“Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas”
Dosen : Iman Nurjaman M,Pd
SEMESTER / KELAS : VI / A1
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Guru merupakan sosok yang berpengaruh dalam dunia pendidikan karna guru merupakan
orang yang akan lagsung mentransfer nilai dan juga ilmu pengetahuan kepada siswanya
melalui pembelajaran di dalam kelas. Seorang guru mempunyai tanggung jawab yang tinggi
untuk meningkatkan kemampuan perkembangan dan juga prestasi untuk peserta didiknya.
Maka dari itu pemahaman guru dalam proses pengajaran berpengaruh pada perkembangan
dan juga pemahaman peserta didik.
Guru adalah orang yang mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah (kelas). Secara
lebih khusus lagi, ia mengatakan bahwa guru berarti orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak
mencapai kedewasaan masing-masing. Artinya, guru tidak hanya memberi materi di depan
kelas, tetapi juga harus aktif dan berjiwa kreatif dalam mengarahkan perkembangan murid.
(Hadari Nawawi)
Seorang guru harus memiliki pemahaman mengenai proses pembelajaran dalam kelas
terlebih pada guru anak usia dini yang dimana proses pembelajaran yang di lakukan pada
anak usia dini harus sesuai dengan rentang usianya dan teknik yang di gunakan harus
menyenangkan dan membuat anak merasa pembelajaran yang dilakukan tidak membosankan
sehingga dalam proses pembelajaran anak dapat bersikap aktif dan tidak pasif.
Dalam proses pembelajaran anak usia dini lebih memfokuskan kepada aspek – aspek
perkembangan Pemerintah menetapkan PAUD melalui Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan daya pikir, daya cipta kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa, dan komunikasi, sesuai dengan keunikan
dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui anak usia dini.
Maka dari itu guru anak usia dini harus memiliki kemampuan pemahaman mengenai anak
usia dini dan mempersiapkan program pembelajaran yang sesuai dengan rentang usia dan
perkembangannya sehingga tujuan yang ingin di sampaikan oleh guru kepada peserta didik
dapat tercapai.
Kurangnya pemahaman guru mengenai anak usia dini di akui karena lembaga sekolah
jarang mengadakan pelatihan mengenai proses pembelajaran untuk anak usia dini dan
kualifikasi guru tidak sesuai dengan gelar yang sudah mereka miliki. Hal ini yang membuat
peserta didik pada kelas A usia 4 – 5 tahun bersikap pasif didalam kelas karena guru yang
mengajarkan belum memahami mengenai proses pembelajaran untuk AUD.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah saya uraikan diatas, adapun
permasalahan yang terjadi meliputi :
a) Objek Penelitian
Objek penelitian adalah aspek-aspek dari subjek penelitian yang menjadi
sasaran peneliti. Obyek penelitian ini meliputi:
a. Pelatihan kemampuan pemahaman guru pada anak usia dini
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
b) Subjek Penelitian.
a. Subjek penelitian ini adalah guru pengajar di lembaga TK
D. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan permasalahan yang muncul yaitu: Bagaimana cara
meningkatkan pemahaman guru pada anak usia dini ?
E. Tujuan penelitian
Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman guru mengenai anak usia dini.
F. Manfaat penelitian
a) Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat dijadikan bahan
kajian bagi pembaca khususnya mengenai peningkatan kemampuan pemahaman guru
mengenai anak usia dini
b) Manfaat Praktis
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Pemahaman
Kata pemahaman berasal dari kata "paham" yang mendapat awalan "pe" dan akhiran
"an". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata "paham" yang
mengandung arti sebagai pengertian, pengetahuan, pendapat, pikiran, mengerti benar dalam
sesuatu hal, tahu benar, sependapat, sepengertian dan sekeyakinan (Poerwadarminta, 1985:
694). Pemahaman merupakan bagian dari aspek kognitif yang mencapai indikator
menerjemahkan, menafsirkan, menentukan metode atau prosedur, menginterpretasikan/
mengartikan, memahami konsep, prinsip, kaidah dan kaitan antara fakta dan isi pokok
(Winkel, 1991: 252).
Menurut UU Sisdiknas 2003 anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-6
tahun dan antara 0-8 tahun menurut para pakar Pendidikan. Pada masa ini anak mengalami 2
pertumbuhan serta perkembangan sangat pesat yang tidak akan tergantikan di masa
mendatang sehingga masa ini disebut sebagai masa golden age. Masa golden age ini sangat
berpengaruh pada tahap tumbuh kembang selanjutnya. Masa ini juga hanya berlangsung satu
kali dalam seumur hidup setiap individu (Trianto, 2011: 7). Maka dari itu proses tumbuh
kembang pada masa ini harus sangat diperhatikan oleh guru maupun orangtua.
selain itu, masa usia dini ini disebut juga sebagai periode sensitif (critical period).
Dimana pada periode ini kematangan fungsi fisik dan psikis anak sudah siap untuk merespon
stimulasi yang diberikan oleh lingkungan (Musringati, 2017: 1). Oleh karena itu, seluruh
kebutuhan tumbuh kembang anak harus dipenuhi dengan baik agar tumbuh kembang anak
berlangsung dengan optimal. Kebutuhan tumbuh kembang itu meliputi asupan gizi,
pemberian stimulasi dan intervensi, serta lingkungan yang mendukung. Jika salah satu atau
sebagian kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan terganggu atau kurang
optimalnya tumbuh kembang anak. Misalkan, seorang anak yang diasuh dan distimulasi
dengan baik, namun asupan gizinya tidak terpenuhi dengan baik maka tumbuh kembang anak
itu terhambat (Anwar & Ahmad, 2016: 8-9).
Pendidikan pada usia ini sangat dibutuhkan karna pada masa ini anak dapat
mengembangkan kemampuannya hal ini bisa berkembang dengan bai dengan adanya arahan
daan kemampuan yan di berikan oleh guru di sekolah dan juga orang tua. Maka kemampuan
pemahaman guru harus di perhatikan.
Cara belajar anak usia dini berbeda dengan cara belajar orang dewasa. Cara belajar
anak usia dini sesuai dengan karakteristik perkembangan yang dimiliki anak tersebut. De
Vries (2000) dalam Masitoh, dkk (2005: 72) mengemukakan bahwa karakteristik cara belajar
anak usia dini yaitu: 1) anak belajar berdasarkan minatnya dan 2) anak belajar dengan cara
menjalin kerja sama dengan orang dewasa dan dengan anak lainnya dalam berinteraksi
dengan lingkungannya melalui eksplorasi dan manipulasi.
Anak belajar melalui bermain Ciri-ciri dalam kegiatan belajar anak usia dini adalah
belajar melalui kegiatan bermain, karena bermain merupakan sarana belajar anak usia dini
(Masitoh, dkk (2005: 72). Bodrova & Leong dalam Masitoh, dkk (2005: 72) mengemukakan
bahwa melalui bermain, anak usia dini dapat meningkatkan kemampuan mental dan sosial
bagi anak. Bermain adalah suatu aktivitas yang langsung dan spontan yang dilakukan seorang
anak bersama orang lain atau dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya dengan
senang, sukarela, imajinatif, dan dengan menggunakan perasaannya, tangannya atau seluruh
anggota tubuhnya (Gallahue, 1989 dalam Sofia Hartati, 2005: 85)
Sangat penting bagi para guru untuk memiliki dan menunjukkan pemahaman tentang
perkembangan anak. Pengetahuan tentang perkembangan anak membuat para guru
memahami bagaimana anak-anak bertumbuh dan berkembang di semua tahapan
perkembangan-kognitif, linguistik, sosial, emosi, dan fisik. Pengetahuan tentang masing-
masing anak, ditambah pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak,
memungkinkan para guru untuk dapat memberi perhatian dan pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan masing-masing anak (Marrison, 2012).
B. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 96) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
Ho : Tidak terdapat peningkatan kemampuan pemahaman guru
mengenai anak usia dini.
Ha : Terdapat peningkatkan kemampuan pemahaman guru setelah
mengikuti pelatihan.
Daftar pustaka
(Basuki, 2019)
(Christianti, 2015)
(Klau, 2015)