DOSEN PEMBIMBING
Dr.Ir.H.Sunadi,Mp
DISUSUN OLEH :
Yori Arpami
Mufti Noverizal
Nofri Yeni
KELOMPOK X
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi teman-teman seperjuangan. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari teman-teman demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Kelompok X
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..........…..
KATA PENGANTAR……………..……………………………………........…...….
DAFTAR ISI…..………………………………………………….....….........….……
BAB I PENDAHULUAN
Rumusan Masalah….……………………...…….....…..........................................
Tujuan……………………………………...………….........................................
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Potensi sub sektor pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan tergolong tinggi, mengingat
ketersediaan lahan untuk kegiatan pertanian masih cukup tersedia, termasuk dalam hal ini
adalah untuk peruntukan lahan sawah. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan lahan lahan
pertanian yang belum optimal. Potensi lahan untuk subsektor pertanian lahan basah untuk padi
sawah tersedia 14.988 ha. Lahan basah yang sudah dibuka sekitar 11.000 ha dan yang baru
dimanfaatkan sekitar 8.000-an ha. di Kabupaten Pesisir Selatan terus melakukan upaya
peningkatan produksi padi melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal sawah.
Perluasan areal sawah baru yang diiringi implementasi teknologi pertanian dapat
meningkatkan produksi padi.
B. RUMUSAN MASALAH
Budidaya padi di Kabupaten Pesisir Selatan masih tergolong tradisional dimana petani
belum sepenuhnya mengikuti teknik budidaya yang direkomendasikan.
C. TUJUAN
Agar dapat meningkatkan produktivitas perlu ada inovasi teknologi budidaya padi sawah
yang dapat diterapkan oleh petani sesuai spesifik lokasi, sehingga dapat diterapkan dengan
mudah.
BAB II
PEMBAHASAN
BUDIDAYA PADI SAWAH
A. PENYIAPAN BENIH
B. PERSEMAIAN
C. PENGOLAHAN LAHAN
• Lahan sawah disiapkan dengan cara pengolahan tanah sempurna dan apabila tidak
memungkinkan, maka tanah dapat diolah minimal atau tanpa olah tanah.
• Dalam pengolahan tanah ada beberapa faktor yang harus diperhatikan:
• ketersediaan air,
• waktu tanam perlu serempak agar sesuai dengan pola di wilayah setempat.
• jenis dan tekstur tanah.
D. PENANAMAN
• Umur bibit < 21 HSS. Tanam bibit muda tidak dianjurkan pada lahan yang draenasenya
buruk atau endemik keong mas.
• Bibit ditanam cukup 1-3 batang/lubang tanam.
• Jarak tanam menentukan populasi tanaman/satuan luas :
a. tegel 20 cm x 20 cm = 25 rumpun
b. tegel 25 cm x 20 cm = 16 rumpun
c. legowo 2:1; 40 cm x (20 cm x 10 cm) = 33 rumpun
d. legowo 2:1; 50 cm x (25 cm x 12,5 cm) = 21 rumpun
e. legowo 4:1; 40 cm x (20 cm x 10 cm) = 40 rumpun
f. legowo 4:1; 50 cm x (25 cm x 12,5 cm) = 26 rumpun
Keuntungan:
1. Semua barisan rumpun berada pada bagian pinggir yang memberikan hasil tinggi.
2. Tanaman yang mendapat efek samping produksinya dari yang tidak mendapat efek
samping.
3. Pengendalian hama penyakit lebih mudah, ruang kosong untuk pengaturan air , atau mina
padi.
Kelemahan: jumlah benih yang diperlukan lebih banyak dan upah buruh lebih tinggi.
E. PEMUPUKAN
• Kebutuhan har a tanaman dipengaruhi:
• Potensi hasil varietas,
• Iklim (musim hujan atau musim kemarau)
• Ketinggian tempat
• Ketersediaan hara dalam tanah
• Pola tanam (monokultur, polikultur,rotasi tanaman).
Takaran pupuk untuk tanaman padi bergantung: 1)status hara tanah, 2) Kebutuhan tanaman akan
hara, 3) Kandungan hara dalam pupuk.
1. Pemberian pupuk yang tepat takaran, tepat waktu, dan jenis pupuk yang diperlukan sesuai,
maka pemupukan akan lebih efisien, hasil tinggi, dan pendapatan petani meningkat.
2. Pencemaran lingkungan dapat dihindari, kesuburan tanah tetap terjaga, dan produksi padi
lestari.
3. Mengurangi biaya pembelian pupuk.
Dokumentasi:
Tabel 1. Waktu Aplikasi pemupukan
Pemupukan N susulan
a. Bandingkan warna daun dengan skala BWD selang 7-10 hari, mulai sekitar 21 hari HST
sampai primordia bunga (sekitar 50 HST).
b. Berikan pupuk N apabila warna daun di bawah nilai kritis (<4).
F. PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian langsung:
a. Cara Manual dan Mekanisasi:
• Gulma dicabut menggunakan tangan lalu diinjak-injak dibenamkan kedalam lumpur.
• Menggunakan alat gasrok, landak. Kelemahan gulma yang ada dalam barisan dan dekat
rumpun padi tidak terkendalikan, maka perlu dicabut pakai tangan. Keuntungannya
akar rambut yang tua dirusak, sehingga merangsang tumbuh akar muda yang baik untuk
penyerapan.
b. Pemakaian Herbisida
• Penyemprotan harus mengetahui kalibrasi penyemprotan
• Mengetahui formulasi herbisida (cairan,emulsi, butiran atau tepung)
• Cara aplikasi (dosis, waktu)
• Sifat kerja herbisida (selektif, non selektif)
• Cara kerja herbisida (sistemik, kontak)
Penggolongan Herbisida
1. Herbisida selektif:
• Herbisida kontak melalui daun (propanil)
• Translokasi melalui daun (2,4D, MCPA dll)
• Pemberian melalui akar (atrazin)
2. Herbisida non selektif:
G. Pengendalian OPT
Tahapan pelaksanaan pengendalian OPT baik padi sawah maupun padi gogo sama berdasarkan
pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT):
• Identifikasi jenis dan penghitungan tingkat populasi hama dilakukan oleh petani dan atau
Pengamat OPT melalui kegiatan survei dan monitoring hama-penyakit tanaman pada pagi
hari.
• Menentukan tingkat kerusakan hama. Tingkat kerusakan dihitung secara ekonomi yaitu
besar tingkat kerugian atau tingkat ambang tindakan. Tingkat ambang tindakan identik
dengan ambang ekonomi, lebih sering digunakan sebagai dasar penentuan teknik
pengendalian hama dan penyakit.
• Taktik dan teknik pengendalian:
• Jenis-jenis hama padi utama yaitu tikus sawah, wereng coklat, penggerek batang padi,
dan keong mas.
• Jenis-jenis penyakit padi utama yaitu bercak, blas, busuk pelepah, tungro, hawar daun.
H. Panen
1. Panen harus memperhatikan umur tanaman padi dan cara pemanenan serta tinggi
pemotongan tanaman
2. Waktu panen yang tepat dapat didasarkan pada beberapa pedoman, diantaranya (1) Umur
varietas yang tercantum di dalam deskripsi varietas, (2) Kadar air 21-26%, (3) Pada saat
30-35 hari setelah berbunga, dan (4) Kenampakan malai 90-95% gabah telah berwarna
kuning.
3. Panen terlalu awal menyebabkan gabah hampa, gabah hijau, dan butir kapur lebih banyak.
4. Panen terlalu lambat menimbulkan kehilangan hasil karena banyak gabah yang rontok pada
saat di lapangan. Selain itu dalam proses penggilingan jumlah gabah yang patah akan
meningkat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data diatas, saya simpulkan bahwa makalah ini berisi tentang kegiatan
:
B. SARAN
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA