PROVINSI LAMPUNG
Kata Pengantar
Tim Penyusun
i
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum ..................................................................................................................................... 4
1.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran ............................................................................................................. 6
1.3.1 Maksud ............................................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan ................................................................................................................ 6
1.3.3 Sasaran ............................................................................................................... 7
1.4 Ruang Lingkup .......................................................................................................................................... 8
1.4.1 Lingkup Wilayah Perencanaan ........................................................................ 8
1.4.2 Lingkup Pekerjaan ............................................................................................ 8
1.5 Pendekatan dan Metodologi............................................................................................................... 8
1.5.1 Pendekatan ........................................................................................................ 8
1.5.2 Metodologi ......................................................................................................... 9
1.5.3 Tahapan Kegiatan............................................................................................ 12
1.6 Sistematika Penyusunan Laporan ................................................................................................ 14
ii
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
iii
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
iv
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
v
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Daftar Tabel
vi
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
vii
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
viii
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
ix
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
x
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Daftar Gambar
xi
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 5.1 Peta Kepadatan Penduduk Provinsi Lampung Tahun 2020 ..................139
Gambar 5.2 Peta Kepadatan Penduduk Provinsi Lampung Tahun 2040 ..................140
Gambar 5.3 Peta Daya Tampung Lahan Provinsi Lampung Tahun 2040 ..................151
Gambar 5.4 Peta Daya Dukung Provinsi Lampung Tahun 2020....................................158
Gambar 5.5 Peta Jaringan Drainase Provinsi Lampung .....................................................195
Gambar 6.1 Peta Arahan Pengembangan PKP Pada Kawasan Strategis
Provinsi Lampung Tahun 2020-2040 ...............................................................206
Gambar 6.2 Peta Rencana Pengembangan PKP Pada Lintas Daerah
Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun 2020-2040 ..........................209
Gambar 6.3 Peta Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Provinsi Lampung Tahun 2020-2040 ...............................................................212
Gambar 6.4 Peta Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Terdampak Bencana Provinsi Lampung Tahun 2020-2040 .................219
Gambar 6.5 Peta Rencana Penyediaan Rumah Bagi Masyarakat yang
Terkena Relokasi Program Pemerintah Provinsi Lampung .................225
Gambar 6.6 Peta Rencana Pengembangan Permukiman Baru Bagi
Masyarakat yang Terkena Relokasi Program Pemerintah
Provinsi Lampung .......................................................................................................226
Gambar 6.7 Diagram Alir Pemilihan Jenis SPALD .................................................................248
Gambar 6.8 Peta Arahan Penanganan Backlog Kepemilikan Tahun 2020 ...............262
Gambar 6.9 P eta Arahan Penanganan Backlog Kepenghunian Tahun 2020 ..............263
Gambar 6.10 Peta Arahan Pengembangan PKP Pada Lintas Daerah
Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun 2020-2040 ..........................266
Gambar 6.11 Peta Arahan Mitigasi Bencana Provinsi Lampung Tahun 2020
– 2040 ...............................................................................................................................274
Gambar 6.12 Peta Arahan Pengembangan Pada Kawasan Pariwisata ..........................278
Gambar 7.1 Skema Pembiayaan Perumahan dari Direktorat Jenderal
Pembiayaan Perumahan PUPR (1) .....................................................................291
Gambar 7.2 Skema Pembiayaan Perumahan dari Direktorat Jenderal
Pembiayaan Perumahan PUPR (2) .....................................................................292
xii
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
1 BAB I
PENDAHULUAN
1
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
2
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
RP3KP mencakup rencana penanganan sektor perumahan dan permukiman, baik yang
terkait dengan peningkatan kualitas lingkungan, revitalisasi/optimalisasi kawasan,
maupun pengembangan kawasan baru yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
dasar, termasuk prioritas implementasi dan rencana kebutuhan investasinya. Muatan
pokok RP3KP meliputi:
Penjabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman di daerah;
Rincian program, target dan sasaran kegiatan dan lokasi dari setiap sektor
terkait;
Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai dengan tingkat desa/
kelurahan;
Rincian rencana pembiayaan dan sumber dananya;
Rincian jadwal pelaksanaan program, kegiatan dan pelakunya (masyarakat,
badan usaha, pemerintah);
Mekanisme pemantauan, pengawasan, dan pengendalian program dan kegiatan;
Mekanisme penyaluran aspirasi para pelaku yang terkait;
Mekanisme pemberdayaan masyarakat;
Daftar skala prioritas penanganan kawasan perumahan dan permukiman;
Daftar kawasan terlarang (negative list) untuk pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman baru;
Strategi dan prioritas penanganan prasarana dan sarana pada kawasan kajian
dengan melakukan zoning, sehingga keterpaduan antar zoning sangat
diutamakan.
Penyusunan RP3KP selama ini belum terekam dengan baik, sehingga kegiatan-
kegiatan untuk penyempurnaannya belum dapat dirumuskan secara pasti. Selain itu,
penyelenggaraan penyusunan RP3KP di beberapa daerah dirasakan masih
memerlukan penyempurnaan proses maupun kualitas RP3KP. Pada akhirnya,
penggunaan RP3KP sebagai acuan pembangunan juga memerlukan penguatan.
Dokumen RP3KP tersebut seyogyanya merupakan hasil perencanaan yang mengacu
pada kondisi daerah, disepakati oleh berbagai stakeholder terkait dan dipergunakan
sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman.
Diharapkan visi yang terkandung dalam RP3KP ini dapat diwujudkan. Proses ini
3
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
memerlukan penyempurnaan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu penting untuk
memberikan bantuan dan penguatan kepada pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pembangunan agar maksud, fungsi dan peran RP3KP dapat
direalisasikan dan diwujudkan dengan memPerda-kan dokumen RP3KP tersebut.
Di masa mendatang, peranan RP3KP dalam pembangunan daerah perlu untuk
terus dipacu dan diperkuat. Permasalahan utama yang dirasakan yaitu:
Kurangnya pengertian dan pemahaman akan manfaat RP3KP;
Lemahnya komitmen untuk menyelenggarakan pembangunan perumahan dan
permukiman;
Rendahnya kemampuan mengelola pengembangan atau pembangunan suatu
kawasan perumahan dan permukiman.
Oleh karena itu, maka perlu dilaksanakan kegiatan “Penyusunan RP3KP” sebagai
salah satu langkah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan peran pelaku
pembangunan di daerah, khususnya aparat pemerintah dalam rangka penyusunan
skenario pembangunan perumahan dan permukiman di daerah. Di samping itu,
kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu terwujudnya keterpaduan prasarana dan
sarana kawasan perumahan dan permukiman sehingga dapat menciptakan
permukiman yang responsif yang mendukung kehidupan dan penghidupan bagi
penghuninya.
4
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
5
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
20) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.131 Tahun 2015
tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR 2015-2019; dan
21) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 15 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Maksud
Tujuan
6
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Sasaran
7
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Lingkup Pekerjaan
Pendekatan
1. Melakukan studi literatur terkait materi dan kebijakan tata ruang, pembangunan
dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di Provinsi Lampung;
8
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
2. Melakukan survei pengumpulan dan kompilasi data dengan instansi yang terkait
mengenai pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman di Provinsi Lampung;
3. Melakukan analisis yang berkaitan dengan pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman di Provinsi Lampung;
4. Menjaring masukan pemangku kepentingan dengan melakukan FGD dengan
instansi dan lembaga terkait Kasiba dan Lisiba, baik di pusat maupun daerah;
5. Menyusun Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Provinsi Lampung;
6. Menyusun Naskah Akademik RP3KP Provinsi Lampung;
7. Menyusun draft Rancangan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Provinsi
Lampung.
Metodologi
a. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan melakukan
wawancara terhadap responden (masyarakat dan kelompok usaha) dengan
menggunakan alat bantu berupa kuesioner maupun daftar data-data yang diperlukan.
b. Metode Dokumenter
Metode ini adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengutip dan atau
menyalin dari dokumen-dokumen yang telah ada sebelumnya dari instansi atau
lembaga terkait seperti Bappeda, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta
Karya, Dinas Perhubungan, serta instansi lain yang terkait dengan kegiatan “Rencana
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Provinsi Lampung“.
9
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
c. Metode Observasi
Metode ini adalah cara pengumpulan data dengan jalan melakukan pengamatan
pemeriksanaan langsung ke lapangan (lokasi proyek). Dalam pelaksanaannya metode
ini dapat pula menggunakan alat bantu daftar pertanyaan (kuesioner) maupun format-
format standar (checklist) untuk kepentingan penyelidikan teknik tertentu. Pada
kegiatan observasi dapat pengambilan gambar (dokumentasi) serta membandingkan
kesesuaian data yang ada dengan kondisi di lapangan.
10
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
11
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tahapan Kegiatan
a. Tahap I
Keluaran dari tahapan ini adalah Buku Profil PKP dan tahapan ini terdiri dari
rangkaian kegiatan berikut:
Persiapan
Pengumpulan Data PKP
Penyusunan Profil PKP
Identifikasi Problem dan Isu PKP
Penyusunan Tujuan Pembangunan PKP
b. Tahap II
Dalam tahap ini, profil PKP yang didapatkan dari tahap sebelumnya diolah dan
dianalisis secara substansial. Keluaran dari tahap ini adalah Buku Analisis Data
PKP. Tahapan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut:
Analisis PKP
Sintesis Supply dan Demand perumahan
Menyusun dan Memilih Skenario Pembangunan dan Pengembangan PKP
12
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
c. Tahap III
Pada tahapan ini, proses perencanaan dan perumusan indikasi program mulai
muncul. Keluaran dari tahapan ini adalah Buku Rencana dan Naskah
Akademik, yang akan dijadikan Dokumen Teknis Ranperda. Adapun kegiatan
dalam tahapan ini adalah:
Menyusun Visi, Misi Pembangunan dan Pengembangan PKP
Menyusun Kebijakan dan Strategi Penanganan Pembangunan dan
Pengembangan PKP
Menyusun Rencana Aksi yang berisi Kegiatan dan Indikasi Program
Penyusunan Naskah Akademik RP3KP
Penyusunan Draft Ranperda RP3KP
13
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Bulan ke-
No. Tahap Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Penyusunan Album Peta v v
14
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
15
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
2 BAB II
REVIEW KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PERMUKIMAN PROVINSI LAMPUNG
16
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
17
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
18
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
secara khusus ruang perumahan dan permukiman dan berbagai tindak lanjutnya,
dalam konteks penataan ruang, RP3KP merupakan:
19
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
20
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
21
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
22
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
23
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
24
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
25
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
26
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
27
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
28
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
29
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
30
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
31
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
32
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Dari keenam misi tersebut, beberapa misi merupakan rencana aksi yang menjadi
jawaban terhadap sejumlah permasalahan pembangunan sebagaimana secara
abstraktif dapat ditemukan dalam analisis isu-isu strategis pembangunan dan
pengembangan perumahan serta kawasan permukiman di Provinsi Lampung.
Hubungan substansial antara rumusan misi di atas dengan isu strategis sebagaimana
dimaksud dapat dijelaskan secara skematik sebagai berikut:
33
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
3 BAB III
GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG
34
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Pada akhir tahun 2008, terjadi pemekaran kembali melalui pembentukan 3 (tiga)
kabupaten baru, sehingga saat ini secara administratif Provinsi Lampung terdiri dari
12 Kabupaten dan 2 kota. Ketiga kabupaten baru tersebut yaitu:
1. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota di Pringsewu.
2. Kabupaten Mesuji dengan ibukota di Mesuji.
3. Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan ibukota di Panaragan.
35
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
36
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
37
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Jumlah Penduduk
No Kabupaten/Kota
Tahun
15 Metro 158.415 160.729 162.976 165.193 167.411
Total 8.117.268 8.205.141 8.289.577 8.370.485 8.447.737
Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2020
Nilai PDRB ADHK 2010 di Provinsi Lampung paling tinggi terdapat pada jenis
lapangan usaha industri pengolahan dan pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa
pertanian. Hal yang sama juga terjadi nilai PDRB ADHB dengan jenis lapangan usaha
industri pengolahan dan pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian.
Tabel 3.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 Menurut Lapangan Usaha di
Provinsi Lampung (Miliar Rupiah)
38
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
39
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 3.4 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Menurut Lapangan Usaha di
Provinsi Lampung (Miliar Rupiah)
40
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
41
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambaran wilayah Provinsi Lampung terkait kondisi fisik lingkungan maka akan
dijelaskan mengenai kondisi kelerengan dan topografi, kondisi geologi, kondisi
hidrologi, dan kondisi kebencanaan.
42
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
4. Daerah aliran sungai, yaitu Tulang Bawang, Seputih, Sekampung, Semangka, dan
Way Jepara.
43
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
44
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Hidrologi
1. Daerah River Basin Tulang Bawang terletak di utara hingga ke arah barat,
melewati wilayah Kabupaten Lampung Utara dan Way Kanan dengan luas River
Basin 10.150 Km² dan panjang 753,5 Km dengan 9 cabang anak sungai
membentuk pola aliran dendritic yang merupakan ciri umum sungai-sungai di
Lampung. Kepadatan (density) pola aliran sebesar 0,07 dan frekuensi pola aliran
0,0009.
2. Daerah River Basin Seputih terletak di bagian tengah wilayah bagian barat
Lampung Tengah ke arah Metro dan Lampung Timur. Luas River Basin 7.550
Km², panjang 965 Km, memiliki 14 cabang sungai, density pola aliran 0,13 dan
frekuensi pola aliran 0,0019.
3. Daerah River Basin Sekampung terletak di sebagian besar wilayah Kabupaten
Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Selatan bagian Utara, hingga ke arah
timur. Luas River Basin ini mencapai 5.675 Km² dengan panjang 623 Km dan
memiliki 12 cabang sungai. Pola aliran mencapai kepadatan 0,11 dan
frekuensinya mencapai 0,021.
4. Daerah River Basin Semangka terletak di wilayah Kabupaten Tanggamus bagian
selatan dan barat ke arah pantai Selat Sunda bagian barat. Luas River Basin ini
1.525 Km² dengan panjang 189 Km, memiliki 8 cabang sungai, kepadatan
(density) pola aliran 0,12 dan frekuensi pola aliran 0,0052.
5. Daerah River Basin Way Jepara terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan
luas 800 Km², dan panjang sungai mencapai 108,5 Km, memiliki 3 cabang sungai,
pola aliran dengan kepadatan (density) 0,14 serta frekuensi 0,0038.
45
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Dalam rangka konservasi air tanah terdapat beberapa zona pemanfaatan air
tanah, yaitu:
46
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
47
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
48
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
49
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
50
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
51
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 3.6 Sebaran Jumlah Kepala Keluarga dan Status Kepemilikan Rumah di
Provinsi Lampung Tahun 2020
Kepemilikan Rumah
Jumlah Kepala Sewa/ Status Jumlah
Kabupaten/ Kota Milik Sendiri Menumpang
Keluarga Kontrak Lainnya Rumah
(KK) (KK)
(KK) (KK)
Lampung Barat 64.221 56.427 1.179 5.578 1.037 64.221
Tanggamus 131.738 116.076 1.276 13.617 769 131.738
Lampung Selatan 243.265 211.694 3.948 25.867 1.756 243.265
Lampung Timur 198.757 181.417 1.098 13.227 3.015 198.757
Lampung Tengah 253.219 111.489 1.120 9.727 564 122.900
Lampung Utara 138.795 123.281 5.111 22.325 18.265 168.982
Way Kanan 104.313 95.238 554 7.906 631 104.329
Tulang Bawang 92.073 81.179 1.511 8.069 1.314 92.073
Pesawaran 105.305 105.305 90.630 1.317 12.264 209.516
Pringsewu 100.576 88.025 2.914 381 6.134 97.454
Mesuji 58.310 56.737 1.895 5.113 27 63.772
Tulang Bawang Barat 65.943 58.105 634 4.929 2.274 65.942
Pesisir Barat 32.788 28.445 444 0 3.886 32.775
Bandar Lampung 354.283 148.778 29.546 13.886 3.781 195.991
Metro 36.648 35.807 2.119 542 369 38.837
Provinsi Lampung 1.980.234 1.498.003 143.979 132.484 56.086 1.830.552
Sumber: Data diolah, 2020
52
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Sebaran Perumahan
Perkembangan properti di Provinsi Lampung cukup mengalami peningkatan.
Tren properti di Provinsi Lampung didasari dari meningkatnya kebutuhan hunian.
Dalam jangka panjang, tren tersebut akan bergerak ke kebutuhan institusi pendidikan,
kawasan komersial seperti rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan), hingga gedung
perkantoran. Perkembangkan simpul pergerakan yang ada di beberapa kabupaten
juga akan menjadi tarikan terhadap guna lahan disekitarnya, yang secara tidak
langsung akan meningkatkan jumlah pergerakan internal dalam wilayah.
53
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
wilayah. Rumah tunggal dan/atau Rumah deret yang masih dalam tahap proses
pembangunan Perumahan dapat dipasarkan melalui sistem perjanjian pendahuluan
jual beli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
54
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
55
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
LUAS UNIT
NO PENGEMBANG NAMA PERUMAHAN LOKASI LAHAN
2018 2019
(Ha)
6 PT. ADJIE BANGUN Inara Natar Lampung Selatan 4,00 187 187
PROPERTI
Safira 2 Natar Lampung Selatan 4,00 178 178
Sumber sari Natar Lampung Selatan 2,30 20 159
Assifa 2 Natar Lampung Selatan 6,00 265 300
Sidosari 3 Natar Lampung Selatan 2,00 50 124
Adena I Itera Jati Agung Lamsel 1,30 50 55
Adena II Itera Jati Agung Lamsel 1,70 - 145
7 PT. TRI WINDU Perum Serambi Sumatera Residence Bakauheni Lampung Selatan 2,00 150 150
KENCANA ABADI
8 PT. MELANA ANDESPAL Central Sitara Karawang sari Natar 128 100
PROPERTY
9 CV. WARINGIN JAYA Al amin Jati Residence Natar Lampung Selatan 96 -
PERDANA
10 PT. SURYA SAKTI Sabah Balau Residence Sabah Balau Lampung Selatan 2,00 150 52
BANGUN MANDIRI
11 PT. LAMPUNG UTAMA Sidomulyo Residence Sidomulyo, Lampung Selatan 75 75
CONSTRUKSINDO
12 PT. BERKAH SAHABAT Sohibanila Natar Lampung Selatan 1,60 45 100
SUMBAY
13 PT. PUTRI TUNGGAL Lamban lamondo Hajimena Lampung Selatan - 191
PERDANA
14 PT. MITRA SABURAI Griya Anugrah 3 Jati Agung Lampung Selatan 2,30 70 13
PROPERTI
Griya Anugrah 4 Jati Agung Lampung Selatan 50 49
15 PT. ALFARIZI YAHSAN Bumi Indah Permai Natar Lampung Selatan 18 60
MANDIRI
16 PT. PANCA BANGUN Puri Indah Tanjung Bintang Lampung Selatan 100 134
JAYA
17 PT. SAPOO AZZAM JAYA Sapoo Damai Lestari Sukadamai Natar Lampung Selatan 1,10 28 70
MANDIRI
18 PT. SUMBER BERKAH Alam Damai Residence Kec. Habuyang Natar Lampung Selatan 0,60 20 15
MANDIRI
19 PT. ASAUBARA Griya Tamasari jl. Sebiay Sumantri Hajimena LamSel 0,98 50 16
MULTIKONTRUKSI
56
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
LUAS UNIT
NO PENGEMBANG NAMA PERUMAHAN LOKASI LAHAN
2018 2019
(Ha)
20 PT. AGAM MITRA Karya Prima Residence Jl. Raya Suban Merbau Mataram Lamsel 1,25 36 80
GHIFARI SENTOSA
21 PT. SULTAN GOLD The Sultan Regency Jl. Terusan Ryacudu 2 Waygalih LamSel 0,65 19 40
PROPERTINDO
22 PT. LADANG BATU Branti Raya Estate JL, Raya Natar-Brawi Lamsel - 100
HARAPAN
23 PT. BARRY KENCANA Griya Natar Asri Jl. Bima Ds. Bumi Sari Kec. Natar Lamsel 2,50 50 50
24 PT. ANUGERAHPENTA Langkapura Residence Sumber Agung Kemiling 1,60 - 100
MITRA SUKSES
25 PT. PLAZA PROPERTI Graha Indah I Tanjung Bintang Lampung Selatan 0,50 5 30
ABADI
26 PT. WAHYU SEJATI Perum Anugerah Alam Residence II Desa kali asin II Tanjung Bintang Lamsel 9,00 10 57
PRIMA
KAB. PRINGSEWU 6,05 68 320
1 PT. LAMPUNG UTAMA Jejama Secancanan Residence Pekon Wates Kel. Gading Rejo Pringsewu 2,80 - 150
CONSTRUKSINDO
2 CV. LUCKY ARYA JAYA Lucky Arta Residence Jl. Seroja RT. 005 RW. 005 Pringsewu Barat 1,25 20 70
ABADI
3 PT. GRIYA BERKAH Perdana Village Podomoro 2 Kecamatan Pringsewu 2,00 48 100
PERSADA
KAB. LAMPUNG TENGAH 5,50 309 441
1 PT. LAMPUNG UTAMA Bandar Indah Permai Jl. Indra Putra Subing Terbanggi Besar Lamteng 3,00 12 275
CONSTRUKSINDO
2 PT. INNOVIA INVESTA Rakata Residence Seputih Jaya Gunung Sugih Lamteng 2,50 71 100
MANDIRI
3 PT. PUTRI TUNGGAL Nuo Lamondo Lampung Tengah 100
PERDANA
4 PT. KARYA INDAH Seputih Jaya Indah Lampung Tengah 66 50
SENTRA MITRA
5 PT. DUA PUTRI HADE Pesona Residence Jl. Pahlawan Bandarsari Bandarjaya 30 16
6 PT. CITRA MANUNGGAL Perum Griya Citra Permata Bandar Jaya 30 -
SEJAHTERA
KAB. PESAWARAN 10,59 907 1.290
1 PT. MELANA ANDESPAL Melana Gebang Permai Desa Hurun Kec. Padang Cermin Pesawaran 92 100
PROPERTY
57
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
LUAS UNIT
NO PENGEMBANG NAMA PERUMAHAN LOKASI LAHAN
2018 2019
(Ha)
2 PT. ARTAMULYA Way Layap Asri Desa Way Layap Kec. Gd Tataan Pesawaran - 150
BERKAHINDAH
3 PT. BERKAH SAHABAT Asri Jaya Indah Permai Kurungan Nyawa Kab. Pesawaran 200 50
SUMBAY
4 PT. SINAR DIKA ABADI Griya Abadi Negeri Sakti Pesawaran 200 -
5 PT. CITRA KARYA RAYA Citra Alam Permai Pesawaran 50 200
6 PT. SLARA GRIYA Selara Gebang Asri Pesawaran 150 200
SEJAHTERA
7 PT. DHANAKO BUMI Wisma Mas Sutra Regency Jl. A. Yani Tataan Pesawaran 6,00 100 200
GRIYA
8 PT. PAMERS CIPTA Bernung Residence Jl. Sungai Langka Gedong Tataan Pesawaran 50 55
INOVASI
9 PT. RAJAWALI PUTRA Perumahan Rajawali Jl. Sukamulya Kec. Gd. Tataan Pesawaran 1,33 15 100
LAMPUNG
10 PT. LAMPUNG UTAMA Srimulyo Permai Negeri Sakti Pesawaran 2,00 - 184
CONSTRUKSINDO
11 PT. PROPERTI AMALIA Wiyono Residence Dusun Wayhui Desa Wiyono Pesawaran 1,26 50 51
PERMAI
KOTA METRO 6,39 455 546
1 PT. KARYAINDAH Beringin Raya Desa Karangrejo Kec. Metro Timur Kota Metro 50 200
SENTRAMITRA
2 PT. GOLDEN PROPERTI Golden Village Metro Pusat 3,10 110 100
SEJAHTERA
The Rose
3 PT. SWARA TAMA Perum PNS Kota Metro Desa Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat 120 200
4 CV. TOPTEN INNOVATIF Griya Purnama Jl. Merpati I Purwosari Metro Utara 0,23 10 6
5 PT. SAPA NEDUH JAYA Pubian Jaya Lestari Jl Bangau 22 Hadimulyo Barat Kota Metro 0,60 10 10
LESTARI
6 PT. ROI PUTRA JAYA The Rose Kota Metro 1,10 44
PROPERTINDO
Griya Semangka Kota Metro -
Jasmine Residence II Kota Metro 0,80 31 30
7 PT. USAHA BANGUN Jurai Siwo Permai Metro -
LESTARI LOLITA
8 PT.PUTRI PERKASA Pesona Alam Residence Jl. Mengkudu Kel. Yosomulyo Kec. Metro Pusat 0,56 80
LAMPUNG
58
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
LUAS UNIT
NO PENGEMBANG NAMA PERUMAHAN LOKASI LAHAN
2018 2019
(Ha)
KAB. WAY KANAN - - 100
1 CV. FAJAR INDAH Hunian Ramah Berseri Desa Bedeng Sirep Kec. Blambangan Umpu Way Kanan - 100
KAB. TULANG BAWANG 5,38 104 372
1 KOPERASI PUTRA Griya Jaya Asri Jalan Raya Wai Abung Tulang Bawang Barat 84 200
MANSHURIN
2 PT. HIKMAH KARYA Griya Menggala City Jl. Lintas Timur Bujung Tenuk Menggala Selatan Tuba 3,00 20 22
NUSANTARA
3 PT. MEGOW PAK Megow Pak Wawai Kelurahan Menggala Tengah Kec. Menggala Kec. Tuba 2,38 - 150
BERKARYA
KAB. TANGGAMUS 0,90 10 44
1 CV TANGGAMUS Gisting Residence Gisting Bawah Blok 33 Tanggamus 0,90 10 44
NIAGATAMA
KAB. LAMPUNG UTARA - 45 50
1 PT. PUTRI TUNGGAL Griya Nuwo Mafan Kota Bumi Lampung Utara 45 50
PERDANA
Sumber: Baseline Perumahan Provinsi Lampung, 2018
59
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Sebaran Permukiman
60
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
61
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Kawasan permukiman kumuh dianggap sebagai penyakit kota yang harus diatasi.
Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan
permukiman. Sedangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan
pengelola kota akan menentukan kualitas permukiman yang terwujud. Permukiman
kumuh adalah produk pertumbuhan penduduk kemiskinan dan kurangnya
pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan dan menyediakan pelayanan kota
yang memadai. Pada Tahun 2014 seluruh kota/kabupaten melakukan kajian mengenai
luasan wilayah kumuh di daerah masing-masing yang dilegalkan dengan surat
keputusan bupati/walikota.
62
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tulang Bawang
6 B/155/II/09/TBB/2014 79,04 - - 7,50 71,54
Barat
15 Pesisir Barat - - - - - -
63
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.6 Peta Persebaran Kawasan Kumuh Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
64
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Metro 167.411 47 15 10 17 7 10 4 18 - 10
PROVINSI LAMPUNG 8.447.737 4.368 361 701 680 239 264 109 373 3 82
65
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tanggamus 598.299 2 - 14 24 55 12 2 -
Pesawaran 444.380 3 - 22 14 39 16 2 -
Pringsewu 400.187 4 2 21 14 34 21 4 3
Mesuji 200.198 2 - 6 14 47 6 1 1
Metro 167.411 7 2 13 13 4 16 6 2
66
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
67
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
1 Lampung Barat 10 11 11 11 12 3 3 3 3 3 51 53 55 56 58 1 1 1 1 1
2 Tanggamus 20 21 22 23 24 5 5 6 6 6 101 106 111 116 122 1 1 1 1 2
3 Lampung Selatan 34 36 37 39 41 9 9 9 10 10 170 178 186 194 203 2 2 2 2 3
4 Lampung Timur 35 36 38 39 41 9 9 9 10 10 175 182 190 197 205 2 2 2 2 3
5 Lampung Tengah 43 45 46 48 50 11 11 12 12 13 215 223 232 241 250 3 3 3 3 3
6 Lampung Utara 21 21 21 22 22 5 5 5 5 6 103 105 107 109 111 1 1 1 1 1
7 Way Kanan 15 16 17 17 18 4 4 4 4 5 76 79 83 86 90 1 1 1 1 1
8 Tulang Bawang 15 16 17 18 19 4 4 4 4 5 76 80 85 90 95 1 1 1 1 1
9 Pesawaran 15 16 16 17 18 4 4 4 4 5 75 78 82 86 90 1 1 1 1 1
10 Pringsewu 13 14 14 15 16 3 3 4 4 4 67 70 72 75 78 1 1 1 1 1
11 Mesuji 7 7 7 7 7 2 2 2 2 2 34 34 35 36 37 0 0 0 0 0
12 Tulang Bawang Barat 9 10 10 10 11 2 2 2 3 3 46 48 49 51 53 1 1 1 1 1
13 Pesisir Barat 5 5 6 6 6 1 1 1 1 2 26 27 28 29 30 0 0 0 0 0
14 Bandar Lampung 36 39 42 46 50 9 10 11 11 12 178 194 211 229 249 2 2 3 3 3
15 Metro 6 6 6 7 7 1 2 2 2 2 28 30 32 34 37 0 0 0 0 0
PROVINSI LAMPUNG 284 297 311 326 342 71 74 78 82 85 1,421 1,487 1,557 1,631 1,709 18 19 19 20 21
Sumber: Hasil Analisis, 2020
68
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
69
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 3.15 Proyeksi Kebutuhan Taman dan Lapangan Olahraga di Provinsi Lampung
Tabel 3.16 Kebutuhan Lahan Taman dan Lapangan Olahraga Provinsi Lampung
Taman dan Lapangan Olahraga Taman dan Lapangan Olahraga
No. Kabupaten/Kota (@kelurahan) (ha) (@kecamatan) (ha)
2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
1 Lampung Barat 9 9 10 10 11 6 6 7 7 7
2 Tanggamus 18 19 20 21 22 12 13 13 14 15
3 Lampung Selatan 31 32 33 35 37 20 21 22 23 24
4 Lampung Timur 32 33 34 35 37 21 22 23 24 25
70
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
71
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 3.17 Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Bersih Berkualitas (Layak) Menurut Kabupaten di Provinsi Lampung
Tahun 2020
Jumlah Penduduk Pengguna (Jiwa)
Bukan Jaringan Perpipaan Perpipaan Penduduk
dengan Akses
No. Kecamatan Sumur Sumur %
Penampun Depot Perpipaan Berkelanjutan
Sumur Gali Gali Bor Terminal Mata Air Perpipaan (Jiwa)
gan Air Air (PDAM,
Terlindung dengan dengan Air Terlindung Non PDAM
Hujan Minum BPSPAM)
Pompa Pompa
1 Lampung Barat 55.859 34.797 106 4.250 14.723 618 48 62.438 65.390 238.229 78,67%
2 Tanggamus 343.205 30 6.566 0 26.525 0,0 3.678 17.477 26.722 424.203 70,90%
3 Lampung Selatan 384.681 151.160 83.978 1.179 37.617 234 38.003 33.655 19.992 750.499 74,21%
4 Lampung Timur 550.471 97.656 88.511 596 3 3.891 2.525 21.487 9.933 775.073 74,22%
5 Lampung Tengah 806.580 144.457 8.587 0 6.452 0 0 - 0 966.076 75,40%
6 Lampung Utara 353.791 73.332 30.189 215 287 0 656 312 861 459.643 74,51%
7 Way Kanan 223.442 30.242 30.908 0 12.392 0 3.251 19.216 0 319.451 70,97%
8 Tulang Bawang 216.809 36.705 35.929 0 168 4.950 23.067 8.650 0 326.278 72,36%
9 Pesawaran 221.251 25.639 15.533 11.273 10.831 398 4.015 16.884 3.234 309.058 69,55%
10 Pringsewu 286.140 59.895 17.316 1.200 340 0,0 3.098 4.205 1.484 373.678 93,38%
11 Mesuji 55.264 32.957 11.903 7 1.169 12.593 4.371 566 311 119.141 59,51%
Tulang Bawang
12 94327 59.703 15.850 24 19 0 174 1.403 199 171.699 62,84%
Barat
13 Pesisir Barat 49.679 3.486 75 3 18 747 45 - 1.059 55.112 35,58%
14 Bandar Lampung 230.257 132.741 205.517 10.765 9.236 100 39.908 201.451 0 829.975 78,93%
15 Metro 111.223 23.407 15.948 0 0 0,0 2.908 2.128 1.110 156.724 93,62%
PROVINSI LAMPUNG 3.982.979 906.207 566.916 29.512 119.780 23.531 125.747 389.872 130.295 6.274.839 74,28%
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2020
72
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.7 Peta Sebaran Jaringan Air Bersih Sumur Gali Terlindung Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
73
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.8 Peta Sebaran Jaringan Air Bersih Sumur Gali Dengan Pompa Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
74
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.9 Peta Sebaran Jaringan Air Bersih Sumur Bor dengan Pompa Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
75
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.10 Peta Sebaran Jaringan Air Bersih Terminal Air Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
76
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.11 Peta Sebaran Jaringan Air Bersih Mata Air Terlindungi Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
77
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.12 Peta Sebaran Jaringan Air Bersih Penampungan Air Hujan Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
78
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.13 Peta Sebaran Jaringan Air Bersih Depot Air Minum Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
79
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.14 Peta Sebaran Jaringan Air Bersih Perpipaan PDAM BPSPAM Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
80
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.15 Peta Sebaran Jaringan Air Bersih Perpipaan Non PDAM Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
81
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 3.18 Sebaran Lokasi TPA dan Luasan TPA Provinsi Lampung Tahun 2020
82
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 3.19 Persentase Rumah Tangga dengan Kondisi Layanan Akses Terhadap
Sarana-Prasarana Permukiman
Persentase Rumah Tangga di Provinsi Tahun
Keterangan
Lampung menurut : 2016 2017 2018
Status kepemilikan Bangunan tempat
90,71 86,36 87,89 Milik sendiri
tinggal
Beton, Genteng Asbes, Seng, Bambu,
Jenis atap terluas 99,9 99,85 99,88
Kayu/Sirap
Jenis dinding terluas 74,65 76,73 77,76 Tembok bata
Marmer,/granit, keramik,
Jenis lantai terluas 92,53 93,04 94,28 parket/vinil/karpet, ubin/tegel/teraso,
kayu/papan, semen/bata, bambu
Luas lantai per kapita 9,88 8,99 8,25 kurang dari 10 meter persegi
air kemasan bermerk, air isi ulang,
Sumber air minum utama 92,05 91,64 92,45 leding, sumur bor/pompa, sumur
terlindungi, sumur tak terlindungi
Ada, digunakan hanya anggota rumah
Kepemilikan fasilitas BAB 82,22 84,73 86,24
tangga sendiri
Jenis kloset 84,27 85,15 87,17 Leher angsa
Tempat pembuangan akhir tinja 64,18 57,65 56,34 Septik tank, IPAL
Akses air minum layak 52,41 53,79 56,78 -
Akses sanitasi layak 58,58 52,89 52,48 -
Menempati Rumah Tidak Layak Huni 6,88 5,81 3,97 -
Rumah tangga kumuh 2,94 2,63 2,21 -
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Lampung, 2019
83
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
84
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Berdasarkan data penduduk yang telah memiliki akses sanitasi layak dan
akses aman sanitasi setiap tahunnya Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung
mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 penduduk Provinsi Lampung yang memiliki
akses sanitasi sebesar 50,74% dan pada tahun 2019 menjadi 65,44%. Sehingga dapat
dikatakan kesadaran masyarakat dalam memiliki akses sanitasi meningkat sebesar
14,7%.
