Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : KRISNA YULIANTI


NIM :4101417028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA 2 Bae Kudus

Pada dasarnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata


pelajaran yang memfokuskan objeknya pada pembentukan diri dan kepribadian serta
watak yang beragam dari segi agama, kultur budaya, bahasa, usia, jenis kelamin, dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu wahana yang dapat


dijadikan untuk menanamkan, mengembangkan, dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar atau bertumpu pada nilai nilai dan budaya bangsa Indonesia yang kedepan
diharapkan dapat diwujudkan dan diterapkan secara baik dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik sebagai individu dan anggota masyarakat yang merupakan akar kemajuan
berbangsa dan bernegara.

Dari hasil wawancara yang dilakukan di SMA 2 Bae Kudus pada tanggal 7 Juni
2018, proses pembelajaran PKn yang dilakukan di sekolah tersebut secara umum ada 3
tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pertama ada kegiatan awal,
dimana kegiatan itu ada membuka pelajaran yaitu guru masuk dan salah satu siswa yang
bertindak sebagai ketua kelas memimpin untuk berdo’a. Dilanjutkan dengan persiapan
pembelajaran yaitu guru mengajak peserta didik untuk menyiapkan peralatan
pembelajaran. Kedua ada kegiatan inti, dimana ada penjelasan materi dalam kegiatan ini
guru memulai dengan mengulas materi yang sebelumnya kemudian menjelaskan materi
yang akan dibahas. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya
jawab,pedomannya adalah buku paket yang telah ada dan disertai dengan gambaran
berupa cerita atau contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi yang dibahas. Diselipkan juga guyonan agar peserta didik tidak bosan dan jenuh
dengan pembelajaran. Dan yang terakhir adalah kegiatan penutup yaitu peserta didik
diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum paham , selanjutnya guru
memberikan tugas yang nantinya akan dibahas bersama-sama. Pada akhirnya guru dan
peserta didik membuat kesimpulan tentang materi tersebut dan diakhiri dengan guru
menutup pembelajran.
Selain itu di SMA 2 Bae Kudus juga tetap menerapkan program penguatan
pendidikan karakter, dimana pendidikan karekter adalah segala usaha yang dilakukan
dalam mendidik peserta didik atau siswa sehingga memiliki karakter yang dikendaki
yaitu karakter-karakter yang sesuai dengan nilai nilai moral , berbangsa dan bernegra
serta etika dan budaya. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, terdapat
delapan belas karakter yang harus dikembangkan pada peserta didik. Adapun delapan
belas karakter tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanag air, menghargai
prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, serta tanggungjawab.

Pola keseharian di sekolah harus diciptakan sedemikian rupa agar delapan belas
nilai karakter tersebut dapat tertanam dalam setiap individu warga sekolah. Contoh
program penguatan pendidikan karakter antara lain:

1. Pada saat memasuki gerbang sekolah, peserta didik diwajibkan turun dari sepeda
atau sepeda motornya. Kendaraan harus dituntun sampai ke tempat parkir.
Diman guru piket dan guru BK ditempatkan di kesiswaan disebabkan jika
terdapat peserta didik yang terlambat memasuki gerbang sekolah melebihi jam
07.00 maka mendapatkan hukuman. Bagi siswa yang terlambat hukumannya
adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama sama dan membuat
rangkuman materi buku bebas di perpustakaan yang akan dikumpulkan di guru
piket pada saat pulang sekolah.
2. Setiap hari Senin dimulai dengan Upacara Bendera dan juga pada hari-hari besar
negara
3. Pada awal pembelajaran atau sekitar pukul 07.00 WIB diberikan waktu 15 menit
untuk melaksanakan literasi bukunya non pembelajaran, rangkuman dicatat di
buku khusus literasi dan meminta tanda tangan guru yang mengajar di awal
pembelajaran
4. Ekstrakulikuler pramuka wajib untuk kelas X dan XI untuk menguatkan
karakter, kedisiplinan dan pengetahuan peserta didik.
5. Adanya kegiatan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) yang dilakukan setiap
tahun yang diwajibkan untuk anggota OSIS dan beberapa peserta didik di tiap-
tiap kelas.
6. Adanya kegiatan studitur ke museum untuk meningkatkan nasionalisme peserta
didik yaitu ke Museum Pati Ayam dan Museum Purbalaka Sangiran.

Selain penguatan pendidikan karakter di SMA 2 Bae Kudus juga menerapkan


pendidikan multikultural, dimana pendidikan multikultural adalah pendidikan yang
memperlakukan peserta didik sama rata, tanpa memandang etnis, agama, suku dan lain-
lain. Pendidikan multikultural penting dilaksankan agar peserta didik dapat mengerti
dan memahami keanekaragaman yang ada di Indonesia khusunya di sekolah karena di
SMA 2 Bae Kudus peserta didik tidak hanya beragama Islam tetai ada juga Kristen dan
Budha selain itu peserta didik tidak hanya berasal dari daerah Kudus saja tetapi ada
beberapa siswa yang berasal dari Papua karena ikut pindah orang tua ke Jawa.

Di sekolah tersebut juga sudah menyediakan guru Agama yang sesuai dengan
keyakinan peserta didik beserta kelas khusus untuk pelajaran tersebut. Selain itu jika
ada perayaan hari-hari besar keagamaan dan ada kelompok siswa yang ingin merayakan
hari besar tersebut maka sekolah juga akan memfasilitasinya semisal meminjam tempat
untuk merayakannnya dan lain-lain. Sedangkan penerapan pendidikan multikultural
dalam pembelajarn adalah memberikan kesempatan yang sama untuk peserta didik
berperan aktif di kelas tanpa membedakan latar belakang, suku, ras, maupun agama.
Selain itu untuk pembagian kelas juga merata semisal kelas MIA 1 ada yang beragama
Islam, Kristen dan juga Budha jadi untuk lebih mengakrabkan para peserta didik.

Terkait program khusus untuk melaksanakan pendidikan multikultural memang


tidak ada, karena di SMA 2 Bae pendidikan multikultural dicerminkan dalam pergaulan
sehari-hari di sekolah. Namun disampaikan kalau Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan program khusus yang dipersiapkan oleh kurikulum dalam memberikan
kesadaran tentang kebersamaan, toleransi, tenggang rasa, saling menghormati dan
menghargai sesama dan juga benteng utama dalam pendidikan multikultural . Selain
Pendidikan Kewarganegaraan juga ada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Sosiologi
yang memiliki hubungan dengan pendidikan multikultural.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai