Anda di halaman 1dari 14

Allah Bukan Manusia

Oleh: Martin Simamora Sep012017

Siapakah Yesus, Apakah


Tujuan “Ia Telah Menjadi
Manusia”, Mati & Bangkit
dari Antara Orang Mati
Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi –Ibrani 1:3

NatGeo- Sermon on the mount


Ketika siapapun membaca:
Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia
menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya , atau berbicara dan tidak
menepatinya?- Bilangan 23:19

Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan
manusia yang harus menyesal."- 1 Samuel 15:29
Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan
Kuubah- Mazmur 89:34
Melalui sabda-sabda semacam ini, Allah ingin menyatakan bahwa sementara Ia
menurunkan sabda-sabdanya ke dalam dunia ini melalui dan kepada manusia-manusia
yang mampu berbicara dan tidak menepatinya atau berjanji dan tidak melakukannya
atau berkata dan bertindak dan kemudian menyesali akan perbuataannya sendiri, Allah
tidak demikian sama sekali!  Sabda-sabda diatas menjadi begitu pentingnya untuk
diketahui oleh manusia, bahwa:

-Allah bukanlah manusia, sehingga berdusta


-Allah bukanlah anak manusia sehingga Ia menyesal
-Allah berfirman maka pasti dilakukannya
-Allah berjanji maka pasti ditepatinya
-Allah tidak tahu menyesal
-Allah bukan manusia  yang harus menyesali apapun keputusan dan perbuatan dirinya
(sehingga menjadi dasar penting untuk memahami bagian-bagian Alkitab yang
menggunakan kosa kata humanis "menyesal" untuk menunjukan maksud betapa apa yang
telah terjadi sebuah kedukaan atau kesedihan yang mendalam bagi Allah kala manusia
melakukannya)

Dan hal yang sama diucapkan oleh Yesus . Perhatikan serangkaian perkataan-perkataan
Yesus berikut ini:

Lukas 21:29-33 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:


"Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal
itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan
bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."

Jika perkataan Yesus tidak akan berlalu  sementara langit dan bumi akan berlalu,
bukankah itu bermakna Allah bukan manusia, sementara Yesus adalah manusia??

Matius  5:17- 18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Jika IA adalah Yang Berfirman dan Melakukannya, sementara Yesus berkata terhadap
hukum Taurat dan Kitab para nabi: Aku datang untuk mengenapinya dalam
ketakbercelaan semacam ini: satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan tetapi
“semuanya terjadi” berdasarkan Aku datang untuk menggenapinya . Bukankah  hanya
Allah saja yang dapat menggenapi sabdanya secara tak bercela, sementara Yesus
adalah manusia-bagaimana mungkin ia berkata sebagaimana hanya Allah saja yang
dapat?

Allah bukan manusia! Tetapi bukankah Alkitab dan umat Kristen sendiri menyatakan 
juga  bahwa  Yesus dilahirkan oleh seorang dara bernama Maria yang menunjukan
bahwa ia memang benar-benar manusia ?! Lalu bagaimana mungkin umat Kristen juga
mempercayai Ia juga Ilahi? Bahwa Ia adalah Allah?! Beginilah Alkitab pada injil Lukas
menjelaskan kelahiran Yesus:

Lukas 1:26-29 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke
sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan
dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika
malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai,
Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di
dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai
Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau
akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau
menamai Dia Yesus.

Yesus dikatakan sebagai manusia yang dilahirkan oleh seorang perempuan yang adalah
manusia biasa juga. Jadi memang  Yesus adalah manusia. Tetapi, bukankah Allah
bukan manusia?!

Sekalipun Yesus dilahirkan dalam kemanusiaan yang utuh namun disaat yang sama
kemanusiaannya tidak tunduk pada kemanusiawian yang terikat pada hukum-hukum
biologis manusia. Hal ini sendiri disuarakan oleh Maria:

Lukas 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena
aku belum bersuami?"

Bagi Maria, pernyataan malaikat tersebut bukan saja janggal atau aneh, tetapi mustahil
karena mengandung dan melahirkan harus memenuhi  ketentuan hukum biologis yang
bekerja bagi manusia jika hendak memiliki keturunan. Sebagai perempuan saleh, Maria
berkata: “bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”

Malaikat tersebut selanjutnya menjelaskan  penjelasan terpenting yang bukan hanya


menjawab pertanyaan Maria tetapi akan menjelaskan kemanusiaan seperti apakah yang
dimiliki  Yesus. Kemanusiaan sejati seperti apakah yang dimiliki oleh Yesus. Mari kita
memperhatikan penjelasan teramat penting ini:

Lukas 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan
itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Jawaban dan penjelasan malaikat tersebut tetap tidak memberikan penjelasan yang
rasional selain hanya menyatakan Siapakah Yesus dan mengapa Ia adalah
sebagaimana dinyatakan malaikat tersebut. Coba kita memperhatikan penjelasan
malaikat tersebut, justru menampilkan 3 tokoh yang terlampau besar untuk menjelaskan
bagaimana ia bisa mengandung. Tidak ditemukan semacam gagasan bayi tabung atau
teknologi-teknologi surga yang tetap melibatkan seorang pria dalam pembuahan, selain
Maria akan menerima:

-Roh Kudus
-Kuasa Allah Yang Mahatinggi
-Anak Allah

Mengapa Yesus disebut Anak Allah sementara Yesus adalah manusia? Apakah  Yesus
sebuah bentuk keilahian yang lebih rendah daripada Allah dan Roh Kudus?
Ini sukar untuk dijelaskan dan diselami manusia, tak masuk akal!
Tetapi malaikat itu berkata kepada Maria:
Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
yang dijawab oleh  Maria:
Lukas 1:38 "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

yang menunjukan bahwa hingga ia berkata demikian, ia tetap seorang perempuan yang
tak sanggup untuk memahami bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang
bayi sementara ia tak bersuami dan tak disentuh oleh seorang pria apapun. Maria hanya
sanggup berkata dalam ketakmengertiannya: “aku ini adalah hamba Tuhan.” Ia hamba 
karena itu Ia bukan Tuhan atau bukan pada posisi untuk membantah atau membela diri
dan martabat dirinya dihadapan manusia-tak bersuami namun mengandung?? Ia
berkata jadilah padaku menurut perkataanmu itu.

Sejak saat itulah Maria telah masuk ke dalam apa yang disebut oleh  malaikat itu :
engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah (Lukas 1:30). Kasih karunia yang tidak
terpahaminya selain hanya menjadi hamba kehendak Tuhan!

Siapakah Yesus sejak dalam kandungan, dengan demikian? Adakah penjelasan tanpa
spekulasi? Tentang siapakah Yesus sejak dalam kandungan, malaikat tersebut
menyediakannya bagi kita sebagaimana Injil Lukas mencatatkannya bagi kita:

-Ia adalah manusia: engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-
laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus-Lukas 1:31

-Ia adalah Allah: Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi-
Lukas 1:32

Sejak dalam kandungan ia adalah manusia dan ia adalah Allah yang disebut Anak Allah
Yang Mahatinggi. Terminologi Anak Allah Yang Mahatinggi ini sangat unik karena
dengan demikian  istilah “Anak” tidak akan menunjukan:

-relasi Yesus yang inferior atau lebih rendah daripada Allah, karena ia adalah Anak Allah
Yang Mahatinggi yang berelasi dengan  Allah Yang Mahatinggi:
“akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi” (Lukas 1:32)
“kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau” (Lukas 1:35)

-relasi yang bersifat biologis pada “Anak” tetapi menunjukan kedekatannya yang tak
terpisahkan dengan Allah bahkan sejak detik pertama ia adalah anak manusia sejati
dalam kandungan seorang perempuan bernama Maria, ia memiliki relasi yang tak
terpisahkan dengan Roh Kudus dan Allah:

"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi
engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah-
Lukas 1:35

Turun kepada Maria  sehingga Roh Kudus dan Allah memiliki relasi yang nyata dengan
Yesus sekalipun Ia adalah manusia.

Apa yang baru saja kita baca adalah Yesus sebagaimana disaksikan didalam Alkitab.
Kita baru saja membaca bagaimana Alkitab menjelaskan Allah bukan manusia masuk
kedalam dunia ini dalam rupa manusia. Surat Ibrani terkait ini  memberikan penjelasan 
yang sangat kuat  tentang siapakah Yesus itu. Mari kita memperhatikannya:

Ibrani 1:1-4 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman
akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia
tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah
menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah
dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan
setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang
Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama
seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.

Penjelasan Surat Ibrani ini adalah penjelasan bagi orang-orang Yahudi Kristen yang
dibuka dengan apakah tujuan kelahiran Yesus sebagai manusia ke dalam dunia ini. Di
sini telah menjadi lebih kuat untuk dikatakan bahwa Yesus memang Anak Allah Yang
Mahatinggi dalam makna  bukan merupakan allah yang lainnya lagi, diluar Allah itu
sendiri. Ini ditegaskan dengan menyatakan bahwa Yesus adalah:

-Cahaya kemuliaan Allah


-Gambar wujud Allah

Sehingga  memang tidak pernah terjadi tritheisme atau adanya 3 allah yang berbeda
satu sama lain, tetapi hanya ada satu Allah saja yang memiliki penciptaan dan
pemerintahan oleh Anak yang datang atau berasal dari Allah itu sendiri:
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara
kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia
telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada”

Siapakah Yesus terhadap Allah atau apakah Yesus itu


sebenarnya? Beginilah Alkitab pada Surat Ibrani menjelaskannya:

A. Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya

Kalau Yesus adalah Allah yang bersabda kepada manusia dengan mengutus dia yang
kemudian dinamai Yesus, maka jelas sekali hanya ada 1 sabda, 1 kehendak dan 1
pemerintahan. Tidak ada sabda Yesus dan tidak ada sabda Allah dan apalagi
pemerintahan Anak sebagai berbeda dengan pemerintahan Allah.

Ini sendiri dinyatakan oleh Yesus:


Yohanes 12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku
katakan dan Aku sampaikan
Yohanes 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak
Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang
dikerjakan Anak.
Yohanes 7:16 Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku
sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.
Yohanes 8:26 akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang
Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
Yohanes 8:28 Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia,
barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-
Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-
Ku.
Yohanes 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi
Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

Relasi Yesus dengan Allah terjadi sejak sebelum ia memiliki kemanusiaannya di dalam
rahim Maria, ibunya, karena untuk mengatakan Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku, itu sendiri sebuah kesatuan  yang bersifat kekal dan harus memiliki kekekalan yang
sama kekalnya dengan Allah  sementara ia memang manusia. Surat Ibrani sendiri
memiliki penjelasan soal Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku dalam cara yang
berbeda namun menunjukan hal yang sama bahwa memang “Aku di dalam Bapa dan
Bapa di dalam Aku” merupakan kebenaran Yesus sebagaimana Ia telah bersabda:
Ibrani 10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan
tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.

Jika dikatakan Ia masuk ke dunia, maka Ia  telah ada sebelum Ia ada; bahwa Ia telah
ada dalam kekekalan sebelum Ia sendiri ada di dalam waktu dan tempat dengan
memiliki tubuh kemanusiaanya (materi). Bahwa Ia  telah ada sebelum Ia ada, itu sendiri 
telah dinyatakan oleh Yesus:
Yohanes 8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Yohanes 17: 5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan
kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Yohanes 17:24 …agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Yohanes 6:26 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di
mana Ia sebelumnya berada?

B. Penyuci  Manusia dari kecemaran dan kuasa dosa


Ini hendak menyatakan bahwa Allah membenci dosa dan dosa mendatangkan
penghukuman- dosa bukan hal yang menyukakan Allah. Ini hendak menyatakan bahwa
manusia tidak dapat mendatangkan penyucian atas dirinya sendiri atas dosanya
sehingga bisa masuk kedalam hidup yang kekal. “Dan setelah Ia mengadakan
penyucian dosa,” itu menjelaskan apakah tujuan-Nya masuk ke dunia ini dengan tubuh
manusia melalui peristiwa kelahiran alami tetapi tanpa peristiwa biologis yang
bagaimanapun juga tetap memiliki tubuh kemanusiaan sebagaimana yang dimiliki
manusia.

Apakah benar, Yesus memiliki kuasa terhadap dosa manusia-manusia, sementara ia


sendiri adalah manusia? Pernahkah Yesus sekali saja menyatakan Ia dapat
mengampuni dosa dan kemudian meluputkannya dari ketentuan-ketentuan hukum
Taurat atau hukum Allah terkait dosa? Mari perhatikan hal berikut ini:
Markus 2:1-8,10 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke
Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang
berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara
Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-
Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat
membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di
atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu
terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu:
"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli
Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat
Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri? Tetapi Yesus
segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata
kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?... Tetapi supaya kamu
tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"

Kita harus memahami bahwa kuasa mengampuni dosa oleh Yesus disini sekuat dan
sekuasa pada Allah ketika mengampuni dosa seorang manusia. Itu sebabnya saat
Yesus berkata demikian, para ahli Taurat segera berpikir bahwa Yesus  telah menghujat
Allah, karena hanya Allah yang mengampuni dosa manusia!

Siapakah Yesus? Menjelaskannya lebih dari sekedar kompleks karena tidak ada satu
bentuk intelektualitas yang dapat menerima kebenaran semacam ini. Para ahli Taurat
telah membuktikannya: Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah
sendiri?

Apakah Yesus Allah? Tapi mengapa Ia manusia juga? Problemnya, Yesus tidak pernah
menyatakannya secara terbuka dan berulang-ulang. Apa yang Yesus tunjukan hanyalah
bukti-bukti yang lebih kuat dari perkataan, yaitu perbuatannya yang menyimpulkan
sebagaimana penghakiman para ahli taurat: siapa yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah sendiri!

Apakah Ia Allah? Ini bukan jawaban yang sederhana karena harus merujuk pada
siapakah Yesus sendiri dan bagaimana Ia sendiri menyatakan dirinya kepada dunia
selama ia ada di dunia dan tinggal di tengah-tengah manusia. Mari kita memperhatikan
penjelasan Surat Ibrani berikut ini:
Ibrani 2:7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih
rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan
hormat,
Ibrani 2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari
pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia
mengalami maut bagi semua manusia.
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya
oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;

Menjawab apakah Ia Allah, tak terlepas dari siapakah ia sementara ia adalah manusia!
Surat Ibrani kepada orang-orang Yahudi memberikan penjelasan mahapenting terkait
kemanusiaan Yesus:
1. Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua
malaikat Allah harus menyembah Dia."- Ibrani 1:6
2. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.Ibrani 10:5

3. Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah
dari pada malaikat-malaikat- Ibrani 2:7
Siapakah ia sementara ia adalah manusia menjadi sangat penting ketimbang mengejar
membabi buta  apakah ia adalah Allah, karena sentral pemberitaan Alkitab sendiri
adalah: Allah mengutus-Nya menjadi manusia. Seketika anda menyadari bahwa sentral
pemberitaan Alkitab adalah Allah mengutusnya menjadi manusia maka segera anda
akan begitu sukar untuk secara membabi buta mengejar penjelasan super lugas bahwa
ia adalah Allah. Kerena harus disadari bahwa tujuan kedatangannya kedalam dunia ini
bukan agar manusia secara gampang mengenali ia adalah Allah sekalipun ia adalah
Anak Allah yang Mahatinggi. Mari kita memperhatikan hal-hal  yang menunjukan bahwa
Ia memang diutus dalam sebuah keadaan yang lebih rendah untuk menunjukan bahwa
Ia adalah Allah:
1. Allah memang membawa Anak-Nya ke dalam dunia dalam kedaan yang lebih rendah
untuk memungkinkannya dikenali sebagai Allah: “Ketika Ia masuk ke dunia, engkau
telah menyediakan tubuh bagiku.” Ini menunjukan keadaan lebih rendah bukanlah
kehakikatan kekal padanya, sebagaimana Yesus sendiri telah menyatakannya:
Yohanes 17: 5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan
kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Yohanes 17:24 …agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Yohanes 6:26 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke
tempat di mana Ia sebelumnya berada?

Teks: O Haupt voll Blut un Wunden- JS Bach


Kita harus secara jujur menyatakan bahwa memang akan terjadi ketegangan yang tak
mudah bagi siapapun untuk menerima kebenaran semacam ini, sebab memahami 
kemanusiaan Yesus sebagai akibat: “Engkau telah membuatnya untuk waktu yang
singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat” akan   begitu  mustahil untuk
diterima kecuali konflik-konflik bagi manusia semacam ini dilepaskan saja. Yesus secara
terbuka menunjukan konflik ini sebagai hal yang otentik sekali kala berkata:
“bagaimanakah jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia
sebelumnya berada?” Yang menunjukan adanya sebuah kesementaraan pada
kerendahan Yesus dalam kemanusiaannya yang ternyata memiliki ketinggian yang tak
mungkin diterima atau dimengerti oleh manusia!

2. Keadaan lebih rendah itu adalah memiliki tubuh sebagaimana manusia: ‘Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka ” (Ibrani 2:14). 
Maka lengkaplah Ia semakin sukar untuk dikenali sebagai Allah, sebab “tubuh yang
dipersiapkan Allah bagi-Nya saat masuk ke  dalam dunia” ternyata didesain Allah
sedemikian rupa sehingga Yesus sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka. Terkait ini, bahkan Yesus mengajarkannya setelah Ia bangkit dari
kematian:
Lukas 24:36- Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba
berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi
kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan
tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul
keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini;
rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang
kamu lihat ada pada-Ku."

Apa yang kita saksikan di sini adalah Yesus sedang mengkomunikasikan dengan
tubuhnya yang dapat mengalami kematian dan kehancuran tentang kebangkitannya
dengan  menunjukan suratan yang telah ditorehkan kematian kepada tubuhnya yang
telah menang dari kematian itu sendiri. Itu sebabnya Ia berkata:
-lihatlah tanganku
-lihatlah kakiku
-rabahlah aku
-aku ada daging
-aku ada tulangnya

Sebagaimana juga pada peristiwa ini:


Yohanes 20:27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah
tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan
engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

Apakah pemberitaan termulia dan terakbar dan pada apakah


ditintakan, siapakah yang menintakannya dan siapakah pemberitanya? Tak
terbantahkan lagi jawabannya secara berurutan adalah:
 kematian dan kebangkitannya dari antara orang mati
 pada tubuhnya
 maut dan kematian sebagaimana telah disabdakan Yesus sebelumnya
 Yesus yang sebelumnya telah mati dan dikuburkan namun sekarang telah bangkit

Saya ingin menyatakan, bahwa sentralitas pemberitaan Yesus  bukanlah manusia yang
tak bersalah namun dikorbankan atau dikambinghitamkan, namun ia tetap setia pada
Allah sehingga ia terbukti adalah manusia yang suci atau manusia martir atau manusia
yang ilahi. Bukan itu sama sekali! Mengapa? Karena  hanya tubuh Yesus saja yang
sanggup masuk ke dalam kematian dan menaklukannya dan menuliskan  apa yang
menimpa tubuhnya selama ia berada dalam kematian, tepat pada tubuhnya sendiri.
Inilah tubuh yang bersabda kepada manusia, bukan lagi perkataan Yesus tetapi
tubuhnya menyabdakan sendiri kepada manusia-para muridnya bagaimana Ia telah
mengalahkan maut sekalipun maut itu sanggup meremukan tubuhnya. Sekali lagi
perhatikan bagaimana Yesus memberikan tubuhnya sendiri untuk bersabda kepada
para muridnya:

"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke
dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
Itu sebabnya menjadi sama seperti manusia ketika dikenakan pada Yesus harus
dijelaskan sebagaimana Yesus dan tubuhnya  telah menjelaskan. Ia sama seperti
manusia tidak ada kaitannya dengan kualitas-kualitas dosa yang bekerja pada tubuh
manusia. Sekalipun ia sama dengan manusia sehubungan dengan tubuhya itu, itu
semua sama sekali tidak boleh dilepaskan oleh ketakberdayaan  Yesus untuk menjadi
semacam allah lain yang lebih rendah dari Allah dan dapat berfirman dan bertindak
pada  dirinya sendiri:
Yohanes 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi
Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Harus dikatakan bahwa penjelasan Yesus  pada Yohanes 14:10 adalah penjelasan 
tunggal untuk memahami apakah yang dimaksudkan dengan:
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka
Bukan sama  sekali menunjukan  sebagaimana manusia dikuasai dosa maka Yesus pun
karena tubuhnya itu pun masuk ke dalam  keadaan dikuasai dosa sehingga ia sendiri
harus berjuang mati-matian untuk menaklukan dosa. Jika demikian maka kematiannya
tidak mungkin sama sekali diasosiasikan dengan:
Ibrani 2:14 … Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang
berkuasa atas maut;

Karena PENYUCIAN DOSA dikaitkan dengan MEMUSNAHKAN IBLIS YANG


BERKUASA ATAS MAUT maka hanya jika tubuh Yesus dan Yesus sendiri tidak dalam
pemerintahan maut, ia dapat mengalahkan maut SAAT IA SENDIRI MATI dalam
KUBUR, bukan pada saat Ia bangkit. Bukankah Maut dan Pemerintahan Maut dan
Kemenangan Yesus ditorehkan oleh maut dan kuasa kebangkitan pada tubuh yang
telah terlebih dahulu menjadi mayat dan dikuburkan? Bukankah Yesus
memberitakannya dengan tubuh yang dipenuhi berita kematian dan berita
kebangkitannya?!

Dan Yesus sendiri telah memberitakan kebenaran ini secara tajam:


Yohanes 12:23-24 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak
Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak
jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.
Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa,
selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Jika Ia Allah, masakan bisa mati? Allah tidak bisa dan mustahil mati tetapi isu utamanya
bukan “masakan Tuhannya Kristen bisa mati? Bukan itu! Tetapi bagaimana Allah
mendesain penebusan manusia di dalam kekekalan bersama  Roh Kudus dan Anak
melalui kematian Anak karena dikenakan Allah dengan tubuh manusia yang telah
dipersiapkannya. Jadi ketika Yesus berkata “untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini,”
Ia tidak sedang menyatakan Tuhan bisa mati sebagaimana manusia, tetapi Ia datang
dalam  desain dan kehendak Bapa untuk menggenapi apapun yang telah dituliskan
Allah didalam Kitab Suci.
Bukan Tuhan yang bisa mati! Tak pernah diberitakan Alkitab secara demikian. Tetapi Ia
adalah Sang Firman yang dibuat Allah dalam sementara waktu menjadi sama dengan
manusia agar dapat mengalami kematian yang menaklukan pemerintahan iblis:
Ibrani 2:9- Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari
pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia
mengalami maut bagi semua manusia
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya
oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
Hanya yang berdarah dan berdaging yang dapat mati! Tetapi Yesus berbeda sama
sekali sekalipun sama karena dalam keadaan yang sama seperti manusia, ia dalam
kematiannya MEMUSNAHKAN IBLIS.
Ini benar sekali, karena Yesus sendiri mengaitkan Ia datang untuk mati dikaitkannya
dengan KEBANGKITAN dan PENAKLUKAN IBLIS DALAM KEMATIAN:
Yohanes 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga
penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
Yohanes 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua
orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia
akan mati.
Allah bukan manusia! Itu sebuah kebenaran absolut. Tetapi secara bersamaan kita
harus memahami ketika Allah merendahkan Ia yang dibawanya masuk ke dalam dunia
dengan memberikannya tubuh manusia, tidak bermakna Allah adalah  manusia! Karena
tidak ada ada satupun manusia yang berjuang mati-matian menjadi Allah dapat memiliki
kuasa menaklukan iblis tepat pada saat ia sendiri mengalami kematian dan lalu dengan
tubuhnya sendiri yang telah mengalami kematian, mengalami kubur, mengalami
menaklukan iblis dalam kematian, memiliki kebangkitan menjadikan tubuhnya sebagai
penyabda kebenarannya itu sendiri!
Itu sebabnya Yesus sendiri adalah sebagaimana firman ini telah bersabda:
Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia
menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak
menepatinya?- Bilangan 23:19
Hal ini pun menjadi momentum penting untuk dijelaskan Yesus. Menjelaskan kebenaran
ini:
Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias
tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak
Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"- Yohanes 12:34
Kepada para murid-muridnya:
Lukas 24:19-21 "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang
nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan
seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah
menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal
kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa
Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
Lukas 24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa
lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan
para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam
kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia
dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari  kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Apakah Yesus telah berdusta karena Ia telah gagal menjadi Mesias bahkan mati?
Ataukah semua telah gagal untuk memahami bahwa Mesias harus mengalami kematian
dengan tujuan sebagaimana telah disaksikan oleh kitab Suci? Sebagaimana dinyatakan
Yesus:
Lukas 24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi
semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan
kitab Mazmur."
Yesus mati dalam kemanusiaannya, tetapi ia tidak mati sebagaimana manusia pada
umumnya karena kematiannya memiliki maksud untuk menghasilkan kehidupan kepada
siapa yang percaya, menerima dan hidup bagi Yesus berdasarkan hidup yang telah
diberikan kepadanya, hidup yang lepas dari pemerintahan maut:
Yohanes 5:24-25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang
kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-
orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan
hidup.
Tujuan Allah terhadap Yesus sangat erat kaitannya dengan mengapa Ia
menjadi manusia dan mengapa Ia harus mengalami kematian yang
mengucurkan darah di salib itu. Surat Ibrani kepada  jemaat  Tuhan yang adalah
orang-orang Yahudi menjelaskannya begini:
Ibrani 9: 11-28 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik
yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna,
yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, - dan
Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan
dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika
darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda
menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya
sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati
nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada
Allah yang hidup. Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru,
supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan,
sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan
selama perjanjian yang pertama. Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan
tentang kematian pembuat wasiat itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat
wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup.
Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah. Sebab
sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia
mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan
hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, sambil berkata: "Inilah darah
perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu." Dan juga kemah dan semua alat untuk
ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah. Dan hampir segala sesuatu
disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada
pengampunan. Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga
haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh
persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu. Sebab Kristus bukan masuk
ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja
dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah
guna kepentingan kita. Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan
diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus
dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-
ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja
menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya .
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu
dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk
menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi
tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang
menantikan Dia.

Yesus, kemanusiaannya, kematian dan kuasa serta tujuannya, kebangkitan dan


kenaikannya hanya tersedia didalam kebenaran yang dinyatakan Yesus sendiri dan
disebarkan oleh para rasulnya. Itulah sebabnya dalam salah sebuah epistelnya, rasul
Yohanes memulainya dengan memberitakan kemanusiaan Yesus, tubuh kematian dan
tubuh kebangkitannya sebagai sumber sabda satu-satunya yang benar, ilahi dan kudus:
1 Yohanes 1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah
kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba
dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
tidak ada kebenaran diluar sabda Yesus sendiri mengenai dirinya sendiri!
Soli Deo Gloria

Anda mungkin juga menyukai