Anda di halaman 1dari 4

Atanasius Mario Agung Dewanto

11000118140400

Hukum dan Masyarakat (L)

1. Uraian kemunculan Negara Modern di abad 18 menurut Giafranco Poggi dalam beberapa
masa
Jawab:
Dalam rangka mengenai perkembangan hukum modern, akan dibicarakan
hubungannya dengan perkembangan negara modern. Sebagai kerangka acuan dipakai
perkembangan sebagaimana terjadi di Eropa daratan, dan karena itu bersifat perbandingan.
Pembentukan negara modern merupakan suatu proses yang banyak memberikan
pelajaran tentang bagaimana masyarakat diorganisir dan mendapat banyak informasi
tentang bagaimana keadaan serta peranan hukumnya, termasuk didalamnya masalah
penegakannya.
Proses tersebut dapat dilihat sebagai suatu peristiwa diferensiasi kelembagaan yang
menunjukan, bagaimana fungsi fungsi utama dalam masyarakat tampil ke depan sepanjang
berlangsungnya proses pembentukan tersebut.
Disitu akan terlihat terjadinya pengorganisasian masyarakat yang semakin meningkat,
melalui berbagai elaborasi terhadap fungsi fungsi tersebut diatas. Gianfranco Poggi membagi
proses pembentukan tersebut ke dalam tahap tahap sebagai berikut:
a. Feodalisme
b. Standestaat
c. Absolutisme
d. Masyarakat Perdata (civil society)
e. Negara konstitusional
Feodalisme atau masyarakat feodal dapat dilukiskan sebagai suatu komunitas yang
bersendikan hubungan khusus antara yang dipertuan dan abdinya. Feodalisme timbul
karena terjadinya kekosongan dalam struktur kekuasaan di Eropa Barat dan pada gilirannya
menimbulkan kekacauan.
Kekacauan tersebut dilukiskan dalam bentuk keberantakan struktur kekuasaan yang
terjadi, karena:
1) Runtuhnya kerajaan Romawi Barat, baik sebagai sistem pemerintahan yang
terpusat, maupun sebagai sistem administrasi yang berpusat pada kekuasaan
kekuasaan lokal,
2) Perpindahan penduduk secara besar besaran yang dikenal dengan sebutan
Volkerwanderungen dan berpindahnya jalur jalur perdagangan yang besar
diantara penduduk Eropa Barat dan Laut Tengah.
Berhadapan dengan keadaan tersebut, munculnya feodalisme merupakan jalan keluar
untuk mengatasinya. Feodalisme muncul sebagai pengganti dan pengisi dari kekacauan
struktural.
Seperti sudah disebutkan diatas, maka feodalisme didasarkan pada prinsip hubungan
antara yang dipertuan dan abdinya. Dengan demikian, tidak akan dijumpai suatu sistem yang
berlaku secara luas yang dapat meliputi seluruh negeri.
Stand yang dalam bahasa Inggrisnya disebut estate, merupakan suatu unit pelapisan
sosial, yaitu sebagai suatu golongan penduduk yang mempunyai status sama. Golongan
tersebut terdiri dari bangsawan, agamawan dan penduduk biasa. Standestaat merupakan
suatu ramuan baru, yang merangkum unsur unsur berupa golongan golongan kedalam suatu
kesatuan yang baru.
Munculnya kekuatan politik yang baru, maka timbul konfigurasi baru dalam struktur
masyarakat. Apabila dalam sistem feodal berhadapan yang dipertuan dengan para kawula,
maka sekarang yang berhadapan adalah penguasa dengan Stand tersebut. Gabungan dari
kedua unsur inilah yang membentuk Standestaat.
Munculnya masyarakat sipil (civil society) berhubungan erat dengan munculnya
borjuis Eropa dalam masa sistem peraturan yang absolut. Kelas borjuis terdiri dari para
usahawan kapitalis yang mengalami kemajuan kemajuan pada masa itu dan karenanya
menginginkan identitasnya sendiri sebagai suatu kelas. Berbeda dengan stande yang
ditegakkan oleh suatu struktur otoritas yang memaksakan disiplin kepada para anggotanya.
Melalui pembiaran untuk berkompetisi tersebut diharapkan akan tercapai suatu keadaan
ekuilibrium.

2. Uraian perubahan hukum yang terjadi pada masa tersebut


Jawab:
Sesudah membicarakan tahap tahap perkembangan hukum, maka sekarang beralih
kepada pembicaraan mengenai penyelenggaraan hukum pada tahap tahap perkembangan
tersebut. Untuk ini, maka akan dipakai sistematisasi permasalahan sebagaimana
dikemukakan oleh Max Weber.
Menurut Max Weber, kecenderungan umum dalam perkembangan hukum modern
adalah untuk menjadi makin rasional. Secara teoritis, perkembangan tersebut melalui tahap
tahap sebagai berikut:
1) Pengadaan hukum melalui perwahyuan secara kharismatik
Dalam istilahnya, pengadaan hukum terjadi melalui apa yang disebutnya law
prophets. Weber berpendapat bahwa cara pengadaan hukum seperti inilah, yaitu law
prophets yang benar benar dapat disebut pengadaan hukum yang kreatif, yaitu
menciptakan sesuatu dari nol.
Pengadaan hukum seperti inilah yang dilakukan oleh ahli hukum, bagaimanapun
orisinilnya tetaplah bertolak dari kaidah hukum yang sudah ada sebelumnya.

2) Penciptaan dan penemuan hukum secara empiris oleh para legal honoratiores
Yaitu penciptaan hukum oleh para cautelary jurisprudence. Cara tersebut
mengandung suatu seni dan keterampilan untuk menciptakan dan melakukan inovasi
hukum.
Terlihat dalam tahap ini. Weber hendak menunjuk pada pengadaan hukum yang tidak
begitu saja jatuh dari keadaan entah berantah, seperti pada tahap terdahulu, melainkan
hukum yang tercipta melalui teknik teknik dan keterampilan tersendiri. Dalam penciptaan
ini, hukum terikat pada preseden.

3) Pembebanan hukum oleh kekuatan kekuatan sekular atau teokratis

Tahap yang terakhir adalah penggarapan hukum secara sistematis dan


penyelenggaraan hukum yang dijalankan secara profesional oleh orang orang yang
berpendapat pendidikan hukum dengan cara cara ilmiah dan logis formal.
3. Perbedaan Hukum Tradisional dan Hukum Modern
Jawab:
Hukum Tradisional :
1) Lisan, artinya tidak tertulis dalam bentuk perundangan dan tidak dikodifikasi.
2) Tidak sistematis.
3) Tidak berbentuk kitab perundangan.
4) Tidak tertatur.
5) Keputusannya tidak memakai konsideran (pertimbangan).
6) Pasal-pasal aturannya tidak sistematis dan tidak mempunyai penjelasan.

Hukum Modern :
1) Tertulis, artinya tertulis dalam bentuk perundangan dan dikodifikasi yang terdiri dari
peraturan yang isi dan pelaksanaannya seragam.
2) Sistematis.
3) Berbentuk kitab perundangan.
4) Teratur.
5) Keputusannya memakai konsideran (pertimbangan).
6) Pasal-pasal aturannya sistematis dan mempunyai penjelasan. - Bersifat publik,
dikaitkan kepada kekuasaan yang terpusat.
7) Bersifat positif, merupakan kaidah yang dipositifkan.
8) Bersifat umum, untuk semua golongan di dalam masyarakat.
9) Bersifat otonom secara:
a) substantif,
b) institusional,
c) metodologis dan
d) okupasional.
10) Sistem hukum yang transaksional dimana hak dan kewajiban dalam perjanjian tidak
memandang usia, kelas, agama dan jenis kelamin.
11) Adanya hirarkis yang tegas.
12) Melaksanakan hukum sesuai dengan prosedur.
13) Rasional.
14) Dilaksanakan oleh orang yang berpengalaman.
15) Spesialisasi dan diadakan penghubung diantara bagian bagian.
16) Hukum mudah berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat.
17) Penegak hukum dan lembaga pelaksana hukum adalah lembaga kenegaraan, artinya
Negara memonopoli kekuasaan.
18) Perbedaan yang tegas diantara 3 lembaga Negara (eksekutif-legislative- yudicatif ).

Anda mungkin juga menyukai