Anda di halaman 1dari 15

BAB II : PENYAKIT KARDIOVASKULAR

Hipertensi
Epidemiologi
– kenaikan abnormal dari tekanan arteri yang bisa fatal apabila berlarut-
larut atau tidak dirawat.
– tidak ada tanda dan gejala di awal, apabila tidak dirawat akan
menyebabkan beberapa kerusakan organ seperti ginjal, jantung, otak
dan mata.
– Definisi hipertensi adalah kenaikan abnormal tekanan darah dengan
tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastole di
atas 90 mmHg

– Tekanan darah sistole meningkat seiring dengan pertambahan usia,


sedangkan tekanan darah diastole meningkat sampai usia 50 tahun
dan kemudian turun perlahan.
– tekanan darah diastole berkaitan dengan faktor resiko penyakit
kardiovaskular daripada tekanan darah sistole sampai usia 50 tahun
– diatas usia 50 tahun — tekanan darah sistole faktor penentu kelainan
penyakit kardiovaskuler
Etiologi
– Hipertensi primer : tidak diketahui penyebabnya
– Hipertensi sekunder : diketahui faktor penyebabnya
– Faktor resiko: gaya hidup (obesitas, konsumsi alkohol berlebih,
konsumsi sodium berlebih dan kurang aktivitas fisik).
Patofisiologi dan Komplikasi
– penyebab hipertensi primer: kegagalan regulasi resistensi vaskuler.
– mekanisme kontrol vaskuler: baroreseptor, pertahanan lanjutan tonus
vasomotor saraf simpatis, efek mediasi neurotransmitter seperti
norepinephrine, cairan ekstraseluler dan natirum, sistem tekanan
renin-angiotensin-aldosterone, hormon lokal yang aktif, substansi
seperti prostaglandin, kinin, adenosine dan ion hidrogen (H+).
– konsumsi garam tinggi - memicu sinyal neuromodulator dan
mengaktivasi sistem saraf simpatis - peningkatan sekresi renin oleh
ginjal
– Hipertensi sistolik - kekakuan saraf sentral dan kehilangan elastisitas
saraf sentral.
– peningkatan viskositas darah -peningkatan resistensi aliran darah -
meningkatkan tekanan darah
– peningkatan volume darah atau volume cairan jaringan (contoh:
natrium dan retensi cairan) — meningkatkan tekanan darah.
– Olahraga, demam, tirotoksikosis (hipertiroid) — meningkatkan tekanan
darah.
– tekanan darah paling tinggi pada pagi hari, menurun pada siang hari
dan paling rendah pada malam hari.
Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala Hipertensi
– Tidak ada tanda dan gejala spesifik selama beberapa tahun, hanya
bisa dilihat saat pemeriksaan tekanan darah terdapat kenaikan tekanan
darah.
– Tekanan darah sistolik: Tekanan pada puncak kontraksi ventrikular
– Tekanan darah diastolik : istirahat total resistensi sistem arteri setelah
denyutan nadi yang dihasilkan oleh kontraksi ventrikel kiri.
– White coat hypertension — pasien dengan hipertensi stage 1 yang
tidak segera ditangani, dimana terdapat kenaikan tekanan darah yang
konsisten dan hanya ditemukan saat diperiksa oleh tenaga kesehatan.
– Sebelum usia 50 tahun — hipertensi: kenaikan tekanan darah sistole
dan diastole
– Kenaikan tekanan darah diastolik — orang muda
– Kenaikan tekanan darah sistolik — resiko penyakit kardiovaskular,
ditemukan pada orang dewasa dan remaja muda — disebabkan oleh
kombinasi pertumbuhan yang cepat dari tinggi dan elastisitas arteri —
tekanan antara aorta dan arteri brakialis meningkat — peningkatan
tekanan sistolik di arteri brakialis dan tekanan darah normal di aorta.
– gejala awal: sakit kepala, tinnitus dan sakit kepala, mudah lelah dan
kaki terasa dingin.
– Hipertensi Enselopati — gejala: sakit kepala, sifat emosional,
perubahan kesadaran dan tanda lain dari disfungsi sistem saraf pusat.
– Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan pembesaran ventrikel
kiri dengan gangguan fungsi jantung — gagal jantung kongestif.
– Keterlibatan ginjal bisa menyebabkan hematuria, proteinuria dan gagal
ginjal.
Pemeriksaan Laboratorium
– Pemeriksaan tekanan darah : EKG, urinalisis, glukosa darah,
hematokrit, elektrolit, kreatinin, kalsium dan kadar lipid.
Tatalaksana Medis
– Penegakan diagnosis hipertensi dilakukan berdasarkan rerata dua atau
lebih pemeriksaan tekanan darah.
Tatalaksana pasien prehipertensi: modifikasi gaya hidup
– menurunkan berat badan;
– mengonsumsi makanan kaya sayur-sayuran, buah-buahan, produk
susu rendah lemak;
– mengurangi konsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak tersaturasi
– mengurangi konsumsi garam, alkohol, berhenti merokok
– melakukan aktivitas fisik aerobik
Tatalaksana pasien hipertensi: pemberian obat-obatan
– pasien < 60 tahun : target pengobatan tekanan darah < 140/90 mmHg
– pasien > 60 tahun : target pengobatan tekanan darah < 150/90 mmHg
– pasien gagal ginjal disertai albuminuria: target pengobatan tekanan
darah < 130/80 mmHg
Obat Antihipertensi (first line):
– thiazide diuretik : klorothiazide
– enzim angiotensin converting (ACE) inhibitor: kaptopril
– angiotensin receptor blockers (ARBs) : kandesartan
– calcium channel blockers (CCB) : amlodipine
second line obat antihipertensi:
– beta blockers : propanolol
– alfa-1 andrenergik blockers
– central alfa-2 agonis : klonidin, metildopa
– kalau pasien hipertensi tingkat 1 : hanya satu obat anti hipertensi
– kalau sudah hipertensi tingkat 2 : bisa diresepkan dua atau lebih obat
anti hipertensi
Urgency hypertension
– tekanan darah >= 180/120 mmHg dan tidak ada disfungsi progresif
akhir organ tubuh .
– tanda dan gejala : nyeri dada, dispnea, perubahan kondisi mental,
gangguan pengelihatan, defisit neurologis.
Emergency hypertension
– tekanan darah >= 180/120 mmHg dan ada disfungsi progresif akhir
organ tubuh
– tanda dan gejala : nyeri dada, dispnea, perubahan kondisi mental,

gangguan pengelihatan, defisit neurologis.
Tatalaksana Dental
– kunjungan dilakukan di pagi hari dan tindakan perawatan dengan
durasi yang singkat.
– pemberian premedikasi: triazolam 1 jam sebelum tindakan perawatan.
– pemberian anxiolitik: N2O dan Oksigen secara inhalasi.
– hindari perubahan posisi kursi gigi secara tiba-tiba karena dapat
menyebabkan hipotensi ortostatik.
– Hindari penggunaan levonordefrin — meningkatkan stimulasi alfa-1
yang berlebih. Tidak disarankan untuk menggunakan epinefrin.
– Hindari penggunaan antibiotik eritromicin dan klaritomicin —
menyebabkan hipotensi apabila dikonsumsi bersamaan dengan obat
CCB.
– Hindari penggunaan NSAID — menurunkan efikasi kerja obat
hipertensi.
Manifestasi oral Hipertensi
– facial palsy (pada penderita hipertensi malignant)
– perdarahan berlebih (pada pasien dengan hipertensi berat)
– reaksi lichenoid (thiazide diuretik, methyldopa, propanolol, labetalol)
– neutropenia - penyembuhan lambat (karena konsumsi ACE Inhibitor)
– ACE Inhibitor juga bisa menyebabkan angiodema, batuk yang persisten
dan BMS (mulut terasa terbakar)
– Gingival enlargement - karena CCB.

Jantung
Infeksi Endokarditis
A. Definisi
– infeksi mikroba pada permukaan endotel jantung atau katup jantung
yang pada umumnya terjadi pada kelainan jantung kongenital atau
acquired.
B. Etiologi
– etiologi: streptococcus, staphylococcus atau enterococcus
C. Patofisiologi dan Komplikasi
– patofisiologi: interaksi antara bakteri, endotel dan respon imun host
– tahapan: kerusakan permukaan endotel (pada katup jantung).
Etiologi IE:
– Efek kerusakan lokal dari lesi katup jantung — kerusakan katup mitral
dan trikuspid.
– Embolisasi serpihan vegetatif ke area tubuh yang lebih jauh dan
menyebabkan kerusakan atau infeksi — menyebabkan stroke
– embolisme arteri koroner — infark miokard
– emboli distal — metastase abses perifer
– Emboli pulmonari — karena endokarditis katup trikuspid.
– komplikasi: gagal jantung dan meninggal
D. Pemeriksaan Klinis
– tanda dan gejala : demam, murmur jantung, kultur darah positif
– terkadang dihubungkan dengan tindakan kedokteran gigi karena
memiliki bakteri yang sama, akan tetapi diagnosis biasa baru
ditegakkan 2 minggu setelah tindakan perawatan gigi selesai, jadi
tidak bisa langsung dihubungkan dengan IE.
– Terdapat nail clubbing
Penegakan diagnosis IE
Kriteria mayor
– kultur darah positif
– terdapat keterlibatan endokardium
Kriteria minor
– predisposisi kondisi jantung atau penggunaan obat IV
– Demam
– fenomena vaskular, termasuk kejadian embolik
– fenomena imunologi
– bukti mikrobiologis diluar kultur darah positif
Penegakan diagnosis IE apabila terdapat dua kriteria mayor, satu kriteria
mayor-tiga kriteria minor, atau lima kriteria minor.
E. Pemeriksaan Penunjang
– pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan fungsi ginjal, radiograf dada
dan EKG
– pemeriksaan urin: hematuria dan proteinuria
– Pemeriksaan radiograf dada: abnormalitas dengan bukti gagal jantung.
– EKG — blok konduksi dengan keterlibatan miokard atau infark miokard.
– peningkatan laju sedimentasi eritrosit, peningkatan immunoglobulin,
sirkulasi imun kompleks dan faktor rheumatoid positif
F. Tatalaksana Medis
– pemberian terapi antibiotik: penicilin, ceftriaxone, gentamicin (kalau
alergi penicilin/ceftriaxone — vankomicin)
– Diperlukan pembedahan untuk memfasilitasi penyembuhan IE/
memperbaiki kerusakan karena infeksi.
G. Tatalaksana Dental
– pemberian antibiotik profilaksis 30-60 menit sebelum tindakan
– kalau sebelum tindakan belum mengonsumsi antibiotik profilaksis -
konsumsi antibiotik 2 jam setelah tindakan.
– IE bisa juga disebabkan oleh aktivitas sehari-hari — sikat gigi, dental
floss, penggunaan tusuk gigi, penggunaan alat irigasi air dan
pengunyahan. selain itu bisa juga karena kebersihan rongga mulut
yang buruk.
– pilihan antibiotik: amoxicillin
– apabila pasien sedang mengonsumsi penisilin atau amoksisilin jangka
panjang — antibiotik profilaksis yang digunakan: klindamisin,
azitromisin dan klaritomisin.
Penyakit Jantung Iskemik
A. Definisi
– Penyakit jantung koroner atherosklerosis : penebalan lapisan dalam
dinding arteri karena akumulasi plak lemak.
– kondisi ini menyebabkan penyempitan lumen arteri dan penurunan
aliran darah dan penurunan suplai oksigen.
– atherosklerosis menyebabkan angina pectoris dan MI, stroke, dan
penyakit arteri perifer.
B. Etiologi
Faktor resiko:
– laki-laki usia lanjut
– memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, hiperlipidemia, hipertensi,
merokok, tidak aktif secara fisik, obesitas, resistensi insulin dan DM,
stress dan depresi.
– adanya tanda inflamasi seperti C-reactive protein (CRP), homosistein,
fibrinogen, plasminogen aktivator inhibitor (thrombolitik) dan
lipoprotein.
– bisa disebabkan oleh faktor genetik.
– peningkatan LDL menyebabkan meningkatnya resiko terkena
atherosklerosis, peningkatan HDL menyebabkan penurunan resiko.
– pasien dengan trigliserid tinggi.
– Tekanan darah sistolik lebih berhubungan dengan insidensi penyakit
kardiovaskular daripada tekanan darah diastolik terutama pada orang
tua.
– tekanan darah sistole meningkat seiring pertambahan usia dan
tekanan darah diastole menurun setelah usia 50 tahun.
– penyakit periodontal dicurigai memiliki pengaruh kepada insidensi
atherosklerosis karena adanya penyakit periodontal menyebabkan
kerusakan fungsi vaskular endotel.
– perokok
– pasien DM
C. Patofisiologi dan Komplikasi
– Atherosklerosis ada kelainan inflamasi sel penyusun arteri, dimana
inflamasi memerankan peran dasar dari semua tingkatan penyakit.
– atherosklerosis diawali dengan respon perbaikan terhadap inflamasi
arteri.
– Kerusakan fisiologis endotel disebabkan oleh gangguan aliran darah ke
cabang arteri.
– kerusakan atau disfungsi endotel juga bisa disebabkan oleh
hiperkolesterolemia, stress oksidatif, produk akhir glikolisis pada
pasien DM, irritan pada perokok tembakau, sirkulasi vasoaktif amina,
imun kompleks dan infeksi.
– kegagalan perbaikan dapat menyebabkan penurunan aliran darah
secara kronis dan akhirnya menyebabkan nyeri iskemik
– bisa menyebar ke otak, jantung, aorta dan arteri perifer.
D. Manifestasi Klinis
– Gejala : nyeri dada karena ketidakseimbangan antara suplai oksigen

