Anda di halaman 1dari 5

Nama : M.

Alfareza Rezwandy
NIM : 04020200523
Mata Kuliah :C11 Teknik Pembuatan Kontrak

TUGAS MID

1. Jelaskan apa yang dimaksud anatomi kontrak dan sebutkan unsur-


unsurnya!
Anatomi diartikan sebagai ilmu khusus yang mempelajari struktur
tubuh. Anatomi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata natome yang
terbentuk dari kata ana yang berarti tegak dan tome yang berarti potongan.
Kontrak atau perjanjian adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih
mengenai hal tertentu yang disetujui oleh mereka. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengertian anatomi kontrak yaitu bagian-bagian atau
struktur dari pembuatan sebuah kontrak.

Sebagaimana diketahui, anatomi suatu kontrak terdiri dari beberapa


bagian, yaitu: (1) komparisi, (2) premise, (3) isi, dan (4) penutup.

2. Kemukakan apa yang harus termuat dalam Pembukaan: komparisi;


recital; isi dan penutup dalam suatu kontrak disertai dengan
penjelasannya masing-masing!
a. Komparisi
Bagian komparisi menerangkan pihak pihak yang melakukan
perjanjian. Di sini yang merupakan pihak tentu saja adalah subyek
hukum yaitu manusia bisa juga badan hukum. Pada kontrak yang
sederhana biasanya pihaknya hanya ada dua yang biasa disebut pihak
pertama dan pihak kedua. Pada perjanjian yang lebih komplek
pihaknya bisa saja lebih dari dua.
b. Recital
Dalam bagian recital ini biasanya tertera latar belakang dibuatnya
kontrak. Di Indonesia biasanya recital ini dicantumkan dalam
perjanjian. Untuk kontrak bisnis Internasional ada beberapa negara
khususnya yang menganut sistem hukum Anglo Saxon tidak
mempermasalahkan recital itu harus ada dalam suatu kontrak.

c. Isi
Isi perjanjian biasanya berupa pasal-pasal yang memuat ketentuan-
ketentuan yang diperjanjikan atau disepakati bersama. Isi dari
perjanjian haruslah urut, tegas, memiliki keterpaduan dan kesatuan,
serta lengkap menjelaskan kondisi atau sesuatu hal yang diperjanjikan.
Mencermati bagian isi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
cara penyerahan, cara pembayaran, wanprestasi, berakhirnya kontrak,
bahasa kontrak, dan force majeure.

d. Penutup
Pada bagian penutup, harus ditegaskan bahwa surat perjanjian yang
dibuat merupakan alat bukti yang dapat dipergunakan di kemudian hari
jika terjadi sengketa/konflik. Disebutkan pula pada bagian penutup
mengenai tempat pembuatan perjanjian dan para pihak yang
menandatangani perjanjian disebutkan saksi-saksi yang terlibat dalam
pembuatan perjanjian. Terakhir, yang tidak boleh dilupakan pada
bagian penutup tentunya adalah tanda tangan para pihak.
3. Praktek “Contoh Surat Utang Piutang”

SURAT PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

JUDUL &
Pada hari ini Senin tanggal tujuh November tahun dua ribu dua puluh
PEMBUKA
dua,bertempat di Roemah Lamdoek yang beralamat di jalan Lamadukelleng
No.18 Makassar telah disepakati sebuah perjanjian hutang piutang antara:

Nama : M. Alfareza Rezwandy


Umur : 18 tahun
Alamat : Jalan Teuku Umar Barat No. 82A Kota Makassar
Pekerjaan : Wiraswasta
Nomor KTP : 135098527xxxxxxx
Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
KOMPARISI
Nama : Siti Nisrina Nabilah P S Y
Umur : 21 tahun
Alamat : Jalan Sungai Musi Timur No. 116 Kota Makassar
Pekerjaan : Wiraswasta
Nomor KTP : 350974538xxxxxxx
Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Selanjutnya kedua belah pihak bersepakat bahwa perjanjian sewa menyewa Ruko
antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ini berlaku sejak tanggal RECITAL
ATAU
penandatanganan surat perjanjian dimana syarat-syarat serta ketentuan dalam surat
PREMISE
perjanjian ini menyatakan bahwa:
1. PIHAK PERTAMA telah menerima uang sebesar Rp30.000.000,00 (tiga puluh
juta rupiah) dari PIHAK KEDUA dengan catatan bahwa uang tersebut merupakan
hutang atau pinjaman.
2. PIHAK PERTAMA bersedia memberi jaminan yakni sebuah BPKB motor yang
nilainya dianggap sama dengan nilai uang pinjaman yang diberikan oleh PIHAK
KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA akan melakukan pelunasan hutang tersebut dalam jangka
waktu 10 (sepuluh) bulan terhitung sejak dilakukannya penandatanganan surat
perjanjian ini.
4. PIHAK KEDUA memiliki hak sepenuhnya atas barang jaminan yang dimaksud,
baik untuk milik pribadi maupun dijual kembali ke pihak lain, apabila di
kemudian hari PIHAK PERTAMA tidak dapat melunasi hutang sesuai waktu
yang telah disepakati.
5. Apabila terjadi hal-hal yang belum diatur di dalam surat perjanjian ini atau terjadi ISI
perbedaan penafsiran baik sebagian maupun seluruhnya, maka PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikannya secara
musyawarah.
6. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak dapat tercapai, maka penyelesaian
akan dilakukan melalui jalur hukum yang berlaku di Indonesia.
7. Hal-hal lainnya yang belum diatur di dalam surat perjanjian ini akan diatur
selanjutnya.
8. Surat perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap dan masing-masing bermaterai cukup
serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk menjadi dokumen para pihak.
9. Surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh para pihak secara sadar dan
tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun pada waktu dan tempat yang tercantum
dalam surat perjanjian.
Demikian Surat Perjanjian Hutang Piutang ini dibuat bersama di hadapan para
saksi untuk dijadikan pedoman hukum para pihak.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

M. Alfareza Rezwandy Siti Nisrina Nabilah P S Y

SAKSI-SAKSI
PENUTUP
Syarwan Syakir
Ahyawira Azzikra

Anda mungkin juga menyukai