ASUHAN KEBIDANAN
PADA BALITA DENGAN GIZI KURANG
DI PUSKESMAS SIKAP DALAM TAHUN 2019
NAMA : LINDA
NIM : 40018017.P
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Studi kasus ini hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip maupun
Dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Linda
NIM : 40018017.P
Tanda tangan :
ii
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disetujui
untuk dilakukan proses ujian Proposal.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Penguji I :
Ditetapkan di : Palembang
Tanggal : Maret 2019
Ketua STIKes MP
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir yang
berjudul Asuhan Kebidanan pada balita dengan BGM di Puskesmas Sikap Dalam,
dapat diselesaikan dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Studi kasus ini ditulis sebagai Proposal Laporan Tugas Akhir(LTA) yang
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program
percepatan DIII Kebidanan STIKes Muhammaduyah palembang.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu
dalam penulisan makalah ini :
Ibarat gading tak ada yang tak retak, kritik dan saran selalu kami harapkan demi
perbaikan makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
v
Penulis
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hanya bebas royalti non
ekslusif ini STIKes Muahmmadiyah Palembang berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat
dan mempublikasikan Tugas Akhir Saya selama tetap mencatumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan pemilik hak cipta.
Dibuat di : Palembang
Tanggal : Maret 2019
Yang Menyatakan
vi
vii
Linda
ABSTRAK
Nama : Linda
NIM : 40018017.P
vii
DAFTAR ISI
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Balita dan Angka Kematian Bayi merupakan salah satu
indikator derajat kesehatan suatu negara. Angka Kematian Bayi berdasarkan
perhitungan SDKI pada tahun 2012 diperoleh AKB sebesar 32/1.000 KH.
Angka ini sudah jauh menurun. Namun masih memerlukan kerja keras dari
berbagai komponen, untuk mencapai target SDGs tahun 2030 jumlah AKB
sebesar 12/1.000 KH (Kemenkes RI, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO) 54% kematian bayi dan
anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk. Berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara kematian balita
dengan kurang gizi. Keadaan gizi yang buruk akan menurunkan daya tahan
anak sehingga anak mudah sakit hingga bisa berakibat pada kematian
(Depkes,2010).
Keadaan gizi kurang dan penyakit infeksi merupakan hubungan timbal
balik , yaitu hubungan sebab akibat. Keadaan giyi yang jelek dapat
mempermudah terkena infeksi, penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan
gizi. Penyakit yang umum terjadi terkait masalah gizi antara lain diare,
tuberkulosis, campak, dan batuk rejan (Supriasa,2012).
Gizi buruk atau gizi kurang dapat dilihat dari status gizi balita yang
dideteksi melalui kurva berat badan pada KMS. Balita sehat, jika berat
badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah kepita
warna diatasnya. Balita mengalami gangguan pertumbuhan atau perlu
perhatian khusus bila berat badan balita dibawah garis merah. Faktor
penyebab gizi buruk dan gizi kurang yaitu asupan gizi dan pemahaman
ix
tentang makanan yang aman untuk dimakan, penyakit menular, lingkungan,
akses terhadap pelayanan kesehatan dan pola asuh (Depkes,2010).
Kekurangan zat gizi pada anak disebabkan karena anak mendapatkan
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan badan anak atau
adanya ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan kebutuhan gizi dari
segi kuantitatif maupun kualitatif. Gizi buruk dapat terjadi pada semua
kelompok umur, tetapi yang perlu diperhatikan adalah pada kelompok bayi
dan balita (Depkes,2010).
Balita adalah anak yang telah menginjak diatas satu tahun atau lebih
popular dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun. Masa balita
merupakan usia yang penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik.
Kondisi kecukupan gizi sangatlah berpengaruh pada kondisi kesehatannya
secara berskesimbungan pada masa mendatang.
Menurut Permenkes RI Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 pasal 10(b)
tentang pelayanan kesehatan anak,menurut pasal 11 ayat (1) bidan
mempunyai wewenang dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir, bayi,
anak balita dan anak pra sekolah. Dalam pasal 11 ayat (2) bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan anak sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
berwenang untuk :
a. Melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal termasuk
resusitasi, pencegahan hipotermi,IMD, dan injeksi Vit K1, perawatan
bayi baru lahir pada masa neonatal dan perawatan tali pusat
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
c. Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan perujukan
d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra sekolah
f. Pemberian konseling dan penyuluhan
g. Pemberian surat keterangan kelahiran
h. Pemberian surat keterangan kematian.
Berdasarkan data di Puskesmas sikap Dalam tahun 2019 balita yang
menderita gizi kurang ada 18 orang (1,2%) dari jumlah balita.
x
xi
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka saya tertarik mengambil judul
“Bagaimana Asuhan Kebidanan pada An”Y” Balita dengan Gizi Kurang di
Puskesmas Sikap dalam Tahun 2019”
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada An”Y” balita
dengan gizi kurang menggunakan manajemen kebidanan.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif pada An”Y” balita
dengan gizi kurang di Puskesmas Sikap Dalam tahun 2019.
2. Mampu melaksanakan pengumpulan data objektif pada An”Y” balita
dengan gizi kurang di Puskesmas Sikap Dalam tahun 2019.
3. Mampu menganalisa dan menentukan diagnosa pada An”Y” balita
dengan gizi kurang di Puskesmas Sikap Dalam tahun 2019.
4. Mampu melaksanakan penatalaksanaan pada An”Y” balita dengan
gizi kurang di Puskesmas Sikap Dalam tahun 2019.
5. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan pada An”Y” dengan gizi kurang dengan metode SOAP.
D. MANFAAT
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan mulai
dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui serta neonatus.
2. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
xi
Diharapkan dapat bermanfaat menjadi salah satu sumber referensi bagi
STIKes MP, khususnya Program Studi DIII kebidanan meningkatkan dan
mengembangkan materi pembelajaran kebidananan dan penerapan
Pelayanan kesehatan.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup laporan tugas akhir ini meliputi asuhan kebidanan pada
An”Y” baliata dengan gizi kurang, adapun waktu melakukan studi kasus di
mulai dari bulan Maret 2019 dilakukan di Puskesmas Sikap Dalam Empat
Lawang.
xii
xiii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
xiii
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
jaringantubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilaistatus gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahanyang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,
rambut dan mukosaoral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh sepertikelenjar tiroid. Metode ini umumnya
digunakan untuk survei klinis secara tepat (rapid clinical
surveys). Survei ini dirancang untukmendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salahsatu atau lebih zat gizi.
Disamping itu, digunakan untuk mengetahuitingkat gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda(sign) dan gejala
(symptom) atau riwayat penyakit.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yangdiuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringantubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah,
urine, tinja danjuga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakanuntuk suatu peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala
klinis yang kurangspesifik, maka penentuan kimia faali dapat banyak
menolong untukmenentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
gizidengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan
melihatperubahan struktur. Umumnya dapat digunakan dalam situasi
tertentuseperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night
blindnes).
xiv
xv
xvi
xvii
xvii
f. Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang
disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga turut
menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik
kualitas maupun jumlah makanan.
g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang
seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
6. Cara mengatasi Balita Dengan Gizi Kurang
1. Memberi makanan utama untuk proses pemulihan yang padat gizi.Makanan
ini berupa karbohidrat,(nasi, singkong,dll), protein(hewani dan nabati),
serta lemak. Makanan sedikitnya mengandung 350 kkal dan dengan protein
15 gram yang diberikan selama 90 hari.
2. Memberikan makanan tambahan pada balita sebagai pendamping ASI yang
mengalami kurang gizi untuk umur maksimal 2 tahun.ASI atau pengganti
air susu ibu (PASI) memiliki kepadatan energi 0,7 kkal/gram, makanan
pendamping ASI (MP-ASI) memiliki kepadatan 1 kkal/gram.
