Disusun Oleh:
083002200011
mrsya.auliasyf@gmail.com
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Perkembangan program kota inklusif sendiri sangat pesat dengan menggunakan masing-
masing kriteria tersebut. Pesatnya perkembangan bentuk geografis itu sendiri berdampak pada
pencarian informasi tentang Inclusive City. Seiring dengan perkembangan zaman, konsep
Inclusive City yang sama semakin dicanangkan di berbagai kota di dunia.
Maka dari itu makalah ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan informasi dan
pengetahuan terkait inclusive city agar kota di dunia khususnya di indonesia menjadi ramah akan
penyandang disabilitas/berkebutuhan khusus.
1.2 TUJUAN
Bab 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan makalah
Bab ini berisi syarat dalam penerapan konsep, ciri ciri konsep, kelebihan dan kekurangan
inclusive city, serta dampak dari penerapan inclusive city.
Bab 4 SIMPULAN
Bab ini berisi pendapat/statement yang menunjukan telah tercapainya tujuan dari
penulisan makalah ini.
BAB 2
INCLUSIVE CITY
Inclusive City adalah model yang harus disediakan sebagai dampak sosial positif dari
bangunan publik, ruang hijau, jalan, dan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa kota dapat dibuat
inklusif untuk segala usia, segala kemampuan, dan segala tingkat pendapatan.
Pada intinya, inclusive city adalah kota dengan akses aman ke ruang publik yang sehat
dan transportasi publik yang terjangkau untuk semua, serta tempat di mana orang dapat
mengendarai sepeda dan berjalan kaki dengan nyaman dan aman. Inclusive city ramah untuk
semua. Namun, inclusive city bukan hanya soal akses tetapi juga memberikan kepastian kepada
warganya untuk diakomodasi, dihormati dan diberi kesempatan yang sama, tanpa memandang
usia, ras, kepercayaan, kemampuan, pendapatan dan jenis kelamin
Inclusive city juga merupakan kota yang menghargai warganya secara politik sebagai
sederajat, dengan kata lain suara kaum miskin didengar, mereka juga berpartisipasi dalam
perencanaan dan penganggaran, serta secara virtual memiliki hak terhadap pelayanan dasar
sehari hari, seperti rumah, air bersih, dan juga listrik. Gagasan utama inclusive city ialah
mendorong setiap orang di masyarakat tanpa terkecuali untuk dapat hidup berdampingan dengan
setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan
di masyarakat.
Konsep inclusive city ini awalnya muncul di Prancis tahun 1970-an. Masa itu, istilah
eksklusi sosial dipergunakan untuk menjabarkan kondisi suatu kelompok marginal dalam
masyarakat yang tidak mempunyai hak untuk bekerja dan tidak mendapat jaminan kesejahteraan
(jaring pengaman pendapatan dalam negara kesejahteraan).
kelompok yang dikecualikan tak menerima hak dasar sebagai warga negara, baik karena
mereka adalah korban dari diskriminasi, contohnya seperti penyandang disabilitas, ataupun karena
mereka bukan warga negara asli Prancis serta mereka menetap di negara tersebut hanya sebagai
pencari suaka politik yang mementingkan diri sendiri. Mereka juga tidak memiliki hak ke lembaga-
lembaga penting yang mungkin bisa membantu dan mengekspresikan kepentingan mereka,
seperti serikat pekerja atau serikat warga negara.
Konsep inclusive city muncul karena masyarakat atau negara menyikapi pengucilan atau
marginalisasi orang-orang tertentu di luar akal sehat. Peminggiran orang orang tertentu yang
berujung pada timbulnya ketidakadilan sosial yang memunculkan perjuangan inklusi yang ingin
menghilangkan perilaku dan mentalitas tentang peminggiran yang merupakan anak kandung dari
konsep persaingan yang kemudian dikemukakan oleh kelompok tertentu untuk melindungi
kepentingannya diatas tingkat politik dan ekonomi secara sosial dan budaya.
2.4 TUJUAN DAN MANFAAT KONSEP
Dalam proses mewujudkan inclusive city, setiap model akan menghasilkan kebijakan yang
unik. Pertama, paradigma budaya dan medis akan melahirkan kebijakan yang tujuan utamanya
adalah “orang” untuk setiap “orang”. Sedangkan untuk model medis, seperti yang selalu dikritik,
akan menghasilkan kebijakan rehabilitasi murni. Sementara itu, paradigma sosial akan
menghasilkan kebijakan-kebijakan yang menurut para kritikus “mengabaikan” kebutuhan dan
pengalaman individu penyandang disabilitas karena fokusnya pada perubahan struktur sosial.
Dapat dikatakan bahwa gagasan tentang "kota inklusif", sebagaimana yang berkembang
dan muncul selama ini, sebenarnya sangat terpengaruh dan diilhami oleh paradigma sosial. Hal itu
terlihat misalnya, dari rekomendasi yang didapat pada Forum Inklusi 2014.
Ada beberapa elemen yang harus ada dalam mewujudkan konsep inclusive city itu sendiri,
diantaranya:
1. Guiding Block
Toilet umum khusus penyandang disabilitas harus ada sebagai salah satu fasilitas yang
terdapat dalam inclusive city. Toilet khusus ini harus dilengkapi denga segala macam fitur
penunjang untuk mempermudah para kaum difabel agar tidak kesulitan dalam buang air
baik besar atau kecil.
2.6 KRITERIA / INDIKATOR / INDEKS / UKURAN
Indikator inclusive city yang komprehensif menurut UU No. Undang-Undang Nomor (8)
Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yaitu:
Partisipasi penuh. berarti penyandang disabilitas bisa berpartisipasi aktif didalam semua
aspek kehidupan sebagai masyarakat di sebuah kota. Dalam hal ini indikatornya ialah
keikutsertaan penyandang disabilitas dan/atau perwakilan penyandang disabilitas dalam
pemutusan kebijakan mulai dari tingkat RT hingga kota.
Penerapan konsep inclusive city pada ruang publik hunian harus memperhatikan
kebutuhan Semua pengguna, termasuk anak-anak dalam hal ini. anak sebagai individu dengan
keterbatasan fisik dan mentalnya membutuhkan ruang yang dia bisa menjamin keamanan dan
keselamatan, terutama saat melakukan aktivitas fisik dan berinteraksi sosial. Selain itu, penerapan
konsep keseluruhan harus memperhatikan kapasitas ruang publik itu sendiri. Dengan demikian,
ruang publik saat ini diharapkan bisa mengakomodir semua orang Aktivitas pengguna yang adil.
Ciri ciri ketika suatu kota sudah menerapkan konsep inclusive city, diantaranya:
1. Telah terpasangnya Guiding blok ditrotoar pinggiran jalan dan juga ditempat tempat umum
seperti stasiun, terminal, pelabuhan, serta pusat perbelanjaan.
2. Telah tersedianya fasilitas ramah penyandang disabilitas seperti toilet khusus difabel,
angkutan umum khusus difabel, serta sarana lain yang memudahkan difabel dalam
melakukan aktivitas sehari hari.
3. Semua golongan terlebih lagi para penyandang disabilitas tidak lagi merasa didiskriminasi
karena keadaan mereka.
1. Mengurangi ketidaksetaraan antar masyarakat normal dan disabilitas didalam sebuah kota
yang ada di negara tersebut.
2. Menyamaratakan segala lapisan masyarakat agar menjadi 1 derajat dengan hak yang
sama satu sama lain
3. Dapat membantu memenuhi hak hidup seluruh masyarakat, meningkatkan kesejahteraan
dan rasa aman serta nyaman bagi semua masyarakatnya.
Dampak positif yang muncul dalam penerapan konsep inclusive city di sebuah wilayah,
yaitu:
1. Hilangnya rasa tidak percaya diri pada para penyandang disabilitas karena haknya sudah
setara dengan masyarakat normal pada umumnya,
2. Timbulnya rasa aman, damai, dan tentram pada setiap masyarakat karena bisa hidup
berdampingan tanpa adanya diskriminasi,
3. Tumbuhnya rasa persatuan dan kesatuan dalam diri setiap masyarakat untuk sama sama
memperlakukan para difabel secara adil.
BAB 4
SIMPULAN
Demikian makalah ini disusun untuk memenuhi tujuan penulisan. Kita sudah mengetahui
pengertian dan penjelasan dari konsep inclusive city serta kita juga telah mengetahui manfaat
serta dampak yang ditimbulkan dari penerapan konsep inclusive city itu sendiri. Inclusive city
berarti kota yang ramah untuk para kaum berkebutuhan khusus. Dimana dalam kota dengan
konsep inclusive city mereka bisa hidup dan beraktivitas dengan nyaman dan damai tanpa takut
kesulitan dan terdiskriminasi oleh lingkungan sosial.
DAFTAR REFERENSI
https://doi.org/10.14710/tataloka.19.2.93-103
https://dx.doi.org/10.4236/jgis.2020.124022
https://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.274