Anda di halaman 1dari 11

MODUL AJAR IPAS

Untuk SMK Kelas X

Di susun Oleh:
Ima nur setiani, S.Pd

SMK YASBU AL-QOMARIYAH SODONGHILIR


2022
1. INFORMASI UMUM PERANGKAT AJAR
Nama penyusun : IMA NUR SETIANI, S.Pd
Institusi : SMK YASBU AL-QOMARIYAH
Tahun disusun : 2022
Jenjang sekolah : SMK
Kelas : X (sepuluh)

Aspek : MAKHLUK HIDUP DAN


LINGKUNGANNYA

Alokasi waktu : 24 JP (24 X 45 menit)

2. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Fase CP :E
b. CP :
1. Menjelaskan fenomena secara
2. Mendesain dan mengevaluasi penyelidikan i
3. Menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah
c. Tujuan Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
2. Mengidentifikasi makhluk hidup berdasarkan peranannya
3. Mengidentifikasi komponen lingkungan hidup
4. Mengidentifikasi interaksi antarkomponen ekosistem
5. Menyimpulkan keterkaitan fenomena alam yang terjadi
6. Mengatasi pencemaran lingkungan
d. Kata kunci :
Komponen ekosistem terdiri atas komponen biotik (hidup)dan
kompenen a biotik (tidak hidup)
e. Pengetahuan dan/atau keterampilan atau kompetensi apa yang perlu
dimiliki siswa sebelum mempelajari topik ini:
Siswa memahami ciri-ciri makhluk hidup meliputi bernapas,
memerlukan makan/ nutrisi, bergerak, peka terhadap
rangsang,

3. PROFIL PELAJAR PANCASILA

a. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
Siswa senantiasa ingat kepada Allah di setiap kegiatan/tindakan dan
menjaga akhlaknya agar senantiasa mulia
b. Bergotong royong
Siswa dalam melaksanakan praktik memasang cara kerja alat dan
paruh burung yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari bekerja
dalam kelompok sehingga pekerjaan tersebut dilakukan secara
bergotong royong
c. Kreatif
Siswa menuangkan ide atau gagasan ketika merencanakan dan
membuat label kemasan produk larutan kimia yang dibuatnya
d. Bernalar Kritis
Siswa melakukan langkah-langkah praktik secara benar dan mampu
melakukan tindakan yang tepat dan cepat apabila ada yang salah
dalam proses pelaksanaan praktik

4. SARANA DAN PRASARANA


a. Komputer/laptop/HP, jaringan internet, data internet
b. Alat Praktik : Terlampir (dalam setiap lembar kerja siswa)

6. TARGET SISWA 5. JUMLAH SISWA

Semua siswa dalam kelas, tanpa Sebanyak 24 siswa dalam


perbedaan kemampuan satu kelas, terbagi menjadi
akademis dan tanpa perbedaan 6 kelompok, masing-
tipikal siswa masing kelompok 4 orang

7. KETERSEDIAAN MATERI
a. Pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi: YA / TIDAK
b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk siswa yang sulit
memahami konsep: YA / TIDAK

8. MODA PEMBELAJARAN
Paduan PTM dengan model pembelajaran Project Based Learning

9. MATERI AJAR, ALAT DAN BAHAN

a. Materi Ajar:
Buku Proyek IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial)SMK/MAK Kelas X, Dwi
Harti, dkk
Rumpun Bisnis dan Manajemen pariwisata, serta Seni dan Ekonomi Kreatif

b. Alat : Alat yang harus dimiliki siswa personal adalah


laptop/computer/HP untuk pembelajaran daring serta koneksi internet
dan data internet (pulsa). Alat praktik bisa menggunakan alat di Lab
jika PTM atau alat-alat rumah tangga yang ada di rumah.
10. KEGIATAN PEMBELAJARAN UTAMA
a. Pengaturan Siswa : Siswa dibuat perkelompok, masing-masing 4
orang sehingga dalam satu kelas menjadi 6 kelompok
b. Metode : - Ceramah
- Diskusi
- Demonstrasi
- Project

11. ASSESSMEN
a. Penilaian : Individu dan kelompok
b. Jenis Penilaian : 1) Penilaian performance (individu)
2) Penilaian lembar Kerja Siswa (individu)
3) Penilaian pembuatan label (kelompok)
4) Penilaian produk (kelompok)

12. PERSIAPAN PEMBELAJARAN


1. Jelaskan komposisi zat tunggal beserta
lambangnya?
2. Jelaskan proses terjadinya pemisahan
campuran melalui kristalisasi?
3. Jelaskan proses perubahan wujud karena
pengaruh suhu?
4. Jelaskan toleransi perbedaan nilai hasil
pengukuran akibat keterbatasan alat ukur?
5. Jelaskan syarat yang harus dipenuhi dalam
menyimpan limbah B3?
1. Apakah kita bisa membuat larutan
kimia yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari ?
2. Apakah kita bisa menjualnya?

1. Menyiapkan materi/konsep
atau link materi/konsep
tentang zat dan
perubahannya, tentang
Langkah-langkah larutan kimia dalam
Persiapan kehidupan sehari-hari
Pembelajaran 2. Menyiapkan lembar kerja atau
Pertanyaan job sheet yang diperlukan
inti 3. Menyiapkan lembar instrumen
performance assessmen yang
diperlukan
4. Menyiapkan kriteria penilaian,
baik penilaian lembar kerja ,
label, produk maupun
penilaian produk
5. Menyiapkan alat-alat dan
bahan yang akan digunakan

13. URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DALAM 1 SESI


PEMBELAJARAN (TATAP MUKA ATAUPUN PJJ)
DISERTAI DENGAN DIFERENSIASINYA UNTUK SISWA
DENGAN HAMBATAN BELAJAR, BERPANCAPAIAN
TINGGI, DAN/ATAU DENGAN KETUNAAN

PERTEMUAN KE 1

 Mengucap salam
 Berdoa bersama dipimpin ketua kelas
 Presensi
 Memperkenalkan topik atau project yang hendak dilaksanakan
 Memberikan materi/konsep topik atau link yang berkaitan dengan
topik tersebut
 Memberi kesempatan siswa untuk membaca/mempelajariny
Membahas teori dari materi/konsep topik yang di maksud
 Guru memberikan penekanan pada poin-poin penting materi
 Menutup pertemuan dan mengingatkan tanggal/hari untuk pertemuan
berikutnya

PERTEMUAN KE 2

 Mengucap salam
 Berdoa bersama dipimpin salah satu siswa/ketua kelas
 Presensi
 Mengulang sebentar apa yang disampaikan pertemuan sebelumnya
terkait topik yang dibahas
 Meminta siswa untuk menyebutkan sifat materi dan pengukurannya
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
 Merencanakan project cara penggunaan alat ukur yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari
 Meminta siswa untuk membagi dalam 6 kelompok, masing-masing 4
orang. Anggota kelompok dipersilahkan untuk memilih sendiri. Jika
tidak memungkinkan, bisa guru yang membagi kelompok-kelompok
tersebut

PERTEMUAN KE 3

 Memberikan salam
 Meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
 Presensi
 Menanyakan kabar dan juga menanyakan tugas rumah yang
diberikan kepada siswa berkaitan dengan produk yang hendak dibuat
 Berdiskusi mengenai hal ini, barangkali ada kesulitan baik mengenai
bahan atau harga
 Setelah tiap kelompok fix dengan perincian harga yang dibutuhkan
untuk membuat produk, maka guru memutuskan untuk menentukan
apakah biaya tersebut ditanggung sekolah atau harus iuran dalam
satu kelompok tersebut. Produk yang dihasilkan nanti bisa digunakan
sendiri atau dijual kepada pihak lain (ini tergantung pada kondisi
sekolah masing-masing)
 Guru menutup pertemuan dan memberikan salam
PERTEMUAN KE 4

 Siswa sudah berada di Lab/kelas yang dijadikan tempat untuk


melaksanakan pembuatan produk
 Jika keadaan tidak memungkinkan untuk PTM, maka dipersilahkan
untuk melakukan praktik di rumah secara berkelompok (4 Orang per
kelompok)
 Guru memberi salam
 Guru meminta salah satu untuk memimpin berdoa
 Guru melakukan presensi
 Guru memberikan lembar instrumen self performance assessmen
atau performance assessmen teman sebaya (teman sekelompok)
 Guru meminta siswa untuk bekerja dengan hati-hati
 Guru mengawasi proses pelaksanaan pembuatan produk
 Guru mengingatkan untuk membersihkan tempat dan alat setelah
selesai praktik
 Guru meminta siswa untuk menyimpan produknya dalam wadah yang
aman dan bagus
 Guru meminta lembar performance assessmen yang sudah dilakukan
sendiri atau dilakukan oleh teman sekelompoknya
 Guru menutup pertemuan dan membubarkan kelas setelah meminta
siswa menyimpan produknya ditempat yang aman.

14. REFLEKSI GURU


a. Apakah siswa sudah memahami dan dapat mengerjakan semua tugas
yang diberikan? Bagaimana skor yang mereka peroleh?
b. Guru melakukan penilaian laporan praktik/jobsheet (Lampiran 2)
c. Guru melakukan penilaian dari lembar performance assessmen
(Lampiran 3)
d. Guru melakukan penilaian pembuatan label (Lampiran 4)
e. Guru melakukan penilaian dari produk yang dihasilkan (Lampiran 5)
Dengan melakukan penilaian, guru akan tahu apakah tujuan
pembelajaran sudah tercapai atau belum. Pembelajaran tersebut bisa
dikatakan berhasil apabila skor perolehan siswa selama pembelajaran
tersebut sudah diatas KKM

15. KRITERIA UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN


TUJUAN PEMBELAJARAN DAN ASSESSMENNYA
(ASSESSMEN FORMATIF)
a. Guru membuat kriteria penskoran dari instrument performance
assessmen yang dibuat
b. Guru membuat kriteria penskoran penilaian normative dari laporan
praktik/jobsheet siswa
c. Guru membuat kriteria penskoran kemampuan ide menjual dari label
yang dibuat
d. Guru membuat kriteria penskoran produk yang dibuat setelah
mencoba menggunakannya.

16. PERTANYAAN REFLEKSI UNTUK SISWA


a. Apakah kalian merasa senang pengelolaan B3?
b. Apakah kalian puas dengan produk yang dihasilkan?
c. Di bagian mana yang paling sulit saat mengerjakan lembar kerja?
d. Apa yang kalian lakukan saat merasa kesulitan mengerjakan lembar
kerja?

17. REMEDIAL DAN PENGAYAAN

a. Remedial
Remedial dilakukan apabila tujuan pembelajaran belum tercapai.
Belum tercapainya tujuan pembelajaran bisa diketahui apabila skor
perolehan dari instrumen penilaian/assessmen masih dibawah KKM
(Kriteria ketuntasan Minimal)
b. Pengayaan
Pengayaan bisa diberikan, apabila siswa sudah berhasil mencapai
tujuan yang diketahui dari perolehan skor pada assessmen nya
sudah diatas KKM. Apabila siswa ada yang bertanya dan berminat
mengembangkan ketrampilan yang sudah diajarkan, guru bisa
memberikan bimbingan ataupun mengarahkan dan memberikan
konsep/materi yang layak untuk dikembangkan

18. DAFTAR PUSTAKA


Harti dkk, Dwi. 2002. “Proyek IPAS (Ilmu pengetahuan Alam dan Sosial)”. Rumpun
Bisnis, dan Manajemen, Pariwisata,serta seni dan Ekonomi Kreatif SMK/ MAK kelas
X.

19. LEMBAR KERJA SISWA


DAMPAK DARI LIMBAH AIR SABUN TERHADAP LINGKUNGAN

Limbah rumah tangga sangat sering kita temukan dalam kehidupan


sehari – hari, terutama di kawasan pemukiman padat penduduk. Dampak
limbah tersebut sangatlah besar bagi aspek kehidupan, mulai lingkungan
menjadi rusak sampai terganggunya kesehatan karena penyakit yang
disebabkan oleh sisa limbah yang mencemari sumber air.  Limbah rumah
tangga yang cukup banyak ditemukan adalah limbah air sabun. Limbah
jenis ini sangat mudah mencemari air, karena mengandung senyawa yang
sulit terurai seperti contohnya Alkyl Benzene Sulfonates (ABS) yang
biasanya ditemukan pada sabun anti noda.
Permasalahan limbah detergen pernah muncul sebagai polemik di
Jabodetabek pada tahun ini setelah temuan Kanal Banjir Timur (KLB) Kali
Marunda, Jakarta Utara dan Kali Bekasi, Jawa Barat yang hampir seluruh
permukaannya tertutup busa detergen.  Rata-rata konsumsi penggunaan
detergen tiap rumah tangga sebesar 50 gram/hari. Coba kamu bayangkan
dengan jumlah penduduk di Indonesia sekitar 220 juta jiwa dan terdiri dari
sekitar 40 rumah tangga maka dalam setahun terdapat 720 ton detergen
yang digunakan dan berakhir menjadi limbah cair. Di sisi lain, para ahli
menyebutkan bahwa senyawa yang terkandung pada limbah air sabun
dapat mengurai lapisan lendir pada ikan dan juga merusak insang. Dengan
hilangnya lapisan ini, kemampuan ikan untuk terlindung dari bakteri dan
parasit menghilang. Sehingga ikan yang hidup di perairan yang terpapar
tidak aman untuk dikonsumsi manusia.
Untuk itu, penting rasanya agar mengetahui lebih lanjut mengenai bahaya
limbah yang dihasilkan oleh air sabun tersebut.

Beberapa dampak yang sangat dirasakan meliputi:


1. Memicu terjadinya Eutrofikasi Air
Perairan sungai atau rawa yang tercemar limbah detergen dapat
memicu timbulnya eutrofikasi. Eutrofikasi adalah suatu kondisi
pesatnya pertumbuhan tanaman enceng gondok dan ganggang. Kedua
tanaman itu diketahui dapat menghalangi sirkulasi sinar matahari dan
oksigen yang sangat dibutuhkan oleh biota air. Jika dibiarkan,
keseimbangan ekosistem di dalam air dapat terganggu yang dapat
menyebabkan banyak biota air yang mati atau malah mengalami
kepunahan.
2. Menyebabkan Pencemaran Air
Kondisi limbah detergen yang tak terkendali akan menyebabkan
pencemaran air di got-got yang mengalir ke sungai lalu bermuara di
laut. Apabila debit limbah detergen semakin besar maka sangat
memungkinkan terjadinya pencemaran terhadap air tanah. Padahal air
tanah digunakan sebagai sumber air minum masyarakat, sehingga zat
kimia berbahaya penyusun detergen secara tidak langsung akan ikut
terminum. Selain itu, adanya busa sabun di permukaan perairan juga
akan menghalangi cahaya matahari dan sirkulasi oksigen sehingga
dapat menyebabkan kematian biota air di bawahnya.
3. Menyebabkan Berbagai Penyakit 
Berbagai senyawa di deterjen dapat  menyebabkan penyakit seperti
iritasi kulit, mata bahkan memicu kanker.
4. Kemasan Plastik Yang Tidak Ramah Lingkungan
Limbah minyak dan juga sabun bukan satu-satunya ancaman bagi
lingkungan. Plastik pembungkus sabun dan juga minyak bisa menjadi
bahaya yang juga mengancam kehidupan. Kebanyakan deterjen yang
ada di pasar saat ini, dikemas oleh kemasan botol plastik atau lebih
buruknya adalah menggunakan kemasan pouch daur ulang yang
berbahan campuran aluminium foil dan plastik sehingga sangat sulit
untuk di daur ulang. Hal tersebut menyebabkan permasalahan baru,
plastik yang digunakan tidak dapat terurai oleh air atau juga tanah
hingga 40 tahun, sehingga memisahkan sampah plastik sangatlah
dianjurkan untuk mencegahnya.
5. Krisis Air Berkelanjutan
Dampak limbahyang tidak kalah mengerikannya adalah krisis air yang
terjadi di mana-mana. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, limbah dari
air sabun mengandung senyawa berbahaya bagi lingkungan. Jika
dibiarkan terus-menerus, makin banyak sumber air yang tercemar
limbah ait sabun dan menyebabkan kelangkaan pasokannya untuk
masyarakat. Untuk mengatasinya, pemerintah atau perusahaan swasta
yang bergerak di berbagai sektor industri harus memasang Instalasi
Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) yang tepat , agar tidak ada lagi
ekosistem yang mengalami kerusakan.

Penampakan busa di Kali Sunter pagi tadi (Foto: Alpin Arapli/pembaca detikcom)
Sumber Gambar: https://news.detik.com/berita/d-3888166/dinas-lh-dki-busa-di-kali-sunter-dari-limbah-
deterjen-rumah-tangga
Limbah plastic kemasan sabun, deterjen dan lain-lain
Sumber Gambar: https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/11/223702071/polusi-air-soal-dan-jawaban-
belajar-dari-tvri-11-mei-2020-untuk-smp

20. BAHAN BACAAN GURU


Lihat referensi

22. MATERI PENGAYAAN


Boleh dari sumber lain (jika ada)

23. MATERI UNTUK SISWA YANG KESULITAN BELAJAR


Boleh dari sumber lain (jika ada)

Anda mungkin juga menyukai