Anda di halaman 1dari 14

Study Kelayakan Bisnis Syariah Dalam Aspek Hukum / Legalitas

Afiatika Miftahul Jannah, Rizqia Noni Noviantry, Syafira Sultanah


Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Potensi Utama
Email: afiatikamiftahuljannah26@gmail.com, syafirasultanah@gmail.com,
rizqianoni011@gmail.com
Abstract
This study aims to determine the feasibility of a business seen from the legal
aspect which in a business to be run must be licensed in legal provisions. This research
uses the library research method. The data used in this study uses primary data sources
derived from books and secondary data sources obtained from journals, articles and so
on. The data obtained were then analyzed, processed to the conclusion stage of this
research data. In the development of law, there are two types of law, namely: Private
Law and Public Law. Private law regulates the relationship between individuals, while
public law regulates the relationship between the State and individuals. Every
entrepreneur wants peace and business continuity. This can be achieved if the business
environment accepts and supports the existence of the business. The existence of a
business that is acceptable to the environment is usually able to provide benefits to all
components of the surrounding community. The results of the study found that by
analyzing the legal aspects, we can analyze the feasibility of the legality of the
business being carried out.
Keywords:Feasibility Study of Sharia Business, Sharia Business, Legal Aspects.

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu bisnis yang dilihat
dari aspek hukum yang dimana dalam suatu bisnis yang akan dijalankan harus dapat
perizinan dalam ketentuan hukum.Penelitian ini menggunakan metode studi
kepustakaan atau library research. Data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sumber data primer yang berasal dari buku dan sumber data sekunder
yang diperoleh dari jurnal , artikel dan lain sebagainya.Data yang diperoleh kemudian
dianalisis,diolah hingga ke tahap kesimpulan terhadap data penelitian ini. Dalam
perkembangan hukum, dikenal dua jenis hukum yaitu : Hukum Privat dan Hukum
Publik. Hukum Privat mengatur hubungan antara orang perorangan, sedangkan hukum
public mengatur hubungan antara Negara dengan individu. Setiap pengusaha
menghendaki adanya ketenangan dan keberlanjutan usaha. Hal tersebut dapat dicapai
jika lingkungan usaha menerima dan mendukung keberadaan usaha. Keberadaan usaha
yang dapat diterima oleh lingkungan biasanya mampu memberikan kemanfaatan bagi
semua komponen masyarakat sekitarnya.Hasil penelitian ditemukan bahwa dengan
menganalisis aspek hukum, kita dapat menganalisis kelayakan legalitas usaha yang
dijalankann
Kata Kunci:Studi Kelayakan Bisnis Syariah, Bisnis Syariah, Aspek Hukum

1
Pendahuluan

Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum atau tidak
memperoleh izin dari pemerintah setempat. Oleh karena itu, sebelum ide bisnis
dilaksanakan, analisis secara mendalam terhadap aspek hukum harus dilakukan agar
dikemudian hari bisnis yang dilaksanakan tidak gagal karena terbentur permasalahan
hukum dan perizinan. Aspek hukum merupakan aspek yang pertama kali harus dikaji
dalam studi kelayakan bisnis. Hal ini karena jika berdasarkan analisis pada aspek
hukum sebuah ide bisnis sudah tidak layak maka proses tersebut tidak perlu diteruskan
dengan analisis pada aspek-aspek yang lain.
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum
menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk jenis usaha berbeda-beda, tergantung
pada kompleksit bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan
hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain berbeda-beda.
Setiap pengusaha menghendaki adanya ketenangan dan keberlanjutan usaha. Hal
tersebut dapat dicapai jika lingkungan usaha menerima dan mendukung keberadaan
usaha. Keberadaan usaha yang dapat diterima oleh lingkungan biasanya mampu
memberikan kemanfaatan bagi semua komponen masayrakat sekitarnya.
Keberlanjutan usaha selain ditentukan oleh faktor-faktor fundamental bisnis berupa
pasar, produksi, sumber daya manusia dan keuangan juga harus ditunjang adanya
legalitas usaha. Sebaik apapun prospek bisnis yang akan dijalankan, secanggih apapun
teknologi dan operasi, seprofesional apapun personalia dan sesolid dan selukuid
apapun sumber keuangannya, namun jika legalitas usaha tidak ada atau tidak dapat
diperoleh dari otoritas pemerintah melalui instansi/departemen terkait, usaha tersebut
tidak akan dapat beroperasi dalam waktu yang lama dan berkelanjutan, sehingga setiap
bisnis yang akan dilakukan harus dilengkapi dengan legalitas usaha (memenuhi syarat
aspek hukum)1
Apabila usulan usaha bisnis diterima, maka ada pihak-pihak yang memerlukan
laporan SKBS untuk kajian ulang atau pertimbangan-pertimbangan sebelum usaha
bisnis disetujuin atau dilaksanakan. Hasil kajian ulang tersebut dapat menolak laporan
SKBS yang disebabkan kesalahan pengambilan data, kesalahan pengunaan alat
analisis dan adanya rekayasa hasil keputusan dalam laporan SKB.2

Landasan Teori
Studi Kelayakan Bisnis Syariah
Studi Kelayakan Bisnis Syariah (SKB) adalah laporan sistematis penelitian
dengan menggunakan analisis ilmiah mengenai layak (diterima) atau tidak layak

1
Fitriani, R.Aspek Hukum Legalitas Perusahaan atau Badan Dalam Kegiatan Bisnis Jurnal
Samudra Keadilan(2017), 12 (1),136-145.
2
Dr. La Ode Angga, S.Ag., S.H., M.Hum, Studi Kelayakan Bisnis, jl.Budi Utomo No.10
Ponogoro,2017) hal: 9

2
(ditolak) usulan suatu usaha bisnis yang halal menurut pandangan Syariah Islam
dalam rangka rencana investasi perusahaan
Laporan SKBS dibuat sebagai salah satu ikhtiar kepada Allah Ta’ala yang
mengharapkan bantuan dan kasih sayang Allah Ta’ala, agar usaha yang akan
dijalankan nantinya memperoleh keuntungan. Baik secara materil berupa uang
dan non materil seperti peningkatan kualitas produk, peningkatan jumlah produksi
dan peningkatan kualitas sumber daya insani. SKBS dibuat dalam bentuk proposal
lengkap memuat keseluruhan informasi dan analisis data dengan menggunakan
kerangka berpikir ilmiah.
Manfaat utama SKBS adalah untuk membuat pilihan keputusan menerima atau
menolak suatu usaha bisnis. Usulan usaha bisnis tersebut bisa berupa usaha baru
atau pengembangan yang sedang dijalankan. Apabila usulan usaha bisnis
diterima, maka ada pihak-pihak yang memerlukan laporan SKBS untuk kajian
ulang atau pertimbangan-pertimbangan sebelum usaha bisnis di setujui atau
dilaksanakan.3
Persiapan dan rasa tidak tergesa-gesa serta Terencana dapat memberi
kesempatan bagi Wirausahawan untuk dapat mengatur analisa bisnisnya Dengan
baik. Menurut Suliyanto (2010), dalam Melaksanakan studi kelayakan bisnis ada
beberapa Tahapan studi yang harus dikerjakan. Tahapan-tahapan Yang dikerjakan
ini bersifat umum antara lain:
a. Penemuan Ide
Produk yang akan dibuat haruslah laku dijual Dan menguntungkan. Oleh
karena itu, penemuan Ide terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dari
proyek harus dilakukan. Dimana produk yang dibuat untuk memenuhi
kebutuhan pasar yang masih belum dipenuhi. Pendistribusian yang tidak
merata atau tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dapat
menimbulkan ide-ide usaha untuk menyempurnakan produk ataupun
menciptakan produk baru.4
Kemudian dengan memperhatikan potensial konsumen terutama needs
dan wants mereka, maka dapat menimbulkan ide-ide usaha baik untuk
produk baru ataupun perbaikan dari produk yang sudah ada. Seperti need
konsumen peminum kopi yang tinggi akan macam cita rasa kopi serta
want mereka akan tempat minum kopi yang memungkinkan mereka
menikmati kopi dengan santai dan beramai-ramai dengan kolega
mendorong tumbuhnya warung kopi di ma-mal atau perkantoran baik
dari luar negeri (Coffe Bean dan Starbucks) serta dari dalam negeri (Kopi
Putih uwak, Nescafe dll).
b. Tahapan Penelitian Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah
data berdasarkan teori yang relevan, Menganalisis dan
menginterpresentasikan hasil Pengolahan data dengan alat analisis yang
sesuai, menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan
hasil penelitian tersebut. Melalui penelitian memungkinkan timbulnya

3
Dr. Hamdi Agustin,S.E.,M.M , Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl.Raya Leuwinanggung kota
Depok: PT Raja Grafindo Persada, Depok ,2017 ) hal: 21
4
Rochmat Aldy Purnomo Riawan La Ode Sugiono, Studi Kelayalan Bisnis (jl.Budi Utomo
No.10 Ponogoro,2017) hal: 10

3
gagasan produk baru atau perbaikan dari produk yang sudah ada.
Contohnya adalah penelitian terhadap penyakit flu menghasilkan jenis
obat flu yang tidak membawa efek mengantuk.
c. Tahap Evaluasi
Mengevaluasi usulan usaha yang didirikan. Apakah masih terdapat
faktor-faktor yang belum Dianalisa dan perlu dilakukan penyempurnaan
Sebelum usaha dilakukan. Mengalami kemandegan Dalam sebuah usaha
tentu merupakan sesuatu yang Tidak diinginkan dan tidak dikehendaki.
Tentu Setiap orang menginginkan selalu mengalam Kemajuan usaha dari
waktu ke waktu. Kemandegan dan stagnasi usaha terkadang Menjadi
sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan, Bahkan terkadang harus mundur
beberapa tahap. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi usah kita,
pasar yang mulai lesu, persaingan yang makin ketat, produktifitas
menurun, biaya produksi yang Meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar
usaha Selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak Surut ke
belakang? Setelah rencana bisnis yang kita buat dengan baik apakah
sudah cukup? Itulah pentingnya perlu melakukan evaluasi dan
monitoring sebelum dilakukan usaha.
d. Tahap Pengurutan
Setelah melakukan evaluasi, akan muncul Usulan yang secara awal,
layak dipertimbangkan Untuk direalisasikan. Bisa dilanjutkan dengan
Membuat prioritas dari sekian banyak rencana Bisnis yang sudah
dievaluasi. Dengan membuat skala prioritas, maka kita dapat mengatur
alur Pergerakan perjalanan usaha dengan lebih baik.
e. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah tahap pengurutan. Langkah Selanjutnya ialah menentukan jenis
pekerjaan, Waktu yang dibutuhkan untuk jenis pekerjaan, Jumlah dan
kualifikasi tenaga pelaksana, Ketersediaan dana dan sumber daya lain,
kesiapan Manajemen, dan kondisi operasional dan Pelaksanaan yang
sekiranya perlu direncanakan. Hal ini dilakukan untuk memberikan
gambaran Secara jelas tentang pelaksanaan usaha atau bisnis Dan
rencana kerja pembangunan usaha atau bisnis Agar sesuai dengan tahap
pengurutan. Dengan Begitu, perencanaan dapat stay on track dan
Mengikuti alur yang sudah dibuat.5
f. Tahap Pelaksana
Setelah semua pekerjaan telah selesa Disiapkan, tahap berikutnya adalah
merealisasikan Pembangunan usaha tersebut.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library
Research). Penelitian ini merupakan bentuk penelitia dengan menggunakan
sumber rujukan dari buku, jurnal, artikel dan lain sebagainnya. Data primer
yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari buku yang berjudul
studi kelayakn bisnis syariah dari Dr. Hamdi Agustin, S.E, M.M. Sedangkan,
dari data sekunder diperoleh dari artikel dan jurnal yang masih berkaitan
5
Rochmat Aldy Purnomo Riawan La Ode Sugiono, Studi Kelayalan Bisnis (jl.Budi Utomo
No.10 Ponogoro,2017) hal: 10

4
dengan penelitian ini. Data yang diperoleh kemudiab dianalisis, diolah hingga
tahap kesempulan terhadap data penelitian tersebut yang sering disebut metode
kajian isi.

Kerangka Pemikiran

Penemuan Ide
Olah Data dan Informasi Evaluasi

Tahapan Pengurutan dan Pengambilan Keputusan


Tidak Layak Tidak

Layak
Rencana Pelaksana Laksanakan dan Jalankan

Hasil dan Pembahasan


Bisnis Syariah Islam
Bisnis syariah adalah bisnis yang berdasarkan pada Al Qur’an dan hadis dimana
terdapat kesesuaian kegiatan bisnis dengan syariah Islam sebagai ibadah kepada Allah
taala untuk mendapat ridhanya. Dari pengertian tersebut, bisnis berbasis syariah
merupakan bisnis yang berlandaskan syariah Islam, dimana semua kegiatan bisnis
yang dilakukan harus sesuai dengan aturan agama Islam ( halal dan haram).
Untuk membedakan antara bisnis syariah dan Konvensional ,dapat diketahui
melalui ciri dari bisnis syariah yang memiliki keunikan dan ciri tersendiri . Beberapa
ciri itu antara lain :
1. Memiliki pemahaman terhadap bisnis yang halal dan haram .Seorang
pelaku bisnis syariah dituntut mengetahui benar fakta- fakta (tahqiqul
manath) terhadap praktik bisnis yang sahih dan yang salah .
2. Selalu berpijak pada nilai-nilai ruhiyah. Nilai Ruhiyah adalah kesadaran
setiap manusia akan eksistensinya sebagai ciptaan ( makhluk ) Allah yang
harus selalu kontak dengan - Nya dalam wujud ketaatan di setiap tarikan
napas hidupnya .
3. Praktik bisnis sesuai syariah yang benar. Dalam hal ini harus terdapat
kesesuaian antara aturan syariah Islam dan praktik bisnis yang dilakukan ,

5
antara apa yang telah dipahami dan yang diterapkan .Sehingga
pertimbangan nya tidak semata-mata untung dan rugi secara materil tetapi
sangat mempertimbangkan praktik bisnis yang sesuai dengan aturan yang
telah diterapkan syariah Islam .
4. Beriorentasi pada ibadah kepada Allah SWT. Orientasi ini didapatkan
dengan menjadikan bisnis yang dikerjakannya itu sebagai ladang ibadah
dan menjadi pahala di hadapan Allah Ta'ala .
5. Hal itu terwujud jika bisnis atau apa pun yang kita lakukan selalu
mendasarkan pada aturan - Nya yaitu syariah Islam .6

Adapun Etika bisnis syariah dalam suatu usaha:


Prinsip etika bisnis menurut Qardhawi adalah salah satu prinsip yang dapat
menjadi rujukan bagi pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya. Selain Qardhawi,
prinsip etika bisnis masih banyak lagi yang dijelaskan oleh para ahli ekonomi Islam.
Secara umum prinsip etika bisnis Islam dapat dilihat dari kesatuan ASIFAT yaitu:
Akidah (ketaatan kepada Allah Ta'ala). Shiddiq (benar), Fathanah (cerdas), Amanah
(jujur/terpercaya) dan Tabligh (komunikatif). Selain itu, tidak melakukan praktik vang
bertentangan dengan syariah. Etika bisnis Islam bertujuan agar setiap kegiatan bisnis
yang dijalankan sesuai dengan syariah Islam untuk keselamatan kehidupan dunia dan
akhirat. Prinsip etika bisnis syariah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Akidah
Dalam kegiatan bisnis akidah adalah alat bagi umat Islam untuk
menjaga perilakunya dalam berbisnis. Dengan adanya penyerahan diri
kepada Allah Ta'ala maka pelaku bisnis akan selalu menjaga
perbuatannya dari hal-hal yang dilarang oleh syariah.
2) Shiddiq
Wirausahawan Muslim haruslah memiliki sifat shiddiq atau benar yang
dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Dengan sifat shiddiq
usahawan Muslim akan bertanggung jawab atas segala yang dia
lakukan dalam hal muamalahnya. Bertanggung jawab dengan selalu
menjaga hak hak manusia dan hak-hak Allah dengan tidak melupakan
kewajiban sebagai manusia sosial dan makhluk ciptaan Allah Swt.
Adapun ayat yang menjelaskan tentang shiddiq 7
‫هّٰللا‬ ۤ
ْ ُ‫وا َ َوقُ ْول‬//ُ‫وا اتَّق‬//ُ‫ٰيـاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمن‬
ْ َ‫وا ق‬//
‫واًل‬//
‫س ِد ْيدًا‬
َ  
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah
dan ucapkanlah perkataan yang benar,"
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 70).
3) Fathanah
Fathanah pada umumnya diartikan sebagai kecerdasan, kemahiran,
atau penguasaan terhadap bidang tertentu. Padahal makna fathanah
merujuk pada dimensi mental yang sangat mendasar dan menyeluruh,

6
Dr.Hamdi Agustin,S.E.,M.M ,Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl.Raya Leuwinanggung kota
Depok: PT Raja Grafindo Persada,Depok ,2017 ) hal : 7
7
Dr. Hamdi Agustin,S.E.,M.M , Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl.Raya Leuwinanggung kota
Depok: PT Raja Grafindo Persada, Depok ,2017 ) hal : 9

6
sehingga dapat diartikan bahwa fathanah merupakan kecerdasan yang
mencakup kecerdasan intelektual, emosional dan terutama spiritual.
Seseorang yang memiliki sikap fathanah tidak saja menguasai
bidangnya, tetapi memiliki keteguhan hati yang kuat. Keputusan
keputusannya menunjukkan seorang profesional yang didasarkan sikap
akhlak seperti akhlak Rasulullah. Seorang yang fathanah tidak hanya
cerdas, tetapi juga memiliki kebijaksanaan atau kearifan dalam
berpikir dan bertindak Selam itu, sifat fathanah mampu menempatkan
dirinya sebagai fokus perhatian lalu menjadikan dirinya sebagai figur
teladan karena keahlian dan kepribadiannya yang mampu
menumbuhkan situasi yang menenteramkan.
4) Amanah/Jujur
Jujur adalah kesamaan antara berita yang disampaikan dengan fakta
atau fenomena yang ada. Di samping itu, juga kejujuran dalam
berperilaku dalam usaha bisnis sesuai dengan yang dipraktikkan.
Rasulullah. Kejujuran tersebut dapat terlihat pada Rasulullah yang
merupakan seorang guru Entrepreneur sukses dan profesional yang
selalu mengutamakan kejujuran dalam hubungan transaksinya dengan
semua pelanggannya. Dalam bisnis syariah jujur adalah nilai
terpenting dalam transaksi sebuah bisnis. Pelaku bisnis yang jujur akan
menjaga timbangannya, mengatakan baik dan buruknya barang yang
dia jual. Dari hubungan jual beli yang didasari oleh kejujuran akan
muncul kepercayaan di antara penjual dan pembeli atau antara
penyedia jasa dan pengguna jasa. Kepercayaan inilah salah satu
menjadikan bisnis yang dilakukan sesuai dengan syariah Islam yang
merupakan hal paling mendasar dari semua hubungan dan transaksi
kegiatan bisnis.Adapun ayat yang menjelaskan tentang amanah dan
jujur

‫ا‬//ِ‫زَ ا نَ ب‬//‫ َل َوا ْل ِم ْي‬/‫وا ا ْل َك ْي‬/ ُ َ‫ َغ ا‬/ُ‫نُ َح ٰتّى يَ ْبل‬/‫س‬


ْ /ُ‫د َّٗه ۚ  َواَ ْوف‬/‫ش‬ َ ‫ا لَّتِ ْي ِه َي اَ ْح‬//ِ‫َواَل تَ ْق َربُ ْوا َما َل ا ْليَتِ ْي ِم اِاَّل ب‬
ٰ‫وا ۗ ذ‬/ ‫هّٰللا‬
ْ /ُ‫ ِد ِ اَ ْوف‬/‫ۚ وبِ َع ْه‬ َ  ‫ر ٰبى‬/ْ /ُ‫س َع َها ۚ  َواِ َذا قُ ْلتُ ْم فَا ْع ِدلُ ْوا َولَ ْو َكا نَ َذا ق‬
ْ ‫سا اِاَّل ُو‬ ً ‫س ِط ۚ اَل نُـ َكلِّفُ نَ ْف‬ ْ ِ‫ْلق‬
َّ َ ُ َّ َ
َ‫صٮك ْم بِ ٖه ل َعلك ْم تَذك ُر ْون‬ ُ ٰ ُ
ّ ‫ لِك ْم َو‬
"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan
sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila
kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan
penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu
agar kamu ingat.""(QS. Al-An'am 6: Ayat 152)

Hadits Riwayat Tirmidzi tentang Anjuran Menjalankan Amanah

َ‫َأ ِّد اَأْل َمانَةَ ِإلَى َمنْ اْئتَ َمنَ َك َواَل ت َُخنْ َمنْ َخانَك‬

(addil amaanata ilaa mani’tamanaka wa laa takhun man khoonaka)

7
Artinya:”Tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayaimu dan
jangan engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu” (HR.
Tirmidzi)
5) Tabligh
Karakteristik pedagang yang baik dalam Islam yang terakhir yaitu
Tabligh. Salah satu peranan dari sikap tabligh yang merupakan salah
satu sifat akhlaqul karimah dari Rasulullah yaitu menyampaikan
kebenaran melalui suri teladan dan perasaan cinta yang mendalam.
Kemampuan berkomunikasi dalam kata Tabligh menunjukkan proses
menyampaikan sesuatu untuk memengaruhi orang lain melalui
perkataan yang baik. Dalam praktiknya, tidak menutup kemungkinan
bila usaha bisnis memberikan informasi yang akan menyesatkan
konsumennya dengan maksud untuk mendapatkan sesuatu yang pada
akhirnya merugikan konsumennya. Di sinilah pentingnya kecerdasan
spiritual bagi setiap usaha bisnis di dalam melakukan seluruh
aktivitasnya, sehingga dapat mengendalikan dan menjauhi segala
perbuatan yang melanggar syariah Islam.8

Aspek Hukum / legalitas


Kata hukum merupakan sebuah serapan dari bahasa Arab yaitu hukman . Kata
tersebut adalah bentuk tunggal. Kata hukum juga mempunyai bentuk jamak yaitu
alkas. Definisi hukum ini jika diketahui dalam bahasa Arab mempunyai hubungan
yang kuat dengan definisi yang bisa saja bertindak memaksa.
J.C.T Simorangkir dan Woerjono Satropranoto dalam buku 'Pelajaran Hukum
Indonesia' Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh
badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan
tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukum tertentu.
Aspek hukum menganalisis kemampuan pelaku bisnis dalam memenuhi ketentuan
hukum dan perizinan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis di wilayah tertentu.
Dengan menganalisis aspek hukum, kita dapat menganalisis kelayakan legalitas usaha
yang dijalankan, ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan, dan kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi
persyaratan perizinan9
Lingkungan hukum mempengaruhi keberadaan dan kegiatan operasional untuk
bisnis. Kondisi ini disebabkan sasaran dan orientasi dari kebijakan perekonomian
pemerintah, sehingga sering terjadi intervensi pemerintah. Adapun bentuk intervensi
pemerintah adalah melokalisir perkembangan usaha di kawasan tertentu, pendirian
usaha bisnis, proses administrasi perizinan, produk yang dilarang dijual, dan produk
yang harus dikembangkan di suatu daerah.

8
Dr. Hamdi Agustin,S.E.,M.M , Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl.Raya Leuwinanggung kota
Depok: PT Raja Grafindo Persada, Depok ,2017 ) hal : 12
9
RochmatAldy,PurnomoRiawan, LaOdeSugianto,Studi Kelayakan Bisnis,(Jalan Budi Utomo
Nomor 10 Ponorogo, 2017) hal : 16

8
Peraturan hukum pemerintah daerah tempat usaha bisnis sangat mempengaruhi
keberadaan usaha bisnis, khususnya dalam urusan perizinan. Kadangkalanya sering
terjadi ketidaktegasan atau kelemahan pada peraturan sehingga usaha bisnis yang
disedia kan dilarang tapi malah diizinkan atau dapat dijalankan.
Penilaian aspek ini penting dilakukan sebelum usaha ini mendapat kendala sampai
pada diberhentikan oleh pihak-pihak yang berwajib. Karena dianggap beroperasi
secara legal atau menghadapi protes masyarakat yang menganggap bahwa usaha yang
dibangun melanggar norma ke kemasyarakatan.
Dalam aspek yuridis yang perlu dicermati dan diperhatikan adalah :
1. Who ( siapa pelaksana usaha bisnis )
1) Badan usaha nya
2) Individu yang terlibat sebagai decision makers 10
2. What ( usaha bisnis apa yang dibuat
1) Bidang usaha yang dibangun harus sesuai dengan anggaran dasar
perusahaan .
2) Fasilitas yang akan disediakan .
3) Gangguan atau dampak terhadap lingkungan yang akan ditimbulkan oleh
usaha bisnis tersebut .
4) Pengupahan yang sesuai standar upah minimum provinsi tersebut
3. Where ( dimana usaha bisnis dibuat )
Usaha bisnis yang akan dibuat mempertimbangkan :
1) Perencanaan wilayah oleh pemerintah daerah agar tidak terjadi
pemindahan usaha .
2) Status tanah tempat usaha perlu dipastikan agar tidak terjadi sengketa
lahan.
4. When( kapan usaha bisnis akan dilaksanakan )
Di samping waktu operasional ,perlu dilihat pula waktu pelaksanaan yang
tepat untuk melaksanakan usaha bisnis tersebut terutama setelah mendapat
perizinan usaha oleh pemerintah daerah .
5. How ( bagaimana usaha binis dilaksanakan )
Usaha bisnis akan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang sudah
diterapkan di awal

Jenis-jenis Badan Usaha


Kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari bentuk badan usaha dan perizinan
yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih
tergantung pada modal yang di butuhkan dan jumlah pemilik. Pemilihan usaha di
dasarkan oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a. Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis,
b. Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan,
c. Bidang industri yang dijalankan,
d. Persyaratan perundang-undangan yang berlaku.

10
Dr.Hamdi Agustin,S.E.,M.M ,Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl.Raya Leuwinanggung kota
Depok: PT Raja Grafindo Persada,Depok ,2017 ) hal : 42

9
Untuk memilih badan usaha yang tepat, kita perlu mengetahui definisi, ciri-ciri
badan usaha, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing bentuk badan usaha.
Berikut ini adalah beberapa bentuk badan hukum :
1) Perusahaan perorangan,merupakan perusahaan yang dikelola oleh seseorang.
Di satu pihak dia memperoleh semua keuntungan perusahaan, di sisi lain dia
juga menanggung semua risiko yang timbul dari kegiatan perusahaan.Dengan
beberapa ciri tersebut maka perusahaan perseorangan memiliki beberapa
kelebihan,seperti :
a) Kebebasan bergerak
Pemilik perusahaan perseorangan mempunyai kebebasan yang sepenuhnya
pada setiap tindakannya. Segala keputusan adalah mutlak harus
dilaksanakan sesuai keputusan.
b) Menerima seluruh keuntungan
Hanya perusahaan perseorangan yang memungkinkan seluruh keuntungan
diperuntukkan bagi seseorang.
c) Pajak yang rendah
Bagi perusahaan perseorangan hingga saat ini pemerintah tidak memungut
pajak dari perusahaan itu sendiri. Pemungutan pajak hanya dilakukan pada
pemilik yaitu, pajak penghasilan.11
d) Rahasia perusahaan terjamin
Perusahaan perseorangan merupakan suatu jenis perusahaan dimana
rahasia-rahasia seperti data usaha, resep dan sebagainya dapat dijamin
tidak akan bocor, lebih-lebih jika pemilik perusahaan itu sendirilah yang
menjalankan segala tugas-tugas yang penting. Di beberapa perusahaan,
keuntungan yang besar terletak atas dasar dipunyainya suatu proses atau
formula rahasia yang tidak diketahui perusahaan lain.
e) Organisasi yang murah dan sederhana
Pada perusahaan perseorangan bagian - bagiannya tidak banyak seperti
halnya PT karenanya ongkos yang dibutuhkan untuk itu adalah relatif
rendah.
f) Peraturan minim
Jika pada persekutuan dengan badan usaha yang melibatkan banyak
sumber daya, terdapat banyak peraturan-peraturan yang harus dituruti
maka perusahaan perseorangan hanya sedikit peraturan yang dikenakan.
g) Keputusan dapat cepat diambil
Keputusan-keputusan dalam perusahaan perseorangan akan dapat cepat
diambil karena pemilik perusahaan dapat mengatur perusahaan menurut
kehendaknya yang sekiranya terbaik dan terefektif, juga karena tidak
adanya perselisihan pendapat yang mengakibatkan perundingan yang
berlarut-larut yang tentu saja merugikan apalagi dalam dunia bisnis.
h) Lebih mudah memperoleh kredit
Perusahaan perseorangan lebih mudah mendapatkan kredit karena
tanggung jawab atau jaminannya tidak terbatas pada modal usaha sendiri
saja tetapi juga kekayaan pribadi dari pemilik maka resiko kreditnya lebih
11
Dr. Hamdi Agustin, S.E., M.M. Studi Kelayakan Bisnis(jl.Raya Leuwinanggung kota Depok:
PT Raja Grafindo Persada, Depok ,2017 ) hal: 42

10
kecil. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diketahui mengenai
kekurangan Perusahaan Perseorangan, antara lain:
a) Tanggung jawab tidak terbatas
Dalam perusahaan perseorangan, tanggung jawab perusahaan terletak di
tangan pemilik perusahaan, sehingga seluruh resiko atas perusahaan
ditanggung oleh pemilik perusahaan. Jika perusahaan tidak dapat melunasi
seluruh hutangnya maka kekayaan pribadi menjadi jaminannya.
b) Keterbatasan ekspansi perusahaan
Penanaman modal yang dijalankan oleh perusahaan perseorangan adalah
terbatas, walaupun pemilik berusaha memperluas perusahaan, kredit yang
diperolehpun terbatas pula.12
c) Kelangsungan perusahaan tidak terjamin
Dengan kondisi masa depan yang tidak pasti, perlu diperhatikan potensi
meninggalnya pemimpin atau dipenjarakannya pemilik perusahaan atau
sebab lain. Yang dapat mengakibatkan aktivitas perusahaan dapat berhenti
karena tidak ada sumber daya utama yang mengelola perusahaan.
d) Sumber keuangan terbatas
Karena pemiliknya hanya satu orang, maka usaha-usaha yang dilakukan
untuk memperoleh sumber dana hanya bergantung pada kemampuan
pemilik perusahaan.
e) Kesulitan dalam manajemen
Dalam perusahaan semua kegiatan seperti pembelian, penjualan,
pembelanjaan, pencarian kredit, pengaturan karyawan dan sebagainya,
dipegang oleh seorang pemimpin. Ini lebih sulit dibandingkan apabila
manajemen dipegang beberapa orang.
f) Kurangnya kesempatan pada karyawan
Karyawan yang bekerja pada perusahaan perseorangan ini akan tetap
menduduki posisinya dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam
menjalankan aktivitasnya, perusahaan perseorangan sering kali tidak
megelola administrasinya secara baik, sehingga dokumentasi dari setiap
transaksi sulit untuk dicari. Bahkan terkadang setiap transaksi tidak
didukung dengan dokumen yang seharusnya dibutuhkan.
2) Firma(Fa), suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa
orang dengan menggunakan nama bersama .Semua anggota mempunyai
tanggung jawab sepenuhnya. Bila perusahaan memperoleh untung dibagi
bersama tapi bila menderita kerugian ditanggung bersama pula.
3) Person Komanditer (CV), merupakan suatu persekutuan beberapa orang yang
masing-masing menyerahkan sejumlah uang dalam jumlah tertentu (tidak
selalu sama).
4) Perseroan Terbatas (PT) , bentuk perusahaan yang modalnya terbagi atas
saham- saham .Makin banyak saham yang dimiliki makin besar andilnya dan
kedudukan nya dalam perusahaan tersebut.13

12
Dr. Hamdi Agustin, S.E., M.M. Studi Kelayakan Bisnis (jl.Raya Leuwinanggung kota Depok:
PT Raja Grafindo Persada, Depok ,2017 ) hal: 43
13
Dr. Hamdi Agustin, S.E., M.M. Studi Kelayakan Bisnis (jl.Raya Leuwinanggung kota Depok:
PT Raja Grafindo Persada, Depok ,2017 ) hal: 43

11
Tujuan Analisis Aspek Hukum
Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
1. Menganalisis legalitas atas usaha yang akan dijalankan,
2. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan,
3. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi
persyaratan perizinan,
4. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai
dengan pinjaman.

Jenis-Jenis Jenis-Jenis Dokumen Yang Diteliti dalam Analisis Aspek Hukum


Banyaknya dokumen yang diteliti sangat terngantung dari jenis usahanya.yang
terpenting adalah urutan prioritas dokumen yang menjadi pokok perhatian.urutan
prioritas menunjukan bahwa dokumen tersebut sangat penting bagi usaha yang
diajukan nanti. Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan
dengan aspek hukum adalah sebagai berikut.
a. Bentuk badan usaha
Ada beberapa badan hukum yang lazim di Indonesia, misalnya perseroan
terbatas (PT), perseroan komanditer (CV), kopersi, firma (Fa), dan
lainnya.kebanyakan perusahaan yang melakukan suatu investasi, biasanya
merupakan perusahaan besar, baik dari segi modal maupun dari segi jangkauan
usahanya.
b. Bukti diri Yaitu kartu identitas dari para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh
kelurahan setempat yang dikenal dengan nama kartu tanda penduduk (KTP).
c. Tanda daftar perusahaan (TDP) Setiap perusahaan yang beroperasi
diindonesia,haruslah membuat surat daftar perusahaan (TDP) sesuai dengan
bidang usahanya masing-masing. Dalam hal ini yang perlu kita teliti adalah
kedepartemenan teknis yang mengeluarkan surat daftar perusahaan tersebut.
d. Nomor pokok wajib pajak merupakan hal yang penting untuk diteliti, apakah
sudah dimiliki atau belum. Jika sudah diteliti dapatlah mengeceknya
kedepartemen teknis yang mengeluarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
e. Izin-izin perusahaan selanjutnya adalah meneliti izin-izin yang dimiliki sesuai
dengan jenis bidang usaha perusahaan tersebut. Izin-izin tersebut adalah:14
a) Surat izin usaha perdagangan (SIUP).
b) Surat izin usaha industri (SIUI).
c) Izin usaha tambang dari departemen pertambangan.
d) Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari departemen pariwisata pos
dan telekomunikasi.
e) Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari departemen kesehatan.
14
Dr. Kasmin & Jaktar, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta 2003, hal: 7

12
f) Izin usaha pertenakan dan pertanian dari departemen pertanian.
g) Izin domisili dimana perusahaan/lokasi proyek dari pemda.
h) Izin mendirikan bangunan.
i) Izin tenaga kerja asing jika ada.

Menurut Penulis
Aspek hukum/legalitas ini adalah tentang perizinan jadi apabila suatu usaha
yang ingin dijalankan harus dapat perizinan dari aspek hukum/ legalitas seperti izin
lokasi , izin lingkungan dan lainnya .Jika sudah mendapatkan perizinan dalam hukum
maka akan tau layak atau tidaknya suatu usaha yg dijalankan itu .Kalau sudah dapat
izin maka layak lah usaha itu dijalankan

Kesimpulan
Studi Kelayakan Bisnis Syariah (SKB) adalah laporan sistematis penelitian
dengan menggunakan analisis ilmiah mengenai layak (diterima) atau tidak layak
(ditolak) usulan suatu usaha bisnis yang halal menurut pandangan Syariah Islam dalam
rangka rencana investasi perusahaan.Bisnis syariah adalah bisnis yang berdasarkan
pada Al Qur’an dan hadis dimana terdapat kesesuaian kegiatan bisnis dengan syariah
Islam sebagai ibadah kepada Allah taala untuk mendapat ridhanya. Dari pengertian
tersebut, bisnis berbasis syariah merupakan bisnis yang berlandaskan syariah Islam,
dimana semua kegiatan bisnis yang dilakukan harus sesuai dengan aturan agama Islam
( halal dan haram). Kata hukum merupakan sebuah serapan dari bahasa Arab yaitu
hukm. Kata tersebut adalah bentuk tunggal. Kata hukum juga mempunyai bentuk
jamakyaitu alkas. Definisi hukum ini jika diketahui dalam bahasa Arab mempunyai
hubungan yang kuat dengan definisi yang bisa saja bertindak memaksa.Kegiatan
bisnis tidak dapat dilepaskan dari bentuk badan usaha dan perizinan yang diperlukan
untuk menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung pada modal
yang di butuhkan dan jumlah pemilik.

Saran
Saran yang ingin disampaikan oleh penulis untuk peneliti selanjutnya adalah
adanya pembaharuan penelitian dengan ditambahkan aspek studi kelayakan bisnis
syariah yang akan diteliti dengan menggunakan metode yang berbeda.

13
Referensi

Angga LO, (2017) Studi Kelayakan Bisnis, (jl.Budi Utomo No.10 Ponorogo)hal: 9.
Agustin H,Studi Kelayakan Bisnis, (jl.Budi Utomo No.10 Ponorogo) hal: 21.
Agustin H, (2017), Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl. Raya Leuwinanggung Kota
Depok) hal: 7
Agustin H, (2017), Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl. Raya Leuwinanggung Kota
Depok) hal: 9
Agustin H, (2017), Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl. Raya Leuwinanggung Kota
Depok) hal: 12
Agustin H, (2017), Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl. Raya Leuwinanggung Kota
Depok) hal: 42
Agustin H, (2017), Studi Kelayakan Bisnis Syariah (jl. Raya Leuwinanggung Kota
Depok) hal: 43
Kasmin & Jaktar, (2003), Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta. hal: 7
Fitriani, R. (2017). Aspek Hukum Legalitas Perusahaan atau Badan Usaha dalam
Kegiatan Bisnis. Jurnal Hukum Samudra Keadilan. 12(1) 136-145.
Purnomo R.A & Sugiono L.O ,(2017), Studi Kelayakan Bisnis (jl.Budi Utomo No.10
Ponorogo) hal: 10.
Purnomo R.A & Sugiono L.O,(2017), Studi Kelayakan Bisnis (jl.Budi Utomo No.10
Ponorogo) hal: 10
Purnomo R.A & Sugiono L.O (2017), Studi Kelayakan Bisnis (jl.Budi Utomo No.10
Ponorogo) hal: 16

14

Anda mungkin juga menyukai