dan oksigen yang diperlukan oleh otot.
– peningkatan tekanan darah dan penurunan nadi
Angina Pectoris
– sensasi nyeri, berat dan terasa tertekan pada area tengah dada.
– sensasi nyeri menyebar ke pundak, tangan kiri atau kanan, leher dan
bawah dagu.
– durasi nyeri singkat, 5-15 menit, hilang saat diberikan nitrogliserin
– klasifikasi: stable angina dan unstable angina
stable angina
– nyeri yang dapat diprediksi, tidak berubah dan konsisten sepanjang
waktu
– etiologi: berjalan, naik tangga, makan dan stress
– tatalaksana: istirahat dan pemberian nitrogliserid
– prognosis: baik
unstable angina
– nyeri onset baru, nyeri yang meningkat dari frekuensi, peningkatan
intensitas yang dipengaruhi oleh faktor seperti stable angina tapi
dengan konsentrasi rendah, dan dapat dirasakan walaupun saat
istirahat.
– nyeri ini tidak dapat diredakan menggunakan nitrogliserin
– prognosis: buruk
Myocardial Infarction
– pasien dengan atherosklerosis koroner yang mengalami nyeri yang
menetap karena iskemi miokardium
– nyeri ini biasa lebih parah dan menetap > 15 menit
– vasodilator dan pengurangan aktivitas berat tidak dapat meredakan
penyakit ini.
– gejala: nyeri dada, rasa lelah, susah tidur, gangguan gastrointestinal
Tatalaksana Medis: harus segera dibawa ke rumah sakit
Tatalaksana Dental:
– apabila terjadi episode MI — rujuk ke dokter spesialis penyakit dalam
– Kunjungan singkat di pagi hari
– Posisi duduk senyaman mungkin
– Kurangi pemicu stres, pemberian sedasi (N2O) atau diazepam
– Pemberian nitrogliserin
– Vasokonstriktor dalam jumlah yang kecil
– Jangan menggunakan gingival cord dengan epinefrin
Henti Jantung
– tanda dan gejala: nyeri dada, batuk, nafas pendek, diaporesis, pusing,
kulit pucat, kelelahan dan palpitasi/takikardia.
– penyebab: fibrilasi ventrikel, bentuk dari aktivitas elektrik abnormal
yang disebabkan oleh gangguan sistem konduksi elektrik jantung.
– peningkatan tekanan darah dan abnormalitas nadi.
– pemeriksaan penunjang — adanya kalsifikasi arteri karotid di area VCIII
dan VCIV.
E. Pemeriksaan Penunjang
– Pemeriksaan darah rutin — pemeriksaan darah lengkap.
– Pemeriksaan EKG, X-ray dada, tes stress olahraga
F. Tatalaksana Medis
Tatalaksana Angina Pectoris:
– identifikasi dan perawatan penyakit yang berhubungan dan dapat
memicu keparahan angina pektoris.
– penurunan faktor resiko penyakit kardiovaskular
– modifikasi perilaku dan intervensi gaya hidup
– manajemen farmakologi
– revaskularisasi.
Modifikasi gaya hidup:
– rutin melakukan olahraga
– kontrol berat badan
– dilarang mengonsumsi makanan tinggi garam, kolesterol dan asam
lemak tersaturasi
– berhenti merokok
– kontrol kondisi eksaserbasi seperti anemia, hipertensi dan hipertiroid.
– menghindari jam kerja yang terlalu lama, istirahat saat jam kerja di
siang hari, istirahat yang cukup di malam hari dan mengganti
pekerjaan atau pensiun.
– menghindari faktor pemicu seperti udara dingin, panas atau hangat,
hindari makan dalam porsi yang terlalu besar, menghindari emosional,
berhenti merokok dan berhenti menggunakan stimulator dan obat-
obatan.
– pemberian obat nitrogliserin
– obat-obatan lain: agen antiplatelet, statin, beta andrenergik blocker,
CCB, ACE inhibitors.
Myocard Infarction
– harus menerima pengobatan medis segera
– pemberian resusitasi jantung paru
– administrasi oksigen menggunakan nasal kanula, pemberian nitrat
untuk menurunkan beban jantung, kunyah aspirin 81 atau 325mg
untuk menurunakn agregasi platelet dan membatasi pembentukan
thrombus. juga dapat memasang AED
G. Tatalaksana Dental
– Apabila pasien belum didiagnosis — rujuk ke dokter spesialis jantung
Tatalaksana dental Angina Pektoris:
– melakukan tindakan perawatan gigi yang terjadwal
– membuat janjian tindakan singkat di pagi hari
– menurunkan faktor pemicu stress
– pemberian sedasi N2O
– pemeriksaan tanda-tanda vital
– penyediaan nitrogliserin
– hindari penggunaan benang retraksi dengan epinefrin dan kontrol post

operasi adekuat.
Tatalaksana Infark Miokard:
– konsultasi dengan dokter spesialis jantung.
– tunda tindakan perawatan gigi.
Pemilihan obat
– dilarang menggunakan obat NSAID kecuali aspirin
– penggunaan anestesi lokal tanpa vasokonstriktor
– tidak perlu menggunakan antibiotik profilaksis
– Hindari perubahan posisi kursi gigi yang tiba-tiba.
H. Manifestasi Oral
– tidak ada manifestasi oral yang khas
– OH buruk, penyakit periodontal, kehilangan gigi, kalsifikasi karotid
– penggunaan obat-obatan: mulut kering, stomatitis dan perubahan
fungsi pengecapan
– penggunaan CCB : pembesaran gingiva
Kardiak Aritmia
– variasi dari detak jantung normal dan terganggunya irama, laju atau
konduksi jantung.
– lebih banyak terjadi pada orang usia lanjut
– lebih sering ditemukan pada pasien dengan kebiasaan merokok dan
mengonsumsi alkohol, riwayat penyakit iskemik jantung dan pasien
sedang mengonsumsi obat atau memiliki beberapa penyakit sistemik.
– Nodus sinoatrial — berperan dalam pembentukan denyut nadi.
– normal denyut jantung: 60-100 kali/menit
– Takikardia: denyut nadi > 100 kali/menit.
– Peningkatan denyut nadi — olahraga, cemas, stres atau emosi —
memicu peningkatan tonus simpatis.
– Obat yang menyebabkan peningkatan denyut nadi — epinefrin.
– Bradikardia: denyut jantung <60 kali/menit.
A. Tampakan Klinis
– tanda dan gejala : palpitasi, sakit kepala, lemas, sinkop dan
berhubungan dengan henti jantung
B. Pemeriksaan Penunjang
– EKG
C. Tatalaksana Medis
– pemberian obat-obatan
– pemasangan pace makers
– kateter dan pembedahan
– obat: digoxin, propanolol
D. Tatalaksana Dental
– pasien yang memiliki aritmia berat (AV blok tinggi, aritmia ventrikular
simptomatik pada penyakit kardiovaskular, dan aritmia
supraventrikular dengan laju ventrikular tidak terkontrol) memiliki
resiko yang besar terjadinya komplikasi dan tidak disarankan untuk
melakukan perawatan dental.
– tidak memiliki resiko terhadap infeksi - tidak memerlukan antibiotik
profilaksis
– tindakan kedokteran gigi baru dapat dilakukan apabila pasien sudah
didiagnosis terkena aritmia, dan tindakan harus dilakukan dalam waktu
yang singkat sehingga perlu beberapa kali kunjungan ke dokter gigi
– pasien yang mengonsumsi warfarin masih dapat diberikan tindakan
pencabutan gigi selama INR diantara 2-3,5. Tatalaksana: pemberian
spongostan, penjahitan, pemberian obat asam traneksamat.
– pasien yang mengonsumsi dabigatran memiliki resiko yang tinggi
terhadap perdarahan
– tindakan kedokteran gigi dilakukan dengan durasi yang singkat di pagi
hari
– menggunakan larutan anestesi tanpa vasokonstriktor
Henti Jantung
– pasien dengan henti jantung yang tidak terkontrol memiliki resiko yang

tinggi terhadap perawatan dental seperti serangan jantung,
kecelakaan serebrovaskular dan myokard infark.
– henti jantung disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah yang menyebabkan pengosongan yang tidak adekuat
saat sistole dan pengisian yang tidak adekuat saat diastole
– Takikardia : kenaikan kebutuhan oksigen miokard, aliran darah koroner
dan fungsi miokard secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai