A. Anjuran Menikah
Banyak ayat Al Qur an yang menjelaskan tentang perintah Alloh SWT agar manusia
melangsungkan pernikahan yang sah, di antaranya :
َ ٰ ْ َّ ً َ ْ َ َّ ً ََّ َّ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ِّ ً َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ِّ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ ٰ ٰ ْ َ
ۗان ِفي ذ ِلك
ِ و ِمن اي ِت ٖٓه ان خلق لكم ِمن انف ِسكم ازواجا ِلتسكنوٖٓا ِاليها وجعل بينكم مودة ورحمة
َ َّ َ َ َ ِّ َٰ
لا ٰي ٍت ِلق ْو ٍمَّيتفك ُر ْون
َ َّ َ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ َّ َ ُ ُ ْ َّ َ َ
اف َم ْن يخلق ك َم ْن لا يخلقۗ افلا تذك ُر ْون
Artinya :Maka apakah (Allah) yang menciptakan sama dengan yang tidak dapat menciptakan (sesuatu)?
Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
َ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ َّ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ِّ ُ ْ َ
ْ
و ِمن ك ِل شي ٍء خلقنا زوجي ِن لعلكم تذكرون
Artinya :Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran
Allah).
B. Ketentuan Pernikahan dalam Islam
1. Pengertian Pernikahan
Menurut Pandangan Islam.Pernikahan adalah suatu akad yang ditujukan untuk menghalalkan
hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang bukan mahramnya.Dari
suatu pernikahan akan timbul hak dan kewajiban seorang suami dan istri, dimana masing-
masing pihak harus melaksanakan kewajibannya dengan ikhlash
Dalam Undang-undang Pernikahan RI (UUPRI) nomor 1 Tahun 1974 definisi atau pengertian
Perkawinan atau Pernikahan ialah “Ikatan Lahir Batin antara seorang pria dan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang berbahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
2. Hukum Pernikahan
Hukum Pernikahan bisa berubah sesuai keadaan seseorang. Pernikahan hukumnya MUBAH
bagi seseorang yang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang mewajibkan nikah atau
mengharamkannya.
a. Jika seseorang yang telah baligh dan memenuhi syarat seperti memiliki penghasilan dan
ilmu yang cukup, sedangkan dia tidak mampu menahan nafsu syahwatnya dan dia ingin
menikah dengan tujuan yang baik, (khawatir terjerumus pada perzinahan, maka
hukumnya WAJIB
b. Jika seseorang telah baligh dan memenuhi syarat seperti memiliki penghasilan dan ilmu
yang cukup, kemudian ia masih mampu menahan nafsu syahwatnya dan ia ingin
menikah untuk tujuan yang baik maka hukumnya SUNAH
c. Jika seseorang telah baligh tetapi belum memenuhi syarat seperti memiliki penghasilan
dan ilmu yang cukup, tetapi keinginan menikah sudah tinggi. Namun jika ia menikah
akan menyengsarakan orang lain dan dirinya maka hukumny MAKRUH. Oleh sebab itu,
orang-orang seperti ini dianjurkan untuk banyak melaksanakan shoum
d. Jika seseorang telah baligh memiliki keinginan untuk menikah dengan tujuan yang
buruk, ia telah memiliki pekerjaan dan masih mampiu menahan nafsu syahwatnya,
maka hukumnya HARAM
3. Tujuan Pernikahan
a. Meneruskan Keturunan
َ ً َ َ ْ َّ َ َ ْ ََ َ َ َّ ْ َّ ْ ِّ ْ ُ َ َ َ ْ َّ ُ ُ ََّ ْ ُ َّ ُ َّ َ ُّ َ ٰٓ
احد ٍة َّوخلق ِمن َها ز ْوج َها َو َبث ِمن ُهما ِرجالا ك ِث ْي ًرا
ِ يايها الناس اتقوا ربكم ال ِذي خلقكم ِمن نف ٍس و
ُ
ًان َع َل ْيك ْم َرق ْيبا
َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ ه َ ْ ُ َ َ َ ْ َّ َ ه ُ َّ
ِ َّو ِن َسا ًۤءۚ َواتقوا اّٰلل ال ِذي تساۤءلون ِبه والارحامۗ ِان اّٰلل ك
Artinya : Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan
nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasimu. (QS. An Nisa (4) : 1 )
“Dari Abu Ayub , Rosululloh Saw. bersabda : ‘Empat hal yang merupakan sunah para
Rosul, yaitu : memakai celak mata, memakai minyak wangi, bersiwak dan menikah.”
(HR. Tirmidzi)
2. Mempelai Wanita
Syarat mempelai Wanita adalah :
a. Mukallaf ( Baligh, Islam, berakal)
b. Terbebas dari halangan Menikah misalnya masih dalam masa idah atau masih berstatus
istri orang
c. Bukan mahrom terhadap calon suami
3. Wali Nikah
a. Syarat – syarat Wali
1. Laki- laki
2. Mukallaf (Baligh, Islam, berakal)
3. Merdeka
4. Adil (buksn seorang yang fasik)
5. Tidak dalam ihrom
6. Memiiki hak perwalian
7. Tidak ada halangan untuk menjadi wali
b. Jenis-jenis Wali
• Wali Nasab
Wali nasab adalah wali yang dijadikan berdasarkan keturunan
Wali Nasab disebut juga wali Mujbir.Wali ini berhak menikahkan anak perempuannya yang
sudah baligh, berakal, dengan tidak meminta izin terlebih dahulu kepadanya. Hanya bapak
dan kakek yang dapat menjadi wali mujbir. Jika bapak atau Kakek tidak ada , maka wali
nikah untuk mempelai perempuan bisa digantikan oleh salah satu pihak-pihak berikut.
a. Saudara laki-laki kandung
b. Saudara laki-laki sebapak
c. Anak laki- laki Saudara laki-laki kandung
d. Saudara laki-laki kandung sebapak
e. Paman (Saudara Bapak) sekandung
f. Paman (Saudara Bapak) sebapak
g. Anak laki- laki dari paman kandung
h. Anak laki- laki dari paman sebapak
i. Hakim
• Wali Hakim
Wali Hakim adalah kepala negara yang beragama Islam. Di Indonesia, tanggung jawab ini
dikuasakan kepada menteri agama yang selanjutnya dikuasakan kepada para pegawai
Pencatat Nikah (PPN). Dengan demikian, yang bertindak sebagai wali hakim di Indonesia
yaitu para pegawai pencatat nikah.
Sebab-sebab perempuan berwali hakim adalah sebagai berikut :
a. Tidak ada Wali Nasab
b. Wali yang lebih dekat tidak mencukupi syarat sebagai wali dan wali yang lebih jauh
tidak ada
c. Wali yang lebih dekat tidak berada di tempat atau berada jauh di luar wilayahnya
sejauh perjalanan safar yang membolehkan seseorang mengqoshor sholatnya
d. Wali yang lebih dekat sedang melakukan ihrom atau ibadah haji
e. Wali yang lebih dekat sedang dipenjara atau tidak dapat dijumpai
f. Wali yang lebih dekat tidak mau menikahkan
g. Wali yang lebih dekat secara sembunyi sembunyi tidak mau menikahkan
h. Wali yang lebih dekat tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula hidup dan
matinya
• Wali Adhal
Wali Adhal adalah wali yang tidak mau menikahkan anak atau cucunya, oleh karena calon
suami yang akan menikahi anak atau cucunya tersebut idak sesuai dengan kehendaknya,
padahal calon suami dari anaknya atau cucunya itu sekufu. secara otomatis perwalian pindah
kepada wali hakim
4. Dua orang saksi
Hadirnya dua orang saksi nikah bertujuan untuk menghilangkan fitnah orang lain terkait
hubungan pasangan suami istri dan untuk lebih menguatkan janji suci antara mempelai laki-laki
dan perempuan.
Syarat-syarat saksi dalam pernikahan :
a. Laki-laki
b. Mukallaf (Baligh, Islam, berakal)
c. Merdeka
d. Adil (bukan seorang yang fasik)
e. Mendengar dan memahami perkataan dua orang yang melakukan akad
5. Ijab qabul
Ijab adalah ucapan wali nikah atau wakilnya sebagai penyerahan kepada pihak pengantin laki-
laki.
Qabul adalah ucapan pengantin laki-laki atau wakilnya sebagai tanda penerimaan.
Syarat-syarat ijab qabul :
• Menggunakan kata-kata yang bermakna menikah atau mengawinkan, baik bahasa Arab,
bahasa Indonesia, atau bahasa daerah sang pengantin
• Lafal ijab qabul diucapkan oleh pelaku akad nikah (pengantin laki-laki dan wali
pengantin perempuan)
• Antara ijab dan qabul harus bersambung tidak boleh diselingi perkataan atau perbuatan
lain
• Pelaksanaan ijab qabul harus berada pada satu tempat dan tidak dikaitkan dengan suatu
persyaratan apapun
• Tidak dibatasi dengan waktu tertentu
Artinya : Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu
dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati.
3. Walimah
Walimah adalah resepsi pernikahan .
Adapun diwajibkannya dan dianjurkannya menghadiri walimah pernikahan,dengan syarat-syarat
sebagai berikut :