3. Melakukan konsultasi kepada Puskesmas atau klinik terdekat untuk
mengetahui makanan apa saja sebaiknya diberikan kepada bayi. Konseling
bisa seputar ASI, MP-ASI,dan PMT. Juga orang tua harus rajin mengikuti
posyandu.
4. Jika dalam dua bulan tidak ada kenaikan berat badan atau masih bawah
garis merah, lakukan konsultasi khusus kepada ahli gizi.
Menurut Dr.Sri Kurniati M.S. dokter ahli medik Rumah Sakit Anak dan Bersalin
Harapan Kita, kondisi kurang gizi pada anak menjadi tiga, yaitu :
1. Kurang gizi akibat kurang energi kronik protein ringan.
Pada kondisi ini tidak terlihat tanda-tanda tertentu pada anak jika dia
mengalami kurang gizi. Tetapi jika dilihat dari berat badan, berat badan anak
hanya 80 persen dari berat badan ideal.
2. Kurang gizi akibat kurang energi protein sedang.
xviii
xix
Kondisi kurang gizi ini sudah dapat dilihat tanda – tandannya seperti wajah
pucat dan rambut berubah menjadi agak kemerah-merahan. Berat badanpun
hanya mencapai 70 persen dari berat badan ideal.
3. Kurang gizi akibat kurang energi protein berat (Gizi buruk).
Kondisi kurang gizi ini sering didengar dengan isitilah Marasmus dan
Kwasiorkor.
B. KONSEP BERAT BADAN
1. Pengertian Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status
gizi,kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi,asites,edema, dan
adanya tumor. Disamping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai
dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein , lemak, air, dan
mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat dan
protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan
cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan
otot khususnya orang kekurangan gizi (Supariasa,2012). Berat badan
merupakan parameter yang menjadi utama pengukur laju pertumbuhan,
antara lain :
1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
2. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara
periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
3. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan
luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan
penjelasan secara meluas.
4. Ketelitian pengukur tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur
5. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat
badan sebagai dasar pengisian.
xix
6. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status
gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana – mana
sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.
7. Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang
tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh
masyarakat.
xx
xxi
3. Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain
hormon somatotropin, tiroid, dan glukokortiroid. Hormon somatotropin
(growth hormon) berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi
badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan
sistem skeletal. Hormon tiroid berperan dalam menstimulasi
metabolisme tubuh. Hormon glukokortikoid berfungsi menstimulasi
pertumbuhan sel interstisial dari testis dan ovarium, selanjutnya hormon
tersebut akan menstimulasi perkembangan seks, baik pada anak laki laki
maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya.
Status gizi dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan
menggunakan Kartu Menuju Sehat dan ukuran LILA
(Proverawati,2009). Hasil penimbangan berat badan merupakan
indikator sederhana yang digunakan dilapangan ataui puskesmas untuk
menentukan status gizi anak, yaitu dengan menggunakan Kartu Menuju
Sehat (KMS). Pada KMS dapat diketahui apakah keadaan gizi anak
tergolong normal, kurang atau buruk.
xxii
xxiii
xxiii
BAB III
METODOLOGI
A. Pengertian
Adalah posedur atau langkah-langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmu
Metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyusunnya,adapun metode
penelitian ini mencakup Desain,sasaran,waktu,tempat jenis data dan
instrumen pengumpulan data.
a) Metode Studi Kasus
Pengambilan data dalam Laporan Tugas ini adalah dengan cara observasi
dan wawancara.
b) Sasaran
Sasaran dalam kasus ini adalah An”Y” Seorang Balita dengan Gizi
kurang.
c) Waktu dan tempat
1) Waktu pengkajian
Pengkajian data ini dilakukan Bulan Maret 2019
2) Tempat Pelaksanaan
Asuhan kebidanan pada ibu hamil An”Y” seorang balita dengan gizi
kurang bertempat di Puskesmas Sikap Dalam Kabupaten Empat
Lawang.
xxiv
xxv
xxv