Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS BERBAGAI JENIS ASPEK PRTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN ANAK

OLEH
PUTRI YOLANDA
NIM: 22330013

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG (UNP)
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisme pasti mengalami peristiwa pertumbuhan dan
perkembangan selama hidupnya. Perkembangan meliputi seluruh bagian dengan
keadaan yang dimiliki oleh organisme, baik yang bersifat konkret maupun yang
bersifat abstrak. Jadi, peristiwa perkembangan khususnya perkembangan manusia,
tidak hanya tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi juga aspek biologis.
Sementara konsep pertumbuhan mengandung definisi sebagai perubahan ukuran
fisik yang bersifat pasti, akurat yakni dari kecil menjadi besar, dari sempit
menjadi lebar. Selain itu, yang terpenting dalam pertumbuhan ialah terjadinya
proses pematangan fisik yang ditandai dengan makin kompleksnya sistem
jaringan otot, sistem syaraf maupun sistem fungsi organ tubuh. Pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal/merupakan factor yang berasal dari dalam
tubuh manusia itu sendiri seperti gen, ras dan jenis kelamin, sedangkan faktor
ekternal/luar berasal dari lingkungan, stimulus, sosial, ekonomi dan nutrisi.
Kehidupan manusia pada usia 0-6 tahun sering dikenal dengan masa emas
(golden age). Masa tersebut merupakan masa penting dalam kehidupan manusia
dan membutuhkan perhatian yang sangat mendalam. Ini dikarenakan pada masa
tersebut manusia sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan terjadi
dengan pesatnya. Pada masa ini tubuh manusia mengalami pertumbuhan, begitu
juga dengan psikomotorik, mental dan sosial juga mengalami perkembangan.
Standar pencapaian perkembangan usia anak meliputi aspek nilai agama, moral,
fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional serta seni. Perkembangan pada
anak dapat berkembang menggunakan optimal jika diberikan stimulasi yang
sempurna dan dilengkapi dengan indera-alat permainan pendukung lainnya.
Aspek perkembangan di anak yg sangat penting buat distimulasikan yaitu, aspek
sensori motorik, yang mana aspek ini dapat mempengaruhi aspek perkembangan
anak selanjutnya seperti perkembangan bahasa, sosial emosi, kognitif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan fisik dan peranan 9growth and nutrition pada
anak?
2. Bagaimana perkembangan kemampuan motorik dan kinestetik anak?
3. Bagaimana peranan trainer terhadap kondisi yang dilalui anak?
4. Bagaimana perkembangan sensory dan rasa pada anak?
C. Manfaat
1. Menjelaskan pertumbuhan fisik dan peranan 9growt and nutrition pada
anak
2. Menjelaskan perkembangan kemampuan motorik dan kinestetik anak
3. Menjelaskan peranan trainer terhadap kosndisi yang dilalui anak
4. Menjelaskan perkembangan sensory dan rasa pada anak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Fisik dan Peranan 9growth and Nutrition pada Anak


Kata Nutrisi berasal dari kata “nutrition” yang di Indonesia lebih dikenal
dengan sebutan “gizi” yang memiliki makna sebagai makanan yang menyehatkan.
Dyah (2018) menjelaskan bahwa nutrisi atau zat gizi terdapat dalam asupan
makanan yang dikonsumsi. Namun tidak semua makanan yang dikonsumsi
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak makanan yang beredar dilingkungan
sekitar anak mengandung zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh bahkan tergolong
berbahaya, seperti halnya makan yang mengandung pengawet, pewarna buatan,
pemanis buatan, yang akan memberikan dapat negative pada tubuh anak sehingga
dapat menghabat proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada dasarnya gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini. Kusumaningtyas, dkk., (2017) dalam Mayar dan Astuti (2021)
menyatakan bahwa peranan gizi sangat diperlukan dan diperhatikan sedini
mungkin. Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi seperti karbohidrat sebagai sumber
energi (tenaga), protein sebagai zat pembangun dan vitamin atau mineral sebagai
zat pengatur, akan membantu mencegah terjadinya penyakit yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Susunan gizi yang tepat akan
memacu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan makanan yang baik adalah
makanan yang disesuaikan dengan tingkat usia dan jenis aktivitasnya.
Gizi merupakan salah satu faktor yang mutlak diperlukan dalam proses
tumbuh kembang fisik, sistem saraf dan otak, serta tingkat intelektualitas dan
kecerdasan manusia. Pemenuhan kebutuhan gizi (nutrien) merupakan faktor
utama untuk mencapai hasil tumbuh kembang agar sesuai dengan potensial
genetik. Pertumbuhan adalah setiap perubahan tubuh yang dihubungkan dengan
bertambahnya ukuran-ukuran tubuh secara fisik dan struktural. Sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
anak yang lebih komplek. Kebutuhan nutrisi bagi setiap orang dapat berbeda-beda
karena dipengaruhi oleh faktor genetik dan metaboliknya, Namun kebutuhan
nutrisi bagi anakanak itu pada dasarnya sama (Endang: 1994).
Menurut Santoso (2009) ada 5 fungsi zat gizi yaitu sebagai:
1. Sumber energi dan tenaga, jika fungsi ini terganggu orang akan
menjadi kurang geraknya atau kurang giat dan merasa cepat lelah.
2. Menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru pada sel
yang sudah ada.
3. Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau aus terpakai,
yaitu mengganti sel yang nampak jelas pada luka tubuh yaitu
terjadinya jaringan penutup luka.
4. Mengatur metabolisme dan berbagi keseimbangan dalam cairan tubuh
(keseimbangan air, asam basa dan mineral).
5. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit sebagai anti oksidan dan antibodi lainnya.
Secara garis besar, kebutuhan gizi sebaiknya harus disesuaikan dengan
AKG Indonesia tahun 2013 dari Kemenkes RI (dalam Hallo sehat) sebagai
berikut:
1. Usia 0-6 bulan Kebutuhan zat gizi makro harian anak: Energi: 550
kkal, Protein: 12 gram (gr), Lemak 34 gr, Karbohidrat 58 gr,
Kebutuhan zat gizi mikro harian anak: Mineral, Kalsium: 200 mg,
Fosfor: 100 mg, Magnesium: 30 mg, Natrium: 120 mg, Kalium: 500
mg
2. Usia 7-11 bulan Kebutuhan zat gizi makro harian anak: Vitamin
Vitamin A: 375 mikrogram (mcg), Vitamin D: 5 mcg, Vitamin E: 4
miligram (mg), Vitamin K: 5 mcg, Mineral Kalsium: 200 mg, Fosfor:
100 mg, Magnesium: 30 mg, Natrium: 120 mg, Kalium: 500 mg
3. Usia 7-11 bulan Kebutuhan zat gizi makro harian anak: Energi: 725
kkal, Protein: 18 gr, Lemak 36 gr, Karbohidrat 82 gr, Serat: 10 gr, Air:
800 mililiter (ml), Kebutuhan zat gizi mikro harian anak: Vitamin
Vitamin A: 400 mikrogram (mcg), Vitamin D: 5 mcg, Vitamin E: 5
miligram (mg), Vitamin K: 10 mcg, Mineral Kalsium: 250 mg, Fosfor:
250 mg, Magnesium: 55 mg, Natrium: 200 mg, Kalium: 700 mg, Besi:
7 mg
4. Nutrisi anak usia 1-3 tahun Kebutuhan zat gizi makro harian anak:
Energi: 1125 kkal, Protein: 26 gr, Lemak 44 gr, Karbohidrat 155 gr,
Serat: 16 gr, Air: 1200 mililiter (ml), Kebutuhan zat gizi mikro harian
anak: Vitamin, Vitamin A: 400 mikrogram (mcg), Vitamin D: 15 mcg,
Vitamin E: 6 miligram (mg), Vitamin K: 15 mcg, Mineral; Kalsium:
650 mg, Fosfor: 500 mg, Magnesium: 60 mg, Natrium: 1000 mg,
Kalium: 3000 mg, Besi: 8 mg
5. Nutrisi anak usia 4-6 tahun Kebutuhan zat gizi makro harian anak:
Energi: 1600 kkal, Protein: 35 gram (gr), Lemak: 62 gr, Karbohidrat:
220 gr, Serat: 22 gr, Air: 1500 ml, Kebutuhan zat gizi mikro harian
anak: Vitamin: Vitamin A: 375 mikrogram (mcg), Vitamin D: 15 mcg,
Vitamin E: 7 miligram (mg), Vitamin K: 20 mcg, Mineral: Kalsium:
1000 mg, Fosfor: 500 mg, Magnesium: 95 mg, Natrium: 1200 mg,
Kalium: 3800 mg, Besi: 9 mg
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah
faktor gizi. Kekurangan gizi pada anak dapat menyebabkan terlambatnya
pertumbuhan sehingga anak rentang terinfeksi, serta pada akhirnya dapat
menghambat perkembangan anak. Oleh karena itu anak perlu memperoleh gizi
dari makanan sehari-hari dalam jumlah yang tepat dan berkualitas baik. Status gizi
buruk pada balita dapat mempengaruhi akan adanya penghambat fisik, mental
maupun kemampuan berfikir yang pada akhirnya akan menurunkan kemampuan
balita dalam aktivitasnya (Indriati dan Murpambudi: 2016).

B. Perkembangan Kemampuan Motorik dan Kinestetik Anak


Kecerdasan kinestetik menurut teori Gardner kecerdasan kinestetik.
Adalah kecerdasan yang melibatkan fisik/tubuh anak, baik motorik halus maupun
motorik kasar. Mereka menyukai aktivitas yang bergerak (berlari, melompat, dll),
suka olahraga, bongkar pasang, keterampilan dan kerajinan tangan, pandai
menirukan gerakan, atau perilaku oranglain (Rachmy, 2006).
Apabila kandungan nutrisi dalam tubuh tidak terpenuhi maka akan
menyebabkan keterlambatan pada perkembangan motorik yang meliputi
perkembangan emosi dan tingkah laku. Anak yang mengalami gangguan tersebut
biasanya akan menarik diri kelompok, apatis, pasif dan akan sulit untuk
berkonsentrasi, dan mengakibatkann perkembangan kogniti anak akan terhambat.
Hakikatnya pemenuhan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan merupakan suatu
yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam hal
pemberian asupan makan sesuai dengan kebutuhan, lingkungan, dan interasi anak
dengan orang tua juga memberikan pengaruh yang sangat baik. Tanpa adanya
jalinan emosional dan kasih sayang makan pertumbuhan anak tidak akan optimal.
Oleh sebab itu perlu diterapkanya pola asah, asih, dan asuh (Rahmi, 2020).
Penelitian Alfano menunjukkan bahwa anak yang lebih banyak bermain
dengan banyak gerakan, dan lebih mampu mengembangkan keterampilan yang
kelak mereka butuhkan dalam hidup.Menurutnya bermain sekaligus belajar.
Gerakan sangatlah penting untuk dijadikan elemen dalam permainan karena
gerakan berasal dari bagian otak, sama dengan spek-aspek pembelajaran lain yang
juga berasal dari otak. Dengan demikian aktivitas fisik merupakan hal penting
dalam merangsang kemampuan mental (Sari, 2014). Artinya kecerdasan kinestetik
merupakan koordinasi yang baik antara urat saraf (pikiran) dengan tubuh lainnya
(Yuningsih, 2015).
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian
tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan
rangkaian koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit. Keterampilan motorik ini
dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot dan bagian-bagian badan yang
terkait, yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan
motorik halus (fine motor skill). Meliputi keterampilan otot-otot besar lengan,
kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan dan melompat. Sedangkan, Keterampilan
motorik halus (fine motor skill), meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh,
seperti menyentuh dan memegang (Desmita, 2013). Secara garis besarnya, urutan
perkembangan keterampilan motorik ini mengikuti dua prinsip, yaitu:
1. Pertama, prinsip chepalocaudal (dari kepala ke ekor), menunjukkan urutan
perkembangan, dimana bagian atas badan lebih dahulu berfungsi dan
terampil digunakan sebelum bagian yang lebih rendah. Bayi terlebih
dahulu belajar memutar kepalanya sebelum belajar menggerakkan kaki
dengan sengaja, dan mereka belajar menggerakkan kaki.
2. Kedua, Prinsip proximodistal (dari dekat ke jauh), menunjukkan
perkembangan keterampilan motorik, dimana bagian tengah badan lebih
dahulu terampil sebelum dibagian-bagian sekelilingnya atau bagian yang
lebih jauh. Bayi belajar melambaikan keseluruhan lengannya sebelum
belajar menggoyangkan pergelangan tangan dan jari-jarinya.

C. Peranan Trainer terhadap Kosndisi yang Dilalui Anak


Bentuk kemandirian yang dikembangkan oleh setiap guru akan sangat
berguna bagi kehidupan setiap anak dimasa yang akan datang. Salah satu peran
guru PAUD dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini dengan
memberikan pemahaman positif kepada anak (Ardy, 2016)
Faktor pendukung guru dalam mengembangkan kemandirian anak usia
dini akan berdampak baik bagi perkembangan kemandirian anak usia dini.Salah
satu faktor pendukung yaitu dengan fasilitas dan lingkungan sosial yang baik.
Dengan adanya faktor pendukung ini akan sangat mudah bagi guru untuk
mengembangkan kemandirian anak usia dini dan memperlancar bagi guru untuk
melanjutkan mengembangkan kemandirian anak usia dini Ke tahap yang lebih
lanjut lagi. Selain faktor pendukung terdapat faktor penghambat bagi guru dalam
mengembangkan kemandirian anak usia dini. Salah satunya adalah kurangnya
guru dan lembaga tersebut dan lingkungan yang tidak mendukung dengan adanya
faktor penghambat bagi guru, tentu tidak menjadi penghalang untuk terus
berperan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini.
Ketika kemampuan-kemampuan yang seharusnya sudah dikuasai oleh
anak pada usia tertentu pada kenyataanya anak belum mau dan belum mampu
melakukan, maka dapat dikatakan anak itu belum mandiri, tujuan diselanggarakan
pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi perkembangan
potensi anak agar menjadi manusia yang mandiri (Ardy, 2016).
Peran guru menurut Prey Kartz yang dikutip Sudirman A.M
mengembangkan peran guru adalah sebagai komunikator, sahabat, yang dapat
memberikan nasehat - nasehat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan
pembimbing, dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai
karakter pada anak salah satunya dengan menyayangi dan menghormati
muridmurid membantu mereka meraih sukses di sekolah (Sadirman, 2001).

D. Perkembangan Sensory dan Rasa Pada Anak


Sensoris/sensori artinya sistem saraf yang bertugas buat menerima serta
mengantarkan rangsangan atau stimulus dari luar, terdapat pun motorik
merupakan semua gerakan yang bisa dilakukan sang tubuh yg muncul menjadi
tanggapan atau respon atas suatu rangsangan.
Perkembangan pada anak dapat berkembang menggunakan optimal jika
diberikan stimulasi yang sempurna dan dilengkapi dengan indera-alat permainan
pendukung lainnya (Lisa, dkk., 2020). Aspek perkembangan di anak yg sangat
penting buat distimulasikan yaitu, aspek sensori motorik, yang mana aspek ini
dapat mempengaruhi aspek perkembangan anak selanjutnya seperti perkembangan
bahasa, sosial emosi, kognitif (Juwantara, 2019).
Sensori motorik merupakan termin awal pada perkembangan anak usia
dini, dimana anak mengenali lingkungan sekitarnya melalui pengalaman indra dan
pergerakannya. dalam hal ini aktivitas anak lebih banyak pada dominasi
menggunakan terlibatnya sensori dan motorik anak, yang terdiri asal motorik
halus dan motorik kasar. Sensori motorik sangat penting distimulasikan sejak dini,
karena sensori motorik merupakan termin perkembangan awal yg wajib dilewati
anak, supaya nantinya anak tidak mengalami kesulitan pada melanjutkan tugas
perkembangannya, anak yang aktif dalam melakukan suatu aktivitas kegiatan
sensori motorik tentunya akan lebih praktis melewati perkembangan selanjutnya,
sehingga anak sebagai lebih bertenaga, mandiri, cerdas dan percaya diri dimasa
mendatang (Fhatri, 2020).
(Praptiningrum, 2005) mengungkapkan bahwa sensori ialah organ yang
mempunyai reseptor spesifik buat menerima rangsangan. Sensori bertugas buat
mengenal lingkungan dan memberi respon terhadap segala rangsangan yg terjadi
di tubuh, sehingga tubuh mampu merespon lingkungan serta memproteksi diri
asal berbagai gangguan. sesuai asal Sumbernya, rangsangan dibedakan menjadi 2,
yaitu: a. Rangsangan berasal luar, seperti bau, rasa, bunyi, sentuhan, cahaya,
kelembaban, suhu, tekanan, dan sebagainya. b. Rangsangan berasal pada, mirip
rasa nyeri, lapar, haus, lelah, kenyang, dan sebagainya. Rangsangan yang tentang
tubuh akan diterima oleh reseptor pada tubuh diklaim menjadi sensori (indra). ada
kalanya rangsangan eksklusif diterima oleh sel atau jaringan, mirip rasa nyeri
ketika terbakar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Nutrisi atau zat gizi terdapat dalam asupan makanan yang dikonsumsi,
namun tidak semua makanan yang dikonsumsi mengandung nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang proses pertumbuhan dan
perkembangan. Pada dasarnya gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak usia dini. Peranan gizi sangat diperlukan dan
diperhatikan sedini mungkin. Gizi merupakan salah satu faktor yang
mutlak diperlukan dalam proses tumbuh kembang fisik, sistem saraf
dan otak, serta tingkat intelektualitas dan kecerdasan manusia.
2. Kecerdasan kinestetik menurut teori Gardner kecerdasan kinestetik.
Adalah kecerdasan yang melibatkan fisik/tubuh anak, baik motorik
halus maupun motorik kasar. Mereka menyukai aktivitas yang
bergerak (berlari, melompat, dll), suka olahraga, bongkar pasang,
keterampilan dan kerajinan tangan, pandai menirukan gerakan, atau
perilaku oranglain.
3. Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-
bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-
gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi dari beratus-ratus otot
yang rumit. Keterampilan motorik ini dapat dikelompokkan menurut
ukuran otot-otot dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu
keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan
motorik halus (fine motor skill).
4. Bentuk kemandirian yang dikembangkan oleh setiap guru akan sangat
berguna bagi kehidupan setiap anak dimasa yang akan datang. Salah
satu peran guru PAUD dalam mengembangkan kemandirian anak usia
dini dengan memberikan pemahaman positif kepada anak.
5. Perkembangan pada anak dapat berkembang menggunakan optimal
jika diberikan stimulasi yang sempurna dan dilengkapi dengan indera-
alat permainan pendukung lainnya. Aspek perkembangan di anak yg
sangat penting buat distimulasikan yaitu, aspek sensori motorik, yang
mana aspek ini dapat mempengaruhi aspek perkembangan anak
selanjutnya seperti perkembangan bahasa, sosial emosi, kognitif.
DAFTAR PUSTAKA

