Anda di halaman 1dari 3

SELAI NENAS DAN 

PENGEMASANNYA
24 Maret 2015 / juliandosagar

Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)  merupakan buah tropis yang banyak tumbuh di Amerika
Selatan seperti Negara Brazil, Bolivia,dan Paraguay. Buah ini ditemukan untuk pertama kalinya
oleh Christopher Columbus pada tahun 1493. Nama ‘nanas’ berasal dari sebutan orang Tupi
untuk buah ini: anana, yang bermakna “buah yang sangat baik”. Tumbuhan yang termasuk ke
dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae) ini merupakan jenis buah yang memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi dan cukup lengkap. Buah ini memiliki kandungan vitamin C
yang tinggi, sehingga enak untuk dimakan, dan menyehatkan. Kandungan gizi buah nanas dari
100 gram berat bahan yang dapat dimakan adalah kalori 52 kal, protein 0.4 g, lemak 0.2 g, hidrat
arang 13.7 g, kalsium 16 mg, fosfor 11 mg, besi 0.3 mg, vitamin A 130 SI, vitamin B 0.08 mg,
dan vitamin C 24 mg.

Tabel  1. Komposisi Kimia Serat Nanas  

Serat Nanas Serat Kapas Serat Rami


Komposisi kimia
(%) (%) (%)
1. Alpha Selulosa 69,5 – 71,5 94 72 – 92
2. Pentosan 17,0 – 17,8 – –
3. Lignin 4,4 – 4,7 – 0  – 1
4. Pektin 1,0 – 1,2 0,9 3 – 27
5. Lemak dan Wax 3,0 – 3,3 0,6 0,2
6. Abu 0,71 – 0,87 1,2 2,87
7. Zat-zat lain (protein,
4,5 – 5,3 1,3 6,2
asam organik, dll.)

Mengingat kandungan gizi nenas dan manfaat yang sangat banyak maka saat ini nenas tidak
hanya dikonsumsi secara langsung dalam kondisi segar, akan tetapi telah banyak dilakukan
pengolahan tertentu untuk memperoleh citarasa yang lebih serta nilai tambah yang lebih tinggi
baik dalam bidang pangan, pertanian, kosmetik, parmasi, sampai pada bahan tekstil alami.
Adapun produk produk yang dapat dihasilkan dari pengolahan buah nanas antara lain nanas
kaleng, sari buah, anggur sari nanas, limun nanas, dodol nanas, jam atau selai nanas, keripik
nanas, saus nanas, manisan, nata de pina, dan ekstrak bromelin.

Salah satu cara pengolahan untuk meningkatkan masa simpan buah nanas adalah dengan
diversifikasi produk buah nanas seperti pembuatan selai nanas. Pembuatan selai nanas
merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan dalam pengolahan produk. Dalam
pembuatan selai nanas ditambahkan beberapa bahan seperti gula pasir, kayu manis, cengkeh, dan
garam. Selain bahan tambahan tersebut, dalam pembuatan selai nanas juga terkadang
ditambahkan asam sitrat dan natrium benzoat yang bermanfaat untuk menghambat aktivitas
mikroba dan memperpanjang umur simpan produk selai nanas.

Adapun proses pembuatan selai nanas meliputi pengupasan buah, penyucian, pelumatan buah,
pemasakan dan pencampuran bahan tambahan, dan pengemasan. Dalam penyediaan bahan baku
haruslah digunakan buah nanas yang cukup masak. Buah yang terlalu matang akan memberikan
warna yang kurang menarik dan kandungan air yang terlalu banyak.

Nanas atau selai nanas adalah produk yang  memiliki kadar asam tinggi sehingga dalam
pengemasannya dapat digunakan kemasan logam ataupun kemasan gelas. Namun dalam hal
pengemasan selai nanas sangatlah lebih baik jika kemasan yang digunakan adalah kemasan gelas
karena kemasan ini memiliki sifat yang inert (tidak bereaksi) sehingga dapat mempertahankan
kualitas produk tanpa dipengaruhi oleh keasaman selai nanas. Adapun pengemasan selai nanas
dengan kaleng logam memungkinkan terjadinya korosif pada kaleng.

Ada dua kemasan gelas yang sering digunakan dalam pengemasan yaitu kemasan gelas yang
berleher sempit (botol) dan kemasan gelas yang berleher lebar (jar). Mengingat konsumsi selai
nanas biasanya tidak merata untuk masing-masing konsumen dengan jumlah pemakaian berbeda
untuk waktu yang berbeda, maka dalam pengemasannya jenis kemasan gelas yang paling baik
digunakan adalah jar. Selain itu,  pemilihan kemasan ini juga dikaitkan dengan wujud selai nanas
yang padat sehingga lebih baik dikemas dalam jar dibandingkan dengan kemasan botol.
Penyimpanan selai nanas dalam kemasan botol gelas akan mempersulit konsumen untuk
mengeluarkan produk tersebut dari dalam botol. Sedangkan penggunaan jar akan memudahkan
dalam pengambilan produk serta penyimpanan produk  dengan menutup kembali kemasan
tersebut.

Dalam produksi bahan kemasan gelas untuk selai nanas digunakan pasir silika, batu kapur, soda
abu, cullent dan bahan-bahan tambahan lain yang dapat mempertahankan kualitas dari produk.
Bahan tersebut kemudian dilebur dalam tanur dengan suhu 13000 C – 16000 C sehingga
menghasilkan cairan atau lelehan gelas. lelehan tersebut kemudian dipotong-potong menjadi
gumpalan kasar dan selanjutnya masuk ke tempat pencetakan. Pencetakan kemasan jar dilakukan
dengan metode tekan dan hembus (press dan blow). Hasil pencetakan berupa gelas kemasan akan
dibawa ke ruang pendingin untuk proses annealing yaitu pemanasan gelas kembali pada suhu
575 0 C – 600 0 C diikuti pendinginan sampai suhu 450 0 C dengan aliran udara yang berlangsung
beberapa jam. Proses annealing ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan kemasan sehingga
tidak rapuh dan tidak mudah pecah. Dalam pembuatan kemasan gelas ini tidak perlu
ditambahkan bahan kimia permberi warna karena produk yang dikemas telah memiliki warna
yang mencolok yang mendukung pemasaran, sebaliknya dalam pembuatan gelas diperlukan
penambahan Selenium dan CobaltOksida untuk memberikan kejernihan maksimum pada gelas.

Untuk menutup wadah dapat digunakan harus digunakan bahan yang dapat menyumbat botol
sehingga memberi perlindungan terhadap gangguan dan pencemaran dari luar. Dalam penutupan
wadah dapat digunakan tutup yang kaku ataupun tutup yang fleksibel karena hal yang terpenting
adalah kemampuan tutup mengatasi kontak langsung antara selai dengan udara dalam jangka
waktu yang lama. Pada produk ini digunakan tutup plastik  kaku dan keras karena penggunaan
tutup tersebut akan memudahkan konsumen dalam membuka kemasan dibandingkan dengan
tutup yang fleksibel. Sistem penutupan yang baik digunakan dalam penutupan kemasan adalah
sistem ‘pry off’ yang dilakukan dengan sistem tekanan uap air. Sisi bibir botol  dan sisi pinggir
tutup bagian dalam dirancang sedemikian rupa sehingga nantinya pembukaan kemasan dilakukan
dengan memutar tutup botol. Jika penutupan dilakukan dengan sumbat mahkota seperti pada
kemasan minuman bir, maka penutupan kembali kemasan setelah sebelumnya dibuka tidak akan
menjamin perlindungan produk.

Satu hal yang tidak kalah penting dalam pengemasan adalah pemberian label kemasan sebagai
salah satu sarana promosi produk yang secara langsung dapat menarik perhatian konsumen
sekaligus mengenalkan produk. Untuk pelabelan produk selai nenas digunakan bahan  kertas
dengan warna kuning atau orange (sesuai warna selai) sehingga tidak mengurangi daya
penglihatan terhadap produk.penggunaan kertas dimaksudkan untuk memudahkan penempelan
label pada gelas. Dalam label yang digunakan dituliskan tentang nama produk, komposisi
produk, massa produk netto, batas pemakaian yang ditulis di bagian atas tutup botol sehingga
mudah dilihat, nama perusahaan yang memproduksi, cara penggunaan produk, gambar nenas
sebagai bahan baku, sertifikat halal jika telah lolos pengujian standar halal, dan pesan ramah
lingkungan. Ada baiknya jika penulisan dalam label secara singkat dengan bahasa yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris (bahasa internasional).hal ini berarti bahwa produk ini tidak hanya
dikhususkan untuk konsumsi masyarakat pribumi, akan tetapi juga dapat digunakan oleh orang
asing. Warna tulisan yang akan mudah menarik perhatian konsumen adalah warna yang tidak
terlalu cerah melainkan warna lembut seperti biru dan hijau. Dalam label harus dicantumkan
alamat yang bisa dihubungi oleh konsumen yang memiliki keluhan tentang produk, sehingga
nantinya kritik atau saran dari masyarakat dapat membantu peningkatan mutu produk untuk
produksi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai