik dan rendam di dalam larutan
klorin 0,5% selama 0 menit.
(59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan
tissue atau handuk yang bersih an kering
k. Dokumentasi
(60) Lengkapi partograf (halaman dapan dan belakang), perikas tanda vital dan
asuhan kala IV perslinana.
Adapun masala pada kala persalinan aalah sebagai berikut:
1) Masalah 1 : Nyeri karena kontraksi raim
Tujuan : klien menggunakan teknik mengontrol nyeri
Kriteria : Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi.
Intervensi menurut Saifuddin (2010) :
1. Membimbing ibu untuk rileks swaktu ada his dengan menarik nafas panjang, tahan
sebentar, kemudian meniup lewat mulut.
Rasional : mengurangi rasa nyeri karena kontraksi Rahim.
2. Lakukan masase pada punggung.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri karena kontraksi Rahim.
3. Alihkan perhatian ibu.
Rasional : ibu tidak terfokus dengan rasa nyeri sehingga rasa nyeri berkurang.
2) Masalah 2 : Keletihan
Tujaun : klien menggunakan teknik distraksi relaksasi diantara kontraksi.
Krireria : Klien tampak rileks
Intervensi menutur Winkjosasro,( 2010 :81):
24

1. Anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran.
Rasional : Meneran secara berlebihan menyebabkan ibu sulit bernapas sehingga
terjadi kelelahan yang tidak perlu da meningkatkan resiko asfiksia pada bayi sebagai
akibat turunnya pasokkan oksigen melalui plasenta.
2. Berikan dorongan untuk upaya yang dilakukan klien.
Rasional : membantu klien mempertahankan usaha maksimal.
3. Anjurkan ibu makan dan minum.
Rasional : Asupan nutrisi memberikan tenaga kepada ibu.
4. Anjurkan klien istirahat daiantara kontraksi
Rasional : Menghemat kekuatan yang diperlukan untuk mengejan.
4. Pelaksanaan tidakan
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan
aman berdasrkan evidence basedkepada klien/ pasien dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif dan regabilitatif. Di laksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
(Kemenkes RI, 2011).
5. Evalusi
Menurut Kemenkes 2011 bidan melakukan evaalusai secara sitematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifandari asuhan yang sudah diberikan, sesuai
dengan perubahan perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian di lakukan segera
setelah selesai melaksanakaan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera di catat
di kominikasikan pada klien dan/ atau keluarga. Hasil evaluasi harus ditindak lanjuti
sesaui dengan kondisi klien/ pasien.
a) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada fprmulir yang
tersedia.
b) Ditulis dalam behtuk catatan perkembangan dalam bentu SOAP di tulis dalam
bentuk catatan perkembanagn SOAP , yaitu sebagi berikut :
S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
A adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah
kebidanan
25

P penatalaksaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang


sudah di lakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up dan
rujukan.
Langkah pelaksanaan atau implementasi, evaluasi dan dokumentasi ini juga di lakukan
pada asuhan kebidanan persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
BAB III

TINJAUAN KHASUS

Anamnesa tanggal : 13 Januari 2022 Pukul : 20.00 WITA

Oleh : Siti Fatimah Tempat Praktek : PMB

3.1 Data Subyektif

1. Identitas
Nama Ibu : Ny, ” B ” Nama Suami : Tn ” W ”

Umur : 24 Tahun Umur : 25 Tahun

Bangsa/ suku : Indonesia/ banjar Bangsa/ suku : Indonesia/ banjar

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan :S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Status kawin : Menikah Status kawin : Menikah

Alamat : Jl Vetran Rt 08 Rw 01 No 09 Sungai Sipai Martapura

2. Keluhan utama :
Ibu mengatakan merasakan mules sejak kemarin jam 10.00 WIB, sudah mengeluarkan
lender darah dari jalan lahir.

3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang sakit, seperti pilek, batuk, demam, ibu mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit yang menurun maupun menular seperti, diabetes,
hipertensi, jantung, asma, HbsAg, HIV, TBC.
b. Riwayat kesehatan keluarga

26
27

Ibu mengatakan didalam keluarganya dan keluarga suami tidak ada yang mempunyai
penyakit yang menular maupun melurun menular seperti, diabetes, hipertensi, jantung,
asma, HbsAg, HIV, TBC.
c. Riwayat Kebidanan
4. Riwayat Menstruasi
Menarch : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
5. Riwayat kehamilan sekarang
- Ini merupakan kehamilan yang pertama tidak pernah keguguran. Dan hamil ini tidak
pernah merasakan mual muntah, janin aktif ibu rutin memeriksakan kandugannya di
puskesmas di PMB dan kedokter kandungan.
6. Riwayat KB
- Ibu mengatakan tidak pernah mengunakan alat kontrasepsi
7. Pola kebiasaan sehari- hari
a) Nutrisi

Ibu makan tetap 3 kali sehari, dengan komposisi satu kali makan terdiri dari nasi 1

piring, (1,5 centong nasi), 1 mangkuk sayur yang terdiri dari bayam wortel (1 buah),

3-4 potong lauk pauk ( telur, ayam, tempe tahu, ikan, daging) dan ibu sering makan

buah buahan seperti apel pir setiap hari, dan ibu sering menyemil makanan ringan

seperti biscuit dan snack, kurma, ibu minum air putih 7-8 gelas perhari, di tambah

susu 1 gelas pada pagi hari.

b) Eliminasi

Ibu BAB 1 kali/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lunak, bau khas feses dan

tidak ada keluhan BAB. BAK 7-10 kali/ hari warna kuning jernih, bau khas urine dan

tidak ada keluhan saat BAK.

c) Personal hygiene
28

ibu mandi 2 kali sehari memakai sabun, gosok gigi, 2 kali sehari, keramas 2 kali
sehari. Ibu beranti pakaian dan celana dalam setelah mandi. Selesai BAK dan BAB
ibu cebok dengan air bersih dari daerah kemaluan ke anus, dan ibu sering mengganti
celana dalam ketika basah, ibu sering memberishkan putingnya seblum mandi.
d) Isirahat tidur

ibu tidur siang ±2 jam sekitar jam 13.00-14.00 WIB tidak ada keluhan, ibu tidur

malam ±8 jam pada pukul 21.00-05.00 WIB terkadang ibu terbangun ingin BAK.

e) Aktivitas

ibu melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga dan pedang ibu melakukan

pekerjaan rumah tangga seperti biasanya tetapi menghindari kerja berat ibu, dan

terkadang suka jalan-jalan pagi.

f) Hubungan seksual

ibu dan suami melakukan hubungan seksual setelah usia kehamilan 5 bulan sebanyak

1 kali seminggu, saat melakukan hubungan seksual tidak ada keluhan setelah usia

kehamilan 8 bulan ibu jarang melakukan hubungan seksual ibu merasa tidak nyaman

kerena perut sudah mulai mebesar.

8. Riwayat Ketergantungan
Ibu mengatakan tidak mempunyai ketergantungan pada obat-obatan atau pada
minuman beralkohol, serta jamu-jamuan.
9. Latar belakang sosial budaya
Ibu mengatakan di keluarganya masih menganut tradisi 7 bulanan dan selametan.
10. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Ibu mengatakan rajin beribadah dan berdoa.
29

3.2 Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran : Composmetis

b. Keadaan Umum : Baik

c. Tanda – tanda vital : TD : 120/70 mmHg Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,7°C P : 20x/menit

d. Pemeriksaan anthropometri
- Tinggi Badan : 155 cm
- Berat Badan
Sebelum Hamil : 55 kg
Periksa Terakhir : 64 kg
Sekarang : 65 kg

- LILA : 26 cm

e. HPL : 18 Januari 2022

2. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

simetris, rambut bersih, warna rambut hitam, penyebaran merata, tidak ada

benjolan pada klit kepala, tidak ada nyeri tekan.

b) Muka

Tidak pucat, tidak sembab dan tidak odema, tidak ada lesi.

c) Mata

Simetris, konjungtiva merah muda, tidak strabismus, sclera putih, pengelihatan

jelas, kelopak mata tidak odema.


30

d) Mulut

Bibir lembab tidak pucat, tidak pecah-pecah, gigi tidak caries gigi, lidah merah

muda tidak ada jamur, gusi merah muda, tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada

sitomatitis.

e) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak

ada pembengkakan kelenjar limfe.

f) Axila

Tidak ada nyeritekan pada axial, tidak ada pembengkakan kelnjer limfe.

g) Dada

Simetris, pernafasan teratur tidak ada wheezing dan ronchi, bunyi jantung vesikuler

dan tdak ada mur-mur.

h) Payudara

Simetris antara kiri dan kanan, membesar dan tegang tampak bayangan vena di

bawah kulit, tidak ada benjolan yang abnormal, papilla mammae sebelah kanan dan

kiri menonjol, areola bersih kolestrum sudah keluar.

i) Abdomen

Membesar sesuai usia kehamilan, dinding perut tidak mengkilat, tidak terdapat

luka bekas oprasi, tampak, pergerakan janin, kondisi pusat menonjol letak janin

membujur, tidak ada nyeri saat palpasi.

j) Punggung

Tidak ada kelainan seperti kifosis dan skoliosis.

k) Genetalia
31

Bersih, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada luka parut, tidak ada varises,

vulva tidak odema tdak ada pengeluaran pervaginam, tidak ada pembesaran

kelenjar skena dan kelenjar bartolin, keadaan anuas bersih tidak ada hemoroid.

l) Ektremitas

Atas :

Simetris antara kiri dan kanan, tidak ada kelainan seperti polidaktili dan sindaktili

jari-jari tidak odema

Bawah :

Simetris anata kiri dan kanan, tidak ada kelainan seperti polidaktili dan sindaktili,

tidak ada varises, kaki tidak odema

3. Pemeriksaan Khusus : VT : pada jam 20.00 Wib Ø 8 cm aff 75% ketuban + hodge 3/5 tidak
ada tali pusat yang menumbung.

a. TFU (Mc Donald) : 30 cm

b. TBJ : 2,945 gram

c. Palpasi :

Leopold I

TFU 3 jari dibawah prosesus xyfoideus. Pada bagian fundus teraba bagian janin

yang lunak, kurang bulat dan tidak melenting.

Leopold II

Pada sisi perut sebelah kiri teraba adanyatahanan yang keras dan memanjang seprti

papan, pada sisi kanan perut ibu teraba adanya bagian kecil janin.

Leopold III
32

Pada bagian perut ibu bawah teraba janin yang bulat, keras, melenting dan tidak

bisa digoyangkan.

Leopold IV

Kepala sudah masuk pintu atas panggul (Divergen).

d. Auskultasi :

DJJ 140 Kali/menit),

e. Perkusi reflek patella ka/ki :+/+

f. Score Poedji Rochjati : 2 (sekor awal)

g. Pemeriksaan Penunjang

 Golongan Darah :O
 HB : 12 gr%
 Urine : Albumine :-
Reduksi :-

h. Terapi yang sudah didapat :


33

3.3 Analisa Data

Tanggal 13 januari 2022

No Diagnosa Kebidanan Analisa Data

Ny. “B” usia 24 tahun DS :


G1P0000 UK 39 40 Minggu
kala satu fase aktif. Ibu mengatakan merasakan mules sejak pagi hari jam
10.00 WIB, sudah mengeluarkan lender darah dari jalan
lahir.

DO :

Tanda – tanda vital : TD :120/70mmHg Nadi :


80x/menit Suhu : 36,7°C P : 20x/menit

Pemeriksaan anthropometri

Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan Sebelum Hamil: 55 kg

Periksa Terakhir : 64 kg

Sekarang : 65 kg

LILA : 26 cm

HPL : 18 Januari 2022

Pemriksaan Fisik

- Kepala : tidak ada kelainan


- Remabut : tidak ada kelainan
- Mata : simetris, tidak ada kelaianan
- Hidung : simetris, tidak ada cairan yang
keluar.
- Telinga : simetris tidak ada serumen yang
34

keluar.
- Bibir : tidak kering, tidak pucet.
- Leher : tidak ada kelenjar thyroid. Limfe
- Payudara : kolestrum + puting +/+
- Genetalian : terdapat boodsylem.
- Ekstremitas : tidak ada kelianan.

Palpasi :

Leopold I : TFU 3 jari dibawah prosesus xyfoideus.

Pada bagian fundus teraba bagian janin yang lunak,

kurang bulat dan tidak melenting.

Leopold II : Pada sisi perut sebelah kiri teraba

adanyatahanan yang keras dan memanjang seprti

papan, pada sisi kanan perut ibu teraba adanya bagian

kecil janin.

Leopold III : Pada bagian perut ibu bawah teraba janin

yang bulat, keras, melenting dan tidak bisa

digoyangkan.

Leopold IV : Kepala sudah masuk pintu atas panggul

(Divergen).

Auskultasi : DJJ 140 Kali/menit

VT : pada jam 20.00 Wib Ø 8 cm aff 25% ketuban +


hodge 3/5 tidak ada tali pusat yang menumbung.
35

3.4 Diagnosa Kebidanan


Ny. “B” usia 24 tahun G1P0000 UK 39- 40 minggu kala satu fase aktif.

3.5 Perencanaan
Tanggal 13 Januari 2022 pukul 20.00 WIB

Diagnosa: Ny. “B” usia 24 tahun G2P00000 UK 39-40 Minggu kala satu fase aktif.

Kriteria :
- Melahirkan bayi dengan sehat
- Ibu dan bayi selamat
- TTV ibu dalam batas normal
Tujuan : kemajuan kala I ibu dan bayi sehat
Perencanaan

1. Jelaskan pada ibu kedaan sekarang


Rasional : agar ibu mengatahui kedaannya sekarang
2. Berikan kebebasan untuk memilih posisi yang nyaman
Rasional : untuk mengurangi rasa sakit saat persalinan
3. Jelaskan kepada ibu manfaat kontraksi
Rasional : agar ibu mengerti kontraksi untuk menambah pembukaan
4. Anjurkan ibu untuk mengatur nafas
Rasional : untuk mengurangi rasa sakit.
5. Anjurkan ibu untuk berkemih
Rasional : salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan janin jika kandung kemih
penuh
6. Anjurkan ibu untuk makan disela-sela his
Rasional : untuk menambah tenaga ibu pada saat mengejan
7. Observasi pembukaan
Rasional : untuk memantau kemajuan persalinan
8. Memberikan suport kepada ibu
36

Rasional : agar ibu bersemangat


9. Observasi tanda gejala kala II
Rasional : untuk mengetahui tanda-tanda persalinan
10. Observasi sampai kala IV

KALA II jam 21.00 WIB

Data Subyektif

1) Ibu mengatakan perutnya semakin sakit


2) Ibu mnegatakan ingin BAB
3) Ibu mengatakan ingin meneran

Data Obyektif

1) Perineum menonjol
2) Vulva anus membuka
3) Kepala janin sudah terlihat di introitus vagina
4) HIS 5 X kali dalam 10 menit lamanya 45 detik
5) Pemeriksaan dalam
- Kedaan vagina : terdapat cairan bercampur darah
- Pembukaan Ø10 cm aff 100% persentasi kepala hodge IV

Analisa Data :

Ibu mengatakan perutnya semakin sakit, dan ingin meneran.

Pelaksanaan :

- Memberitahu tentang hasil pemeriksaan


- Menganjurkan keluarga untuk memberikan semangat
- Memberikan kebebasan untuk memilih posisi
- Menganjurkan ibu untuk BAK/ Pasang kateter
- Memberikan makan dan minum pada sela-sela his
- Melakukan penatalaksanakan APN 60 langkah
37

- Memimpin ibu untuk meneran


- Menganjurkan ibu untuk mengatur nafas
- Bantu kelahiran bayi setelah kepala bayi pegang secara biparetalis untuk melahirkan
bahu, lalu sanggah susun mulai dari punggung bokong tungkai dan kaki bayi jam
21.15 Wita jenis kelamin perempuan BB 3000 gram PB : 50 cm LK : 33 cm LD : 32
cm AS : 7-8
- Lakukan penyuntikan oksitosin
- Melakukan HAIKAP pada bayi, pengisapan lendir, mengeringkan.

KALA III jam 21.20 WIB

DS : ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya

DO :

1. Bayi lahir jam 21:15 Wita langsung menangis kuat


2. Plasenta belum lahir
3. Ada semburan darah, tali pusat memanjang
4. Uterus keras
5. Keadaan ibu` TD 120/70 mmHg N : 80X/menit S :37,2°C R: 22X/menit

Analisa data

Kala III di mulai dari lahirnya plasenta

Pelaksanaan :

1. Masase tinggi fundus uteri


2. Menyuntikan oksitosin
3. Memotong tali pusat dan menjepit tali pusat
4. Melakukan IMD
5. Malakukan PPT
6. Melhirkan plasenta dan memutar searah jarum jam lahir jam 21:20 Wita
7. Masase uteri segera setalah plasenta lahir
8. Memeriksa kelengkapan plasenta
38

9. Memeriksa robekan jalan lahir terdapat laserasi derajat 2


10. Mengajarkan ibu untuk memasase fundus uteri

KALA IV jam 21.30 WIB

DS : ibu senang ari-arinya sudah keluar

DO : TFU 2 Jari bawah pusat kontraksi baik perineum terdapat laserasi drajat 2 pada mukosa
vagina dan kulit perineum.

Analisa data :

Inpartu kala IV dengan laserasi drajat 2

Penatalaksanaan :

1. Memberitahu ibu robekan dan akan di lakukan penjahitan


2. Memberi tahu ibu akan di suntik bius di robekan
3. Melakukan penjahitan secara jelujur subkutis
4. Melakukan pemantauan kala IV TTV kontraksi uterus , kandung kemih, perdarahan dicek
pada 15 menit pada jam ke 1 pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua
5. Menilai keberasilan IMD
6. Membersihkan ibu menyibin
7. Meminta suami atau keluarga untuk memberikan makan dan minum
8. Merapikan alat dan mendekontaminasi alat-alat
9. Melakukan pendokumentasian dan menulis patograf
10. Memberberikan terapi secara oral kepada ibu yaitu Amoxcilin, FE, Paracetamol

3.6 Evaluasi
Tanggal : 13 Januari 2022

S : Ibu mengatakan senang bayinya sudah lahir dengan selamet

O : ku ibu dan janin baik


39

Kesadaran composmetis, TD 120/80 mmHg N : 80 X/menit R : 20 X/menit S: 37,2°C


Bayi : BB 3000 gram PB 50cm LK: 32 LD: 33 lila 6 mengis kuat bergerak aktif AS : 7-8.
Kontraksi uterus baik.

A: Ny. “ B ” usia 24 tahun postpartum fisologis

P:

- Memnatau 2 Jam Pp

- Menjaga Bayi Agar Tetap Hangat

- Menyibin Ibu

- Menganjurkan Ibu Untuk Mobilisasi


BAB IV
PEMBAHASAN

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam, tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun
janin (Rukiyah dkk, 2019 hal. 1-2).

Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan
dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca
persalinan, hipotermia dan asfiksia bayi baru lahir (JNPK-KR, 2016 hal 3).

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan


memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui beberapa upaya
yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan.
(Sujiyatini, 2011 hal. 3).

Berdasarkan hasil dari tinjauan teori dan tinjauan kasus yang telah diuraikan pada
Bab II dan Bab III, maka asuhan persalinan fisiologis yang dilakukan pada Bayi Ny. B,
antara lain :

Dari hasil pengkajian diperoleh data riwayat natal bayi sebagai berikut : Bayi lahir
38/39 minggu (berdasarkan HPHT) dengan persalinan Spt BK tanpa penyulit, jenis
kelamin perempuan berat badan lahir 3000 gr dan panjang badan 50 cm, tidak ada kelainan
kongenital, anus (+). Saifuddin (2011), dilakukan pertolongan persalinan dengan 60
langkah APN

40
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil asuhan yang telah diberikan kepada Ny. B dapat disimpulkan bahwa
Ny. B mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, serta telah bersalin difasilitas
pelayanan kesehatan dengan normal dan telah dilakukan perawatan pada bayi baru lahir.

5.2 Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah kepustakaan yang telah dimiliki dan diharapkan juga dapat
menambah kajian baru serta dapat dijadikan bahan rujukan untuk penyusunan laporan
yang akan datang.
2. Bagi Tempat Praktek
Dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan dan selalu berperan aktif terhadap proses pendidikan dan penelitian.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar atau bahan data untuk
penyusunan laporan selanjutnya.

41
DAFTAR PUSTAKA

JNPK-KR, (2016) Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (APN). Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Jakarta.

Johariyah & Ningrum, E. W. (2012). Asuhan Kebidanan Persalinan&Bayi Baru Lahir. Trans
Info Media . Jakarta

Kemenkes RI. (2018). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

. (2020). Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, Bayi Baru Lahir Selama Social
Distancing. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Kurniarum, Ari. (2016). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Kemeterian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta

Oktarina, Mika. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Deepublish. Yogyakarta.

Prawihardjo, Sarwono. (2014). Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta

Rukiyah, Ai Yeyeh. Dkk. (2019). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. CV
Trans Info Media. Jakarta.

Sari, Eka Puspita & Rimandini, Kurnia Dwi. (2014) Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal
Care). Trans Info Media. Jakarta.

Sujiyantini,dkk. (2011) Asuhan Kebidanan II (persalinan). Rohima Press. Yogyakarta

Sriyanti, Cut. (2016) Modul Bahan Ajar: Mutu Pelayanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Yulizawati, dkk (2019a) Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Indomedia Pustaka .
Sidoarjo

42
43

Lampiran

LEMBAR KONSULTASI ASKEB

Judul Askeb : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis di PMB Mitra
Keluarga

Nama :Siti Fatimah

Tempat/Ruang Praktek : PMB Mitra Keluarga

No Hari/Tgl Materi Bimbingan Follow UP/Saran Paraf


Pembimbing
44

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS
DI PMB MITRA KELUARGA

Anda mungkin juga menyukai