Ardy W., Novan. 2016. Konsep Dasar Paud. Yogyakarta : Gava Media
Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Dyah, U. P. (2018). Panduan Gizi & Kesehatan Anak Sekolah. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Endang, R.S. (1994). Pengaruh Gizi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak. Cakrawala Pendidikan No. 3
Fhatri, Z. (2020). Intervensi Latihan Sensori Motorik Dalam Pengembangan
Kinestetik Anak Autis. Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam, 7 (1)
https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/gizi-balita/nutrisi-gizi-
anak-setiapusia/diakses-tanggal-19-09-2022
Indriati dan Murpambudi. (2016). Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan
Anak Usia 1-5 Tahun di Posyandu Desa Sirnoboyo Kabupaten Wonogiri.
KOSALA: Jurnal Ilmu Kesehatan, 4 (1)
Juwantara, R. A. (2019). Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget pada
Tahap Anak Usia Operasional Konkret 7-12 Tahun dalam Pembelajaran
Matematika. Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, 9(1)
Kusumaningtyas, Dewi E. (2017). Pola Pemberian Makanan terhadap Status Gizi
Usia 12-24 Bulan pada Ibu Bekerja. Public Health Perspective Journal 2 (2)
Lisa, Mustika, & Lathifah. (2020). Alat Permainan Edukasi (APE) Meningkatkan
Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal
Kesehatan, 11(1)
Mayar dan Astuti. (2021). Peran Gizi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5 (3)
Praptiningrum, Nurdayati. (2005). Meningkatkan Efektifitas Latihan
Sensomotorik Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. JPK (Jurnal Pendidikan
Khusus), 1 (2)
Rachmy Diana, R. (2006). Setiap Anak Cerdas! Setiap Anak Kreatif!
Menghidupkan Keberbakatan dan Kreativitas Anak. Jurnal Psikologi
Universitas Diponegoro 3 (2)
Rahmi, Puti. (2020). Peran Nutrisi Bagi Tumbuh dan Kembang Anak Usia Dini.
Pusat Jurnal UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Santoso. (2009). Perkembangan dan Pertumbuhan Anak. Jakarta: Bumi Aksara
Sari, Mulya. (2014). Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melaluikegiatan Bermain
Air. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 8 (1)
Sudirman . (2001). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grofindo Persada.
Setiawati, Yani, Rachmawati. (2020). Hubungan Status Gizi Dengan
Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita 1-3 Tahun. Holistik Jurnal
Kesehatan, 14 (1)
Yuningsih, Restu. (2015). Peningkatan Kecerdasan Kinestetik melalui
Pembelajaran Gerak Dasar Tari Minang (Penelitian Tindakan Kelompok B1
Di Tk Negeri 01 Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015). Vol 9,
No 2

Anda mungkin juga menyukai