Alfareza Rezwandy
NIM : 04020200523
Mata Kuliah :C11 Teknik Pembuatan Kontrak
TUGAS MID
c. Isi
Isi perjanjian biasanya berupa pasal-pasal yang memuat ketentuan-
ketentuan yang diperjanjikan atau disepakati bersama. Isi dari
perjanjian haruslah urut, tegas, memiliki keterpaduan dan kesatuan,
serta lengkap menjelaskan kondisi atau sesuatu hal yang diperjanjikan.
Mencermati bagian isi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
cara penyerahan, cara pembayaran, wanprestasi, berakhirnya kontrak,
bahasa kontrak, dan force majeure.
d. Penutup
Pada bagian penutup, harus ditegaskan bahwa surat perjanjian yang
dibuat merupakan alat bukti yang dapat dipergunakan di kemudian hari
jika terjadi sengketa/konflik. Disebutkan pula pada bagian penutup
mengenai tempat pembuatan perjanjian dan para pihak yang
menandatangani perjanjian disebutkan saksi-saksi yang terlibat dalam
pembuatan perjanjian. Terakhir, yang tidak boleh dilupakan pada
bagian penutup tentunya adalah tanda tangan para pihak.
3. Praktek “Contoh Surat Utang Piutang”
JUDUL &
Pada hari ini Senin tanggal tujuh November tahun dua ribu dua puluh
PEMBUKA
dua,bertempat di Roemah Lamdoek yang beralamat di jalan Lamadukelleng
No.18 Makassar telah disepakati sebuah perjanjian hutang piutang antara:
Selanjutnya kedua belah pihak bersepakat bahwa perjanjian sewa menyewa Ruko
antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ini berlaku sejak tanggal RECITAL
ATAU
penandatanganan surat perjanjian dimana syarat-syarat serta ketentuan dalam surat
PREMISE
perjanjian ini menyatakan bahwa:
1. PIHAK PERTAMA telah menerima uang sebesar Rp30.000.000,00 (tiga puluh
juta rupiah) dari PIHAK KEDUA dengan catatan bahwa uang tersebut merupakan
hutang atau pinjaman.
2. PIHAK PERTAMA bersedia memberi jaminan yakni sebuah BPKB motor yang
nilainya dianggap sama dengan nilai uang pinjaman yang diberikan oleh PIHAK
KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA akan melakukan pelunasan hutang tersebut dalam jangka
waktu 10 (sepuluh) bulan terhitung sejak dilakukannya penandatanganan surat
perjanjian ini.
4. PIHAK KEDUA memiliki hak sepenuhnya atas barang jaminan yang dimaksud,
baik untuk milik pribadi maupun dijual kembali ke pihak lain, apabila di
kemudian hari PIHAK PERTAMA tidak dapat melunasi hutang sesuai waktu
yang telah disepakati.
5. Apabila terjadi hal-hal yang belum diatur di dalam surat perjanjian ini atau terjadi ISI
perbedaan penafsiran baik sebagian maupun seluruhnya, maka PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikannya secara
musyawarah.
6. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak dapat tercapai, maka penyelesaian
akan dilakukan melalui jalur hukum yang berlaku di Indonesia.
7. Hal-hal lainnya yang belum diatur di dalam surat perjanjian ini akan diatur
selanjutnya.
8. Surat perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap dan masing-masing bermaterai cukup
serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk menjadi dokumen para pihak.
9. Surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh para pihak secara sadar dan
tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun pada waktu dan tempat yang tercantum
dalam surat perjanjian.
Demikian Surat Perjanjian Hutang Piutang ini dibuat bersama di hadapan para
saksi untuk dijadikan pedoman hukum para pihak.
SAKSI-SAKSI
PENUTUP
Syarwan Syakir
Ahyawira Azzikra