Hukum Adat Keluarga
Hukum Adat Keluarga
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
semua.
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
I. LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................3
II. PERMASALAHAN......................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
I. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................5
II. PEMBAHASAN..............................................................................................6
A. PENGERTIAN KELUARGA DAN HUKUM ADAT KELUARGA...........6
1. KELUARGA..............................................................................................6
2. HUKUM ADAT KELUARGA....................................................................7
B. KEDUDUKAN PRIBADI SEBAGAI ANGGOTA KELUARGA...............9
C. HUBUNGAN ANAK DENGAN ORANG TUA DAN KERABATNYA. .12
1. HUBUNGAN ANAK DENGAN ORANG TUA........................................12
2. HUBUNGAN ANAK DENGAN KERABAT.............................................15
3. PEMELIHARAAN ANAK YATIM (PIATU)/PERWALIAN......................18
BAB III PENUTUP..............................................................................................23
I. KESIMPULAN...........................................................................................23
II. SARAN.......................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
PENDAHULUAN
Keluarga adalah unit masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan
seorang anak atau lebih. Keluarga yang terdiri dari individu-individu selanjutnya
masyarakat yang lebih kompleks lagi yaitu masyarakat adat lalu masyarakat adat
tersebut bersatu dan membentuk masyarakat desa dan terkumpul dalam suatu
disebut keturunan dimana keturunan di keluarga yang satu dengan yang lain akan
berbeda. Keluarga yang telah menjadi bagian dalam masyarakat adat memiliki
wajib dijauhi.
Ketidakpatuhan pada aturan-aturan yang telah ada dalam masyarakat adat
biasanya akan menimbulkan sanksi sosial. Sanksi yang timbul tidak selamanya
hanya berbentuk sanksi sosial namun juga bisa berupa denda. Hal itu tergantung
membicarakan hal-hal yang tidak jauh dari kedudukan pribadi dalam masyarakat
atau kerabatnya, hubungan anak dengan orang tua dan kerabat, beserta hal-hal lain
I. TINJAUAN PUSTAKA
hubungan tersebut banyak diatur oleh hukum adat dan dikenal sebagai hukum
anak.
Dalam tinjauan pustaka yang telah ada ini, dapat dilihat bahwa pada
anak, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan lebih
1. KELUARGA
Istilah keluarga mempunyai dua arti yaitu arti sempit dan arti luas, yaitu:
- Dalam arti sempit keluarga adalah gezin (bahasa Belanda) atau nuclear
atas keluarga inti ditambah saudara dari pihak ibu dan pihak beserta
keturunannya.
hubungan hukum secara timbal balik antara suami dengan istri dan hubungan
hukum secara timbal balik antara orang tua dengan anak, tetapi juga mengatur
hubungan hukum antara anak dengan kerabat/saudara ayah dan saudara ibu.1
1 Wilbert D. Kolkman dkk., Hukum Tentang Orang, Hukum Keluarga Dan Hukum Waris
Di Belanda Dan Indonesia, Pustaka Larasan, Bali, 2012, hlm. 163
lain, misalnya antara bapak dan anak; antara kakek, bapak dan anak,
Prof. Dr. Mr. Barend Ter Haar, Bzn menyebutnya sebagai Hukum
Kesanak-Saudaraan;
Kekerabatan.
Orang/pribadi atau disebut juga person dalam bahasa Inggris adalah segala
sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban hukum. Dengan kata lain
pamrih.
sejak manusia lahir. Oleh karena itu, sejak bayi manusia itu mempunyai
Kepurnaan status orang secara normaliter akan datang setelah dia matang
dan masyarakat mendapatkan status badan pribadi atau orang sebagai subjek
hukum yaitu sejak saat ia lahir dan hidup di dunia. Dengan kata lain bahwa
seseorang lahir di dunia dan hidup bersama yang satu dengan yang lainnya.
adat dicapai secara penuh ketika sesorang dewasa dengan ciri-ciri, yakni:
serta mempertanggungjawabkannya.
orang yang sama sekali tidak cakap melakukan perbuatan hukum dengan
orang yang dikatakan cakap melakukan perbuatan hukum (bekwaam). Hal ini
kesempurnaan jika telah kawin serta berumah tangga dan memiliki keluarga
sendiri.4
yaitu:
5 Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, Mandar Maju, Bandung,
2003, hlm. 201
dalam kitab suci, maka masalahnya menjadi sensitif (peka), kecuali dalam
taqwanya.7
Pada umumnya seorang anak lahir dari sepasang suami istri dalam suatu
ikatan perkawinan sehingga merupakan anak sah dan sekaligus sebagai anak
kandung namun ada juga kasus yang menyimpang yaitu ketika ada anak yang
lahir bukan sebagai anak sah tetapi sebagai anak tidak sah, anak tiri dan anak
masyarakat adat. Di samping oleh orang tuanya anak itu sebagai generasi
penerus, anak itu juga dipandang sebagai wadah (tempat tumpuan) dimana
semua harapan orang tuanya kelak, jikalau orang tuanya nanti sudah tidak
a. Anak sah
Menurut hukum adat, anak sah adalah anak yang lahir di dalam
perkawinan yang sah, dalam arti bahwa ia mempunyai ibu wanita yang
organ tubuhnya sudah lengkap sehingga jika lahir prematur bisa hidup.
suaminya, maka si suami menjadi ayah dari anak yang dilahirkan tadi,
hukum Islam yang menetapkan waktu tidak lebih dari 6 bulan setelah
menikah, sebagai syarat kelahiran anak agar diakui sebagai anak yang
hal itu tercela dan hukum adat mempunyai berbagai cara untuk
1974), bahwa setiap anak yang lahir mempunyai ibu, oleh karena itu
11 Soedharyo Soimin, Hukum Orang dan Keluarga, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm.
39
terapkan.13
Membicarakan tentang hubungan anak dengan keluarga(kerabat) pastilah
harus terlebih dahulu memahami apa saja sistem kekeluargaan atau keturunan
di bawah ini:
1. Unilateral : Sistem kekeluargaan dimana masyarakatnya hanya
13 Yaswirman. Hukum Keluarga (Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan Adat
dalam Masyarakat Matrilineal Minangkabau), PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2011,
hlm. 177
keturunan ibu.
Contoh : Masyarakat Minangkabau (Sumatera Barat).
menarik garis keturunan baik dari garis ayah (laki-laki) maupun garis
ibu (perempuan).
Ciri-ciri parental:
Menarik garis keturunan dari pihak laki-laki maupun perempuan.
Kedudukan anak laki-laki dengan anak perempuan sama.
Tidak mengenal klan.
Dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
berarti bagian ibu tidak berarti bagi si anak 15, karena pada dasarnya
hubungan seorang anak dan ibu tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya.
keluarga dari pihak ibu adalah sama eratnya ataupun sama derajatnya. 16
keluarga, orang tuanya tinggal seorang atau bahkan keduanya tidak ada
pengadilan melainkan:
a. Dalam wilayah yang bertata kewangsaan parental:
Jika salah satu tidak ada atau meninggal maka salah satu yang
terbaik.
16 Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat, PT. Gunung Agung,
Jakarta, 1983, hlm. 115
patrilineal:
Jika yang meninggal adalah salah satu orang tua maka:
1. Orang tua yang masih hidup dapat melanjutkan sendiri
kerabatnya.
2. Orang tua yang masih hidup menyerahkan anaknya ke
Jika kedua orang tua meninggal maka kekuasaan atas anak atau
kerabat menginventarisir;
percaya
UU No.1 Thn kematian dan harus dengan per harus
mencatat keluar
masuknya harta
orang yang mengambil anak dengan anak yang diambil timbul hubungan
hukum kekeluargaan yang sama seperti hubungan yang ada di antara orang
ia mewaris baik dari orang tua kandung maupun orang tua angkatnya.18
I. KESIMPULAN
hubungan anak dan orang tua, kedudukan anak dan kerabat, dan masalah
perwalian anak.
2 Menurut hukum adat, pada prinsipnya manusia menjadi anggota keluarga
subjek hukum yaitu sejak saat ia lahir dan hidup di dunia. Dengan kata
diperoleh sejak seseorang lahir di dunia dan hidup bersama yang satu
kelahiran anak yang tidak sah yang dapat memutus hubungan hukum
dari bentuk apa hukum perkawinan dan kewarisan dalam keluarga yang
II. SARAN
1. Saran kami kepada pembaca agar lebih banyak membaca dan mencari tau
setiap pribadi dianggap sama karena pada dasarnya setiap manusia itu
catatan sipil dan dibuatkan akte kelahiran agar status hukum sang anak di
A. Buku-buku:
Hadikusuma, H., 2003, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, Cet. 2, Mandar
Maju, Bandung.
Soimin, S., 2010, Hukum Orang dan Keluarga, Edisi Revisi, Sinar Grafika,
Jakarta.
Wignjodipoero, S., 1983, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat, Cet.6, PT.
Gunung Agung, Jakarta.
C. Lain-lain: