Anda di halaman 1dari 8

MINERAL

Dengan meningkatnya upaya untuk menurunkan penggunaan kortikosteroid dan antibiotik


sebagai satu-satunya opsi terapi, ketertarikan kepada pilihan alternatif untuk mengobati acne
mulai meningkat.1 Penggunaan suplementasi zinc merupakan salah satu pertimbangan terapi
pendukung.1

Pemberian suplementasi zinc dapat diberikan melalui zinc sulfate yang mengandung
23% zinc, atau zinc gluconate yang mengandung 14% zinc. 2 Zinc memiliki kemampuan anti-
inflamasi yang mampu menghambat aktivitas sel T-helper 17, menurunkan kemotaksis
neutrophil, dan menurunkan ekspresi dan regulasi Toll-like receptor 2 dari keratinosit. 1 Zinc
juga mempengaruhi kecepatan migrasi dan kemampuan fagosit makrofag dan aktivasi
komplemen.1

Penggunaan zinc sulfate dinilai tidak efektif dan menyebabkan irirtasi local. Efikasi
dari antiacne topikal yang mengandung zinc acetate dan octoacetate dengan atau tanpa
eritromisin, menunjukkan hasil yang sama atau lebih superior dengan eritromisin, tetrasiklin,
atau clindamycin yang digunakan sendiri untuk mengurangi keparahan acne dan jumlah lesi.3

Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian lain yang mendapatkan hasil bahwa
5% zinc sulfate menunjukkan perbaikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan topikal 2%
tea lotion. Oral zinc sulfate ditemukan lebih efektif sebagai terapi dibandingkan pada derajat
berat dibandingkan moderat atau ringan. Tetapi penggunaan zinc sulfate oral menimbulkan
lebih banyak efek samping gastrointestinal. Didapatkan keuntungan penggunaan zinc
gluconate oral sebagai antiinflamasi, tetapi pada pemberian pertama, tidak ditemukan
perubahan gejala yang signifikan.3

Penelitian yang dilakukan antara individual yang sehat dan pasien dengan acne,
menunjukkan hasil perbandingan plasma zinc yang lebih rendah pada pasien dengan acne
dibandingkan individu yang sehat.1 Tidak didapatkan perbedaaan yang signifikan antara
serum zinc pada pasien sehat dan pasien dengan acne.1 Tingkat ekskresi sebum dan asam
lemak bebas didapatkan lebih tinggi secara signifikan pada pasien dengan acne dan tidak
berkurang dengan penambahan suplementasi zinc.1

Didapatkan dari hasil penelitian menggunakan zinc sebagai single agent supplement,
3 RCT tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara grup placebo dan zinc. Ditemukan
pula pada 3 RCT lainnya peningkatan perbaikan yang berarti pada grup zinc. Pemberian zinc
secara berkala juga tidak menunjukkan peningkatan yang signfikan. Ditemukan beberapa
efek samping dari konsumsi zinc seperti mual, muntah, dan diare.2

Penggunaan zinc sebagai terapi menunjukkan hasil yang sebanding atau bahkan tidak
lebih efektif dari pada tetrasiklin sistemik (minocycline dan oxytetracycline). Tetapi
penggunaan zinc dengan ikatan methionine sebagai antioksidan berguna untuk mengatasi
acne derajat ringan hingga tingkat moderat.3

Mekanisme bagaimana zinc dapat membantu absorbs antibiotik masih belum


diketahui secara detail tetapi zinc berpotensial digunakan sebagai terapi alternatif sebagai
salah satu pilihan untuk menghindari efek samping antibiotik.3

ZINC (Zn)

Definisi

Zinc memiliki peranan penting dalam proses katalitik enzim, pembentukan struktural gen dan
regulasi gen dalam sel, dalam hal ini zinc merupakan salah satu mineral essential yang
dibutuhkan tubuh.2 Zn diketahui pula memiliki peranan penting dalam beberapa penyakit
kulit seperti pada akne vulgaris, penelitian tentang kegunaan zinc terhadap akne vulgaris
pertama kali di lakukan oleh Fitzherbert pada tahun 1977 mencatat bahwa didapatkan
perbaikan akne vulgaris setelah diberikan terapi zinc pada pasien defisiensi Zn dengan
acrodermatitis enterohepatica.4 Pada penelitian selanjutnya terkonfirmasi bahwa AV lebih
sering terjadi pada pasien dengan defisiensi Zn.5

Patofisiologi

Sekitar 6% Zn yang ada di tubuh manusia terlokalisasi pada kulit. Zn merupakan kofaktor
dari metalloenzyme di berbagai pathway sel, dasar dari penggunaan Zn tergantung pada
aktivitas anti inflamasi, produksi dari sitokin dan aktivitas antioksidan pada kulit belum di
ketahui secara jelas, tetapi dapat di gunakan pada perawatan jerawat berdasarkan efek anti
inflamasinya.6 Konsep mekanisme dari kerja Zn sebagai anti oksidan dan anti inflamasi
terdapat pada gambar 1 pada penyakit aterosklerosis.7 Zn juga didapatkan dapat menginhibisi
kemotaksis dan menurunkan produksi sitokin pro-inflammatory dan Tumor Necrosis Factor
α (TNFα).5
Gambar 1: Zinc sebagai antiinflamasi7

(1) penghambatan generasi ROS melalui metallothionein (MT), superoksida dismutase


(SOD), dan NADPH
(2) menghambat sitokin aterosklerotik/molekul seperti sitokin inflamasi, adhesi molekul,
inducible nitric oxide synthase (iNOS), cyclooxygenase 2 (COX2), fibrinogen, dan
tissue factor (TF) melalui penghambatan aktivasi NF-κB oleh A20-mediating tumor
necrosis factor (TNF)-receptor associated factor (TRAF) signaling dan peroxisome
proliferator-activated receptor a (PPAR-a)-mediating crosstalk signaling.
Panah hitam menunjukkan peningkatan regulasi; panah dengan garis putus-putus
menunjukkan penurunan regulasi atau penghambatan pathway. IKK=>I-κB kinase; IL=>
interleukin; MCP-1=> Macrofage Cemoattractant Protein-1; CRP, C-Reactive Protein;
ICAM-1, InterCell Adhesion Molecules 1; VCAM-1, Vascular Cell Adhesion Molecules-
1.7

Penggunaan Zinc

Oral

Pemberian suplementasi Zn dapat di berikan dalam bentuk Zinc Sulfate yang


mengandung Zinc sebanyak 23% atau Zinc Gluconate yang mengandung zinc sebanyak
14%. Walau kandungan zinc pada Zinc Sulfate lebih banyak tetapi Zinc gluconate
memiliki rasa pahit dan metalik yang lebih minimal. 2 pemberian zinc sulfate dan
gluconate efektif pada akne vulgaris derajat sedang hingga berat, tetapi penggunaan zinc
ini biasanya menimbulkan efek samping berupa mual muntah dan diare sering di
temukan.3 Dosis oral Zinc yang digunakan untuk konsumsi berdasarkan penelitian yang
telah banyak di lakukan adalah 400-600 mg Zinc Sulfate per hari dan Zinc Gluconate
200mg/hari.5

Topikal

Pemberian topical dengan kandungan zinc sulfate tidak dianjurkan dikarenakan tidak
efisien dan dapat mengakibatkan iritasi pada kulit, meskipun begitu zinc diketahui
terdapat khasiat pada penggunaan topical jika dicampurkan dengan penggunaan
antibiotic, jenis zinc yang di gunakan pada topical yakni zinc asetat yang terbukti dapat
membantu absorbsi dari antibiotic seperti erythromycin serta menurunkan efek samping
dari antibiotic itu sendiri.3,8
Gambar 2: Bahan Makanan yang Mengandung Zinc9
SELENIUM (Se)

Definisi

Selenium merupakan elemen minor yang esensial bagi tubuh tetapi kandungannya sedikit
dalam tubuh, defisiensi selenium dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit
seperti kanker, penyakit jantung, autoimun dan akne vulgaris. Selenium berperan penting
dalam reaksi imun dan inflamasi pada tubuh. Selain itu selenium berperan penting
sebagai antioksidan selenoprotein sebagai proteksi terhadap oksidatif stress yang
disebabkan oleh reactive oxidative stress (ROS) dan reactive nitrogen species (NOS).10

Patofisiologi

Mekanisme selenium sebagai antioksidan yaitu berperan dalam konstituen integral


glutation peroksidase (GSH-Px), berperan sebagai enzim antioksidan dengan bertindak
sebagai koenzim, selenium tidak secara langsung mempengaruhi ROS tetapi dengan cara
meningkatkan konversi glutation yang teroksidasi (GSSG) kedalam bentuk GSH oleh
enzim GSH-Px.11

Mekanisme Selenium sebagai anti inflamasi dalam bentuk selenoprotein terhadap ROS
dan terhadap hubungan antara keadaan redoks seluler dan aktivasi dari Cyclo-oxygenases
(COX) dan lipoxygenase (LOX). Enzyme tersebut berperan dalam produksi dari lipid
mediators seperti Prostaglandin (PGs), Thrombroxane (TXs), Prostacyclins (PGI2),
Leukotrien (LT) dan asam lemak teroksidasi, yang diketahui sebagai biomarker dari
inflamator yang di lepaskan oleh jaringan dan sel imun dalam bentuk respon dari stress,
radikal bebas , dan infeksi. Molekul tersebut terlibat dalam modulasi jalur persinyalan
metabolic penting, serta konversi dari makrofag pro-inflamator M1 menjadi makrofag
anti-inflamator M2. 10
Gambar 3: Peran Selenium dalam Inflamasi.10

Penggunaan Selenium

Rekomendasi penggunaan selenium pada dewasa adalah 55 µg per hari. sedangkan 400
μg adalah ambang batas yang tidak boleh dilampaui, dengan dosis toksik untuk orang
dewasa yaitu lebih banyak dari 700 µg/hari.12

Pada penggunaan selenium untuk mengobati akne vulgaris yaitu sebesar 200 µg yang di
bagi penggunaannya menjadi 2 kali sehari.11
DAFTAR PUSTAKA

1. Dhaliwal S, Nguyen M, Vaughn AR, Notay M, Chambers CJ, Sivamani RK. Effects
of zinc supplementation on inflammatory skin diseases: A systematic review of the
clinical evidence. American journal of clinical dermatology. 2020 Feb;21(1):21-39.
2. Thompson KG, Kim N. Dietary supplements in dermatology: A review of the
evidence for zinc, biotin, vitamin D, nicotinamide, and Polypodium. Journal of the
American Academy of Dermatology. 2021 Apr 1;84(4):1042-50.
3. Gupta M, Mahajan VK, Mehta KS, Chauhan PS. Zinc therapy in dermatology: a
review. Dermatology research and practice. 2014 Jul 10;2014.
4. Cervantes J, Et al. The Role of Zinc in the Treatment of Acne: A Review of the
Literature. Willey Dermatology Therapy. 2017;1-17
5. Kucharska A, Szmurlo A, Sińska B. Significant of Diet in Treated and Untreated
Acne Vulgaris. Adv Dermatol Allergol. 2016;33(2):81-86.
6. Ozuguz P, et al. Evaluation of Serum Vitamin A and E and Zinc Levels According to
the Severity of Acne Vulgaris. Cutan Ocul Toxicol. 2013;1-4.
7. Prasad AS. Zinc is an AntiOxidant and Anti-Inflammatory Agent: It’s a Role in
Human Health. Frontier in Nutrition. 2014;1(14):1-10
8. Mohammadi S, et al. A Survey to Compare the Efficacy of Niosomal Erythromycin
Alone Versus Combination of Erythromycin and Zinc Acetate in the Treatment of
Acne Vulgaris. JKMU. 2017;24(5):420-430.

9. Mahan, L K, and Sylvia Escott-Stump. Krause's Food, Nutrition, & Diet Therapy.


Philadelphia: W.B. Saunders, 2000. Print.
10. Barchiellie G, Capperrucci A, Tanini D. The Role of Selenium in Pathologies: An
Update Review. MDPI. 2022;1-49.
11. Al-Anbari HH, Sahib AS, Raghif ARA. Effect of Silymarin, N-Acetylcystein and
Selenium in the Treatment of Papulopustular Acne. Oxid Antioxid Med Sci.
2012;1(3):201-207.
12. Kiełczykowska M, Kocot J, Paździor M, Musik I. Selenium-A Fascinating
Antioxidant of Protective Properties. Adv Clin Exp Med. 2018;27(2):245–255

Anda mungkin juga menyukai