Anda di halaman 1dari 3

BAB VI: PENYAKIT METABOLIK DAN ENDOKRIN

DIABETES MELITUS
Manifestasi klinis DM:
Tipe 1
– tanda dan gejala kardinal: polidipsi, poliuri, polifagi, penurunan berat
badan, kehilangan kekuatan
– kejadian berulang keringat, infeksi kulit, iritasi, sakit kepala,
mengantuk, rasa tidak enak badan dan xerostomia.
Tipe 2
– polidipsi, poliuri, polifagi, penurunan berat badan, kehilangan kekuatan
– sedikit penurunan atau peningkatan berat badan, gangguan
gastrointestinal, mual, pipis di malam hari, pruritus vulva, pengelihatan
kabur, penurunan fungsi pengelihatan, parestesi, kulit kering,
kehilangan pengecapan, impoten dan hipotensi postural.
Tatalaksana Dental Pasien DM:
– Hindari penggunaan Aspirin dan NSAID pada pasien yang menjalani
medikasi menggunakan sulfoniurea karena dapat menyebabkan
hipoglikemia
– Tidak harus diberikan antibiotik profilaksis kecuali terdapat kondisi
yang memerlukan pemberian antibiotik profilaksis.
– Pemberian obat anestesi dengan epinefrin tidak boleh lebih dari 2
karpul 1:100.000
– Pasien diinstruksikan untuk sarapan/makan sebelum menerima
perawatan dental

INSUFISIENSI ADRENALIN
Tatalaksana Dental:
– penggunaan epinefrin 1:100.000
– pemberian premedikasi: sedasi untuk mencegah cemas
– evaluasi tekanan darah
– posisi kursi jangan supine karena dapat menyebabkan hipotensi —
posisikan pasien senyamannya.
– Hindari penggunaan fenobarbital karena dapat meningkatkan
metabolisme kortisol dan penurunan kadar kortisol dalam darah.
– Hentikan penggunaan fenitoin, rifampisin dan troglitazon 24 jam
sebelum tindakan pembedahan
– Monitor tanda vital, berikan infus saline IV, dilanjutkan dengan injeksi
100 IV hidrokortison dan glukosa 5%

PENYAKIT TIROID
Manifestasi klinis:
Hipertiroid
skeletal : osteoporosis
kardiovaskular : palpitasim takikardia, aritmia, hipertensi, pembesaran jantung/
kardiomegali, gagal jantung, angina pektoris, infark miokard
gastrointestinal : penurunan berat badan, peningkatan nafsu makan, anemia
pernisiosa
neuromuskular: cemas, kurang istirahat, gangguan tidur, secara emosional labil,
terganggunya konsentrasi, lemah, tremor
kulit : eritema, rambut tipis, alopekia, kuku halus
mata : retraksi lipatan mata atas, exopthalmus, ulserasi kornea,
kelemahan otot okular.
Hipotiroid
Muskuloskeletal : arthritis, otot kaku
kardiovaskular : nafas pendek, hipotensi, nadi rendah
gastrointestinal : konstipasi, anoreksia, mual atau muntah
neuromuskular: kelambatan mental dan fisik, mengantuk, sakit kepala
Tatalaksana Dental:
Hipertiroid
– catat riwayat kesehatan pasien secara lengkap
– hindari penggunaan ciprofloksasin
– hindari penggunaan epinefrin pada larutan anestesi
– pasien dapat merasakan cemas — berikan premedikasi bisa
– dapat menyebabkan perdarahan walaupun jarang terjadi
– monitor tekanan darah
– bisa memiliki aritmia
Apabila terjadi tirotoksikosis:
– cari bantuan medis
– cek tanda vital dan lakukan RJP apabila diperlukan
– aplikasikan handuk dingin
– injeksikan hidrokortison 100-300 mg IV dan injeksikan glukosa IV
– administrasikan propiltiourasil
– dan pada kondisi darurat bawa ke rumah sakit.
Hipotiroid
– hindari penggunaan narkotika, barbiturat dan sedasi
– tidak diberikan premedikasi
Apabila terjadi myxedema coma:
– cari bantuan medis
– cek tanda vital
– injeksikan 100-300 mg hidrokortisone IV
– pemberian tiroksin
– pemberian salin dan glukosa IV
– apabila kondisi tidak membaik bawa ke rumah sakit

MASALAH KESEHATAN WANITA


KEHAMILAN
Tatalaksana Dental:
– gunakan antibiotik dan analgesik yang sesuai dengan anjuran untuk
ibu hamil.
– hindari penggunaan ansiolitik
– hindari terjadinya kondisi hipotensi supine — posisikan pasien

menghadap ke kiri apabila kondisi ini terjadi
– jangan menggunakan posisi supine pada pasien dengan usia
kehamilan trimester ketiga

Anda mungkin juga menyukai