Anda di halaman 1dari 45

ANALISIS PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU DARI

HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA

RAHMAT HIDAYAT
105950028311

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH MAKASSAR
2015
ANALISIS PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU DARI HUTAN
RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA

RAHMAT HIDAYAT
105950028311

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Kehutanan


Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul:

ANALISIS PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU DARI HUTAN


RAKYAT KABUPATEN BULUKUMBA.

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Makassar, Agustus 2015

RAHMAT HIDAYAT
105950028311

iv
@ Hak cipta milik Universitas Muhammadiyah Makasassar, tahun 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang


1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Universitas
Muhammadiyah Makassar.

v
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Rahmat Hidayat, lahir pada tanggal 03 Juli 1993 dan

tinggal di Kabupaten Bulukumba Anak Ke (3) dari 4

bersaudara dari pasangan Ayah Zainullah Asis dan Ibu

Nurhayati.

Riwayat Pendidikan :

1. Tamat Sekolah Dasar Negeri 03 Kasimpuren 2005

2. Tamat persatuan Guru republik indonesia ( PGRI ) bulukumba 2008

3. Tamat sekolah menegah kejuruan ( SMK ) 1 bulukumba 2011

4. Tahun 2011 dengan mengambil Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar dan tamat pada tahun 2015 dengan

judul Skiripsi ’’ Analisis Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Dari Hutan

Rakyat Kabupaten Bulukumba.

vi
ABSTRAK

RAHMAT HIDAYAT 105950028311. Penatausahaan hasil hutan kayu yang


berasal dari hutan rakyat di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba Di
bimbing oleh Hikmah dan Muhammad. Daud.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan produksi hasil hutan
yang berasal dari hutan rakyat yang diedarkan di Kabupaten Bulukumba.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yakni Maret sampai April 2015
Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk
mengambil dokumentasi dan alat tulis untuk memudahkan pencatatan dan
keterangan lainnya dari lapangan jenis data yang dikumpulkan meliputi jumlah
Kapasitas tempat penampungan terdaftar, jenis kayu , jumlah kayu masuk jumlah
kayu kluar, jumlah industri. Hasil penelitian menujukkan bahwa Kabupaten
Bulukumba terdapat sebanyak 59 industri Sawmill, Produksi kayu masuk dari luar
Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 sebesar 17.405,2075 M3, terbagi di
beberapa jenis kayu antara lain Kayu Merantin 748,9110 M3, Kayu Rimba
Campuran 16.533,1145 M3, Kayu Jati 123,1820 M3.
.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

atas Rahmat dan Ridho-Nyalah sehingga penulisan Skripsi dengan judul “

Analisis Penata Usahaan Hasil Hutan Kayu Dari Hutan Rakyat ”, dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan-kekurangan. Berkat bimbingan dan dorongan dari semua pihak

akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan tenggang waktu yang telah

ditentukan dan Penulis berharap agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya dan khususnya bagi Penulis pribadi. Oleh karena itu Penulis

menghaturkan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Ayahanda, Ibunda

dan segenap keluarga serta pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi

hingga selesainya skripsi ini. Serta Penulis mengucapkan terimah kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibunda Husnah Latifah S.Hut.,M.Si selaku Ketua Prodi dan Ibunda

Hikmah S.Hut.,M.Si dan Ayahanda Muh. Daud, S.Hut, M.Si selaku

pembimbing serta seluruh staf pengajar/Dosen dan Karyawan di Fakultas

Pertanian yang telah memberikan banyak didikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Terpenting dan teristimewa kepada para sahabat-sahabatku yang selalu

setia memberiku suport dalam perjalanan menyelesaikan skripsi ini.

viii
3. Terimah kasih juga sebesar-besarnya kepada Ayahanda Zainullah Aziz

dan Ibunda Nurhayati tercinta dan saudara Syamsul Rijal dan Asrina,

yang memberi pengorbanan mulia demi masa depan Penulis, serta

senantiasa berdo’a yang menjadi penerang langkah mencapai cita-cita.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, Penulis memohon semoga

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini

diberikan pahala yang setimpal, Amin…..

Makassar, Agustus 2015

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI iii

PERNYATAAN MENGENAI SKIRPSI iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN xi

I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 2
1.4. Manfaat penelitian 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Hutan 4
2.2 Hasil Hutan 5
2.3 Hutan Rakyat 5
2.4 Penatausahaan Hasil Hutan 8
2.5 Kebijakan Penatausahaan Hasil Hutan rakyat 9

x
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Penelitian 10
3.2. Objek dan Alat Penelitian 10
3.3. Metode Penelitian 11
3.4. Jenis Data 12
3.5. Teknik Pengumpulan Data 11
3.6. Analisis Data 11

IV. KEADAAN UMUM LOKASI


4.1. Sejarah dan Letak Wilayah 14
4.2. Letak Wilayah Kawasan Hutan 14
4.3. Iklim 15

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1. Pemegan Izin Tempat Penampungan Terdaftar 16
5.2. Produksi Kayu Dari Tempat Penampungan Terdaftar Dan Kayu
Masuk di Kabupaten Bulukumba 22
5.3. Dasar Pelaksanaan Kegiatan Penatausahaan hasil Hutan Kayu 23
5.4. Penatausahaan Hasil Hutan di Kabupaten Bulukumba ……….. 24

VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan 26
6.2. Saran 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Jumlah Industri Pemengan Tempat Penampungan Terdaftar 15

2. Jumlah Produksi Tempat Penampungan Terdaftar 16

3. Produksi Kayu Dari Hutan Rakyat Di Kabupaten Bulukumba 16

4. Jumlah Produksi Kyu dari Izin Usaha Industri Pemanfaatan Hasil Hutan 23

5. Jumlah Produksi Kayu Masuk Dari Luar Kabupaten Bulukunba …………. 22

6. Jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT ) 26

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT ) 26

2. Peta kabupaten Bulukumba 27

3. Dokumentasi Kegiatan Penelitian 28

4. Persuratan 29

xiii
xiv
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Undang – undang 41 tahun 1999 hutan adalah suatu kesatuan

ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumberdaya alam hayati yang

didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, dimana antara

yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.Hutan memegang peranan

yang amat penting bagi masyarakat pedesaan/petani.Salah satu alasan yang

mendasari hal tersebut adalah pohon yang tumbuh di dalam hutan memiliki nilai

ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pertanian.

Penertian Hasil hutan secara luas adalah semua benda hayati yang berasa

dari hutan di sebut hasil hutan benda hayati itu dapat beruoa nabati atau hewani

sedangkan pengertian secara sempit adalah yang berupa nabati dapat di bagi

menjadi 2 yaitu kayu dan non kayu.

Menurut peraturan menteri kehutanan nomor P.30/Menhut-II/2012

Penatausahaan adalah hasil hutan yang berasal dari hutan hak adalah kegiatan

yang meliputi pemanenan atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis,

pengakungkutan atau peredaran dan pengumpulan serta pengelolahan dan

pelaporan.Sedangkan hutan rakyat adalah hutan yang berasal pada tanah atau

lahan masyarakat yang telah dibebani hak atas tanah di luar kawasan hutan

Negara.

Setiap hasil hutan hak yang akan diangkut dari lokasi tebangan atau tempat

pengumpulan di sekitar tebangan ke tujuan, wajib dilengkapi Nota Angkutan atau

Nota Angkutan Penggunaan Sendiri atau Surat Ketengan Asal Usul, yang

1
merupakan dokumen angkutan hasil hutan dari hutan hak yang berlaku untuk

seluruh wilayah Republik Indonesia.Ada pun dokumen-dokumen yang digunakan

dalam pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak antara lain Nota

Angkutan, Nota Angkutan Pengunaan Sendiri, Surat Keteragan Asal Usul

(SKAU).

Salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang terdapat industri sawmill

yaitu di Kabupaten Bulukumba. Masyarakat Kabupaten Bulukumba masih

menggantungkan hidupnya pada sumberdaya alam. Salah satu Aktifitas

masyarakat Kabupaten Bulukumba adalah pada memanfaatkan hasil hutan. Untuk

mengetahui lebih lanjut terhadap penatagunan hasil hutan yang berasal dari hutan

kayu maka dilakukan penelitian ini.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan pada penelitian ini yaitu apa saja jenis dan produksi

hasil hutan yang berasal dari hutan rakyat yang diedarkan di Kabupaten

Bulukumba ?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis dan produksi hasil

hutan yang berasal dari hutan rakyat yang diedarkan di Kabupaten Bulukumba

2
1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Untuk mengetahui cara melakukan peredaran hasil hutan kayu yang berasal

dari hutan rakyat Kabupaten Bulukumba.

2. Untuk memberi masukan kepada Dinas Kehutanan Dan Perkebunan khususnya

bagian peredaran hutan kayu dalam melakukan pengawasan dan pembinaan

peredaran hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak.

3. Untuk bahan masukan bagi lembaga pendidikan khusus program studi

pertanian.

4. Bahan informasi dan rekomendasi bagi kepentigan dalam penatagunaan hasil

hutan

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hutan

Hutan adalah suatu areal yang luas dikuasai oleh pohon, tetapi hutan

bukan hanya sekedar pohon. Termasuk di dalamnya tumbuhan yang kecil seperti

lumut, semak belukar dan bunga-bunga hutan. Di dalam hutan juga terdapat

beranekaragam burung, serangga dan berbagai jenis binatang yang menjadikan

hutan sebagai habitatnya, Pohon tidak dapat dipisahkan dari hutan, karena

pepohonan adalah vegetasi utama penyusun hutan tersebut.Selama

pertumbuhannya pohon melewati berbagai tingkat kehidupan sehubungan dengan

ukuran tinggi dan diameternya. ( Arief.A 2001 )

Iklim, tanah dan air menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang dapat

hidup di dalam hutan tersebut.Berbagai kehidupan dan lingkungan tempat hidup,

bersama-sama membentuk ekosistem hutan.Suatu ekosistem terdiri dari semua

yang hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik) pada daerah tertentu dan terjadi

hubungan didalamnya.

