Anda di halaman 1dari 3

Nina Ariesta, S.

Pd

CGP Angkatan 4 Kabupaten Sragen

Modul 2.1.a.9 Koneksi Antar Materi

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat serangkaian


kegiatan yang disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mengakomodir seluruh
kebutuhan murid yang berbeda di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Sebagai guru,
tentunya dipahami bahwa jumlah murid yang diajar di dalam kelas memiliki keberagaman
tersendiri karena sejatinya setiap murid memiliki keunikannya masing-masing. Dengan
keunikan tersebut, guru sebagai pendidik bertindak sebagai fasilitator dalam memahamkan
materi kepada murid dan memfasilitasi agar semua murid mampu memproses ide atau
informasi yang diperolehnya serta mampu mengembangkan suatu produk sesuai dengan
kemampuan muridnya masing-masing. Untuk itu, pada pembelajaran berdiferensiasi, perlu
persiapan atau strategi pembelajaran yang tepat dari guru baik meliputi diferensiasi konten,
diferensiasi proses dan diferensiasi produk dengan mengacu pada aspek pemetaan kebutuhan
belajar murid.

Dasar pemetaan kebutuhan belajar murid dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi


meliputi tiga hal, yaitu:

1. Kesiapan Belajar Murid

Kesiapan belajar (Readiness) yaitu kapasitas murid untuk mempelajari materi baru. Sebelum
mempelajari materi atau topik, guru perlu memetakan kebutuhan murid. Dalam hal ini, guru
harus mendiagnosa kesiapan belajar murid. Misalnya, pada diferensiasi konten, ada murid
yang sudah siap mempelajari materi yang di dalamnya terdapat masalah berupa tantangan
atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Ada juga murid yang mungkin masih perlu
mempelajari hal-hal yang mendasar dalam memahami materi. Tentunya, perbedaan kognitif
dari murid membantu guru untuk mempersiapkan bahan ajar, cara atau strategi yang dapat
mengakomodir kebutuhan tersebut dalam pembelajaran. Jumlah bantuan atau dukungan yang
diberikan guru kepada murid menyesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar murid itu sendiri.

2. Minat Belajar Murid

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru perlu
memetakan murid berdasarkan minat belajarnya. Sebagai contoh, ada murid yang senang
belajar seni, olah raga, sains atau bidang-bidang tertentu. Dalam hal ini, guru harus siap untuk
memfasilitasi kebutuhan murid tersebut. Guru dapat memberikan pilihan kepada muridnya
untuk belajar sesuai dengan minatnya, misalnya dalam menghasilkan produk. Dalam
diferensiasi produk, murid menghasilkan produk sebagai bentuk pencapaian tujuan
pembelajaran yang disesuaikan dengan minat belajar murid masing-masing. Murid diberikan
kebebasan dalam belajar. Murid bebas menghasilkan produk baik berupa teks atau tulisan
seperti artikel, narasi, karangan atau bentuk produk lain yang sesuai minat belajarnya seperti
audio, video, poster, mind mapping dan lainnya baik secara individu maupun secara
berkelompok selama produk tersebut merujuk pada indikator atau standarisasi minimum
penilaian.

3. Profil Belajar Murid

Pemetaan kebutuhan murid berdasarkan profil belajar murid lebih kepada bagaimana murid
belajar sesuai dengan gaya belajarnya yang beragam atau bervariasi. Misalnya pada
diferensiasi proses, untuk murid yang memiliki gaya belajar visual maka pada proses
pembelajaran guru dapat memberikan materi dengan menggunakan media berupa gambar-
gambar, tampilan slide power point, grafik dan sebagainya yang membantu murid dalam
belajar dan mengaitkan konsep satu dengan yang lainnya sesuai dengan kehidupan sehari-
hari. Demikian pula, untuk murid yang memiliki gaya belajar auditori maka guru dapat
memberikan materi menggunakan atau diiringi dengan musik.

Dengan ketiga dasar pemetaan tersebut, guru akan mampu merancang pembelajaran
berdiferensiasi dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, yaitu mampu
mengakomodir segala perbedaan dari murid, apa yang dibutuhkan oleh murid dalam belajar
dan apa yang dapat dilakukan oleh murid terhadap pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya serta bagaimana guru dapat merespon seluruh kebutuhan belajar murid yang
berbeda tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti bahwa guru harus melakukan
kegiatan yang berbeda dalam membuat perencanaan pembelajaran atau menyusun beberapa
perencanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. Namun, dalam melakukan praktek
pembelajaran berdiferensiasi tentunya harus dilakukan secara efektif dan efisien,
mempertimbangkan moda, usaha dan waktu yang digunakan.

Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan efektif dan efisien juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Sebagai guru, tentu memiliki peran yang sangat penting dalam
menciptakan atmosfer lingkungan belajar yang memungkinkan murid untuk berada dalam
kondisi jauh dari rasa takut, berani dan tampil percaya diri dalam mengungkapkan ide atau
pendapat, senang dalam berkolaborasi, berpartisipasi aktif dalam diskusi, menyukai tantangan
atau hal-hal baru sehingga murid mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Dalam
hal ini, berbagai pendekatan dilakukan oleh guru terhadap konten, proses dan produk dalam
pembelajaran berdiferensiasi untuk menumbuhkan motivasi murid agar menjadi pembelajar
sepanjang hayat. Demikian pula, umpan balik, evaluasi dan refleksi secara kontinu juga terus
dilakukan agar guru pun menjadi pembelajar sepanjang hayat. Jika pembelajaran
berdiferensiasi ini dilakukan dengan efektif dan efisien maka semua murid akan merasa aman
dan nyaman dalam belajar serta pemenuhan kebutuhan murid dapat terwujud, tidak akan ada
murid yang merasa diistimewakan atau sebaliknya. Implementasi pembelajaran
berdiferensiasi ini juga akan memberikan kemudahan bagi guru dalam memetakan dan
mengakomodir seluruh kebutuhan murid untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi
tantangan dan perubahan zaman yang selalu berubah.sesuai dengan Filosofi Pemikiran KHD
Pendidikan harus menuntun anak mencapai kodratnya karena setiap anak adalah pribadi yang
berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing yang harus ditumbuh kembangkan sesuai
dengan potensinya. Guru harus menjadi sosok pamong yang memberi arahan dan menuntun
agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Oleh karena itu agar tercipta pembelajaran berdiferensiasi, kita sebagai pendidik harus
memaknai filosofi KHD, menjalankan profil pelajar Pancasila, membuat dan menjalankan
budaya positif, namun sebelum itu kita perlu memahami lima kebutuhan dasar manusia
kemudian melaksanakan dan dapat membedakan lima posisi kontrol kita sebagai seorang
guru. Dari beberapa keterkaitan ini jika bis akita terapkan dalam dunia Pendidikan,
InsyaAllah anak didik kita akan dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai