Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Era globalisasi menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM)untuk
berperan dan berkompetisi dalam dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang berperan mencetak sumber daya manusia (SDM) yang siap memasuki dunia
kerja harus pula membenahi diri dengan meningkatkan kerjanya agar menghasilkan
lulusan yang kompeten, tangguh dan mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja.
Untuk mempersiapkan lulusan yang demikian diperlukan suatu sistem yang dapat
memperkenalkan siswa pada dunia kerja secara lebih dini, sehingga lulusan
diharapkan telah mempunyai gambaran tentang sistem kerja, situasi dan
kompetisinya.
Oleh karena itu maka pihak sekolah mewajibkan setiap siswa harus mengikuti
proses belajar bukan hanya secara teori di dalam ruang kelas, namun juga secara
praktek di sekolah (Laboraturium) atau di luar sekolah (Industri). Salah satu contoh
adalah Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang mengharuskan siswa untuk melakukan
pengalaman bekerja di lapangan sehingga siswa dapat mengembangkan wawasanya
dan menemukan hubungan antara teori yang diperoleh dalam proses belajar di sekolah
dengan kondisi yang ada di dunia kerja.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) kali ini, kami memilih untuk ditempatkan di
Kantor Distrik Navigasi Kelas II Kupang dimana terdapat Stasiun Radio Pantai
(SROP) yang digunakan untuk komunikasi maritim.

B. DASAR HUKUM PRAKERIN


Adapun dasar pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah sebagai
berikut:
1. UU. RI. No 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah RI. No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah.
3. Peraturan Pemerintah RI. No. 39 Tahun 1992 tentang peran serta
masyarakat dalam Pendidikan Nasional.
4. Keputusan Menteri Pendidikan Pemuda dan Olaraga RI. No.
0490/1990 tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
1
5. Keputusan Menteri Pendidikan Menengah pada pendidikan kepala-
kepala SMK tanggal 01 september 1993.
6. Kurikulum SMK edisi 1999 tentang Praktek Kerja Industri (Prakerin).

C. TUJUAN KEGIATAN PRAKERIN


Adapun tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah sebagai
berikut:
 Tujuan Umum
1. Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesionalisme.
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih kerja serta mampu
berorientasi dalam mengembangkan diri.
3. Menyiapkan Tenaga Kerja Tingkat Menengah untuk mampu mengisih
kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) pada saat ini
maupun di masa yang akan datang.
4. Menyiapkan Tamatan peserta didik agar menjadi warga negara yang
Produktif, Adaptif dan Kreatif.
5. Sebagai sarana pendorong kurikulum di sekolah berorientasi pada
relevansi kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas.
6. Memberikan kesempatan kepada Dunia Usaha dan Dunia Industri
(DUDI) untuk memberikan pengakuan atas kemampuan peserta didik
yang profesional dalam bidang kompetensinya masing-masing.
 Tujuan Khusus
1. Memberikan peserta didik pengetahuan dan spesialisasi keterampilan
yang dibutukan oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
2. Membekali peserta didik dengan mental profesionalisme yang
dibutukan dunia kerja.

D. PESERTA KEGIATAN PRAKERING


Peserta Praktek Kerja Industri (Prakerin) pada tahun 2021 dari paket Keahlian
Teknik Computer danJaringan. Berikut ini adalah nama-nama peserta Praktek Kerja
Industri (Prakerin) khususnya untuk tempat setting Stasiun Radio Pantai (SROP)
Distrik Navigasi Kelas II Kupang berjumlah 3 orang.

2
NO NAMA SISWA JK STATUS
PRAKERIN
1 JIBRAEL SIOH L KETUA
2 JEFRIANUS USKONO L ANGGOTA
3 MARLINA O.MOKOLA P ANGGOTA

E. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN PRAKERIN


1. Waktu
Jangka waktu pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini
dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari tanggal 26 juli 2021sampai
dengan tanggal 26 oktober 2021 jam masuk 08:00 jam keluar 14:00
2. Tempat
Lokasi yang dipilih penulis untuk melakukan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) adalah Stasiun Radio Pantai (SROP) Distrik Navigasi Kelas II
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Jln. Yos Soedarso No. 54
Tenau Kecamatan Alak Kota Kupang.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTEK

A. NAMA DAN ALAMAT TEMPAT PRAKTEK


1. Nama
Nama tempat setting adalah Stasiun Radio Pantai (SROP) Distrik
Navigasi Kelas II Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
2. Alamat
Alamat tempat setting Stasiun Radio Pantai (SROP) Distrik Navigasi
Kelas II Kupang beralamat di Jln. Yos Soedarso No. 54 Tenau Kecamatan
Alak Kota Kupang.

B. SEJARAH KANTOR DISNAV KLAS II KUPANG


Berdasarkan UU No 17 tahun 2008 tentang pelayaran menyebutkan bahwa
Kenavigasian adalah kegiatan yang berkaitan dengan Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP), Telekomunikasi Pelayaran (Telkompel), Hidrografi dan
Meteorologi, Alur dan Pelintasan, Bangunan atau Instalasi, Pemanduan, penanganan
kerangka kapal dan Salvage, dan Pekerjaan Bawah Air (PBA) untuk kepentingan
Keselamatan Pelayaran. Untuk kepentingan keselamatan berlayar dan kelancaran lalu-
lintas kapal pada daerah yang terdapat bahaya navigasi ataupun kegiatan di perairan
yang dapat membahayakan keselamatan berlayar harus ditetapkan zona keselamatan
dengan diberi penandaan berupa SBNP sesuai ketentuan yang berlaku serta disiarkan
melalui Stasiun Radio Pantai (SROP) maupun Berita Pelaut Indonesia. Disamping itu
perlu diinformasikan mengenai kondisi perairan dan cuaca seperti adanya badai yang
mengakibatkan timbulnya gelombang tinggi maupun arus yang tinggi dan
perubahanya. Penyiaran berita disiarkan secara luas melalui Stasiun Radio Pantai
(SROP) dan stasiun bumi pantai dalam jaringan telekomunikasi pelayaran sesuai
urutan prioritasnya dan wajib memenuhi ketentuan penyiaran berita antara lain berita
marabahaya, meteorologi dan siaran tanda waktu sandar bagi kapal yang berlayar di
perairan Indonesia.
SROP Kupang berdirinya sejak tahun 1968 dengan klasifikasi stasiun adalah
Kelas VI yang berlokasi di samping markas besar Yonif 743 Jln. Pahlawan. Peralatan
yang digunakan sangat sederhana yaitu memakai perangkat pesawat “Transceiver”
dengan kekuatan pancaran 100 watt.
4
Pada tahun 1974 Stasiun Radio Pantai Kupang dinaikan klasifikasinya
menjadi Stasiun Radio Pantai Kelas III dan gedungnya dipindahkan ke Jln. Yos
Soedarso No. 54 Tenau Kupang. Perangkat pesawat yang digunakan bermerek
“Philips” yang merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah Belanda. Perangkat ini dipisahkan antara stasiun pemancar dan stasiun
penerima dengan daya pancar 1 kilowatt. Peralatan pemancar dan penerima ini berada
di gedung yang sama.
Kemudian pada tahun 1989 Stasiun Radio Pantai di klasifikasikan menjadi
Kelas II dan selanjutnya pada tahun 1994 pemerintah Indonesia bekerja sama dengan
Jepang dibidang peralatan komunikasi bermerek “JRC” dengan daya pancar mencapai
1000 watt dan perangkat ini terpisah antara stasiun pemancar dan stasiun penerima
dengan berlokasi yang berbeda yaitu stasiun pemancar berlokasi di Kelurahan Belo
Kecamatan Maulafa Kota Kupang sedangkan stasiun penerima berlokasi di Jln. Yos
Soedarso No. 54 Tenau Kecamatan Alak Kota Kupang. Setelah itu ditambah dengan
Stasiun Repeater yang terletak di Kelurahan Namosain Kecamatan Alak Kota
Kupang.
Untuk komunikasi HF dan VHF dalam konteks komunikasi bergerak
( mobile ) dan komunikasi tetap (fix ), SROP masih menggunakan pesawat radio jenis
philips, yaesu , furuno dan icom . Tahun 1996 Srop Kupang mengganti peralatannya
dengan peralatan JRCdisesuakan dengan klas stasion II ( thn 1994 ) .
Ditahun 2016 peralatannya di upgrade lagi dengan pesawat SAILOR 1 kilo
watt. Untuk komunikasi VHF telah dilengkapi dengan peralatan terbaru dari Demark
dengan menggunakan sistem komunikasi satelit VSAT.( thn 2015 ),Peralatan tersebut
dinamakan Automatic Identification System (AIS).

5
C. VISI, MISI, TEMPAT PRATEK
1. Visi
Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang hanndal,
berdayasaing dan memberikan nilai tambah;
2. Misi
-Mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasarana
perhubungan;
-Melandaskan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di
bidang sarana dan prasarana perhubungan;
-Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa
perhubungan;
-Meningkatkan kualitas pelayanan jasa perhubungan yang handal dan
memberikan nilai tambah;

6
D.STRUKTUR ORGANISASI

7
BAB III
KEGIATAN SELAMA PRAKERIN

A. LAPORAN KEGIATAN SELAMA PRAKTEK

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN PRAKERIN


1 Kamis 29 Juli2021 - Perkenalan diri
- Pengenalan ruang Radio

2 Jumat 30 Juli 2021 -Membantu mengetik nota dinas

3 Senin 2 Agustus 2021 -Menyusun telegram

4 Selasa 3 Agustus 2021 -Melakukan latihan Trafik

5 Rabu 4 Agustus 2021 -Apel pagi


-Membersikan area kerja

6 Kamis 5 Agustus 2021 -Mengantar nota dinas

7 Jumat 6 Agustus 2021 -Membersikan ruang kerja

8 Senin 9 Agustus 2021 -Membersikan ruang kerja


-Menyusun nota dinas

9 Selasa 10 Agustus 2021 -Mengantar nota dinas

10 Rabu 11 Agustus 2021 -Mengetik nota dinas

11 Kamis 12 Agustus 2021 -Membersikan area kerja


-Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz

8
-Menyusun kwitansi pembayaran
12 Jumat 13 Agustus 2021 -Menyusun nota dinas
-Mengetik nota dinas

13 Senin16 Agustus 2021 -Melakukan jaga dengar pada frek


marabahaya frek 6215 Mhz

14 Selasa17 Agustus 2021 -Melakukan jaga dengar pada frek


marabahaya frek 6215 Mhz

15 Rabu18 agustus 2021 - Latihan menerima berita atau


telegram
-Menyusun nota dinas
16 Kamis19 Agustus 2021 -Mengetik nota dinas
-Menyusun telegran
17 Jumat20 Agustus 2021 - Latihan menerima berita atau
telegram
-Membersikan area kerja
18 Senin23 Agustus 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
-Menyusun nota dinads
19 Selasa 24 Agustus 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
-Memperbaiki kabel antene
20 Rabu 25 Agustus 2021 -Melakukan jaga dengar pada frek
marabahaya frek 6215 Mhz

21 Kamis 26 Agustus 2021 -Melakukan jaga dengar pad frek


marabahaya frek 6215 Mhz

22 Jumat 27 Agustus 2021 - Mengetik nota dinas


-Menyusun kwitansi

9
23 Senin 30 Agustus 2021 -Membersikan area kerja
-Menyusun nota dinas
24 Selasa 31 Agustus 2021 -Mengetik nota dinas

25 Rabu 1 September 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215


Mhz
26 Kamis 2 September 2021 -Mengantar nota dinas

27 Jumat 3 September 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215


Mhz
28 Senin 6 September 2021 - Latihan menerima berita atau
telegram
-Mengetik nota dinas
29 Selasa 7 September 2021 - Latihan menerima berita atau
telegram
30 Rabu 8 September 2021 -Mengetik nota dinas

31 Kamis 9September 2021 -tidak ada kegiatan

32 Jumat 10 September 2021 -Membersihka area kantor repeater


ozmok
33 Senin 13 September 2021 -Tanpa keterangan

34 Selasa 14 September2021 -Tanpa keterangan

35 Rabu 15 September 2021 -Menyusun kwitansi

36 Kamis 16 September -Membersihkan area kantor


2021
37 Jumat 17 September 2021 -Mengikuti upacara memperingati
hari ulang tahun Perhubungan

38 Senin 20 September 2021 -Mengantar nota dinas

10
39 Selasa 21 September -Mengambil dan mengisi BBM ke
2021 SROP
40 Rabu 22 September 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
41 Kamis 23 September -Membersikan area kerja
2021 -Mengantar nota dinas
42 Jumat 24 September 2021 -Mengantar nota dinas
-Melakukan Trafik pada frek
6215Mhz
43 Senin27 September 2021 -Mengetik nota dinas
-Mengantar nota dinas
44 Selasa28 September 2021 -Mengantar nota dinas

45 Rabu29 september 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215


Mhz
-Menyusun telegram
46 Kamis 30 September -Mengantar nota dinas
2021
47 Jumat1 Oktober 2021 -Membersikan area kerja
-Mengantar nota dinas
48 Senin 4 Oktober 2021 -Melakukan jaga dengar pada frek
marabahaya frek 6215 Mhz
-Mengetik nota dinas
49 Selasa 5 Oktober 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
50 Rabu 6 Oktober 2021 -Mengantar nota dinas
51 Kamis 7 Oktober 2021 -Menyusun nota dinas
-Mengetik nota dinas
52 Jumat 8 Oktober 2021 -Melakukan Trafik pada frek
6215Mhz
-Melakukan jaga dengar pada frek
marabahaya frek 6215 Mhz
53 Senin 11 Oktober 2021 -Melakukan Trafik pada frek
11
6215Mhz
-Melakukan jaga dengar pada frek
marabahaya frek 6215 Mhz
54 Selasa 12 Okrober 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
-Mengantar nota dinas
55 Rabu 13 Oktober 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
-Melakukan jaga dengar pada frek
marabahaya frek 6215 Mhz
56 Kamis 14 Oktober 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
57 Jumat 15 Oktober 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
58 Senin 18 Oktober 2021 -Mengantar nota dinas
-Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
59 Selasa 19 Oktober 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
60 Rabu 20 Oktober 2021 -Mengetik nota dinas

61 Kamis 21 Oktober 2021 -Melakukan jaga dengar pada frek


marabahaya frek 6215 Mhz
62 Jumat 22 Okteber 2021 -Melakukan Trafik pada frek 6215
Mhz
63 Senin 25 Oktober 2021 -menyusun nota dinas
64 Selasa 26 Oktober 2021 -Membersihkan ruang geneset
-Melakukan jaga dengar pada frek
marabahaya frek 6215 Mhz

B.STANDAR PERALATAN KOMUNIKASI

12
Standar peralatan komunikasi maritim yang wajib pada SROP yang diatur
dalam Peraturan Kementerian Perhubungan No.26 tahun 2011 Pasal 13 antara
lain:

1. Pemancar/Transmitter

Yaitualat yang digunakan untuk mengirim (memancarkan) isyarat


listrik menuju ke system perima.

2. Receiver
Yaitu alat yang digunakan untuk menerima sinyal dari system
transmisi dan menggabungkan ke dalam bentuk tertentu yang dapat
ditangkap oleh tujuan misalnya kapal atau stasiun radio pantai.
3. Repeater
Yaitu alat yang digunakan untuk menerima sinyal dan
mentransmisikan kembali sinyal dengan daya yang lebih tinggi dengan
kata lain menguatkan sinyal.
Pada dasarnya Stasiun Repeater dalam komunikasi maritim tidak wajib
untuk digunakan karena adanya Stasiun Pemancar dan Stasiun Penerima,
komunikasi maritim masih bisa berjalan.
Tujuan adanya Stasiun Repeater adalah untuk membantu menguatkan
sinyal yang diakibatkan oleh terhalangnya daerah LOS antara pemancar
dan penerima oleh pabrik dari PT. Semen Kupang sehingga sinyal yang
dikirim oleh pemancar dapat diterima dengan daya yang sama oleh
penerima.
Dalam komunikasi maritim, peralatan yang digunakan bukan saja
secara analog tetapi dapat juga digunakan secara digital. Sesuai dengan
perkembangan zaman maka untuk berkomunikasi dengan kapal dan
stasiun radio terdekat dapatdilakukan bukan secara komunikasi voice saja
tetapi secara komunikasi data dapat dideteksi secara visual misalnya
dengan menggunakan GPS.
Oleh karena itu selain peralatan diatas, SROP juga mempunyai
peralatan berbasis GPS yang dikenal dengan nama Automatic
Identification System (AIS). Dengan AIS ini bukan saja kita dapat
berkomunikasi tetapi dapat juga mendeteksi kapal-kapal yang berada

13
diperairan pelabuhan. AIS ini dapat menampilkan data posisi, kecepatan,
tujuan, dan lainya yang berhubungan dengan aktivitas sebuah kapal.
4. Antena
Pada antena VHF sifat pemancarnya adalah LOS (Line Of Side)
sehingga pada jarak yang amat jauh antena ini tidak dapat digunakan,
frekuensi kerjanya antara 30 Mhz-300 Mhz.
Dalam komunikasi maritim, peralatan yang digunakan sesuai dengan
standar internasional yang di sepakati bersama. Oleh karena itu di Stasiun
Radio Pantai Kelas II Kupang telah memenuhi standar peralatan yang ada.
Hal ini sangat membantu dalam tugas dan tanggung jawab dari
kenavigasian untuk memantau dan mengawasi traffic dari kapal-kapal di
perairan Nusa Tenggara Timur.
Alur komunikasi Stasiun Pemancar, Repeater, dan penerima perlu
memerhatikan beberapa hal yaitu:
1. Informasi dari kapal (sumber informasi) ditangkap oleh Stasiun
Penerima yang berada di Tenau. Hal ini karena Stasiun Penerima
mempunyai peralatan radio yang dapat menangkap sinyal informasi
dari kapal. Selanjutnya informasi tersebut diolah lalu diteruskan ke
Stasiun Repeater. Hal ini karena Stasiun Penerima tidak dapat
mengirim sinyal informasi secara langsung ke kapal, melainkan harus
diteruskan ke Stasiun Pemancar melalui Stasiun Repeater.
2. Stasiun Repeater bertugas menerima sinyal informasi dari Stasiun
Penerima lalu dikuatkan lagi agar dapat dikirim ke Stasiun di Belo.
3. Stasiun Pemancar menerima sinyal Informasi dari Stasiun Repeater
lalu sinyal tersebut dipancarkan ke tujuan informasi. Stasiun Pemancar
tidak dapat melakukan komunikasi dengan kapal karena peralatan
radio yang tidak berfungsi lagi dan hanya mengandalkan Antena
Pemancar HF, Transmitter, Receiver, yang digunakan untuk menerima
sinyal informasi dari Stasiun Repeater dan komunikasi antar Stasiun.
4. Kapal kemudian menangkap sinyal informasi yang dipancarkan oleh
Stasiun Pemancar.
5. Informasi yang di berikan oleh SROP misalnya cuaca, arus lalu lintas
kapal dan informasi lain yang dibutukan oleh kapal.

14
6. Pemilihan channel oleh operator dapat dilakukan sendiri di Stasiun
Penerima tanpa meminta konfirmasi dari Stasiun Pemancar. Hal ini
karena pemilihan atau pergantian channel melalui sistem remote.
7. Komunikasi antar stasiun dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan Transceiver yang ada disetiap stasiun. Sehingga jika salah
satu stasiun mengalami gangguan maka stasiun lainnya dapat
mengetahuinya.

Very High Frequency atau frekuensi sangat tinggi adalah frekuensi radio
yang berkisar antara 30 MHz ke 300 MHz. Frekuensi langsung dibawah VHF
ditandai frekuensi tinggi (HF) dan frekuensi yang lebih tinggi berikutnya
adalah UHF (Ultra High Frequecy). Alokasi frekuensi ini ditetapkanoleh
Telekommunication Union (ITU).

Automatic Identification System (AIS) adalah sistem pelacakan jarak


pendek, digunakan pada kapal dan Stasiun Radio Pantai untuk
mengidentifikasi dan melacak kapal dengan menggunakan pengiriman data
elektronik dengan kapal lainya dan SROP terdekat. Informasi seperti
identifikasi posisi, tujuan dan kecepatan dapat ditampilkan pada layar
komputer atau ECDIS (Electronic Charts Display and Information System).
AIS dimaksudkan untuk membantu awak kapal dalam bernavigasi dan
memungkinkanpihak berwenang maritim untuk melacak dan memantau
gerakan kapal.

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain:
1. Dari Praktek Kerja Industri ini, penulis dapat mengetahui berbagai aplikasi
dari teori-teori yang dipelajari di sekolah dengan keadaan di lapangan,
misalnya model dari TX dan RX, model antena dan protokol yang
digunakan dalam telekomunikasi.
2. Penulis dapat mengetahui sejarah dan struktur dari Stasiun Radio Pantai
Klas II Navigasi Kupang, selain itu penulis dapat mengetahui sistem
komunikasi maritim dan istilah yang digunakan dalam komunikasi
maritim.
3. Penulis dapat mengetahui model peralatan yang digunakan dalam
komunikasi maritim serta cara kerja peralatan Transceiver, Repeater, dan
AIS.
4. AIS mempunyai dua antena yaitu antena GPS yang berfungsi untuk
menampilkan posisi kapal secara visual dan antena VHF yang berfungsi
untuk berkomunikasi.

B.SARAN

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Stasiun Radio Pantai


Kelas II Kupang, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk bagian Automatic Identification System (AIS) agar dapat bekerja


dengan efektif dan efisien maka perlu untuk menambah operator agar
dapat mengawasi dan menjaga sistem kerja dari Automatic Identification
System (AIS).

16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwi2qMKW3bX0AhWyUGw
GHUpTDq8QFnoECAQQAw&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id
%2F43383%2F1%2F16.%2520skripsi%2520hesti%2520andriani
%2520%252811402244012%2529.pdf&usg=AOvVaw0hiq6UEdvRDxWiR02HlhEr

17
A.foto kegiatan

 Melakukan jaga dengar pada frek marabahaya 6215 Mhz

 Mengetik nota dinas

 Menyusun nota dinas

18

Anda mungkin juga menyukai