Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI GURU PAI DALAM PRAKTEK IBADAH SHALAT PADA

SISWA SMP 8 SATAP SAILUS KECIL

Latar belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat
bangsa dan Negara. (Hasbullah, 2006 : hal. 304 )

Pendidikan secara umum bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia


yang utuh dan handal, tetapi seringkali sangat kurang identitas dan tanpa arah,
sehingga kurang relevan dengan kebutuhan di lapangan. Hanya manusia berdaya
yang mampu mengatasi problema dalam hidup ini.

Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang diharapkan dapat
memberi peranan dalam usaha menumbuh kembangkan sikap beragama siswa. Sikap
dan kemampuan siswa dalam beragama merupakan cerminan dari keberhasilan guru
agama disekolah dalam menyalurkan ajaran agama melalui usaha pendidikan.

Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu
pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan karena
ajaran islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju
kesejahteraan hidup perorangan dan bersama. Maka pendidikan islam adalah
pendidikan individu dan masyakarat. (Zakiah Drajat, 2014 : 28

Tujuan pendidikan islam yaitu menghasilkan manusia yang berakal cerdas, memiliki
rohani yang berkualitas, serta jasmani yang sehat dengan meletakkan seluruh aspek
tersebut yang berdasarkan pada nilai-nilai islam, ilmu pengetahuan islam dan ilmu
pengetahuan lainnya. Atas dasar itu, tidak berbeda pentingnya antara ilmu-ilmu
agama dan ilmu-ilmu pengetahuan umum. Pentingnya kedua jenis ilmu yaitu tentang
dunia dan tentang akhirat. (Deden Makbuloh,2016 : 120 ).

Shalat adalah satu-satunya ibadah dalam islam yang berlangsung diwajibkan


hukumnya di langit, berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain yang ditetapkan
hukumnya dibumi. Shalat juga satu-satunya ibadah yang tidak bisa diganti baik
dengan denda atau fidyah, serta dalam kondisi apapun tidak ada hal yang bisa
mengugurkan kewajiban shalat.

Shalat merupakan salah satu ibadah mahdhah yang memiliki syarat dan peraturan
tertentu dalam melaksanakannya. Setiap muslim yang telah baligh wajib untuk
melaksanakan sholat, namun sejak kecil manusia juga perlu dibiasakan sholat agar
ketika dewasa ia terbiasa untuk menjalankan sholat.

Hasil observasi awal yang dilakukan penulis, peneliti menemukan masalah yaitu
bahwa masih banyak sekali siswa-siswi SMP 8 SMPN SATAP SAILUS KECIL yang
susah mengikuti arahan guru dalam peraktek shalat di sekolah dengan berbagai
alasan. Pada saat waktu sholat tiba siswa-siswi masih ada yang yangberkeliaran dan
susah diatur.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengangkat permasalahan dengan


mengambil sebuah judul ”Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Praktek
Ibadah Shalat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Satap Sailus Kecil Kec.
Liukang Tangaya”.
PENGARUH IBADAH SHALAT DALAM MEMBENTUK KARAKTER
SISWA BERAHLAK MULIA PADA SMP 8 SATAP SAILUS KECIL

Latar Belakang

Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan di tengah-tengah


masyarakat. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk membangun
karakter, karena pendidikan memfasilitasi seseorang untuk bisa menumbuh kembangkan
jati dirinya. Pembangunan karakter seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
lingkungan dan faktor bawaan.

Pendidikan karakter sendiri bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan


hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi
lulusan.

Dalam pendidikan karakter ini, segala sesuatu yang dilakukan guru harus mampu
mempengaruhi karakter peserta didik sebagai pembentuk watak peserta didik, guru harus
menunjukkan keteladanan. Salah satu karakter yang harus terbentuk dalam perilaku peserta
didik adalah peningkatan iman dan takwa kepada Allah SWT. Iman dan takwa kepada Allah
sebetulnya merupakan landasan yang kuat untuk terbentuknya karakter yang meliputi
karakter terhadap diri sendiri, sesama, lingkungan, dan kebangsaan yang terbentuk melalui
olah pikir, olah hati, olah raga dan olah rasa serta karsa, sehingga terbentuk karakter
manusia (insan kamil) yang utuh.

Metode pendidik dalam menerapkan prinsip pembangun karakter adalah shalat, akan tetapi
bukan hanya shalat lima waktu saja tetapi shalat sunnah juga harus diajarkan. Pendidik
harus memberi arahan kepada peserta didik dalam mengerjakan shalat supaya dapat
terkontrol. Diharapkan dengan dibiasakan shalat lima waktu dapat membangun karakter
peserta didik.

Dari Hasil observasi yang dilakukan penulis,menemukan karakter siswa-siswi SMP


8 SMPN SATAP SAILUS KECIL yang masih sangat perlu meningkatkan karakter
berakhlak mulia. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Pengaruh Ibadah Shalat
Dalam Membentuk Karakter Siswa Berahlak Mulia Pada Smp 8 Satap Sailus Kecil”.

”.

Anda mungkin juga menyukai