Anda di halaman 1dari 3

KISAH SEORANG ANAK YANG BERBAKTI 

 KEPADA ORANG TUA

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban setiap anak, seperti kisah dongeng berikut.
Halimah namanya, ia adalah seorang anak sangat sayang dan berbakti kepada orang tuanya. Sang
ayah telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya semenjak ia masih di dalam
kandungan. Kini ia hanya hidup berdua dengan ibunya di rumah yang sangat sederhana sekali.
Halimah duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Sebelum berangkat sekolah, Halimah selalu
membantu ibunya mencuci pakaian, mencucui piring, bahkan membuat pisang goreng untuk
dijual esok hari. Saat halimah berangkat sekolah, ia juga membawa pisang goreng untuk
dititipkan ke kantin sekola. Halimah termasuk anak yang pintar, ia selalu mendapat rangking
pertama di kelasnya.
“Halimah, nanti habis jualan sepulang sekolah, tolong antar pisang goreng ini ke tempat Bu
Marni” suruh ibu.
“Iya bu” jawab Halimah.
Itulah yang dikerjakan Halimah sepulang sekolah, ia membantu ibunya jualan pisang goreng
keliling kampung sekitar. Halimah tak pernah malu melakukan ini, karena membahagiakan sang
ibu adalah cita-cita utamanya.
“Nak, Ibu bersyukur sekalu memiliki anak seperti kamu. ini adalah anugrah yang Allah berikan
kepada Ibu” bisik sang Ibu.
“Halimah juga bersyukur sekali menjadi anak ibu. Halimah selalu berterima kasih kepada
Allah dan berdoa untuk Ibu” jawab Halimah. Dengan berlinang air mata, Halimah memeluk Ibu
erat-erat. Lalu Halimah berbisik kepada ibunya.“Ibu, suatu saat Halimah ingin sekali
memberangkatkan ibu ke tanah suci” bisik Halimah.
“Ibu sangat terharu nak, semoga Allah mengabulkan apa yang kamu cita-citakan” jawab ibu.
Sungguh besar bakti Halimah kepada ibunya, setiap sholat 5 waktu, Halimah tak lupa
berdoa semoga cita-cita yang sangat mulia itu terkabul.
Tak terasa berjalan begitu cepat, 10 tahun sudah berlalu. Kini Halimah menjadi seorang
wanita yang cukup sukses, ia merintis pisang goreng ibunya dengan sabar dan telaten, hingga
sekarang ia berhasil mengembangkan usaha pisang goreng ibunya dan mempunyai beberapa
cabang warung pisang goreng di daerahnya.
Ketika Halimah menjadi orang sukses, ia tetap rendah hati dan tak lupa membantu fakir
miskin dan tetangga yang membutuhkan. Akhirnya, apa yang di cita-citakan Halimah dikabulkan
oleh Allah SWT. Ia dan ibunya berangkat ke tanah suci untuk melakukan ibadah haji.
Nilai-nilai yang dapat diteladani dari kisah diatas yaitu:
Berbaktilah kepada orang tuamu, janganlah kau menyia-nyiakan mereka. Orang tua
adalah orang yang tetap ada disisimu disaat orang lain meninggalkanmu. Ketika anak-anak
memiliki waktu untuk memikirkan orang tuanya, kebanyakan pada saat itu, orang tua mereka
sudah tak ada lagi di dunia ini.
Kisah Seorang Guru Dan Dua Orang Muridnya
Alkisah di sebuah pesantren di suatu negeri hidup seorang guru silat yang sangat bijak,
dan sudah sangat tua. Ia mempunyai dua murid yang masing-masing memiliki tingkat ibadah,
ketulusan, kejujuran, kesalehan, keseriusan, semangat, dan keuletan belajar silat yang sama.
Untuk mewariskan pesantren dan perguruannya, ia harus memilih yang terbaik dari keduanya.
`Pertandingan di antara mereka pun dilakukan. Namun, beberapa kali dilakukan
pertandingan, musabaqah, adu kepandaian dan adu kekuatan selalu berakhir dengan seimbang.
Mereka ternyata mampu menyerap ilmu yang sama dari sang guru. Selain itu, keduanya juga
sering berlatih bersama-sama sehingga masing-masing sudah mengetahui kelebihan dan
kekurangannya. Untuk mengetahui mana di antara mereka yang lebih baik dan lebih cerdik,
gurutersebut terpaksa menggunakan cara lain.
Suatu tengah malam seusai shalat, guru tersebut memanggil kedua muridnya dan
memberi mereka tugas,"Besok pagi ba'da subuh kalian pergilah ke hutan mencari ranting pohon.
Siapa yang pulang dengan hasil yang terbanyak, dialah yang keluar sebagai pemenang, dan
berhak mewarisi pesantren dan perguruan ini" Sambil menarik napas panjang sang guru
memperhatikan kedua muridnya yang sedang mendengarkan dengan serius kemudian ia
melanjutkan, "Waktu yang tersedia untuk kalian adalah jam lima pagi sampai jam lima sore."
Kemudian guru tersebut mengambil sesuatu dari bawah meja dan berkata,"Ini adalah dua bilah
parang yang dapat kalian gunakan, ada pertanyaan?"
Karena merasa tugas yang diembankan kepada mereka mudah, mereka pun serempak
menjawab,"Tidak.""Baiklah kalau begitu, sekarang, kalian cepatlah beristirahat dan besok
bangun lebih pagi," Nasihat sang guru.
Mendapat tugas yang baru ini, di benak murid yang pertama langsung terbayang bahwa
keesokan harinya ia harus bangun lebih awal, harus bekerja lebih keras dan lebih serius karena
waktunya terbatas. Ia terlalu terfokus pada waktu, yakni harus berangkat jam5 tepat , tidak boleh
kurang satu detik pun dan pulang jam 5 sore , tidak boleh lebih. Setelah yakin dengan waktunya,
ia pun pergi tidur.
Dengan tugas yang sama, murid kedua lebih terfokus pada pekerjaan yang harus
dilakukannya. Ia langsung memeriksa parang yang disediakan oleh gurunya, dan ternyata parang
tersebut adalah parang tua yang sudah tumpul.
Maka, ia pun memutuskan, besok sebelum berangkat ia akan mencari batu asah untuk
mengasah parangnya agar menjadi tajam dan siap digunakan. Dengan parang yang lebih tajam,
hasil yang sama dapat diperoleh dengan upaya yang lebih sedikit, pikirnya.
Tantangan kedua yang terbayang di benaknya adalah bagaimana cara membawa ranting
pohon lebih banyak secara efisien dan efektif ? Sementara temannya sudah tertidur lelap, ia
bermunjat dan berdoa kepada Allah, meminta agar dimudahkan segala urusannya sambil
memikirkan cara terbaik untuk membawa ranting dengan jumlah lebih banyak. Setelah berpikir
cukup lama dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan, ia memutuskanuntuk menyiapkan
tali pengikat dan tongkat pikulan sebelum berangkat keesokan harinya.
Dengan memikul ranting menggunakan tongkat pikulan. Paling tidak, ia bisa membawa
dua ikat besar ranting-satu di depan dan satu lagi dibelakang , itu berarti dua kali lipat lebih
banyak dibandingkan memanggulnya.Dengan perasaan puas, ia shalat malam lalu pergi tidur.
Keesokan harinya, murid pertama yang sudah berencana akan bekerja keras, bangun tepat
waktu dan langsung berangkat ke hutan. Sementara itu, murid kedua masih asyik berdzikir dan
membaca Al-Qur'an. Tepat jam enam pagi, murid kedua bergagas. Sesuai rencana, ia segera
mencari batu asah dan mengasah parangnyasampai benar-benar tajam.Kemudian ia mencari tali
dan tongkat pikulan. Setelahsemua perlengkapan siap, ia segera berangkat ke hutan, jam
menunjukkan pukultujuh lebih.
Ketika jam menunjukkan pukul satu siang, murid kedua sudah berhasil mengumpulkan
ranting cukup banyak. Ia segera mengikatnya menjadi dua dan memikulnya pulang.
Sesampainya di pesantren, diserahkannya ranting-rantingtersebut kepada gurunya. Ia berhasil
mendapat banyak ranting dan pulang lebih cepat.
Sementara itu, murid pertama, karena tidak mengasah parangnya, harus menggunakan
waktu dan energi yang lebih besar untuk memotong ranting pohon.Dengan demikian ia juga
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk beristirahat karena kelelahan. Belum waktu yang ia
gunakan untuk mencari tali pengikat. Selain itu, dengan caranya membawa ranting kayu yang
dipanggul di pundaknya, jumlah yang bisa dibawanya juga terbatas.

Nilai-nilai yang harus diteladani dari kisah diatas yaitu:


 Terkadang kita terbelenggu oleh kerutinan kerja sehari - hari, sehingga lupa " mengasah
parang " yang berupa bermunajat dan meminta petunjuk kepada Allah, belajar , ikut
pelatihan, training , mengadakan meeting, briefieng pagi dan lain - lain. Padahal kegiatan
diatas yang menurut kita " buang waktu " tersebut justru merupakan sarana ampuh untuk
meningkatkan dan mengembangkan Skill , Knowledge dan Attitude kita.
 Pelatihan , tafakur, dzikir, pengajian, training , meeting , briefieng , pengarahan atau
belajar pada dasarnya adalah bertujuan untuk " memudahkan " pekerjaan kita sehari -
hari. Bukankah mengasah parang selama 3 menit sangat tidak berarti saat kita harus
menebang pohon selama 3 jam.
 Oleh karenanya, minimal usahakanlah setiap pagi hari, membaca Al-Qur'an, berdzikir,
membaca al-Ma'tsurat, dan juga berpositif thinking... Di samping diwaktu-waktu tertentu
galilah potensi diri dengan mengikuti training, membaca buku motivasi, mengikuti
seminar, milis yang bermanfaat, dsb... Mudah-mudahan kita semua dimudahkan Allah
untuk menggapai hari esok yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai