Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan
manusia yang harus menyesal."- 1 Samuel 15:29
Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan
Kuubah- Mazmur 89:34
Melalui sabda-sabda semacam ini, Allah ingin menyatakan bahwa sementara Ia
menurunkan sabda-sabdanya ke dalam dunia ini melalui dan kepada manusia-manusia
yang mampu berbicara dan tidak menepatinya atau berjanji dan tidak melakukannya
atau berkata dan bertindak dan kemudian menyesali akan perbuataannya sendiri, Allah
tidak demikian sama sekali! Sabda-sabda diatas menjadi begitu pentingnya untuk
diketahui oleh manusia, bahwa:
Dan hal yang sama diucapkan oleh Yesus . Perhatikan serangkaian perkataan-perkataan
Yesus berikut ini:
Jika perkataan Yesus tidak akan berlalu sementara langit dan bumi akan berlalu,
bukankah itu bermakna Allah bukan manusia, sementara Yesus adalah manusia??
Matius 5:17- 18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Jika IA adalah Yang Berfirman dan Melakukannya, sementara Yesus berkata terhadap
hukum Taurat dan Kitab para nabi: Aku datang untuk mengenapinya dalam
ketakbercelaan semacam ini: satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan tetapi
“semuanya terjadi” berdasarkan Aku datang untuk menggenapinya . Bukankah hanya
Allah saja yang dapat menggenapi sabdanya secara tak bercela, sementara Yesus
adalah manusia-bagaimana mungkin ia berkata sebagaimana hanya Allah saja yang
dapat?
Allah bukan manusia! Tetapi bukankah Alkitab dan umat Kristen sendiri menyatakan
juga bahwa Yesus dilahirkan oleh seorang dara bernama Maria yang menunjukan
bahwa ia memang benar-benar manusia ?! Lalu bagaimana mungkin umat Kristen juga
mempercayai Ia juga Ilahi? Bahwa Ia adalah Allah?! Beginilah Alkitab pada injil Lukas
menjelaskan kelahiran Yesus:
Lukas 1:26-29 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke
sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan
dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika
malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai,
Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di
dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai
Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau
akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau
menamai Dia Yesus.
Yesus dikatakan sebagai manusia yang dilahirkan oleh seorang perempuan yang adalah
manusia biasa juga. Jadi memang Yesus adalah manusia. Tetapi, bukankah Allah
bukan manusia?!
Sekalipun Yesus dilahirkan dalam kemanusiaan yang utuh namun disaat yang sama
kemanusiaannya tidak tunduk pada kemanusiawian yang terikat pada hukum-hukum
biologis manusia. Hal ini sendiri disuarakan oleh Maria:
Lukas 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena
aku belum bersuami?"
Bagi Maria, pernyataan malaikat tersebut bukan saja janggal atau aneh, tetapi mustahil
karena mengandung dan melahirkan harus memenuhi ketentuan hukum biologis yang
bekerja bagi manusia jika hendak memiliki keturunan. Sebagai perempuan saleh, Maria
berkata: “bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
Lukas 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan
itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Jawaban dan penjelasan malaikat tersebut tetap tidak memberikan penjelasan yang
rasional selain hanya menyatakan Siapakah Yesus dan mengapa Ia adalah
sebagaimana dinyatakan malaikat tersebut. Coba kita memperhatikan penjelasan
malaikat tersebut, justru menampilkan 3 tokoh yang terlampau besar untuk menjelaskan
bagaimana ia bisa mengandung. Tidak ditemukan semacam gagasan bayi tabung atau
teknologi-teknologi surga yang tetap melibatkan seorang pria dalam pembuahan, selain
Maria akan menerima:
-Roh Kudus
-Kuasa Allah Yang Mahatinggi
-Anak Allah
Mengapa Yesus disebut Anak Allah sementara Yesus adalah manusia? Apakah Yesus
sebuah bentuk keilahian yang lebih rendah daripada Allah dan Roh Kudus?
Ini sukar untuk dijelaskan dan diselami manusia, tak masuk akal!
Tetapi malaikat itu berkata kepada Maria:
Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
yang dijawab oleh Maria:
Lukas 1:38 "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
yang menunjukan bahwa hingga ia berkata demikian, ia tetap seorang perempuan yang
tak sanggup untuk memahami bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang
bayi sementara ia tak bersuami dan tak disentuh oleh seorang pria apapun. Maria hanya
sanggup berkata dalam ketakmengertiannya: “aku ini adalah hamba Tuhan.” Ia hamba
karena itu Ia bukan Tuhan atau bukan pada posisi untuk membantah atau membela diri
dan martabat dirinya dihadapan manusia-tak bersuami namun mengandung?? Ia
berkata jadilah padaku menurut perkataanmu itu.
Sejak saat itulah Maria telah masuk ke dalam apa yang disebut oleh malaikat itu :
engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah (Lukas 1:30). Kasih karunia yang tidak
terpahaminya selain hanya menjadi hamba kehendak Tuhan!
Siapakah Yesus sejak dalam kandungan, dengan demikian? Adakah penjelasan tanpa
spekulasi? Tentang siapakah Yesus sejak dalam kandungan, malaikat tersebut
menyediakannya bagi kita sebagaimana Injil Lukas mencatatkannya bagi kita:
-Ia adalah manusia: engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-
laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus-Lukas 1:31
-Ia adalah Allah: Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi-
Lukas 1:32
Sejak dalam kandungan ia adalah manusia dan ia adalah Allah yang disebut Anak Allah
Yang Mahatinggi. Terminologi Anak Allah Yang Mahatinggi ini sangat unik karena
dengan demikian istilah “Anak” tidak akan menunjukan:
-relasi Yesus yang inferior atau lebih rendah daripada Allah, karena ia adalah Anak Allah
Yang Mahatinggi yang berelasi dengan Allah Yang Mahatinggi:
“akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi” (Lukas 1:32)
“kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau” (Lukas 1:35)
-relasi yang bersifat biologis pada “Anak” tetapi menunjukan kedekatannya yang tak
terpisahkan dengan Allah bahkan sejak detik pertama ia adalah anak manusia sejati
dalam kandungan seorang perempuan bernama Maria, ia memiliki relasi yang tak
terpisahkan dengan Roh Kudus dan Allah:
"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi
engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah-
Lukas 1:35
Turun kepada Maria sehingga Roh Kudus dan Allah memiliki relasi yang nyata dengan
Yesus sekalipun Ia adalah manusia.
Apa yang baru saja kita baca adalah Yesus sebagaimana disaksikan didalam Alkitab.
Kita baru saja membaca bagaimana Alkitab menjelaskan Allah bukan manusia masuk
kedalam dunia ini dalam rupa manusia. Surat Ibrani terkait ini memberikan penjelasan
yang sangat kuat tentang siapakah Yesus itu. Mari kita memperhatikannya:
Ibrani 1:1-4 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman
akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia
tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah
menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah
dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan
setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang
Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama
seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Penjelasan Surat Ibrani ini adalah penjelasan bagi orang-orang Yahudi Kristen yang
dibuka dengan apakah tujuan kelahiran Yesus sebagai manusia ke dalam dunia ini. Di
sini telah menjadi lebih kuat untuk dikatakan bahwa Yesus memang Anak Allah Yang
Mahatinggi dalam makna bukan merupakan allah yang lainnya lagi, diluar Allah itu
sendiri. Ini ditegaskan dengan menyatakan bahwa Yesus adalah:
Sehingga memang tidak pernah terjadi tritheisme atau adanya 3 allah yang berbeda
satu sama lain, tetapi hanya ada satu Allah saja yang memiliki penciptaan dan
pemerintahan oleh Anak yang datang atau berasal dari Allah itu sendiri:
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara
kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia
telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada”
Kalau Yesus adalah Allah yang bersabda kepada manusia dengan mengutus dia yang
kemudian dinamai Yesus, maka jelas sekali hanya ada 1 sabda, 1 kehendak dan 1
pemerintahan. Tidak ada sabda Yesus dan tidak ada sabda Allah dan apalagi
pemerintahan Anak sebagai berbeda dengan pemerintahan Allah.
Relasi Yesus dengan Allah terjadi sejak sebelum ia memiliki kemanusiaannya di dalam
rahim Maria, ibunya, karena untuk mengatakan Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku, itu sendiri sebuah kesatuan yang bersifat kekal dan harus memiliki kekekalan yang
sama kekalnya dengan Allah sementara ia memang manusia. Surat Ibrani sendiri
memiliki penjelasan soal Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku dalam cara yang
berbeda namun menunjukan hal yang sama bahwa memang “Aku di dalam Bapa dan
Bapa di dalam Aku” merupakan kebenaran Yesus sebagaimana Ia telah bersabda:
Ibrani 10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan
tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.
Jika dikatakan Ia masuk ke dunia, maka Ia telah ada sebelum Ia ada; bahwa Ia telah
ada dalam kekekalan sebelum Ia sendiri ada di dalam waktu dan tempat dengan
memiliki tubuh kemanusiaanya (materi). Bahwa Ia telah ada sebelum Ia ada, itu sendiri
telah dinyatakan oleh Yesus:
Yohanes 8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Yohanes 17: 5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan
kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Yohanes 17:24 …agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Yohanes 6:26 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di
mana Ia sebelumnya berada?
Kita harus memahami bahwa kuasa mengampuni dosa oleh Yesus disini sekuat dan
sekuasa pada Allah ketika mengampuni dosa seorang manusia. Itu sebabnya saat
Yesus berkata demikian, para ahli Taurat segera berpikir bahwa Yesus telah menghujat
Allah, karena hanya Allah yang mengampuni dosa manusia!
Siapakah Yesus? Menjelaskannya lebih dari sekedar kompleks karena tidak ada satu
bentuk intelektualitas yang dapat menerima kebenaran semacam ini. Para ahli Taurat
telah membuktikannya: Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah
sendiri?
Apakah Yesus Allah? Tapi mengapa Ia manusia juga? Problemnya, Yesus tidak pernah
menyatakannya secara terbuka dan berulang-ulang. Apa yang Yesus tunjukan hanyalah
bukti-bukti yang lebih kuat dari perkataan, yaitu perbuatannya yang menyimpulkan
sebagaimana penghakiman para ahli taurat: siapa yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah sendiri!
Apakah Ia Allah? Ini bukan jawaban yang sederhana karena harus merujuk pada
siapakah Yesus sendiri dan bagaimana Ia sendiri menyatakan dirinya kepada dunia
selama ia ada di dunia dan tinggal di tengah-tengah manusia. Mari kita memperhatikan
penjelasan Surat Ibrani berikut ini:
Ibrani 2:7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih
rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan
hormat,
Ibrani 2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari
pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia
mengalami maut bagi semua manusia.
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya
oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
Menjawab apakah Ia Allah, tak terlepas dari siapakah ia sementara ia adalah manusia!
Surat Ibrani kepada orang-orang Yahudi memberikan penjelasan mahapenting terkait
kemanusiaan Yesus:
1. Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua
malaikat Allah harus menyembah Dia."- Ibrani 1:6
2. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.Ibrani 10:5
3. Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah
dari pada malaikat-malaikat- Ibrani 2:7
Siapakah ia sementara ia adalah manusia menjadi sangat penting ketimbang mengejar
membabi buta apakah ia adalah Allah, karena sentral pemberitaan Alkitab sendiri
adalah: Allah mengutus-Nya menjadi manusia. Seketika anda menyadari bahwa sentral
pemberitaan Alkitab adalah Allah mengutusnya menjadi manusia maka segera anda
akan begitu sukar untuk secara membabi buta mengejar penjelasan super lugas bahwa
ia adalah Allah. Kerena harus disadari bahwa tujuan kedatangannya kedalam dunia ini
bukan agar manusia secara gampang mengenali ia adalah Allah sekalipun ia adalah
Anak Allah yang Mahatinggi. Mari kita memperhatikan hal-hal yang menunjukan bahwa
Ia memang diutus dalam sebuah keadaan yang lebih rendah untuk menunjukan bahwa
Ia adalah Allah:
1. Allah memang membawa Anak-Nya ke dalam dunia dalam kedaan yang lebih rendah
untuk memungkinkannya dikenali sebagai Allah: “Ketika Ia masuk ke dunia, engkau
telah menyediakan tubuh bagiku.” Ini menunjukan keadaan lebih rendah bukanlah
kehakikatan kekal padanya, sebagaimana Yesus sendiri telah menyatakannya:
Yohanes 17: 5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan
kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Yohanes 17:24 …agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Yohanes 6:26 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke
tempat di mana Ia sebelumnya berada?
2. Keadaan lebih rendah itu adalah memiliki tubuh sebagaimana manusia: ‘Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka ” (Ibrani 2:14).
Maka lengkaplah Ia semakin sukar untuk dikenali sebagai Allah, sebab “tubuh yang
dipersiapkan Allah bagi-Nya saat masuk ke dalam dunia” ternyata didesain Allah
sedemikian rupa sehingga Yesus sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka. Terkait ini, bahkan Yesus mengajarkannya setelah Ia bangkit dari
kematian:
Lukas 24:36- Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba
berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi
kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan
tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul
keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini;
rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang
kamu lihat ada pada-Ku."
Apa yang kita saksikan di sini adalah Yesus sedang mengkomunikasikan dengan
tubuhnya yang dapat mengalami kematian dan kehancuran tentang kebangkitannya
dengan menunjukan suratan yang telah ditorehkan kematian kepada tubuhnya yang
telah menang dari kematian itu sendiri. Itu sebabnya Ia berkata:
-lihatlah tanganku
-lihatlah kakiku
-rabahlah aku
-aku ada daging
-aku ada tulangnya
Saya ingin menyatakan, bahwa sentralitas pemberitaan Yesus bukanlah manusia yang
tak bersalah namun dikorbankan atau dikambinghitamkan, namun ia tetap setia pada
Allah sehingga ia terbukti adalah manusia yang suci atau manusia martir atau manusia
yang ilahi. Bukan itu sama sekali! Mengapa? Karena hanya tubuh Yesus saja yang
sanggup masuk ke dalam kematian dan menaklukannya dan menuliskan apa yang
menimpa tubuhnya selama ia berada dalam kematian, tepat pada tubuhnya sendiri.
Inilah tubuh yang bersabda kepada manusia, bukan lagi perkataan Yesus tetapi
tubuhnya menyabdakan sendiri kepada manusia-para muridnya bagaimana Ia telah
mengalahkan maut sekalipun maut itu sanggup meremukan tubuhnya. Sekali lagi
perhatikan bagaimana Yesus memberikan tubuhnya sendiri untuk bersabda kepada
para muridnya:
"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke
dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
Itu sebabnya menjadi sama seperti manusia ketika dikenakan pada Yesus harus
dijelaskan sebagaimana Yesus dan tubuhnya telah menjelaskan. Ia sama seperti
manusia tidak ada kaitannya dengan kualitas-kualitas dosa yang bekerja pada tubuh
manusia. Sekalipun ia sama dengan manusia sehubungan dengan tubuhya itu, itu
semua sama sekali tidak boleh dilepaskan oleh ketakberdayaan Yesus untuk menjadi
semacam allah lain yang lebih rendah dari Allah dan dapat berfirman dan bertindak
pada dirinya sendiri:
Yohanes 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi
Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Harus dikatakan bahwa penjelasan Yesus pada Yohanes 14:10 adalah penjelasan
tunggal untuk memahami apakah yang dimaksudkan dengan:
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka
Bukan sama sekali menunjukan sebagaimana manusia dikuasai dosa maka Yesus pun
karena tubuhnya itu pun masuk ke dalam keadaan dikuasai dosa sehingga ia sendiri
harus berjuang mati-matian untuk menaklukan dosa. Jika demikian maka kematiannya
tidak mungkin sama sekali diasosiasikan dengan:
Ibrani 2:14 … Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang
berkuasa atas maut;