Anda di halaman 1dari 2

BAB VII: PENYAKIT IMUNOLOGI

AIDS, Infeksi HIV dan Kondisi yang berkaitan.


Tatalaksana dental pasien Infeksi HIV dan AIDS:
– Lakukan evaluasi dan pemeriksaan review of system secara
menyeluruh.
– Hindari penggunaan Aspirin dan NSAID pada pasien yang menderita
trombositopenia.
– Tidak memerlukan antibiotik profilaksis kecuali terdapat neutropenia
immunologis.

Alergi
Tatalaksana dental alergi:
– operator tetap tenang
– catat review of system secara menyeluruh
– Ciri-ciri alergi: pembengkakan jaringan lunak, ruam kulit, rhinitis atau
kesulitan bernafas.
– Etiologi alergen anestesi: larutan anestesi golongan ester (prokain)
dan golongan amida (lidokain, mepivakain dan artikain).
– Apabila terjadi reaksi alergi, hilangkan semua alergen dari tubuh
pasien
– Apabila pasien mengalami alergi dalam keadaan sadar, posisikan
pasien senyaman mungkin. Apabila pasien mengalami alergi hingga
kehilangan kesadara, posisikan pasien dalam posisi supine.
– Ganti larutan anestesi menggunakan diphenhidramin.
– Apabila terjadi reaksi alergi — injeksikan 0,3-0,5 mL epinephrine
1:1000 secara IM atau SC

Anafilaksis
Manajemen anafilaksis:
– telepon 119 untuk persiapan darurat.
– posisikan pasien dalam posisi supine
– observasi CAB
– Pemberian oksigen
– Injeksi IM epinephrine 0,3-0,5 mL 1:1000
– ulangi injeksi setiap 5 menit untuk mengontrol gejala dan tekanan
darah sampai darurat medis tiba.

Kelainan Rheumatologi
Tatalaksana dental rheumatologi:
– Apabila pasien sedang mengonsumsi Aspirin atau NSAID atau
asetaminofen, hati-hati pemberian dosis dan kemungkinan nyeri bisa
disebabkan oleh beberapa analgesik.
– Berikan antibiotik profilaksis apabila diperlukan.
– Kemungkinan perdarahan berlebih pada pembedahan besar pada
pasien yang mengonsumsi NSAID atau aspirin.Perdarahan bisa

dikontrol menggunakan obat hemostatik.


– Kursi gigi diposisikan senyaman mungkin, kunjungan dilakukan dalam
waktu yang singkat dan gunakan dukungan jika diperlukan (bantal dan
handuk)

Anda mungkin juga menyukai