Anda di halaman 1dari 115

BAB.I.

Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)

Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :

STANDAR 1.1
PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN SECARA TERPADU YANG BERBASIS WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERSAMA DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA DALAM PELAKSANAAN
KEGIATAN HARUS MEMPERHATIKAN KEMUDAHAN AKSES PENGGUNA LAYANAN (LIHAT JUGA UKM 2.1)

KRITERIA 1.1.1.
Puskesmas wajib menyediakan jenis-jenis pelayanan yang ditetapkan berdasarkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai, analisis kebutuhan dan harapan, analisis peluang pengembangan pelayanan, analisis risiko pelayanan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
dituangkan dalam perencanaan. (lihat juga UKM2.1; PMP 5.1; dan PMP 5.2 )
POKOK PIKIRAN
•Puskesmas sebagai UPTD bidang kesehatan yang bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja profesional harus memiliki Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai yang sejalan dengan visi, misi Presiden dan Pemerintah Daerah
•Puskesmas wajib menyediakan pelayanan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil analisis peluang pengembangan pelayanan, hasil analisis risiko pelayanan dan peraturan perundang-undangan
• Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data kinerja Puskesmas, data status kesehatan masyarakat di wilayah kerja termasuk hasil pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpadu yang berbasis wilayah kerja Puskesmas.
(UKM
• Jenis: 2.1.1 dan 2.8.3)
data kinerja Puskesmas dan status kesehatan masyarakat di wilayah kerja serta tahapan analisis dilakukan merujuk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Manajemen Puskesmas dan Sistem Informasi Puskesmas
• Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, prioritas masalah kesehatan dapat berbeda antar daerah, oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi dan analisis peluang pengembangan upaya
dan kegiatan Puskesmas, serta
• Dalam penyelenggaraan perbaikan baik
pelayanan mutuUKM,
dan kinerja
UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, risiko yang pernah terjadi maupun berpotensi terjadi perlu diidentifikasi, dianalisis dan dikelola agar pelayanan yang disediakan aman bagi masyarakat, petugas, dan
lingkungan
• Hasil analisis risiko harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan, sehingga upaya pencegahan dan mitigasi risiko sudah direncanakan sejak awal serta disediakan sumber daya yang memadai untuk pencegahan dan mitigasi risiko
• Hasil identifikasi dan analisis untuk menetapkan jenis pelayanan dan penyusunan perencanaan Puskesmas terdiri dari: a) kebutuhan dan harapan masyarakat, b) hasil identifikasi dan analisis peluang pengembangan pelayanan pada area prioritas, dan c)
•hasil identifikasi
Untuk dan analisis
mendapatkan risiko kebutuhan
hasil analisis penyelenggaraan pada perlu
masyarakat unit-unit pelayanan
dilakukan baiksituasi
analisis dari sisi
dataKMP, UKM,
kinerja maupun UKP,
Puskesmas, data Kefarmasian dan masyarakat
status kesehatan Laboratorium, termasuk
di wilayah kerjarisiko terkaithasil
termasuk bangunan, prasarana,
pelaksanaan PIS-PKperalatan Puskesmas
yang disusun secara terpadu yang berbasis wilayah kerja Puskesmas.
(UKM
• Agar:Puskesmas
2.1.1 dan 2.8.3)
dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan
Puskesmas
• Perencanaanberupa Rencanadilakukan
Puskesmas Usulan Kegiatan (RUK) dan
secara terpadu Rencana
baik Pelaksanaan
KMP, upaya Kegiatan
kesehatan (RPK) sesuai
masyarakat (UKM),siklus
Upayaperencanaan
Kesehatan anggaran daerah
Perseorangan (UKP), Kefarmasian, dan Laboratorium & disusun bersama dengan sektor terkait dan masyarakat
• Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim Manajemen Puskesmas, yang akan dibahas dalam Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan untuk kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
• Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) dilakukan berdasarkan :
1) Alokasi anggaran sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang disetujui oleh Dinkes Kab/Kota;
2) Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yg diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK tahunan
• RPK dirinci menjadi RPK Bulanan bersama target pencapaiannya dan direncanakan kegiatan pengawasan dan pengendaliannya (Lihat juga UKM 2.1.3)
• Perencanaan baik Rencana Lima Tahunan dan RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis pengawasan dan pengendalian kegiatan dijumpai kondisi tertentu termasuk perubahan kebijakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
• Revisi terhadap rencana harus dilakukan dengan alasan yang tepat sebagai upaya pencapaian yang optimal dari kinerja Puskesmas
•Untuk Puskesmas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) penyusunan rencana lima tahunan dan rencana tahunan sesuai dengan ketentuan perundangan terkait BLUD

KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA 1.1.1.
EP 1 1.1.1.1.Ditetapkan visi, misi, tujuan dan tatanilai yang menjadi SK Ka Puskesmas
acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas mulai dari tentang Visi, Misi,
perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja 10 Tujuan dan Tatanilai
Puskesmas (R) Puskesmas

EP 2 1.1.1.2.Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan SK Ka Puskesmas ttg Identifikasi dan


berdasarkan hasil identifikasi dan analisis sesuai dengan yang Jenis2 Pelayanan dan analisis HARBUT,
diminta dalam pokok pikiran pada paragraf terakhir. (R,D,W) kegiatan Puskesmas Peluang
10 Pengembangan &
RISIKO

EP 3 1.1.1.3.Rencana Lima Tahunan disusun dengan melibatkan Ada Relita aau Renstar Ada dokumen relita Keterlibatan LS
lintas program dan lintas sektor serta berdasarkan rencana BLUD Puskesmas puskesmas, ada bukti, LP dalam
strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota. ( R, D,W) Ada bukti penyusunan penyusunan
10 melibatkan LS LP Renlita

EP 4 1.1.1.4.Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dengan Ada SK Tim Manajemen Ada RUK tahun N dan Keterlibatan LS
melibatkan lintas program dan lintas sektor, berdasarkan puskesmas N+1, ada bukti LP dalam
rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota, penyunaan penyusunan
Rencana Lima Tahunan Puskesmas dan hasil penilaian kinerja. 10 melibatkan LS LP RUK
(R, D, W)

EP 5 1.1.1.5.Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Ada DPA Puskesmas Ada RPK Tahunan , Proses
disusun bersama lintas program sesuai dengan alokasi yang telag disetujui Ada bukti penyusunan keterlibatan
anggaran yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Dinkes RPK melibatkan LP Tim
Kabupaten/ Kota. (R, D, W) Manajemen
Pusk dan LP
10 dalam
penyusunan
RPK

EP 6 1.1.1.6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan disusun sesuai Ada DPA Puskesmas Ada RPK Bulanan, Proses
dengan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahunan serta yang telah disetujui Ada bukti penyusunan keterlibatan
hasil pemantauan dan capaian kinerja bulanan. (R, D, Dinkes RPK melibatkan LP Tim
W) Manajemen
Pusk dan LP
10 dalam
penyusunan
RPK bulanan

EP 7 1.1.1.EP 7. Apabila ada perubahan kebijakan Pemerintah dan Ada dokumen rencana Kepada Tim
Pemerintah Daerah dilakukan revisi perencanaan sesuai perubahan, Ada bukti Manajemen
kebijakan yang ditetapkan (D, W) proses rencana Puskesmas,
perubahan dan LP, ttg :
Latar belakang
dan alasan
perubahan
Rencana;
Proses dan
10 keterlibatan
dalam
Perubahan
Rencana

Jumlah 70
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

KRITERIA 1.1.2
Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas serta akses terhadap pelayanan dan penyampaian
umpan
POKOK balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2)
PIKIRAN
• Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) wajib menyediakan pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat
• Sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik informasi, pelaksana, dan pelayanan harus mudah diakses oleh masyarakat ketika masyarakat membutuhkan baik untuk pelayanan preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif sesuai
dengan kemampuan
• Puskesmas Puskesmas
harus menyampaikan informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan dan kegiatan yang dilengkapi dengan jadwal pelaksanaannya.
• Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas dan jaringannya perlu diketahui oleh masyarakat sebagai pengguna layanan. lintas program, dan sektor terkait untuk meningkatkan kerjasama, saling memberi dukungan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dan
•upaya lain strategi
Berbagai yang terkait dengan kesehatan
komunikasi untuk mengupayakan
untuk memudahkan pembangunan
akses masyarakat berwawasan
terhadap pelayanan kesehatan.
Puskesmas dapat dikembangkan, antara lain melalui papan pengumuman, pemberian arah tanda yang jelas, media cetak, telepon, short message service (sms), media
elektronik,
• Mekanisme ataupun
untukinternet.
menerima umpan balik terkait kemudahan akses dan usulan perbaikan terhadap pelayanan dari pengguna pelayanan diperlukan untuk perbaikan sistem pelayanan dan penyelenggaraan Upaya Puskesmas
• Tersedia mekanisme untuk menyelesaikan aduan/keluhan pengguna layanan yang terdokumentasi dengan aturan yang telah di tetapkan dan dapat diakses oleh publik.
• Kepuasan pengguna pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian pengguna pelayanan terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas. Sedangkan, kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien terhadap kinerja pelayanan
yang diberikan oleh Puskesmas. Kepuasan pengguna layanan/pasien dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pengguna layanan/pasien. Untuk itu perlu dilakukan penilaian kepuasan pengguna layanan/pasien secara berkala
serta ditindaklanjuti.

1.1.2. AKSES PENGGUNA LAYANAN

1.1.2 Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan
akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas
serta akses terhadap pelayanan dan penyampaian umpan balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2;

Diinformasikan me lalui me dia


1.1.2 AKSES komunikasi yang te lah
 INFORMASI: ditetapkan
- HAK & KEWAJIBAN PASIEN SK, bukti sosialisasi,
- JENIS PELAYANAN e valuasi & TL
- KEGIATAN2 PUSKESMAS penyampaian
 AKSES THD PELAYANAN
 AKSES UTK PENYAMPAIAN informasi, se rta upaya
UMPAN BALIK me ndapatkan umpan
Me kanisme untuk balik
me nerima umpan balik
te rkait ke mudahan akse s ,
ke luhan dan usulan
pe rbaikan

KRITERIA 1.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.1.2.1.Ditetapkan kebijakan tentang hak dan kewajiban SK Ka Puskesmas
pasien, dan jenis- jenis pelayanan serta kegiatan yang tentang Hak dan
disediakan oleh Puskesmas. (R) Kewajiban Pasien
10 Puskesmas

EP 2 1.1.2.2.Dilakukan sosialisasi tentang hak dan kewajiban pasien, Ada bukti kegiatan Wawancara
jenis-jenis pelayanan serta kegiatan yang disediakan oleh sosialisasi ttg Hak dan kepada
Puskesmas Kepada pengguna layanan. (D,W) Kewajiban Pasien dan petugas,
Jenis2 pelayanan & pqasien dan
kegiatan-kegiatan keluarga pasien
Puskesmas melalui tentang
berbagai macam kegiatan
media, Ada media sosialisasi dan
sosialisasi dalam pengetahuan
bentuk brosur, leaflet, ttg hak n
baliho, dsb kewajiban
pasien dan
10 jenis2
pelayanan &
kegiatan
Puskesmas
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 3 1.1.2.EP 3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut hasil sosialisasi Ada bukti kegiatan Wawancara
tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan dan evaluasi ttg Hak dan kepada
kegiatan- kegiatan Puskesmas terhadap pengguna layanan. (D, Kewajiban Pasien dan petugas
W) Jenis2 pelayanan & tentang
Kegiatan Puskesmas, kegiatan
yg menghasilkan RTL evaluasi dan
perbaikan kegiatan tindak lanjut
sosialisasi perbaikan
Ada bukti dilakukan sosialisasi ttg
jajag pendapat Hak n
kepada pengguna kewajiban
layanan ttg Hak dan pasien dan
Kewajiban Pasien dan jenis2
Jenis2 pelayanan & pelayanan &
Kegiatan Puskesmas kegatan
Puskesmas
Wawancara
kepada
10 pengguna
layanan, LP n
LS, tentang
kegiatan
sosialisasi dan
pengetahuan
ttg hak n
kewajiban
pasien dan
jenis2
pelayanan &
kegiatan
Puskesmas
Wawancara
kepada
pengguna
layanan, LP n
LS, tentang
kesesuaian
EP 4 1.1.2.EP 4. Dilakukan upaya untuk memperoleh umpan balik Ada Tim Pengelola Ada sarana, Wawancara
dari masyarakat engguna layanan serta penananganan aduan / umpan balik & media untuk kepada
keluhan dari pengguna layanan maupun tindaklanjutnya yang keluhan dari menampung pengguna
didokumentasikan sesuai dengan aturan yang telah masyarakat & umpan balik & layanan, LP n
ditetapakan dan dpat di akses oleh publik. (D, O, W) pengguna layanan; keluhan dari LS, tentang
Ada register untuk masyarakat & Pengelolaan
mencatat pengelolaan pengguna umpan balik
umpan balik dan layanan, al. dan keluhan
keluhan dari kotak saran, dari
10 masyarakat & media social, masyarakat
pengguna layanan pertemuan2 dan pengguna
dengan layanan
masyarakat

Jumlah 40

STANDAR 1.2
TATA KELOLA ORGANISASI PUSKESMAS DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.2.1
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan tata hubungan kerja serta persyaratan jabatan
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus mengikuti kode perilaku yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
• Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, perlu disusun struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
• Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, perlu ada kejelasan tugas, wewenang, tanggungjawab dan persyaratan jabatan
• Perlu dilakukan pengaturan terhadap tata hubungan kerja di dalam struktur organisasi yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
• Pengisian jabatan dalam struktur organisasi tersebut dilaksanakan berdasarkan persyaratan jabatan oleh Kepala Puskesmas dengan menetapkan penanggungjawab masing-masing upaya.
• Efektivitas struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang secara periodik oleh Puskesmas untuk menyempurnakan struktur yang ada dan efektivitas organisasi agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
• Sebagai wujud akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas, perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur pendelegasian wewenang dari pimpinan dan/atau penanggung jawab upaya Puskesmas kepada pelaksana pelayanan apabila

KRITERIA 1.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.2..1. EP.1. Ada struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan Ada SK Kepala Dinas
oleh Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota dengan kejelasan Kesehatan Kab/Kota ttg
uraian jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang Struktur Organisasi
memuat uraian tugas, tanggung jawab, wewenang, dan Puskesmas (fungsional)
persyaratan jabatan. (R) Struktur fungsional
mengacu pada Pmk 43
th 2019
Dilengkapi dengan
uraian jabatan, uraian
10 tugas, tanggung jawab
dan wewenang serta
persyaratan jabatan
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 2 1.2.1.EP 2. Kepala Puskesmas menetapkan penanggung jawab Ada SK Kepala
dan Koordinator pelayanan Puskesmas.(R,D) Puskesmas ttg Struktur
Organisasi Puskesmas
(fungsional); Struktur
fungsional mengacu
pada Pmk 43 th 2019
dan SK Kadinkes
Kab/Kota Penetapan dg
mengisi kotak2 struktur
dalam SK Kadinkes
dengan tenaga
Puskesmas yang
10 memenuhi persyaratan
jabatan
Karena keterbatasan
jumlah tenaga,
dimungkinkan terjadi
perangkapan jabatan

EP 3 1.2.1.3 Ditetapkan kode perilaku Pimpinan dan Pegawai yang


ada di Puskesmas (R,D,W) 10

EP 4 1.2.1.4 Terdapat kebijakan dan prosedur yang jelas dalam Ada SK Kepala
pendelegasian wewenang dari Kepala Puskesmas kepada Puskesmas ttg
Penanggung jawab upaya, dari Penanggung jawab upaya Pendelegasian
kepada koordinator pelayanan, dan dari koordinator pelayanan Wewenang
kepada pelaksana pelayanan kegiatan apabila meninggalkan 10
tugas atau terdapat kekosongan pengisian jabatan. (R,D)

Jumlah 40
kurang 2 ep

KRITERIA 1.2.2
Kebijakan, pedoman/panduan, prosedur, dan kerangka acuan terkait pelaksanaan kegiatan, disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan, termasuk pengendalian dokumen bukti pelaksanaan kegiatan
POKOK PIKIRAN
• Dalam Menyusun kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau berbasis bukti ilmiah terkini
• Berbasis bukti ilmiah terkini dapat dibuktikan dengan mengacu pada referensi yang ter-update
• Untuk menyusun, mengendalikan dan mendokumentasikan seluruh dokumen yang ada di Puskesmas perlu disusun Pedoman Tata Naskah Puskesmas.
• Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan dokumen regulasi yang meliputi kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur, maupun dalam pengendalian dokumen eksternal dan dokumen bukti rekaman pelaksanaan kegiatan
• Pedoman tata naskah mengatur, al:
a. penyusunan, tinjauan dan pengesahan dokumen regulasi internal [(kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur) disetujui oleh yang berwenang
b. proses tinjauan dokumen regulasi internal dilakukan secara berkala dan selanjutnya dilakukan pengesahan oleh Kepala Puskesmas
c. pengendalian dokumen dilakukan untuk memastikan dokumen regulasi internal termuktahir tersedia di unit-unit pelayanan
d. perubahan dokumen harus diidentifikasi, salah satunya melalui riwayat perubahan dalam dokumen regulasi internal
e. pemeliharaan dokumen meliputi penataan dan penyimpanan sesuai dengan pengkodean dalam peraturan perundangan untuk memastikan identitas dan keterbacaan dokumen
f. pengelolaan dokumen eksternal meliputi pencatatan, penataan dan penyimpanan sesuai dengan pengkodean dalam peraturan perundangan
g. masa penyimpanan (retensi) dokumen yang kadaluwarsa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan tetap menjamin agar dokumen tersebut tidak disalahgunakan.
h. tersedia alur penyusunan dan pendistribusian dokumen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Penyusunan Pedoman tata naskah Puskesmas dapat merujuk pada kebijakan masing-masing daerah dan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan terkait tata naskah dinas
• Untuk memastikan bahwa penyelenggaraan kegiatan terlaksana secara konsisten, reliabel dan efektif alam mencapai tujuan yang diharapkan harus dipandu dengan kebijakan, pedoman/ panduan/ kerangka acuan dan prosedur yang jelas untuk
pelaksanaan kegiatan baik KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan Laboratorium.
• Penyusunan kebijakan, pedoman/ panduan/ kerangka acuan dan prosedur masing-masing pelayanan mengacu pada ketentuan perundang-undangan dan atau pedoman yang dikeluarkan oleh organisasi profesi terkait
• Masing-masing pelayanan kesehatan perseorangan harus menyusun prosedur pelayanan kesehatan perseorangan mengacu pada Pedoman Pelayanan Kedokteran dan Panduan Praktik Klinis.

KRITERIA 1.2.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.2.2.EP 1. Ditetapkan pedoman tata naskah Puskesmas Ada PEDOMAN TATA
sebagaiman diminta dalam pokok pikiran mulai dari huruf a NASKAH PUSKESMAS
sampai g (R) Sesuai yg diminta dalam
10 Pokok Pikiran Kriteria
1.2.2

EP 2 1.2.2.EP 2. Ditetapkan kebijakan, pedoman/ panduan, prosedur Ada DOKUMEN


dan kerangka acuan untuk KMP, penyelenggaraan UKM serta REGULASI (SK,
penyelenggaraan UKP, Kefarmasian dan Laboratorium Pedoman/Panduan,
didasarkan pada ketentuan peraturuan perundnag - undangan SOP, KAK untuk KMP,
dan berbasis bukti ilmiah terkini (R) Penyelenggaraan UKM,
Penyelenggaraan UKPP,
Kefarmasian dan
Laboratorium Format
Dokumen Regulasi
10 harus mengacu pada
Pedoman Tata Naskah
Puskesmas

Jumlah 20

KRITERIA 1.2.3
Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dikelola dan dioptimalkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kepada masyarakat
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang upaya kesehatan
• Yang dimaksud jaringan dan jejaring Puskesmas adalah sebagaimana yang diatur dalam peraturan yang mengatur tentang Puskesmas

• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab Upaya/Kegiatan Puskesmas mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Agar jaringan dan jejaring
tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan UKM, UKP, Kefarmasian dan Laboratorium yang mudah diakses oleh masyarakat.
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi: Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan praktik bidan desa, atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Jejaring Puskesmas meliputi UKBM, UKS, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, praktik mandiri tenaga kesehatan, dan Fasilitas kesehatan lainnya.
• Puskesmas selain melakukan pembinaan terhadap jaringan Puskesmas dan UKBM, juga melakukan pembinaan terhadap jejaring fasilitas kesehatan tingkat pertama
• Program pembinaan meliputi aspek KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, termasuk pembinaan ketenagaan, sarana prasarana, dan pembiayaan dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu

KRITERIA 1.2.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.2.3. EP.1 Disusun indikator kinerja keberhasilan pembinaan Adanya SK indikator Adanya bukti
(R,D) kinerja keberhasilan dokumen Indikator
pembinaan Kinerja Keberhasilan
10 pembinaan

EP 2 1.2.3.EP 2. Dilakukan identifikasi jaringan pelayanan Puskesmas Ada dokumen bukti


dan jejaring Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas identifikasi jaringan
untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang dan jejaring di wilayah
upaya kesehatan. (D) kerja Puskesmas;
Ada register data2
10 jaringan dan Jejaring
Puskesmas

EP 3 1.2.3.EP 3 Disusun dan dilaksanakan program pembinaan Ada Dokumen Program Ada bukti pelaksanaan Wawancara
terhadap jaringan pelayanan dan jejaring Puskesmas dengan Pembinaan Jaringan pembinaan kepada
jadwal dan penanggung jawab yang jelas serta terdapat bukti dan Jejaring Puskesmas petugas
dilakukan pembinaan sebagaimana diminta dalam tentang
pokok pikiran. (R, D, W) Bagaimana
melakukan
pembinaan
Jaringan dan
10 Jejaring
Puskesmas
(harus cocok dg
bukti
dokumen)

EP 3 1.2.3.EP 4. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap Ada dokumen evaluasi
rencana dan jadwal pelaksanaan program pembinaan jaringan Pembinaan jaringan
dan jejaring (D) dan jejaring di wilayah
kerja Puskesmas
Ada dokumen RTL
Pembinaan jaringan
dan Jejaring
Puskesmas
Ada dokumen bukti
10 pelaksanaan tindak
lanjut Pembinaan
Jaringan dan Jejaring
Puskesmas

Jumlah 30
kurang 1 ep

KRITERIA 1.2.4
Puskesmas menjamin ketersediaan data dan informasi melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Dalam upaya meningkatkan status kesehatan di wilayah kerjanya, Puskesmas menyediakan data dan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maupun pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan di
Dinas Kesehatan
• Ketersediaan daerah
data kabupaten/kota
dan informasi termasuk penyampaian
akan memudahkan informasi
Tim Peningkatan Mutu,kepada masyarakatjawab
para penanggung dan pihak
upayaterkait
pelayanan, dan masing-masing pelaksana pelayanan baik UKM maupun UKP, Kefarmasian dan Laboratorium dalam merencanakan, melaksanakan, memantau,
dan mengevaluasi keberhasilan
• Penyelenggaraan upaya kegiatan
Sistem Informasi peningkatan
Puskesmas mutu dan
sesuai dengan keselamatan
ketentuan pengguna
peraturan layanan
perundang-undangan
• Data dan informasi tersebut meliputi minimal data dasar dan data program serta data dan informasi lain yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kementerian Kesehatan.
• Data dasar terdiri dari identitas Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas, sumber daya Puskesmas dan sasaran program. Sedangkan data program meliputi data UKM Esensial, UKM Pengembangan, UKP, dan program lainnya yakni manajemen Puskesmas,
pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, pelayanan laboratorium, dan kunjungan keluarga (PIS-PK).
• Pengumpulan, penyimpanan, analisis data dan pelaporan data yang masuk ke dalam sistem informasi dilakukan sesuai dengan periodesasi yang telah ditentukan.
• Ada SOP Pengelolaan SIP (SOP Pencatatan, SOP Pengumpulan, SOP Penyimpanan Data, SOP Analisis data, SOP Pelaporan dan SOP Distribusi Informasi)
• Distribusi informasi baik secara internal maupun eksternal dilakukan sesuai
dengan ketentuan, termasuk akses data dan informasi harus mepertimbangkan aspek keraha siaan i nformasi dan kepentingan bagi pengguna data sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
• Sistem Informasi Puskesmas dapat diselenggarakan secara elektronik dan/atau secara non elektronik, serta perlu dilakukan pengawasan/pemantauan dan evaluasi secara periodik

KRITERIA 1.2.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.2.4.EP 1. Dilaksanakan pengumpulan, penyimpanan, analisis Ada SK Ka Puskesmas Ada dokumen bukti Wawancara
data dan pelaporan serta distribusi informasi sesuai dengan ttg Sistem Informasi pelaksanaan Sistem kepada
ketentuan perundang-undangan terkait Sistem Informasi Puskesmas; Ada SOP Informasi Puskesmas: petugas ttg
Puskesmas (R, D, W) Pengelolaan Sistem Pencatatan, Pelaksanaan
Informasi Puskesmas Pengumpulan data, Sistem
Penyimpanan data, Informasi
Analisis data, Puskesmas,
Pelaporan, Distribusi dan
informasi pemanfaatan
10 data/informasi
untuk
pelayanan
maupun untuk
manajemen
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 2 1.2.4.EP.2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut thd Ada dokumen Wawancara
penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas secara periodik. evaluasi, RTL kepada
(D, W) berdasar hasil evaluasi petugas
dan pelaksanaan tentang
tindak lanjut dari evaluasi dan
evaluasi Pelaksanaan tindak lanjut
Sistem Informasi terhadap hasil
10 Puskesmas evaluasi
pelaksanaan
Sistem
Informasi
Puskesmas

EP 3 1.2.4.EP.3. Terdapat perbaikan kinerja dan peningkatan mutu Ada dokumen Wawancara
pelayanan kesehatan berbasis data dan informasi secara perbaikan kinerja dan kepada
periodik. (D, W) peningkatan mutu , petugas
RTL berdasar hasil tentang
evaluasi dan evaluasi dan
pelaksanaan tindak tindak lanjut
lanjut dari evaluasi terhadap hasil
10 Pelaksanaan Sistem evaluasi
Informasi Puskesmas pelaksanaan
Sistem
Informasi
Puskesmas

Jumlah 30

Kriteria 1.2.5
Penyelenggaraan pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan pelayanan

Pokok Pikiran :
● Demikian pula, bila keputusan mengenai pelayanan menimbulkan pertanyaan, konflik, atau dilema bagi puskesmas dan pasien, keluarga atau pembuat keputusan, dan lainnya. Dilema ini dapat timbul dari masalah akses, etik, pengobatan atau pemulangan pasien dsb
● Puskesmas menghadapi banyak tantangan dlam memeberikan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas. Kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran, sumber daya yang terbatas, dan arapan pasien yang terus meningkat sejalan dengan semakin meningkatnya pendidikan di masyrakat serta dilema etis dan kontroversi yang
sering terjadi telah menjadi hal yang dapat dihadapi oleh Puskesmas
● Pimpinan Puskesmas menetapkan cara cara bagaimana pengelolaan dan mencari solusi terhadap dilema tersebut. Puskesmas menidentifikasi siapa yang perlu dilibatkan dalam proses, serta bagaimana pasien dsan keluarganya berpartisipasi dalam penyelesaina dilema etik.
● Etik ialah suatu norma atau nilai (value) mengenai sikap batin dan perilaku manusia. Oleh sebab itu sifatnya masih abstrak, belum tertulis, kalau sudah tertulis, maka disebut kode etik.
● Dilema etik merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana dia harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut. Contoh, tidak bersedia divaksinasi dan diimunisasi karena alsan keyakinan, tidak bersedia bersalin di fasyankes karena alasan keyakinan, menagih atau tidak menagih biaya perawatan pada pasien - pasien
yang tidak mampu, tagihan biaya perawatan dianggap lebih besar oleh pasien, adanya pantangan hari sehingga tidak datang sesuai jadwal yang telah ditentukan (misalnya hari posyandu)

KRITERIA 1.2.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.2.5 EP1 . Puskesmas mempunyai prosedur pelaporan dan Adanya SK Tim Adanya SOP
solusi bila terjadi dilema etik dalam asuha pasien dan dalam Penanganan dilema etik pelaporan dan solusi
pelayanan UKM. (R, D,W) dalam asuha pasien dan bila terjadi dilema etik
dalam pelayanan UKM dalam asuha pasien
10 dan dalam pelayanan
UKM

EP 2 1.2.5 EP2 . Dilakukan pelaporan apabila terjadi dilema etik Adanya bukti
dalam pelayanan UKP dan dalam pelayanan UKM. (D,W) dokumen pelaporan
dilema etik dalam
10 asuha pasien dan
dalam pelayanan UKM

EP 3 1.2.5 EP3 . Terdapat bukti pimpinan Puskesmas mendukung Adanya peran


penyelesaian dilema etik dalam pelayanan UKP dan Pelayanan pimpinan puskesmas
UKM telah dilkasanakan sesuai regulasi. (D,W) dalam penyelesaian
dilema etik dalam
asuha pasien dan
10 dalam pelayanan UKM

Jumlah 30

STANDAR 1.3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.3.1
Tersedia Sumberdaya Manusia (SDM) dengan jenis, jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan ketentuan peraturan perundang-undangan
POKOK PIKIRAN

• Untuk memenuhi kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah, jenis dan kompetensi maka perlu dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja berdasarkan peraturan tentang perencanaan kebutuhan pegawai dan dapat mempertimbangkan rekomendasi
dari organisasi profesi sebagai dasar pengajuan kebutuhan tenaga Puskesmas ke Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota dan atau pengadaan sendiri bagi Puskesmas BLUD
• Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan
• Analisis Jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan sesuai dengan struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional tenaga Puskesmas, dan jabatan pelaksana di Puskesmas.
• Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan masyarakat
• Puskesmas memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai agar dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diperlukan
• Agar mutu pelayanan kesehatan berorientasi pada keselamatan pasien dan masyarakat di Puskesmas lebih terjamin dan terlindungi, perlu dipastikan bahwa setiap pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter dan/ atau dokter dokter layanan primer, dokter gigi, dan
tenaga kesehatan lain yang kompeten melalui proses kredensialing
• Puskesmas memiliki mekanisme yang menjamin pegawai memiliki pendidikan, keterampilan dan kompetensi, pengalaman, orientasi dan pelatihan yang relevan dan terkini. Contoh, verifikasi ijazah tenaga kesehatan, verifikasi STR dan SIP, verifikasi
sertifikat pelatihan, adanya evaluasi setelah melakukan pelatihan, adanya pedoman dan kerangka acuan orientasi.
• Lisensi adalah pemberian izin atau penyerahan hak atau sesuatu dari satu pihak ke pihak lainnya untuk melakukan produksi atas suatu produk atau jasa tertentu yang sebelumnya telah dipatenkan oleh yang menciptakannya pertama kali. Contoh, pemberian STR
dan SIP kepada tenaga kesehatan
• Sertifikasi adalah suatu proses dimana suatu Lembaga otoritas, baik pemerintah ataupun non pemerintah, mengevaluasi dan mengakui, individual atau organisasi, telah memenuhi persyaratan atau kriteria yang telah ditetapkan.
• Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
• Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.

KRITERIA 1.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.3.1 EP1 . Dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja Terdapat ANJAB dan
sesuai kebutuhan pelayanan dan ketentuan peraturan ABK Puskesmas
perundang-undangan. (R) 10

EP 2 1.3.1.2. Disusun peta jabatan, uraian jabatan dan kebutuhan Ada peta jabatan.
tenaga berdasar analisis jabatan dan analisis beban kerja. (R, Peta jabatan adalah
D, W) susunan nama dan
tingkat Jabatan
Struktural dan
Fungsional yang
tergambar dalam
10 suatu struktur unit
organisasi dari tingkat
paling rendah sampai
dengan yang tinggi.

EP 3 1.3..1 EP 3. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan Bukti pemenuhan


tenaga baik dari jenis, jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan pegawai
peta jabatan dan hasil analisis beban kerja, (D, W) berdasarkan peta
10 jabatan dan ABK

EP 4 1.3..1 EP 4. Tersedia mekanisme yang menjamin pegawai Adanya SOP


memiliki pendidikan, keterampilan dan kompetensi, mekanisme
pengalamam, orientasi dan pelatihan yang relevan dan terkini, mekanisme yang
(D, W) menjamin pegawai
memiliki pendidikan,
keterampilan dan
kompetensi,
10 pengalamam,
orientasi dan
pelatihan

EP 5 1.3..1 EP 5. Tersedia hasil kredensialing yang mencakup tersedia hasil


sertifikasi dan lisensi, (D, W) 10 krediansialing

Jumlah 50

KRITERIA 1.3.2
Setiap pegawai Puskesmas mempunyai uraian tugas yang menjadi dasar dalam pelaksanaan maupun penilaian kinerja pegawai
POKOK PIKIRAN di lengkapi
• Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan. Setiap pegawai wajib memahami uraian tugas masing-masing agar dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan
kewenangan yang diemban
• Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. Uraian tugas Kepala Puskesmas dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupatan/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan : Jenis-jenis pelayanan yang disediakan di Puskesmas
Jenis-jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya di Puskesmas. Surat Keputusan pengangkatan sebagai jabatan fungsional sesuai tingkatannya yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
• Bagi pegawai non ASN, tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan pengangkatan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi lulusan
• Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan
• Penilaian
Indikator kinerja
penilaian kinerja
pegawai setiap untuk
dilakukan pegawai Puskesmas
melihat capaiandisusun dan ditetapkan
sasaran kerja baik ASN berdasarkan:
maupun non ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan pengguna layanan.
a. uraian tugas yang menjadi tanggung jawabnya baik uraian tugas pokok dan tugas tambahan
b. tata nilai yang disepakati
• Perlu
c. ditetapkan
kompetensi kebijakan, prosedur dan indikator penilaian kinerja yang berdasarkan uraian tugas dan tata nilai yang disepakati serta mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
pegawai
• Indikator penilaian kinerja untuk uraian tugas pokok bagi pegawai ASN dan non ASN dapat menggunakan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP).
• Dalam upaya peningkatan kompetensi dari tenaga kesehatan yang memberikan asuhan klinis, perlu direncanakan, dan diberi kesempatan bagi tenaga klinis untuk meningkatkan kompetensi melalui Pendidikan dan/ atau pelatihan.
• Hasil penilaian kinerja ditindaklanjuti untuk perbaikan kinerja masing-masing pegawai Kinerja pegawai dapat tingkat kepuasannya, dipengaruhi oleh kesejahteraan (well being) dan misalnya kepuasan terhadap kepemimpinan organisasi, beban kerja, tim
kerja, lingkungan kerja, kompensasi dan lain• lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian tingkat kepuasan pegawai minimal setahun sekali. Hasil analisis terhadap tingkat kepuasan pegawai digunakan untuk melakukan upaya perbaikan.

KRITERIA 1.3.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.3.2. EP 1.Ada penetapan uraian tugas yang berisi tugas pokok SK Penetapan Uraian
dan tugas tambahan untuk setiap pegawai. (R Tugas
10

EP 2 1.3.2. EP 2Ditetapkan indikator penilaian kinerja pegawai SK indiKator Kinerja


sebagaimana diminta dalam pokok pikiran. (R) 10 Pegawai

EP 3 1.3.2. EP 3Dilakukan penilaian kinerja pegawai minimal setahun Dokumen hasil


sekali dan tindak lanjut terhadap hasil penilaian kinerja Penilaian Kinerja
pegawai untuk upaya perbaikan. (D, W) 10 Pegawai dan RTL

EP 4 1.3.2. EP 4 Ditetapkan indikator dan mekanisme survey adanya SK Kepala OUBF


kepuasan pegawai terhadap penyelenggaraan kepemimpinan Puskesmas tentang
dan manajemen, UKM, UKPP dan Kinerja Pelayanan indikator dan
Puskesmas. (R) mekanisme survey
kepuasan pegawai
terhadap
penyelenggaraan
10 kepemimpinan dan
manajemen, UKM,
UKPP dan Kinerja
Pelayanan Puskesmas
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 5 1.3.2. EP 5 Dilakukan pengumpulan data, analisa dan upaya Bukti hasil
perbaikan dalam rangka meningkatkan kepuasan pegawai. (D, pengumpulan data,
W) analisa dan upaya
perbaikan dalam
10 rangka meningkatkan
kepuasan pegawai

Jumlah 50
kurang 2 ep
KRITERIA 1.3.3
• Setiap pegawai mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan ilmu dan keterampilan yang diperlukan

POKOK PIKIRAN

• Dalam upaya peningkatan kompetensi dari semua pegawai yang ada di Puskesmas, maka Puskesmas perlu merencanakan, dan memberi kesempatan bagi seluruh pegawai yang ada di Puskesmas untuk meningkatkan kompetensi melalui Pendidikan
dan/ atau pelatihan. Selain itu peningkatan kompetensi pegawai dapat dilakukan dengan cara mengikuti workshop/lokakarya, seminar, symposium, dan on thejob training (OJT) baik secara daring dan/atau luring
• Puskesmas melakukan analisis gap kompetensi untuk memetakan kebutuhan peningkatan kompetensi pegawai
• Hasil gap kompetensi dijadikan sebagai dasar dalam mengajukan peningkatan kompetensi para pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Puskesmas memfasilitasi pemenuhan gap kompetensi kompetensi pegawai sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan sebagai bentuk dukungan dari manajemen bagi semua tenaga Puskesmas.
• Puskesmas melakukan pendokumentasian hasil peningka tan kompetensi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

KRITERIA 1.3.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.3.3. EP 1.Tersedia informasi mengenai peluang untuk SK Pengangkatan File kepegawaian tiap
meningkatkan kompetensi bagi semua tenaga yang ada di 10 pegawai pegawai
Puskesmas. (R, D,)

EP 2 1.3.3. EP 2.Ada Dukungan dari manajemen bagi semua tenaga


puskesmas untuk memanfaatkan peluang tersebut. (D, W)
10 Bukti dukungan
pendanaan,atau bukti
surat tugas, atau bukti
pemberitahuan
EP 3 1.3.3. EP 3.Jika ada tenaga yang mengikuti peningkatan Adanya bukti hasil
kompetensi, dilakukan evaluasi penerapan terhadap hasil evaluasi pasca
peningkatan kompetensi tersebut di tempat kerja (D,W) 10 pelatihan

EP 4 1.3.3. EP 4.Dilakukan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan Adanya bukti


peningkatan kompetensi yang dilakukan oleh pegawai 10 dokumen kearsipan
Puskesmas. (D, W)

Jumlah 40

KRITERIA 1.3.4
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan mutakhir
POKOK PIKIRAN

• Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Puskesmas sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan dilakukan upaya pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut
• Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
• File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
- bukti pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
- bukti surat tanda registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodik
- bukti surat izin praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodik
- uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
- bukti sertifikat pelatihan
- bukti pengalaman kerja jika dipersyaratkan
- hasil penilaian kinerja pegawai
- bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
- bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
- bukti pelaksaanaan orientasi.

KRITERIA 1.3.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.3.4. EP 1.Ditetapkan dan tersedia kelengkapan isi file SK Pengangkatan File kepegawaian tiap
kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Pukesmas pegawai pegawai
yang terpelihara sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 10
(R, D, O, W)

EP 2 1.3.4. EP 2.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara periodik Bukti evaluasi
terhadap kelengkapan dan pemutakhiran data kepegawaian. 10 kelengkapan file
(D, W) kepegawaian

Jumlah 20

KRITERIA 1.3.5
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
POKOK PIKIRAN
• Setiap pegawai baru dan alih tugas baik yang diposisikan sebagai Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, koordinator pelayanan, maupun pelaksana kegiatan harus mengikuti orientasi, agar pegawai baru dan alih tugas memahami tugas, peran, dan
tanggung jawab yangyang
• Khusus Puskesmas akanmenerima
diemban mahasiswa dengan tujuan magang maka pelaksanaan orientasi dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Puskesmas dan kurikulum dari Institusi Pendidikan
• Orientasi dilakukan agar pegawai baru dan alih tugas memahami tugas, peran, dan tanggung jawab yang akan diemban.
• Puskesmas menyusun kerangka acuan pelaksanaan orientasi sebagai dasar dalam melakukan kegiatan orientasi umum dan orientasi khusus.
• Kegiatan orientasi umum dilaksanakan untuk mengenal secara garis besar visi, misi, tata nilai, tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Puskesmas, program mutu Puskesmas dan keselamatan pengguna layanan, serta program pengendalian infeksi.
• Kegiatan orientasi khusus difokuskan pada orientasi di tempat tugas yang menjadi tanggung jawab dari pegawai yang bersangkutan dan tanggung jawab spesifik sesuai dengan penugasan pegawai tersebut.
• Pada kegiatan orientasi khusus ini pegawai baru diberi/dijelaskan terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai dengan Panduan Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya dan pedoman program lainnya.

KRITERIA 1.3.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.3.5. EP. 1.Kegiatan orientasi dilaksanakan sesuai kerangka SK Pelaksanaan KAK Orientasi;
acuan yang disusun. (D, W) Orientasi, Dokumen Bukti
Pelaksanaan Orientasi
10 sesuai dg KAK

EP 2 1.3.5. EP 2.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap Dokumen bukti


pelaksanaan orientasi (D.W) evaluasi dan tindak
lanjut terhadap
10 pelaksanaan orientasi

Jumlah 20

KRITERIA 1.3.6
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
POKOK PIKIRAN
• Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan baik langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu
pegawai mempunyai
• Program hakkesehatan
pemeriksaan untuk mendapatkan
secara berkalapelayanan kesehatan
perlu dilakukan dan
sesuai perlindungan
ketentuan terhadap kesehatannya.
yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi pegawai sesuai dengan hasil identifikasi risiko epidemiologi penyakit infeksi, serta program perlindungan
pegawai terhadap
• Program K3 juga penularan penyakit
meliputi promosi infeksi proses
kesehatan pelaporan jika (well
dan kesejahteraan terjadi paparan,
being) tindak
pegawai lanjut pelayanan
(misalnya: kesehatan,
manajemen stress, dan
polakonseling perlumonitoring
hidup sehat, disusun danbeban
diterapkan
kerja, keseimbangan kehidupan, kepuasan kerja) serta pencegahan penyakit akibat kerja
• Pegawai juga berhak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan yang dilakukan oleh pengguna layanan, keluarga pengguna layanan, maupun oleh sesama pegawai. Program perlindungan pegawai terhadap kekerasan fisik termasuk proses pelaporan, tindak
lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling, perlu disusun dan diterapkan. (lihat juga KMP 1.4.2)
• Untuk menerapkan program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus memahami bagaimana cara mereka melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara mereka menerima konseling dan tindak lanjut akibat cedera seperti tertusuk jarum
(suntik),
•Puskesmaspaparan terhadap
melakukan penyakit
evaluasi dan menular, memahami
tindak lanjut terhadapidentifikasi risiko program
hasil pelaporan dan kondisi
K3 yang
bagi berbahaya dalam fasilitas
pegawai. Pelaksanaan serta
tindak masalah-masalah
lanjut kesehatan
K3 dapat terintegrasi dan kegiatan
dengan keselamatan lainnya
pelayanan serta menerapkannya.
kesehatan Program
lainnya yang saling tersebut juga dapat menyediakan pemeriksaan
berkaitan
kesehatan pada awal bekerja, imunisasi dan pemeriksaan preventif secara
berkala, pengobatan untuk kondisi-kondisi umum yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti cedera punggung, atau cedera yang lebih mendesak

KRITERIA 1.3.6. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1.3.6. EP 1.Program K3 bagi pegawai disusun, ditetapkan, Ada SK Kapusk tentang Wawancara
dilaksanakan, dan dievaluasi. (R, D, W) Tim K3, Ada Pedoman kepada Tim K-3
Sistem Manajemen K3, dan petugas
10 Ada standar K3 tentang
implementasi
K-3

EP 2 1.3.6. EP 2.Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap Ada dokumen bukti Wawancara
pegawai untuk menjaga kesehatan pegawai sesuai dengan program pemeriksaan kepada Tim K-3
program yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. (D, W) kesehatan dan bukti dan petugas
pelaksanaan tentang
pemeriksaan implementasi
10 kesehatan karyawan K-3

EP 3 1.3.6. EP 3.Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi Ada bukti dokumen Wawancara
pegawai sesuai dengan tingkat risiko dalam pelayanan. (D, W) program imunisasi kepada Tim K-3
bagi karyawan dan dan petugas
10 bukti imunisasi bagi tentang
karyawan yang implementasi
berisiko K-3

EP 4 1.3.6. EP.4 Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap Ada bukti konseling Wawancara
pegawai yang terpapar penyakit infeksi, kekerasan, atau cedera kepada Tim K-3
akibat kerja. (D, W) dan petugas
10 tentang
implementasi
K-3

Jumlah 40

STANDAR 1.4
MManajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan, keselamatan dan keamanan lingkungan Puskesmas dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sarana
KRITERIA (bangunan),
1.4.1 prasarana, peralatan, keselamatan dan keamanan lingkungan dikelola dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko
Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya, manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan dan system utilisas
• Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan pelayanan kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan bangunan, prasarana, peralatan dan menyediakan
POKOK PIKIRAN
lingkungan yang aman bagi pengguna layanan, pengunjung, petugas, dan masyarakat termasuk pasien
dengan keterbatasan fisik diberikan akses untuk memperoleh pelayanan
• Pemenuhan akan kemudahan dan keamanan akses bagi orang dengan keterbatasan fisik ( misalnya penyediaan ramp, kursi roda, hand rail,dll)
• Puskesmas perlu menyusun dan menerapkan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pengguna layanan, pengunjung, petugas dan masyarakat
• Program
a) MFK perlu
Keselamatan dandisusun setiap
keamanan. tahun dan diterapkan,
Keselamatan adalah suatuyang keadaan
meliputi: tertentu dimana bangunan, halaman, prasarana, peralatan tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pengguna layanan, pengunjung, petugas dan masyarakat Keamanan adalah
perlindungan
b) Manajemen terhadap
Bahan kehilangan, pengrusakan
Berbahaya Beracun (B3) dan
dan kerusakan,
Limbah B3 atau penggunaan
yang meliputi: akses oleh mereka
penanganan, yang tidak
penyimpanan dan berwenang
penggunaan bahan berbahaya. Bahan berbahaya harus dikendalikan, dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman.
Program B3 meliputi:
1) penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai
2) pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan ketentuan peraturan perundang-undangan
peraturan perundang-undangan
3) sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
4) sistem pendokumentasian dan perizinan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
5) penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
6) sistem pelaporan
7) Pembuangan dan investigasi
limbah B3 yangjika terjadi tumpahan
memadai dan atau paparan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
sesuai peraturan
perundang-undangan
8) penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang•
undangan
c) Manajemen Kedaruratan dan Bencana yaitu tanggap terhadap wabah, bencana dan keadaan kegawatdaruratan akibat bencana. Manajemen kedaruratan dan bencana direncanakan dan efektif.
Program manajemen kedaruratan dan bencana perlu disusun dalam upaya menanggapi bila terjadi bencana internal dan/ atau eksternal yang meliputi:
1) identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi (HVA)
2) menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
3) strategi komunikasi jika terjadi bencana
4) manajemen sumber daya
5) penyediaan pelayanan dan alternatifnya
6) identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
7) peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat yang tersedia
Puskesmas
d) juga perlu
Manajemen merencanakan
Pengamanan dan menerapkan
Kebakaran: Puskesmas suatu program
wajib kesiapan
melindungi menghadapi
properti bencana
dan penghuni yang
dari disimulasikan
kebakaran setiap
dan asap. tahun pencegahan
Program yang meliputi
dan2) penanggulangan
sampai dengan 6) dari program
kebakaran secaramanajemen bencana
umum meliputi pencegahan terjadinya kebakaran dengan melakukan
identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan, penyimpanan dan pengelolaan bahan-bahan yang mudah terbakar, penyediaan proteksi kebakaran aktif dan pasif. Secara khusus, program pengamanan kebakaran akan berisi:
l) frekuensi inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran secara periodic sesuai peraturan yang
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
2) jalur evakuasi yang aman dari api, asap dan bebas hambatan.
3) proses pengujian sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran dilakukan selama kurun waktu 12 bulan
4)
e) edukasi padaAlat
Manajemen stafkesehatan
terkait sistem
Untukproteksi dan cara
mengurangi risiko,evakuasi pengguna layanan
alat kesehatan dipilih, yang efektifdan
dipelihara padadigunakan
situasi bencana
sesuai dengan ketentuan. Manajemen Sistem utilitas meliputi sistem listrik, sistem air, sistem gas medis dan sistem pendukung lainnya seperti
generator (Genset), serta perpipaan air. Sistem utilitas dipelihara untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian, dan harus dipastikan tersedia 7 (tujuh) hari 24 jam
g) Pendidikan (edukasi) petugas tentang Manajemen MFK.
• Untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pengguna layanan, pengunjung, petugas dan masyarakat dilakukan identifikasi dan pembuatan peta terhadap area berisiko yang meliputi poin a sampai dengan f
• Rencana tersebut dikaji, diperbaharui dan didokumentasikan yang merefleksikan keadaan-keadaan terkini dalam lingkungan Puskesmas
• Untuk menjalankan program MFK maka diperlukan tim dan atau penanggung jawab yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas
• Program MFK perlu dievaluasi minimal per tri wulan untuk memastikan bahwa Puskesmas telah melakukan upaya penyediaan lingkungan yang aman bagi pengguna layanan, pengunjung, petugas, dan masyarakat sesuai dengan rencana.

KRITERIA 1.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 EP1.Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK Ada SK Ka Puskesmas MONEV &TL Program
serta tersedia program MFK yang ditetapkan setiap tahun ttg PJ MFK dan SK MFK dan Identifikasi
berdasarkan identifikasi risiko. (R) penetapan program (AREA) BERISIKO
MFK setiap tahun
berdasarkan identifikasi
10 risiko.

EP 2 Puskesmas menyediakan akses yang mudah dan aman bagi Adanya SOP tentang
pengguna layanan dengan keterbatasan fisik. (D,W) akses yang mudah
dan aman bagi
10 pengguna layanan
dengan keterbatasan
fisik

EP 3 EP2.Dilakukan identifikasi terhadap area-area berisiko pada Identifikasi Area


pokok pikiran. (D,W). Berisiko
10

EP 4 EP3.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per triwulan terhadap Evaluasi dan Tindak
pelaksanaan program MFK pada pokok pikiran. (D) 10 lanjut per triwulan

Jumlah 40
kurang 1 ep
KRITERIA 1.4.2.
Puskesmas merencanakan dan melaksanakan program keselamatan dan keamanan
POKOK PIKIRAN
• Program keselamatan dan keamanan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera pada pengguna layanan, pengunjung, petugas dan masyarakat seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, gedung roboh dan tersengat listrik
• Program untuk keamanan dengan menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung, perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan
bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
• Agar dapat berjalan dengan baik, maka program tersebut juga didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk mendukung keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi, titik kumpul,
rambu-rambu mengenai
• Area yang berisiko keselamatan
keamanan dan tanda-fisik
dan kekerasan tanda pintu
perlu darurat
diindentifikasi dan dibuatkan peta untuk pemantauan dan meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan fisik pada pengguna layanan, pengunjung, petugas dan mesyarakat
• Program keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya penculikan bayi, pencurian dan kekerasan pada petugas
• Pemberian tanda pengenal untuk pasien, pengunjung dan petugas serta pekerja alih daya merupakan upaya untuk menyediakan lingkungan yang aman.
• Kode - kode darurat yang diperlukan ditetapkan dan diterapkan, seperti:
a) kode merah atau alarm untuk pemberitahuan darurat kebakaran
b) kode biru untuk pemberitahuan telah terjadi kegawatdaruratan medik
• Dilakukan inspeksi fasilitas untuk menjamin keamanan dan keselamatan
• Apabila terdapat renovasi maka dipastikan tidak mengganggu pelayanan dan mencegah penyebaran infeksi

KRITERIA 1.4.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 EP 1.Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, petugas dan PROGRAM
petugas alih daya (outsourcing) (D,O,W 10 KESELAMATAN DAN
KEAMANAN

EP 2 EP 2.Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala meliputi Adanya daftar tilik


bangunan, prasarana dan peralatan (D,O,W) 10 inspeksi faskes
EP 3 EP 3.Dilakukan simulasi terhadap kode darurat secara berkala. Adanya SOP Simulasi
(D, O,W, S) 10 penerapan kode penerapan
darurat kode darurat

EP 4 EP 4.Dilakukan pemantauan terhadap pekerjaan konstruksi Adanya SOP


terkait keamanan dan pencegahan penyebaran infeksi. (D,O,W) pemantauan terhadap
pekerjaan konstruksi
terkait keamanan dan
10 pencegahan
penyebaran infeksi

Jumlah 40

KRITERIA 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun serta pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai dan ketentuan perundangan
POKOK PIKIRAN
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis dan anatomi; farmasi; bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan; benda tajam; genotoksik/sitotoksik; radioaktif.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
• Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

KRITERIA 1.4.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 EP 1.Dilaksanakan program pengelolaan B3 dan limbahnya Program Pengelolaan Inventarisasi B3 dan
sesuai angka satu sampai tujuh huruf b kriteria 1.4.1 (R) 10 B3 limbahnya

EP 2 EP 2.Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan Pengolahan


pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta 10 limbah B3 sesuai
pengolahan akhir) (D,W) standar
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 3 EP 3.Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan Tersedia IPAL
perundang-undangan. (D, O) 10 sesuai dengan
ketentuan

EP 4 EP 4.Ada laporan, analisis, dan tindak lanjut penanganan Ada laporan, analisis,
tumpahan, paparan/pajanan B3 dan atau limbah B3 (D,W) dan tindak lanjut
penanganan
10 tumpahan,
paparan/pajanan B3
dan atau limbah B3

Jumlah 40

KRITERIA 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program tanggap darurat bencana internal dan eksternal
POKOK PIKIRAN
• Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu dan yang lain.
• Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal.
• Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
• Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan 6) yang telah diuraikan di bagian c kriteria 1.4.1.
• Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi pelaksanaan program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana
• Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi.
• Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan
• Puskesmas ikut bertanggungjawab dalam berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment), meliputi:
1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi,
2. menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dgn tetap memperhatikan keberlangsungan layanan dan tindak lanjut terhadap bencana,
3. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. manajemen sumber daya,
5. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
7. manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, khususnya nomer 3 sd 7
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan program tanggap darurat
• PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT
- PEMBENTUKAN TIM TANGGAP/ PENANGGULANGAN BENCANA
- PENYUSUNAN DISASTER PLAN
- EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA
• DISASTER DRILL (SIMULASI DISASTER)
- strategi komunikasi jika terjadi bencana,
- manajemen sumber daya,
- penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
- identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
- manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Tahapan siklus bencana
1. Tahap pencegahan; pada saat situasi normal, tidak terjadi bencana; dilakukan perencanaan dan mitigasi
2. Tahap Siap Siaga Bencana; pada saat situasi adanya potensi terjadinya bencana; dilakukan perencanaan dan Kontijensi
3. Tahap Tanggap Bencana; pada saat situasi terjadi bencana; dilakukan evakuasi
4. Tahap Pemulihan; pada saat pasca bencana; dilakukan rehabilitasi
• PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTER PLAN)
- Kebijakan
- Latar belakang
- Analisa Risiko
- Peta rawan bencana
- Profil Puskesmas
- Pengorganisasian
- Tupoksi, SOP, Form
- Glossary Fasilitas
• KOMPONEN PROGRAM MANAJEMEN BENCANA
1. Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi (HVA),
2. Menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
3. Strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. Manajemen sumber daya,
5. Penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana,
7. Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat yang tersedia

Hazard Vulnerability Assement Penilaian risiko

Penentuan kejadian

Pengembangan
kons e p skenario

Ris k Kaji ulang


Penetapan
Kebijakan Strategi

Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
D is a s te r /Ek s p o s ure kebutuhan

Rencana tindaklanjut

Formalisasi
Sumber:
“Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh
Aktivasi Bakornas PBP
D is a s te r /Ek s p o s ure

KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

• KONTIJENSI; Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi
• Rencana Kontijensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada situasi kontijensi atau situasi yg belum tentu terjadi .
• Sebuah rencana kontijensi ada kemungkinan tidak dilakukan (diaktifkan) jika keadaan yang diprediksi tidak terjadi
• Prinsip2 Rencana Kontijensi:
- Dilakukan bersama sama dengan stake holder dan multi-sektor yang terlibat.
- Skenario dan tujuan disepakati.
- Dilakukan secara terus terang.
- Menetapkan peran dan tugas pelaku.
- Menyepakati konsensus.
- Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.
• SIMULASI DAN EVALUASI TAHUNAN
- Diprogramkan dan dilaksanakan Minimal setahun sekali
- Diikuti seluruh staf dan karyawan serta Komunitas secara luas
- Melakukan Debriefing seusai simulasi
- Menindak lanjuti Debriefing hasil simulasi
- Hasil debriefing didokumentasikan
• Tujuan simulasi dan evaluasi tahunan yaitu:
- Mengukur kinerja Seluruh komponen
- Identifikasi area yang perlu perbaikan
- Meningkatkan kemampuan staf dan karyawan menghadapi bencana
- Pemanfaatan sumber daya
- Implementasi: Program, prosedur, Kebijakan terkait
• Kegiatan simulasi bisa berupa emergency drill, workshop, seminar, table top, fullscale, dll

KRITERIA 1.4.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 EP 1.Dilakukan identifikasi risiko terjadinya bencana internal identifikasi risiko
dan eksternal sesuai dengan letak geografis Puskesmas dan terjadinya bencana
akibatnya terhadap pelayanan. (D internal dan eksternal
sesuai dengan letak
geografis Puskesmas
10 dan akibatnya
terhadap pelayanan.
(D

EP 2 EP 2.Dilaksanakannya program manajemen bencana meliputi KOMPONEN


angka satu sampai dengan angka tujuh huruf c pada kriteria PROGRAM
1.4.1. (D, W). 10 MANAJEMEN
BENCANA

EP 3 EP 3.Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan meliputi angka BUKTI DOKUMEN SIMULASI DAN
dua sampai dengan angka enam huruf c pada kriteria 1.4.1. SIMULASI DAN EVALUASI
terhadap program kesiapan menghadapi bencana yang telah EVALUASI TAHUNAN TAHUNAN
disusun, dan dilanjutkan dengan debriefing setiap selesai 10 KEGIATAN SIMULASI Diprogramkan
simulasi. (D, W dan dilaksanakan

EP 4 EP 4.Dilakukan perbaikan terhadap program kesiapan Adanya bukti


menghadapi bencana sesuai hasil simulai dan evaluasi tahunan. dokumen hasil
(D 10 perbaikan program
kesiapan bencana

Jumlah 40

KRITERIA 1.4.5.
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi
POKOK PIKIRAN
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap terjadinya kebakaran

• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran Jika terjadi kebakaran, pengguna layanan, petugas, dan pengunjung harus dievakuasi dan dijaga keselamatannya
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.

• Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber terjadinya kebakaran. Puskesmas harus menetapkan larangan merokok di lingkungan Puskesmas baik bagi petugas, pengguna layanan, dan pengunjung. Larangan merokok
wajib dipatuhi oleh petugas, pengguna layanan dan pengunjung, dan dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaannya.
• PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN; Menyusun rencana dan penjadwalan kegiatan :
a. Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran
- Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran
- Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
- Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool
b. Inspeksi terhadap sistim proteksi kebakaran, ketersediaan sarana
c. Menguji dan memelihara sistim proteksi secara periodik
- Memeriksa kelengkapan , kondisi kelayakan sistim proteksi dan sarana penanganan kebakaran
- Memeriksa kelayakan sarana jalur dan tanda petunjuk arah evakuasi
- Uji coba terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran
- Memasang label tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran
- Pemeriksaan, Pengujian dan pemeliharaan dilakukan periodik minimal sekali dalam setahun
- Evaluasi dan dokumentasikan, up date jika perlu
d. Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi & simulasi
Kegiatan edukasi meliputi:
- Memberi edukasi kepada karyawan Puskesmas dan masyarakat sekitar tentang pencegahan kebakaran dan pengamanan kebakaran
-- Mengupayakan
Mengikuti seminarsosialisasi dalam
, lokakarya danbentuk poster,
pelatihan bagi pamflet, dll
staf dan karyawan
Puskesmas
- Kegiatan bersifat periodik dan terjadwal
- Semua kegiatan di evaluasi dan didokumentasikan
Kegiatan simulasi penanganan kebakaran:
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menghadapi situasi TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menggunakan sarana penanggulangan kebakaran
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas melakukan EVAKUASI
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menangani korban
- Melakukan DEBRIEFING dan EVALUASI utk tindaklanjut
- Hasil simulasi, debriefing dan evaluasi didomentasikan
- Simulasi dan pelatihan merupakan kegiatan tahunan
e. Menerbitkan
- Puskesmas kebijakan larangan
menerbitkan Kebijakanmerokok
Larangan merokok
di area Puskesmas sesuai UU RI No.32 Th 2010
- Sosialisasi dan edukasikan kepada masyarakat tentang Bahaya merokok bagi Kesehatan dan bahaya kebakaran
- Pantau kepatuhan larangan merokok secara berkesinambungan
- Evaluasi pelaksanaan kepatuhan thd Larangan merokok, dan dokumentasikan
f. Memantau kepatuhan kebijakan larangan merokok
• Sistem Proteksi Aktif meliputi: 1) Fire Detector; antara lain: Smoke detector dengan alarm, sprinkle; 2) Fire Supressant; antara lain: APAR, Hidrant, Karung goni
• Sistem Proteksi Pasif meliputi: sarana evakuasi, alat bantu evakuasi, jalur dan tanda arah evakuasi, tanda titik kumpul

KRITERIA 1.4.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 EP 1.Dilakukan program pencegahan dan penanggulangan PROGRAM
kebakaran angka satu sampai angka empat huruf d pada 10 PENGAMANAN
kriteria 1.4.1. (D, O, W) KEBAKARAN

EP 2 EP 2.Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan terhadap PENGUJIAN &


alat deteksi dini, alarm, jalur evakuasi, serta keberfungsian alat 10 PEMELIHARAAN
pemadam api. (D, O, W)

EP 3 EP 3.Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan terhadap SIMULASI dan SISTEM


program pengamanan kebakaran. (D, W) 10 EVALUASI untuk PROTEKSI
tindaklanjut KEBAKARAN

EP 4 EP 4.Ditetapkan kebijakan larangan merokok bagi petugas, SK Larangan merokok di Sosialisasi dan edukasi
pengguna layanan, dan pengunjung di area Puskesmas.(R). area Puskesmas Kepada masyarakat
tentang Bahaya
10 merokok bagi
Kesehatan dan bahaya
kebakaran

Jumlah 40

KRITERIA 1.4.6.
Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semua peralatan kesehatan berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
• Program manajemen peralatan kesehatan ditujukan untuk:
a. memastikan bahwa semua alat kesehatan tersedia dan dilakukan kegiatan pemeliharaan dan kalibrasi secara berkala agar semua peralatan Kesehatan berfungsi dengan baik
b. memastikan bahwa individu yang melakukan pengelolaan alat kesehatan memiliki kualifikasi yang sesuai dan kompeten.
c. memastikan operator yang mengoperasikan peralatan kesehatan tertentu telah terlatih sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan divalidasi untuk menjamin kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan panduan
produk tiap alatalat
• Pemeriksaan kesehatan.
kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat

KRITERIA 1.4.6. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 EP 1.Dilakukan inventarisasi alat kesehatan sesuai dengan SK inventarisasi alat
ASPAK.(R). 10 sesuai ASPAK
EP 2 EP 2.Dilakukan inspeksi dan pengujian terhadap alat kesehatan INSPEKSI &
secara periodik (D, O, W) 10 PENGUJIAN ALKES
SECARA PERIODIK

EP 3 EP 3.Dilakukan pelatihan bagi staf agar kompeten untuk Adanya bukti


mengoperasikan peralatan tertentu (D, W) 10 dokumen pelatihan
EP 4 EP 4.Dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat PEMELIHARAAN &
kesehatan secara periodik (D,O,W) 10 KALIBRASI ALKES
SECARA PERIODIK

Jumlah 40

KRITERIA 1.4.7.
Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
• Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
• Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pengguna layanan, dibutuhkan ketersediaan listrik, air dan gas medis, serta prasarana lain, seperti Genset, panel listrik, perpipaan air, ventilasi, sistem jaringan dan teknologi informasi, sistem deteksi dini
kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan Puskesmas. Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
• Penggunaan gas medik dan vakum medik di fasiltas pelayanan kesehatan dilakukan melalui :
a. Sistem instalasi gas medik dan vakum medik.
b. Tabung gas medik.
c. Oksigen konsetrator portable.
d. Alat vakum medik portable.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan.
• Prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS
- Ketersediaan listrik, air, gas medis
- Identifikasi area berisiko kegagalan listrik, air
- Pemeriksaan kualitas air
- Identifikasi & Ketersediaan sistem utilitas kunci yang lain
- Pemeliharaan system utilitas
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Program pemeliharaan meliputi
a. Pemeliharaan Tidak Terencana; Pemeliharaan darurat
b. Pemeliharaan Terencana
1. Pemeliharaan Pencegahan meliputi:
- Pemeriksaan termasuk penyetelan dan pelumasan, Lihat, rasakan dengarkan, Pemeliharaan Waktu berhenti
- Penggantian komponen minor yaitu pekerjaan yang timbul langsung dari pemeriksaan, Pemeliharaan waktu berjalan
2. Pemeliharaan Korektif meliputi:
- Reparasi minor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan
- Overhaul terencana

KRITERIA 1.4.7. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 EP 1.Dilakukan inventarisasi system utilitas sesuai dengan
ASPAK(R). 10

EP 2 EP 2.Dilaksanakan program pengelolaan sistem utilitas dan PROGRAM implementasi


sistem penunjang lainnya sesuai huruf f pada kriteria 1.4.1.(R). PENGELOLAAN SISTEM PROGRAM
UTILITAS PENGELOLAAN
SISTEM
UTILITAS; Uji
10 coba sumber air
Dan listrik
cadangan

EP 3 EP 2.Sumber air, listrik dan gas medik tersedia selama 7 hari 24 Sumber air, listrik dan Sumber air,
jam untuk pelayanan di Puskesmas. (D,O) gas medik tersedia listrik dan gas
selama 7 hari 24 jam medik tersedia
untuk pelayanan di selama 7 hari 24
10 Puskesmas. jam untuk
pelayanan di
Puskesmas.

Jumlah 30

KRITERIA 1.4.8
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) bagi petugas
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman bagi
pasien, petugas,
• Pendidikan dan masyarakat.
petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan

KRITERIA 1.4.8. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 EP 1.Ada rencana program pendidikan Manajemen Fasilitas PROGRAM DIKLAT MFK SOSIALISASI
dan Keselamatan bagi petugas.(R). PROGRAM MFK
DIKLAT TERKAIT MFK
10 (lihat 6 program)

EP 2 EP 2.Dilaksanakan program pendidikan Manajemen Fasilitas PELAKSANAAN


dan Keselamatan bagi petugas sesuai rencana. (D,W) PROGRAM MFK
DIKLAT TERKAIT MFK
10 (lihat 6 program)

EP 3 EP 3.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan dalam evaluasi dan tindak
pelaksanaan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan lanjut perbaikan
bagi petugas. (D,W) dalam pelaksanaan
program Manajemen
Fasilitas dan
10 Keselamatan bagi
petugas.

Jumlah 30

STANDAR 1.5. PUSKESMAS MELAKSANAKAN MANAJEMEN KEUANGAN

KRITERIA 1.5.1
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab keuangan melaksanakan manajemen keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
POKOK PIKIRAN
• Anggaran yang tersedia di Puskesmas harus dikelola secara transparan akuntabel, efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan.
• Agar pengelolaan anggaran dapat dilakukan secara transparan, akuntabel, efektif dan efisien, maka perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur manajemen keuangan yang mengacu pada ketentuan peraturan perundangan.
• Untuk Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD harus mengikuti peraturan perundangan dalam manajemen keuangan BLUD dan menerapkan Standar Akuntansi Profesi (SAP).
• Indikator kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan kegiatan perlu disusun, dipantau dan dianalisis secara periodik sebagai bahan untuk perbaikan kinerja dan perencanaan periode berikutnya
• Indikator-indikator kinerja tersebut meliputi:

KRITERIA 1.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 EP.1. Ditetapkan Petugas Pengelola Keuangan Puskesmas SK KEUANGAN
dengan kejelasan tugas, 10
tanggung jawab dan wewenang. (R)

EP 2 EP.2. Ditetapkan kebijakan dan prosedur manajemen SK KEUANGAN


keuangan dalam pelaksanaan pelayanan Puskesmas (R,) 10

Jumlah 20

STANDAR 1.6. PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA DILAKUKAN PERIODIK


Untuk menilai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata kelola, kesesuaian dengan rencana, dan pemenuhan terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat, maka dilakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja puskesmas dapat berupa pemantauan,
supervisi, lokakarya mini, audit internal, dan rapat tinjauan manajemen.
KRITERIA 1.6.1
Dilakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja dengan menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan sesuai dengan jenis pelayanan yang disediakan dan kebijakan pemerintah
POKOK PIKIRAN
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang jelas untuk memudahkan melakukan perbaikan penyelenggaraan pelayanan dan perencanaan pada periode berikutnya
• Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja Puskesmas dapat berupa pemantauan dan evaluasi, supervisi, lokakarya mini, audit internal, dan rapat tinjauan manajemen
• Bentuknya dapat berupa pemantauan dan evaluasi, supervisi, lokakarya mini, audit internal, dan rapat tinjauan manajemen.
• Indikator kinerja adalah indikator untuk menilai cakupan kegiatan dan manajemen Puskesmas
• Indikator kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan kegiatan perlu disusun, dipantau dan dianalisis secara periodik sebagai bahan untuk perbaikan kinerja dan perencanaan periode berikutnya
• Indikator-indikator kinerja tersebut meliputi:
- Indikator kinerja Manajemen Puskesmas
- Indikator kinerja cakupan pelayanan UKM yang mengacu pada indikator nasional seperti Program Prioritas Nasional, indikator yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Propinsi dan Indikator yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/Kota
- Indikator kinerja cakupan pelayanan UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium
• Dalam menyusun indikator-indikator tersebut harus mengacu pada Standar Pelayanan Minimal Kabupaten, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kebijakan/Pedoman dari dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota
• PENGAWASAN DAN EVALUASI:
- DILAKUKAN BERJENJANG BAIK INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL
- INTERNAL: PELAKSANA / PJ UPAYA / TIM MUTU/TIM AUDIT / KA. PUSKESMAS
- EKSTERNAL: DINKES KAB/KOTA / DINKES PROVINSI / KEMENTERIAN, MASYARAKAT, LINTAS SEKTOR
• Hasil pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap kinerja Puskesmas diumpan balikkan pada lintas program dan lintas sektor untuk mendapatkan masukan/asupan dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pelayanan dan perencanaan tahunan dan
perencanaan lima tahunan
KRITERIA 1.6.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1. Ditetapkan indikator kinerja Puskesmas sesuai dengan jenis- SK Jenis Pelayanan di
jenis pelayanan yang disediakan dan kebijakan pemerintah Puskesmas
Pusat dan Daerah (R) SK Penetapan Indikator
10 Mutu Kinerja
(Manajemen, UKM,
UKP)

EP 2 2. Dilakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja SK Monitoring Evaluasi Tabel monitoring
secara periodik sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang Kegiatan kinerja
ditetapkan, dan hasilnya diumpanbalikkan pada lintas program SOP Monitoring Grafik target dan
dan lintas sektor (R, D, W) Evaluasi Kegiatan capaian kinerja
SK Penilaian Kinerja Umpan balik dari
SOP Penilaian Kinerja Lintas Program, Lintas
10 SK Umpan Balik Sektor, Masyarakat,
SOP Tindak Lanjut Dinkes
Umpan Balik Bukti kotak saran dan
kritik

EP 3 3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil Evaluasi dan TL


pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja terhadap monitoring
target yang ditetapkan dan hasil kaji banding dengan Bukti kaji banding :
Puskesmas lain (D) 1. Dokumen KAK
2. Instrumen kaji
banding
3. Surat permohonan
4. Laporan hasil kaji
10 banding
5. RTL Perbaikan
6. Bukti TL hasil kaji
banding

EP 4 4. Dilakukan analisis terhadap hasil pengawasan, pengendalian Analisis capaian


dan penilaian kinerja untuk digunakan dalam perencanaan kinerja secara periodik
kegiatan masing-masing upaya Puskesmas, dan untuk (bulanan, tribulan,
perencanaan Puskesmas (D) 10 tahunan)
Grafik capaian
indikator

EP 5 5. Hasil pengawasan, pengendalian dalam bentuk perbaikan Rencana perbaikan


kinerja disediakan dan digunakan sebagai dasar untuk kinerja
memperbaiki kinerja pelaksanaan kegiatan Puskesmas dan Revisi rencana dapat
revisi perencanaan kegiatan bulanan (D, W) terjadi pada
perubahan :
1. Kegiatan
2. Target
3. Waktu
10 4. Lokus
5. Metode
6. Anggaran
7. Pelaksana dan
pihak terkait

EP 6 6. Hasil pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja dalam Bukti pelaporan PKP
bentuk Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), serta upaya ke Dinkes
perbaikan kinerja dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Daerah Verifikasi dan umpan
Kabupaten/ Kota (D) 10 balik dari Dinkes

Jumlah 60

KRITERIA 1.6.2
Lokakarya mini lintas program dan lokakarya mini lintas sektor dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
POKOK PIKIRAN
• Proses maupun hasil pelaksanaan upaya Puskesmas perlu dikomunikasikan oleh Kepala Puskesmas, Penanggung jawab Upaya baik KMP, UKM, dan UKPP kepada serta lintas program dan lintas sektor terkait agar ada kesamaan persepsi untuk efektivitas pelaksanaan
upaya Puskesmas.
• Komunikasi dan koordinasi Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan lintas program dan Lokakarya mini triwulan lintas sektor dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
• Lokakarya mini bulanan digunakan untuk : menyusun secara lebih terinci kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mendatang, khususnya dalam waktu, tempat, sasaran, pelaksana kegiatan, dukungan (lintas program dan sektor) yang diperlukan,
•serta metodemini
Lokakarya dantriwulan
teknologi yang digunakan;
digunakan menggalang kerjasama
untuk : menetapkan dan dukungan
secara konkrit keterpaduan serta
lintas meningkatkan
sektor motivasi petugas.
yang akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan mendatang, melalui sinkronisasi/harmonisasi RPK antar-sektor (antar-instansi) dan kesatupaduan tujuan; menggalang kerjasama,
komitmen, dan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan; meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan dalam melaksanakan pembangunan masyarakat kecamatan

KRITERIA 1.6.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1. Dilakukan lokakarya mini bulanan dan tribulanan secara Jadwal lokakarya mini
konsisten dan periodik untuk mengkomunikasikan, bulanan dan tri
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan upaya – upaya bulanan
Puskesmas (D,W) Undangan
Daftar Hadir
10 Foto kegiatan
Notulen lokakarya
mini

EP 2 2. Dilakukan pembahasan permasalahan, hambatan dalam Notulen lokakaryamini


pelaksanaan kegiatan dan rekomendasi tindak lanjut dalam bulanan dan
lokakarya mini (D,W) tribulanan
Dalam notulen
teragendakan
pembahasan
hambatan dan
masalah dalam
pelaksanaan kegiatan
dan kesepakatan
10 pemecahan sebagai
rekomendasi tindak
lanjut

EP 3 3. Dilakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi lokakarya mini Bukti tindak lanjut
bulanan dan triwulan dalam bentuk perbaikan pelaksanaan 10 rekomendasi
kegiatan. (D,W lokakarya mini

Jumlah 30

KRITERIA 1.6.3
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakukan pengawasan, pengendalian kinerja, dan kegiatan perbaikan kinerja melalui audit internal dan rapat tinjauan manajemen yang terencana sesuai dengan masalah kesehatan prioritas, masalah kinerja, risiko, maupun
rencana pengembangan pelayanan
POKOK PIKIRAN
• Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau apakah mencapai target yang ditetapkan, yang dapat dilakukan melalui audit internal dan tinjauan manajemen
• Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas
• Hasil temuan audit internal disampaikan kepada Kepala Puskesmas, Penanggung jawab atau Tim Mutu, Penanggung jawab atau Tim Keselamatan Pengguna layanan, dan Penanggung jawab atau Tim PPI, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, dan pelaksana
kegiatan
• Jika adasebagai dasar untuk
permasalahan yangmelakukan
ditemukanperbaikan
dalam audit internal tetapi tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pimpinan dan pegawai Puskesmas, maka permasalahan tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota untuk ditindak lanjuti
• Pelaksanaan kinerja direncanakan dan dipantau serta ditindaklanjuti.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab Mutu secara periodik melakukan pertemuan tinjauan manajemen untuk membahas umpan balik pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja, perubahan proses penyelenggaraan Upaya Puskesmas
dan kegiatan pelayanan
• Pertemuan Puskesmas,dipimpin
tinjauan manajemen maupunoleh
perubahan kebijakan
Penanggung mutu
jawab Mutu jika diperlukan, serta membahas hasil pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya, dan rekomendasi untuk perbaikan.

KRITERIA 1.6.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1. Kepala Puskesmas membentuk tim audit internal dengan SK Tim Audit Internal,
uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas. (R) dilengkapi dengan
uraian tugas, tanggung
jawab dan wewenang
Pedoman Audit Internal
10 dan Pertemuan
Tinjauan Manajemen

EP 2 2. Disusun rencana program audit internal tahunan yang Rencana Program


dilengkapi kerangka acuan audit dan dilakukan kegiatan audit Tahunan Audit Internal
sesuai dengan rencana yang telah disusun. (R) (Audit Plan)
10 KAK Audit Internal

EP 3 3. Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal kepada Laporan hasil Audit
Kepala Puskesmas, Tim Mutu, pihak yang diaudit dan unit Internal
terkait. (D) Umpan balik Auditor,
berupa temuan,
10 rekomendasi dan RTL

EP 4 4. Tindak lanjut dilakukan terhadap temuan dan rekomendasi Bukti tindak lanjut
dari hasil audit internal baik oleh kepala Puskesmas, rekomendasi oleh
penanggung jawab maupun pelaksana. (D) pelaksana,
mengetahui PJ dan
Kepala Puskesmas
10 Bukti monitoring
tindak lanjut oleh
Auditor

EP 5 5. Kepala Puskesmas bersama dengan Tim Mutu merencanakan SOP Pertemuan Undangan PTM
pertemuan tinjauan manajemen dan pelaksanaan pertemuan Tinjauan Manajemen Daftar hadir
tinjauan manajemen dilakukan dengan agenda sebagaimana (PTM) Dokumentasi kegiatan
pokok pikiran. (D, W) 10 Laporan hasil PTM

EP 6 6. Rekomendasi hasil pertemuan tinjauan manajemen Bukti tindak lanjut


ditindaklanjuti dan dievaluasi. (D) 10 rekomendasi
Jumlah 60

STANDAR 1.7.KESEHATAN KAB/KOTA


PERAN DINAS

KRITERIA 1.7.1
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam rangka perbaikan kinerja Puskesmas
POKOK PIKIRAN
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Dinas Kesehatan Daerah Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan struktur organisasi Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan

• Dinas Kesehatan Daerah Daerah Kabupaten/ Kota sebagai Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) melakukan pembinaan kepada Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis yang memiliki otonomi dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan daerah
• Pencapaian tujuan pembangunan kesehatan daerah merupakan bagian dari tugas, fungsi dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
• Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melakukan bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan evaluasi, dan pelaporan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan
• Pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota sebagai TPCB dalam hal penyelenggaraan Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja Puskesmas
• Pembinaan oleh TPCB meliputi pembinaan dalam rangka pencapaian target PIS PK, target Standar Pelayanan Minimal (SPM), Program Prioritas Nasional (PPN), dan pemenuhan standar pelayanan
• Tugas dari dinas kesehatan sebagai Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) adalah.
a. Melakukan supervisi terhadap penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas secara periodik.
b. Memberikan bimbingan teknis, antara lain:
.- pengisian penilaian mandiri (self assessment);
,- penyusunan program peningkatan mutu;
,- penetapan dan pengukuran indikator mutu; dan
,- pelaporan insiden keselamatan pasien.
,- pendampingan persiapan survei;
,- pendampingan penyusunan Perencanaan Perbaikkan Strategi (PPS)
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas secara berkala, diantaranya: Pemantauan hasil
,- Penilaian Kinerja Puskesmas; Pemantauan pengukuran;
,- Indikator Nasional Mutu (INM); Pelaporan Insiden;
,- Keselamatan Pasien (IKP).

KRITERIA 1.7.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan struktur SK struktur organisasi
organisasi Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan 10 Puskesmas
perundang-undangan. (R)

EP 2 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan Ada SK dan Program


kebijakan pembinaan Puskesmas secara periodik yang Kerja dari Dinas
dituangkan dalam program kerja yang jelas dan terukur (R, D) Kesehatan yang
10 disampaikan ke
Puskesmas

EP 3 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota Bukti pembinaan /


melaksanakan pembinaan secara terpadu melalui TPCB pendampingan
sesuai ketentuan, kepada Puskesmas secara periodik,
dengan menggunakan instrumen pembinaan. (D,W) 10

EP 4 Ada bukti TPCB menyampaikan hasil pembinaan kepada Adanya bukti


Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan pelaporan dan umpan
memberikan feedback kepada Puskesmas. (D, W) 10 baliknya

EP 5 Ada bukti TPCB melakukan pendampingan penyusunan Pada saat dilakukan


Rencana Usulan pendampingan
Kegiatan Puskesmas dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan. (D, pengisian,
W) ditambahkan satu
kolom rencana
pelaksanaan
kegiatannya sbg
10 bahan utk monitoring
progress pencapaian
PPS

EP 6 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota HASIL MINLOK JIKA
menindaklanjuti pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas yang ADA REKOMENDASI
menjadi wewenang dalam rangka membantu menyelesaikan UTK
masalah kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat DITINDAKLANJUTI
Puskesmas. (D, W) OLEH DINKES MAKA
10 DIBUATKAN SURAT
DAN LAMPIRKAN
NOTULEN

EP 7 Ada bukti TPCB melakukan verifikasi dan memberikan umpan Adanya bukti
balik evaluasi kinerja Puskesmas. (D, W) dokumen surat dari
Dinkes tentang
10 umpan balik ke
Puskesmas

EP 8 Puskesmas menerima dan menindaklanjuti umpan balik hasil Adanya bukti RTL hasil
pembinaan dan evaluasi kinerja oleh TPCB. (D, W) 10 umpan balik

Jumlah 80

Total Skor 1030


Total EP 1030
CAPAIAN 100 100.00%
BAB II. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :

STANDAR 2.1
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan masyarakat, data hasil penilaian kinerja Puskesmas termasuk
memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota.
KRITERIA 2.1.1.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, data hasil penilaian kinerja Puskesmas
termasuk memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota

POKOK PIKIRAN
• Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM dilakukan dengan Survei Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa maupun melalui pertemuan pertemuan konsultatif lainnya dengan masyarakat seperti jajak pendapat,
temu muka, survei mawas diri, survei kepuasan masyarakat dan media lainnya.

• Pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat mengacu pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
• Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang telah dianalisis dan dibahas bersama lintas program dan lintas sektor (Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan, Lokakarya Mini (Bulanan dan Tri Wulan), selanjutnya dijadikan sebagai dasar
dalam penyusunan rencana usulan kegiatan UKM.
• Data capaian kinerja (capaian indikator kinerja) pelayanan UKM dianalisis dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK dan capaian target SPM yang berbasis wilayah kerja Puskesmas. Hasil analisis tersebut dibahas secara terpadu
bersama lintas program dan lintas sektor sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) UKM.

• Kegiatan-kegiatan dalam setiap pelayanan UKM di Puskesmas disusun oleh pelaksana dan koordinator pelayanan UKM mengacu pada hasil analisis data kinerja dengan memperhatikan data PIS PK, analisis capaian SPM daerah Kabupaten/Kota,
pedoman atau acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dengan mengutamakan program prioritas nasional (antara lain penurunan Stunting, peningkatan
cakupan Imunisasi, Penanggulangan TB, pengendalian Penyakit Tidak Menular, penurunan Angka Kematian Ibu/ AKI dan Angka Kematian Neonatus/ AKN), serta memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat

• Dalam standar ini, kata "pelayanan" digunakan untuk menggantikan kata "program", contoh: Program Promkes menjadi Pelayanan Promkes.

TAHAPAN PEREN CANAAN


ANALISIS SITUASI, AL: MASALAH
HASIL EVALUASI KINERJA
• PELAYANAN • KINERJA PELAYANAN KINERJA
• MUTU (misal INM) • KINERJA MUTU

HASIL KEBUTUHAN & • KEBUTUHAN & PIS PK IKH


HARAPAN MASYARAKAT HARAPAN
MASYARAKAT

CAPAIAN PIS PK Prioritas masalah


• PIS PK
dan solusinya

P1
PENCAPAIAN/KINERJA RUK
RPK
(Tahunan)
P2 RPKB

P3

RENCANA LIMA TAHUNAN


P1
PENCAPAIAN/KINERJA RUK
RPK
(Tahunan)
P2 RPKB

P3

RENCANA LIMA TAHUNAN

DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA 2.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat, Ada SK, SOP Ada laporan dan bukti
kelompok masyarakat, keluarga dan individu yang Identifikasi telah dilakukan identifikasi
merupakan sasaran pelayanan UKM sesuai dengan kebijakan Kebutuhan dan kebutuhan dan harapan
dan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D, W)) Harapan masyarakat (dikumpulkan
Masyarakat dari berbagai sumber atau
10 sesuai SOP atau KAK)

EP 2 Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat Ada hasil dan bukti telah
dianalisis bersama dengan lintas program dan lintas sektor dilakukan analisis (Sesuai
sebagai bahan untuk pembahasan dalam menyusun rencana SOP atau KAK atau PMK
kegiatan UKM. (D,W) 10 44/2016)

EP 3 Data capaian kinerja pelayanan UKM Puskesmas dianalisis Ada data capaian kinerja
bersama lintas program dan lintas sektor dengan UKM, ada hasil analisis
memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK sebagai bahan (Sesuai SOP atau KAK atau
untuk pembahasan dalam menyusun rencana kegiatan yang PMK 44/2016) serta bukti
berbasis wilayah kerja. (D,W) 10 pendukung proses.

EP 4 Tersedia Rencana Usulan Kegiatan (RUK) UKM yang disusun Tersedia RUK UKM (Sesuai
secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas tahun atau siklus
berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan harapan perencanaan )
masyarakat, hasil pembahasan analisis data capaian kinerja Ada bukti proses
pelayanan UKM dengan memperhatikan hasil pelaksanaan penyusunan
kegiatan PIS PK (D,W) 10

Jumlah 40

KRITERIA 2.1.2.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas memuat kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana proses kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan oleh
masyarakat sendiri dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di wilayah kerja, setiap pelaksana kegiatan, koordinator pelayanan, dan penanggung jawab UKM Puskesmas wajib memfasilitasi kegiatan yang berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan
masyarakat.
• Pemberdayaan masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan
masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat.
• Strategi Pemberdayaan Masyarakat meliputi :
a. peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi;
b. peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan masyarakat;
c. pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;
d. penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan;
e. peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan,dan swasta;
f. peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal; dan

• Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dengan tahapan :


a. pengenalan kondisi desa/kelurahan;
b. survei mawas diri;
c. musyawarah di desa/kelurahan;
d. perencanaan partisipatif;
e. pelaksanaan kegiatan; dan
£ pembinaan kelestarian.
g. pengintegrasian program, kegiatan, Pemberdayaan Masyarakat yang sudah ada dan kesepakatan masyaraka

• Perencanaan pemberdayaan masyarakat terintegrasi dengan Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).
• Pengembangan/pengorganisasian masyarakat (community organization) dalam pemberdayaan dilakukan dengan mengupayakan peran dan fungsi organisasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Membangun kesadaran masyarakat
merupakan awal dari kegiatan pengorganisasian masyarakat yang dilakukan dengan membahas bersama tentang kebutuhan dan harapan mereka, berdasarkan prioritas masalah kesehatan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki.

• Bentuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Posbindu PTM, Posyandu Lansia, Komunitas Peduli Kesehatan Remaja,
Komunitas Peduli HIV/AIDS, Peduli TB, Komunitas peduli kesehatan ibu dan anak, dan seterusnya dan/atau melalui kegiatan di tatanan-tatanan seperti sekolah, pesantren, pasar, tempat ibadah dan lain-lain.

• Kegiatan fasilitasi berupa:


a. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat, pemangku kepentingan dan mitra terkait untuk mendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
b. melakukan pendampingan dan pembinaan teknis dalam tahapan penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat
c. melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan pemangku kepentingan di wilayah kerja Puskesmas dalam pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat;
d. membangun kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan dan swasta di wilayah kerja Puskesmas dalam pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat
e. mengembangkan media komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan terkait Pemberdayaan Masyarakat dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal;
f. melakukan peningkatan kapasitas Tenaga Pendamping Pemberdayaan Masyarakat dan Kader;
g. melakukan dan memfasilitasi edukasi kesehatan kepada masyarakat;
h. menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat;
i. melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat di tingkat kecamatan dan kabupaten/kota secara berkala; dan
j. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas secara berkala

• Kegiatan fasilitasi yang dimaksud dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut.
• Pemberdayaan Masyarakat dalam bidang kesehatan tergambar dalam Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setiap Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM puskesmas.

KRITERIA 2.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Terdapat kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat yang 1.Ada kegiatan Fasilitasi
dituangkan dalam RUK dan RPK Puskesmas dan sudah Pemberdayaan Masyarakat
disepakati bersama masyarakat sesuai dengan kebijakan dan yang tertuang dalam RUK &
prosedur yang telah ditetapkan. (D, W) RPK (tahun berjalan sesuai
siklus perencanaan )
2.Ada bukti proses
penyusunan (DAUN/GAUN)
10

EP 2 Terdapat bukti keterlibatan masyarakat dalam kegiatan Ada bukti keterlibatan


pemberdayaan masyarakat mulai dari perencanaan, Masyarakat dalam kegiatan
pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi untuk mengatasi pemberdayaan mulai pada
masalah kesehatan di wilayahnya. (D.W) 10 P1, P2 hingga P3.

EP 3 Terdapat kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam 1.Ada kegiatan


pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas yang bersumber dari Pemberdayaan Masyarakat
swadaya masyarakat dan atau kontribusi swasta yang yang bersifat Swadaya dan
tertuang dalam rencana kegiatan pelayanan UKM. (D,W) atau kontribusi swasta
tertuang dalam RPK
10 2.Ada bukti proses
pelaksanaan kegiatan

EP 4 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan 1.Ada data cakupan
pemberdayaan masyarakat. (D) kegiatan, ada hasil evaluasi
dan rumusan RTL (tertulis)
2.Ada bukti proses evaluasi
10 dan RTL

Jumlah 40

KRITERIA 2.1.3.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan UKM terintegrasi lintas program dan mengacu pada Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terintegrasi lintas program agar efektif dan efisien serta melalui tahapan perencanaan Puskesmas.
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Penyusunan RPK harus mengacu pada RUK. Jika sebagian kegiatan yang direncanakan dalam RUK tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya, maka dimungkinkan sebagian kegiatan yang tercantum dalam RUK tidak dituangkan dalam
RPK
• RPK pelayanan UKM menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan kegiatan setiap bulan.
• RPK pelayanan UKM dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan dan kondisi – kondisi sesuai peraturan perundangan-undangan.
• RPK pelayanan UKM dirinci dalam RPK untuk masing-masing pelayanan UKM dan disusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing pelayanan UKM.

KRITERIA 2.1.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Tersedia Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan UKM 1.Tersedia RPK UKM
yang terintegrasi dalam Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
tahunan Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2.Tersedia Dokumen RPK
(R) Tahunan Puskesmas (sesuai
tahun berjalan atau
10 mengikuti siklus
perencanaan PMK 44/2016)

EP 2 Tersedia RPK bulanan untuk masing-masing pelayanan UKM 1.Tersedia RPK bulanan
yang disusun setiap bulan dengan kejelasan pelaksana tiap UKM
kegiatan. (R) 10 2.Tersedia bukti proses
penyusunan

EP 3 Tersedia Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan Tersedia KAK setiap
dari masing-masing Pelayanan UKM sesuai dengan RPK yang kegiatan UKM
disusun (R) 10

EP 4 Dilakukan evaluasi terhadap rencana pelaksanaan pelayanan Ada hasil evaluasi dan bukti
UKM berdasarkan hasil pemantauan (D.W) proses evaluasi
10 (rapat/diskusi, dll)

EP 5 Jika terjadi perubahan rencana pelaksanaan pelayanan UKM JIKA ada perubahan
berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan atau kondisi rencana --> tersedia
tertentu maka dilakukan penyesuaian rencana pelaksanaan rencana penyesuaian
kegiatan (D) 10 dimaksud dan alasan
perubahannya

Jumlah 50

STANDAR 2.2.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan kemudahan akses sasaran dan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan UKM.
Pelayanan UKM Puskesmas mudah diakses oleh sasaran dan masyarakat, untuk mendapatkan informasi kegiatan serta penyampaian umpan balik dan keluhan.
KRITERIA 2.2.1
Penjadwalan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas disepakati bersama dengan memperhatikan masukan sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor yang dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan rencana
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
POKOK PIKIRAN
• Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan masukan dari sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait dan disepakati bersama. Jadwal tersebut memuat waktu, tempat dan sasaran kegiatan.
• Agar sasaran, masyarakat, lintas program dan lintas sektor berperan aktif dalam kegiatan, maka jadwal pelaksanaan kegiatan UKM harus disampaikan kepada sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait dengan
memanfaatkan media komunikasi yang sudah ditetapkan.
• Bilamana dilakukan perubahan jadwal, informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan UKM harus disepakati dan diinformasikan dengan jelas dan tempat kegiatan mudah diakses oleh sasaran kegiatan UKM, masyarakat dan kelompok
masyarakat.

KRITERIA 2.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Tersedia jadwal pelaksanaan kegiatan UKM yang disusun 1.Ada jadwal pelaksanaan
berdasarkan hasil kesepakatan dengan sasaran, masyarakat, kegiatan UKM (UKM
kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor esensial dan
terkait. (D,W) Pengembangan)
10 2.Ada bukti proses
peyusunan bersama

EP 2 Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM diinformasikan kepada Ada bukti penyampaian


sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program, informasi jadwal
dan lintas sektor melalui media komunikasi yang sudah pelaksanaan kegiatan UKM
ditetapkan (D, W). (UKM esensial dan
10 Pengembangan)

EP 3 Tersedia bukti penyampaian informasi perubahan jadwal jika Ada bukti penyampaian
terjadi perubahan jadwal pelaksanaan kegiatan (D,W) informasi JIKA ADA
PERUBAHAN jadwal
pelaksanaan kegiatan UKM
10

EP 4 Hasil penyampaian informasi jadwal pelaksanaan kegiatan Ada hasil Evaluasi


UKM dievaluasi dan ditindaklanjuti (D.W) Penyampaian informasi
jadwal pelaksanaan UKM
dievaluasi (keseuaiannya
dengan SOP, KAK maupun
10 umpan balik audien)

Jumlah 40

KRITERIA 2.2.2
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan akses sasaran dan masyarakat terhadap informasi, kegiatan UKM, dan akses untuk menyampaikan umpan balik dan keluhan.
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
POKOK PIKIRAN
• Informasi tentang kegiatan UKM Puskesmas, tujuan, pentahapan, dan jadwal kegiatan, perlu disampaikan pada lintas program dan lintas sektor terkait agar mereka dapat optimal berkontribusi dalam pencapaian tujuan kegiatan UKM.
• Masyarakat, kelompok masyarakat, dan individu yang menjadi sasaran perlu mendapatkan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, tujuan, tahapan dan jadwal pelaksanaan, sehingga dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan dan harapan mereka, dan menjamin pelaksanaan kegiatan tepat sasaran dan tepat waktu.

• Kejelasan informasi yang disampaikan perlu dievaluasi, yaitu evaluasi terhadap penerimaan informasi oleh sasaran dan pemberian informasi yang dilaksanakan Puskesmas.
• Keberhasilan pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas tergantung pada peran aktif masyarakat, kelompok masyarakat, keluarga, dan individu yang menjadi sasaran.
•Agar sasaran berperan aktif dalam kegiatan UKM, maka pelaksanaan kegiatan UKM perlu mempertimbangkan kondisi sosial, tata nilai budaya masyarakat sebagai dasar untuk menetapkan metode dan teknologi yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan UKM.

• Akses sasaran terhadap kegiatan perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk perbaikan dalam mempermudah akses dan penyediaan kegiatan UKM.
• Kemudahan akses bagi sasaran adalah kejelasan prosedur/tahapan dan tidak berbelit-belit dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Metode adalah cara yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Contoh: Ceramah, diskusi, pembinaan, kunjungan rumah dan lain sebagainya. Teknologi adalah media/audio visual aid yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
Contoh: Lembar balik, model, LCD, film dan lain sebagainya.
• Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan diperlukan umpan balik dan keluhan dari masyarakat dan sasaran kegiatan untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan UKM
Puskesmas.
• Umpan balik adalah tanggapan yang diperoleh dari hasil pelayanan yang diberikan untuk perbaikan dalam tindak lanjut . Umpan balik dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dari masyarakat kelompok masyarakat, dan sasaran
kegiatan UKM. Masyarakat, kelompok masyarakat, dan sasaran program dapat menyampaikan keluhan secara langsung maupun tidak langsung kepada Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM.

• Umpan balik dan keluhan ditindak lanjuti dengan pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, masyarakat atau individu yang merupakan sasaran melalui forum-forum yang ada di masyarakat.

• Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM membahas umpan balik dan keluhan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan UKM.

KRITERIA 2.2.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan penyampaian informasi tentang kegiatan UKM 1.Ada rincian kegiatan
Puskesmas, mulai dari tujuan, pentahapan, dan jadwal UKM, tujuannya, tahap
kegiatan pada kelompok masyarakat, masyarakat, sasaran, pelaksanaan dan jadwal
lintas program dan lintas sektor terkait. (D,W) kegiatan
2.Tersedia bukti
penyampaian kepada
10 sasaran, masyarakat,
kelompok , LP dan LS terkait
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 2 Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode dan 1.Kegiatan UKM
teknologi yang dikenal oleh masyarakat atau sasaran. (D,W) dilaksanakan dengan
metode/tehnologi yang
sudah dikenal (sesui Juknis,
Juklak, PMK, dll) yang
dituangkan dalam KAK,
SOP, dll
10 2.Tersedia bukti
pelaksanaan kegiatan.

EP 3 Umpan balik/keluhan dari masyarakat, kelompok 1.Ada sumber umpan balik


masyarakat, dan sasaran diidentifikasi dan ditindaklanjuti. antara lain: kotak saran,
(D,W) survey kepuasan
pelanggan, Quesioner,
catatan dari pertemuan,
masukan lewat Medsos
(WA, FB, email, dll)
2.Tersedia rekapan umpan
balik/keluhan.
10 Ada bukti di tindak lanjuti

Jumlah 30

STANDAR 2.3.
Penggerakan dan Pelaksanaan Pelayanan UKM dilakukan dan dikoordinasikan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.
Penggerakan dan Pelaksanaan Pelayanan UKM dilakuukan sesuai dengan kebijakan, pedoman/ panduan, prosedur, dan kerangka acuan yang disusuun dan dikoordinasikan melalui forum lokakara mini bulanan dan triwulan.
KRITERIA 2.3.1.
Dilakukan komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Keberhasilan pelaksanaan pelayanan UKM hanya dapat dicapai jika dilakukan komunikasi dan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor terkait mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan UKM.

• Berbagai mekanisme komunikasi dan koordinasi dapat dilakukan antara lain melalui pertemuan-pertemuan, lokakarya mini, dan penggunaan media/tekhnologi informasi.
• Kebijakan, dan prosedur komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM perlu ditetapkan dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA 2.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan Ada kebijakan, Ada bukti koordinasi dan
pelaksana kegiatan UKM Puskesmas melakukan komunikasi panduan dan komunikasi oleh PJ UKM,
dan koordinasi kepada lintas program dan lintas sektor SOP ttg koordinator dan pelaksana
terkait sesuai kebijakan, panduan dan prosedur yang koordinasi dan
ditetapkan. (D,W) komunikasi
10

EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan 1.Ada informasi, catatan,
komunikasi dan koordinasi yang sudah dilaksanakan (D.W) data yg dikupulkan dari
kegiatan komunikasi dan
koordinasi sebagai bahan
evaluasi
2.Ada hasil evaluasi dan
bukti Tindak lanjutnya
10

Jumlah 20

STANDAR 2.4
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan metode pembinaan secara berjenjang agar efisien dan efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan metode pembinaan secara berjenjang untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan, menganalisis masalah, merencanakan tindak lanjut sampai dengan evaluasi
KRITERIA 2.4.1
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan
UKM Puskesmas bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan, pencapaian kinerja, pelaksanaan kegiatan UKM, dan penggunaan sumber daya,
POKOK PIKIRAN
• Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan kegiatan UKM Puskesmas mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dapat dilakukan dalam
bentuk pembinaan, pendampingan, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Pembinaan penanggung jawab UKM Puskesmas kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM meliputi pemahaman pelaksanaan kegiatan, termasuk pembinaan terhadap masalah dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan
kegiatan UKM mulai dari identifikasi, analisis sampai dengan upaya penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Penanggung jawab UKM, koordinator dan pelaksana pelayanan UKM melakukan tindak lanjut dan evaluasi terhadap hasil analisis masalah dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan UKM.

KRITERIA 2.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Penanggung jawab UKM melakukan pembinaan kepada 1. Ada jadwal pembinaan
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM secara yang direncanakan oleh PJ
periodik sesuai dengan jadwal yang disepakati.(D,W) UKM ke koordinator dan
pelaksana UKM
2. Tersedia bukti
pembinaan PJ ke
koordinator dan pelaksana
sesuai jadwal yg telah
dibuat (catatan pembinaan,
diskusi, rapat, presensi,
10 ceklist, foto, dll)

EP 2 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan 1.Tersedia sumber data


pelaksana kegiatan UKM Puskesmas mengidentifikasi dan untuk identifikasi dan
menganalisis permasalahan dan hambatan dalam analisis permasalahan
pelaksanaan kegiatan UKM, (D,W) (ceklist monitoring,
pembinaan, laporan, dll)
2. Ada dokumen hasil
identifikasi dan analisis
permasalahan/hambatan
pelaksanaan kegiatan.
10
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 3 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan 1. Kumpulan indentifikasi
pelaksana kegiatan UKM melaksanakan tindak lanjut untuk masalah dan hambatan
mengatasi masalah dan hambatan dalam pelaksanaan hasil pembinaan PJ UKM
kegiatan UKM.(D,W) kepada koordinator
maupun pelaksana
kegiatan; 2.
Bukti Tindak lanjut sesuai
permasalahan (ada
dokumentasi alat bukti
misalnya bimbingan teknis,
10 job training, dukungan
sumber daya, logistic, dll)

EP 4 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan 1. Data/dokumen hasil


pelaksana kegiatan UKM melakukan evaluasi dan tindaklanjut evaluasi Jadwal pembinaan
terhadap hasil pelaksanaan pada elemen penilaian 3 (tiga). PJ UKM ke koordinator dan
(D,W) pelaksana (Tahunan 
bulanan); 2.
Bukti proses evaluasi :
DAUN/GAUN; 3.
Bukti Tindak lanjut sesuai
permasalahan
(dokumentasi alat bukti
misalnya jika ada
10 bimbingan teknis, job
training, dukungan sumber
daya, logistic, dll)

Jumlah 40

STANDAR 2.5
Pelaksanaan pelayanan UKM diperkuat dengan PIS-PK
Pelaksanaan pelayanan UKM diperkuat dengan PIS PK dalam upayya mewujudkan keluarga sehat dan masarakat sehat melalui pengorganisasian masyarakat dengan terbentknya paa-upaya hesehatan bersumber dayya masyarakat (UKBM] dan
tatanan-tatanan sehat yang merupakan bentuk implementasi Gerakan Masarakat Hidup Sehat (Germas).

