Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Jalan Jend. Ahmad Yani KM 4,5 Banjarmasin, Kalimantan
Selatan Telepon (0511) 3253939 Faksimile (0511) 3274492
www.uin-antasari.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : M. ARIF Dosen Pengampu : Latifah, M.Pd


KUSUMA
NIM. : 220101010592 Mata Kuliah : FILSAFAT PENDIDIKAN
Jurusan : PAI Lokal /Angkatan : F/2022
Kode : FTK 18015 Sifat Ujian : Tertulis (Open Book)
Waktu : 11.10-12.50 Hari/ Tanggal : SENIN/ 2 Jan 2023

KETERANGAN

 Jawaban boleh diketik/ tulis tangan


 Format jawaban di jadikan pdf ketika mengumpulkan, jika jawaban tulis tangan, foto
dengan aplikasi camscanner/ aplikasi lainnya agar ketika mengumpulkan bentuk pdf.
 Jawaban dikirim lewat WA Pribadi Ibu di Nomor : 082250202802
 Format pengiriman lewat WA tulis; NAMA, NIM, JURUSAN, KODE ANGKATAN,
KELAS dan Filenya. Contoh ( Latifah, 2201280522, PAI 21F)
 Jawaban bisa di kirim dari hari ini jika selesai, sampai tanggal 26 Desember 22 pada jam
17.00 wib, lewat dari jam tersebut jawaban tidak diterima.

Soal
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi pendidikan? Bagaimana dan untuk apa demokrasi
pendidikan itu diterapkan? Apa saja yang kamu ketahui tentang permasalahan demokrasi
pendidikan yang ada di Indonesia? Sebutkan! Serta jelaskan bagaimana usaha dalam
penyelesaian permasalahan tersebut?
2. Berikan penjelasan perbedaan mengenai kurikulum pendidikan menurut aliran
progresivisme, essensialisme, perenialisme dan rekonstruksionisme? Serta sebutkan juga
kelebihan dan kekurangan dari aliran progresivisme, essensialisme, perenialisme dan
rekonstruksionisme tersebut!

Selamat Mengerjakan
JAWABAN

1. Demokrasi pendidikan adalah proses pendidikan yang menerapkan


nilai-nilai demokrasi yang didalamnya. suatu pandangan yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan tenaga
pendidik yang sama dan adil kepada semua siswanya tanpa membeda-
bedakan dalam segala aspek dalam kegiatan pembelajaran baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.

Dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi yang ada didalamnya


pembelajaran dilakukan secara adil tanpa ada disparsitas antara satu
dengan yang lainnya. Contoh nya ketika didalam kelas, siswa dapat
menyanggah, memberi tanggapan, bertanya, ataupun yang lainnya saat
proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar setiap individu memiliki
kesempatan yang sama dalam proses pendidikan dan siswa tidak hanya
menjadi objek semata dalam proses pendidikan tetapi ada interaksi
antara siswa dengan pendidik.

Berbagai problematika pendidikan di Indonesia cukup banyak,


mulai dari masalah kurikulum, kualitas, sarana prasarana, kompetensi,
bahkan kompetensi kepemimpinan baik itu dijajaran tingkat atas
maupun tingkat bawah. Berbagai kasus keluhan-keluhan terjadi di
lapangan, baik pimpinan sekolah maupun para pendidik yang
menyayangkan dimensi kepemimpinan seperti soal manajemen,
disiplin, birokrasi dan administrasi yang amburadul. Kemudian yang
tidak kalah pentingnya juga soal kepemimpinan di sekolah turut
berperan mewarnai wajah penyelenggaraan 11 dunia pendidikan serta
memperlebar kesenjangan dan konflik internal para pendidik.

Oleh karena itu, sudah saatnya pendidikan yang demokratis


diwujudkan, agar generasi yang lahir dari sistem pendidikan di
Indonesia bukanlah generasi yang pasif, melainkan aktif, generasi yang
kritis, bukan krisis dan generasi yang selalu inklusif, bukan eksklusif.
Pendidikan yang bertujuan memanusiakan manusia harus diterjemahkan
ke dalam praktik yang demokratis, bukan otoritarian.

Mewujudkan pendidikan yang demokratis pada dasarnya bukanlah


sesuatu yang sulit, sepanjang kita mempunyai misi yang sama yaitu
terwujudnya keadilan sosial dalam bidang pendidikan. Semua aktor
dalam dunia pendidikan memiliki kedudukan yang sama, baik sebagai
peserta didik, para pendidik dan juga pemerintah.

Upaya pemerintah untuk mewujudkan demokratisasi pendidikan di


Indonesia adalah dengan membuat suatu kurikulum. Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Kurikulum merupakan inti dari sebuah sekolah, karena menawarkan


pada publik dengan dukungan guru dan tenaga kependidikan serta
sarana sumber belajar yang memadai. Kurikulum juga berfungsi
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah
bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua,
masyarakat dan pihak siswa itu sendiri.

