Anda di halaman 1dari 2

Siti Aisah

PGSD-C

1. Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi :


Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk
meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa
tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga
fokus pada proses dan konten/materi. Metode ini dapat diterapkan hampir pada semua mata
pelajaran. Sebagai contoh, saya pernah memberikan materi pelajaran IPS dengan pendekatan
pembelajaran berdiferensiasi. Saya menugaskan siswa untuk belajar pemanfaatan sumber daya
alam di lingkungan sekitar agar dapat jadi sumber makanan. Tugas ini secara tidak langsung
dapat mengarahkan siswa yang berpotensi dan belajar sesuai dengan minatnya. Pembelajaran
berdiferensiasi berfokus pada tiga hal utama yaitu :
- Diferensiasi konten/materi
ika fokus pada konten, maka siswa punya kebebasan untuk menentukan sumber
daya alam di sekitarnya untuk diolah jadi sumber makanan. Guru akan
memberikan lembar kerja (LK) berisi tabel panduan dan contoh langkah-langkah
yang harus dilakukan siswa ketika ingin membuat makanan berdasarkan bahan-
bahan yang mereka pilih.
- Diferensiasi proses
Guru dapat memberikan siswa kebebasan untuk mengolah sumber daya alam
yang telah dipilihnya. Siswa dapat menggoreng, mengukus, merebus atau proses
lain untuk mengubahnya menjadi makanan. Setelah itu siswa harus menulis
bagaimana ia menyusun rencana, jadwal pengolahan, dan mengawasi produk
yang akan dihasilkan di dalam LK.
- Diferensiasi produk
Diferensiasi produk akan tampak dari produk yang dihasilkan siswa. Produk ini
beragam jenisnya karena bahan dan proses yang digunakan juga beragam. Guru
dapat meminta orangtua atau saudara untuk menilai produk yang dibuat siswa.
Penilaian dapat meliputi rasa, inovasi, dan bentuk.
Penjelasan produk juga tidak harus selalu dalam bentuk laporan tertulis. Siswa dapat
menjelaskan produk dalam bentuk visual seperti video presentasi/foto dokumentasi ataupun
dalam bentuk audio seperti voice note tergantung minat siswa. Meskipun konten, proses, dan
produk yang dihasilkan beragam, namun guru punya acuan penilaian yang seragam. Acuan
penilaian dalam pembelajaran ini meliputi penilaian sikap yang dilihat dari sikap tanggung
jawab, disiplin, dan kerja keras siswa. Penilaian pengetahuan tergambar dari cara siswa
menjelaskan proses menghasilkan suatu produk sedangkan penilaian keterampilan tergambar
dari proses dalam menghasilkan produk makanan yang bahannya berasal dari lingkungan sekitar
siswa.
- Mencari tahu karakteristik siswa
Cara pertama untuk mencari tahu karakteristik masing-masing siswa adalah dengan mengamati
gaya belajar mereka. Misalnya ada siswa yang lebih tertarik pada hal yang sifatnya visual, maka
cara pemberian materi dan produk hasil belajar pun diharapkan akan dalam bentuk visual.
Cara lainnya bisa dengan melihat dan mengamati tugas-tugas yang sudah dikerjakan siswa. Guru
dapat berdiskusi dengan guru mata pelajaran lain tentang kemampuan siswa tersebut ketika
menerima materi pelajaran.
Selain itu, guru juga dapat membuat pertanyaan pemantik untuk mengetahui minat dan
karakteristik siswa. Misalnya pertanyaan tentang kebiasaan belajar siswa, ada siswa yang lebih
senang belajar sambil mendengarkan musik, ada yang lebih senang dalam kondisi sepi, atau
mungkin dan ada yang bisa belajar sambil menonton televisi, dan masih banyak lagi.
- Tantangan pembelajaran berdiferensisasi
Namun menerapkan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah hal yang mudah. Guru harus dapat
menyiapkan beberapa materi dan instrumen penilaian sekaligus.
Misalnya saya menggunakan diferensiasi konten/materi, berarti saya harus menyiapkan materi
lebih dari satu. Sama halnya dengan diferensiasi proses dan produk, berarti harus ada lebih dari
satu media pembelajaran dan alat penilaian.
Tapi sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi dapat menguntungkan anak untuk memaksimalkan
potensi mereka, terlebih lagi untuk anak berkebutuhan khusus yang pembelajarannya berbeda
dengan siswa lain.
Saya sendiri memiliki siswa tunarungu dan mereka lebih cepat menyerap materi dengan
pendekatan pembelajaran diferensiasi.
- Memancing siswa lebih aktif
Melalui pembelajaran berdiferensiasi, sikap toleransi dapat muncul dengan pemberian
keleluasaan bagi siswa untuk mengembangkan potensi. Guru tidak membatasi bahan dasar,
proses, dan produk yang dihasilkan siswa. Namun, guru juga tidak membebaskan semuanya
sehingga pembelajaran terkesan ambyar. Guru tetap mengontrol pembelajaran dengan
memberikan isian LK yang sama bagi semua siswa.
Selain itu, siswa juga jadi lebih aktif ketika belajar. Siswa mengalami langsung apa yang sedang
mereka pelajari. Mereka juga jadi lebih sering berinteraksi dengan orangtua untuk membantu dan
mengevaluasi apa yang sudah mereka pelajari bersama gurunya.

Anda mungkin juga menyukai