KRITERIA 2.5.1.
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bersama dengan Tim Pembina Keluarga melaksanakan pemetaan dan intervensi kesehatan berdasarkan permasalahan keluarga sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati

POKOK PIKIRAN
• Kegiatan Kunjungan Keluarga yang dilaksanakan oleh Tim Pembina Keluarga digunakan untuk menyampaikan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada keluarga sebagai intervensi awal dan didokumentasikan.
• Dokumentasi hasil kunjungan keluarga dilakukan dengan dientry pada aplikasi keluarga sehat dan atau pada profil keluarga sehat (Prokesga).
• Dokumentasi hasil kunjungan dapat berupa hasil intervensi awal dan hasil intervensi lanjut.
• Dokumentasi hasil kunjungan awal dan hasil intervensi (pemutakhiran/update) dokumentasi dilakukan oleh tim data Puskesmas (admin dan surveior).
• Tim pembina keluarga menyampaikan informasi dan laporan hasil kunjungan keluarga serta berkoordinasi dengan penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM agar dapat dilakukan analisis dan intervensi lanjut

• Tim Pembina keluarga adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas.
• Kegiatan UKM melalui PIS PK sebagai bentuk intervensi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan masyarakat yang menjadi sasaran

KRITERIA 2.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dibentuk Tim Pembina Keluarga, tenaga administrasi dan Ada Tim
surveior dengan uraian tugas yang jelas. (R) pembina
keluarga yang
sudah
dibentuk,
tenaga admin
dan surveior
dengan uraian
10 tugas yang
jelas

EP 2 Tim Pembina Keluarga melakukan kunjungan keluarga dan 1. Rencana kunjungan dan
intervensi awal yang telah direncanakan melalui proses intervensi awal
persiapan, dan didokumentasikan. (D,W) 2. Bukti kujungan keluarga
dan intervensi awal (Data
kunjungan rumah, Laporan,
10 foto kegiatan, dll)

EP 3 Tim Pembina Keluarga melakukan penghitungan Indeks 1. Ada data IKS keluarga,
Keluarga Sehat (IKS) pada tingkat keluarga, RT, RW, RT, RW, desa & Kecamatan
desa/kelurahan, dan Puskesmas secara manual atau secara 2. Data telah
elektronik (dengan Aplikasi Keluarga Sehat). (D) diinput kedalam Aplikasi
Keluarga sehat atau manual
10
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 4 Tim Pembina Keluarga menyampaikan informasi masalah 1. Ada bukti penyampaian
kesehatan kepada Kepala Puskesmas, Penanggung jawab informasi masalah
UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM kesehatan berdasarkan
untuk bersama-sama melakukan analisis hasil kunjungan pendataan PIS PK
keluarga. (D,W) (DAUN/GAUN)
2.Tersedia hasil analisis
bersama atas hasil
10 kunjungan keluarga

EP 5 Tim Pembina Keluarga bersama Penanggung jawab UKM, 1.Ada rencana intervensi
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM lanjut sesuai permasalahan
menyusun intervensi lanjut kepada keluarga sesuai keluarga 2.Bukti
permasalahan kesehatan pada tingkat keluarga.(D,W) proses penyusunan rencana
Intervensi Lanjut
10 (DAUN/GAUN)

EP 6 Penanggung jawab UKM mengkoordinir pelaksanaan Ada rekam jejak/proses


intervensi lanjut. (D,W) yang membuktikan PJ UKM
mengkoordinir pelaksanaan
Intervensi lanjut sesuai
rencana di EP sebelumnya.
(DAUN/GAUN jika Rapat
koordinasi PIS PK oleh PJ
UKM, catatan lapangan,
foto kegiatan, dll)
10

Jumlah 60

KRITERIA 2.5.2.
Intervensi lanjut ditujukan pada wilayah kerja Puskesmas berdasarkan permasalahan yang sudah dipetakan dan dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Untuk melaksanakan intervensi lanjut tingkat wilayah diperlukan penyusunan rencana berdasarkan pemetaan wilayah kerja Puskesmas, baik yang spesifik terhadap RT, RW, desa/kelurahan ataupun yang secara wilayah kerja Puskesmas.

• Penyusunan rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan lintas program dan dapat melibatkan lintas sektor terkait, didasarkan pada analisis IKS awal.
• Intervensi sesuai dengan hasil analisis dan pemetaan antara lain dilakukan melalui kegiatan UKM (termasuk yang bersifat inovatif), pengorganisasian masyarakat dalam bentuk UKBM dan tatanan-tananan (sekolah, pesantren, pasar tempat ibadah
dan lain-lain).
• Perlu dilakukan perbaikan dan evaluasi pelaksanaan intervensi lanjutan oleh Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM agar permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan PIS PK dapat segera
ditindaklanjuti.
• Tindak lanjut dilaksanakan sebagai bagian terintegrasi dalam kegiatan pelayanan UKM Puskesmas.
• Perbaikan dan evaluasi PIS PK di tingkat Puskesmas dilaksanakan mulai dari tahap persiapan pelaksanaan, pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal, pelaksanaan analisis Indeks Keluarga Sehat (IKS) awal, pelaksanaan intervensi lanjut
dan analisis perubahan IKS.
• Rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan rencana pelaksanaan kegiatan masing-masing pelayanan UKM Puskesmas.
• Dalam perbaikan dan evaluasi dilaksanakan proses verifikasi yang bertujuan untuk menjamin kebenaran serta keakuratan pelaksanaan PIS PK sesuai dengan hasil pelatihan serta informasi kondisi kesehatan setiap keluarga yang ada pada
prokesga atau aplikasi dapat dipertanggungjawabkan.

KRITERIA 2.5.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Tim pembina keluarga bersama dengan penanggung jawab 1. Hasil analisis awal dan
UKM melakukan analisis IKS awal dan pemetaan masalah di pemetaan wilayah PIS PK
tiap tingkatan wilayah, sebagai dasar dalam menyusun 2. Ada rencana
rencana intervensi lanjut secara terintegrasi lintas program intervensi lanjut 3.
dan dapat melibatkan lintas sektor terkait (D, W) Tersedia bukti proses
analisis dan pemetaan
dimaksud (DAUN/GAUN)
10 ---- dianggap jelas
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 2 Rencana intervensi lanjut dikomunikasikan dan 1.Ada rencana intervensi
dikoordinasikan dalam lokakarya mini bulanan dan lokakarya lanjut sebagai bahan yang
triwulan Puskesmas.(D,W) akan di sampaikan
2. Bukti dikomunikasikan
dan dikoordinasikan
Minilokakarya
(DAUN/GAUN) ----jelas tdk
perlu contoh
3. Bukti dikomunikasikan
dan dikoordinasikan
10 Tribulanan dengan LS
(DAUN/GAUN) ---jelas

EP 3 Dilaksanakan intervensi lanjutan sesuai dengan rencana yang Bukti kegiatan mengikuti
disusun (D,W) jenis intervensi lanjut yang
dibutuhkan sesuai rencana
(misalnya jika pelatihan –
DAUN/GAUN, Jika
pelayanan –laporan, foto
kegiatan dll)
10
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 4 Penanggung jawab UKM Puskesmas berkoordinasi dengan 1. Bukti koordinasi dengan
Penanggung jawab UKPP, Penanggung jawab Jaringan dan Pj UKPP : rapat, diskusi,
Jejaring Pelayanan Puskesmas melakukan perbaikan turun bersama ke lapangan,
pelaksanaan intervensi lanjutan yang dilakukan (D,W) dll (DAUN/GAUN) 2.
Bukti koordinasi dengan Pjj
Jaringan : rapat, diskusi,
turun bersama ke lapangan,
dll (DAUN/GAUN) 3.Bukti
koordinasi dengan Pj
Jejaring : rapat, diskusi,
turun bersama ke lapangan,
10 dll
(DAUN/GAUN)

EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan pada setiap 1. Data capaian, cecklist
tahapan PIS PK antara lain melalui supervisi, laporan, supervisi, monitoring,
lokakarya mini dan pertemuan-pertemuan penilaian kinerja. laporan kegiatan sebagai
(D,W) bahan evaluasi dan RTL
2. Hasil evaluasi dan tindak
lanjut perbaikan (dokumen,
laporan evaluasi dll)
3. Bukti Proses
evaluasi Hasil evaluasi dan
tindak lanjut perbaikan
(laporan,
dll)—DAUN/GAUN ---
dianggap jelas tidak perlu
10 contoh
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 6 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM 1. Laporan hasil intervensi
melaksanakan intervensi lanjut dan melaporkan hasil yang lanjut 2. Bukti
telah dilaksanakan kepada tim pembina keluarga dan pemutakhiran data PIS-PK
selanjutnya dilakukan pemuktahiran/update dokumentasi.
(D, W) 10

Jumlah 60

KRITERIA 2.5.3.
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai bagian dari intervensi lanjut dalam bentuk peran serta masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan
kualitas hidup.
• Kegiatan Germas merupakan bagian terintegrasi dari intervensi lanjut terhadap masalah-masalah kesehatan yang diidentifikasi dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat dilihat dari perubahan IKS tingkat keluarga dan wilayah
yang semakin membaik.
• Germas bertujuan agar masyarakat terjaga kesehatan, tetap produktif, hidup dalam lingkungan yang bersih, ditandai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : peningkatan edukasi hidup sehat, peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan
pencegahan dan deteksi dini penyakit, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan perilaku hidup sehat dan peningkatan aktivitas fisik.

• Sasaran Germas adalah sasaran untuk masing-masing kegiatan Germas, yaitu seluruh lapisan masyarakat, termasuk individu, keluarga dan masyarakat untuk mempraktikkan pola hidup sehat sehari-hari.
• Puskesmas berperan dalam mensukseskan Germas antara lain melalui kegiatan pemberdayaan individu dan keluarga yang diukur melalui Indeks individu dan keluarga sehat, pemberdayaan masyarakat yang diukur dengan terbentuknya UKBM dan
pembangunan wilayah berwawasan kesehatan yang diukur dengan Indeks Masyarakat Sehat dan Indeks Tatanan Sehat.
• Kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan dengan kejelasan jenis kegiatan, indikator untuk tiap kegiatan, dan terintegrasi dalam kegiatan UKM Puskesmas.

KRITERIA 2.5.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Ditetapkannya sasaran Germas dalam pelaksanaan kegiatan Ada SK
UKM Puskesmas oleh Kepala Puskesmas. (R) penetapan
10 sasaran germas

EP 2 Dilaksanakan perencanaan pembinaan Germas secara 1. RUK yang didalamnya


terintegrasi dalam kegiatan UKM Puskesmas. (D,O,W) terdapat rencana
pembinaan Germas
2. Tersedia bukti
proses penyusunan
(DAUN/GAUN ---cukup
10 jelas)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 3 Dilakukan upaya pelaksanaan pembinaan Germas yang 1. Bukti pembinaan Germas
melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait untuk mengikuti jenis kegiatan
mewujudkan perubahan perilaku sasaran Germas. (D,W) yang tertuang dalam
rencana kegiatan
(rapat/pertemuan ---
DAUN/GAUN, kunjungan
lapangan,penyuluhan dll –
Laporan kegiatan, foto,
dll)-----Dianggap jelas
2. Dengan Lintas
10 Program 3.
Dengan Lintas Sektor

EP 4 Dilakukan pemberdayaan masyarakat, keluarga dan individu Ada bukti pelaksanaan


dalam mewujudkan gerakan masyarakat hidup sehat yang kegiatan pemberdayaan
ditandai dengan semakin membaiknya IKS tingkat keluarga masyarakat dan individu ---
dan wilayah dan terbentuknya UKBM. (D,W) bentuk pembuktian
10 mengikuti jenis kegiatan

EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan 1. Ada data capaian, hasil
pembinaan gerakan masyarakat hidup sehat. (D,W) monitoring, supervisi serta
hasil evaluasi dan tindak
lanjut 2. Tersedia
bukti evaluasi dan tindak
lanjut
(DAUN/GAUN, laporan
kunjungan lapangan, dll)
10 ----cukup jelas

Jumlah 50

STANDAR 2.6.
Penyelenggaraan UKM Esensial
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dipantau dan dievaluasi
KRITERIA 2.6.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Promosi Kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Promosi Kesehatan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama yaitu:
a. presentasi posyandu aktif sesuai dengan target yang telah ditetapkan menurut ketentuan perundang-undangan,
b. terbentuknya tatanan sehat sesuai dengan pedoman
c. Melakukan proses pemberdayaan masyarakat.
• Persentase Posyandu Aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare) dengan cakupan masing-masing
minimal 50% dan melakukan kegiatan tambahan.
• Terbentuknya Tatanan Sehat sesuai dengan pedoman adalah upaya yang dilakukan petugas Puskesmas dalam membentuk tatanan/tempat yang mengupayakan kesehatan dengan melakukan proses untuk memberdayakan masyarakat melalui
kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan sehat serta menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Contoh : rumah tangga sehat, sekolah
sehat, dan lain-lain

• Melakukan Proses Pemberdayaan Masyarakat adalah memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat dengan tahapan :
a. pengenalan kondisi desa/kelurahan;
b. survei mawas diri;
c. musyawarah di desa/kelurahan;
d. perencanaan partisipatif;
e. pelaksanaan kegiatan; dan
f. pembinaan kelestarian
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Promosi Kesehatan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sebagai berikut:
a. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan
dan
b. masyarakat;
pendampingan dan pembinaan teknis dalam tahapan pemberdayaan masyarakat
c. melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan pemangku kepentingan di wilayah kerja puskesmas;
d. membangun kemitraan dengan ormas dan swasta di wilayah kerja puskesmas, mengembangkan media KIE,
e. melakukan peningkatan kapasitas; memfasilitasi edukasi kesehatan kepada masyarakat; dan
f. penggerakan masyarakat.
g. upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan indikator tambahan yang ditetapkan oleh Puskesmas yang mengacu pada pedoman/panduan dan atau ketentuan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindaklanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Promosi Kesehatan yang telah dilakukan.
• Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Promosi Kesehatan, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedur. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau
pihak lainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KRITERIA 2.6.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1.Ada data capaian Kinerja
Promosi Kesehatan sesuai dengan yang diminta dalam pokok Promkes sesuai (bulanan,
pikiran. (R,D). tigabulanan dan tahunan
2. Ada Indikator
Kinerja Promkes (Tahunan
dan bulanan)
10

EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja


mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Promosi Promkes sesuai RPK
Kesehatan sebagaimana pokok pikiran, yang sudah 2. Ada jadwal pelaksanaan
tercantum di dalam RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur (Bulanan) 3.
dan kerangka acuan kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O) Tersedia bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN , catatan
10 pelaksanaan, dll---cukup
jelas)

EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut 1. Ada rencana atau jadwal
secara periodik dan berkesinambungan terhadap capaian pemantauan sesuai RPK
indikator dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) 2. Tersedia bukti proses
pemantauan dan penilaian
(Ceklist pemantauan,
catatan pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
10 Tersedia bukti tindak lanjut
sesuai hasil pemantauan---
cukup jelas)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak lanjut
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK. (D,W) sesuai hasil pemantauan
dan penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana tidak
lanjut (DAUN/GAUN, dll---
10 cukup jelas)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan prosedur Pencatatan dan pelaporan
yang telah ditetapkan. (D.W.O) pelaporan
10

Jumlah 50

KRITERIA 2.6.2.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama, yaitu:
a. Jumlah desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
b. Persentasi Fasilitas Umum (TFU) yang memenuhi syarat kesehatan dan;
c. Persentasi Tempat Pengolahan Pangan (TPP) yang memenuhi syarat kesehatan.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Kesehatan Lingkungan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sebagai berikut:
'- pemicuan, pendampingan verifikasi desa STBM serta update data, dan lain-lain
'- melakukan inspeksi kesehatan lingkungan TFU dan TPP, pembinaan, update data dan lain-lain
'- upaya-upaya promotive dan preventif sesuai dengan indikator tambahan yang ditetapkan oleh Puskesmas yang mengacu pada pedoman/panduan dan atau ketentuan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan Lingkungan yang telah dilakukan .
• Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedur. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
dan/atau pihak lainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KRITERIA 2.6.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1. Ada data capaian Kinerja
Kesehatan Lingkungan (R.D) Kesling sesuai kebijakan
puskesmas (bulanan,
tigabulanan dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Kesling (Tahunan
10 dan bulanan)

EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja Kesling
mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan sesuai RPK 2. Ada
Lingkungan sebagaimana pokok pikiran, yang sudah jadwal pelaksanaan
tercantum di dalam RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur (Bulanan) 3.
dan kerangka acuan kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O) Tersedia bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN , catatan
10 pelaksanaan, dll---cukup
jelas)

EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut 1. Ada rencana atau jadwal
secara periodik dan berkesinambungan terhadap capaian pemantauan sesuai RPK
indikator dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) 2. Tersedia bukti
proses pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---cukup
jelas) 3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai hasil
10 pemantauan---cukup jelas)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak lanjut
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O) sesuai hasil pemantauan
dan penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana tidak
lanjut (DAUN/GAUN, dll---
10 cukup jelas)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan prosedur Pencatatan dan pelaporan
yang telah ditetapkan (D.W.O) 10 pelaporan

Jumlah 50

KRITERIA 2.6.3.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Keluarga diukur dengan 5 (tiga) indikator utama, yaitu:
a. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil
terhadap pelayanan masa hamil adalah cakupan KI ([kunjungan pertama). Sedangkan indikator untuk menggambarkan kualitas layanan adalah cakupan K4-K6 (kunjungan ke-4 sampai ke-6) dan kunjungan selanjutnya apabila diperlukan.

b. presentasi bayi baru lahir, baduta, balita, anak usia sekolah dasar yang
mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar
c. presentasi
d. presentasi remaja yang mendapatkan
calon pengantin skrining kesehatan
yang mendapatkan remaja
skrining kesehatan
calon pengantin
e. presentasi lanjut usia yang mendapatkan pelayanan
• Pelayanan Antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya.
• Sasaran pelayanan antenatal adalah seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
• Pelayanan Kesehatan Balita sebagaimana dalam standar pelayanan minimal:
a. Penimbangan berat badan
b. Pengukuran panjang badan/tinggi badan
c. Pemantauan perkembangan
d. Imunisasi
e. Pemberian vitamin A
f. Pelayanan balita sakit
• Sasaran pelayanan balita sehat adalah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
• Kriteria Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) jika memenuhi kriteria:
a. ada tenaga terlatih/terorientasi PKPR
b. ada pedoman PKPR
c. menyediakan layanan konseling bagi remaja
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Layanan untuk remaja di Puskesmas PKPR melalui pelayanan dalam dan luar Gedung, meliputi layanan medis termasuk pemeriksaan penunjang rujukannya, konseling, pemberian KIE dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), Pemberdayaan
kader remaja baik di sekolah maupun di masyarakat melalui posyandu remaja.
• Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Puskesmas PKPR mengikuti prmsip-prinsip menjamm privasi dan kerahasiaan, mempromosikan kemandlrian remaja tanpa mensyaratkan izin orang tua, kebebasan berkunjung, biaya tergangkau /gratis,
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

• Pelayanan kesehatan reproduksi Calon Pengantin (Catin) minimal meliputi:


a. anamnesa
b. pemeriksaan fisik
c. pemeriksaan status gizi
d. pemeriksaan darah (hb, golongan darah)
e. skrining imunisasi TT
f. KIE Kesprocatin
• Pelayanan kesehatan laojut usia meliputi: skrining kesehatan (pemeriksaan tekanan darah, pengkejian paripurna pengguna layanan Geriatrit pemeriksaan lab sederhana: gula darah* kolesterol, asam urat), Anamnesa perilaku berisikot pemenksaan
fisik, INIT, pengobatan, rujukan dan pemberian Buku Kesehatan Lansia)

• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial KIA dilakukan upaya-upaya promotif clan preventif berikut"
a.  Pelaksanaan kelas ibu hamil dan kelas ibu balita, minimal 50% desa sudah mempunyai kelas ibu hamil dan kelas ibu balita
b. Puskesmas sudah melakukan orientasi P4K
c. Puskesmas melaksanakan penyeliaan fasilitatif minimal 2 kali dalam setahun
d. Peningkatan peran masyarakat dalam pemanfaatan buku KIA melalui pelaksanaan kelas ibu balita, sosialisasi/orientasi kader kesehatant guru PAUD/KB/TK/RA dan kelompok BKB
e. Puskesmas PKPR mepjangkau sasaran remaja di luar Gedung melalui UKS baik di sekolah umum maupun SLB, pesantren, posyandu remaja, pramuka, pelayanan ke panti/LKSA dan rutan anak/LPKA
f. Puskesmas melakukan kerja sama dengan KUA, Lembaga agama lin dan LS, terkait lainnya dalam mendorong catin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi
g. Puskesmas melakukan pelayanan kesehatan reproduksi bagi catin yang berkualitas dengan penyediaan SDM dan sarana prasarana untuk melakukan KIE dan skrining Kesehatan
h. Pemanfaatan kohort usla reproduksl dalam memantau pelayanan bagi catin dan pelayanan KB
i. Pelayanan Lansia di Puskesmas yang santun lansia mengkuti prinsip prinsip:
'- memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas
'- memberikan pmoritas pelayanan kepada lansia dan penyediaan sarana yang aman dan mudah diakses
'- memberikan dukungan/bimbingan pada lansia dan keluarga secara berkesinambungan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya
'- melakukan pelayanan secara proaktif melalui kegiatan pelayanan di luar gedung
'- melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup
'- dan melakukan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi kemasyarakatan maupun dunia usaha dalam rangka meningkatkan kualitas hidup lansia.
• Adanya dokumentasi hasll upaya-upaya pelaksanaan 5 indikator utama (pelayanan antenatal terpadu, pelayanan kesehatan balita pelayanan kesehatan peduli remaja, pelayanan kesehatan ballta, pelayanan kesehatan peduli remaja, pelayanan
kesehatan reproduksi calon pengantin yang pelayanan kesehatan lanjut usta) beserta laporan kegiatan.
•Adanya hasil evaluasi dari permasalahan kesehatan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Keluarga yang dituangkan atau ditindaklanjuti melalui RUK Puskesmas
•Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindaklanjut terhadap capaian indikator kinerja pelqyanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esenslal KIA yang telah dilakukan.
• Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Kesehatan Keluarga, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedur. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/ atau pihak
lainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KRITERIA 2.6.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1. Ada data capaian Kinerja
Kesehatan Keluarga (R.D) Kesga sesuai kebijakan
puskesmas (bulanan,
tigabulanan dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Kesga (Tahunan dan
10 bulanan)

EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja Kesga
mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan sesuai RPK 2. Ada
Keluarga sebagaimana pokok pikiran, yang sudah tercantum jadwal pelaksanaan
di dalam RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur dan (Bulanan) 3.
kerangka acuan kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O) Tersedia bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN , catatan
10 pelaksanaan, dll---cukup
jelas)

EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut 1. Ada rencana atau jadwal
secara periodik dan berkesinambungan terhadap capaian pemantauan sesuai RPK
indikator dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) 2. Tersedia bukti
proses pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---cukup
jelas) 3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai hasil
10 pemantauan---cukup jelas)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak lanjut
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O) sesuai hasil pemantauan
dan penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana tidak
lanjut (DAUN/GAUN, dll---
10 cukup jelas)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan prosedur Pencatatan dan pelaporan
yang telah ditetapkan (D.W.O) pelaporan
10

Jumlah 50

KRITERIA 2.6.4
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Gizi
POKOK PIKIRAN
• Ibu hamil KEK apabila tidak ditangani akan berisiko melahirkan bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang menjadi salah satu penyumbang masalah stunting.
• ASI Eksklusif merupakan salah satu standar emas Pemberian Makan Bayi dan Anak yang akan berkontribusi berkurangnya kejadian Gizi Kurang dan stunting.
• Surveilan gizi berupaya memantau secara terus menerus masalah-masalah yang terjadi agar bila ada masalah cepat tertangani dan menjadi dasar untuk perencanaan yang baik
• Cakupan UKM Esensial Gizi diukur dengan 3 (tiga) indikator utama :
a. Puskesmas melaksanakan Surveilans Gizi (bukti pelakşanaan Surveilans
b. presentasi bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif.
c. pelaksanaan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita.
• Untuk mencapaİ kinerja pelayanan UKM Esensial GİZİ dilakukan upayaupaya promotifdan preventif sebagaİ berikut
a. Melaksanakan Surveilans GİZİ, melaluİ:
'- pengumpulan data dalam EPPGBM (elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat)
'- pengolahan dan analisis data EPPGBM
'- dişemınasi pemanfaatan data EPPGBM
'- pemberian PMT kepada ibu hamil KEK
'- pemberian TTD kepada İbu hamıl
'- pemberian TTD pada renıaja putri
b. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia kurang dari 6 bulan melalui:
'- Pelaksanaan KİE ASI Eksklusif kepada ibu hamil dan ibu balita
'- Pelaksanaan 10 Lanğkah Keberhasilan Menyusuİ
'- Pelaksanaan kegiatan Kelompok pen dukung İbu Menyusui dan ibu balita
c. Pelaksanaan Tata Laksana Gizi Buruk pada balita, melalui:
'- Tersedianya Tim Asuhan GİZİ yang kompeten dalam pencegahan dan Tata Laksana GİZİ Buruk pada halita
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
'- Puskesmas mempunyai Pedoman/NSPK/SOP dalam Tata Laksana Gizi Buruk pada balita
'- Tersedianya pelayanan Tata Laksana GİZİ Buruk (rawat j alan/ rawat ınap)
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerjâ pelayanan IJKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensid Gizi yang telah dilakukan meliputi:
a. Pelaksanaan EPPGBM yang memuat:
1) data şaşaran serta pemberian pmt bumil kek
2) pemberian TTD pada İhu hamil
3) pemberıan TTD pada remaja pu tri
b. Analisa dan disemİnasİ hasil EPPGBM
c. Adanya Tim Asuhan Gizi dalam penanganan dan Tata Laksana GİZİ Buruk, adaıpya pelaporan GİZİ buruk yang telah ditindak lanjutİ
d. Pelaksanaan KİE ASI Eksklusif pada ibu hamil dan ibu halita
e. Pelaksanaan konşeling Pemberian Makan Bayi dan Anak
• Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Gizi, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedür. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau pihak lainnya mengacu
kepada ketentuan peraturan perundangr undangan yang berlaku.

KRITERIA 2.6.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial Gizi 1. Ada data capaian Kinerja
(R.D) Gizi sesuai kebijakan
puskesmas (bulanan,
tigabulanan dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Gizi (Tahunan dan
10 bulanan)

EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja Gizi
mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Gizi sebagaimana sesuai RPK 2. Ada
pokok pikiran, yang sudah tercantum di dalam RPK sesuai jadwal pelaksanaan
dengan kebijakan, prosedur dan kerangka acuan kegiatan (Bulanan) 3.
yang telah ditetapkan (D.W.O) Tersedia bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN , catatan
10 pelaksanaan, dll---cukup
jelas)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut 1. Ada rencana atau jadwal
secara periodik dan berkesinambungan terhadap capaian pemantauan sesuai RPK
indikator dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) 2. Tersedia bukti
proses pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---cukup
jelas) 3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai hasil
10 pemantauan---cukup jelas)

EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak lanjut
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O) sesuai hasil pemantauan
dan penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana tidak
lanjut (DAUN/GAUN, dll---
10 cukup jelas)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan prosedur Pencatatan dan pelaporan
yang telah ditetapkan (D.W.O) pelaporan
10

Jumlah 50

KRITERIA 2.6.5
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diukur dengan 3 (tiga) indikator utama berdasarkan prioritas masalah dan transformasi layanan kesehatan primer di Puskesmas
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan kebijakan, pedoman dan panduan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindaklanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah dilakukan .
• Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat dan tepat waktu. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau
pihak lainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

KRITERIA 2.6.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1. Ada data capaian Kinerja
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (R.D) P2P sesuai kebijakan
puskesmas (bulanan,
tigabulanan dan tahunan)
2. Ada Indikator
10 Kinerja P2P (Tahunan dan
bulanan)

EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja P2P
mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Pencegahan dan sesuai RPK 2.
Pengendalian Penyakit sebagaimana pokok pikiran, yang Ada jadwal pelaksanaan
sudah tercantum di dalam RPK sesuai dengan kebijakan, (Bulanan) 3.
prosedur dan kerangka acuan kegiatan yang telah ditetapkan Tersedia bukti proses
(D.W.O) pelaksanaan
(DAUN/GAUN , catatan
10 pelaksanaan, dll---cukup
jelas)

EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut 1. Ada rencana atau jadwal
secara periodik dan berkesinambungan terhadap capaian pemantauan sesuai RPK
indikator dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) 2. Tersedia bukti
proses pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---cukup
jelas) 3. Tersedia
bukti tindak lanjut sesuai
10 hasil pemantauan---cukup
jelas)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak lanjut
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O) sesuai hasil pemantauan
dan penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana tidak
lanjut (DAUN/GAUN, dll---
10 cukup jelas)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan prosedur Pencatatan dan pelaporan
yang telah ditetapkan (D.W.O) 10 pelaporan

Jumlah 50

STANDAR 2.7.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
Puskesmas melaksanakan Upaya Kesehatan Masarakat (UKM] Pengembangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
KRITERIA 2.7.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Pengembangan
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melaksanakan upaya kesehatan masyarakat pengembangan berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja.
• Cakupan UKM Pengembangan diukur dengan 3 indikator utama Pengembangan yang ditetapkan oleh Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Pengembangan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan pedoman yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM Pengembangan dan upaya pencapaian kinerja yang telah dilakukan
• Pencatatan dan pelaporan UKM Pengembangan, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat dan tepat waktu. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau pihak lainnya mengacu kepada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KRITERIA 2.7.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Ditetapkan jenis - jenis pelayanan UKM Pengembangan SK penetapan Tersedia bukti proses
sesuai dengan hasil analisa. (R) jenis pelayanan penyusunan, pemilihan dan
penetappannya
10 (DAUN/GAUN, dll)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 2 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM SK Indikator 1. Ada data capaian Kinerja
Pengembangan. (R,D) (lihat juga KMP 1.8.1, UKM 2.9.5) UKM UKM Pengembangan sesuai
Pengembangan kebijakan puskesmas
(tidak harus (bulanan, tigabulanan dan
dibuat tahunan) 2. Ada
tersendiri) Indikator Kinerja UKM
Pengembangan (Tahunan
10 dan bulanan)

EP 3 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana atau jadwal
mencapai kinerja pelayanan UKM Pengembangan pemantauan sesuai RPK
sebagaimana pokok pikiran (D.W.O) 2. Tersedia bukti
proses pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---cukup
jelas) 3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai hasil
10 pemantauan---cukup jelas)

EP 4 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut 1.Ada rencana tindak lanjut
secara periodik dan berkesinambungan terhadap capaian sesuai hasil pemantauan
indikator dan upaya yang telah dilakukan. (D.W.O) dan penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana tidak
lanjut (DAUN/GAUN, dll---
10 cukup jelas)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan prosedur Pencatatan dan pelaporan
yang telah ditetapkan (D.W.O) pelaporan
10

Jumlah 50
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

STANDAR 2.8.
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja pelayanan UKM Puskesmas dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pelayanan UKM
Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan, kesesuaian dengan rencana, dan pemenuhan terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat. Pengawasan, pengendalian,
penilaian kinerja pelayanan UKM dilaksanakan dalam bentuk pemantauan dan supervisi pelaksanaan kegiatan pelayanan UKM dengan menggunakan indikator kinerja pelayanan UKM.
KRITERIA 2.8.1
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas melakukan supervisi untuk mengendalikan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas secara periodik
POKOK PIKIRAN
• Perbaikan terhadap pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas perlu dilakukan melalui pelaksanaan supervisi yang disusun secara periodik dengan jadwal yang jelas.
• Rencana dan jadwal kegiatan supervisi perlu diinformasikan kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas, sehingga pelaksana dapat mempersiapkan diri.
• Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab UKM Puskesmas melaksanakan kegiatan supervisi dan bersama Koordinator Pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas merencanakan tindak lanjut perbaikan dalam pengelolaan dan pelaksanaan
kegiatan UKM Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab (PJ) UKM memberitahukan kepada Koordinator Pelayanan terhadap rencana pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian
• Supervisi adalah pengawasan terhadap proses, kegiatan dan pelaksana kegiatan yang sedang melaksanakan kegiatan.
• Tahapan pelaksanaan supervisi sebagai berikut:
'a. Penyusunan jadwal kegiatan supervisi diinformasikan kepada koordinator dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas agar dapat menyiapkan bahan yang diperlukan.
'b. Bahan persiapan adalah analisis secara mandiri terhadap tugas yang akan disupervisi meliputi jadwal, KAK, dan SOP kegiatan.
'c. Supervisi dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM yang dilaksanakan secara langsung di tempat kegiatan.
'd. Jika ditemukan ketidaksesuaian atau hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan UKM, maka dilakukan pembahasan dan tindak lanjut perbaikan

KRITERIA 2.8.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Penanggung Jawab UKM menyusun kerangka acuan dan 1. Ada KAK Supervisi Pj
jadwal supervisi pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas. UKM 2.
(R,D) Ada Jadwal Supervisi Pj
10 UKM

EP 2 Kerangka acuan dan jadwal supervisi pelaksanaan pelayanan 1.Jadwal Supervisi


UKM Puskesmas diinformasikan kepada koordinator 2.Tersedia bukti proses
pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM . (D.W) penyampaian informasi KAK
dan jadwal (DAUN/GAUN---
10 cukup jelas)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 3 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM 1. Ada data dan informasi Pengisian data
Puskesmas melaksanakan analisis mandiri terhadap proses yang telah dikumpulkan pelaksanaan
pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas sebelum supervisi oleh masing masing kegiatan secara
dilakukan. (D,W) koordinator dan pelaksana mandiri
kegiatan 2. masing-masing
Tersedia hasil analisis koordinator
pelaksanaan kegiatan dan pelaksana
secara mandiri masing- UKM
10 masing koordinator dan
pelaksana UKM

EP 4 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas 1. Ada KAK Supervisi Pj
melakukan supervisi sesuai dengan kerangka acuan kegiatan UKM 2. Ada
supervisi dan jadwal yang disusun. (D,W) Jadwal Supervisi Kepala
Puskesmas 3. Ada
Jadwal Supervisi Pj UKM
4. Tersedia bukti proses
pelaksanaan supervisi
sesuai jadwal dan KAK
10 (DAUN/GAUN, dll---cukup
jelas)

EP 5 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas 1. Data hasil supervisi
menyampaikan hasil supervisi kepada Koordinator pelayanan Kapus 2. Data hasil
dan pelaksanan kegiatan (D,W) supervisi Pj UKM 3.
Bukti penyampaian Data
10 hasil supervisi
(DAUN/GAUN)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 6 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM 1. Catatan yang perlu
menindaklanjuti hasil supervisi dengan tindakan perbaikan ditindak lanjuti dari hasil
sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. (D,W) supervisi Kapus dan PJ UKM
yang perlu ditindaklanjuti
koordinator dan pelaksana
UKM 2. Bukti
telah dilakukan tindak
lanjut sesuai hasil supervisi
Kapus dan PJ UKM ---
10 Pembuktian sesuai jenis TL

Jumlah 60

KRITERIA 2.8.2.
Penanggung jawab UKM wajib melakukan pemantauan dalam upaya pelaksanaan kegiatan UKM sesuai dengan jadwal yang sudah disusun agar dapat mengambil langkah tindak lanjut untuk perbaikan
POKOK PIKIRAN
• Permasalahan atau ketidaksesuaian yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan UKM terkait dengan waktu, tempat, akses sasaran, pelaksana dan metode serta teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dapat menyebabkan terjadinya
perubahan jadwal pelaksanaan kegiatan UKM.
• Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan UKM sesuai jadwal yang disusun pada bulan sebelumnya digunakan untuk menuntaskan penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan yang disusun.

• Pelaksanaan pembahasan kesesuaian dilaksanakan dalam Lokakarya Mini bulanan untuk menghasilkan jadwal pelaksanaan kegiatan pada bulan berikutnya, dan dalam lokakarya mini triwulan untuk memantau peran lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan pelayanan UKM.
• Rencana pelaksanaan kegiatan yang sedang dilaksanakan dapat direvisi bila perlu, sesuai dengan perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat atau sasaran, serta usulan-usulan perbaikan yang rasional.
• Perbaikan terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan menjadi bagian dari pembahasan dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas.
• Pergeseran jadwal bisa terjadi antar bulan atau dengan melaksanakan perbaikan terhadap komponen jadwal seperti tempat, waktu, sasaran kegiatan, pelaksana, serta metode dan teknologi.
• Perubahan rencana pelaksanaan kegiatan dimungkinkan apabila terjadi perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat dan sasaran, maupun hasil perbaikan dan pencapaian kinerja. Perubahan rencana kegiatan
memperhatikan usulan-usulan dari pelaksana, lintas program, dan lintas sektor terkait
• Perubahan terhadap rencana tahunan harus dilakukan dengan alasan yang tepat sebagai upaya pencapaian yang optimal dari kinerja.

KRITERIA 2.8.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan pemantauan kesesuaian pelaksanaan kegiatan 1.Ada jadwal dan
terhadap kerangka acuan dan jadwal kegiatan pelayanan pemantauan yang
UKM. (D, W) direncanakan oleh PJ UKM.
2.Tersedia KAK
kegiatan UKM yang akan di
pantau.
3.Tersedia bukti
pelaksanaan pemantauan
10 sesuai jadwal

EP 2 Dilakukan pembahasan terhadap hasil pemantauan dan hasil 1. Tersedia data hasil
capaian kegiatan pelayanan UKM oleh Kepala Puskesmas, pemantauan pelaksanaan
Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan kegiatan UKM 2.
dan pelaksana kegiatan UKM dalam lokakarya mini bulanan Tersedia Bukti pembahasan
dan lokakarya mini triwulan. (D,W) melalui Minilokakarya
(GAUN/DAUN) ----dianggap
10 jelas

EP 3 Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan 1.Ada rencana tindak lanjut
dan pelaksana melakukan tindak lanjut perbaikan sesuai hasil pembahasan
berdasarkan hasil pemantauan. (D,W) dan pemantauan
2. Tersedia bukti
pelaksanaan tidak lanjut ---
(pembuktian mengikuti
10 jenis tindak lanjut)

EP 4 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM bersama 1.Ada penyesuaian rencana
Lintas Program dan Lintas Sektor terkait melakukan (jika diperlukan)
penyesuaian rencana kegiatan berdasarkan hasil perbaikan 2.Tersedia bukti proses
dan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan dan perbaikan jika ada
harapan masyarakat atau sasaran.(D,W) penyesuaian rencana
10 (diskusi, rapat, dll)
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 5 Penanggung jawab UKM Puskesmas menginformasikan 1.Ada jadwal baru atau
penyesuaian rencana kegiatan kepada koordinator penyesuaian rencana
pelayanan, pelaksanan kegiatan, sasaran kegiatan, lintas kegiatan yang akan di
program dan lintas sektor terkait. (D,W) kordinasikan
2. Tersedia bukti koordinasi
terhadap penyesuaian
rencana dengan
10 koordinator, pelaksana,
sasaran, LP dan LS

Jumlah 50

KRITERIA 2.8.3
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM melakukan upaya perbaikan terhadap hasil penilaian capaian kinerja pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Adanya ketetapan tentang indikator capaian kinerja pelayanan UKM yang disusun berdasar Standar Pelayanan Minimal, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi, dan KebiJakan/Pedoman
dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan kebijakan Puskesmas untuk masing- masing kegiatan UKM.
• Kegiatan pengumpulan hasil data capaian kinerja pelayanan UKM yang tercantum dalam laporan pelaksanaan pelayanan UKM disampaikan kepada penanggungjawab UKM setiap bulan dengan tetap memperhatikan periodisasi pembuatan dan
pengumpulan laporan.
• Penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan analisis terhadap capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja pelayanan UKM dan indikator mutu pelayanan UKM yang telah dikumpulkan untuk melihat
pencapaian kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan

KRITERIA 2.8.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Ditetapkan indikator kinerja pelayanan UKM. (R) 1. Ada SK
penetapan
Indikator
kinerja UKM
2.
Tersedia
lampiran
indikator
10 masing –
masing
pelayanan
UKM
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 2 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Tersedia data capaian
melakukan pengumpulan data capaian indikator kinerja pelayanan UKM (periode -
pelayanan UKM sesuai dengan periodisasi pengumpulan yang sesuai kebijakan
telah ditetapkan. (D,W) puskesmas) oleh
koordinator dan pelaksana
10 kegiatan (bulanan,
tigabulanan dan tahunan)

EP 3 Penanggung Jawab UKM dan Koordinator pelayanan serta 1.Tersedia data capaian
pelaksana kegiatan melakukan pembahasan terhadap pelayanan UKM sesuai
capaian kinerja bersama dengan lintas program. (D,W) periode yang dibutuhkan
atau mengacu pada
kebijakan Puskesmas
(bulanan, tigabulanan,
tahunan).
2.Ada Analisis capaian
dengan membandingkan
Indikator/ target Kinerja
masing-masing UKM
(Tahunan dan bulanan)
10 3. Ada bukti proses
pembahasan
(GAUN/DAUN)

EP 4 Disusun rencana tindaklanjut berdasarkan hasil pembahasan 1.Ada rencana tindak lanjut
capaian kinerja pelayanan UKM. (D,W) sesuai hasil pembahasan
capaian kinerja UKM
2.Tersedia bukti proses
10 penyusunan
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 5 Dilakukan pelaporan data capaian kinerja beserta kegiatan 1.Ada bukti pelaporan
UKM kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. (D) kinerja yang dikirim ke
Dinkes (periode laporan
sesuai kebijakan masing-
masing daerah)
2. BuktI pengiriman
pelaporan kinerja (bisa
terpisah, bisa bersama
10 dengan semua kegiatan
puskesmas

EP 6 Ada bukti umpan balik (feedback) dari Dinas Kesehatan Ada umpan balik dari
Daerah Kabupaten/kota terhadap laporan upaya perbaikan Dinkes terhadap laporan
capaian kinerja pelayanan UKM Puskesmas secara periodik. yang dikirim
(D) 10

EP 7 Dilakukan tindak lanjut terhadap umpan balik dari Dinas 1.Ada rencana tindak lanjut
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. (D) sesuai hasil umpan balik
dari Dinkes 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana tidak
lanjut (DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
3.Tersedia bukti tindak
10 lanjut

Jumlah 70

KRITERIA 2.8.4.
Penilaian kinerja terhadap penyelenggaraan pelayanan UKM dilaksanakan secara periodik untuk menunjukan akuntabilitas dalam pengelolaan pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bertanggung jawab dalam membudayakan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, konsisten dengan visi, misi dan tujuan Puskesmas.
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM menetapkan kebijakan dan prosedur penilaian kinerja pelayanan UKM
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung jawab UKM perlu melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan UKM secara periodik.
• Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menunjukkan akuntabilitas dalam pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas dan melakukan perbaikan jika hasil penilaian kinerja tidak mencapai target yang diharapkan.
• Penilaian tersebut dilakukan dalam rapat Kepala Puskesmas bersama dengan Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM.
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA 2.8.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab UKM, Koordinator 1. Ada rencana
pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan pembahasan kinerja yang
pembahasan penilaian kinerja paling sedikit dua kali setahun telah ditetapkan 2.
(D,W) Tersedia bukti proses
pembahasan kinerja sesuai
10 jadwal (DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

EP 2 Disusun rencana tindak lanjut terhadap hasil pembahasan 1.Ada rencana tindak lanjut
penilaian kinerja pelayanan UKM (D,W). sesuai hasil pembahasan
kinerja 2.Tersedia
bukti proses penyusunan
rencana tidak lanjut
10 (DAUN/GAUN, dll---cukup
jelas

EP 3 Hasil penilaian kinerja dilaporkan kepada dinas kesehatan 1. Ada Laporan kinerja
kabupaten/kota (D) sesuai tahun berjalan (siklus
pelaporan)
2.Ada bukti pengiriman
10 laporan kinerja dimaksud

EP 4 Ada bukti umpan balik (feedback) dari Dinas Kesehatan Ada umpan balik dari Dinas
Daerah Kabupaten/kota terhadap laporan hasil penilaian atas laporan yang dikirim
kinerja pelayanan UKM (D) 10

EP 5 Hasil umpan balik (feedback) dari dinas kesehatan daerah 1.Ada tindak lanjut atas
kabupaten/kota ditindaklanjuti. (D) umpan balik dari Dinas atas
laporan yang dikirim
2. Tersedia
10 bukti tindak lanjut

Jumlah 50

Total Skor 960


Total EP 960
DiKRITERIA /STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
CAPAIAN 100 100.00%
BAB.III. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan dan P

STANDAR 3.1.
Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari proses penerimaan pasien sampai dengan pemulangan dilaksanakan dengan me
KRITERIA 3.1.1.
3.1.1. Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai dengan kebutu
POKOK PIKIRAN
• Penerimaan pasien meliputi: pendaftaran pasien rawat jalan, pendaftaran pasien rawat
inap, dan
• Salah menahan
satu pasien untuk
cara melibatkan observasi
pasien atau stabilitasi.
dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara
berbagai titik waktu dalam proses pelayanan. Misalnya,
• Informasi dan penjelasan tentang infomed consent informed
di berikan consent
oleh dokterdiperoleh ketika pasien
yang bertanggung masuk
jawab yangrawat
akan inap dan sebe
melakukan tin
namun tetap
KRITERIA/STD/EP dengan sepengetahuan
Elemen Penilaian dokter yang
SKOR bertangjawab tersebut
FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
KRITERIA 3.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 1. Puskesmas
menyediakan informasi
yang jelas, mudah
diphamai dan mudah
diakses tentang tarif,
jenis pelayanan, alur
dan proses
pendaftaran, alur dan
proses pelayanan,
rujukan, dan 10
ketersediaan tempat
tidur untuk Puskesmas
perawatan/rawat inap
(D,W).

EP 2 2. Pendaftaran SK Kepala
dilakukan sesuai dengan Puskesmas
kebijakan, pedoman tentang Kebijakan
dan prosedur yang Pelayanan Klinis
ditetapkan dengan (mulai dari
menginformasikan hak pendaftaran
dan kewajiban serta sampai dengan
memperhatikan pemulangan dan
keselamatan pasien (R, 10 rujukan); SK Hak
O, W, S) dan Kewajiban

EP 3 3. Persetujuan umum
diminta saat pertama
kali pasien masuk rawat
jalan dan setiap kali
masuk rawat inap (D,W) 10
EP 4 4. Pasien/keluarga
pasien memperoleh
informasi mengenai
tindakan
medis/pengobatan
tertentu yang berisiko
yang akan dilakukan
sebelum memberikan
persetujuan atau
penolakan (informed 10
consent) termasuk
konsekuensi dari
keputusan penolakan
tersebut. (D)

EP 5 5. Tersedia kebijakan
dan prosedur yang
mangatur identifikasi
dan pemenuhan
kebutuhan pasien
dengan risiko, kendala 10
dan kebutuhan khusus.

Jumlah 50
kurang 3 ep
kelebihan kriteria 2, di draft tdk ada
STANDAR 3.2.
Pengkajian, Rencana Asuhan, dan Pemberian Asuhan dilaksanakan secara paripurna.
KRITERIA 3.2.1.
Proses kajian awal dilakukan secara paripurna dan mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Proses skrining dan proses Kajian pasien dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan pelaksanaan pelayanan
yang digunakan
• Kajian untuk menyusun
awal dilakukan oleh tenaga keputusan layanan klinis. Pelaksanaan
medis, keperawatan/kebidanan, danasuhan
disiplindan pendidikan
yang pasien/keluarga
lain meliputi: dilaksanakan
status fisis/neurologis/m
asesmen
• Tenaga medis dapat memberikan pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran edukasi,
nyeri, asesmen risiko jatuh, asesmen fungsional (gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko gizi, , kebutuhan gigi terted
secara tertulis. Pelimpahan wewenang tersebut hanya dapat dilakukan dalam keadaan tenaga medis tidak berada ditempat, d
KRITERIA 3.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 1. Dilakukan pengkajian SOP pengkajian
awal secara paripurna awal klinis
oleh tenaga yang (screening), yang
kompeten untuk meliputi kajian
mengidentifikasi medis, kajian
kebutuhan pelayanan penunjang medis,
sesuai panduan praktik misalnya kajian
klinis, termasuk gizi, dan kajian
penangan nyeri dan 10 keperawatan
dicatat dalam rekam
medik (R, D, O, W)

EP 2 2. Dalam keadaan SK pelimpahan


tertentu jika tidak wewenang
tersedia tenaga medis,
dapat dilakukan
pelimpahan wewenang
tertulis kepada perawat
dan/ atau bidan yang
telah mengikuti
pelatihan, untuk
melakukan kajian awal
medis dan pemberian 10
asuhan medis sesuai
kewenangan delegatif
yang diberikan. (R,D)

EP 3

3. Rencana asuhan
dibuat berdasarkan
hasil pengkajian awal, 10
dilaksanakan dan di
monitor, serta direvisi
berdasarkan hasil kajian
lanjut sesuai dengan
perubahan kebutuhan
pasien (D,W).
EP 4 4. Dilakukan asuhan
pasien termasuk jika
diperlukan asuhan
secara kolaboratif
sesuai rencana asuhan
dan panduan praktik
klinis dan/atau
prosedur-prosedur
asuhan klinis, agar tidak
terjadi pengulangan 10
yang tidak perlu dan
tercatat di rekam
medis. (D, W)

EP 5 5. Dilakukan
penyuluhan/pendidikan
kesehatan dan evaluasi
serta tindaklanjut bagi
pasien dan keluarga
dengan metode yang
dapat dipahami oleh 10
pasien dan keluarga.
(D,O)

Jumlah 50
kurang 1 ep
STANDAR 3.3.
Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan segera sebagai prioritas pelayanan.
KRITERIA 3.3.1.
Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk asesmen dan pelayanan sesegera mungkin sebagai bentuk pelaksanaan triase.
POKOK PIKIRAN
• Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar panduan praktik klinis untuk penanganan pasien gawat darur
• Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada pedoman tata laksana triase sesuai ketentuan perat
• Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera, termasuk melakukan deteksi dini tanda tand

KRITERIA 3.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Pasien diprioritaskan
atas dasar
kegawatdaruratan
sebagai tahap triase
sesuai dengan
kebijakan, pedoman 10
dan prosedur yang
ditetapkan. (W,O,S)
EP 2 2. Pasien gawat darurat SK, Pedoman dan
yang perlu dirujuk ke SOP Rujukan
FKRTL, diperiksa dan
dilakukan stabilisasi
terlebih dahulu sesuai
kemampuan
Puskesmas dan
dipastikan dapat
diterima di FKRTL sesuai
dengan kebijakan, 10
pedoman dan prosedur
yang ditetapkan. (D,O)

Jumlah 20

STANDAR 3.4
Pelayanan anastesi lokal dan tindakan di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar
KRITERIA 3.4.1
Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
POKOK PIKIRAN
• Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan kelu
membutuhkan lokal anestesi. Pelaksanaan anestesi lokal tersebut harus memenuhi standar dan peraturan perundang-undan
KRITERIA 3.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Pelayanan anestesi lokal
dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang
kompeten sesuai
dengan kebijakan dan 10
prosedur . (D, O, W)

EP 2 Jenis, dosis dan teknik


anestesi lokal dan
pemantauan status
fisiologi pasien selama
pemberian anestesi
lokal oleh petugas dan 10
dicatat dalam rekam
medis pasien (D)

Jumlah 20

STANDAR 3.5
Terapi gizi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan perundang-undangan
KRITERIA 3.5.1
Pemberian terapi makanan dan terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara
POKOK PIKIRAN
• Terapi Gizi kepada pasien dengan resiko gangguan gizi di Puskesmas diberikan secara reguler sesuai dengan rencana asuhan
Asuhan Gizipasien
• Keluarga Terstandar
dapat(PAGT) yang tercantum
berpartisipasi di dalam Pedoman
dalam menyediakan makananPelayanan Gizidan
bila sesuai di Puskesmas.
konsisten dengan kajian kebutuhan pasie
berkompeten dan disimpan dalam kondisi yang baik untuk mencegah kontaminasi
KRITERIA 3.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Disusun rencana asuhan
gizi berdasar kajian
kebutuhan gizi pada
pasien sesuai dengan
kondisi kesehatan dan
kebutuhan pasien. (D) 10

EP 2 2. Makanan disiapakan
dan disimpan dengan
cara yang baku untuk
mengurangi risiko
kontaminasi dan 10
pembusukan (D,W).

EP 3 Distribusi dan
pemberian makanan
dilakukan sesuai jadwal
dan pemesanan dan
didokumentasikan. (D, 10
W)

EP 4 Pasien dan/ atau


keluarga diberi edukasi
tentang pembatasan
diit pasien dan
keamanan/kebersihan
makanan, bila keluarga
ikut menyediakan
makanan bagi pasien. 10
(D)

EP 5 Proses kolaboratif
digunakan untuk
merencanakan,
memberikan dan 10
memantau terapi gizi.
(D,W)
EP 6 Respons pasien
terhadap terapi gizi
dipantau dan dicatat
dalam rekam medisnya. 10
(D)

Jumlah 60
kurang 1 ep
STANDAR 3.6
Pemulangan dan tindak lanjut pasien dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
KRITERIA 3.6.1
Pemulangan
dan tindak
lanjut pasien
yang bertujuan
untuk
kelangsungan
layanan
dipandu oleh
prosedur yang
baku

POKOK PIKIRAN
• Pemulangan pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan oleh dokter/dokter gigi yang bertanggung jawab terhadap p
akan memperoleh
• Informasi tentangtindak lanjut
resume pelayanan
pasien sesudah
pulang yang dipulangkan,
diberikan kepada misalnya pasien rawat
pasien/ keluarga pada jalan yang tidak memerlukan
saat pemulangan atau rujukanperawa
ke fas
lanjut yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil pelayanan yang optimal.
KRITERIA 3.6.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Dokter/dokter gigi, SK dan SOP
perawat/bidan, dan pemulangan dan
pemberi asuhan yang tindak lanjut
lain melaksanakan pasien
pemulangan, rujukan
dan asuhan tindak
lanjut sesuai dengan 10
rencana yang disusun
dan kriteria
pemulangan. (D)
EP 2 Resume medis
diberikan kepada pasien
dan pihak yang
bekepentingan saat
pemulangan atau
rujukan. (D, O, W)

10

Jumlah 20

STANDAR 3.7
Rujukan
KRITERIA 3.7.1
Pelaksanaan rujukan dilakukan sesuai dengan ketentuan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan mengacu pada ke
POKOK PIKIRAN
• Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan yang kompeten terus memantau kondisi pasien, dan fasilita
pasien
• Pada dan
saat tindakan yangditelah
serah terima dilakukan.
tempat rujukan, petugas yang mendampingi pasien memberikan informasi secara lengkap (SBAR)

KRITERIA 3.7.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Pasien/keluarga pasien SK dan SOP
memperoleh informasi prosedur rujukan
rujukan dan memberi
persetujuan untuk
dilakukan rujukan
berdasarkan kebutuhan
pasien dan kriteria
rujukan untuk
menjamin 10
kelangsungan layanan
ke fasilitas kesehatan
yang lain (D, W)
EP 2 Dilakukan komunikasi
dengan fasilitas
kesehatan yang
menjadi tujuan rujukan
dan tindakan stabilisasi
pasien sebelum dirujuk
sesuai kondisi pasien,
indikasi medis dan
kemampuan dan
wewenang yang dimiliki
agar keselamatan
pasien selama 10
pelaksanaan rujukan
dapat terjamin. (D,W)

EP 3 Dilakukan serah terima


pasien yang disertai
dengan informasi yang
lengkap (SBAR) kepada
petugas.

10

Jumlah 30

KRITERIA 3.7.2
Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari FKRTL
POKOK PIKIRAN
• Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pasien yang dirujuk balik dari FKRTL dilaksanakan tindak lanjut sesuai dengan u
• Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut atau fasilitas kesehatan
proses kajian dengan memperhatikan rekomendasi umpan balik rujukan.
KRITERIA 3.7.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Dokter/dokter gigi SK dan SOP
penangggung jawab asuhan pasien
pelayanan melakukan rujuk balik FKTRL
kajian ulang kondisi
medis sebelum
menindaklanjuti umpan
balik dari FKRTL sesuai
dengan kebijakan dan 10
prosedur yang
ditetapkan. (D,O)

EP 2 Dokter/dokter gigi
penanggung jawab
pelayanan melakukan
tindak lanjut terhadap
rekomendasi umpan
balik rujukan sesuai
dengan kebijakan dan 10
prosedur yang
ditetapkan. (D,O,W)

EP 3 Monitoring dalam
proses rujukan balik
harus di catat dalam 10
form monitoring. (D)

Jumlah 30

STANDAR 3.8
Penyelenggaraan Rekam Medis
KRITERIA 3.8.1.
Tata kelola penyelenggaraan rekam medis dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
POKOK PIKIRAN
• Penyelenggaraan Rekam Medis dilakukan secara berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien pulang, dirujuk atau men
- Registrasi pasien
- Pendistribusian rekam medis
- Isi rekam medis dan pengisian informasi klinis
- Pengolahan data dan pengkodean
- Klaim pembiayaan
- Penyimpanan rekam medis
- Penjaminan mutu
- Pelepasan informasi kesehatan
- Pemusnahan rekam medis
• SK Pelayanan Rekam Medis yang minimal mengatur : bentuk rekam medis, simbol dan singkatan, registrasi pasien, pendistr
pengolahan data dan pengkodean, klaim pembiayaan, penyimpanan rekam medis, penjaminan mutu, pelepasan informasi ke
KRITERIA 3.8.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Penyelenggaraan rekam SK Pelayanan
medis yang meliputi a Rekam Medis;
sampai dengan i Pedoman
termasuk riwayat alergi pelayanan rekam
obat, dilakukan sesuai medis; SOP
dengan kebijakan dan pelayanan rekam
prosedur yang 10 medis
ditetapkan. (D, O, W)

EP 2 Rekam Medis diisi


secara lengkap dan
dengan tulisan yang
terbaca serta harus
dibubuhi nama, waktu
dan tanda tangan
Dokter, Dokter Gigi dan
atau Tenaga Kesehatan
yang melaksanakan
pelayanan kesehatan
perseorangan, serta
apabila ada kesalahan
dalam melakukan
pencatatan di rekam
10
medis dilakukan koreksi
sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan. (D, O, W)

Jumlah 20

STANDAR 3.9
Penyelenggaraan Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.9.1
Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Regulasi pelayanan laboratorium perlu disusun sebagai acuan, yang meliputi kebijakan dan pedoman, serta prosedur-prosed
a. jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
b. waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
c. pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi
d. proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen
e. pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar
f. proses pemeriksaan laboratorium
g. kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium
h. penggunaan alat pelindung diri
i. pengelolaan reagen
• Yang perlu diperhatikan di laboratorium : Simbol dan pelabelan reagensia B3, Penyimpanan Reagensia B3, Ketersediaan MSD
dilakukan jika terjadi
• SK Pelayanan pajanan yang mengatur jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan m
Laboratorium
pemeriksaan
• SOP pelayananlaboratorium, pemeriksaan
laboratorium laboratorium
seperti permintaan, yang berisiko
penerimaaan, tinggi, proses
pengambilan danpermintaan pemeriksaan,
penyimpanan penerimaan spe
spesimen, pengelolaan rea
pihak yang membutuhkan, serta pengelolaan limbah medis dan bahan berbahaya dan beracun (B3)
KRITERIA 3.9.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Kepala Puskesmas SK Pelayanan
menetapkan nilai Laboratorium,
normal, rentang nilai Pedoman
rujukan untuk setiap pelayanan
jenis pemeriksaan yang laboratorium, SOP
disediakan, dan nilai 10 pelayanan
kritis pemeriksaan laboratorium
laboratorium.(R)

EP 2 Reagensia esensial dan


bahan lain tersedia
sesuai dengan jenis
pelayanan yang
ditetapkan, pelabelan
dan penyimpanannya,
termasuk proses untuk
menyatakan jika
reagen tidak tersedia. 10
(D, W)

EP 3 Penyelenggaraan
pelayanan laboratorium
yang meliputi a sampai
dengan i, dilaksanakan
sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang 10
ditetapkan. (D, O, W)
EP 4 Dilakukan pemantapan
mutu internal dan
pemantapan mutu
eksternal terhadap
pelayanan laboratorium
sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan dan
dilakukan perbaikan jika 10
terjadi penyimpangan
(D,O,W)

EP 5 Dilakukan evaluasi dan


tindak lanjut waktu
pelaporan hasil
pemeriksaan
laboratorium.(D,W)
10

Jumlah 50

STANDAR 3.10
Penyelenggaraan Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan farmasi di Puskesmas terdiri dari:
a. Pengkajian resep dan penyerahan obat
b. Pemberian informasi obat (PIO)
c. Konseling
d. Visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Rekonsiliasi obat
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
g. Evaluasi penggunaan obat
• Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) terdiri dari:
a.Perencanaan kebutuhan
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsiapan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
• SK, Pedoman dan SOP Pelayanan kefarmasian minimal mengatur pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, pelayanan farma
formularium obat, obat yang perlu diwaspadai, obat emergensi
KRITERIA 3.10.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Tersedia daftar SK, Pedoman dan
formularium obat SOP Pelayanan
puskesmas. (D) 10 kefarmasian

EP 2 Dilakukan pengelolaan
sediaan farmasi dan
bahan medis habis
pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai
dengan pedoman dan 10
prosedur yang telah
ditetapkan. (D,O,W)

EP 3 Dilakukan rekonsiliasi
obat, dan pelayanan
farmasi klinik oleh
tenaga kefarmasian
sesuai dengan prosedur 10
yang telah ditetapkan.
(D,O,W)

EP 4 Dilakukan kajian resep


dan pemberian obat
dengan benar pada
setiap pelayanan
pemberian obat (D, O, 10
W)

EP 5 Dilakukan edukasi pada


setiap pasien tentang
indikasi dan cara
penggunaan obat. 10
(D,O,W)
EP 6 Obat emergensi
tersedia pada unit-unit
dimana diperlukan, dan
dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan
yang bersifat
emergensi, dipantau
dan diganti tepat waktu 10
setelah digunakan atau
bila kadaluarsa. (O, D,
W)

EP 7 Dilakukan evaluasi dan


tindak lanjut
ketersediaan obat,
kesesuaian peresepan
dengan formularium.
(D,W)
10

Jumlah 70

Total Skor 420


Total EP 420
CAPAIAN 100
hatan Perseorangan dan Penunjang (UKPP)

n dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan mutu pelayanan.

fisien sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan hak dan kewajiban pasien dan keluarga

manya adalah dengan cara memberikan informed consent. lnformed consent dapat diperoleh pada
masuk
ab yangrawat
akan inap dan sebelum
melakukan suatu
tindakan atautindakan atauapabila
dokter lain pengobatan
doktertertentu yang berisiko.
yang bersangkutan berhalangan
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

Proses Pemahaman simulasi


pelayanan petugas ttg hak petugas ttg
rawat dan kewajiban pelayanan yang
jalan/rawat pasien memperhatikan
inap yang hak dan
memperhatik kewajiban
an hak dan pasien
kewajiban
pasien
Dokumen bukti
pelaksanaan Informed
Concent

ien/keluarga.

dan pelaksanaan pelayanan oleh petugas kesehatan profesional dan/atau tim kesehatan antar profesi
:sien/keluarga dilaksanakan sesuai
status fisis/neurologis/mental, rencana yang disusun,
psikososiospiritual, dipandu
ekonomi, olehkesehatan,
riwayat kebijakan dan prosedur,
riwayat alergi,dan
gizi, , kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan.
atau kedokteran gigi tertentu kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain
dis tidak berada ditempat, dan/atau karena keterbasatan ketersediaan tenaga medis.
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Bukti pelaksanaan Proses wawancara
pengkajian awal secara pengkajian pada petugas:
paripurna yang tercatat awal, Skrining acuan dalam
dalam rekam medik visual memberikan
pelayanan/asuh
an

Bukti pelaksanaan
pelatihan dalam rangka
pelimpahan wewenang
Bukti pelaksanaan Pemahaman
asuhan kolaboratif yang petugas
tercatat dalam rekam tentang
medis kolaborasi
dalam
pemberian
asuhan

Bukti pelaksanaan Pelaksanaan


penyuluhan/pendidikan penyuluhan/p
kesehatan dan evaluasi endidikan
serta tindaklanjut bagi kesehatan
pasien dan keluarga bagi pasien
dan keluarga

bentuk pelaksanaan triase.

nganan pasien gawat darurat dengan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan


ase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
kan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit menular misalnya infeksi melalui udara/airborne.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Pelaksanaan Pemahaman Simulasi
triage petugas pelaksanaan
terhadap triage
prosedur triage
Bukti pelaksanaan
stabilisasi sebelum
rujukan, observasi
selama rujukan

angan yang berlaku

at, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan tindakan tindakan yang
eraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur yang berlaku di Puskesmas.
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Pelaksanaan anestesi
lokal tercatat dalam
form pemantauan
anestesi lokal; Laporan
operasi tindakan bedah
minor

Rekam medik yang


mencatat jenis, dosis
dan teknik anestesi
lokal dan pemantauan
status fisiologi pasien
selama pemberian
anestesi lokal oleh
petugas
suhan klinis tersedia secara reguler.

uai dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian status gizi dan kebutuhan pasien sesuai Proses
gan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan dari petugas kesehatan yang

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Asuhan gizi

Jadwal dan monitoring


pemberian makan

Lembar pendidikan dan


penyuluhan

Rekam medis mencatat


asuhan medis dan
asuhan gizi
Rekam medis mencatat
respon terapi gizi

anggung jawab terhadap pasien untuk memastikan bahwa kondisi pasien layak untuk dipulangkan dan
tidak memerlukan
langan atau rujukanperawatan rawat
ke fasilitas inap, pasien
kesehatan rawat
yang lain inap tidak
diperlukan lagi
agar memerlukan perawatan
pasien/keluarga memahamirawat
tindak

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Discharge planning
Resume medis yang
berisi tentang: riwayat
kesehatan,
pemeriksaan fisik,
pemeriksaan
diagnostik, indikasi
pasien rawat inap,
diagnosis dan
komorbiditas lain,
prosedur tindakan dan
terapi yang telah
diberikan, obat yang
sudah diberikan dan
obat untuk pulang,
kondisi kesehatan
pasien, instrusi tindak
lanjut dan dijelaskan
kepada pasien

pkan dan mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan.

kondisi pasien, dan fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis
masi secara lengkap (SBAR) tentang kondisi pasien kepada petugas penerima transfer pasien.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Persetujuan rujukan
Rekam medis yang
berisi komunikasi
petugas dengan fasilitas
kesehatan rujukan;
berisi catatan stabilisasi
pasien sebelum dirujuk
ke FKTRL. Cecklist
persiapan rujukan.
Cecklist monitoring
selama rujukan.

Form serah terima


pasien. Dokumen
resume pasien diisi
lengkap, serta bukti
serah terima pasien
yang dilengkapi dengan
SBAR, stempel FKTRL
serta nama petugas
yang menerima rujukan

ndak lanjut sesuai dengan umpan balik rujukan dan dicatat dalam rekam medis.
jut atau fasilitas kesehatan lain, maka tindak lanjut dilakukan sesuai prosedur yang berlaku melalui

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


rekam medis yang berisi pelaksanaan
kajian ulang oleh pengkajian
dokter/ dokter gigi ulang kondisi
tentang kondisi pasien pasien
program rujuk balik program rujuk
balik

rekam medis yang berisi pelaksanaan


tentang tindak lanjut tindak lanjut
program rujuk balik terhadap
rekomendasi
umpan balik
rujukan

Form monitoring PRB

g-undangan.

n pulang, dirujuk atau meninggal, meliputi kegiatan :

registrasi pasien, pendistribusian rekam medis, isi rekam medis dan pengisian informasi klinis,
utu, pelepasan informasi kesehatan, pemusnahan rekam medis, koreksi pengisian rekam medis
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Form rekam medis dan
kelengkapan pengisian
rekam medis, bukti
pelaksanaan penilaian
kelengkapan rekam
medis, berita acara
pemusnahan rekam
medis, dsb

Bukti kelengkapan
pengisian rekam medis
termasuk waktu, nama
dan tanda tangan PPA,
bukti koreksi pengisian
rekam medis sesuai
dengan SK dan SOP

dang-undangan.

man, serta prosedur-prosedur pelayanan laboratorium yang mengatur tentang:


mampuan Puskesmas

ediakan pelayanan di luar jam kerja


ensia B3, Ketersediaan MSDS untuk tiap reagensia B3, yang dilakukan jika terjadi tumpahan, yang
esuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas, waktu penyerahan hasil
meriksaan, penerimaan specimen,
spesimen, pengelolaan pengambilan,
reagen, pelaksanaan dan penyimpanan
pemeriksaan, specimen,pelayanan
dan penyampaian pemeriksaan
hasil pemeriksaan di
kepada
3)
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Form hasil
pemeriksaan
laboratorium
mencantumkan nilai
normal dan nilai
rentang rujukan

Bukti penyimpanan
dan pelabelan
reagensia sesuai
dengan regulasi (check
list), bukti perhitungan
kebutuhan reagensia
termasuk buffer stock,
bukti pemesanan
reagensia, check list
monev ketersediaan
reagensia

Hasil monev kepatuhan


terhadap prosedur
pelayanan lab dan TL,
bukti monitoring
penggunaan APD dan
TL
Bukti pelaksanaan PMI
dan PME Bukti
pelaksanaan perbaikan
bila terjadi
penyimpangan

Form hasil
pemeriksaan
laboratorium Hasil
pemantauan pelaporan
hasil pemeriksaan
laboratorium

ang-undangan.
an BMHP, pelayanan farmasi, peresepan obat termasuk psikotropika dan narkotika, obat kadaluarsa,

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Formularium
Puskesmas

LPDP serta bukti


pengawasan
pengelolaan dan
penggunaan obat oleh
Dinas Kesehatan, kartu
stok, bukti penanganan
obat kadaluarsa

Form rekonsiliasi obat,


bukti asuhan farmasi
dalam rekam medis

Bukti kajian/telaah
resep

Bukti pelaksaaan PIO


Bukti penyediaan obat
emergensi serta
monitoringnya

Hasil evaluasi dan


tindak lanjut
ketersediaan obat
terhadap formularium
Hasil evaluasi dan
tindak lanjut
kesesuaian resep
dengan formularium

100.00%
BAB IV. PROGRAM PRIORITAS NASIONAL (PPN)

Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :

STANDAR 4.1. PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING


Puskesmas melaksanakan pencegahan dan penurunan stunting beserta pemantauan dan evaluasinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
KRITERIA 4.1.1.
Pencegahan dan penurunan stunting direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi dengan melibatkan lintas program, lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
POKOK PIKIRAN
• Pencegahan dan penurunan stunting merupakan salah satu fokus program Pemerintah yang bertujuan agar anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang s siap untuk belajar
serta berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
• Upaya pencegahan dan penurunan stunting tidak dapat dilakukan Oleh sektor kesehatan saja, tetapi perlu dilakukan pemberdayaan lintas sektor dan masyarakat melalui perbaikan pola makan, pola asuh, dan sanitasi serta akses terhadap A Air bersih.

• Upaya pencegahan dan penurunan stunting dilakukan terintegrasi lintas program antara lain dalam pelayanan pemeriksaan kehamilan, imunisasi, kegiatan promosi dan konseling (menyusui dan gizi), pemberian suplemen dan kekegiatan internvesi
lainnya.
• Integrasi lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting antara Iain dilakukan melalui advokasi, sosialisasi, kepada tokoh masyarakat, keluarga, masyarakat serta sasaran program serta intervensi Iainnya.
• Dalam pencegahan dan penurunan stunting dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan layanan dan cakupan Intervensi gizi sensitif (lintas sektor) dan intervensi gizi spesifik (lintas program) sesuai dengan pedoman yang berlaku.

• Intervensi gizi sensitif antara Iain meliputi:


a) perlindungan sosial
b) penguatan pertanian
c) perbalkan air dan sanitasi lingkungan
d) keluarga berencana
e) perkembangan anak usia dini
f) kesehatan mental ibu
g) perlindungan anak
h) pendidikan dalam kelas
• Intervensi gizi spesifik meliputi.
1) pemberian Tablet Tambah Darah (TPD) pada remaja puteri
2) pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)) pada ibu hamil
3) pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
4) promosi/konseling IMD, ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI yang tepat/PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak)
5) pemantauan pertumbuhan dan perkernbangan balita
6) tata laksana balita gizi buruk
7) pemberian vitamin A bayi dan balita
8) pemberian makanan tambahan untuk balita kurus
9) penganekaragaman makanan
10) perilaku pemberian makanan dan situasi
11) suplementasi/fortifikasi gizi mikro
12) manajemen dan pencegahan penyakit
13) intervensi gizi dalam kedaruratan
14)kampanye asupan protein hewani pada ibu hamil, ASI Eksklusif dan MP ASI pada bayi dan balita

• Dalam pencegahan dan penurunan stunting harus dapat menjamin terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang akurat dan sesuai prosedur terutama pengukuran tinggi badan menurut umur (TB/U) dan perkembangan ballta.
• Pencatatan dan pelaporan pelayanan pencegahan dan penurunan stunting, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedur. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten / Kota dan/atau
pihak lainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman, panduan yang berlaku, misal dengan merujuk
pada metode analisa situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program pencegahan dan penurunan stunting disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah gizi di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terintegrasi dengan RUK dan
RPK pelayanan UKM dan UKPP.

KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA 4.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja stunting disertai Ada SK Ada bukti pelaksanaan Bagaimana
analisis capaiannya (R,D,W) Indikator dan program stunting cara
target kinerja disertai analisisnya puskesmas
stunting (penanggung
jawab/koordin
ator program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
10 harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 2 Ditetapkan program pencegahan dan penurunan stunting. (R) Ada SK,
pedoman,
panduan , KAK,
SOP program
pencegahan
10 dan penurunan
stunting

EP 3 Kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dalam bentuk 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
intervensi gizi spesifik dan sensitif dikoordinasikan dan PENURUNAN PELAKSANAAN
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama STUNTING KEGIATAN
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan kebijakan, PUSKESMAS , 1.NOTULEN LOKMIN
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan yang telah SK TIM LP DAN LS
ditetapkan. (R, D, O, W) PENURUNAN 2.LAPORAN MMD
STUNTING 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS GIZI
PANDUAN
PENURUNAN
STUNTING
10 3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
GIZI
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 4 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap 1. Ada rencana atau
pelaksanaan program pencegahan dan penurunan stunting (D, jadwal pemantauan
W). sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
10 penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota sesuai dengan prosedur Pencatatan dan dan pelaporan
yang telah ditetapkan. (D-W-O) 10 pelaporan

Jumlah 50

STANDAR 4.2. PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI(AKB)
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir beserta pemantauan dan evaluasinya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
KRITERIA 4.2.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan kesehatan ibu hamil adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga melahirkan
• Pelayanan kesehatan pada ibu hamil, persalinan, masa sesudah melahirkan, dan bayi baru lahir dilakukan sesuai dengan standar dalam pedoman yang berlaku.
• Upaya pelayanan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan terintegrasi dengan lintas program dalam rangka penurunan stunting.
• Pelayanan pada masa kehamilan meliputi pelayanan sesuai standar kuantitas dan standar kualltas.
1) Standar kuantitas adalah Kunjungan 6 kall selama periode kehamilan (K6) dengan ketentuan:
a) Satu kali pada trimester per-tama.
b) Dua kali pada trimester kedua.
c) Tiga kali pada trimester ketiga
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
2) Standar Kualitas yaltu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T meliputi:
a) Pengukuran berat badan dan tinggi badan
b) Pengukuran
b) tekanan
Pengukuran darah.
tekanan darah.
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
c)
d) Pengukuran tinggi puncak rahim Atas
Pengukuran Lingkar Lengan (LILA).
(fundus u teri)-
e)
d)Penentuan Presentasi
Pengukuran Janm
tinggi dan rahim
puncak Denyut Jantung
(fundus Janin (DJJ) Pemberian Imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
u teri)-
g)
e)Pemberian
Penentuantablet tambah
Presentasi darah
Janm danminimal
Denyut 90 tablet.Janin (DJJ)
Jantung
h) Tes Laboratorium.
i)f)Tatälaksana/
Pemberian Imunisasi
penanganan sesuai dengan status imunisasi.
kasus.
j)g)TemuPemberian
wicara (konseling)
tablet tambah darah minimal 90 tablet.
h)h)Tes Laboratorium.
Tes Laboratorium.
i)
i)i)Tatälaksana/
Tatälaksana/ penanganan
penanganan kasus.
kasus.kasus.
j) TemuTatälaksana/ penanganan
wicara (konseling)
j)j)Temu
Temuwicara
wicara(konseling)
(konseling)
• Pelayanan Kesehatan ibu bersalin, yang selanjutnya disebut persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu sejak dimulainya persalinan hlngga 6 (enam) jam sesudah melahirkan.

• Adapun Pelayanan pada masa persalinan sesuai standar meliputi:


1 ) Persalinan normal.
2) Persahnan dengan komplikasi
• Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal (APN) sesuai standar.
1 ) Dilakukan di fasilitas kesehatan.
2) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
a) Dokter dan bidan , atau
b) 2 (dua) orang bidant atau
c) Bidan dan perawat.

• Standar persalinan dengan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan Kesehatan lbu di FKTP dan FKRTL
• Pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian yang dilakukan ditujukan pada ibu selama nifas (6 jam - 42 hari sesudah melahirkan).
• Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan dilakukan minimal 4 kali:
1) Pelayanan pertama dilakukan pada waktu 6-48 jam setelah persalinan
2) Pelayanan kedua dilakukan pada waktu 3-7 hari setelah persalinan
3) Pelayanan ketiga dilakukan pada waktu 8-28 hari setelah persalinan
4) Pelayanan keempat dilakukan pada waktu 29-42 hari setelah persalinan.
Dengan ruang lingkup meliputi:
1) pemeriksaan status mental ibu
2) pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
3) pemeriksaan tinggi fundus uteri
4) pemeriksanaan Jochia dan perdarahan
5) pemeriksanaan jalan lahir
6) pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Eksklusif
7) pemberian kapsul vitamin A
8) pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
9) konseling
10) identifikasi risiko dan komplikasi
11) penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada nifas

• Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai standar. Pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan pada umur 0-28 hari.
• Pelayanan bayi baru lahir meliputi pelayanan sesuai standar kuantitas dan standar kualitas.
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
1) Pelayanan standar kuantitas adalah kunjungan minimal 3 kali selama periode neonatal, dengan ketentuan:
a) Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
b) Kunjungan Neonatal 2 (KN2) 3 -7 hari
c) Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8 - 28 hari
2) Standar kualitas:
a) Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6 jam).
Perawatan neonatal esensial saat lahir meliputi:
(1) perawatan neontarus pada 30 detik pertama
(2) menjaga bayi tetap hangat
(3) pemotongan dan perawatan tali pusat
(4) inisiasi Menyusu Dini (IMD).
(5) Pemberian identitas
(6) injeksi vitamin Kl.
(7) pemberian salep/tetes mata antibiotik.
(8) Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
(9) Penentuan usia gestasi
(10) pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0).
(11) Pemantauan tanda bahaya
(12) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat waktu ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu
b) Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6jam - 28 hari).
Perawatan neonatal esensial setelah lahir meliputi
(1) menjaga bayi tetap hangat
(2) konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif.
(3) memeriksa kesehatan dengan menggunakan standar Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan buku KIA).
(4) pemberian vitamin Kl bagi yang lahir tidak di fasilitas kesehatan atau belum mendapatkan injeksi vitamin KI.
(5) imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan.
(6) Perawatan metode kanguru bagi Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) (7) penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi
• Pada kasus emergensi baik maternal maupun neonatal ditetapkan standar pelayanan sesuai dengan pedoman PONED di Puskesmas.
• Bagi Puskesmas yang memberikan pelayanan persalinan harus melakukan pelayanan dan penyediaan alat, obat dan prasarana pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir termasuk standar alat kegawatdaruratan maternal sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

• Untuk menjamin kesuksesan pelaksanaan program penuruan angka kematian ibu dan angka kematian neonatus dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif dengan melibatkan Lintas Program dan Lintas Sektor dan memberdayakan
masyarakat. Bentuk keterlibatan dalam kegiatan ini bisa berupa terbentuknya koordinasi dalam tim yang bertujuan untuk menurukan AKI dan AKN di tingkat kecamatan, Desa Siaga dengan pendekatan P4K, Suami Siaga dan kegiatan pemberdayaan
lainnya.

• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan dilakukan analisis capaian. Analisis capaian indikator dilakukan dengan metode analisis sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, misal dengan merujuk
pada metode analisis situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, masa sesudah melahirkan, dan bayi baru lahir, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedur, meliputi cakupan
program kesehatan keluarga, pencatatan kohor, pelaporan kematian ibu, bayi lahir mati dan kematian neonatal serta
pengisian dan pemanfaatan buku KIA. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau pihak lainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Rencana program penurunan AKI dan AKB disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah imunisasi di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terintegrasi dengan RUK dan
RPK pelayanan UKM dan UKPP.
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

2. DITETAPKAN PROGRAM PENURUNAN AKIDAN AKB. (R) (LIHATSTANDAR1.1 DAN 2.1)

CONTOH ANALISIS MASALAH


HASIL EVALUASI DATA KINERJA PERUMUSAN MASALAH

1. IDENTIFIKASI
MASALAH

HASIL IKH 2. PRORITAS MASALAH


POLA PENYUSUNAN RUK MENGIKUTI POLA YANG ADA DI BAB II SESUAI DENGAN PEDOMAN MANAJEMEN PUSKESMAS

3. PENENTUAN AKAR
MASALAH

DATA PIS PK

4. ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Be rdasarkan analisis masalah di atas tahap b erikutnya adalah menyusun p rog ram
kegiatan yang akan d ilakukan. Contoh p rog ram untuk meningkatkan cakupan
p ersalinan Nake s dalam rang ka penurunan AKI antara lain:
5. RUK,RPK MASUK KE RUK, RPK DAN BUATKAN KAK
 Partne rship dukun d an b idan Terintegrasi dengan usulan
 Penyediaan fasilitas tempat tingg al bag i b id an desa keg iatan UKM lainnya (RUK)
 Peng uatan peran LS me lalui Ge rakan Sayang Ib u, d kk Puskesmas (1.1, 2.1)

KRITERIA 4.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja pelayanan Ada SK Ada bukti pelaksanaan Bagaimana
kesehatan ibu, bayi dan balita yang disertai capaian dan Indikator dan pelayanan kesehatan cara
analisisnya. (R,D) target ibu, bayi dan balita puskesmas
pelayanan disertai analisisnya (penanggung
kesehatan ibu, jawab/koordin
bayi dan balita ator program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
10 harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran

EP 2 Ditetapkan program penurunan AKI dan AKB. (R, D, W) Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
pedoman, program penurunan
panduan , KAK, AKI dan AKB disertai
SOP program analisisnya
10 penurunan AKI
dan AKB
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 3 Tersedia alat, obat, bahan habis pakai dan prasarana Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir pedoman, penyediaan alat, obat,
termasuk standar alat kegawatdaruratan maternal dan panduan , KAK, bahan habis pakai dan
neonatal sesuai dengan standar dan dikelola sesuai dengan SOP prasarana pendukung
prosedur. (R,D, O, W) penyediaan pelayanan kesehatan
alat, obat, ibu dan bayi baru lahir
bahan habis termasuk standar alat
pakai dan kegawatdaruratan
prasarana maternal dan
pendukung neonatal sesuai
pelayanan dengan kebijakan
kesehatan ibu
10 dan bayi baru
lahir termasuk
standar alat
kegawatdarura
tan maternal
dan neonatal

EP 4 Dilakukan pelayanan kesehatan pada masa hamil, masa Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
persalinan, masa sesudah melahirkan dan bayi baru lahir sesuai pedoman, pelayanan kesehatan
dengan prosedur yang ditetapkan, kewajiban penggunaan panduan , KAK, pada masa hamil,
partograph pada saat pertolongan persalinan dan upaya SOP pelayanan masa persalinan,
stabilisasi pra rujukan pada kasus komplikasi termasuk kesehatan masa sesudah
pelayanan pada Puskesmas mampu PONED sesuai dengan pada masa melahirkan dan bayi
kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan hamil, masa baru lahir sesuai
yang telah ditetapkan. (R, D, W) persalinan, dengan kebijakan
masa sesudah
melahirkan dan
10 bayi baru lahir
(SK, SOP
Pelayanan ANC
Terpadu)
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 5 Kegiatan penurunan AKI dan AKB dikoordinasikan dan 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun PENURUNAN PELAKSANAAN
bersama lintas program dan lintas sektor. (D, W) AKI DAN AKB KEGIATAN
PUSKESMAS , 1.NOTULEN LOKMIN
SK TIM LP DAN LS
PENURUNAN 2.LAPORAN MMD
AKI DAN AKB 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS AKI DAN
PANDUAN AKB
PENURUNAN
AKI DAN AKB
10 3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
AKI DAN AKB

EP 6 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap 1. Ada rencana atau
pelaksanaan program penurunan AKI dan AKN termasuk jadwal pemantauan
pelayanan kesehatan pada masa hamil, persalinan dan bayi sesuai RPK 2.
baru lahir di Puskesmas. (D, W) Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
10 penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 7 Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan kepada SOP Ada bukti pencatatan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai prosedur yang telah Pencatatan dan dan pelaporan
ditetapkan. (D. W. O) 10 pelaporan

Jumlah 70

STANDAR 4.3. PENINGKATAN CAKUPAN DAN MUTU IMUNISASI


Puskesmas melaksanakan program imunisasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 4.3.1
Program imunisasi direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi dalam upaya peningkatan capaian cakupan dan mutu imunisasi.
POKOK PIKIRAN
• Sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari penyakit menular yang dapat dicegah melalui imunisasi, Puskesmas wajib melaksanakan kegiatan imunisasi sebagai bagian dari program prioritas nasional.
• Pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas perlu direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi agar dapat mencapai cakupan imunisasi secara optimal.
• Perencanaan yang detail (micro planning} meliputi pemetaan wilayah, identifikasi dan penentuan jumlah sasaran, kebutuhan SDM, penentuan kebutuhan, jadwal pelaksanaan imunisasi serta jadwal dan mekanisme distribusi logistik, dan biaya
operasional disusun untuk memastikan pelaksanaan program imunisasi berjalan dengan baik. Micro planning disusun dengan melibatkan lintas program terkait
• Tindak lanjut perbaikan program imunisasi berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi dilaksanakan meliputi upaya-upaya promotif dan preventif dalam rangka penjangkauan sasaran dan meningkatkan cakupan imunisasi melalui:
1) kegiatan sweeping, drop out follow up (DOFU}, kegiatan SOS (Sustainable Outreach Services) untuk daerah geogra1is sulit, defaulter tracking, Backlog Fighting, Crash Program dan Catch Up Campaign;
2) upaya peningkatan kualitas imunisasi melalui pengelolaan vaksin yang sesuai prosedur, pemberian imunisasi yang aman dan sesuai prosedur, kegiatan validasi data sasaran, Data Quality Self assessment (DQS}, Rapid Convenience Assessment (RCA}
untuk melakukan validasi terhadap hasil cakupan imunisasi dan supervisi berkala; serta
• 3) Pencatatan dan pelaporan
upaya penggerakkan pelayananmelalui
masyarakat imunisasi, baik secara
kegiatan manual maupun
penyuluhan elektronik,
sosialisasi dilakukanmedia
melalui berbagai secara lengkap, akurat,
komunikasi, tepatketerlibatan
peningkatan waktu dan lintas
sesuai program
prosedurdan
dengan
lintasformat
sektor Japoran yang
terkait dan telah ditetapkan
pembentukan forummeliputi cakupan
komunikasi indikatorpeduli
masyarakat kinerja imunisasi,
imunisasi.
stok dan pemakaian vaksin dan Jogistik Jainnya, konclisi peralatan rantai vaksin dan KIPI. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau pihak Jainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Puskesmas melakukan pengelolaan rantai dingin vaksin (cold chain vaccines) sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, misal dengan merujuk
pada metode Analisis situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.

prosedur dengan format Japoran yang telah ditetapkan meliputi cakupan indikator kinerja imunisasi, stok dan pemakaian vaksin dan Jogistik Jainnya, konclisi peralatan rantai vaksin dan KIPI. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
dan/atau pihak Jainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkala, berkesinambungan, berjenjang dan dilakukan analisa serta rencana tindak lanjut perbaikan program imunisasi.
• Rencana program peningkatan dan cakupan mutu imunisasi disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah imunisasi cli wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terintegrasi
dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP.

KRITERIA 4.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja imunisasi yang Ada SK Ada bukti pelaksanaan
disertai capaian dan analisisnya. (R,D) Indikator dan target kinerja
target imunisasi disertai
10 pelayanan analisisnya
imunisasi
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 2 Ditetapkan program Imunisasi. (R. D.W) Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
pedoman, program imunisasi
panduan , KAK, disertai analisisnya
10 SOP program
imunisasi

EP 3 Tersedia vaksin dan logistik sesuai dengan kebutuhan program Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
imunisai. (D,O,W) pedoman, penyediaan vaksin
panduan , KAK, dan logistik sesuai
SOP dengan kebutuhan
penyediaan program imunisai
vaksin dan sesuai dengan
logistik sesuai kebijakan
10 dengan
kebutuhan
program
imunisai

EP 4 Dilakukan pengelolaan vaksin untuk memastikan rantai vaksin Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
dikelola sesuai dengan prosedur. (R,D, O, W) pedoman, pengelolaan vaksin
panduan , KAK, sesuai dengan
10 SOP kebijakan
pengelolaan
vaksin
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 5 Kegiatan Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan PENINGKATAN PELAKSANAAN
prosedur yang telah ditetapkan bersama lintas program dan CAKUPAN DAN KEGIATAN
lintas sektor sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan dan MUTU 1.NOTULEN LOKMIN
kerangka acuan yang telah ditetapkan. (R,D, W) IMUNISASI LP DAN LS
PUSKESMAS 2.LAPORAN MMD
dan 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS
PANDUAN IMUNISASI
PENINGKATAN
CAKUPAN DAN
MUTU
IMUNISASI
3.KERANGKA
10 ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
IMUNISASI; SK,
SOP MEDIA
KOMUNIKASI
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 6 Dilakukan pemantauan, dan evaluasi serta tindaklanjut upaya 1. Ada rencana atau
perbaikan program imunisasi. (D, W) jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
10 penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

EP 7 Dilaksanakan pencatatan, dan pelaporan kepada Dinas SOP Ada bukti pencatatan
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai prosedur yang telah Pencatatan dan dan pelaporan
ditetapkan. (D. W.O) 10 pelaporan

Jumlah 70

STANDAR 4.4. PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS


Puskesmas memberikan pelayanan kepada pengguna layanan TB mulai dari penemuan kasus TB kepada orang yang terduga TB, penegakan diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe pengguna layanan TB, tata laksana kasus terdiri dari pengobatan pengguna
layanan beserta pemantauan dan evaluasinya untuk memutus mata rantai penularan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 4.4.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kepada pengguna layanan TB mulai dari penemuan kasus TB kepada orang yang terduga TB, penegakan diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe pengguna layanan TB, tata laksana kasus terdiri dari pengobatan pengguna
layanan beserta pemantauan dan evaluasinya
POKOK PIKIRAN
• Penanggulangan Tuberkulosis adalah segala upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka
kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat Tuberkulosis.
• Tuberkulosis merupakan permasalahan penyakit menular baik global maupun nasional. Upaya untuk penanggulangan penularan tuberkulosis merupakan salah satu program prioritas nasional bidang kesehatan
• Program penanggulangan tuberkulosis direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan ditindak lanjuti dalam upaya eliminasi tuberkulosis.
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Pelayanan pengguna layanan TB dilaksanakan melalui:
a) pelayanan kasus TB Sensitif Obat (SO), terdiri dari:
(1) penemuan kasus TB secara aktif dan pasif
(2) diagnosis dilakukan sesuai standar dengan pemeriksaan tes cepat molekuler, mikroskopis, dan biakan
(3) pengobatan TB sesuai standar
(4) perbaikan pengguna layanan TB dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopis di akhir bulan 2 (dua), akhir bulan 5 (lima) dan akhir pengobatan.
b) pelayanan kasus TB Resisten Obat (RO) dilakukan dengan:
(1) penemuan kasus TB secara aktif dan pasif
(2) Puskesmas mampu melakukan penjaringan kasus TB RO dan merujuk terduga untuk melakukan diagnosis jika diperlukan
(3) Puskesmas mampu melanjutkan pengobatan pengguna layanan TB RO
(4) Puskesmas mampu melakukan rujukan pemeriksaan laboratorium, follow up bagi pengguna layanan TB RO.
c) pemberian pengobatan pencegahan TB pada anak dan ODHA
d) pemberian edukasi tentang penularan, pencegahan penyakit TB dan etika batuk kepada pengguna layanan dan keluarga.
e) Puskesmas memberikan pelayanan pengawasan menelan obat (PMO) bagi pengguna layanan TBC SO dan TBC RO.
f) kewajiban melaporkan kasus TBC kepada Program Nasional Penanggulangan TBC.
g) mengikuti pemantapan mutu laboratorium mikroskopis TBC sesuai ketentuan Program TBC.

• Dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif dalam rangka penanggulangan program TB sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
• Program pengendalian tuberkulosis perlu disusun dan dikoordinasikan baik dalam upaya preventif maupun upaya kuratif di Puskesmas melalui strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course) atau strategi pengawasan langsung pengobatan jangka
pendek. Untuk menjalankan strategi ini, Puskesmas membentuk tim DOTS.
• Untuk tercapainya target program Penanggulangan TB Nasional, Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota harus menetapkan target indikator kinerja Penanggulangan TB tingkat daerah berdasarkan target nasional dan memperhatikan strategi
nasional, yang selanjutnya dijadikan dasar bagi Puskesmas dalam menetapkan sasaran serta indikator kinerja yang dipantau setiap tahunnya.
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, misal dengan merujuk
pada metode analisis situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program penanggulangan tuberkulosis disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah pengendalian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang
terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP.
• Pencatatan dan pelaporan pelayanan penanggulangan tuberkulosis, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedur. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau
pihak Jainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KRITERIA 4.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔


REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja pengendalian SK tentang Bukti pelaksanaan
tuberkulosis yang disertai capaian dan analisisnya (R,D) Penetapan Indikator dan Target
Indikator dan Kinerja Pengendalian
Target Kinerja Tuberkulosis disertai
Pengendalian
waktu dan sesuai prosedur. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau pihak Jainnya mengacu kepada capaian dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tuberkulosis analisisnya(pedoman
(dapat manajemen
10 dijadikan satu puskesmas)
SK dengan
indikator
program
lainnya).
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 2 Ditetapkannya rencana program penanggulangan tuberkulosis Kerangka Ada bukti pelaksanaan
(R) Acuan Kegiatan Program
tentang Penanggulangan
Program Tuberkulosis
Penanggulanga
n Tuberkulosis
di Puskesmas.
10 (Eliminasi
tuberkulosis)

EP 3 Ditetapkan tim TB DOTS di Puskesmas yang terdiri dari SK tentang Tim Tim yang bertanggung
dokter,perawat,analis laboratorium dan petugas pencatatan TB DOTS di jawab terhadap
pelaporan terlatih (R) Puskesmas. pelaksanaan program
Penanggulangan
Tuberkulosis di
10 Puskesmas

EP 4 Logistik baik OAT maupun non OAT disediakan sesuai dengan SOP Disediakan logistik Perlu dihindari
kebutuhan program serta dikelola sesuai dengan prosedur Permintaan sesuai kebutuhan stock out OAT
(R,D,O,W) OAT, SOP program dan non OAT,
Penerimaan agar
OAT, SOP kesinambunga
Pengelolaan n pelayanan
OAT, SOP dan
10 Pendistribusian pengobatan
OAT, SOP selalu terjaga
Pemusnahan
OAT.

EP 5 Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai dari diagnosis, JUKNIS TATA Ada bukti pelaksanaan
pengobatan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut sesuai LAKSANA Program
dengan kebijakan, pedoman/panduan dan prosedur yang telah KASUS TBC Penanggulangan
ditetapkan (R,D,O,W) 10 Tuberkulosis sesuai
prosedur
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 6 Program penanggulangan tuberkulosis dikoordinasikan dan Rencana KOORDINASI LINTAS
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama Program SEKTOR/LINTAS
lintas program dan lintas sektor (D, W). Penanggulanga PROGRAM
n Tuberkulosis ,PELAKSANAAN,PEMA
NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandu
an Wawancara
Monitoring
10 Pelaksanaan Program
Penanggulangan
Tuberkulosis

EP 7 Dilakukan pemantauan, dan evaluasi serta tindaklanjut upaya


perbaikan program penanggulangan tuberculosis (D. W) 10

EP 8 Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada SOP tentang Bukti pencatatan dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai prosedur yang telah Pencatatan dan pelaporan Program
ditetapkan. (D. W. O) Pelaporan Penanggulangan
Program Tuberkulosis
Penanggulanga
10 n Tuberkulosis

Jumlah 80
STANDAR 4.5. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN FAKTOR RISIKONYA

Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular utama yang meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker payudara dan leher rahim, Pengguna layanan Rujuk Balik (PRB) Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit katastropik lainnya sesuai
kompetensi di tingkat primer, serta penanganan faktor risiko PTM.
KRITERIA 4.5.1
Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta faktor resikonya direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan ditindaklanjuti.
POKOK PIKIRAN
• Meningkatnya faktor risiko dan penyakit tidak menular berdampak pada terjadinya peningkatan angka morbiditas, mortalitas dan disablilitas, namun juga berdampak kehilangan produktivitas yang berdampak pada beban ekonomi baik tingkat individu,
keluarga, dan masyarakat
• Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui berbagai kegiatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif.
• Deteksi dini atau penapisan (screening) perlu dilakukan untuk mencegah terhadinya peningkatan kasus PTM.
• Dalam upaya pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, antara lain: pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan faktor risiko yang lain, dilakukan secara terintegrasi melalui pendekatan keluarga dengan PIS-PK dan Germas
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Kegiatan promotif dan preventif dilakukan melalui upaya:
a) Promotif b)
memmemberikan informasi dan edukasi seJuas-Juasnya kepada masyarakat agar tumbuh kesadaran untuk ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan diri dan lingkungannya, antara Jain:
(1) MeJaksanakan promosi kesehatan/KIE tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menuJar kepada masyarakat minimal sebuJan sekali, antara Jain poJa konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, obesitas, merokok, aktifitas aktifitas
fisik, faktor risiko kanker Jeher rahim dan kanker payudara, faktor risiko PTM Jainnya, pemanfaatan teknoJogo infomrasi dan komunikasi dan materi PTM Jainnya
(2) Menyediakan media KIE PTM dalam bentuk cetakan, tautan yang bsia diunduh atau dalam bentuk media Jainnya
b) Preventif
1) Penyelenggaraan UKBM meJalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu} PTM
1.1 PenyeJenggaraan posbindu PTM diJakukan secara tertib 1 kali/buJan dengan kader terJatih yang meJakukan deteksi dini faktor risiko PTM
1.1.1. ukur Tekanan Darah (TD}
1.1.2. Gula Darah Sewaktu (GDs}
1.1.3. lndeks Masa Tubuh (IMT} dan Lingkar Perut (LP) dan
1.1.4. memberikan edukasi sesuai indikasi
1.1.5. menyeJenggarakan konseJing upaya berhenti merokok (UBM} dengan tenaga terJatih
1.1.6. menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR} dilingkungan Puskesmas. bekerjasama dengan Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota dan instansi terkait mendorong dan mengawasi penerapatan KTR di 7 ta
tatanan (fasyankes, sekoJah, tempat kerja, tempat ibadah, angkutan umurn, fasilitas umum, dan tempat bermain anak}
1.2 Tahapan kegiatan posyandu terdiri atas 5 tahap: (
(1) Pendaftaran Peserta
(2) Wawancaran FR
(3) Pengukuran FR, terdiri dari pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran Jingkar perut, penghitungan IMT.
(4) Pemeriksaan FR PTM, terdiri dari pengukuran Tekanan Darah dan pemeriksaan Kadar Gula Darah,
(5) ldentifikasi FR PTM, Edukasi dan Tindaklanjut Dini
1.3 MeJakukan pemeriksaan gangguan indera yaitu skrining tajam penglihatan dan tajam pendengaran menggunakan E.tumbling atau hitung jari dan tes suara
1.4 MeJaksanakan pemeliharaan sarana pendukung Posbindu PTM dengan kalibrasi terhadap alat ukur tekanan darah (tensimeter), alat ukur gula darah (glukometer) dan timbangan Berat Sadan.
2) Preventif di FKTP dilakukan meJalui deteksi dini kanker payudara dan kanker Jeher rahim dengan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) dan Jnspeksi Visual Asam Asetat (IVA} pada perempuan usia 30-50 tahun.

• Kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan antara Jain meJalui upaya:


a) menguatkan akses Pelayanan terpadu PTM di Puskesmas dengan menguatkan keterampilan petugas kesehatan dalam penanganan PTM dan faktor risiko PTM sesuai wewenang dan kompetensi di FKTP.
b) menguatkan sistem rujukan dari UKBM ke FKTP
c) menindaklanjuti Program Rujuk Balik (PRB) PTM
d) menindaklanjuti pelayanan paliatif berbasis komunitas sesuai standar
e) penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan panduan praktik klinis bagi dokter di Puskesmas dan algoritma penyakit PTM antara lain pelayanan hipertensi, OM, deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

• Penyelenggaraan PTM oleh Puskesmas dilakukan melalui kegiatan:


a) Memanfaatkan charta obesitas di Puskesmas dan di luar Puskesmas
b) Puskesmas melakukan pembinaan kepada Posbindu PTM minimal 2 kali per tahun.
c) Menyediakan charta prediksi Faktor Risiko PTM bagi Puskesmsa yang sudah melaksanakan Pandu PTM
d) Penguatan keterampilan penanganan kasus PTM terutama pada dokter dan tenaga kesehatan, dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi melalui pelatihan/workshop/peningkatan kemampuan tekhnis penanganan kasus PTM

• Puskesmas melakukan pengukuran dan analisis terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman, panduan yang berlaku, misal dengan merujuk pada metode analisis
situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas
• Pencatatan dan pelaporan pelayanan pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedur. Pelaporan kepada Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota dan/atau pihak lainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan tindaklanjut dilakukan secara terintegrasi lintas program dan lintas sektor.
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
• Rencana program penanggul angan penyakit tidak menular dan faktor risikonya disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan
lintas program, yang terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP.

KRITERIA 4.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Ditetapkan indikator kinerja Pengendalian Penyakit Tidak SK tentang Tabel Capaian dan
Menular yang disertai capaian dan analisisnya. (R,D,W) Penetapan Analisis Indikator
Indikator dan Program
Target Kinerja Pengendalian
Pengendalian Penyakit Tidak
Penyakit Tidak Menular disertai
Menular (dapat capaian dan
dijadikan satu analisisnya(pedoman
10 SK dengan manajemen
indikator puskesmas)
program
lainnya).

EP 2 Ditetapkan program pengendalian Penyakit Tidak Menular Kerangka Bukti pelaksanaan


termasuk rencana peningkatan kapasitas tenaga terkait Acuan Kegiatan Program
P2PTM. (R. D. W) tentang pengendalian
Program Penyakit Tidak
Pengendalian Menular
10 Penyakit Tidak
Menular

EP 3 Kegiatan pengendalian penyakit tidak menular dikoordinasikan Rencana KOORDINASI LINTAS


dan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun Program SEKTOR/LINTAS
bersama Lintas program dan Lintas Sektor sesuai dengan Pengendalian PROGRAM
kebijakan, pedoman/panduan dan kerangka acuan yang telah Penyakit Tidak ,PELAKSANAAN,PEMA
ditetapkan. (D, O, W) Menular NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandu
an Wawancara
Monitoring
10 Pelaksanaan Program
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 4 Diselenggarakan tahapan kegiatan dan pemeriksaan PTM di Pedoman/ Bukti pelaksanaan
Posbindu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (R, D, O, W) Panduan, SOP, kegiatan Posbindu
Kerangka PTM
Acuan Kegiatan
dan
10 pemeriksaan
PTM di
Posbindu

EP 5 Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular secara terpadu JUKNIS TATA
mulai dari diagnosis, pengobatan, pemantauan, evaluasi, dan LAKSANA
tindak lanjut sesuai dengan panduan praktik klinis dan KASUS
algoritma pelayanan PTM oleh tenaga kesehatan yang 10
berkompeten. ( R,D, O, W)

EP 6 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap Rencana KOORDINASI LINTAS
pelaksanaan program pengendalian penyakit tidak menular. (D, Program SEKTOR/LINTAS
W) Pengendalian PROGRAM
Penyakit Tidak ,PELAKSANAAN,PEMA
Menular NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandu
an Wawancara
Monitoring
10 Pelaksanaan Program
Program
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular

EP 7 Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan SOP tentang Bukti pencatatan dan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan Pencatatan dan pelaporan Program
prosedur yang telah ditetapkan. (D.W.O) Pelaporan Program
Program Pengendalian
Program Penyakit Tidak
Pengendalian Menular
10 Penyakit Tidak
Menular

Jumlah 70

Total Skor 340


Total EP 340
CAPAIAN 100 100.00%
BAB.V. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP).

Puskesmas :
Kab./Kota :
Tanggal :
Surveior :

STANDAR 5.1.
Peningkatan Mutu dilaksanakan secara berkesinambungan
KRITERIA 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan Tim dan Program Peningkatan Mutu Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Penyelenggaraan pelayanan baik pelayanan manajemen, pelayanan upaya kesehatan masyarakat, maupun upaya
• kesehatan
Agar upayaperseorangan
peningkatan mutuharusdidapat menjamin
Puskesmas dapatmutu dan keselamatan
dikelola dengan baik pasien, keluarga,
dan konsisten masyarakat,
dengan dantujuan
visi, misi, lingkungan.
dan
Yang dimaksud
tata sumber
nilai, maka dengan pasien
ditetapkan adalahyang
PJ Mutu, individu
dalam yang menerimatugasnya
pelaksanaan manfaat layananolehbaikTim
layanan kesehatan perseorangan
• Jika
maupun layanan daya tersedia
kesehatan maka dapat dibentuk Tim Peningkatan Mutu,dibantu
Tim Manajemen Mutu
Risiko,Puskesmas (TMP).
Tim Keselamatan
TimMutu
Pasien, danPuskesmas
Tim terdirimasyarakat.
PPI persyaratan
sesuai dari koordinator-koordinator
dengan ketentuan Penanggungjawab mutu seperti koordinator
peraturan perundang-undangan, KP, PPI,
namun jika K3, dst tersedia
tidak yang dalam
• Penunjukan
penetapannya dan
disesuaikan kompetensi
dengan penunjukan
kemampuanPenanggung
SDM yang tersedia Mutu
di ditentukan
Puskesmas sesuaioleh Kepala
dengan Puskesmas.
yang diuraikan di
sumber dayakompetensi
Persyaratan maka cukup dengan
tersebut antara lain adalah: Minimal Jawab Mutu,
D3 Kesehatan,Keselamatan
mempunyai Pasien, PPI,
kapasitas dan
untukManajemen
mengelola
• dalam
Para buku
Tim Pedoman
atau petugas TKM
yang di Puskesmas
bertanggung jawab tersebut, mempunyai tugas untuk menyusun
Risiko keselamatan pasien, manajemen risiko, dan PPI, serta mempunyai pengalaman kerja di Puskesmas minimal program, melakukan
mutu,
fasilitasi, koordinasi, pemantauan, dan membudayakan kegiatan peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen
• Perlu ditetapkan
dua tahun kebijakan, danworkshop
prosedur, serta Tata
pedoman dan program peningkatan mutu Puskesmas sebagai
risiko,
acuan dandan
bagi
pernah
pencegahan
Kepala
mengikuti
dan pengendalian
Puskesmas, Penanggung
tentang
infeksi.
Jawab ParaKelola
Upaya
Mutu.
tim tersebut
Pelayanan juga harus
Puskesmas menjamin
dan pelaksanaan
Koordinator, serta kegiatan
pelaksana
• Program peningkatan
dilakukan secara mutu dan
konsisten yangberkelanjutan.
dibuat harus mencakup minimal tujuan, target, pembagian tanggung jawab yang
kegiatan
jelas serta Puskesmas dalam yang
kegiatan-kegiatan hal akan
1) dilakukan
peningkatan mutu,
untuk 2) keselamatan
mencapai danpasien,
tujuan sumbertarget 3) manajemen
tersebut. Programrisiko, 4)
• Kepala
dan Puskesmas
pencegahan perlupengendalian
dan memfasilitasi, mengalokasikan,
infeksi. dan menyediakan daya yang dibutuhkan untuk
peningkatan
program mutu, mutusesuai
perlu diperbaharui secara berkala.
dengan ketersediaan anggaranProgram peningkatan
dan sumber daya yangmutu
adadikomunikasikan
di Puskesmas kepada lintas
• Program
program peningkatan
dan lintas sektormutu,
terkait. program keselamatan pasien, program manajemen risiko, dan program PPI
• disusun secara
Program kolaboratif
peningkatan mutu,mulai dari perencanaan,
keselamatan pasien,pelaksanaan, pengawasan,risiko,
program manajemen pengendalian,
dan programsampaiPPI dengan
disusunpenilaian
sesuai
dan tindak
dengan lanjut
perkembangan
• Proses, hasil kegiatan, kebutuhan dan tindak
penilaian dan harapan masyarakat,
lanjut programketentuan
peningkatanperundang-undangan, perkembangan
mutu, keselamatan pasien, program
teknologi danrisiko,
manajemen pedoman yang berlaku
dan program dalam rangka upaya-upaya
PPI didokumentasikan, perbaikan
disosialisasikan, danberkesinambungan
dikomunikasikan kepada untuksemua
memperbaiki
petugas
perencanaan,
kesehatan yangpelaksanaan dan capaian kegiatan pelayanan
memberikan pelayanan.
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA 5.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1. Kepala Puskesmas menetapkan program peningkatan mutu SK Penanggung Bukti pelaksanaan Pemahaman
dan tim atau petugas yang diberi tanggungjawab untuk jawab mutu, dengan Program peningkatan petugas terhadap
peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen resiko dan kejelasan uraian mutu, Program Program
PPI yang memenuhi persyaratan kompetensi yang dilengkapi tugas; Pedoman Keselamatan Pasien, peningkatan mutu,
dengan uraian tugas masing-masing (R, D, W) Program Program manajemen Program
peningkatan mutu, resiko dan Program PPI Keselamatan Pasien,
Program Program
10 Keselamatan Pasien, manajemen resiko
Program dan Program PPI
manajemen resiko
dan Program PPI

EP 2 2. Tim Mutu menyusun dan memperbaharui program


peningkatan mutu secara berkala, mengimplementasikan,
mengevaluasi dan melakukan upaya perbaikan mutu. (D, W) 10

EP 3 3. Program peningkatan mutu


dikomunikasikan kepada lintas program dan 10
lintas sektor. (D, W)

EP 4 4. Dilakukan pengawasan, pengendalian, penilaian, tindak Bukti pelaksanaan Pelaksanaan Tanyakan kepada
lanjut dan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap monitoring dan evaluasi Program ketua tim mutu
pelaksanaan Program peningkatan mutu, Program Program dalam RTM, peningkatan tentang bukti
Keselamatan Pasien, Program manajemen resiko dan Program Lokmin mutu, Program perbaikan terhadap
PPI (D, O, W) Keselamatan pelaksanaan
Pasien, Program
Program peningkatan mutu,
manajemen Program
10 resiko dan Keselamatan Pasien,
Program PPI Program
manajemen resiko
dan Program PPI

Jumlah 40

KRITERIA 5.1.2.
5.1.2. Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung jawab untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien berkomitmen untuk membudayakan peningkatan mutu secara berkesinambungan melalui pengelolaan indikator mutu.
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas bertanggun g jawab menetapkan prioritas program dan kegiatan yang perlu diperbaiki, dengan
mempertimbangkan
• Area prioritas perbaikan proses-proses
untuk tingkat yang berimplikasi
Puskesmas risiko tinggi
ditetapkan setiap(high
tahunrisk), melibatkanmasalah
berdasarkan populasi kesehatan
dalam volume yangbesar
ada
(high
di volume),
wilayah kerjamembutuhkan
sebagai biaya besar
hasil analisis bila tidak
kebutuhan dandikelola
harapan dengan baik (high
masyarakat yangcost), capaian
menjadi fokuskinerja
untukrendah (bad
melakukan
• performance),
Keberhasilan perbaikan terhadap area prioritas diukur dengan indikator area prioritas.
inovasi. Upaya atau cenderung
tersebut menimbulkan
harus didukung semuamasalah
bagian (problem
mulai dariprone)
Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP),
• Dalam
Upaya rangka
Kesehatanupaya perbaikan
Masyarakat mutudan
(UKM) yang berkesinambungan,
Upaya Kepala Puskesmas
Kesehatan Perseorangan memberlakukan
(UKP), Kefarmasian, Indikator Mutu terdiri dari:
dan Laboratorium.
a. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja yang akan dilakukan perbaikan
b. Indikator mutu prioritas Program :
1) Indikator Nasional Mutu (INM)
2) Indikator Sasaran Keselamatan pasien (SKP)
• Indikator mutu yang diprioritaskan berdasarkan permasalahan kesehatan di wilayah kerja disebut dengan Indikator
Mutu Prioritas
• Indikator SasaranPuskesmas
Keselamatan (IMPP] yang(SKP)
pasien upaya perbaikannya
untuk harussasaran
masing-masing didukung oleh KMP,
meliputi UKM dan
ketepatan UKPP. Contoh:
identifikasi pasien,
masalah tingkat Puskesmas yang ditetapkan sesuai
obat dengan
dengan permasalahan kesehatan di untuk
wilayah kerja adalah
• komunikasi efektifindikator
Dalam pemilihan
tingginya prevalensi
dalam pelayanan, pengelolaan
perlu memperhatikan:
tuberkulosis,
kewaspadaan tinggi, upaya
maka dilakukan upaya perbaikan pada kegiatan UKP yang terkait dengan
memastikan benar
penyediaan
Jika indikatorpelayanan
yang dipilihklinis
samauntuk mengatasi
di beberapa unitmasalah
pelayanantuberkulosis, dilakukan
(contoh: indikator upaya perbaikan
kepatuhan kinerja
cuci tangan) makapelayanan
tim atau
UKMprioritas
petugas
Jika untuk
yangmenurunkan
diberi
indikator prevalensi
tanggung
yang jawab tuberkulosis,
dipilih mutu,
terkait dengandan
melakukan dukungan
koordinasi
beberapa manajemen
dalam
unit untuk mengatasi
pengumpulan
pelayanan (contoh:data. masalah
pengukuran waktutuberkulosis.
tunggu
rawat jalandan
Koordinasi danintegrasi
waktu tunggu
sistemrekam medis),akan
pengukuran maka tim atau petugas
memberikan kesempatanyangadanya
diberi penyelesaian
tanggung jawab danmutu melakukan
perbaikan yang
integrasi dalam pengumpulan data.
• terintegrasi.
Kepala Puskesmas dan Petugas yang diberi tanggung jawab dalam perencanaan dan penerapan peningkatan
mutu mendapatkan
• Indikator pelatihan
mutu yang sudah untukdan
tercapai meningkatkan pengetahuan
dapat dipertahankan selama dantahun
ketrampilan
berjalansesuai
dapat dengan peran masing
diganti dengan masing
indikator
melalui
mutu pelatihan,
yang lokakarya,mutu
baru. Indikator kaji banding,
yang belum on thejob training
mencapai atau
target in house
dapat tetaptraining
menjadi prioritas untuk tahun berikutnya.
KRITERIA 5.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1. Terdapat kebijakan tentang prioritas peningkatan mutu SK Indikator Mutu
pelayanan dan pencapaian sasaran keselamatan pasien dan Puskesmas (meliputi
PPI. ( R ) Indikator Nasional
Mutu, Indikator
Mutu Prioritas,
Indikator Sasaran
10 Keselamatan Pasien,
Indikator PPI)

EP 2 2. Dilakukan pengumpulan dan analisis capaian indikator mutu Bukti pengumpulan dan Tanyakan kepada
dan Sasaran Keselamatan Pasien. (D, W) analisis capaian indikator petugas cara
mutu pengumpulan data
10 dan analisis capaian
indikator mutu

EP 3 3. Dilakukan evaluasi efektivitas upaya peningkatan mutu Bukti RTL hasil analisis Tanyakan kepada
puskesmas berdasarkan hasil analisis capaian Indikator Mutu capaian indikator mutu petugas RTL dari
Puskesmas. (D, W) hasil analisis capaian
10 indikator mutu
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 4 4. Terdapat rencana peningkatan pengetahuan dan Rencana peningkatan Tanyakan rencana
keterampilan staf yang terlibat dalam perencanaan dan pengetahuan dan peningkatan
perbaikan mutu sesuai dengan peran masing-masing. (D, W) keterampilan staf yang pengetahuan dan
terlibat dalam keterampilan staf
perencanaan dan yang terlibat dalam
10 perbaikan mutu perencanaan dan
perbaikan mutu

Jumlah 40

KRITERIA 5.1.3.
5.1.3. Dilakukan analisis dan validasi terhadap hasil pengumpulan data indikator mutu sebagai informasi yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu Puskesmas dan untuk penyampaian informasi tentang kinerja kepada masyarakat..
POKOK PIKIRAN
• Manfaat dan keberhasilan program perbaikan mutu hanya bisa ditunjukkan jika didukung oleh ketersediaan data yang
sahih. Oleh
• Untuk sebabbahwa
menjamin itu sangat
data penting untuk melakukan
dari masing-masing pengukuran
indikator yang
mutu yang sahih terhadap
dikumpulkan indikator•
sahih dan indikator yang
dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan
• Validasi data dilakukankeputusan
ketika : dalam peningkatan mutu dan menyampaikan informasi tentang mutu pelayanan
ada indikator baru yang digunakan;
data akan ditampilkan kepada masyarakat melalui media informasi yang telah ditetapkan oleh Puskesmas;
ada perubahan profil indikator, misalnya: perubahan alat pengumpulan data, perubahan numerator
atau denominator,
ada perubahan data perubahan
pengukuranmetode pengumpulan,
yang tidak perubahan sumber data, perubahan subjek pengumpulan data,
diketahui sebabnya;
sumber data berubah, misalnya jika ada bagian dari catatan pasien yang diubah ke format elektronik sehingga sumber
• datanya menjadi
Pelaksanaan elektronik
validasi danpengukuran
data hasil kertas; atau subjekmutu
indikator pengumpulan data petugas
dilakukan oleh berubah,yang
misalnya perubahan
diberikan dalam
tanggungjawab
• untuk melakukan
Dalam validasi.
rangka mencapai Akankesimpulan
sebuah tetapi dalam
danhal keterbatasan
membuat tenaga,
keputusan maka
maka petugas
data harus yang diberi tanggung
digabungkan, jawab
dianalisis dan
• diubah
Analisis menjadi informasiindividu
data melibatkan yang berguna.
di dalam tim PMP yang memahami manajemen informasi, mempunyai
• keterampilan
Teknik statistik dapat berguna dalam proses analisis data, khususnya dalam menafsirkan variasi dan memutuskan Hasil
dalam metode pengumpulan data, dan mengetahui cara menggunakan berbagai alat statistik. area
• yang paling
Dalam membutuhkan
menetapkan perbaikan.
frekuensi Run charts,
pengumpulan diagram
data dan kontrol,harus
analisisnya histogram, dan diagram kebutuhan
mempertimbangkan Pareto adalah
untukcontoh
• perbaikandata
Analisis mutudapat
kegiatan pelayanan,
dilakukan sebagai contohdata-data
membandingkan pengumpulan dan analisis
Puskesmas data
melalui kajiindikator mutu pelayanan
banding dalam empat hal:
a) membandingkan data di Puskesmas dari waktu ke waktu untuk melihat kecenderungan (trend) misalnya data
PIS PKmembandingkan
b) dari bulan ke bulan
denganatau dari tahun
Puskesmas ke tahun;
lain bila memungkinkan dengan Puskesmas yang sejenis seperti melalui
database
c) eksternal nasional
membandingkan tentang
dengan data PIS
standar PK; yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.
seperti
d) jika memungkinkan , membandingkan dengan praktik yang diinginkan yang dalam literatur digolongkan sebagai
best practice
• Sebagai badan(praktik
publik, terbaik) atauwajib
Puskesmas better practice (praktik
menyediakan yang publik
informasi lebih yang
baik)akurat,
atau practice guidelines
benar dan faktual.(panduan
Informasi praktik
klinik).
tentangmutu
kinerjaadalah
Puskesmas adalah informasi publik, untuk itu perlu
• Kinerja indikator-indikator mutu yang merupakan tolakdisampaikan kepada publik/masyarakat.
ukur yang digunakan untuk mengukur
Penyampaianprogram
keberhasilan informasi
mututentang kinerja Puskesmas dapat mendorong partisipasi dan peran aktif masyarakat
dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
KRITERIA 5.1.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 1. Dilakukan pengumpulan data hasil pengukuran indikator Bukti pengumpulan data Tanyakan kepada
mutu menggunakan metode dan teknik statistik sesuai indikator mutu secara petugas cara
kebutuhan. (D, W) manual maupun secara pengumpulan data
10 aplikasi indikator mutu

EP 2 2. Dilakukan validasi data hasil pengumpulan pengukuran Dokumen validasi data Cara input dan Tanyakan kepada
indikator sebagaimana diminta pada pokok pikiran. (D, O, W) indikator mutu dilakukan validasi data petugas cara input
10 sesuai ketentuan indikator mutu dan validasi data
indikator mutu

EP 3 3. Terdapat analisis data yang dilakukan melalui kaji banding Bukti puskesmas cara melakukan
seperti yang disebutkan dalam pokok pikiran dan hasilnya melakukan analisis analisis; Pemahaman
disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk tindak lanjut (contohnya melihat kaji banding
perbaikan. (D, W) trend dari waktu ke indikator mutu
10 waktu); Dokumen kaji
banding data indikator
mutu

EP 4 Dilakukan penyampaian informasi tentang kinerja mutu kepada Bukti puskesmas cara melakukan
masyarakat melakukan analisis analisis; Pemahaman
(contohnya melihat kaji banding
trend dari waktu ke indikator mutu
10 waktu); Dokumen kaji
banding data indikator
mutu

Jumlah 40

STANDAR 5.1.4
Peningkatan mutu dicapai dan dipertahankan
POKOK PIKIRAN
• Informasi dari analisis data digunakan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan dan mengurangi atau
mencegah
• Metode kejadian
untuk yang merugikan.
meningkatkan Informasi tersebut
dan mempertahankan mutu menjadi dasar dalam mengenal masalah
dan keselamatanpasien/masyarakat dan
antara lainpotensi
dapat
menggunakan
• Setelah siklus sdirencanakan,
perbaikan Plan (merencanakan perbaikan),
dilakukan uji cobaDo perubahan
(ujicoba perbaikan), Study(mempelajari/menganalisis
dan dipelajari hasilnya dengan mengumpulkanhasil
• data selama
Dengan kegiatan
demikian uji coba,
dapat dan dilakukan
dipastikan bahwa penilaian
dilakukankembali
prosesuntuk membuktikan
perbaikan bahwa
berkelanjutan perubahanpengumpulan
berdasarkan yang dilakukan
dan analisis data secara berkesinambungkan.
• Perubahan yang efektif yang dapat dilakukan antara lain adalah: perbaikan kebijakan, perbaikan alur pelayanan,
perbaikan standar operasional
• Perbaikan-perbaikan tersebut baik prosedur, pendidikan
yang bersifat staf, ketepatan
mempertahankan waktu
capaian, ketersediaan
maupun peralatan, dan berbagai
upaya peningkatan
didokumentasikan
• Program peningkatan sebagai bagian dari
mutu Puskesmas manajemen
dilaporkan peningkatan
kepada mutu daerah
dinas kesehatan dan keselamatan pasienminimal
kabupaten/kota dan program
setahun
perbaikan.
sekali.
KRITERIA 5.1.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Terdapat bukti Puskesmas telah membuat rencana perbaikan
mutu dan keselamatan pasien dan telah diuji cobakan
berdasarkan hasil capaian indikator mutu. (D,W) 10

EP 2 Terdapat bukti Puskesmas telah melakukan


evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil uji 10
coba perbaikan. (D.W)

EP 3 Keberhasilan-keberhasilan telah didokumentasikan,


dikomunikasikan serta disosialisasikan dan dijadikan laporan 10
PMP. (D,W)

EP 4 Dilakukan pelaporan program peningkatan mutu kepada


dinas kesehatan daerah kabupaten/kota minimal setahun 10
sekali. (D, W)

Jumlah 40

STANDAR 5.2
Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi, analisa dan penatalaksanaan risiko untuk mengurangi cedera, dan mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien, staf dan sasaran pelayanan UKM serta masyarakat
KRITERIA 5.2.1
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan diidentifikasi, dianalisis dan dilakukan penatalaksanaannya
POKOK PIKIRAN
• Pelaksanaan setiap kegiatan Puskesmas dapat menimbulkan risiko terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas, dan lingkungan. Risiko• risiko tersebut perlu dikelola oleh
penanggung
• Manajemenjawab
risikodan pelaksana
merupakan untuk mengupayakan
pendekatan proaktif yanglangkah-langkah pencegahan
komponen-komponen dan/ atau
pentingnya minimalisasi risiko, sehingga tidak menimbulkan akibat negatif atau kerugian.
meliputi:
- identifikasi risiko
- prioritas risiko
- pelaporan risiko
- manajemen risiko
- investigasi terhadap insiden yang terjadi baik pada pengguna layanan, petugas, keluarga dan pengunjung
- manajemen terkait tuntutan (klaim)
• Identifikasi Risiko terhadap kejadian/insiden yang sudah terjadi didokumentasikan dalam Register Risiko. Sedangkan risiko yang belum terjadi dan berpotensi menimbulkan kejadian/insiden didokumentasikan pada Identifikasi Daftar Potensi Risiko
• Kategori risiko di puskesmas adalah risiko yang mungkin ataupun telah terjadi terkait dengan KMP (kepemimpinan dan manajemen puskesmas), UKPP (Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang) dan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
• Register Risiko dan Identifikasi Daftar Potensi Risiko harus dibuat sebagai dasar penyusunan Program Manajemen Risiko dan untuk membantu petugas Puskesmas mengenal dan mewaspadai kemungkinan risiko dan akibatnya.

KRITERIA 5.2.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan identifikasi dan analisis risiko yang sudah terjadi Register Risiko
dalam area KMP, UKM dan UKPP yang dituangkan dalam 10
Register Risiko. (D,W)

EP 2 Hasil identifikasi, analisis dan upaya untuk meminimalkan Identifikasi Daftar


dan atau memitigasi risiko yang dapat terjadi Potensi Risiko
didokumentasikan dalam register risiko.
(D) 10

Jumlah 20

KRITERIA 5.2.2.
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan yang telah diidentifikasi, dianalisis dan ditindak lanjuti.
POKOK PIKIRAN
• Program Manajemen Risiko (MR) yang berisi strategi dan kegiatan untuk mereduksi atau memitigasi risiko, disusun setiap tahun, terintegrasi dalam perencanaan Puskesmas. Berdasarkan identifikasi dan analisis risiko baik yang sudah berakibat terjadinya kejadian/ insiden maupun yang berpotensi menyebabkan terjadinya kejadian/ insiden.
• Program manajemen risiko terdiri dari:
a) Komunikasi dan Konsultasi
b) Risk Assesment yang meliputi identifikasi, analisis dan evaluasi risiko untuk menentukan strategi reduksi dan mitigasi risiko
c) Penatalaksanaaan risiko/Penanganan risiko
d) Monitoring dan review perbaikannya
e) Pelaporan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
• Pelaksanaan program manajemen risiko yang terdiri dari proses manajemen risiko berupa identifikasi, analisis, penatalaksanaan risiko dan monitor perbaikannya untuk menentukan strategi reduksi dan mitigasi risiko.
• Strategi reduksi dan mitigasi dapat berupa kontrol risiko (Risk control) dan pembiayaan risiko (Risk Financing)
• Satu alat/metode analisis proaktif terhadap proses kritis dan berisiko tinggi adalah failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan) untuk menganalisis minimal satu proses kritis
atau berisiko
• Untuk tinggi yang
menggunakan dipilih setiap
metode/ tahun.
alat ini atau alat-alat lainnya yang serupa secara efektif, Kepala Puskesmas harus mengetahui dan mempelajari pendekatan tersebut, menyepakati daftar proses yang berisiko tinggi dari segi keselamatan pasien,
pengguna layanan dan staf, dan kemudian menerapkan alat tersebut untuk menganalisis proses tersebut. Pimpinan Puskesmas mengambil tindakan untuk mendesain ulang proses atau mengambil tindakan untuk mengurangi risiko pada
KRITERIA 5.2.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Program manajemen risiko disusun berdasar analisi kejadian Program Manajemen
yang sudah terjadi dan hasil identifikasi proses berisiko tinggi Risiko hasil analisi
dan menjadi bagian terintegrasi dalam perencanaan 10 tercantum dalam RUK
Puskesmas. (D,W) Puskesmas

EP 2 Dilakukan penatalaksanaan risiko berupa strategi reduksi dan Strategi reduksi dan
mitigasi risiko dan pemantauan pelaksanaan tata laksana mitigasi risiko dan
terkait kesehatan dan keselamatan kerja, sarana prasarana dan 10 pemantauan
infeksi. (D,W)

EP 3 Dilakukan pelaporan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Bukti hasil program
Kesehatan manajemen risiko dan
Daerah Kabupaten/Kota serta dikomunikasikan kepada tindaklanjutnya
pemangku kepentingan tentang hasil program manajemen
risiko, dan rencana tindak lanjut risiko yang telah diidentifikasi. 10
(D, W)

EP 4 Ada bukti puskesmas telah melakukan dan menindaklanjuti Bukti FMEA


failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan)
setahun sekali pada proses berisiko tinggi yang diprioritaskan. 10
(D,W)

Jumlah 40

STANDAR 5.3.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
KRITERIA 5.3.1
Proses identifikasi pasien dilakukan dengan benar
POKOK PIKIRAN
• Salah identifikasi pasien dapat terjadi di Puskesmas baik proses pelayanan sebagai akibat dari kelalaian petugas, kondisi kesadaran pasien, perpindahan tempat tidur dan kondisi lain yang menyebabkan terjadinya salah identitas
• Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu disusun termasuk identifikasi pasien pada kondisi tertentu, misalnya pasien tidak dapat menyebutkan identitas, penurunan kesadaran, koma, gangguan jiwa, datang tanpa identitas yang jelas, dua atau lebih pasien mempunyai nama yang
sama atau mirip.
• Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara yang relatif tidak berubah, antara lain: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medis, dan nomor induk kependudukan, dan tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien dirawat.
• Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari skrining, pada saat pendaftaran, setiap akan melakukan prosedur diagnostik, prosedur tindakan, pemberian obat dan pemberian diit.

KRITERIA 5.3.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan prosedur Bukti dilakukan
diagnostik, tindakan, pemberian obat, pemberian imunisasi dan identifikasi sesuai
pemberian diit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang 10 prosedur
ditetapkan. (D, O, W)

EP 2 Dilakukan prosedur tepat identifikasi pada kondisi khusus Bukti dilakukan prosedur
seperti disebutkan pada pokok pikiran (D,O,W) tepat identifikasi pada
10 kondisi khusus

Jumlah 20

KRITERIA 5.3.2
Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Kesalahan pembuatan keputusan klinis, tindakan dan pengobatan dapat terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif dalam proses asuhan pasien
• Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami penerima, mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien
• Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan antara lain: 1) terjadi pada saat pemberian perintah secara verbal, 2) pemberian perintah verbal melalui telepon, 3) penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostis, 4) serah terima antar shift, dan 5) pemindahan pasien dari unit
•yang satu kedan
Kebijakan unitprosedur
yang lainkomunikasi efektif perlu disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesan verbal lewat telpon, penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostik, serah terima pasien pada serah terima jaga maupun serah terima dari unit yang satu ke
•unit yang lain,
Pelaporan misalnya
kondisi untuk
pasien pemeriksaan
dalam penunjang
komunikasi danlewat
verbal atau pemindahan pasien lain
telepon antara ke unit lain.
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Asessment, Recommendation).
• Pelaksanaan serah terima pasien dilakukan dengan teknik SBAR, memperhatikan kesempatan untuk bertanya dan memberi penjelasan (readback, repeat back), menggunakan formulir yang baku, dan berisi informasi kritikal yang harus disampaikan antara lain:
tentang status/kondisi
• Pelaksanaan komunikasi pasien,
efektifpengobatan, rencana
verbal atau lewat asuhan,
telepon tindak
ditulis lanjut
lengkap (T),yang harus
dibaca dilakukan,
ulang adanya perintah
oleh penerima perubahan(B)status/kondisi pasien
dan dikonfirmasi yangpemberi
kepada signifikan, dan keterbatasan
perintah (K) maupun risiko yang mungkin dialami oleh pasien.
• Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada di luar rentang angka normal secara mencolok harus ditetapkan dan segera dilaporkan oleh tenaga kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelayanan penunjang kepada dokter penanggungjawab pasien sesuai dengan ketentuan
waktu yang
•Untuk ditetapkankompetensi
meningkatkan oleh Puskesmas.
dalam melakukan komunikasi efektif maka perlu dilakukan edukasi kepada karyawan. Edukasi dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan, lokakarya, on the job training atau bentuk lain yang dianggap efektif transfer skill dan pengetahuan terhadap
peningkatan kompetensi karyawan dalam melakukan komunikasi efektif
KRITERIA 5.3.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Pemberian perintah secara verbal ditulis lengkap dan dibaca Bukti dilakukan
ulang oleh penerima perintah serta dikonfirmasi oleh pemberi 10 komunikasi efektif di
perintah. (D, O, W) rekam medis

EP 2 Pelaporan kondisi pasien dan pelaporan nilai kritis hasil Bukti dilakukan
pemeriksaan laboratorium ditulis lengkap, dibaca ulang oleh pelaporan nilai kritis di
penerima pesan dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan rekam medis
dilakukan sesuai prosedur dan dicatat dalam rekam medis,
termasuk identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil pemeriksaan 10
laboratorium dilaporkan. (D, O, W, S)

EP 3 Proses komunikasi serah terima pasien yang memuat hal-hal Bukti komunikasi saat
kritial dilakukan secara konsisten sesuai dengan prosedur, serah terima pasien
metode dan menggunakan form yang dibakukan. (D, O, W, S) 10 (form serah terima)

Jumlah 30

KRITERIA 5.3.3
Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya keselamatan pasien. Kesalahan penggunaan obat-obat perlu diwaspadai dapat menimbulkan cedera pada pasien.
• Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah obat-obat yang dalam penggunaannya sering menyebabkan kesalahan dan/atau kejadian sentinel, beresiko tinggi untuk penyalahgunaan, antara lain: obat-obatan dengan rentang terapi yang sempit, insulin, anti koagulan, kemoterapi, obat-
obatan psikoterapi,
• Kesalahan narkotika
pemberian dan obat-obatan
obat dapat juga terjadi dengan nama serupa
akibat adanya dan rupa
obat dengan mirip.
nama dan rupa obat mirip (look alike sound alike)
• Perlu ditetapkan dan dilaksanakan kebijakan dan prosedur pengelolaan obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama dan rupa mirip, meliputi: penyimpanan, penataan, peresepan, pelabelan, penyiapan, penggunaan, evaluasi penggunaan obat-obat yang perlu diwaspadai
termasuk obat psikotropika, narkotika, dan obat dengan nama atau rupa mirip
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan Daftar obat yang perlu
nama atau rupa mirip serta dilakukan pelabelan dan penataan diwaspadai dan obat
obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa dengan nama atau rupa
mirip sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun. 10 mirip
(D,O, W)

EP 2 Dilakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan obat- Bukti pengawasan dan


obatan psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang perlu 10 pengendalian
diwaspadai (high alert). (D, W) penggunaan

Jumlah 20

KRITERIA 5.3.4
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien yang menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah sisi pada pemberian tindakan invasif atau tindakan pada pasien.
• Puskesmas harus menetapkan tindkan operatif, tindakan invasif dan prosedurnya, yang meliputi semua tindakan yang meliputi sayatan/insisi atau tusukan, pengambilan jaringan, pencabutan gigi, pemasangan implan dan tindakan atau prosedur invasif yang lain yang menjadi kewenangan
puskesmas
• Puskesmas sebagi
harusfasilitas pelayanan suatu
mengembangkan kesehatan tingkat
sistem untukpertama.
memastikan benar pasien, benar prosedur, benar sisi jika melakukan tindakan dengan menerapkan Protokol Umum (Universal Protocol), yang meliputi:
- Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan
- Penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur; dan
- Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur
• Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan bertujuan untuk verifikasi benar orang, benar prosedur, benar sisi, memastikan semua dokumen, persetujuan tindakan medis, rekam medis, hasil pemeriksaan penunjang tersedia dan diberi label, memastikan obat-obatan, cairan
•intravena,
Penandaanjikasisi
adayang
ada produk darah yang
akan dilakukan diperlukan,
tindakan/ peralatan
prosedur medis pasien
melibatkan atau implant tersedia dan siap
jika memungkinkan dan digunakan.
dilakukan dengan tanda yang langsung dapat dikenali dan tidak membingungkan. Tanda harus dilakukan secara seragam dan konsisten. Penandaan dilakukan pada semua organ yang
•mempunyai
Penandaanlateralitas
sisi dapat(kanan lawan
dilakukan kiri,saja
kapan seperti salahprosedur
sebelum satu daridimulai
dua anggota
selamabadan,
pasiensatu dari secara
terlibat sepasang
aktiforgan), beberapa struktur
dalam penandaan sisi dan(seperti jari, jari kaki,pasien
tanda. Adakalanya lesi), tidak
atau beberapa tingkatuntuk
memungkinkan (tulangberpartisipasi,
belakang). Untuk tindakan
misalnya: pasiendianak,
poli gigi,
atau seperti
ketika pencabutan
pasien tidakgigi, penandaannya
kompeten membuatbilakeputusan
perlu,
tentang
• Jeda / perawatan kesehatan.peluang untuk menjawab semua pertanyaan yang belum terjawab atau meluruskan kerancuan. Jeda dilakukan di lokasi tempat prosedur akan dilakukan, tepat sebelum memulai prosedur, dan melibatkan seluruh tim yang akan melakukan tindakan operasi
time out merupakan
atau invasif.
KRITERIA 5.3.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan penandaan sisi operasi / tindakan medis secara SOP Penandaan Bukti dilakukan
konsisten oleh pemberi pelayanan yang akan melakukan lokasi operasi penandaan lokasi
tindakan sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (O, 10 operasi
W)

EP 2 Dilakukan verifikasi sebelum operasi/tindakan medis untuk Bukti proses verifikasi


memastikan prosedur telah dilakukan dengan benar. (D, O, W) sebelum tindakan
10 dilakukan sesuai
kebijakan

EP 3 Dilakukan time-out sebelum operasi/tindakan medis, untuk bukti dilakukan time-out


memastikan semua pertanyaan sudah terjawab atau 10 sebelum operasi
meluruskan kerancuan. (D,W)

Jumlah 30

KRITERIA 5.3.5
Proses untuk mengurangi resiko jatuh disusun dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Cedera pada pasien dapat terjadi karena jatuh di fasilitas kesehatan. Risiko jatuh dapat terjadi pada pasien dengan riwayat jatuh, penggunaan obat, minum minuman beralkohol, gangguan keseimbangan, gangguan visus, gangguan mental, dan sebab yang lain.
• Penapisan dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun untuk meminimalkan terjadinya risiko jatuh pada pasien rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas.
• Penapisan resiko jatuh dilakukan pada pasien rawat jalan dengan mempertimbangkan:
1. kondisi pasien; contoh: pasien geriatri, dizzines, vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan atau kejiwaan, konsumsi alkohol
2. diagnosis; contoh: pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson
3. situasi; pasien mendapatkan sedasi atau pasien dengan riwayat tirah baring lama yang akan dipindahkan untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan mengakibatkan risiko jatuh
4. lokasi; hasil identifikasi area-area di Puskesmas yang berisiko terjadi pasien jatuh, antara lain lokasi yang dengan kendala penerangan atau mempunyai barrier/penghalang yang lain, misalnya tempat pelayanan fisioterapi, tangga
•Kriteria untuk melakukan penapisan kemungkinan terjadinya risiko jatuh harus ditetapkan baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan, dan dilakukan upaya untuk mencegah atau meminimalkan kejadian jatuh di fasilitas kesehatan.
•Contoh alat untuk melakukan penapisan pada pasien rawat inap adalah skala Morse untuk pasien dewasa, dan skala Humpty Dumpty untuk anak, sedangkan untuk rawat jalan dengan menggunakan get up and go test, atau dengan menanyakan tiga pertanyaan:
a. apakah dalam enam bulan terakhir pernah jatuh
b. apakah menggunakan obat yang mengganggu keseimbangan
c. apakah jika berdiri dan/atau berjalan membutuhkan bantuan orang lain. Jika satu dari pertanyaan tersebut mendapat jawaban ya, maka pasien tersebut dikategorikan berisiko jatuh

KRITERIA 5.3.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh sesuai dengan SOP penapisan Bukti dilakukannya
kebijakan dan prosedur serta dilakukan upaya untuk pasien risiko jatuh penapisan pasien risiko
mengurangi risiko tersebut. (O, W, S) 10 jatuh dan tindak
lanjutnya

EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengurangi risiko Bukti dilakukannya lokasi
terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi berisiko terjadi 10 yang berisiko pasien
pasien jatuh. (D, O, W) jatuh

Jumlah 20

STANDAR 5.4
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan pengembangan budaya keselamatan
KRITERIA 5.4.1
Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis dan penyusunan rencana penyelesaian masalah, upaya perbaikan dan pencegahan insiden keselamatan pasien
POKOK PIKIRAN
• Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien. Insiden keselamatan pasien terdiri atas : l) Kejadian tidak diharapkan (KTD), 2) Kejadian nyaris
cedera
• Insiden(KNC), 3) Kejadian
keselamatan pasientidak cedera,
adalah setiap4)kejadian
kondisiyang
potensial cedera (KPC),
tidak disengaja dan 5)yang
dan kondisi Kejadian sentinel (KS)
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya insiden. Jenis Insiden terdiri dari :
1) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), yaitu insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. Misalnya pasien jatuh dari tempat tidur dan menimbulkan luka pada pergelangan kaki.
2) Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden yang sudah mengenai / terpapar pada pasien tapi tidak terjadi cedera. Misalnya Perawat salah memberikan obat pada pasien, obat telah diminum tapi pasien tidak mengalami cedera.
3) KondisiPotensialCedera (KPC) adalah semua situasi atau kondisi terkait perawatan pasien yang sangat berpotensi cedera pada pasien. Misalnya alat pengukur tekanan darah rusak di letakkan di ruang pemeriksaan, timbangan bayi yang rusak dan diletakkan di ruang gizi
4) Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah insiden yang terjadi tapi belum mengenai / terpapar pada pasien karena dapat dicegah. Misalnya: perawat mau memberikan obat kepada pasien, ketika di cek ternyata obat yang diberikan oleh farmasi milik pasien yang lain yang namanya mirip, sehingga
obat tersebut
5) tidak jadi
Sentinel suatu diberikan.
kejadian yang tidak diinginkan (unexpected occurrence) yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius. Kejadian sentinel dapat berupa:
a) Kematian yang tidak diduga, termasuk dan tidak terbatas hanya pada:
kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit atau kondisi pasien (contoh: kematian akibat proses transfer yang terlambat)
kematian bayi aterm
bunuh diri
b) Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit atau kondisi pasien
c) Tindakan salah tempat, salah prosedur, salah pasien
d) Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan rumah orang tuanya
e) Perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan [berakibat kematian atau kehilangan fungsi secara permanen) atau pembunuhan (yang disengaja) atas pasien, anggota keluarga, staf, dokter, pengunjung atau
vendor/pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan Puskesmas
• Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien. Pelaporan insiden terdiri dari Laporan Insiden Internal dan Laporan Insiden Eksternal.
• Sistem pelaporan diharapkan dapat mendorong individu di dalam Puskesmas untuk peduli akan bahaya atau potensi bahaya yang dapat terjadi pada pasien. Pelaporan juga penting digunakan untuk memantau upaya pencegahan terjadinya kesalahan (error) sehingga dapat mendorong
•dilakukan investigasi.
Puskesmas Di sisi analisis
perlu melakukan lain pelaporan akan menjadimatriks
dengan menggunakan awal proses pembelajaran
grading untuk
risiko yang akan mencegah kejadian
menentukan yang sama
jenis investigasi terulang
insiden yangkembali.
akan dilakukan setelah Laporan Insiden Internal. Investigasi terdiri dari Investigasi sederhana dan Root Cause Analysis (RCA)
• Puskesmas perlu menetapkan sistem pelaporan insiden yang meliputi: kebijakan, alur pelaporan, formulir pelaporan, prosedur pelaporan, insiden yang harus dilaporkan internal yaitu semua jenis insiden termasuk kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris
cedera maupun
• Pelaporan kejadian
insiden sangatpasien
keselamatan potensial cedera.
dilaporkan Sedangkan
sesuai laporan peraturan
dengan ketentuan eksternal perundang-undangan.
yang dilaporkan adalah IKP yang menunjukkan grading kuning dan merah berdasarkan hasil analisis. Ditentukan juga siapa saja yang membuat laporan, batas waktu pelaporan, investigasi dan

KRITERIA 5.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan pelaporan jika terjadi insiden sesuai kebijakan dan SK dan SOP dokumen laporan wawancara pada
prosedur yang ditetapkan kepada tim keselamatan pasien yang pelaporan insiden insiden dan pelaporan petugas kesehatan
disertai dengan analisis, investigasi insiden dan tindak lanjut keselamatan pasien insiden ke tim dan tim keselamatan
terhadap insiden. keselamatan pasien; pasien
dokumen analisa risiko,
10 investigasi insiden, dan
tindak lanjut insiden

EP 2 Dilakukan pelaporan ke Komite Nasional Keselamatan Pasien dokumen laporan


(KNKP) terhadap insiden, analisis dan tindak lanjut sesuai 10 insiden pada KNKP
kerangka waktu yang ditetapkan.

Jumlah 20
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA 5.4.2
Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting dalam memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan budaya keselamatan.
POKOK PIKIRAN
• Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien menjadi tanggungjawab seluruh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan pasien
• Tenaga kesehatan adalah tenaga medis, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang diberi wewenang dan bertanggung jawab melaksanakan asuhan pasien.
• Perilaku terkait budaya keselamatan berupa:
a. penyediaan layanan yang baik, termasuk pengambilan keputusan bersama
b. bekerjasama dengan pasien atau klien
c. bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
d. bekerjasama dengan sistem layanan kesehatan
e. meminimalkan risiko
f. mempertahankan kinerja profesional
g. perilaku profesional dan beretika
h. memastikan pelaksanaan proses pelayanan yang terstandar
i. upaya peningkatan mutu dan keselamatan termasuk keterlibatan dalam pelaporan dan tindak lanjut insiden
• Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti:
a) Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf,misalnya mengumpat, memaki;
b) Perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, adalah komentar sembrono di depan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain di depan pasien, misalnya "obatnya ini salah, tamatan mana dia... ?", melarang perawat untuk membuat laporan insiden, memarahi staf klinis lainnya di depan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar membuang rekam medis di ruang rawat;
c)Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender;
d) Pelecehan seksual
• Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga kesehatan perlu melakukan evaluasi terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan dan melakukan upaya perbaikan baik pada sistem pelayanan maupun
perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan dan budaya perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan.
KRITERIA 5.4.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan identifikasi dan pelaporan perilaku yang tidak SK dan SOP bukti identifikasi dan pengamatan wawancara secara
mendukung budaya keselamatan/"tidak dapat diterima" dan penerapan budaya pelaporan perilaku yang pelaksanaan acak pada petugas
upaya perbaikannya mutu dan tidak mendukung budaya mutu kesehatan tentang
keselamatan pasien budaya keselamatan dan penerapan budaya
10 pasien keselamatan mutu dan
pasien keselamatan pasien

EP 2 Dilakukan edukasi tentang mutu klinis dan keselamatan pasien sosialisasi budaya mutu wawancara secara
pada tenaga kesehatan pemberi asuhan klinis dan keselamatan acak pada petugas
pasien kesehatan tentang
penerapan budaya
10 mutu dan
keselamatan pasien

Jumlah 20

STANDAR 5.5.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
KRITERIA 5.5.1.
Regulasi dan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan oleh seluruh karyawan Puskesmas secara komprehensif untuk mencegah dan meminimalkan risiko terjadinya infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas kesehatan.
• Tujuan PPI adalah meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga melindungi sumber daya manusia kesehatan, pasien dan masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
• Risiko infeksi yang didapat dan/ atau ditularkan di antara pasien, staf,
tenaga profesional
• Puskesmas perlu pemberi
menyusun asuhan, tenaga
program PPIkontrak, tenaga sukarelawan,
yang meliputi implementasi kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi, pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau workshop) baik bagi petugas maupun
pasien dan yang
• Kegiatan keluarga, serta masyarakat,
tercantum penyusunan
dalam program dan penerapan
PPI tergantung bundles kegiatan
pada kompleksitas infeksi terkait pelayanan
klinis dan kesehatan,
pelayanan monitoring
Puskesmas, pelaksanaan
besar kecilnya area kewaspadaan isolasi,risiko
Puskesmas, tingkat surveilans penyakit
dan cakupan infeksi yang
populasi terkait pelayanan
dilayani, kesehatan,
geografis, jumlahserta penggunaan
pasien, antipegawai
dan jumlah mikrobadan
secara bijak dan bagian
merupakan dilakukan pelaporan
terintegrasi
•dengan Program Peningkatan
Agar pencegahan Mutu. infeksi dapat dilaksanakan dengan optimal perlu ditetapkan staf yang terlatih untuk mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan prinsip-prinsip dan program PPI dalam pelayanan berdasarkan kebijakan dan pedoman yang
dan pengendalian
mengacu pada ketentuan
• Untuk memantau peraturan
dan menilai perundang-undangan
pelaksanaan yang berlaku.
program PPI disusun indikator• indikator sebagai bukti dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang direncanakan.
• Sumber rujukan utama yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI di Fasyankes dan Petunjuk Teknis PPI di FKTP tahun 2020
• Puskesmas perlu menyusun program PPI yang meliputi kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi; pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau workshop) baik bagi petugas maupun pasien dan keluarga serta
masyarakat; penyusunan
• Kegiatan yang tercantum dan penerapan
dalam programbundles infeksi terkait
PPI tergantung pada pelayanan kesehatan
kompleksitas kegiatanserta
klinispenggunaan antipuskesmas,
dan pelayanan mikroba secara
besarbijak.
kecilnya area puskesmas, tingkat risiko dan cakupan populasi yang dilayani, geografis, jumlah & jenis pelayanan pasien dan jumlah pegawai dan merupakan bagian
terintegrasi dengan dan
• Untuk memantau Program Peningkatan
menilai Mutu
pelaksanaan program PPI disusun indikator-indikator sebagai bukti dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang direncanakan

KRITERIA 5.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Puskesmas menyusun rencana dan melaksanakan program PPI SK, Pedoman dan Dokumen perencanaan Pelaksanaan
secara komprehensif dalam penyelenggaraan pelayanan di SOP Program PPI program PPI, bukti program PPI di
puskesmas Pelaksanaan program puskesmas
10 PPI di puskesmas

EP 2 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap SK indikator PPI Bukti monev dan RTL
pelaksanaan program PPI dengan menggunakan indikator yang 10 program PPI; Data
ditetapkan indikator PPI

Jumlah 20
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
KRITERIA 5.5.2.
Dilakukan identifikasi risiko-risiko infeksi dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai dasar untuk menyusun dan menerapkan strategi untuk mengurangi risiko-risiko tersebut
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melakukan identifikasi dan kajian risiko baik dalam penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan perseorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang mungkin atau pernah terjadi terhadap pasien, pengunjung, petugas, keluarga dan masyarakat.Pelaksanaan identifikasi
dan kajian pemberian
• Berdasarkan asuhan
hasil kajian harusdisusun
tersebut sesuai prinsip-prinsip
strategi dalam PPI.
pencegahan dan pengendalian infeksi melalui dengan menerapkan program PPI yang terdiri dari kewaspdaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan anti
mikroba secara bijak
Untuk penerapan dan pelaksanaan
kewaspadaan isolasi bundles infeksi terkait
perlu dipastikan : pelayanan kesehatan antara lain infeksi aliran darah primer, infeksi daerah operasi, infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter, dan infeksi-infeksi lain yang mungkin terjadi akibat pelayanan kesehatan
a. ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, kacamata pelindung, masker, sepatu dan gaun pelindung;
b. ketersediaan linen yang benar
c. ketersediaan alat medis sesuai ketentuan
d. ketersediaan peralatan penyuntikan yang aman;
e. penyimpanan dan penanganan produk makanan dan nutrisi yang sesuai standar
f. pengelolaan limbah melalui penempatan yang aman dan pembuangan limbah klinis dan limbah yang berpotensi menular yang memerlukan pembuangan khusus seperti benda tajam / jarum dan
•peralatan sekali pakai
ICRA (Infection lainnya
Control yang mungkin
Risk Assesment) bersentuhan
merupakan dengan
program tubuh risiko
penilaian cairan;pengendalian infeksi melalui proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan risiko dari infeksi ke pasien dengan perencanaan fasilitas, desain dan kegiatan konstruksi
• Program ICRA / Kajian risiko infeksi meliputi:
1. Risiko terkait prosedur pelayanan
2. Risiko terkait data hasil surveilans HAI's
3. Risiko terkait data hasil audit kepatuhan
4. Risiko terkait pelayanan penunjang, dll

KRITERIA 5.5.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi terkait dengan dokumen ICRA
penyelenggaraan di Puskesmas 10

EP 2 Disusun dan dilaksanakan strategi untuk meminimalkan risiko SK indikator PPI Bukti monev dan RTL
infeksi terkait dengan penyelenggaraan pelayanan di program PPI; Data
Puskesmas dan dipastikan ketersediaan a) sampai g) di dalam 10 indikator PPI
POKOK PIKIRAN

Jumlah 20

KRITERIA 5.5.3
Puskesmas mengurangi risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, perlu melaksanakan dan mengimplementasikan program PPI, untuk mengurangi risiko infeksi baik bagi pasien, petugas, keluarga pasien, masyarakat dan lingkungan.
POKOK PIKIRAN
•Program pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi di antara pasien, petugas, keluarga dan masyarakat dan lingkungan melalui penerapan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan
standar dan kewaspadaan
• Pelaksanaan berdasar
program tersebut transmisi,
perlu dipantaupenggunaan antimikroba
secara terus secaramenjamin
menerus untuk bijak, danpenerapan
bundles untuk
yang infeksi terkait pelayanan kesehatan.
konsisten.
• Kewaspadaan standar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, melalui
a. Kebersihan tangan
Kebersihan tangan merupakan salah satu cara yang sangat efektif dalam pencegahan infeksi yang wajib dilakukan baik oleh petugas kesehatan, pasien, pengunjung, dan masyarakat luas. Penerapan dan edukasi tentang kebersihan tangan perlu dilakukan secara terus menerus agar dapat
b. Penggunaan Alatdilaksanakan secara
Pelindung Diri (APD)konsisten
secara benar dan sesuai indikasi Alat Pelindung Diri (APD) digunakan dengan benar untuk mencegah dan mengendalikan infeksi Alat Pelindung Diri (APD) digunakan dengan benar untuk mencegah dan mengendalikan infeksi Alat
Pelindung Diridan
c. Etika batuk (APD) digunakan dengan benar untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, APD yang dimaksud meliputi tutup kepala (topi), masker, google (perisai wajah), sarung tangan, gaun pelindung, sepatu pelindung digunakan secara tepat dan benar oleh petugas
bersin
Etika batuk dan bersin diterapkan untuk semua orang untuk kasus infeksi dengan transmisi droplet atau airborne. Ketika batuk atau bersin tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tisu atau lengan dalam baju, segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam
tempat
d. Penempatan pasien sampah,
dengan benarkemudian cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol, dan wajib menggunakan masker.
Pasien dengan penyakit infeksi harus ditempatkan terpisah dengan pasien bukan penyakti infeksi. Penempatan pasien harus disesuaikan dengan pola transmisi infeksi dan sebaiknya ditempatkan di ruangan tersendiri. Bila tidak tersedia ruangan tersendiri dapat
e. Penyuntikan yangdilakukan
aman kohorting. Jarak antara tempat tidur pasien yang satu dengan yang lain minimal satu meter.
Tindakan penyuntikan yang aman perlu memperhatikan kesterilan alat yang digunakan dan prosedur penyuntikannya. Pemakaian spuit dan jarum suntik steril harus sekali pakai, dan berlaku juga pada penggunaan vial multi dosis untuk mencegah timbulnya
kontaminasi
l) menerapkan mikroba saat obat
teknik aseptik untukdipakai pada pasien.
mencegah Penyuntikan
kontaminasi yang aman berdasarkan prinsip PPI meliputi
alat injeksi.
2) semua alat suntik yang dipergunakan harus sekali pakai untuk satu pasien dan satu prosedur walaupun jarum
suntiknya
3) gunakanberbeda.
single dose untuk obat injeksi dan cairan pelarut/flushing
4) proses pencampuran obat dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) pengelolaan limbah tajam bekas pakai perlu dikelola dengan benar sesuai perundang-undangan yang berlaku
f. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien dengan benar.
Menurunkan risiko infeksi melalui kegiatan dekontaminasi melalui proses pembersihan awal (pre cleanning), pembersihan, disinfeksi dan /atau sterilisasi dengan mengacu pada kategori Spaulding. meliputi :
l) kritikal berkaitan dengan alat kesehatan yang digunakan pada jaringan steril atau sistim pembuluh darah dengan menggunakan Tehnik Sterilisasi, seperti instrumen bedah, partus set.
2) semi kritikal, peralatan yang digunakan pada selaput mukosa dan area kecil dikulit yang lecet dengan menggunakan Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), seperti oropharyngeal airway (OPA)/Guedel, penekan lidah, kaca gigi.
3) non kritikal peralatan yang digunakan pada permukaan tubuh yang berhubungan dengan kulit yang utuh dilakukan Disinfeksi Tingkat Rendah, seperti tensimeter atau termometer.
Proses dekontaminasi tersebut meliputi:
• pembersihan awal dilakukan oleh petugas di tempat kerja dengan menggunakan APD dengan cara membersihkan dari semua kotoran, darah dan cairan tubuh dengan air mengalir, untuk kemudian dilakukan transportasi ke tempat pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi.
•pembersihan merupakan proses secara fisik membuang semua kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari permukaan peralatan secara manual atau mekanis dengan mencuci bersih dengan detergen (golongan disinfenktan
dan klorin dengan
• disinfeksi tingkat komposisi sesuaiuntuk
tinggi dilakukan dengan standar
peralatan yang
semi berlaku)
kritikal untuk atau larutan enzymatic,
menghilangkan dan ditiriskan sebelum
semua mikroorganisme kecualidilakukan
beberapadisinfeksi
endospore atau sterilisasi.
bacterial dengan cara merebus, menguapkan atau menggunakan disinfektan kimiawi
• sterilisasi merupakan proses menghilangkan semua mikroorganisme termasuk endospore menggunakan uap bertekanan tinggi (autoclave), panas kering (oven), sterilisasi kimiawi, atau cara sterilisasi yang lain.
Dekontaminasi lingkungan yaitu pembersihan permukaan lingkungan yang berada di sekitar pasien dari kemungkinan kontaminasi darah, produk darah atau cairan tubuh. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan cairan desinfektan seperti klorin 0,05% untuk permukaan lingkungan dan 0,5% pada lingkungan yang terkontamina si darah dan produk darah. Selain klorin dapat digunakan desinfektan lain sesuai ketentuan
g. Pengelolaan linen dengan benar
Pengelolan linen yang baik dan benar adalah salah satu upaya untuk menurunkan resiko infeksi. Linen terbagi menjadi linen kotor non infeksius dan linen kotor infeksius. Linen kotor infeksius adalah linen yang terkena darah
ataudengan
h. Pengelolaan limbah cairan benar
tubuh dan
lainnya.
sesuaiPenatalaksanaan linen yang sudah digunakan harus dilakukan dengan hati-hati. Kehati• hatian ini mencakup penggunaan APD petugas yang mengelola linen, dan kebersihan tangan sesuai prinsip
peraturan perundangan.
Puskesmas setiap harinya menghasilkan
Pengelolaan limbah, terutama limbah infeksius, benda tajam dan jarum yang apabila pengelolaan pembuangan dilakukan dengan tidak benar dapat menimbulkan risiko infeksi. Pengelolaan limbah infeksius meliputi
limbah meliputi
l) limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh, sample laboratorium, produk darah dan lain-lain, yang dimasukan kedalam kantong plastik berwarna kuning dan dilakukan proses sesuai
ketentuan peraturan
2) limbah benda tajam perundang-undangan.
adalah semua limbah yang memiliki permukaan tajam yang dimasukkan kedalam safety box (penyimpanan khusus tahan tusukan dan tahan air) Penyimpanan tidak boleh melebihi % isi safety box
3) limbah cair infeksius segera dibuang ketempat pembuangan limbah cair (spoel hoek)
4) pengelolaan limbah dimaksud meliputi identifikasi, penampungan, pengangkutan, tempat penampungan sementara, pengolahan akhir limbah
Pembuangan benda tajam (seperti jarum) yang tidak benar merupakan salah satu penyebab bahaya luka tusuk jarum yang berisiko pada penularan penyakit infeksi melalui darah sehingga diperlukan pengelolaan risiko pasca pajanan
i. Perlindung petugas terhadap infeksi.
Petugas kesehatan dalam menjalankan tugas pelayanan perlu dilindungi terhadap terpapar infeksi. Perlindungan petugas dilakuka n melalu pemeriksaan berkala, pemberian vaksinasi, dan perlindungan serta
tindakmeliputi:
• Kewaspadaan standar lanjut jika terjadi pajanan.
a. Kebersihan tangan
b. Penggunaan APD
c. Pengendalian lingkungan
d. Pengelolaan limbah dan benda tajam
e. Pengelolaan alat medis (instrumen)
f. Pengelolaan linen
g. Penyuntikan yang aman
h. Kebersihan pernafasan dan etika batuk
i. Penempatan pasien
j. Perlindungan Kesehatan Karyawan
• Penerapan kewaspadaan standar perlu dipantau oleh tim PPI atau petugas yang diberi tanggung jawab agar dilaksanakan secara periodik dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan Puskesmas.
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

KRITERIA 5.5.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Terdapat bukti penerapan dan pemantauan prinsip-prinsip Bukti penerapan PPI di
kewaspadaan standar sesuai pokok pikiran sesuai prosedur 10 puskesmas
yang ditetapkan

EP 2 Bila ada pengelolaan (kebersihan lingkungan, pengelolaan MOU dengan pihak


limbah, pengelolaan linen) yang dilaksanakan oleh pihak ketiga, ketiga dan evaluasinya
puskesmas harus memastikan standar mutu diterapkan oleh
pihak ketiga sesuai peraturan perundang-undangan 10

Jumlah 20

KRITERIA 5.5.4
Kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas harus menerapkan kebersihan tangan yang terbukti menurunkan risiko infeksi yang terjadi pada fasilitas kesehatan.
• Prosedur kebersihan tangan perlu disusun dan disosialisasikan, serta ditempel pada tempat yang mudah dibaca. Tenaga medis, tenaga kesehatan, dan karyawan Puskesmas perlu diedukasi tentang kebersihan tangan. Sosialisasi kebersihan tangan perlu juga dilakukan untuk pasien,
dan keluarga pasien.
• Kebersihan tangan merupakan kunci efektif pencegahan dan pengendalian infeksi sehingga Puskesmas harus menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai kebersihan tangan
• Setiap karyawan puskesmas harus memahami dan mampu menerapkan 6(enam) langkah dan 5(lima) kesempatan melakukan kebersihan tangan dengan benar.
• Puskesmas wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan untuk melakukan kebersihan tangan antara lain:
a. fasilitas cuci tangan meliputi air mengalir, sabun, tisu pengering tangan/handuk sekali pakai; dan/atau
b. hand rubs berbasis alkohol yang ketersediaannya harus terjamin di Puskesmas

KRITERIA 5.5.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan edukasi kebersihan tangan pada tenaga medis, SOP kebersihan Bukti pelaksanaan
tenaga kesehatan, seluruh karyawan Puskesmas, pasien dan tangan edukasi kebersihan
keluarga pasien tangan, banner, leaflet
10 tentang kebersihan
tangan

EP 2 Perlengkapan dan peralatan untuk kebersihan tangan tersedia Instrimen monitoring


di tempat pelayanan 10 kelengkapan fasilitas
kebersihan tangan

EP 3 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan Instrumen audit dan
kebersihan tangan 10 bukti audit kepatuhan
kebersihan tangan

Jumlah 30

KRITERIA 5.5.5
Dilakukan upayan pencegahan penularan infeksi dengan penerapan kewaspadaan berdasar transmisi dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien yang dapat ditularkan melalui transmisi air borne
POKOK PIKIRAN
• Program PPI dalam kewaspadaan isolasi terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi. Kewaspadaan berdasar transmisi meliputi kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak, droplet dan air borne.
• Penularan penyakit air borne disease termasuk penularan yang diakibatkan oleh prosedur atau tindakan yang menimbulkan aerosolisasi merupakan salah satu risiko yang perlu diwaspadai dan mendapat perhatian khusus di puskesmas
• Untuk mengurangi risiko penularan air borne disease diantaranya dengan menggunakan APD, penataan ruang periksa, penempatan pasien, maupun transfer pasien dilakukan sesuai dengan prinsip PPI. Upaya pencegahan juga perlu ditujukan untuk memberikan perlindungan kepada staf, pengunjung serta lingkungan pasien. Pembersihan kamar dengan benar setiap hari selama pasien tinggal di puskesmas dan pembersihan kembali setelah pasien pulang harus dilakukan sesuai standar atau pedoman pengendalian infeksi.
• Untuk mencegah penularan air borne disease perlu melakukan identifikasi pasien yang berisiko dengan memberikan masker, menempatkan pasien di tempat tersendiri atau kohorting dan mengajarkan etika batuk
• Untuk pencegahan penularan transmisi air borne ditetapkan alur dan SOP pengelolaan pasien sesuai ketentuan

KRITERIA 5.5.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan identifikasi penyakit infeksi yang ditularkan melalui SOP Alur penatalaksanaan
transmisi air borne dan prosedur atau tindakan yang penatalaksanaan pasien infeksi, bukti
menimbulkan aerosolisasi yang dilayani di puskesmas serta pasien infeksi identifikasi penyakit
upaya pencegahan penularan infeksi melalui transmisi air infeksi terutama saat
borne dengan pemakaian APD, penataan ruang periksa, 10 penerimaan pasien di
penempatan pasien, maupun transfer pasien sesuai dengan puskesmas
regulasi yang disusun

EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil Bukti monitoring dan
pemantauan terhadap pelaksanaan penataan ruang periksa, tindak lanjut dari
penggunaan APD, penempatan pasien, transfer pasien untuk pemantauan
mencegah transmisi infeksi. 10 pencegahan transmisi
infeksi

Jumlah 20

KRITERIA 5.5.6
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menetapkan kebijakan tentang outbreak , bagaimana penanggulangan sesuai dengan wewenangnya, untuk menjamin perlindungan kepada petugas, pengunjung dan perlindungan pasien
• Kriteria outbreak infeksi terkait pelayanan kesehatan di puskesmas adalah:
a. terdapat kejadian infeksi yang sebelumnya tidak ada atau sejak lama tidak pernah muncul yang diakibatkan oleh kegiatan pelayanan kesehatan yang berdampak risiko infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
b. peningkatan kejadia 2 kali lipat atau lebih dibanding periode sebelumnya
KRITERIA/STD/EP Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
c. kejadian dapat meningkat secara luas dalam kurun waktu yang sama
d. kejadian infeksi yang ditetapkan sebagai outbreak oleh pemerintah
• Dalam keadaan outbreak disusun dan diterapkan panduan, protokol• protokol kesehatan dan prosedur yang sesuai untuk mencegah penularan penyakit infeksi

KRITERIA 5.5.6 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
EP 1 Dilakukan identifikasi kemungkinan terjadinya outbreak infeksi SK & SOP Alur penatalaksanaan
baik yang terjadi di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas penatalaksanaan outbreak, Dokumen
outbreak identifikasi kejadian
outbreak infeksi di
10 puskesmas atau di
wilayah kerja puskesmas

EP 2 Jika terjadi outbreak infeksi, dilakukan penanggulangan sesuai Bukti pelaksanaan,


dengan kebijakan, panduan, protokol kesehatan dan prosedur monitoring dan tindak
yang disusun serta dilakukan evaluasi dan tindak lanjut lanjut dari
terhadap pelaksanaan penanggulangan sesuai regulasi yang 10 penanggulangan
disusun kejadian outbreak infeksi

Jumlah 20

Total Skor 470


Total EP 470
CAPAIAN 100 100.00%
REKAPITULASI CAPAIAN SELURUH BAB

NB : Halaman ini tidak perlu diisi / diketik. Skor dan Nilai akan muncul otomatis.

SKOR
NO BAB TOTAL SKOR MAKSIMUM CAPAIAN
E.P

1 KMP 1030 1030 100.00%


2 UKM 960 960 100.00%
3 UKPP 420 420 100.00%
4 PPN 340 340 100.00%
5 PMP 470 470 100.00%
SKOR TOTAL & SKOR MAKSIMUM E.P 3220 3220 100.00%
CAPAIAN Puskesmas 100.00%

Puskesmas :
Kab./ Kota :
Tanggal :
Surveior :

1
2
3
4
5
6
7

Anda mungkin juga menyukai