Anda di halaman 1dari 10

Masalah Penelitian Kurangnya kemampuan pemahaman guru

mengenai proses belajar nmengajar di kelas


A sehingga proses pembelajaran pasid dan
membsankan bagi peserta didik.

Variabel Tindakan Variable tindakan ini mengunakan variable


dependen yang dimana menunggu kepada
hasil setelah pelaksanaannya.

Variabel Masalah Pada Variabel masalah menggunakan


Variabel Intervening karena variabel ini yang
mempengaruhi secara teoretik terhadap
fenomena yang teramati, tetapi tidak dapat
dilihat, diukur, atau dimanipulasi.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas”
Dosen : Iman Nurjaman M,Pd

SEMESTER / KELAS : VI / A1

ANNISA KURATU AINI (1886207001)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

Jl. Perintis Kemerdekaan 1/33 Cikokol Tangerang

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Guru merupakan sosok yang berpengaruh dalam dunia pendidikan karna guru merupakan
orang yang akan lagsung mentransfer nilai dan juga ilmu pengetahuan kepada siswanya
melalui pembelajaran di dalam kelas. Seorang guru mempunyai tanggung jawab yang tinggi
untuk meningkatkan kemampuan perkembangan dan juga prestasi untuk peserta didiknya.
Maka dari itu pemahaman guru dalam proses pengajaran berpengaruh pada perkembangan
dan juga pemahaman peserta didik.

Guru adalah orang yang mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah (kelas). Secara
lebih khusus lagi, ia mengatakan bahwa guru berarti orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak
mencapai kedewasaan masing-masing. Artinya, guru tidak hanya memberi materi di depan
kelas, tetapi juga harus aktif dan berjiwa kreatif dalam mengarahkan perkembangan murid.
(Hadari Nawawi)

Seorang guru harus memiliki pemahaman mengenai proses pembelajaran dalam kelas
terlebih pada guru anak usia dini yang dimana proses pembelajaran yang di lakukan pada
anak usia dini harus sesuai dengan rentang usianya dan teknik yang di gunakan harus
menyenangkan dan membuat anak merasa pembelajaran yang dilakukan tidak membosankan
sehingga dalam proses pembelajaran anak dapat bersikap aktif dan tidak pasif.

Dalam proses pembelajaran anak usia dini lebih memfokuskan kepada aspek – aspek
perkembangan Pemerintah menetapkan PAUD melalui Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan daya pikir, daya cipta kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa, dan komunikasi, sesuai dengan keunikan
dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui anak usia dini.

Maka dari itu guru anak usia dini harus memiliki kemampuan pemahaman mengenai anak
usia dini dan mempersiapkan program pembelajaran yang sesuai dengan rentang usia dan
perkembangannya sehingga tujuan yang ingin di sampaikan oleh guru kepada peserta didik
dapat tercapai.

Kurangnya pemahaman guru mengenai anak usia dini di akui karena lembaga sekolah
jarang mengadakan pelatihan mengenai proses pembelajaran untuk anak usia dini dan
kualifikasi guru tidak sesuai dengan gelar yang sudah mereka miliki. Hal ini yang membuat
peserta didik pada kelas A usia 4 – 5 tahun bersikap pasif didalam kelas karena guru yang
mengajarkan belum memahami mengenai proses pembelajaran untuk AUD.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah saya uraikan diatas, adapun
permasalahan yang terjadi meliputi :

a) Pentingnya pemahaman guru mengenai proses pembelajaran pada anak


usia dini
b) Kurangnya minat peserta didik dalam proses pembelaajaran di kelas
sehingga mereka bersikap pasif dan sibuk main. Hal ini terjadi karna
kurangnya pemahaman guru mengenai anak usia dini.
C. Pembatasan masalah

Membatasi ruang lingkup masalah yang akan di teliti sebagai berikut:

a) Objek Penelitian
Objek penelitian adalah aspek-aspek dari subjek penelitian yang menjadi
sasaran peneliti. Obyek penelitian ini meliputi:
a. Pelatihan kemampuan pemahaman guru pada anak usia dini
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
b) Subjek Penelitian.
a. Subjek penelitian ini adalah guru pengajar di lembaga TK
D. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan permasalahan yang muncul yaitu: Bagaimana cara
meningkatkan pemahaman guru pada anak usia dini ?
E. Tujuan penelitian
Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman guru mengenai anak usia dini.

F. Manfaat penelitian
a) Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat dijadikan bahan
kajian bagi pembaca khususnya mengenai peningkatan kemampuan pemahaman guru
mengenai anak usia dini

b) Manfaat Praktis

1. Bagi GURU dapat meningkatkan pemahaman mengenai anak usia dini

2. Bagi PESERTA DIDIK dapat meningkatkan kektifan dalam kelas

3. Bagi LEMBAGA SEKOLAH dapat mencitakan guru yang sesuai denga


gelar dan pengalamany yang dimiliki.
BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR


DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Pemahaman

Kata pemahaman berasal dari kata "paham" yang mendapat awalan "pe" dan akhiran
"an". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata "paham" yang
mengandung arti sebagai pengertian, pengetahuan, pendapat, pikiran, mengerti benar dalam
sesuatu hal, tahu benar, sependapat, sepengertian dan sekeyakinan (Poerwadarminta, 1985:
694). Pemahaman merupakan bagian dari aspek kognitif yang mencapai indikator
menerjemahkan, menafsirkan, menentukan metode atau prosedur, menginterpretasikan/
mengartikan, memahami konsep, prinsip, kaidah dan kaitan antara fakta dan isi pokok
(Winkel, 1991: 252).

Definisi pemahaman menurut Sudijono (1996: 50) adalah kemampuan seseorang


untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan
kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari
ingatan dan hafalan.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, pemahaman pada dasarnya adalah memahami


sesuatu, yang berarti seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga,
menerangkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, memperluas, menyimpulkan,
menganalisis, memberi contoh, menuliskan kembali, mengklasifikasikan, dan
mengikhtisarkan.

2. Profesionalisme Pendidik Anak Usia Dini

Pentingnya PAUD menuntut pendidik PAUD untuk menjadi profesional. Slamet


Suyanto mengatakan bahwa profesional berarti bekerja sesuai prosedur, mengikuti etika
profesi dan ilmu PAUD, serta tidak melakukan kesalahan (2005). Pendapat ini diperjelas oleh
Driscoll, Amy dan Nagel, Nancy G bahwa “a profesional is someone who is educated,
knowledgeable, dedicated to her profession, committed to completion of a specialized course
of study, and in possesion of a knowladge base essential to her specialty area (2005; 415).
Keharusan pendidik PAUD untuk Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012 115
masuk dalam golongan pekerjaan yang profesional telah dicanangkan dalam UU no. 20
Tahun 2003. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa pendidik anak usia dini adalah
profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran dan menilai
hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuha dan perlindungan kepada
anak didik (Direktorat PAUD, TT). Pendidik PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri atas
guru dan guru pendamping; sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal
terdiri atas guru, guru pendamping dan pengasuh. Pendidik anak usia dini selayaknya masuk
dalam standar yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kualifikasi akademik guru yaitu
memiliki ijazah D-II PGTK dari perguruan tinggi yang terakreditasi atau ijazah minimal
sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat dan memiliki sertifikat
pelatihan/pendidikan/kursus PAUD yang terakreditasi.

3. Pentingnya aspek sosio emosional bagi anak usia dini

Menurut UU Sisdiknas 2003 anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-6
tahun dan antara 0-8 tahun menurut para pakar Pendidikan. Pada masa ini anak mengalami 2
pertumbuhan serta perkembangan sangat pesat yang tidak akan tergantikan di masa
mendatang sehingga masa ini disebut sebagai masa golden age. Masa golden age ini sangat
berpengaruh pada tahap tumbuh kembang selanjutnya. Masa ini juga hanya berlangsung satu
kali dalam seumur hidup setiap individu (Trianto, 2011: 7). Maka dari itu proses tumbuh
kembang pada masa ini harus sangat diperhatikan oleh guru maupun orangtua.

selain itu, masa usia dini ini disebut juga sebagai periode sensitif (critical period).
Dimana pada periode ini kematangan fungsi fisik dan psikis anak sudah siap untuk merespon
stimulasi yang diberikan oleh lingkungan (Musringati, 2017: 1). Oleh karena itu, seluruh
kebutuhan tumbuh kembang anak harus dipenuhi dengan baik agar tumbuh kembang anak
berlangsung dengan optimal. Kebutuhan tumbuh kembang itu meliputi asupan gizi,
pemberian stimulasi dan intervensi, serta lingkungan yang mendukung. Jika salah satu atau
sebagian kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan terganggu atau kurang
optimalnya tumbuh kembang anak. Misalkan, seorang anak yang diasuh dan distimulasi
dengan baik, namun asupan gizinya tidak terpenuhi dengan baik maka tumbuh kembang anak
itu terhambat (Anwar & Ahmad, 2016: 8-9).
Pendidikan pada usia ini sangat dibutuhkan karna pada masa ini anak dapat
mengembangkan kemampuannya hal ini bisa berkembang dengan bai dengan adanya arahan
daan kemampuan yan di berikan oleh guru di sekolah dan juga orang tua. Maka kemampuan
pemahaman guru harus di perhatikan.

4. Karakteristik Cara Belajar Anak Usia Dini

Cara belajar anak usia dini berbeda dengan cara belajar orang dewasa. Cara belajar
anak usia dini sesuai dengan karakteristik perkembangan yang dimiliki anak tersebut. De
Vries (2000) dalam Masitoh, dkk (2005: 72) mengemukakan bahwa karakteristik cara belajar
anak usia dini yaitu: 1) anak belajar berdasarkan minatnya dan 2) anak belajar dengan cara
menjalin kerja sama dengan orang dewasa dan dengan anak lainnya dalam berinteraksi
dengan lingkungannya melalui eksplorasi dan manipulasi.

Anak belajar melalui bermain Ciri-ciri dalam kegiatan belajar anak usia dini adalah
belajar melalui kegiatan bermain, karena bermain merupakan sarana belajar anak usia dini
(Masitoh, dkk (2005: 72). Bodrova & Leong dalam Masitoh, dkk (2005: 72) mengemukakan
bahwa melalui bermain, anak usia dini dapat meningkatkan kemampuan mental dan sosial
bagi anak. Bermain adalah suatu aktivitas yang langsung dan spontan yang dilakukan seorang
anak bersama orang lain atau dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya dengan
senang, sukarela, imajinatif, dan dengan menggunakan perasaannya, tangannya atau seluruh
anggota tubuhnya (Gallahue, 1989 dalam Sofia Hartati, 2005: 85)

5. Pentingnya pelatihan bagi guru PAUD

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Pasal 40 ayat (2) dinyatakan bahwa kewajiban


pendidik (guru) anak usia dini (PAUD) adalah menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; mempunyai komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya
(Sujiono, 2012).

Sangat penting bagi para guru untuk memiliki dan menunjukkan pemahaman tentang
perkembangan anak. Pengetahuan tentang perkembangan anak membuat para guru
memahami bagaimana anak-anak bertumbuh dan berkembang di semua tahapan
perkembangan-kognitif, linguistik, sosial, emosi, dan fisik. Pengetahuan tentang masing-
masing anak, ditambah pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak,
memungkinkan para guru untuk dapat memberi perhatian dan pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan masing-masing anak (Marrison, 2012).

B. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 96) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
 Ho : Tidak terdapat peningkatan kemampuan pemahaman guru
mengenai anak usia dini.
 Ha : Terdapat peningkatkan kemampuan pemahaman guru setelah
mengikuti pelatihan.
Daftar pustaka

(Maria & Amalia, 2018)

(Basuki, 2019)

(Mamahit et al., n.d.)

(Christianti, 2015)

(Klau, 2015)

Anda mungkin juga menyukai