Anda di halaman 1dari 13

JMEMME (Journal of Mechanical Enggineering, Manufactures, Materials and

Energy), Vol. 3 (02) Des (2019) p-ISSN: 2549-6220e-ISSN: 2549-6239


Doi: 10.31289/jmemme.v3i2.3029.g2375
JMEMME (Journal of Mechanical Engineering,
Manufactures, Materials and Energy)

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jmemme

ANALISA PENGARUH WAKTU DAN TURBULENSI ASAP PADA MESIN


PENGERING IKAN LELE

Darianto*, Amrinsyah, Hiras T.S. Sitohang

Program Studi Teknik Mesin, Universitas Medan Area


Diterima: 30-10-2019 ; Disetujui: 24-12-2019 ; Diterbitkan: 30-12-2019
*Corresponding author: darianto0226@gmail.com
Abstrak
Indonesia kaya akan sumber hayati, salah satunya adalah gudang sumber penghasil protein hewani
khususnya ikan. Pengasapan adalah salah satunya cara pengawetan ikan yang dapat dilakukan dengan
peralatan yang sederhana dan mudah didapat serta harganya murah.Tujuan penelitian ini adalah
mendapatkan waktu ideal utuk proses pengasapan ikan dengan suhu 60ºC sampai dngan 70ºC waktu
pengasapan 8 jam.Berat ikan yang diasapi dalam penelitian ini adalah 500 kg.Dan bahan bakar yang
digunakan untuk pengasapan ikan adalah kayu jati.Dimana kayu ini dipilih sebagai bahan bakar karena
sifatnya yang keras, sehingga dapat menghasilkan asap yang tebal dan mengeluarkan aroma yang cukup
baik untuk ikan asap.Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan serta analisa data dapat diperoleh
bahwa waktu pengasapan ideal yang dibutuhkan untuk mengasapi atau mengeringkan ikan lele sale
adalah 8 jam.Dimana dengan menggunakan waktu 8 jam dapat menurunkan kadar air pada ikan sebesar
dengan 70 %.Penurunan kadar air sebesar 70 % dipengaruhi oleh waktu pengasapan dan pemilihan
bahan bakar yang bersifat keras dan pengkontrolan suhu pengasapan yang dilakukan secara rutin.

Kata Kunci : Kayu keras, waktu pengasapan deal, kadar air

ANALYSIS OF THE TURBULENCE OF SMOKE ON CATFISH DRYES


Abstract
Indonesia is rich in biological resources, one of which is a warehouse source of animal protein producer,
especially fish. Fogging is one way of preserving fish that can be done with equipment that is simple and
easy to obtain and the price is cheap. The purpose of this research is to get ideal time for the process of
fuming fish with temperature 600C to 700C fog time 8 hours. The fish weight fogged in this study in 500kg.
And the fuel used for fumigation is Jati wood. Where this wood is selected as fuel because of its hardness, so
it can produce a thick fog and produce a pretty good scent for fogged fish.Based on the test results and
calculations and data analysis can be obtained that the ideal curing time needed to bloat or dry the catfish
sale is 8 hours. Where by using time 8 hours can decrease water content in fish equal to 70% is influenced
by curing time and hard fuel selection and regular temperature control of fumigation.

Keywords: Hardwood, Time fogging deal, Moisture content

How to Cite: Darianto, 2019, Analisa Pengaruh Waktu dan Turbulensi Asap Pada Mesin Pengering Ikan
Lele, JMEMME (Journal of Mechanical Enggineering, Manufactures, Materials and Energy), 3(02): 130-142

130
JMEMME (Journal of Mechanical Enggineering, Manufactures, Materials and Energy), 3 (02) (2019): 130-142

PENDAHULUAN Sektor perikanan sebagai salah satu


Indonesia kaya akan sumber hayati, pendukung sektor ekonomi memiliki
salah satunya adalah gudang sumber peran dalam pembangunan ekonomi
penghasil protein hewani khususnya nasional, yaitu memberikan nilai tambah
ikan. Negara kita juga kaya akan dan mempunyai nilai strategis, serta
keanekaragaman perikanan baik ikan dapat memberikan manfaat financial
laut maupun ikan tawar. Ikan memang maupun ekonomi, khususnya dalam
mengandung komposisi gizi yang penyediaan bahan pangan protein,
ideal.Ikan mengandung 18 persen perolehan devisa, dan penyediaan
protein terdiri atas asam amino esensial lapangan kerja. Sejauh ini pembangunan
yang tidak rusak pada waktu pemasakan. perikanan yang dilakukan telah
Kandungan lemaknya 1-20 persen lemak menujukkan hasil yang nyata dan positif
yang mudah dicerna serta langsung terhadap pembangunan nasional.Hal ini
dapat digunakan oleh jaringan tubuh. terlihat dari sumbangan produk
Kandungan lemaknya sebagian besar domestik bruto (PDB) sektor perikanan
adalah asam lemak tak jenuhyang dapat terhadap PDB nasional yang terus
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan meningkat. Kontribusi sektor perikanan
dapat menurunkan kolesterol darah. dan kelautan terhadap PDB nasional
Pengasapan adalah salah satu cara yang mencapai sekitar 12,4%. Bahkan
pengawetan ikan yang dapat dilakukan industri perikanan menyerap lebih dari
dengan peralatan yang sederhana dan 16 juta tenaga kerja secara langsung
mudah didapat serta harganya murah. (Dahuri, 2004).Salah satu metode
Ikan yang diolah dengan cara pengawetan ikan adalah dengan metode
pengasapan dapat bertahan lebih lama pengasapan selain disimpan dalam suhu
disebabkan beberapa factor, diantaranya rendah, diasinkan atau dipresto.Dengan
berkurangnya kadar air ikan dibawah 40 metode pengawetan ini daging ikan yang
persen, adanya senyawa-senyawa asam biasanya membusuk dalam waktu
kayu yang dapat menghambat singkat dapat disimpan dalam suhu
pertumbuhan mikroorganisme kamar untuk jangka waktu berbulan-
pembusuk dan terjadinya koagulasi bulan, walaupun biasanya harus ditutup
protein pada permukaan ikan yang rapat. Ikan sebagai bahan makanan
mengakibatkan jaringan pengikat mengandung protein tinggi dan
menjadi lebih kuat dan kompak sehingga mengandung asam amino esensial yang
tahan terhadap serangan diperlukan oleh tubuh, disamping itu
mikroorganisme. Senyawa- senyawa nilai biologisnya mencapai 90%, dengan
antimikroba yang terdapaat dalam asap jaringan pengikat sedikit sehingga
misalnya berbagai macam aldehida, mudah dicerna oleh konsumen
alcohol, asam dan sebagainya. sebagaimana yang disampaikan oleh
Pengasapan juga dapat memperbaiki Adawyah, 2007. Dengan demikian
penampakan ikan karena ikan menjadi prinsip pembuatan olahan ikan asap
terlihat berminyak atau mengkilat. merupakan salah satu cara untuk
memperpanjang daya simpan dan

131
Darianto, Analisa Pengaruh Waktu dan Turbulensi Asap Pada Mesin Pengering …

menambah nilai jual dari produk termasuk kepiting, udang, lobster.


tersebut. Dibandingkan dengan olahan lain,
Selain keuntungan-keuntungan kandungan PAH pada ikan asap masih
tersebut, pengasapan ikan mempunyai tergolong rendah. Sementara senyawa
beberapa kelemahan karena tekstur ikan vitamin A dan anti oksida mampu
berubah menjadi keras terutama jika menghambat daya karsinogenik PAH.
pengasapan dilakukan pada suhu rendah Dari penelitian-penelitian yang
dalam waktu lama dan diperlukan waktu dilakukan, ikan asap,juga maakanan asap
lama untuk melakukan pengasapan ikan lainnya bukanlah penyebab karsinogenik
yang sempurna. Sedangkan yang yang membahayakan manusia yang
teksturnya keras diperlukan proses mengomsusinya.Ikan asap ini umunya
dehidrasi (pembasahan kembali) cukup popular dan digemari di daerah
sebelum ikan dapat dikonsumsi. Sumatera. Kalimantan, dan Sulawesi
Pertumbuhan jamur pada ikan asap serta dijawa. Jenis ikan yang banyak di
menyebabkam terjadinya perubahan gemari setelah diasap adalah ikan
bau menjadi tengik dan perubahan bandeng, cakalang,tongkol,dan tuna.
tekstur.Pengolahan ikan dengan Harga jualnyapun tinggi.
menggunakan asap untuk komsumsi Dengan meningkatnya tingkat
manusia sudah dikenal sejak zaman pendidikan, kesejahteraan, dan
dahulu, tetapi cara pengolahannya kesadaran akan hidup sehat, pola
sederhana, biaya murah dan mudah komsumsipun ikut bergeser dan peluang
dikerjakan. Dibandingkan dengan ikan ikan asap untuk digemari makin terbuka.
asin, ikan asap lebih unggul baik dari segi Disisi lain, semakin berkembangnya alat
rasa ( kelejatan ), gizi dan juga harga tangkap ikan, hasil tangkapanpun terus
jualnya. Meskipun mempunyai beberapa meningkat sehingga pemanfaatan untuk
ke unggulaan,di Indonesia maupun Asia ikan asappun akan meningkat. Hal ini
ikan asap kalah penjualan dari pada ikan menjadikan ikan asap kian menarik
asin. untuk digeluti dan dapat dijadikan usaha
Karena ikan asap harus diolah lagi yang menguntungkan.
dengan menambah bumbu-bumbu Produk hasil pengasapan ( ikan
lainnya. Dan juga ada anggapan ikan asap asap ) merupakan produk yang disukai
dapat menimbulkan penyakit kanker oleh konsumen, namun beberapa ikan
atau bersifat kansirgernik. Alasan ini asap memiliki daya awet yang tidak
karena ikan asap mengandung senyawa tahan lama. Daya awet dan mutu ikan
yang dicurigai menjadi penyebab kanker, asap dapat dipertahankan dengan
yaitu Pilicylic Aromatic Hydrocarbon melakukan penyimpanan yang baik dan
(PAH). benar.Salah satu teknik penyimpanan
Senyawa PAH yang ditakuti yang bias dilakukan terhadap produk
ternyata ditemukan juga dimakanan ikan asap yaitu penyimpanan dingin atau
olahan lain seperti : roti, biskuat, kopi, penyimpanan suhu rendah.
minyak kedelai, sate,ikan bakar, ikan Ikan salah satu komoditas ungglan
kaleng, dan bahkan pada ikan segar perikanan budidaya air tawar. Produksi
132
JMEMME (Journal of Mechanical Enggineering, Manufactures, Materials and Energy), 3 (02) (2019): 130-142

nominal ikan lele dari tahun 2010 sampai 2013). Teknologi pengolahan ikan asap
dengan tahun 2014 mengalami kenaikan panas saat ini telah banyak dilakukan
dari 242,811 ton menjadi 463,221 ton. berbagai daerah dan salah satunya
Nilai rata-rata produksi lele mencapai Provinsi Sumatera Utara.
37,49% ( Ditjen Budidaya KKP 2014 ).
Perkembangan yang pesat dan tingginya METODE PENELITIAN
produksi budidaya ikan lele diduga Prosedur Pengasapan Ikan Lele
karena ikan lele dapat dibudidayakan di adalah sebagai berikut:
lahan dan sumber air yang terbatas a. Proses Penggaraman Ikan Lele.
dengan padat tebar tinggi, teknologi Tahap awal sebelum melakukan
budidaya relative mudah dan dikuasai proses pengasapan ikan lele yaitu,
oleh masyarakat, pemasarannya relative menyediakan bahan baku utama yaitu
mudah serta modal usaha budidaya lele ikan lele. Setelah ikan lele tersedia
yang diburuhkan relative rendah. Saat ini selanjutnya ikan lele dibelah dengan alat
teknologi pembesaran lele semakin potong.Setelah ikan terbelah maka, isi
berkembang, diantaranya adalah perut dan insang ikan di
teknologi kolam terpal dan permanen. keluarkan.Selanjutnya, ikan di masukkan
Teknologi ini banyak digunakan baik kedalam drum yang telah berisi air yang
masyarakat pribadi dan kelompok sudah di garami. Dalam satu dr um berisi
pumbudidaya ikan (Pokdakan) sehingga air dimasukkan garam sebanyak 3
terkadang membuat harga lele segar bungkus dengan ukuran garam
tidak stabil di pasaran; rata-rata harga perbungkus 500 gram. Setelah ikan
perkilogramnya hanya Rp. 13.000 - Rp dimasukkan didalam drum, ikan
15.000 [ ]. dibiarkan berada dalam drum selama 30
Ikan lele mempunyai protein tinggi menit. Proses penggaraman ikan lele
17,7-26,7% dan lemaknya berkisar 0,95 diperlihatkan pada gambar 1.
sampai dengan 11,5% ( Nurimala et al
2009 ). Rosa et al. (2007) melaporkan
bahwa ikan lele dapat dikelompokkan
kedalam bahan pangan berprotein
sedang dengan lemak rendah.Rohimah et
al. (2014) menyebutkan bahwa
kandungan komponen gizi ikan lele
mudah dicerna dan diserap oleh tubuh
manusia baik pada anak-anak dewasa,
dan orang tua. Gambar 1. Proses Penggaraman
Salah satu upaya untuk
b. Proses Pengasapan Tahap Awal
meningkatkan pendapatan budidaya
Setelah penggaraman selesai
ikan lele adalah dengan melakukan
selanjutnya, ikan di bilas kemudian
diversifikasi olahan ikan lele asap.
ditiriskan diatas rak dengan tujuan
Melalui upaya ini harga ikan lele asap
sebelum masuk kedalam dapur
mencapai Rp.120.000 per kilogram (BPS
pengasapan kadar air yang berada dalam

133
Darianto, Analisa Pengaruh Waktu dan Turbulensi Asap Pada Mesin Pengering …

ikan berkurang. Dan ikan ditiriskan


selama 15 menit.
Setelah ikan ditiriskan selama 15
menit, selanjutnya ikan dimasukkan
kedalam lemari. Untuk mendapatkan
aliran asap yang merata jarak antara ikan
di rak paling bawah atau yang paling
dekat dengan sumber asap tidak terlalu
rapat sehingga aliran asap dari bawah
bisa sampai ke rak paling atas. Sehingga Gambar2. Proses pengasapan tahap awal
turbulensi pengasapan merata. Dalam
pemanasan tahap awal, suhu lemari asap c. Pengasapan tahap kedua
sekitar 40-60°C selama 3 jam. Dalam Pengasapan tahap kedua dilakukan
pemanasan awal posisi bagian daging pada suhu 65-70 °C selama 2 jam.Pada
(potongan) menghadap kebawah dengan pengasapan ini diperlukan ketelitian
tujuan penurunan kadar air dalam karena suhu yang tinggi sangat
daging lebih cepat. Setelah pemanasan mempengaruhi tekstur ikan.Dimana,
awal berlangsung selama 15 menit ikan dengan suhu tinggi ikan bisa saja
ditarik keluar dari lemari pengasapan. mengalami kekeringan dimana bisa
Setelah ikan ditarik keluar posisi ikan mengakibatkan tekstur ikan terlalu
dibalik, dimana bagian kulit ikan rapuh. Dimana jika tekstur ikan terlalu
menghadap sumber asap dan setelah rapuh ikan akan semakin keras dan
posisi ikan diganti ikan dimasukkan protein yang ada dalam ikan bisa
kembali kedalam lemari pengasapan.Dan berkurang. Selain itu, ikan juga akan
tidak posisi ikan saja yang di ganti, posisi susah dipasarkan karena tekstur ikan
rak juga diganti dimana rak pertama terlalu keras sehingga kurang diminati
diganti menjadi rak nomor sepuluh dan masyarakat. Dan sebaliknya jika suhu
begitu juga seterusnya dengan rak yang pengasapan tidak sesuai lamanya dengan
lain. Hal ini dilakukan untuk waktu pengasapan maka ikan tidak
menghindari ikan terlalu cepat kering kering. Jika hal ini terjadi maka ikan akan
tetapi proses pengeringan tidak lebih mudah terserang jamur. Hasil
merata.Pengasapan dilakukan dan proses pengasapan tahap kedua
diteruskan sampai permukaan ikan diperlihatkan pada gambar 3.
berwarna kekuningan atau coklat
kekuningan, dengan keadaan ini ikan
dianggap telah cukup untuk mencegah
terjadinya pelendiran.

134
JMEMME (Journal of Mechanical Enggineering, Manufactures, Materials and Energy), 3 (02) (2019): 130-142

menghasilkan aroma yang lebih unggul,


lebih kaya kandungan aromatic dan lebih
banyak mengandung senyawa asam
dibandingkan kayu lunak. Pada
penggunaan kayu keras, asap yang
dihasilkan gumpalan asap yang tebal dan
tidak terlalu menyebar.Bila
menggunakan kayu lunak (resinous),
asap yang dihasilkan banyak
mengandung senyawa yang dapat
menimbulkan hal dan bau yang tidak di
inginkan. Dengan kata lain jenis kayu
yang digunakan sebagai sumber asap
Gambar 3. Hasil pengasapan tahap kedua sebaiknya memenuhi tiga syarat, yaitu
Keberhasilan Proses Pengasapan keras, tidak mudah/cepat terbakar,
Tingkat keberhasilan proses dapat menimbulkan asap dalam jumlah
pengasapan ikan tergantung pada empat yang besar dan dalam waktu yang lama.
factor utama (selain bahan baku) yang Dalam penelitian ini bahan bakar yang
saling berkaitan, yaitu: mutu dan volume digunakan bahan bakar padat alami yaitu
asap, suhu dan kelembapan, ruang bahan bakar kayu (wood).
pengasapan, waktu pengasapan,
sirkulasi udara dalam ruang pengasapan, Suhu dan Kelembapan Ruang Pengasapan
dan pengaruh turbulensi asap pada hasil Kondisi ruang pengasapan juga
pengasapan ikan lele. sangat menentukan mutu ikan asap.
Ruangan pengasapan ikan adalah
Mutu dan Volume Asap ruangan yang memiliki suhu dan
Mutu dan volume asap yang kelembapan udara cukup rendah.
dihasilkan tergantung pada jenis kayu Banyaknya uap air yang diserap oleh
yang digunakan dalam proses udara tergantung suhunya, jadi bila
pengasapan. Dalam penelitian ini udara cukup dingin 30°C dipanasi maka
digunakan kayu jati. Kayu ini gunakan kapasitas pengeringan akan lebih tinggi.
karena untuk mendapatkan mutu dan Dalam keadaan lembab, uap jenuh yang
volume asap yang sesuai yang telah panas tidak dapat dipanasi lagi
diharapkan, sebaiknya digunakan jenis secara tepat untuk mengurangi
kayu yang keras (non-resinous). Selain kandungan uap airnya dan oleh karena
itu kayu bakau, rasa mala, dan itu, kapasitas menurun. Jika suhu ruang
tempurung kelapa bisa juga digunakan pengasapan cukup rendah, asap yang
sebagai bahan bakar. Asap yang dihasilkan dari proses pengasapan di
dihasilkan dari pembakaran kayu keras udara terbuka (bersuhu relative tinggi).
akan berbeda komposisinya dengan asap Dengan demikian, volume asap yang
yang dihasilkan dari pembakaran kayu dapat melekat pada tubuh ikan menjadi
lunak. Pada umumnya kayu keras akan lebih banyak dan merata. Apabila proses

135
Darianto, Analisa Pengaruh Waktu dan Turbulensi Asap Pada Mesin Pengering …

pengasapan ikan berlangsung dalam kecepatan penguapan air tergantung


ruangan bersuhu tinggi, permukaan kulit pada kapasitas pengering udara dan asap
atau tubuh bagian luar akan menjadi juga kecepatan pengaliran asap. Pada
cepat kering atau mengeras (dapat tahap kedua, di mana permukaan ikan
menghalangi proses penguapan cairan sudah agak kering, suhu ikan akan
yang terdapat pada bagian tubuh yang mendekati suhu udara dan asap.
lebih dalam), sehingga proses Kecepatan pengeringan akan menjadi
pembusukan masih mungkin terjadi lambat karena air harus merembes
pada tubuh ikan bagian dalam. dahulu dari lapisan dalam daging ikan,
bila pengeringan mula-mula dilakukan
Waktu Pengasapan pada suhu yang terlalu tinggi dan terlalu
Menurut Rasco (2009), metode cepat, maka permukaan ikan akan
pengasapan panas pada ikan menjadi keras dan akan menhambat
memerlukan 2 proses berurutan yaitu penguapan air selanjutnya dari lapisan
pengasapan diikuti oleh pemasakan. dalam, sehingga kemungkinan daging
Lama waktu pengasapan tergantung ikan bagian dalam tidak mengalami efek
pada flavor dan kelembapan yang di pengeringan.
inginkan. Lama waktu pengasapan
sangat berpengaruh terhadap kualitas Pengaruh Turbulensi Asap Pada Hasil
ikan. Dan dari lamanya waktu Pengasapan Ikan Lele
pengasapan akan menghasilkan warna Aliran turbulen adalah aliran fluida
ikan yang kecoklatan dan kehitaman. yang partikel-partikelnya bergerak
Dalam penelitian ini dibutuhkan waktu secara acak dan tidak stabil dengan
pengasapan dari tahap awal sampai kecepatan berfluktuasi yang saling
akhir selam 8 jam.Dan dari hasil interaksi.Akibat dari hal tersebut garis
pengamatan ikan berwarna kecoklatan, alir antar partikel fluidanya saling
tentu warna ini dihasilkan dari jenis kayu berpotongan.Oleh Osborne Reynold
yang digunakan selama pengasapan. digambarkan sebagai bentuk yang tidak
stabil yang bercampur dalam waktu yang
Sirkulasi Udara Dalam Ruang cepat yang selanjutnya memecah dan
Pengasapan menjadi takterlihat.Pada arus turbulen,
Adanya sirkulasi udara yang baik di massa air bergerak keatas, kebawah, dan
dalam ruang pengasapan menjamin secara lateral berhubungan dengan arus
mutu ikan asap yang lebih sempurna. yang umum, memindahkan massa dan
Sirkulasi udara yang baik akan menjaga momentum.Dengan gerakan tidak
suhu dan kelembapan ruang pengasapan beraturan seperti itu, massa atau
tetap konstan selama proses pengasapan gumpalan fluida akan mempunyai
berlangsung. Selain itu, aliran asap akan percepatan menyimpang yang hanya
berjalan lancar dan kontiniu, sehingga sedikit persenrtasinya dari kecepatan
partikel asap yang menempel pada tubuh rata-rata, meskipun begitu arus turbulen
ikan akan menjadi lebih banyak dan bersifat menentukan arus, sebab
merata. Jadi pada tahap pengasapan, turbulen menjaga partikel-partikel
136
JMEMME (Journal of Mechanical Enggineering, Manufactures, Materials and Energy), 3 (02) (2019): 130-142

dalam suspense, secara konstan, seperti pengasapan. Dimana dalam penelitian ini
clay dan slit pada sungai dan pasir pada jumlah berat ikan yang di asapi adalah:
sungai dan pada pasir pada arus turbidit, 500 kg. Dimana rata – rata 1 kg ikan
atau secara berangsur seperti pada berjumlah 10 ekor ikan. Maka 500 kg
kebanyakan butir pasir disungai, pantai ikan = 5000 ekor. Sehingga Volume
dan bukit pasir. dibagi dengan jumlah ikan.
Turbulensi asap pada lemari
pengasapan sangat berpengaruh pada V = 3,84 m3 / 5000 ekor = 0,000768
hasil dan lamanya waktu pengasapan. m3/ekor
Pada penelitian ini turbulensi asap yang
terjadi dalam lemari pengasapan sangat Pengujian nilai kalor pada komposisi
berpengaruh positif karena arah asap kimia kayu
yang ada didalam lemari pengasapan Pengujian nilai kalor bahan bakar
sifatnya bolak-balik. Jadi, hal ini sangat kayu yang digunakan selama proses
menguntungkan pada ikan yang berada pengasapan.Pada penelitian ini kayu
didalam lemari pengasapan. Dimana ikan yang digunakan sebagai bahan bakar
akan terkena asap dengan waktu yang adalah kayu yang sifatnya keras. Bahan
lama. Berbeda halnya jika menggunakan bakar padat yang sebagian besar terdiri
aliran laminar atau searah.Asap lebih dari Karbon Hidrogen dan Oksigen,
banyak terbuang ke udara bebas pembakarannya berlangsung sebagai
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk berikut.
pengasapan lebih banyak. Hal ini juga Mula-mula bahan bakar tersebut
sangat memepengaruhi juga dengan akan membentuk gas-gas atau yang bisa
bahan bakar, dimana bahan akan lebih disebut mengegas (on-gassing), pada
banyak habis. waktu berlangsung destilasi kering, dan
gas-gas tersebut akan terurai lebih lanjut
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi CO dan H2 (water gas ) dan akan
terbakar. Carbon adalah unsur-unsur
Perhitungan volume lemari pengasapan yang dapat terbakar dari susunan hidro
ikan carbon. Oksidasi carbon agak lambat dan
Untuk mengetuhui volume lemari lebih sulit bila dibandingkan dengan
pengasapan dapat diketahui dengan unsur hydrogen dan sulfur. Walaupun
rumus, V = P x l x t. Dimana P = Panjang carbon mempunyai suhu pembakaran
lemari pengasapan, l = Lebar lemari yang lebih rendah dari zat cair, carbon
pengasapan, dan t = Tinggi lemari adalah zat padat dengan temperatur
pengasapan. tinggi dan pembakarannya relative
V = 4 m x 0,8 m x 1,20 m lambat. Sebagai konsekuensinya pada
V = 3,84 m3 beberapa proses pembakaran yang
teoritisi, ini akan disampaikan bahwa
Selanjutnya Volume lemari kedua unsure sulfur dan hydrogen
pengasapan ikan dibagi dengan jumlah terbakar dengan sempurna sebelum
ikan yang akan diasapi dalam lemari carbon terbakar. Selanjutnya ini akan

137
Darianto, Analisa Pengaruh Waktu dan Turbulensi Asap Pada Mesin Pengering …

diasumsikan bahwa semua carbon akan Nilai Panas (Heating Value)


teroksidasi menjadi karbon monoksida Nilai panas (kalor) kita defenisikan
(CO) sebelum setiap carbon berubah sebagai energi panas yang dilepaskan
menjadi carbon dioksida (CO2).Reaksi pada waktu terjadi oksidasi unsur- unsur
kimianya sebagai berikut: kimia yang terdapat dalam bahan bakar
kayu. Nilai panas atau nilai kalor dari
48,5C + O2  48,5CO + Qc.co = 121250 unsur-unsur carbon, Hidrogen dan sulfur
kJ/kg mol seperti disebutkan dalam persamaaan
kimia di atas adalah sebagai berikut :
Jumlah kalori yang digunakan pada
bahan bakar pengasapan ialah nilai Nilai panas carbon:
kalori bahan bakar kayu ( Wood ) = 2500
x jumlah bahan bakar yang digunakan
selama proses pengasapan.
Kalori = 2500 Kcal/kg x 150 kg =
375.000 Kcal.
Maka, jumlah kalori yang terdapat
dalam bahan bakar selama pengasapan
adalah 375.000 Kcal.
Pembakaran Carbon :
2CO + O2  2CO2 +2 Qco-co Dalam hal Nilai Panas (kalor)
Qco-co2 = 375.000 kJ/kg mol CO Carbon tidak ada nilai tertinggi dan
terendah, karena tidak ada kehilangan
Oksigen yang dibutuhkan : energy panas selama terjadinya reaksi
O2 = kimia.
Nilai panas Hidrogen:
unsur-unsur yang dapat terbakar
dari Hidrocarbon mempunyai
temperature pembakaran yang tertinggi
yaitu : 582 °C. Tetapi selama terbentuk
gas hydrogen beroksidasi menjadi air
Dalam peristiwa oksidasi H2
seperti diperlihatkan dalam persamaan
terbentuk H2O (air) yang dalam tempo
reaksi kimia di bawah ini :
relatif singkat berubah menjadi uap air
2H + O2 + H2O +2 OH = 7.500.000 kj/kg
(H2O). Dalam peristiwa perubahan fasa
mol H2
ini dibutuhkan panas laten (Laten Heat)
Jadi, kebutuhan oksigen untuk
yang besarnya tergantung pada keadaan
pembakaran (pengasapan) 5000 ekor
sekelilingnya (tekanan dan suhu). Dalam
ikan adalah:
lemari pengasapan diestimasikan
O2 = tekanan sama dengan satu atmosfir
mutlak, jadi panas laten air:
L H2O = 539,8 kkal/kg

138
JMEMME (Journal of Mechanical Enggineering, Manufactures, Materials and Energy), 3 (02) (2019): 130-142

Nilai Panas H2 sebelum dikurangi Tabel 1. Jumlah bahan bakar yang digunakan
panas pembentuk uap disebut N. Nilai
Panas kotor (Tertinggi) atau Gross
(Higher) Heating Value.
Jadi:
HHVh = 3197,53 kkal/kg H2
LHVh = 266556,35kkal/kg H2
Perbedaan antara HHV dan LHV
merupakan panas laten dari sejumlah
uap air yang terjadi dari hasil
pembakaran bahan bakar bersangkutan
bila pembakaran memakai udara kering.

Pengujian Produktivitas Asap Gambar 4. Penggunaan bahan bakar selama


Berat bahan bakar yang berbeda proses pengasapan
sangat pengaruh besar dengan Dari grafik pada gambar 4
kecepatan pembakaran, dimana bahan menunjukkan bahwa bahan bakar yang
bakar yang mempunyai berat 5 kg sangat digunakan sebelum finishing
mudah terbakar dan menghasilkan pengasapan yaitu sebanyak 120 kg.
gumpalan asap yang kurang Finishing pengasapan menggunakan
sempurna.Dan biasanya bahan bakar bahan bakar sebanyak 30 kg. Dalam
yang mempunyai berat kurang lebih 5 kg penelitian ini banyaknya bahan bakar
digunakan di awal pengasapan. yang digunakan selama proses
Sedangkan bahan bakar yang pengasapan tidak sama dengan jumlah
mempunyai berat 20 kg lebih bagus dari bahan bakar yang digunakan untuk
ukuran yang sebelumnya dimana ukuran finishing karena untuk finishing suhu
yang 20 kg lebih lama terbakar dan pengasapan tidak boleh terlalu panas
menghasilkan gumpalan asap yang lebih karena dapat merusak tekstur ikan.
tebal.Dan bahan bakar yang ukurannya
20 kg digunakan dipertengahan
pengasapan. Lebih bagusnya yaitu
dengan menggunakan bahan bakar kayu
yang mempunyai berat 30 kg. Dimana,
bahan bakar yang mempunyai ukuran
lebih berat akan menghasilkan gumpalan
asap yang lebih tebal dan proses Gambar 5. Penurunan berat ikan selama proses
pembakarannya lebih lama. Dan pengasapan
biasanya ukuran bahan bakar yang lebih
berat digunakan setelah api sudah Pengujian Aliran pada Lemari
menyala sekitar kurang lebih 2 jam. Pengasapan
Jumlah bahan bakar yang digunakan Untuk mengetahui adanya jenis
selama pengasapan ± 150 kg. aliran fluida dilakukan dengan apa yang

139
Darianto, Analisa Pengaruh Waktu dan Turbulensi Asap Pada Mesin Pengering …

disebut dengan biangan reynolds (Re). persentasinya dari kecepatan rata-rata,


Dalam mekanika fluida, bilangan meskipun begitu arus turbulen bersifat
Reynolds adalah rasio antara gaya menentukan arus, sebab turbulen
inersia (vsp) terhadap gaya viskos (µ) menjaga partikel-partikel dalam
yang mengkuantifikasikan hubungan suspense, secara konstan, seperti clay
kedua gaya tersebut dengan suatu aliran dan slit pada sungai dan pasir pada arus
tertentu. turbidit, atau secara berangsur seperti
Besarnya bilangan reynold yang pada kebanyakan butih pasir di sungai,
terjadi pada suatu aliran dalam lemari pantai dan bukit pasir.
pengasapan dapat menunjukkan apakah Turbulensi asap pada lemari
profil aliran tersebut laminar atau pengasapan sangat berpengaruh pada
turbulen. Biasanya angka Re < 2000 hasil dan lamanya waktu pengasapan.
merupakan batas aliran laminar dan Pada penelitian ini turbulensi asap yang
angka lebih besar dari Re > 4000 terjadi dalam lemari pengasapan sangat
dikatakan aliran turbulen. Sedangkan Rd berpengaruh positif karena arah asap
diantara keduanya dinyatakan sebagai yang ada didalam lemari pengasapan
aliran transisi. sifatnya bolak balik. Jadi, hal ini sangat
Dari hasil pengujian alat ukur flow menguntungkan pada ikan yang berada
meter v = 10-6 m/det. didalam lemari pengasapan. Dimana ikan
akan terkena asap dengan waktu yang
lama. Berbeda halnya jika menggunakan
aliran laminar atau searah. Asap lebih
banyak terbuang ke udara bebas
> 4000 ( Aliran turbulent ) sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
Aliran turbulen adalah aliran fluida pengasapan lebih banyak.
yang partikel-partikelnya bergerak
secara acak dan tidak stabil dengan
kecepatan berflukuasi yang saling
interaksi. Akibat dari hal tersebut garis
alir antar partikel fluidanya saling
berpotongan. Oleh Osborne Reynold
digambarkan sebagai bentuk yang tidak
stabil yang bercampur dalam waktu yang
cepat yang selanjutnya memecah dan
menjadi tak terlihat. Pada arus turbulen,
massa air bergerak ke atas, kebawah, dan
secara lateral berhubungan dengan arus
yang umum, memindahkan massa dan Gambar 6. Kualitas Asap
momentum. Dengan gerakan tidak
beraturan seperti itu, massa atau
gumpalan fluida akan mempunyai
percepatan menyimpang hanya sedikit
140
JMEMME (Journal of Mechanical Enggineering, Manufactures, Materials and Energy), 3 (02) (2019): 130-142

Pengujian Kadar Air Pada Ikan Setelah sangat membantu kepada penurunan
Diasapi kadar air yang ada pada ikan.
Laju pengasapan atau kecepatan
Tabel 2. Hasil Nilai Kandungan Gizi Ikan Lele
pengasapan diukur dengan cara Asap Sesuai Uji Test
menentukan besarnya persentase kadar
air ikan selama proses pengasapan.
Seiring dengan bertambahnya waktu
pengasapan maka berat produk akan
semakin berkurang. Cepat lambatnya
penurunan kadar air ikan salah satunya
dipengaruhi oleh kelembaban udara
disekitar produk. Semakin rendah RH,
semakin cepat proses dehidrasi.
Sementara itu, rendahnya RH
dipengaruhi oleh tingginya suhu pada
ruangan. Pendinginan Ikan
Standar nilai kadar air ikan asap Ikan yang sudah selesai diasapi
berdasarkan SNI adalah maksimal 60%. harus dikeluarkan dari alat pengasap
Tingginya kadar air, disebaabkan oleh untuk selanjutnya didinginkan. Beberapa
lama waktu pengasapan yang relative cara pendingin yang sering dilakukan
pendek dan suhu pengasapan yang adalah dengan menggantungkan ikan
fluktuatif, menyebabkan proses pada sepotong kayu dan ditutupi dengan
penguapan air menjadi tidak stabil dan kertas untuk menghindari menempelnya
menyebabkan nilai kadar air masih kotoran/debu dan serangga pada
tinggi. Terjadinya penurunan kadar air produk. Pada penelitian ini ikan
dimungkinkan akibat penguapan dari didinginkan di atas lemari pengasapan
produk karena suhu udara dan dengan ruangan tertutup. Ikan lele yang
kelembaban lingkungan sekitar.Dalam telah didinginkan diperlihatkan pada
penelitian ini perlu kita ketahui gambar 7.
kandungan air yang ada pada ikan
sebelum disapi.
Pada penelitian ini penghitungan
kadar air pada ikan lele yang sudah
diasapi di uji di Balai riset dan
Standarisasi Industri Medan dengan
metode SNI 01- 2891 – 1992. Dan dari
hasil uji kadar air pada ikan lele yang
sudah diasapi dihasilkan 13,4 %. Dengan
hasil ini dapat disimpulkan bahwa
sirkulasi asap didalam dapur
pengasapan yang arahnya turbulen

141
Darianto, Analisa Pengaruh Waktu dan Turbulensi Asap Pada Mesin Pengering …

REFERENCES

[1] Adayah, R. 2007 .Pengolahan dan pengawetan


ikan..Bumi Aksara Jakarta.
[2] Anonimous. 2010. Smoke fish production (
enterprise module ). San Juan City.
[3] Badan Standarisasi Nasional, 2006.SNI 01-
4872.1-2006. Es untuk penanganan
penanganan ikan I:Spesifikasi. Jakarta.
[4] Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 01-
4435- 2000. Garam bahan baku
untuk industry garam
beryodium. Jakarta.
[5] Budiman, M.S. 2004. Teknik penggaraman
dan pengeringan.Departemen
Pendidikan Nasional. Direktorat
Pemasaran Dalam Negeri. 2012. Warta
Pasar Ikan dan Kemandirian Pangan.
Dirjen PPHP Effendi, M.I. 1979. Biologi
Perikanan. Yayasan Pustaka Tama.
Gambar 7. Hasil pengasapan akhir Yogyakarta. Ishikawa K. 1998. Teknik
Penuntun Pengendalian Mutu (
Terjemahan ). Di dalam Muhandri T
KESIMPULAN dan D.
Kesimpulan yang diperoleh dari [6] Haruwati, E.S. 2002.Pengolahan Ikan Secara
Tradisional Prospek dan Peluang
penelitian Analisa Pengaruh waktu dan
Pengembangan.Jurnal Litbang
turbulensi asap pada mesin pengering Pertanian 21 (3).
ikan lele adalah pengasapan ikan dengan [7] Hermana, 1991. Iradiasi Pangan Cara
Mengawetkan dan Meningkatkan
lemari pengasapan dapat diterapkan
Keamanan Pangan
sebagai metode pengolahan ikan asap [8] Hanafi Madura. Makalah Ikan AsapSosis
dan dapat menghasilkan kualitas ikan Fermentasi dan Agroindustri Ikan lele-
asap yang baik secara organoleptik, dan Nisa, dkk
[9] IR.M.J.Djokosetyardjo : KETEL UAP
kandungan nutrisi terjaga. Ikan lele [10] IR.Syamsir A. Muin : Pesawat-pesawat
memiliki potensi sebagai bahan baku konversi energy 1 (KETEL UAP)
ikan asap yang memiliki proksimat yang Kasarisma.Siatem jaminan Mutu
Industri Pangan. Bogor. IPB Press.
tinggi, sehingga mampu memenuhi Moeljianto R. 1992.
kebutuhan gizi masyarakat. Waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan hasil
pengasapan yang bagus ± 8 jam.

PENGHARGAAN
Penghargaan kepada direktur
pengusaha ikan sale yang namanya tidak
ingin disebutkan yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian
ini.

142

Anda mungkin juga menyukai