Ekosistem hutan mempunyai hubungan yang sangat kompleks.Pohon dan

tumbuhan hijau lainnya menggunakan cahaya matahari untuk membuat

makanannya, karbondioksida diambil dari udara, ditambah air (H2O) dan unsur

hara atau mineral yang diserap dari dalam tanah. ( Nasir Moh. 1999 )

Undang-Undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, mendefinisikan

hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya

alam hayati yang didominasi jenis pepohonan dalam persekutuan dengan

lingkungannya, yang satu dengan lain tidak dapat dipisahkan. ( Anonim 1999 )

4
Hutan merupakan suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang

hidup dalam lapisan dan permukaan tanah, yang terletak pada suatu kawasan dan

membentuk suatu ekosistem yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamis.

( Darusman 2006 )

2.2. Hasil Hutan

Penertian Hasil hutan secara luas adalah semua benda hayati yang berasa

dari hutan di sebut hasil hutan benda hayati itu dapat beruoa nabati atau hewani

sedangkan pengertian secara sempit adalah yang berupa nabati dapat di bagi

menjadi 2 yaitu kayu dan non kayu.

2.3. Hutan Rakyat

Menurut Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

disebutkan bahwa hutan rakyat adalah hutan hak yang berada pada tanah yang

dibebani hak milik. Pengertian ini mencakup semua hutan yang tumbuh di atas

lahan milik rakyat, baik petani perseorangan maupun bersama-sama atau badan

hukum.

Sementara menurut Pramono (2010), hutan rakyat dapat diartikan sebagai

tanaman kayu yang ditanam pada lahan-lahan milik masyarakat.Keberadaan hutan

rakyat di Indonesia semakin penting karena turut menyumbang pasokan

kebutuhan kayu bagi industri perkayuan.

Disamping itu hutan rakyat merupakan salah satu sarana dalam upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang tinggal di pedesaan.

Keberadaan hutan rakyat menurut Darusman (2006), telah ada dan sejak puluhan

tahun yang lalu diusahakan dan terbukti sangat bermanfaat, tidak hanya bagi

5
pemiliknya, tapi juga masyarakat dan lingkungannya. Sekalipun demikian pada

awalnya keberadaan dan peran hutan rakyat kurang dilirik oleh para birokrat,

peneliti maupun ilmuwan pada umumnya, hingga adanya temuan hasil penelitian

IPB ( institut Pertanian Bogor ) pada tahun 1976 dan UGM ( Universitas Gadjah

Mada pada tahun 1977 tentang konsumsi kayu pertukangan dan kayu bakar di

Jawa yang ternyata sebagian besar disediakan oleh hutan rakyat.

Sejak saat itu muncul keyakinan bahwa hutan rakyat menyimpan potensi

yang sangat berarti dalam percaturan pengelolaan hutan nasional. Hal tersebut

antara lain ditunjukkan oleh dimasukkannya hitungan potensi hasil hutan rakyat

dalam penyediaan bahan baku industri pengolahan kayu. Keyakinan tersebut

semakin bertambah sejak disadarinya terjadi penurunan potensi hutan negara

secara pasti, baik yang berasal dari hutan alam maupun tanaman. Pemahaman dan

keyakinan itu sepatutnya disyukuri yang diwujudkan dalam bentuk perhatian dan

langkah tindak yang mengarah kepada peningkatan kinerja usaha hutan rakyat,

yang selama ini telah diusahakan oleh masyarakat secara swakarsa, swadaya dan

swadana.

Karakteristik Umum Hutan Rakyat Menurut Wijayanto (2007) salah satu

karakteristik dari hutan rakyat adalah memiliki jangka waktu pertumbuhan relatif

lama.Sifat pertumbuhan hutan rakyat yang relatif lama tersebut menyebabkan

masyarakat yang berpenghasilan rendah kurang responsif untuk mengembangkan

hutan rakyat secara murni swadaya.

Masalah yang mungkin dihadapi dalam membangun hutan rakyat adalah

resiko dalam pertumbuhan dan resiko dalam pemasaran hasil. Rotasi pertumbuhan

6
yang panjang menimbulkan ketidakpastian dalam melakukan investasi karena

adanya resiko pasar dan resiko fisiologi tegakan hutan yang mempengaruhi

pengembalian dana investasi tersebut. Hal ini memperkaya karakteristik dalam

usaha pembangunan hutan, yaitu putaran dana yang lambat. Ketidakpastian dalam

pertumbuhan sering menimbulkan masalah dalam mendapatkan kredit perbankan

serta persyaratannya.

Campur tangan Pemerintah dalam pengusahaan hutan rakyat dapat

memberikan dampak positif terhadap produktivitas hutan dan kualitas lingkungan,

serta dapat pula menimbulkan dampak negatif. Apabila kebijakan Pemerintah

membebani pemilik hutan yang menyebabkan berkurangnya keuntungan bagi

pemilik hutan serta mengurangi minat pemilik untuk mengelola hutan dan pada

akhirnya mereka mengalihkan penggunaan hutan untuk tujuan lain. Oleh karena

itu, pengaturan pengusahaan hutan rakyat beserta program pembangunannya

seharusnya dapat menyediakan insentif untuk memperkaya pengusahaan hutan

rakyat serta memberikan keuntungan bagi pemilik hutan. Selanjutnya menurut

Wijayanto (2007), bahwa pada umumnya hutan rakyat mempunyai ciri-ciri antara

lain :

1) Tidak merupakan suatu kawasan yang kompleks, akan tetapi terpencar-pencar

di tanah pedesaan lainnya.

2) Bentuk usahanya tidak selalu murni berupa usaha bercocok tanam pohon-

pohonan, ada kalanya perkebunan, peternakan dan lain-lain

7
3) Kelangsungan hutan rakyat sangat tergantung oleh kebutuhan lahan untuk

kepentingan pemukiman usaha tani di luar kehutanan dan kesinambungan

pengolahan serta penanaman

2.4. Penatausahaan Hasil Hutan

Penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan rakyat adalah kegiatan

yang meliputi pemanenan atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis,

peredaran dan pengumpulan serta pengolahan.Pengangkutan hasil hutan kayu

yang berasal dari hutan rakyat menggunakan dokumen:

1) Nota Angkutan digunakan untuk: Pengangkutan kayu jenis: Cempedak,

Dadap, Duku, Jambu, Jengkol, Kelapa, Kecapi, Kenari, Mangga, Manggis,

Melinjo, Nangka, Rambutan, Randu, Sawit, Sawo, Sukun, Trembesi, Waru,

Karet, Jabon, Sengon dan Petai; atau Pengangkutan lanjutan yang digunakan

untuk mengangkut semua jenis kayu hutan hak selain dari pelabuhan umum.

Pengadaan blanko dan pengisian Nota Angkutan dibuat oleh pembeli atau

pemilik dan ditandatangani oleh pemilik hasil hutan hak sesuai format yang

telah ditetapkan.

2) Nota Angkutan Penggunaan Sendiri digunakan dalam peredaran kayu hutan

hak semua jenis kayu untuk kepentingan sendiri.

3) SKAU digunakan untuk setiap angkutan hasil hutan hak selain kriteria

penggunaan Nota Angkutan dan Nota Angkutan Penggunaan Sendiri. SKAU

diterbitkan oleh Kepala Desa/Lurah atau Perangkat Desa/Kelurahan ditempat

hasil hutan hak tersebut akan diangkut.

8
2.5. Kebijakan Penatausahaan Hasil Hutan Rakyat

Penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak telah di atur dalam

peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut-II/2012 dengan peraturan

antara lain :

1. Sertifikat Hak Milik, Leter C atau Girik

2. Sertifikat Hak guna usaha atau hak pakai

3. Surat atau dokumen lainnya yang di akui sebagai bukti pegusahaan tanah atau

bukti kepemilikan lainnya yang berasal di luar kawasan hutan dan di akui

badan pertahanan nasional

Pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat mengunakan

dokumen :

1. Nota angkutan

a) Pengangkutan kayu jenis : Cempedak, Dadap, Duku, Jambu, Kelapa,

Kecapi, Kenari, Mangga, Manggis Melinjo, Nangka, Rambutan, Randu,

Sawit, Sawo, Sukun, Trembesi, Waru, Karet, Jabon, Sengon, Dan Patai

b) Pengangkutan lanjutan yang digunakan untuk mengakut semua jenis kayu

hutan hak selain dari pelabuhan umum. Pengadaan blanko dan pengisian

nota angkutan dibuat oleh pembeli atau pemilik dan di tanda tangani oleh

pemilik hasil hutan hak sesuai format yang telah di tetapkan.

2. Nota angkutan pengunaan sendiri

Digunakan dalam peredaran kayu hutan hak semua jenis kayu untuk

kepentingan sendiri atau fasilitas umum dengan tujuan pengunaan sendiri,

9
nota angkutan pengunaan sendiri di buat oleh pemilik hasil hutan hak yang

bersangkutan sesuai format yang telah di tetapkan

3. SKAU ( Surat Keterangan Asal Usul )

Digunakan untuk setiap angkutan hasil hutan hak selain kriteria

pengunaan nota angkutan dan nota angkutan penggunaan sendiri. Surat

Keterangan Asal Usul diterbitkan oleh kepala desa/kelurahan di tempat hasil

hutan hak tersebut akan di angkut.

10
III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu DanTempat

Penelitian ini di laksanakan mulai bulan Mei sampai Juli 2015di

Kabupaten Bulukumba.

3.2. Objek Dan Alat Penelitian

1. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian ini adalah :

a. Masyarakat sekitar Kabupaten Bulukumba.

b. Industri Sawmill dan Meubel Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

2. Alat Dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Kamera unuk dokumentasi

3.4. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan yaitu Data Primer dan Data Sekunder.Data

Primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan atau dan

wawancara langsung di kelurahan tempat penelitian dan berpedoman pada daftar

pertanyaan yang telah disiapkan. Sedangkan Data Sekunder adalah data yang

diperoleh peneliti yang terkait dengan penelitian ini

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode

observasi yaitu dengan meninjau dan mengamati langsung di lapangan.

11
3.6. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif yaitu mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya,

sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta (Suwandi, 2008). kemudian

dideskripsikan dengan cara menggunakan analisis persentase.

Defenisi Operasional

Batas-batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini mencakup

beberapa istilah yaitu:

1. Hutan adalah sekumpulan pohon yang akan di manfaatkan oleh masyarakat

untuk mendukun keberhasilan industri sawmill di Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba. .

2. Hasil hutan adalah semua mahluk hidup yang berasa dari hutan baik itu berupa

tumbuhan mau pun hewan di sebut hasil hutan benda hayati itu dapat berupa

nabati atau hewanisebagai mata pencarian perekonomi di Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba.

3. Hutan rakyatadalah salah satu sarana dalam upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat, khususnya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

4. Penatausahaan hasil hutan adalahadalah kegiatan yang meliputi pemanenan

atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis, peredaran dan pengumpulan

serta pengolahan

5. Kebijakan penatausahaan yang berasal dari hutan rakyat adalah aturan- aturan

dalam melakukan peredaran kayu yang berasal dari hutan rakyat di Kecamatan

Kajang di Kabupaten Bulukumba.

12
IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Sejarah dan Letak wilayah

Kabupaten Bulukumba terletak di bagian selatan Jasirah Sulawesi dan

berjarak kurang lebih 153 kilometer dari ibukota Propinsi Sulawesi Selatan

terletak antara 05020′ – 05040′ lintang selatan dan 119058′ – 120028′ bujur

timur. Berbatasan dengan Kabupaten Sinjai di sebelah utara, sebelah timur

dengan Teluk Bone, sebelah selatan dengan Laut Flores, dan sebelah barat

dengan Kabupaten Bantaeng.

Penduduk Kabupaten Bulukumba tahun 2013 berjumlah 404.896 jiwa

yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan.Dari 10 (sepuluh) kecamatan, kecamatan

Gantarang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu 72.891 jiwa.Dilihat

dari jenis kelamin, penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki–laki

yaitu 213.598 jiwa perempuan dan 191.298 jiwa laki-laki.

4.2. Luas Wilayah Kawasan Hutan

Ada pun luas kawasan hutan yang ada di Kabupaten Bulukumba adalah

9,294.78 Ha, yang terbagi di beberapa Kecamatan amtara lain Kecamatan

Gantarang 258.32 Ha, Kecamatan Bontobahari 3,475 Ha, Kecamatan Kajang

331.17 Ha, Kecamatan Bulukumpa 648.88 Ha, Kecamatan Rilau Ale 644.83 Ha,

Kecamatan Kindang 3,936 Ha.

4.3. Iklim

Iklim di Kabupaten Bulukumba sebagaimana Kabupaten lain di wilayah

Indonesia beriklim tropis dengan dua musim, yakni Kemarau dan Hujan.

13
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Industri yang ada di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 berjumlah 59

industri di 7 Kecamatan, Kecamatan Ujung Bulu terdapat 19 Industri, Kecamatan

Bontobahari terdapat 18 industri, Kecamatan Kajang 4 Industri, Kecamatan

Bulukumpa 7 Industri, Kecamatan Gantarang terdapat 5 industri, Kecamatan

bontotiro 3 industri, Kecamatan Rilau ale 3 Industri

5.1 Rekapitulasi Pemegang Izin Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT )

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi jumlah industri yang

pemengan izin tempat penampungan terdaftar dan tidak terdaftar sebagai berikut:

Tabel.1. Jumlah industri pemengang tempat penampungan terdaftar ( TPT )

Keterangan
Lokasi Jumlah industri
No Tidak
Izin TPT pemengan TPT Berlaku
berlaku
1 Kecamatan Ujung Bulu 19 2 17
2 Kecamatan Bontobahari 18 9 9
3 Kecamatan Kajang 4 2 2
4 Kecamatan Bulukumpa 7 3 4
5 Kecamatan Gantarang 5 1 4
6 Kecamatan Bontotiro 3 2 1
7 Kecamatan Rilau Ale 3 3 -
Jumlah 59 22 37
Sumber :Dinas Kehutanan Bulukumba, 2013

Berdasarkan Tabel 1, Menunjukkan banyaknya industri yang ada di

Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 sebanyak 59 industri. Industri yang

terbanyak di Kabupaten Bulukumba adalah Kecamatan Ujung Bulu terdapat 19

industri, karena di kecamatan ujung bulu adalah daerah perkotaan yang ada di

Kabupaten Bulukumba.

14
Tabel 2. Jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT )

No Kecamatan Kapasitas ( m3)


1 Ujung Bulu 689
2 Bontobahari 1425
3 Gantarang 185
4 Kajang 185
5 Bulukumpa 550
6 Bontotiro 200
7 Rilau ale 90
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Bulukumba, 2013

Tabel 2, Menujukkan jumlah industri yang terdapat di Kabupaten

Bulukumba 59 industri yang terbagi 7 Kecamatan dan memiliki jumlah Kapasitas

Tempat Penampungan Terdaftar terddapat 3324 M3,

5.2 Produksi Kayu Dari Tempat Penampungan Terdaftar dan Kayu Masuk

di Kabupaten Bulukumba

Ada pun produksi kayu dari tempat penampungan terdaftar dan kayu

masuk di Kabupaten Bulukumba

Tabel 3.Produksi Kayu di Kabupaten Bulukumba

Produksi Kayu
No Tahun Meranti R.Campuran Jati Karet Jumlah
( m3 ) ( m3 ) ( m3 ) ( m3 ) ( m3 )
1 2012 1.070,1863 11.094,2791 3.835,6947 - 16.000,1601
2 2013 - 2.312,9109 4.207,9688 2.001,17 8.522,0497
3 2014 - 2.101,7607 2.344.0203 4.031,1064 8.474,8874
Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan Tabel 3, Menujukkan produksi kayu pada tahun 2012 sebesar

16.000,1601m3, Tahun 2013 sebesar 8.474,8874 m3, Tahun 2014 sebesar

8.522,0497 m3.

Adapun Produksi kayu terbanyak pada tahun 2012 sebesar 16.000,1601

dan terendah pada tahun 2014 sebesar 8.474,8874, pada tahun 2012 masyarakat

15
Kabupaten Bulukumba mengunakan Kayu sebagai bahan pokok dalam

membangun rumah dan harga kayu masih terjankau dengan masyarakat ekonomi

lemah, pada tahun 2014 produksi kayu melemah karena peraturan perundang-

undangan, dan harga kayu semakin mahal.

5.3 Dasar Pelaksanaan Kegiatan Penatausahaan hasil hutan kayu

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/menhut-II/2012 penatausahaan

hasil hutan yang berasal dari hutan hak adalah kegiatan yang meliputi pemanenan

atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis, pengangkutan/peredaran dan

pengumpulan serta pengolahan dan pelaporan. Sedangkan hutan hak adalah hutan

yang berada pada tanah/lahan masyarakat yang telah dibebani hak atas tanah di

luar kawasan hutan negara,

1. Pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak

menggunakan dokumen:

1. Nota Angkutan

Jenis kayu yang diangkut adalah kayu Cempedak, Dadap, Duku, Jambu,

Jengkol, Kelapa, Kecapi, Kenari, Mangga, Manggis, Melinjo, Nangka,

Rambutan, Randu, Sawit, Sawo, Sukun, Trembesi, Waru, Karet, Jabon,

Sengon dan Petai; atau Pengangkutan lanjutan yang digunakan untuk

mengangkut semua jenis kayu hutan hak selain dari pelabuhan umum.

Pengadaan blanko dan pengisian Nota Angkutan dibuat oleh pembeli atau

pemilik dan ditandatangani oleh pemilik hasil hutan hak sesuai format

yang telah ditetapkan.

16
2. Nota Angkutan Pengunaan Sendiri

Penggunaan Sendiri digunakan dalam peredaran kayu hutan hak semua

jenis kayu untuk kepentingan sendiri

3. SKAU

digunakan untuk setiap angkutan hasil hutan hak selain kriteria

penggunaan Nota Angkutan dan Nota Angkutan Penggunaan Sendiri.

SKAU diterbitkan oleh Kepala Desa/Lurah atau Perangkat

Desa/Kelurahan ditempat hasil hutan hak tersebut akan diangkut.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.41/menhut-II/2014 Hutan Alam

adalah suatu lapangan/lahan yang tidak dibebani hak atas tanah yang bertumbuhan

pohon-pohon alami yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam

hayati beserta alam lingkungannya.

dokumen yang merupakan dokumen “izin” pengangkutan kayu meliputi :

1. Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) atau Daftar Kayu Bulat (DKB)

2. Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB) atau Daftar Kayu Bulat Faktur

Angkutan (DKB-FA)

3. Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO) atau Daftar Kayu Olahan (DK-O)

4. Surat Angkutan Lelang (SAL)

5. Nota Angkutan

17
1. SKSKB ( Surat Keterangan Sah Kayu Bulat )

Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) adalah: Dokumen angkutan

yang dipergunakan untuk menyertai dalam pengangkutan, penguasaan atau

pemilikan hasil hutan berupa Kayu Bulat (KB)/ Kayu Bulat Sedang (KBS)/Kayu

Bulat Kecil (KBK) yang diperoleh secara langsung dari areal izin yang sah.

Penerbitan SKSKB pada Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada

Hutan Alam (IUPHHK-HA) yang telah melaksanakan SI-PUHH Online.

Penerbitan SKSKB pada IUPHHK-HA ( Izin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu – Hutan Alam ) yang belum mengimplementasikan SI-PUHH online

dilakukan secara official assessment yaitu pegawai kehutanan yang memiliki

kualifikasi WASGANIS PHPL-PKB; Penerbitan SKSKB dilaksanakan dalam

jangka waktu 2 x 24 jam sejak diajukannya permohonan penerbitan SKSKB.

Apabila dalam jangka waktu 2 x 24 jam SKSKB belum diterbitkan oleh Penerbit

SKSKB, maka penerbitan SKSKB dapat dilaksanakan oleh GANISPHPL-PKB.

2. FA-KB ( Faktur Angkutan Kayu Bulat )

Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB) adalah dokumen yang

dipergunakan pengangkutan lanjutan atau pengangkutan secara bertahap

KB/KBS/KBK yang berasal dari izin yang sah

FA-KB diterbitkan oleh Penerbit FA-KB secara self assesment, yaitu

petugas perusahaan/pemegang izin yang memiliki kualifikasi GANISPHPL sesuai

kompetensinya dan penetapannya oleh pemegang izin

18
3. FA-KO ( Faktur Angkutan Kayu Olahan )

Kayu Olahan (KO) adalah produk hasil pengolahan KB/KBS/KBK yang

diolah di Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) atau Industri Pengolahan

Kayu Terpadu (IPKT) berupa kayu gergajian (termasuk kayu gergajian yang

diserut satu sisi atau lebih), kayu lapis (termasuk block board dan barecore),

veneer, serpih/chip (termasuk wood pellet) dan Laminated Veneer Lumber (LVL).

Faktur Angkutan Kayu Olahan yang (FA-KO) adalah dokumen angkutan

yang dipergunakan dalam pengangkutan untuk hasil hutan kayu olahan

FA-KO diterbitkan oleh Penerbit FA-KO secara self assessment yaitu

petugas perusahaan/pemegang izin yang memiliki kualifikasi GANISPHPL sesuai

kompetensinya dan penetapannya oleh pemegang izin.

4. SAL ( Surat Angkutan Lelang )

Surat Angkutan Lelang (SAL) adalah dokumen angkutan yang digunakan

untuk pengangkutan hasil hutan KB/KBS/KBK/KO hasil lelang yang berasal dari

temuan, sitaan, dan rampasan.

Pengangkutan KB/KBS/KBK/KO hasil lelang baik sekaligus maupun

bertahap wajib disertai dokumen angkutan berupa Surat Angkutan Lelang (SAL)

yang diterbitkan oleh WASGANISPHPL sesuai kompetensinya berdasarkan

risalah lelang setelah mendapat penugasan dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota.

SAL diterbitkan oleh WASGANISPHPL sesuai kompetensinya

berdasarkan penugasan dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota

19
5.4 Penatausahaan Hasil Hutan di Kabupaten Bulukumba

Penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan rakyat adalah kegiatan

yang meliputi pemanenan atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis,

peredaran dan pengumpulan serta pengolahan. Pengangkutan hasil hutan kayu

yang berasal dari hutan rakyat menggunakan dokumen:

1. Nota Angkutan digunakan untuk: Pengangkutan kayu jenis: Cempedak,

Dadap, Duku, Jambu, Jengkol, Kelapa, Kecapi, Kenari, Mangga, Manggis,

Melinjo, Nangka, Rambutan, Randu, Sawit, Sawo, Sukun, Trembesi, Waru,

Karet, Jabon, Sengon dan Petai; atau Pengangkutan lanjutan yang digunakan

untuk mengangkut semua jenis kayu hutan hak selain dari pelabuhan umum.

Pengadaan blanko dan pengisian Nota Angkutan dibuat oleh pembeli atau

pemilik dan ditandatangani oleh pemilik hasil hutan hak sesuai format yang

telah ditetapkan.

2. Nota Angkutan Penggunaan Sendiri digunakan dalam peredaran kayu hutan

hak semua jenis kayu untuk kepentingan sendiri.

3. SKAU digunakan untuk setiap angkutan hasil hutan hak selain kriteria

penggunaan Nota Angkutan dan Nota Angkutan Penggunaan Sendiri. SKAU

diterbitkan oleh Kepala Desa/Lurah atau Perangkat Desa/Kelurahan ditempat

hasil hutan hak tersebut akan diangkut.

20
Tabel 4, Produksi kayu dari Izin Usaha Industri Pemanfaatan Hasil Hutan kayu

Kayu Olahan Kayu Bulat


No Tahun Veneer Finjer join R.Campuran Jati Jumlah
3
( m ) ( m3 ) 3
( m ) 3
( m ) ( m3 )
1 2012 10.796,1614 - 167.6784 262,0402 11.225,8800
2 2013 12.370,1952 92,4326 - 268,7603 12.731,3881
3 2014 10.814,8641 43,1920 444,8711 239,1749 11.542,1021

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan Table 4, menujukkan Produksi kayu dari izin usaha industri

pemanfaatan hasil hutan kayu pada tahun 2013 sebesar 11.542,1021 M3, terbagi di

beberapa jenis kayu antara lain Kayu Veneer 10.814,8641 M3, Kayu Rimba

Campuran 43,1920 M3, Kayu Fjr 444,8711 M3, Kayu jati 239,1749 M3.

Tabel 5. Produksi kayu masuk dari luar Kabupaten Bulukumba

Kayu Masuk Dari Luar Kabupaten Bulukumba


No Bulan Meranti R.campuran Jati Jumlah
3 3 3
( m ) ( m ) ( m ) ( m3 )
1 2012 833,9974 2.695,7535 - 3.529,7509
2 2013 1.111,8479 3.329,8577 - 4.441,7056
3 2014 748,9110 16.553,1145 123,1820 17.405,2075
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Bulukumba

Bersadarkan Tabel 5, menujukkan Produksi kayu masuk dari luar

Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 sebesar 17.405,2075 M3, terbagi di

beberapa jenis kayu antara lain Kayu Merantin 748,9110 M3, Kayu Rimba

Campuran 16.533,1145 M3, Kayu Jati 123,1820 M3.

21
VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba

mengenai penatagunaan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat yaitu

Kabupaten Bulukumba terdapat sebanyak 59 industri Sawmill, Produksi kayu

masuk dari luar Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 sebesar 17.405,2075 M3,

terbagi di beberapa jenis kayu antara lain Kayu Merantin 748,9110 M3, Kayu

Rimba Campuran 16.533,1145 M3, Kayu Jati 123,1820 M3.

6.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka disarankan agar kiranya bisa lebih

dikembangkan tentang pemahaman masyarakat mengenai kegiatan menebagan

hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat.

2. Masyarakat setempat diharapkan menjadikan hasil penelitian sebagai bahan

pertimbangan dalam melaksanakan menebagan agar tidak mengalanggar dalam

aturan yang berlaku.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999. UU 41 tahun 1999 tentang kehutanan,Binarupa Aksara:Tangerang

Anonim 2012. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut-II/2012 tentang


penatausahaan hasil hutan kayu dari hutan hak, Binarupa
Aksara:Tangerang

Anonim 2014. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.41/Menhut-II/2014 tentang


Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Alam, Binarupa
Aksara:Tangerang

Arief A, 2001 Hutan Dan Kehutanan Kanisius, Yogyakarta

Awang, S.A, et al. 2001. Gurat Hutan Rakyat di Kapur Selatan.Debut Press.
Yogyakarta.

Darusman, 2006. Tentang hutan rakyat, Yokyakarta

Kantor Camat Kajang, 2015. Data Penduduk Kecamatan kajang Kabupaten


Bulukumba

Kantor Dinas Kehutanan, 2014. Daftar kayu masuk dan Kayu keluar. Bulukumba

Nasir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Gahli, Jakarta

Nenytriana, 2012. Kegiatan penatausahaan hasil hutan, Samarinda

Pramono 2010,Hutan Rakyat. Yokyakarta

Ramli B, 2007, Penatausahaan hasil hutan kayu. Banda Aceh

Supriadi D, 2002. Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Hak .
Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
Wijayanto, 2007.Hutan Rakyat. Bogor

23
L

24
Lampiran 1. Jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT )

No Lokasi TPT Nama Industri KPST TPT Nama Pemilik

( M3 )

1 Kecamatan UD. Bontosungguh indah 30 Akbar Jabal

Ujung Bulu UD. Sumber Rejeki 30 Muh. Amir

UD. Raka Perkasa 30 Jusmayadi

UD. Latopas Jaya 20 M. Ikbal

UD. Arman Jaya 80 Kutirman

UD. Mursalin Utama 30 Mursalim

UD. Putri Jaya Tunggal 29 Mansur

Nurliah 30 Nurliah

UD. Putra 30 Asrullah

UD. Anugrah 50 H. Askar

Mina 30 Mina

UD. Andira Usaha 20 Salman

UD. Sri Jaya 30 Kasman

UD. Sumber Sahabat 30 H. Ambo Sakka

UD. Sinar Akbar 30 Suriyani

UD. Bening Mata Air 30 A Sangialaraga

Sudirman 30 Sudirman

UD. Bonto Sungguh 30 Herman

Hj. Evit Abu Torasa 100 Hj. Evit Abu

25
2 Kecamatan UD. Nurul Istiqamah 50 A.Porman

Bontobahari UD. Syahriawan Perdana 50 A. Safaruddin

UD. Bandar Mulia 60 A. Ahamuddudin

Asdar 50 Asdar

Hasmawati 30 Hasmawati

Banri Siang 75 Bahri Siang

Herman 30 Herman

Indarwati 50 Indarwati

Hamaluddin 15 Kamaluddin

H. Muslim Baso 100 H. Muslim Baso

UD. Nirwani 50 Hj. Nirwani

UD. Andika Jaya 100 Abd Latif

UD. Amana Ilahi 15 Drs. Mahmud

UD. Herlina Jaya 200 Salamung

UD. Risma Jaya 100 Jusran

UD. Mitra Mandiri 100 Basman

UD. Mutiara Putra 250 H. Kardi

CV. Sinar Harapan 100 H.Ariawan

Kecamatan UD. Cahaya Rezeki 40 A. Syamsul Bahri

3 Gantarang UD. Cahaya Bonto 40 H. Mustafa

UD. Ansari Jaya 1 35 Ansyar

UD. Ansari Jaya 2 20 Ansyar

UD. Bonto Mate’me 50 Muhammad Alwi

26
4 Kecamatan UD. Usra 50 Herman

Kajang UD. Tunas Harapan 30 Mursalin

Amal Rezeki Abadi 30 Kamarudding

UD. Harlina 75 Baharuddin

5 Kecamatan UD. Tenri Abeng 50 A.Burhan

Bulukumpa UD. Arman 50 Arman

M. Jufri 50 M. Jufri

Kamiluddin 75 Kamiluddin

Ramli Kancong 100 Ramli Kancong

UD. Karya Indah 25 Syamsuriadi

UD. Cendana Jaya 200 Hasan Bahri

6 Kecamatan UD. Ayu Rahmatia 50 Nurmiyati

Bontotiro CV. Isma sari 100 Fitriani

CV. Anugera 50 Drs. H. Rajuddin

7 Kecamatan UD. Rahmat Hidayat 20 H. Jufri

Rilau ale Elvira Jaya 20 Jufri

Indra Sakti 50 Halimuddin

27
Lampuiran 2 Peta Kabupaten Bulukumba

Sumber : Dinas Pendidikan Dan Pemuda Olahraga Kabupaten Bulukumba

28
Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Gambar 1 : Wawancara Salah satu Pemilik Sawmill di Kabupaten Bulukumba

Gambar 2 : Melakukan Pengambilan Data di Tempat Penampungan Kayu Bulat

29
Gambar 3 : Melakukan Wawancara dengan Karyawan dari perusahaan
Sawmill

Gambar 4 : Melakukan Wawancara Salah Satu Karyawan di Perusahaan


Sawmill

30

Anda mungkin juga menyukai