Anda di halaman 1dari 2

01.01.

2-T3-7 Aksi Nyata - Manusia Indonesia bagi Saya

Identitas Manusia Indonesia di SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali

SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali (Smanila) terkenal dengan semboyannya


“Smanila, The being school”. Dalam mewujudkan semboyan tersebut, Smanila
menerapkan program atau kegiatan-kegiatan yang akan menjadi pembiasaan-
pembiasaan baik (22 Budaya Smanila) yang akhirnya membangun sikap mental positif
bagi siswa-siswanya. Di Smanila, tampak beberapa perbedaan dari segi agama dan
suku budaya diantara siswa-siswanya. Ada beberapa siswa Smanila yang berasal dari
daerah di luar pulau Jawa. Dalam mengadakan pembelajaran maupun pelaksanaan
kebijakan atau program-programnya Smanila tidak membeda-bedakan siswa. Semua
siswa diberi kesempatan yang sama. Misalkan dalam budaya jumat pesona (khususnya
jumat religi), setiap siswa melaksanakan program tersebut sesuai dengan agama yang
dianutnya. Bagi siswa-siswa beragama Islam, mereka akan berkumpul di masjid
sekolah untuk melaksanakan pembacaan asmaul husna. Bagi siswa yang beragama
Kristen, melakukan ibadah di ruang yang telah disediakan.

Dalam budaya peduli kawan, siswa-siswa di Smanila dibiasakan untuk


menyisihkan sebagian uang sakunya. Dana yang terkumpul nantinya oleh pengurus
akan diberikan kepada orang yang membutuhkan, misalnya korban bencana. Sikap
peduli kawan ini akan memupuk rasa kebersamaan dan meningkatkan rasa persatuan.
Budaya lain seperti budaya nasionalisme juga mampu meningkatkan rasa persatuan
dan cinta tanah air. Budaya nasionalisme yang dilakukan di Smanila antara lain
mengikuti upacara bendera setiap hari senin dan hari besar nasional lainnya. Selain itu,
di Smanila juga terdapat budaya antri yang sudah terlaksana dengan sangat baik.
Siswa terbiasa antri ketika mengambil air wudu. Dalam setiap kesempatan, ketika siswa
diminta berkumpul di aula, maka siswa sudah secara otomatis duduk berbaris sesuai
dengan kelasnya meski tanpa disuruh. Budaya-budaya tersebut dapat menumbuhkan
semangat kebersamaan yang merupakan salah satu wujud dari nilai
kebinekatunggalikaan.

Usaha penerapan 22 Budaya Smanila di dalam pembelajaran maupun


lingkungan sekolah menjadi salah satu langkah sekolah dalam rangka penguatan
identitas siswa sebagai manusia Indonesia. Nilai-nilai Pencasila yang diwujudkan
dalam 22 Budaya Smanila telah diterapkan dengan baik. Dalam mengembangkan nilai
ketuhanan, Smanila melakukan program budaya religi dan jumat religi. Program religi
yang ada di Smanila yaitu MQ (mentoring quran) bagi siswa yang beragama Islam.
Dalam program ini, siswa belajar membaca quran bersama teman satu kelasnya dan
mentor (siswa-siswa yang mengikuti ekskul rokhis). Selain MQ, Smanila membiasakan
siswa-siswanya untuk mengikuti sholat zuhur dan ashar berjamaah. Dalam jumat religi,
kegiatan yang dilakukan adalah membaca asmaul husna bersama dengan guru dan
semua siswa. Untuk mengembangkan nilai kemanusiaan, Smanila mengadakan
budaya peduli kawan, budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun), dan budaya
integritas. Budaya 5S sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat teramati ketika siswa
bertemu dengan guru menunjukkan sikap sopan santun, menyapa, dan tersenyum.
Dalam menerapkan budaya integritas, setiap mengerjakan ujian, siswa diminta untuk
menuliskan pakta integritas akan mengerjakan ujian dengan jujur.

Untuk mengembangkan nilai persatuan, Smanila menerapkan budaya tertib,


budaya disiplin, budaya literasi, budaya nasionalisme, dan budaya antri. Kegiatan yang
dilakukan untuk mengembangkan budaya tertib adalah pembiasaan parkir kendaraan
sesuai zona dan dilakukan oleh siswa sendiri. Budaya disiplin dilakukan oleh siswa yaitu
dengan menaati peraturan sekolah. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa,
akan dicatat oleh siswa yang masuk dalam tim kedisiplinan dan dilaporkan kepada
guru. Budaya literasi biasa dilakukan oleh siswa setiap hari Senin, Rabu, dan Kamis.
Gerakan literasi ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi dan kecintaan
siswa terhadap Bahasa Indonesia. Dalam mengembangkan nilai demokrasi, Smanila
mengadakan budaya demokrasi yang diwujudkan dalam program pemilihan ketua
osis (Pemilos). Nilai Keadilan dikembangkan melalui persamaan hak dan kewajiban
bagi siswa. Semua siswa memiliki kewajiban yang sama baik. Dalam budaya
kebersihan, semua siswa diberi kewajiban yang sama melakukan piket kebersihan yaitu
membersihkan lingkungan sekolah. Dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah,
setiap siswa diberikan hak yang sama. Setiap siswa berhak mengikuti Pemilos untuk
memilih ketua osis. Setiap siswa baik perempuan maupun laki-laki diberikan
kesempatan yang sama untuk mendaftar menjadi ketua osis. Budaya-budaya yang
diterapkan di sekolah menjadi usaha sekolah untuk mewujudkan penguatan karakter
manusia Indonesia sesuai nilai-nilai Pancasila. Siswa-siswa di Smanila tidak hanya
dididik untuk memiliki kemampuan akademis yang baik, namun juga memiliki
karakter/jiwa manusia yang tertanam dalam diri siswa melalui pembiasaan-
pembiasaan baik. Semboyan “Smanila The Being School” menjadi salah satu
perwujudan sekolah dalam menciptakan generasi bangsa yang berkarakter sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, kebinekatunggalikaan, dan religiusitas.

Dwi Muhartati-PPG Prajabatan 2022-UMS

Anda mungkin juga menyukai