net/publication/335128686
CITATIONS READS
0 2,877
1 author:
Nabil Zurba
Teuku Umar University
12 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nabil Zurba on 12 August 2019.
MANGGROVE
Dan Strategi Pengelolaannya
Judul: MANGGROVE, Dan Strategi Pengelolaannya
viii + 58 hal., 15 cm x 23 cm
Penulis:
Nabil Zurba, S.Pi., M.Si
Penerbit:
Unimal Press
Jl. Sulawesi No.1-2
Kampus Bukit Indah Lhokseumawe 24351
PO.Box. 141. Telp. 0645-41373. Fax. 0645-44450
Laman: www.unimal.ac.id/unimalpress.
Email: unimalpress@gmail.com
v
b) Kriteria penilaian dalam mengambil kebijakan dalam
pengelolaan mangrove untuk jangka panjang dan berkelanjutan.
c) Pustaka bagi peningkatan pengetahuan khususnya bagi
mahasiswa Universitas Malikussaleh.
Nabil Zurba
vi
Daftar Isi
vii
BAB 4
PRODUKTIFITAS EKOSISTEM MANGROVE .......................................23
4.1. Mangrove dan Produksi Ikan ................................................24
4.2. Asosiasi Flora dan Fauna Mangrove...................................26
4.3. Potensi karbon.............................................................................27
4.4. Valuasi ekonomi wisata ...........................................................29
BAB 5
TEKNIK ANALISIS POTENSI EKOSISTEM MANGROVE.................31
5.1. Kualitas Vegetasi Mangrove ...................................................31
5.2. Penyerapan karbon dalam bentuk biomassa
manggrove .....................................................................................32
5.3. Nilai Manfaat Perikanan...........................................................33
5.4. Analisis biaya perjalanan dengan metode Travel
Cost Method ...................................................................................34
5.5. Analisis Tujuan Wisata (Expert Couplet Node) ...............36
5.6. Analisis preferensi wisata denagn metode
Contingent Valuation Method.................................................37
5.7. Analisis Stakeholder ..................................................................38
BAB 6
KERUSAKAN EKOSISTEM MANGROVE.................................................45
6.1. Kegiatan Dampak Potensial ...................................................45
BAB 7
STRATEGI PENGELOLAAN JANGKA PANJANG DAN
BERKELANJUTAN............................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................52
RIWAYAT PENULIS ..........................................................................................57
viii
Pengenalan Manggrove
BAB 1
PENGENALAN MANGGROVE
Universitas Malikussaleh 1
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
2 Nabil Zurba
Pengenalan Manggrove
Universitas Malikussaleh 3
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
(detrital food web). Konsentrasi relatif dan rasio optimal dari nutrien
yang diperlukan untuk pemelhliaraan produktivitas ekosistem
mangrove ditentukan oleh (a) frekwensi, jumlah dan lamanya
penggenangan oleh air asin atau air tawar; dan (b) dinamika yang
kompleks dari sirkulasi internal detritus.
Avicennia marina
Jenis yang tumbuh tegak atau menyebar, ketinggian pohon
mencapai 30 meter. Memiliki sistem perakaran horizontal yang rumit
dan berbentuk pensil (atau berbentuk asparagus), akar nafas tegak
dengan sejumlah lentisel. Kulit kayu halus dengan burik-burik hijau-
abu dan terkelupas dalam bagian-bagian kecil. Ranting muda dan
tangkai daun berwarna kuning, tidak berbulu (Gambar 2).
4 Nabil Zurba
Pengenalan Manggrove
Pohon Daun
Buah Bunga
Gambar 2. Morfologi mangrove jenis Avicennia marina
Universitas Malikussaleh 5
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
Avicennia alba
Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan
ketinggian mencapai 25 m. Kumpulan pohon membentuk sistem
perakaran horizontal dan akar nafas yang rumit. Akar nafas biasanya
tipis, berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh
lentisel. Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap
kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang lain
kadangkadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian batang
yang tua, kadangkadang ditemukan serbuk tipis (Gambar 3).
Pohon Daun
Buah Bunga
Gambar 3. Morfologi mangrove jenis Avicennia alba
6 Nabil Zurba
Pengenalan Manggrove
Avicennia officialis
Pohon biasanya memiliki ketinggian sampai 12 m, bahkan
kadang-kadang sampai 20 m. Pada umumnya memiliki akar tunjang
dan akar nafas yang tipis, berbentuk jari dan ditutupi oleh sejumlah
lentisel. Kulit kayu bagian luar memiliki permukaan yang halus
berwarna hijau-keabu-abuan sampai abu-abu-kecoklatan serta
memiliki lentisel (Gambar 4).
Pohon Daun
Buah Bunga
Gambar 4. Morfologi mangrove jenis Avicennia officialis
Universitas Malikussaleh 7
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
Sonneratia alba
Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian hingga 15
meter. Kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah
longitudinal yang halus. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan
muncul kepermukaan sebagai akar nafas yang berbentuk kerucut
tumpul dan tingginya mencapai 25 cm (Gambar 5).
Pohon Daun
Buah Bunga
Gambar 5. Morfologi mangrove jenis Sonneratia alba
8 Nabil Zurba
Pengenalan Manggrove
Rhizophora apiculata
Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter
batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga
mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang memiliki akar
udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan
berubah-ubah (Gambar 6).
Pohon Daun
Buah Bunga
Gambar 6. Morfologi mangrove jenis Rhizophora apiculata
Universitas Malikussaleh 9
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat
secara permanen. Percabangan akarnya dapat tumbuh secara
abnormal karena gangguan kumbang yang menyerang ujung akar.
Kepiting dapat juga menghambat pertumbuhan mereka
karena mengganggu kulit akar anakan. Tumbuh lambat, tetapi
perbungaan terdapat sepanjang tahun.
Rhizophora mucronata
Pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30
m. Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu
berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah horizontal. Akar
tunjang dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian bawah
(Gambar 7).
Pohon Daun
Buah Bunga
Gambar 7. Morfologi mangrove jenis Rhizophora mucronata
10 Nabil Zurba
Pengenalan Manggrove
Bruguiera gymnorriza
Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang
mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus
hingga kasar, berwarna abu-abu tua sampai coklat (warna berubah-
ubah). Akarnya seperti papan melebar ke samping di bagian pangkal
pohon, juga memiliki sejumlah akar lutut (Gambar 8).
Pohon Daun
Universitas Malikussaleh 11
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
Buah Bunga
Gambar 8. Morfologi mangrove jenis Bruguiera gymnorriza
12 Nabil Zurba
Penyebaran dan Adaptasi Habitat Magrove
BAB 2
Universitas Malikussaleh 13
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
4. Pantai yang dangkal. Pantai yang lebih dangkal dan lebih luas
akan menjadi daerah yang paling baik ditempati mangrove. Pada
pantai yang curam hanya ditemui fringing mangrove.
5. Air Asin. Air laut memungkinkan spesies untuk tumbuh di daerah
tropic yang kering sepert Laut Merah, Maroko, dimana mereka
tidak dapat hidup jika ditanam di darat.
6. Tinggi pasang (tidal range). Hal ini mengontrol zonasi vertial dari
beberapa spesies mangrove. Dengan demikkian cenderung
mendapatkan kisaran komunitas yang luas pada pantai dengan
tidal range yang besar.
14 Nabil Zurba
Penyebaran dan Adaptasi Habitat Magrove
Universitas Malikussaleh 15
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
Pada pantai selatan Jawa yang terbuka terhadap hempasan angin dan
gelombang, unit vegetasi pes-caprae adalah suatu komponen penting
penstabil pasir.
5. Asosiasi Stalwort. Assosiasi ini untukk mencakup wilayah dimana
evaporasi jauh melebihi input air tawar dari air hujan, air tanah dan
run off sungai, yang terbatas. Assosiasi ini didominasi oleh
semaksemak, Arthrocnenum dan tumbuhan tahunan Salicornia Selain
diklasifikasikan berdasarkan vegetasi yang dominan, penzonasian
mangrove juga didasarkan pada tingkat dan frekwensi perendaman
air pasang yang dikembangkan oleh para pakar.
Kelas 1. Mangrove pada kelas ini digenangi oleh seluruh
pasang tinggi (all high tide). Spesies predominan dalam lingungan ini
adalah Rhizophora apiculata, R. stylosa dan R. mucronata. R.
mucronata menempati daerah dibawah pengaruh air tawar yang
besar sementara R. apiculata, dan R. stylosa berada pada kondisi asin.
Pada beberapa daerah seperti di Teluk Bintuni, Papua, zona ini
sering didominasi oleh hutan Avicennia yang menjadi pionir.
Klas 2. Mangrove pada kelas ini digenangi oleh pasang tinggi
menengah (medium high tide). Spesies predominan dalam lingungan
ini adalah Avicennia alba, A. marina, Sonneratia alba, dan R.
mucronata.
Klas 3. Penggenangan oleh pasang tinggi normal (normal high
tide). Sebagian besar spesies tumbuh dengan subur pada kondisi
ini. Sebagian besar ekosistem mangrove masukk dalam kelas ini.
Sebagian besar spesies ada (memiliki diversitas paling tinggi).
Spesies yang umum adalah Rhizipohora spp (sering mendominasi),
Ceriops tagal, Xylocarpus granatum, Lumnitzera littorea dan
Excoccaria agallocha.
Klas 4. Penggenangan hanya selama pasang tertinggi (spring
tide). Daerahnya biasanya terlalu kering untuk Rhiziphora spp.
Tetapi mungkin ada dalam jumlah keci.l Spesies umum adalah
Bruguiera spp., Xylocarpus spp., Lumnitzera littorea dan
Excoccaria agallocha.
16 Nabil Zurba
Penyebaran dan Adaptasi Habitat Magrove
Universitas Malikussaleh 17
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
18 Nabil Zurba
Peran Magrove Bagi Ekosistem Pesisir
BAB 3
Universitas Malikussaleh 19
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
2. Kayu Bakar.
J enis Rhizoporaceae seperti Rhizopora apiculata, R. mucronata,
Bruguiera gymnorhiza. Merupakan kayu bakar Berkualitas karena
menghasilkan panas yang tinggi dan awet.
3. Bahan Bangunan
Rhizoporaceae seperti Rhizopora apiculata, R. mucronata,
Bruguiera gymnorhiza. Memiliki batang yang lurus panjang dan tahan
lama sehingga banyak digunakkan sebagai tiang-tiang bangunan
rumah yang biasa ditemui didesa-desa pinggir pantai bermangrove.
Selain itu jenis-jenis nypah (Nypa fructicans) daunnya banyak
digunakan sebagai bahan baku atap rumah yang awet sampai lima
tahun.
20 Nabil Zurba
Peran Magrove Bagi Ekosistem Pesisir
5. Penghasil Tanin
Tanin adalah ekstrak dari kulit kayu jenis tertentu, seperti
Rhizopora apiculata, R. mucronata, dan Xylocarpus granatum. Kadar
tanin dari tiap jenis berbeda. Konsentrasi ekstak cair yang biasa
disebut “Katch” diekspor dalam jumlah besar dan digunakan untuk
menyamak produk kulit seperti sepatu, tas dan sebagainya. Di
Okinawa Jepang, tanian mangrove digunakan dalam industri
kerajinan local sebagai bahan pencelup kain.
6. Bahan obat-obatan
Beberapa jenis mangrove dapat digunakan sebagai bahan
obatobatan tradisional. Air rebusan Rhizopora apiculata dapat
digunakan sebagai astringent. Kulit Rhizopora mucronata dapat
digunakan untuk menghentikan pendarahan. Air rebusan Ceriops
tagal dapat digunakan untuk antiseptik luka dan sebagainya. Air
rebusan Acanthus illicifolius dapat digunakan untuk obat
diabetes/kencing manis. Kulit Ceriops dapat digunakan sebagai
pengganti kina. Selain manfaat langsung, kawasan mangrove juga
Universitas Malikussaleh 21
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
22 Nabil Zurba
Produktifitas Ekosistem Magrove
BAB 4
PRODUKTIFITAS EKOSISTEM
MANGROVE
Universitas Malikussaleh 23
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
24 Nabil Zurba
Produktifitas Ekosistem Magrove
Universitas Malikussaleh 25
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
26 Nabil Zurba
Produktifitas Ekosistem Magrove
Universitas Malikussaleh 27
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
Harga jual karbon yang saat ini berlaku adalah US $ 2-7 setiap
ton karbon per tahun. Kunci keberhasilannya adalah kemajuan
informasi yang dimiliki baik dalam Pengukuran karbon dalam bentuk
biomassa dan upaya konservasi dari masyarakat agar tidak
dilakukan penebangan liar. Pekerjaan ini berarti sudah bersifat
resource and community based management.
28 Nabil Zurba
Produktifitas Ekosistem Magrove
Universitas Malikussaleh 29
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
30 Nabil Zurba
Teknik Analisis Potensi Ekosistem Magrove
BAB 5
Universitas Malikussaleh 31
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
1) Kerapatan :
2) Kerapatan Relatif :
3) Frekuensi :
4) Frekuensi Relatif :
5) Dominansi :
6) Dominansi Relatif :
32 Nabil Zurba
Teknik Analisis Potensi Ekosistem Magrove
C = 0,5.W ....................................................................................................................(2)
dengan:
C : Cadangan Karbon (Ton Carbon)
W : Biomassa (kg)
0,5 : Koefisien kadar karbon pada tumbuhan (faktor konversi)
Universitas Malikussaleh 33
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
34 Nabil Zurba
Teknik Analisis Potensi Ekosistem Magrove
Keterangan:
X2 = Jarak (Km)
X3 = Pendapatan (Rp)
X4 = Pekerjaan (dikuantifikasikan)
X5 = Pendidikan
X6 = Usia
Universitas Malikussaleh 35
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
LnQ = β + β1LnX1
36 Nabil Zurba
Teknik Analisis Potensi Ekosistem Magrove
WTP = β0+β1X1+β2X2+β3X3
Dengan :
WTP = Kesediaan untuk membayar
Ln V = Jumlah kunjungan (Trip per bulan)
X1 = Biaya perjalanan (Rp per trip)
X2 = Jarak (km)
X3 = Pendapatan (Rp)
X4 = Pekerjaan (dikuantifikasikan: PNS;4, karyawan
swasta;3, wiraswasta;2, belum bekerja;1)
Universitas Malikussaleh 37
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
TB = WTPi x Pt
Dengan :
TB = Total Benefit
WTPi = Nilai WTP per individu (100 responden)
Pt = Total populasi pada tahun ke t yang relevan dengan
analisis
38 Nabil Zurba
Teknik Analisis Potensi Ekosistem Magrove
Universitas Malikussaleh 39
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
Prioritas 4
Sangat prioritas 5
40 Nabil Zurba
Teknik Analisis Potensi Ekosistem Magrove
Kewenangan dalam 2 3
proses
Kewenangan dalam 3 4
proses
Kewenangan dalam 5
seluruh proses
5 Kapasitas Tidak menyediakan 1
sumberdaya yang sumberdaya
disediakan 1 sumberdaya 2
2 sumberdaya 3
3 sumberdaya 4
Seluruh sumberdaya 5
Langkah berikutnya setelah diketahui besarnya nilai
kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder, yaitu
dipetakan ke dalam matriks kepentingan pengaruh seperti yang
tersaji pada gambar 15. Posisi kuadran pada Gambar 15,
menggambarkan ilustrasi posisi dan peranan yang dimainkan oleh
tiap-tiap stakeholder yang terkait dengan pengelolaan mangrove.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing kuadran tersebut :
1. Kuadran 1 memiliki kepentingan yang tinggi tetapi
pengaruhnya rendah.
2. Kuadran 2 memiliki kepentingan dan pengaruh yang tinggi.
3. Kuadran 3 memiliki kepentingan dan pengaruh yang rendah.
4. Kuadran 4 memiliki kepentingan yang rendah tetapi
pengaruh tinggi.
Universitas Malikussaleh 41
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
Kepentingan
1 1-5 Sangat Tidak bergantung pada keberadaan
42 Nabil Zurba
Teknik Analisis Potensi Ekosistem Magrove
rendah sumberdaya
2 6-10 Rendah Kurang bergantung pada sumberdaya
3 11- Cukup Cukup bergantung pada sumberdaya
15
4 16- Tinggi Bergantung pada sumberdaya
20
5 21- Sangat Sangat bergantung pada sumberdaya
25 tinggi
Universitas Malikussaleh 43
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
44 Nabil Zurba
Kerusakan Ekosistem Magrove
BAB 6
KERUSAKAN EKOSISTEM
MANGROVE
Universitas Malikussaleh 45
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
46 Nabil Zurba
Strategi Pengelolaan Jangka Panjang dan Berkelanjutan
BAB 7
STRATEGI PENGELOLAAN JANGKA PANJANG
DAN BERKELANJUTAN
Universitas Malikussaleh 47
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
48 Nabil Zurba
Strategi Pengelolaan Jangka Panjang dan Berkelanjutan
Universitas Malikussaleh 49
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
50 Nabil Zurba
Strategi Pengelolaan Jangka Panjang dan Berkelanjutan
Universitas Malikussaleh 51
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
DAFTAR PUSTAKA
52 Nabil Zurba
Daftar Pustaka
Universitas Malikussaleh 53
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
54 Nabil Zurba
Daftar Pustaka
Universitas Malikussaleh 55
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
56 Nabil Zurba
Riawayat Penulis
RIWAYAT PENULIS
Universitas Malikussaleh 57
Manggrove dan Strategi Pengelolaannya
58 Nabil Zurba
View publication stats