Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR PERIKSA

PEMANTAUAN DAN EVALUASI INDIKATOR PENERAPAN SRA PADA SATUAN


PENDIDIKAN

1. Nama Sekolah :
2. Desa/Kelurahan :
3. Kecamatan :
4. Kabupaten/Kota :
5. Provinsi :
6. Peran Pemangku Kepentingan Utama :
NO INDIKATOR JAWABAN JUMLAH VERIFIKASI
PARTISIPAN

a. Anak Ya Tidak P L
a. Peserta didik melembagakan ragam
aktivitas penerapan SRA sesuai
minat, bakat, dan kemampuannnya di
sekolah/madrasah masing-masing
b. Peserta didik menjadi tutor sebaya
untuk menerapkan SRA di rumah,
komunitas, sekolah/madrasah
terdekat.
c. Peserta didik dapat berpartisipasi aktif
dalam penerapan Sekolah Ramah
Anak melalui koordinasi Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk
SMP/SMPLB/MTs/SMA/MA/SMK
atau melalui komunitas anak untuk
usia SD/MI/SDLB di Forum Anak.
b Keluarga
a. Prinsip-prinsip dan nilai-nilai SRA
diterapkan oleh orangtua/wali dan
anggota keluarga dalam pendidikan,
perawatan dan pengasuhan anak sejak

1|Evaluasi MeSRA
usia dini untuk menjamin
kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak;
b. Keluarga terutama orangtua/wali
mendukung peningkatan partisipasi
anak dalam upaya penerapan SRA
mulai dengan menggiatkan Obrolan
Pendidikan Ramah Anak di rumah
kemudian dalam pertemuan orangtua
murid dan guru di kelas dan dalam
pertemuan komite sekolah/madrasah ;
c. Keluarga terutama orangtua/wali
bersama-sama dengan warga
sekolah/madrasah termasuk anak
perempuan dan anak laki-laki,
menyusun Rencana Aksi Menuju
SRA dalam pertemuan komite
sekolah/madrasah; dan
d. Keluarga dapat bergabung dalam
komunitas yang mendukung anak-
anak mereka dalam mempelajari,
memantau dan menyebarluaskan
penerapan SRA.
C Satuan Pendidikan
a. Menyusun dan mengintegrasikan
Rencana Aksi Menuju SRA kedalam
kebijakan satuan pendidikan;
b. Koordinasi dengan para pemangku
kepentingan termasuk anak
perempuan dan laki-laki melalui
pertemuan Komite sekolah/madrasah;
c. Menerapkan SRA; dan
d. Menyusun pelaporan penerapanSRA.

8. Pemeriksaan Capaian Indikator SRA untuk setiap ruang lingkup

2|Evaluasi MeSRA
NO INDIKATOR JAWABAN VERIFIKASI
1 2 3 4
a. PENGEMBANGAN KURIKULUM YA TIDAK
i. Tersedianya kesempatan belajar dan
tempat belajar yang sama dalam jarak
yang terjangkau oleh anak perempuan
dan anak laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus yaitu
setara dengan berjalan kaki maksimal 3
km untuk SD/MI/SDLB dan 6 km untuk
SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB dari
kelompok permukiman permanen di
daerah terpencil
ii. Satuan pendidikan menyelenggarakan
proses pembelajaran dengan kegiatan
tatap muka sesuai standar pelayanan
minimal (SPM) yaitu SD dengan SPM
pendidikan dasar, SMA sesuai dengan
SPM Pendidikan Menengah, SMK/sesuai
dengan SPM Pendidikan Menengah
Kejuruan, MI/MTs/MA/MAK sesuai
dengan SPM Madrasah.
iii. Tersedianya sistem pembelajaran yang
inklusif dalam kegiatan ekstrakurikuler
yang membuka kesempatan bagi anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus
untuk belajar, memanfaatkan waktu
luang dan berkegiatan budaya bersama
teman sebaya.
iv. Adanya kepastian/keterjaminan tidak ada
anak yang sampai menderita karena
perlakuan diskriminasi didalam kelas

3|Evaluasi MeSRA
maupun diluar kelas dalam
pengembangan kurikulum di
sekolah/madrasah.
v. Adanya pengembangan kurikulum yang
bermutu dengan menggunakan materi dan
bahan ajar yang relevan dengan keseharian
peserta didik termasuk dalam keadaan
darurat.
vi. Adanya ragam model penilaian dan
evaluasi perkembangan belajar peserta
didik yang menjadikan kepentingan
terbaik anak perempuan dan laki-laki
termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus sebagai pertimbangan
utama.
vii. Tersedianya ragam bahan ajar yang
memenuhi kebutuhan belajar anak
perempuan dan laki-laki termasuk anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus
sesuai minat, bakat dan tingkat
kemampuannya dengan kualitas/mutu
dan relevan dengan nilai-nilai luhur dan
lingkungan yang layak anak.
viii. Tersedia ragam metoda pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dan tanggap terhadap
perubahan kebutuhan dan cara belajar
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan
khusus dan/atau pendidikan layanan
khusus.
ix. Tersedianya wahana pengembangan
komunitas anak sesuai dengan minat dan
tumbuh kembang anak perempuan dan

4|Evaluasi MeSRA
laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus dan/atau
pendidikan layanan khusus.
x. Adanya lingkungan yang mendukung
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan
khusus dan/atau pendidikan layanan
khusus didengar pendapatnya dan
ditanggapi dengan sungguh-sungguh
selama proses pembelajaran, penilaian
dan saat evaluasi hasil belajar.
xi. Memfasilitasi anak perempuan dan laki-
laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus untuk mengekspresikan
diri melalui seni – musik, gambar, drama
dan dalam bentuk lainnya sesuai minat,
bakat dan kemampuan anak secara
individu maupun dalam komunitas

b. SARANA DAN PRASARANA


i. Bangunan
a) Tersedia 1 (satu) ruang kelas untuk
setiap rombongan belajar yang
dilengkapi dengan meja dan kursi yang
memenuhi persyaratan untuk peserta
didik perempuan dan laki-laki, guru serta
papan tulis.
b) Di setiap SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB tersedia
ruang laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang memenuhi
persyaratan untuk 36 peserta didik
perempuan dan laki-laki dan minimal 1
set peralatan praktek IPA untuk
demonstrasi dan eksperiment peserta

5|Evaluasi MeSRA
didik.
c) Di setiap SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB tersedia
satu ruang guru yang dilengkapi dengan
meja dan kursi untuk satu orang guru,
kepala sekolah, dan tenaga kependidikan
lainnya.
d) Setiap SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB
menyediakan ruang kepala sekolah yang
terpisah dari ruang guru.
e) Bagunan mampu meredam getaran dan
kebisingan yang mengganggu kegiatan
pembelajaran.
f) Ukuran pengait jendela mudah diakses
oleh orang dewasa sesuai dengan ukuran
ruang dan ketinggian anak;
g) Untuk ruang kelas tidak dianjurkan
menggunakan jendela yang gampang
dipanjat oleh anak-anak;
h) Bangunan bertingkat dilengkapi tangga
dan sarana yang memenuhi persyaratan
keselamatan, kemudahan termasuk
kelayakan bagi anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus,
kenyamanan dan keamanan;
i) Obyek-obyek dan zona yang berbahaya
di sekitar sekolah/madrasah dikenali dan
dipahami oleh peserta didik;
j) Bangunan memenuhi persyaratan
kesehatan sesuai dengan indikator
sekolah sehat;
k) Bahan bangunan yang aman bagi
kesehatan pengguna bangunan dan tidak

6|Evaluasi MeSRA
menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan;
l) Tersedia ruang konseling khusus;
m) Tersedianya ruang terbuka hijau;
n) Tersedianya titik kumpul yang aman jika
terjadi bencana;
o) Tersedia sumber air dan energi yang
aman, sehat dan bersih dalam jumlah
yang memadai termasuk bagi anak;
p) Risiko-risiko yang ditimbulkan pembawa
penyakit telah diminimalkan misalnya:
genangan air, lubang, bangunan kosong
dan kotor, galian yang dapat menjadi
tempat pembiakan bagi binatang
penyebar penyakit;
q) Harus dipastikan bersama instansi terkait
dan masyarakat bahwa kawasan sekitar
sekolah terbebas dari ancaman asap
rokok, narkoba, pornografi dan pengaruh
lingkungan yang buruk bagi
kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak;
r) Letak sekolah jauh dari keramaian, tidak
berdekatan dengan pusat perbelanjaan,
terminal dan pusat keramaian lainnya;
s) Tersedianya kamar mandi (WC) yang
terpisah untuk anak perempuan dan anak
laki-laki yang aman, sehat dan bersih
serta tersedia dengan jumlah kamar
mandi/WC untuk anak perempuan lebih
banyak dari anak laki-laki, dalam rasio
yang memadai (1:40 untuk WC laki-laki
dan 1:25 untuk WC perempuan);
t) Tersedianya kantin sehat dan makanan
yang sehat, halal dan baik sesuai
peraturan perundang-undangan yang

7|Evaluasi MeSRA
berlaku di Indonesia.
u) Tersedia ruang untuk perpustakaan;
ii. Halaman
a) Tersedia fasilitas bermain yang memenuhi
persyaratan keselamatan, kesehatan,
kemudahan, kenyamanan dan keamanan
bagi kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak perempuan dan laki-laki
termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus.
b) Saluran air hujan di halaman mampu
menyerap air hujan dengan cepat dan tidak
membahayakan bagi anak-anak yang
melintas di dekatnya.
iii. Perabot
a) Perabot kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik;
b) Desain sesuai dengan kelompok usia
peserta didik dan tinggi badan anak
perempuan dan anak laki-laki;
c) Desain meja memiliki penutup
pandangan agar peserta didik
perempuan duduk dengan nyaman;
d) Meja dan kursi cukup kuat untuk
tempat berlindung sementara ketika
terjadi bencana;
e) Meja dan kursi bersudut tumpul;
f) Perletakan meja dan kursi kelas harus
memperhatikan ruang gerak yang
nyaman bagi pemakai kursi roda dan
kondisi darurat;
g) Mengatur tempat duduk yang
menjamin kenyamanan anak untuk
berinteraksi dengan teman sebaya dan

8|Evaluasi MeSRA
guru;
h) Papan tulis ditempatkan pada posisi
yang memungkinkan seluruh peserta
didik menjangkau dan melihat tulisan
dengan jelas;
i) Stop kontak tinggi lebih kurang 1,5
meter, tidak terjangkau oleh anak dan
bisa ditutup;
j) Tiang teras bersudut tumpul;
k) Khusus untuk sekolah/madrasah di area
pantai dan daerah banjir tersedia perahu
karet/pelampung;
l) Tersedia Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) seperti karung goni, ember, air
atau pasir;
m) Perletakan lemari dan hiasan dinding di
dalam ruang kelas harus kuat
menempel di dinding agar tidak mudah
lepas jika terjadi goncangan;
n) Hal-hal yang terkait dengan kelistrikan
harus tertata rapi, terletak di luar
jangkauan anak-anak dan mudah
diawasi dan dirawat;
o) Tersedia sarana bagi anak untuk
memajang hasil karya masing-masing
seperti papan buletin, sudut khusus
yang dirancang bersama anak
perempuan dan laki-laki termasuk
anak-anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus;
p) Tersedia sarana untuk menjaga
kebersihan secara teratur; dan
q) Tersedia fasilitas dan perlengkapan
untuk menumbuhkan minat, bakat dan
kemampuan anak di bidang akademik,

9|Evaluasi MeSRA
seni, keterampilan dan olahraga.
iv. Buku dan Sumber Belajar
a) Buku-buku tidak mengandung materi-
materi yang mendiskriminasikan
perempuan dan/atau laki-laki (bias
gender) termasuk anak-anak yang
memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus;
b) Tidak mengandung unsur-unsur
kekerasan, pornografi dan pelecehan;
c) Setiap sekolah dan madrasah
menyediakan buku teks yang sudah
ditetapkan kelayakannya oleh
pemerintah untuk setiap mata pelajaran
dengan perbandingan 1 set untuk setiap
peserta didik perempuan dan laki-laki
termasuk anak-anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus di sekolah/madrasah.
d) Setiap SD/MI/SDLB memiliki 100
judul buku pengayaan dan 10 buku
referensi serta setiap
SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB memiliki
200 judul buku pengayaan dan 20 judul
buku referensi sebagai sumber belajar
yang menunjang gerakan aman, sehat,
hijau, inklusi dan ramah anak dengan
dukungan keluarga dalam rasio yang
memadai, menambah wawasan dan
disukai anak-anak.
e) Setiap sekolah dan madrasah
menyediakan alat peraga dan bahan ajar
dengan rasio yang memadai untuk
setiap rumpun mata pelajaran.

10 | E v a l u a s i M e S R A
v. Fasilitas dan Perlengkapan Untuk
Bermain dan Olah Raga
a) Tersedia dalam rasio yang memadai dan
terjangkau oleh setiap anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus.
b) Tidak mengandung unsur-unsur yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan.
c. PENDIDIK DAN TENAGA PENDIDIK
i. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6
(enam) orang guru untuk setiap satuan
pendidikan dan untuk daerah khusus 4
(empat) orang guru setiap satuan
pendidikan;
ii. Di setiap SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK tersedia 1 (satu)
orang guru untuk setiap mata pelajaran
dan untuk daerah khusus tersedia satu
orang guru untuk setiap rumpun mata
pelajaran;
iii. Di setiap SD/MI/SDLB tersedia 2 (dua)
orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademi S-1 atau D – lV dan 2(dua)
orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik,
iv. Di setiap SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK /SMLB tersedia
guru dengan kualifikasi akademik S-
1atau D – lV sebanyak 70 % dan separuh
diantaranya (35 % dari keseluruhan
guru) telah memiliki sertifikat pendidik
untuk daerah khusus masing-masing
sebanyak 40% dan 2 0 %.

11 | E v a l u a s i M e S R A
v. Disetiap SMP/MT/SMPLB dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB tersedia
guru dengan kualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertfifikat
pendidik masing-masing untuk mata
pelajaran Matematika, IPA, Bahasa
Indonesia, dan Bahasa Inggris.
vi. Semua kepala SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, dan
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV
dan telah memiliki sertfifikat pendidik.
vii. Semua pengawas sekolah dan madrasah
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV
dan telah memiliki sertfifikat pendidik.
viii. Setiap guru tetap bekerja 37, 5 jam
perminggu disatuan pendidikan,
termasuk melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing
atau melatih peserta didik dan
melaksanakan tugas tambahan.
ix. . Setiap guru menerapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
peduli anak dan berwawasan gender
serta disusun berdasarkan silabus untuk
setiap mata pelajaran yang diampunya
termasuk untuk pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus.
x. Ada guru yang mengikuti pelatihan
penerapan sekolah/madrasah aman,
sehat, hijau, inklusi dan ramah anak di
sekolah/madrasah dengan dukungan
keluarga.
xi. Ada perlindungan dan bantuan hukum
bagi guru dan tenaga kependidikan

12 | E v a l u a s i M e S R A
sebagai pekerja profesi.
xii. Kepala sekolah/madrasah memberikan
dukungan dan melakukan supervisi kelas
bagi guru untuk mengembangkan model-
model PAIKEM bagi anak serta
memberikan umpan balik kepada guru 2
kali dalam setiap semester.
xiii. Guru mengembangkan materi dan bahan
ajar yang bermutu dan relevan dengan
nilai-nilai luhur dan lingkungan yang
layak anak.
xiv. Guru mengembangkan suasana belajar
dan proses pembelajaran di
sekolah/madrasah kepada anak
perempuan dan laki-laki termasuk anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus
sesuai dengan tumbuh kembang minat,
bakat dan kemampuan masing-masing.
xv. Tersedianya Guru Bimbingan dan
Konseling yang peduli anak perempuan
dan laki-laki termasuk anak yang
memerlukan pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus dengan rasio
yang memadai.
xvi. Setiap guru mengembangkan dan
menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan
belajar peserta didik perempuan dan laki-
laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan atau pendidikan
layanan khusus berdasarkan prinsip
kepentingan terbaik anak.
xvii. Setiap guru menyampaikan laporan hasil
evaluasi mata pelajaran serta hasil
penilaian setiap peserta didik kepada

13 | E v a l u a s i M e S R A
kepala sekolah pada akhir semester
dalam bentuk laporan hasil prestasi
belajar peserta didik.
xviii. Tersedianya tenaga kependidikan yang
mendukung penerapan gerakan aman,
sehat, hijau, inklusi dan ramah anak
dengan dukungan keluarga
d. PENGELOLAAN
i. Pemerintah Kota/Kabupaten memiliki
rencana dan melaksanakan kegiatan untuk
membantu satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum dan proses
pembelajaran yang efektif.
ii. Kunjungan pengawas ke satuan
pendidikan dilakukan 1 kali setiap bulan
dan setiap kunjungan selama 3 jam untuk
melakukan supervisi dan pembinaan.
iii. Kepala sekolah/madrasah menyampaikan
laporan hasil ulangan kepada orang tua
peserta didik dan menyampaikan
rekapitulasinya kepada dinas pendidikan
Kabupaten/Kota atau kantor kementerian
agama di Kabupaten/Kota pada setiap
akhir semester.
iv. Setiap satuan pendidikan menerapkan
prinsip-prinsip sekolah ramah anak dalam
manajemen berbasis sekolah.
v. Jumlah peserta didik dalam setiap
rombongan belajar untuk SD/MI tidak
melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs
dan SMA/MA/SMK/MAK tidak melebihi
36 orang.
vi. Adanya partisipasi anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus dalam penyusunan rencana

14 | E v a l u a s i M e S R A
program/kegiatan sekolah/madrasah.
vii. Tersedianya pengelolaan UKS yang
mendukung upaya penerapan gerakan
sekolah/madrasah aman dari bencana,
adiwiyata, bersih dan sehat, sekolah hijau,
sekolah hebat, lingkungan inklusif dan
ramah pembelajaran dan model-model
pendidikan ramah anak lainnya.
viii. Adanya sistem pengelolaan kantin
sekolah/madrasah yang menyediakan
makanan yang sehat, halal, baik dan
bergizi.
ix. Adanya manajemen berbasis
sekolah/madrasah yang peduli anak.
x. Adanya koordinasi sekolah/madrasah
secara teratur dengan komite
sekolah/madrasah dan/atau dewan
pendidikan setempat untuk
mengidentifikasi anak-anak usia sekolah
yang tidak menikmati hak atas pendidikan.
xi. Komite sekolah/madrasah mendukung
program wajib belajar.
xii. Tersedianya sistem yang dapat memeriksa
kehadiran peserta didik dan mengatasi
masalah yang terkait dengan
ketidakhadiran mereka.
xiii. Komite sekolah/madrasah memfasilitasi
kerjasama para pemangku kepentingan.
xiv. Tersedia standar operasional prosedur
dan/atau atau kode etik yang disusun,
disepakati dan dipahami oleh semua
peserta didik perempuan dan anak laki-
laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus mengenai: tata tertib, anti
kekerasan, anti pelanggaran hak (bullying,

15 | E v a l u a s i M e S R A
perpeloncoan, pelecehan,
penggunaan/pembawaan senjata dan
praktik pelanggaran hak anak lainnya) dan
gerakan aman, sehat, hijau, inklusi dan
ramah anak dengan dukungan keluarga.
xv. Adanya gerakan peduli terhadap
keselamatan dan keamanan anak
perempuan dan laki-laki termasuk anak
yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus tidak
hanya di dalam lingkungan
sekolah/madrasah tetapi juga selama
dalam perjalanan menuju
sekolah/madrasah.
xvi. Melaksanakan latihan simulasi prosedur
evakuasi dan tanggap darurat yang
dilaksanakan secara periodik.
xvii. Komite sekolah/madrasah membentuk
Tim Pengembang SRA yang melibatkan
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus dan
pendamping mereka.
xviii. Peraturan penerimaan peserta didik di
sekolah/madrasah mengutamakan
kepentingan terbaik anak.
xix. Adanya kriteria penerima beasiswa yang
disusun secara partisipatif dengan
dukungan akuntabilitas dan
kepastian/keterjaminan terutama untuk
mencegah anak putus sekolah.
xx. Mengembangkan mekanisme pemantauan
dan evaluasi penerapan SRA yang
melibatkan para pemangku kepentingan
termasuk anak yang memberikan perhatian
mengenai kecukupan gizi anak, kondisi

16 | E v a l u a s i M e S R A
kesehatan anak, kelangsungan hidup,
tumbuh kembang dan partisipasi anak
termasuk dalam keadaan darurat.
e. PEMBIAYAAN
i. Pemerintah dan pemerintah kabupaten/kota
mengalokasikan sekurang-kurangnya 20
(duapuluh) persen dari anggaran
pembangunan dalam menjamin
keberlanjutan dan kesetaraan bagi semua
anak perempuan dan laki-laki termasuk
anak yang memerlukan pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus dapat
menikmati hak atas pendidikan.
ii. Adanya partisipasi para pemangku
kepentingan termasuk anak perempuan dan
laki-laki termasuk anak yang memerlukan
pendidikan khusus dan/atau pendidikan
layanan khusus dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan laporan
pembiayaan yang transparan untuk
kegiatan-kegiatan yang didanai APBN,
APBD, dan sumber dana lainnya di
sekolah/madrasah.
iii. Kegiatan penyusunan, penetapan,
pelaporan, monitoring dan evaluasi,
pembinaan dan pengawasan, pembangunan
sistem informasi manajemen serta
pengembangan kapasitas untuk mendukung
sekolah ramah anak merupakan tugas dan
tanggung jawab pemerintah.
iv. Kegiatan penerapan, pencapaian
kinerja/target, pelaporan, monitoring dan
evaluasi, pembinaan dan pengawasan,
pembangunan dan sistem informasi
manajemen serta pengembangan kapasitas
merupakan tanggung jawab pemerintah

17 | E v a l u a s i M e S R A
daerah dibebankan kepada APBD.

18 | E v a l u a s i M e S R A

Anda mungkin juga menyukai