0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan2 halaman
SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali menerapkan 22 Budaya untuk membangun karakter siswa sesuai Pancasila. Budaya tersebut mencakup religi, peduli kawan, nasionalisme, tertib, disiplin yang memperkuat persatuan dan kemanusiaan. Semua siswa diberi kesempatan yang sama tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan gender dalam mengikuti kegiatan sekolah atau menjadi ketua osis.
SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali menerapkan 22 Budaya untuk membangun karakter siswa sesuai Pancasila. Budaya tersebut mencakup religi, peduli kawan, nasionalisme, tertib, disiplin yang memperkuat persatuan dan kemanusiaan. Semua siswa diberi kesempatan yang sama tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan gender dalam mengikuti kegiatan sekolah atau menjadi ketua osis.
SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali menerapkan 22 Budaya untuk membangun karakter siswa sesuai Pancasila. Budaya tersebut mencakup religi, peduli kawan, nasionalisme, tertib, disiplin yang memperkuat persatuan dan kemanusiaan. Semua siswa diberi kesempatan yang sama tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan gender dalam mengikuti kegiatan sekolah atau menjadi ketua osis.
Identitas Manusia Indonesia di SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali
SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali (Smanila) terkenal dengan semboyannya
“Smanila, The being school”. Dalam mewujudkan semboyan tersebut, Smanila menerapkan program atau kegiatan-kegiatan yang akan menjadi pembiasaan- pembiasaan baik (22 Budaya Smanila) yang akhirnya membangun sikap mental positif bagi siswa-siswanya. Di Smanila, tampak beberapa perbedaan dari segi agama dan suku budaya diantara siswa-siswanya. Ada beberapa siswa Smanila yang berasal dari daerah di luar pulau Jawa. Dalam mengadakan pembelajaran maupun pelaksanaan kebijakan atau program-programnya Smanila tidak membeda-bedakan siswa. Semua siswa diberi kesempatan yang sama. Misalkan dalam budaya jumat pesona (khususnya jumat religi), setiap siswa melaksanakan program tersebut sesuai dengan agama yang dianutnya. Bagi siswa-siswa beragama Islam, mereka akan berkumpul di masjid sekolah untuk melaksanakan pembacaan asmaul husna. Bagi siswa yang beragama Kristen, melakukan ibadah di ruang yang telah disediakan.
Dalam budaya peduli kawan, siswa-siswa di Smanila dibiasakan untuk
menyisihkan sebagian uang sakunya. Dana yang terkumpul nantinya oleh pengurus akan diberikan kepada orang yang membutuhkan, misalnya korban bencana. Sikap peduli kawan ini akan memupuk rasa kebersamaan dan meningkatkan rasa persatuan. Budaya lain seperti budaya nasionalisme juga mampu meningkatkan rasa persatuan dan cinta tanah air. Budaya nasionalisme yang dilakukan di Smanila antara lain mengikuti upacara bendera setiap hari senin dan hari besar nasional lainnya. Selain itu, di Smanila juga terdapat budaya antri yang sudah terlaksana dengan sangat baik. Siswa terbiasa antri ketika mengambil air wudu. Dalam setiap kesempatan, ketika siswa diminta berkumpul di aula, maka siswa sudah secara otomatis duduk berbaris sesuai dengan kelasnya meski tanpa disuruh. Budaya-budaya tersebut dapat menumbuhkan semangat kebersamaan yang merupakan salah satu wujud dari nilai kebinekatunggalikaan.
Usaha penerapan 22 Budaya Smanila di dalam pembelajaran maupun
lingkungan sekolah menjadi salah satu langkah sekolah dalam rangka penguatan identitas siswa sebagai manusia Indonesia. Nilai-nilai Pencasila yang diwujudkan dalam 22 Budaya Smanila telah diterapkan dengan baik. Dalam mengembangkan nilai ketuhanan, Smanila melakukan program budaya religi dan jumat religi. Program religi yang ada di Smanila yaitu MQ (mentoring quran) bagi siswa yang beragama Islam. Dalam program ini, siswa belajar membaca quran bersama teman satu kelasnya dan mentor (siswa-siswa yang mengikuti ekskul rokhis). Selain MQ, Smanila membiasakan siswa-siswanya untuk mengikuti sholat zuhur dan ashar berjamaah. Dalam jumat religi, kegiatan yang dilakukan adalah membaca asmaul husna bersama dengan guru dan semua siswa. Untuk mengembangkan nilai kemanusiaan, Smanila mengadakan budaya peduli kawan, budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun), dan budaya integritas. Budaya 5S sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat teramati ketika siswa bertemu dengan guru menunjukkan sikap sopan santun, menyapa, dan tersenyum. Dalam menerapkan budaya integritas, setiap mengerjakan ujian, siswa diminta untuk menuliskan pakta integritas akan mengerjakan ujian dengan jujur.
Untuk mengembangkan nilai persatuan, Smanila menerapkan budaya tertib,
budaya disiplin, budaya literasi, budaya nasionalisme, dan budaya antri. Kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan budaya tertib adalah pembiasaan parkir kendaraan sesuai zona dan dilakukan oleh siswa sendiri. Budaya disiplin dilakukan oleh siswa yaitu dengan menaati peraturan sekolah. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, akan dicatat oleh siswa yang masuk dalam tim kedisiplinan dan dilaporkan kepada guru. Budaya literasi biasa dilakukan oleh siswa setiap hari Senin, Rabu, dan Kamis. Gerakan literasi ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi dan kecintaan siswa terhadap Bahasa Indonesia. Dalam mengembangkan nilai demokrasi, Smanila mengadakan budaya demokrasi yang diwujudkan dalam program pemilihan ketua osis (Pemilos). Nilai Keadilan dikembangkan melalui persamaan hak dan kewajiban bagi siswa. Semua siswa memiliki kewajiban yang sama baik. Dalam budaya kebersihan, semua siswa diberi kewajiban yang sama melakukan piket kebersihan yaitu membersihkan lingkungan sekolah. Dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, setiap siswa diberikan hak yang sama. Setiap siswa berhak mengikuti Pemilos untuk memilih ketua osis. Setiap siswa baik perempuan maupun laki-laki diberikan kesempatan yang sama untuk mendaftar menjadi ketua osis. Budaya-budaya yang diterapkan di sekolah menjadi usaha sekolah untuk mewujudkan penguatan karakter manusia Indonesia sesuai nilai-nilai Pancasila. Siswa-siswa di Smanila tidak hanya dididik untuk memiliki kemampuan akademis yang baik, namun juga memiliki karakter/jiwa manusia yang tertanam dalam diri siswa melalui pembiasaan- pembiasaan baik. Semboyan “Smanila The Being School” menjadi salah satu perwujudan sekolah dalam menciptakan generasi bangsa yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, kebinekatunggalikaan, dan religiusitas.