Dalam hal kualitas tenaga pendidik, pemerintah juga harus


membuat terobosan dalam membangun pendidikan. Artinya harus ada
pemerataan dan kualitas guru di Indonesia. Barangkali hal ini dapat
diatasi dengan adanya undang-undang otonomi daerah. Di samping itu,
pemerintah baik pusat dan daerah harus membuat program yang bisa
merangsang lagi guru-guru yang mau mengabdi di daerah terutama di
daerah terpencil. Misalnya, ada semacam tunjangan khusus bagi guru
yang mau mengabdikan diri bagi daerah/desa yang masuk kategori
terpencil sehingga ada semacam ukuran cost dan benefid bagi guru dari
sudut rasional dan tuntutan sosial.

Masalah kompetensi guru adalah masalah serius, untuk itu perlu


dilakukan pembinaan secara baik, selain itu juga tentunya guru terus
belajar untuk mengembangkan wawasan dan intelektualitas yang pada
gilirannya bisa membangun kreativitas guru.

Dalam hal sarana prasarana, tentunya erat keterkaitannya dengan


anggaran pendidikan. Menyangkut anggaran pendidikan merupakan
saah satu faktor yang cukup memberikan pengaruh terhadap mutu dan
kesesuaian pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai.
Anggaran pendidikan ini akan menyangkut besarnya anggaran dan
alokasi anggaran.

Pembenahan pendidikan dalam hal pemerataan sangat penting untuk


mewujudkan kualitas pendidikan di semua daerah. Hal dapat
diwujudkan salah satunya apabila didukung oleh dana yang cukup dan
pengelolaan yang baik. Tentunya kita berharap banyak pada
pemberlakuan otonomi pendidikan sebagai salah satu kebijakan
pendidikan nasional dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah.
Otonomi pendidikan diharapkan menghasilkan sistem pendidikan yang
lebih mandiri, terbuka, demokratis dan maju.

2. Kurikulum menurut aliran PROGRESIVISME adalah pengalaman


mendidik yang bersifat eksperimental serta lebih ke pengalaman belajar
dan adanya rencana susunan yang teratur. Pengalaman belajar adalah
pengalaman apa saja yang serasi dengan tujuan menurut prinsip-prinsip
yang telah digariskan dalam pendidikan, dimana setiap proses belajar
yang ada membantu pertumbuhan dan perkembangan anak didik.

Artinya, kurikulum harusnya dirancang untuk mengembangkan


berbagai potensi peserta didik, serta dapat memberikan pengalaman
yang berharga bagi kehidupan anak didik. Yang mana intinya
kurikulum harus terintegrasi antara masalah-masalah yang ada dalam
masyarakat dengan model belajar sambil berbuat, serta menggunakan
metode problem solving dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Kurikulum progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran
yang terpisah, melainkan harus diusahakan menjadi satu unit dan
terintegrasi. Lebih lanjut, seperti praktik kerja di laboratorium, bengkel,
dan kebun merupakan kegiatan-kegiatan yang dianjurkan dalam rangka
terlaksananya learning by doing atau belajar untuk bekerja.

Kurikulum menurut aliran ESSENSIALISME ialah isi pendidikan


perlu ditetapkan guna efektivitas pembinaan kepribadian. Artinya perlu
ada materi pokok yang mengarahkan pengetahuan sebagai isi yang
harus dikuasai dalam kehidupannya. Kurikulum essentialisme dianggap
sebagai miniatur dunia yang oleh guru dan administrator pendidikan itu
dipandang sebagai kenyataan benar, dan bernilai/berguna.

Essensialisme menggunakan berbagai-bagai pola kurikulum dalam


sejarah perkembangan pendidikannya. Essentialisme mendasarkan
kurikulum pada prinsip Kurikulum yang kaya, yang berurutan, dan
sistematis yang didasarkan pada target tertentu yang tidak dapat
dikurangi sebagai suatu kesatuan pengetahuan, kecakapan kecakapan,
dan sikap yang berlaku di dalam kebudayaan yang demokratis.

Kurikulum yang minimal sebagai tak dapat dikurangi itu didasarkan


pada dasar kepercayaan esensialisme. Yaitu, bahwa dengan hukum-
hukum objektif yang mutlak, sebagai pre-existence, sebagai eksistensi
dan sebagai fakta-fakta. Dan tiap individu harus mengerti hukum-
hukum itu demi adaptasi terhadap realita dan tuntutan semesta itu;
khususnya pada kebudayaan di mana ia hidup.

Kurikulum menurut aliran PERENIALISME adalah kurikulum


yang berorientasi pada mata pelajaran (subject centered). Bentuk
kurikulum ini merupakan design paling populer, paling tua dan paling
banyak digunakan. Dalam subject centered, kurikulum dipusatkan
pada isi atau materi yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun atas
sejumlah mata-mata pelajaran dan mata-mata pelajaran tersebut
diajarkan secara terpisah-pisah. Karena lebih mengutamakan isi atau
bahan ajar kurikulum subject centered ini disebut juga subject
academic curriculum.

Kurikulum menurut aliran REKONSTRUKSIONISME

Anda mungkin juga menyukai