Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.

2/Desember 2016 Faisal: Hukum Modern dan Proses…

HUKUM MODERN DAN PROSES PENAKLUKAN

Oleh:

Faisal

Abstract

Scientific of modern law is strongly influenced by the emergence of the paradigm of positivism.
Modern law which in various ways or road, then spread to various parts of the world, is a type
of law reached the peak of its development in the 19th century in Europe. The influence of
modern law can make local laws with all their local wisdom becomes alienated in your own
home. This is done by a process of conquest.

Keywords: Modern law, Positivism, Scientific.

A. PENDAHULUAN Sejak saat itu kehidupan hukum


Hukum sebagaimana diterima dan dihadapkan kepada suatu persimpangan
dijalankan di negara-negara dunia dewasa jalan, yang satu pada aras jalan keadilan,
ini, pada umumnya termasuk ke dalam sedangkan yang lain memusatkan perhatian
kategori hukum yang modern. Kelahiran pada pengoperasian hukum modern secara
hukum modern bagaikan tiba-tiba lebih pasti dan akuratif. Hal tersebut
menciptakan suatu kultur kehidupan yang menimbulkan situasi yang cukup rumit,
baru di dunia ini. Hukum modern karena keduanya hampir bertolak satu
mengantarkan kehidupan dan peradaban sama lain.
manusia kepada suatu momentum
terjadinya pencabangan.

1780
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.2/Desember 2016 Faisal: Hukum Modern dan Proses…

Sejak munculnya hukum modern, tidak bisa lagi melayani


perkembangan-perkembangan dari
seluruh tatanan sosial yang ada mengalami
dampak bekerjanya sistem ekonomi
perubahan luar biasa. Kemunculan hukum kapitalis tersebut. Dengan demikian
tidak dapat disangkal bahwa sistem
modern tidak terlepas dari munculnya
hukum modern merupakan
negara modern.1 Proses pembentukan konstruksi yang berasal dari tatanan
sosial masyarakat Eropa Barat
negara modern merupakan bagian dari
semasa berkembangnya kapitalisme
sejarah ”deferensiasi” kelembagaan, yang pada abad ke-19.4
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi
B. PEMBAHASAN
utama dalam masyarakat itu tampak ke
Pertemuan antara hukum modern
depan sepanjang berlangsungnya proses
dan hukum setempat (misalnya hukum
tersebut. Dari situ akan terlihat terjadinya
adat)5 yang telah ada lebih dahulu selama
pengorganisasian masyarakat yang
puluhan tahun bahkan ratusan tahun,
semakin meningkat, melalui berbagai
menimbulkan hal yang berseberangan antar
elaborasi dari fungsi-fungsi tersebut.2
keduanya.
Bagi ilmu hukum, hal ini
Dikatakan demikian, oleh karena di
merupakan sebuah puncak perkembangan
situ tidak hanya terjadi pertemuan antara
yang ujungnya berakhir pada dogmatisme
dua bentuk atau format hukum yang
hukum, liberalisme, kapitalisme,
berbeda, melainkan juga pertemuan antara
formalisme dan kodifikasi.3
Munculnya sistem hukum modern
4
FX. Adji Samekto, 2008, Justice Not For
menurut Satjipto Rahardjo: All “Kritik Terhadap Hukum Modern dalam
Perspektif studi Hukum Kritis”, ctk.Pertama,
Yogyakarta, Genta Press, hlm. 40.
Merupakan respon terhadap sistem 5
Menurut pemahamannya, hukum adat pada
produksi ekonomi baru (kapitalis), dasarnya diturunkan dari rasa kepatautan, yang
karena sistem yang lama sudah karenanya masyarakat merasa wajib untuk
menaatinya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Snouck Hurgronje, hukum adat mempunyai
1
Otje Salman & Anthon F. Susanto, 2008, makna sebagai keseluruhan hukum dari masyarakat
Teori Hukum “Mengingat, Mengumpulkan, dan pendahulu maupun kebiasaan yang disusun oleh
Membuka Kembali, ctk.Keempat, Bandung, Citra para tetua, yang berbeda dari apa yang disusun oleh
Aditya Bakti, hlm. 146. generasi kemudian. Sedangkan Moh. Koesnoe
2
Dalam penjelasan Gianfranco Poggi, ia tampaknya ingin mendefinisakan hukum adat atas
membagi proses pembentukan tersebut ke dalam dasar cakupan artinya yang sangat luas dalam
tahap feodalisme, standestaat, absolutisme, civil kehidupan masyarakat. Dalam pengertian beliau,
society, dan contitusional state. Satjipto Rahardjo, hukum adat esensinya adalah keseluruhan ajaran
2000, Ilmu Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti, nilai dan implementasinya yang mengatur cara
hlm 215. hidup masyarakat. Ratno Lukito, 2008, Tradisi
3
Otje Salman & Anthon F. Susanto, Op.,Cit, Hukum Indonesia, ctk.Pertama, Yogyakarta,Teras,
hlm 147. hlm. 6-7.

1781
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.2/Desember 2016 Faisal: Hukum Modern dan Proses…

dua cara hidup atau kultur yang sangat warganya untuk tidak diadili menurut
kontras. Inilah yang menyebabkan hukum positif (hukum negara), mereka
pertemuan itu seringkali terlihat sangat melakukan ritual adat di depan kantor
dramatis. Pengadilan Sarolangun di Jambi, hal ini
Hukum modern yang melalui merupakan cermin marginalisasi terhadap
berbagai macam cara atau jalan, kemudian hukum adat setempat. Apa yang terjadi
menyebar ke berbagai penjuru dunia, terhadap suku anak dalam di Sarolangun-
adalah suatu tipe hukum yang mencapai Jambi adalah contoh kecil saja dari apa
puncak perkembangannya pada abad ke-19 yang terjadi di banyak bagian belahan
di Eropa. Sejak semua itu berlangsung di dunia.
Eropa daratan, maka perkembangan hukum Fakta ini menunjukkan, bahwa
juga harus berbagi (sharing) dengan tidak semua negara dan bangsa di dunia
perkembangan sosial-budaya yang sama. memiliki kosmologi seperti bangsa-bangsa
Artinya, perkembangan hukum itu tidak di Eropa yang nota-bene sebagai peng-
terlepas dari perkembangan kultur di ekspor hukum modern. Bangsa-bangsa di
6
bagian dunia tersebut. kawasan Asia Timur, di mana Indonesia
Akan tetapi dalam kesempatan berada, tentunya memiliki kosmologi yang
yang sama, tidak jarang kita melihat berbeda. Nilai-nilai dan tradisi mereka
pengaruh dari hukum modern dapat lebih bersifat kontekstual daripada
membuat hukum setempat dengan segala individual. Dengan demikian hukum
kearifan lokalnya menjadi terasing di modern yang sangat Eropa-sentris
rumahnya sendiri. Hal tersebut dilakukan berkorespondensi dengan dinamika kultur
dengan sebuah proses penaklukan. di bagian dunia tersebut, sehingga sistem
Salah contoh yang terjadi di tanah hukumnya juga memiliki muatan kultur
air, ketidakberdayaan sekelompok ”suku Eropa yang sangat kuat.7
anak dalam” yang menolak bagian dari
7
Untuk menyebut contoh yang lain, yaitu
6
Hukum tersebut memulai sejarahnya sejak pengaruh hukum modern di Micronesia. Hukum
abad-abad ke-7 dan ke-8, yaitu masa feodalisme, Micronesia adalah sebuah tranplantasi, yaitu hukum
dan terus tumbuh serta berkembang melewati abad- Amerika Serikat yang diterapkan di negara
abad ke-12, 15, 17 dan mencapai puncaknya pada kepulauan tersebut. Ternyata pada waktu itu
abad ke-19, dengan rule of law dan negara masyarakat Micronesia beranggapan bahwa hukum
konstitusionalitas. Satjipto Rahardjo, 2007, Biarkan modern lebih banyak menimbulkan persoalan
Hukum Mengalir, ctk.Pertama, Jakarta, Kompas, daripada menyelesaikan masalah. Satjipto Rahrdjo,
hlm. 106. 2008, Negara Hukum Yang Membahagiakan

1782
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.2/Desember 2016 Faisal: Hukum Modern dan Proses…

Watak liberal dari hukum modern, undang berdasarkan prinsip kepastian


yaitu adanya spirit hegemoni yang tidak hukum.
akan membiarkan adanya bentuk tatanan Disinilah hukum modern berada di
lain (hukum) kecuali yang dibuat dan persimpangan, sebab antara keadilan dan
dikeluarkan oleh negara. Karena hukum hukum yang diterapkan terdapat perbedaan
modern sangat identik dengan hukum yang sangat besar. Wilayah keadilan tidak
negara. Dengan begitu hukum harus dibuat persis sama dengan wilayah hukum positif.
oleh badan khusus, dirumuskan secara Keadaan yang menunjukkan adanya jarak
tertulis, dan diumumkan kepada publik. persimpangan tersebut, juga memunculkan
Akibatnya yang tidak memenuhi pengertian-pengertian seperti keadilan
kualifikasi tersebut tidak bisa disebut prosedural di satu pihak dan keadilan
sebagai hukum. subtantif di pihak lain.
Perubahan tersebut sangat Dapat dikatakan bahwa, saintifikasi
revolusioner karena secara radikal telah hukum modern sangat di pengaruhi oleh
menghilangkan tatanan yang lama kemunculan paradigma positivisme di
digantikan dengan yang baru dan berbeda dalam ilmu pengetahuan modern. Watak
sama sekali. Sejak saat itu, hukum tidak liberal hukum modern yang mengajarkan
lagi muncul dari dalam proses interaksi untuk menerapkan hukum secara rasional.8
antara anggota masyarakat itu sendiri, Rasionalitas ini ditandai oleh sifat
melainkan merupakan sesuatu yang peraturan hukum yang prosedural.
artifisial karena dibuat secara sengaja oleh Sebagaimana Max Weber menyatakan:
badan tertentu yang diberi wewenang
Bahwa prosedur penyelenggaraan
khusus oleh negara untuk itu.
hukum yang semakin berteknik
Sejak saat itulah negara rasional dan menggunakan metode
deduksi yang semakin ketat,
menghendaki dalam mengoperasikan
merupakan tahapan dalam
hukum dengan logika yang rasional. perkembangan hukum sehingga
hukum dapat disebut sebagai
Dengan begitu hukum tidak lagi semata-
hukum modern.9
mata tempat untuk mencari keadilan,
melainkan juga menerapkan undang-

8
Rakyatnya, ctk.Pertama, Yogyakarta, Genta Press, FX. Adji Samekto, Op.,Cit, hlm. 33.
9
hlm. 39-40. Ibid.

1783
Jurnal Hukum Progresif: Volume X/No.2/Desember 2016 Faisal: Hukum Modern dan Proses…

C. PENUTUP D. DAFTAR PUSTAKA


Jadi David M. Trubek hendak Lukito, Ratno, 2008, Tradisi Hukum
Indonesia, ctk.Pertama,
menyatakan bahwa pendapat Weber
Yogyakarta,Teras.
menunjukkan bahwa hanya hukum yang
Rahardjo, Satjipto, 2000, Ilmu Hukum,
rasional dan modern atau ketentuan yang
Bandung, Citra Aditya Bakti.
formal rasional dan logis, yang dapat
____________, 2007, Biarkan Hukum
digunakan untuk kepentingan-kepentingan
Mengalir, ctk.Pertama, Jakarta,
secara pasti. Dalam hal ini, legalisme akan Kompas.
mendorong perkembangan kapitalisme
____________, 2008, Negara Hukum
melalui penciptaan kondisi yang stabil dan Yang Membahagiakan
Rakyatnya, ctk.Pertama,
dapat diprediksikan.10
Yogyakarta, Genta Press.
Tidak heran kemudian paradigma
Salman Otje & Susanto F Anthon,
postivisme menjadi bagian dari hadirnya
2008, Teori Hukum “Mengingat,
hukum modern tersebut. Sehingga hukum Mengumpulkan, dan Membuka
Kembali, ctk.Keempat, Bandung,
modern beserta implikasinya dapat
Citra Aditya Bakti.
menimbulkan kekakuan dalam pencarian
Samekto, Adji FX., 2008, Justice Not
kebenaran dan keadilan, akan menjadi
For All “Kritik Terhadap Hukum
tidak tercapai karena terhalang oleh Modern dalam Perspektif studi
Hukum Kritis”, ctk.Pertama,
”tembok-tembok” prosedural.11
Yogyakarta, Genta Press.
Dapat dikatakan, bahwa tidak
mudah untuk mewujudkan keadilan
subtantif karena terkadang kita dihadapkan
oleh prosedur hukum yang sangat ketat
dalam memenuhi legalitas sistem hukum
modern. Hal ini disebabkan paradigma
positivisme telah menyebarkan
pengaruhnya dan bermetamorfosa menjadi
postivisme hukum.

10
Ibid.
11
Ibid.

1784

Anda mungkin juga menyukai