85
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 3.21 Kondisi Pelayanan Akses Sanitasi Provinsi Lampung Tahun 2015-2019
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Akses Akses Penduduk yang Akses Akses Penduduk yang Akses Akses Penduduk yang
Kabupaten/Kota Layak Aman Memiliki Akses Layak Aman Memiliki Akses Layak Aman Memiliki Akses
Jumlah Jumlah Jumlah
Penduduk Sanitasi Sanitasi Sanitasi Penduduk Sanitasi Sanitasi Sanitasi Penduduk Sanitasi Sanitasi Sanitasi
86
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
(Lanjutan)
PROVINSI LAMPUNG 8.289.577 65,51 0,04 5.409.526 65,52 8.370.485 67,01 0,13 5.532.442 65,44
Sumber: BPPW Lampung, 2020
87
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 3.17 Peta Sebaran Penduduk Memiliki Akses Sanitasi Provinsi Lampung Tahun 2019
Sumber: Data diolah, 2020
88
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
89
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Menurut Kamus Sosiologi yang disusun oleh Marshall tahun 1994, tipologi
diartikan sebagai klasifikasi. Tipologi dapat didefinisikan sebagai klasifikasi sistematis
berdasarkan karakteristik tertentu. Dalam konteks perkotaan, istilah tipologi diartikan
sebagai pengenalan suatu objek atau elemen yang inti dasarnya mempunyai
kemungkinan untuk dapat ditemukan di tempat lain yang sejenis. Istilah tipologi ini
biasa digunakan dalam mengidentifikasi pola-pola ruang perkotaan. Tipologi dapat
terbentuk dari berbagai varian dengan berbagai kombinasi tanpa kehilangan ciri atau
karakteristik utama dari objek tersebut dan dibentuk melalui proses selektif
berdasarkan pada objek atau elemen dasar.
Dalam perkembangannya tipologi tidak hanya dapat terbentuk dari objek atau
elemen fisik, tetapi juga kondisi-kondisi sosial, ekonomi dan budaya mempengaruhi
terbentuknya tipologi. Sebagai contoh komponen kepadatan penduduk berperan
penting dalam membentuk tipologi perkotaan, karena kepadatan penduduk
merupakan salah satu dari komponen budaya masyarakat dan penggerak utama yang
membangun tipologi perkotaan.
Jumlah penduduk yang terus bertambah dan lahan perkotaan yang dimanfaatkan
semakin penuh sesak, sehingga kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi di
kawasan perkotaan terbentuk tanpa dapat dihindari. Kota-kota di negara sedang
berkembang cenderung membentuk ukuran kota yang semakin besar melebar dan
proporsi penduduk terkonsentrasi pada kota utama atau pusat ibu kota.
90
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
91
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
92
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Sebenarnya, setiap migran atau penduduk kota memerlukan semua variabel di atas,
akan tetapi ada kemungkinan para penduduk atau migran cenderung menyukai salah satu
saja, karena dapat memenuhi kebutuhan akan variabel lainnya dari bagian lain dari kota.
Faktor jarak dan kemudahan transportasi akan sangat mempengaruhi sehingga perlu
dimasukkan dalam kajian. Hal tersebut dapat dicontohkan kepada seorang penduduk
yang memilih tinggal di suatu kawasan kota yang permukimannya sudah baik, dekat
dengan pusat kota, karena biaya yang relatif murah dibanding di pusat kota. Keadaan
demikian masih ada kemungkinan baginya untuk bekerja di pusat kota, dengan
tersedianya sarana transportasi yang sangat baik. Berbeda halnya dengan kawasan
wilayah yang cukup jauh dari pusat kota, kemungkinan seseorang akan memerlukan
keempat faktor diatas untuk dapat bermukim di kawasan tersebut.
Pilihan tempat tinggal tidak hanya ditentukan oleh kondisi hunian tempat tinggal
saja. Keadaan di lingkungan sekitar hunian juga besar pengaruhnya. Mereka yang
berpendapatan tinggi yang telah mempertimbangkan lingkungan sekitar sebagai salah
satu atribut penentu pilihan, sedangkan mereka yang berpendapatan rendah masih
berusaha mencari jalan guna mendapatkan tempat bermukim. Walaupun prioritas
93
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Manusia selalu dihadapkan pada pilihan untuk sesuatu termasuk dalam memilih
lokasi rumah sebagai tempat tinggal. Orang akan menyesuaikan dengan preferensi yang
dimilikinya untuk memilih lingkungan hunian. Pemilihan hunian disesuaikan dengan
preferensi lingkungan yang melibatkan pemahaman karakteristik orang dan
lingkungannya. Pilihan yang ada, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, atau
alasan ekonomi dan alasan lainnya hanya diterapkan bila individu tersebut punya
kesempatan memilih, jika tidak mempunyai kesempatan, maka timbullah masalah-
masalah lingkungan. Ketika lingkungan yang diinginkan tidak dapat dipilih, kehidupan
orang akan terpengaruhi dari cara mereka beradaptasi, mengurangi ketidakcocokan, dan
melakukan aktivitas tertentu yang sangat sulit. Amos Rapoport (1977:82) menyatakan
bahwa:
Pada masyarakat berpenghasilan menengah ke atas, aspek non fisik dari sebuah
permukiman seperti prestise, karakteristik sosial merupakan dasar preferensi bermukim
yang apabila dikaitkan dengan Hirarchy of need Maslow. Rumah bukan lagi hanya sekedar
94
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
1. Bahwa perumahan eksternal menjadi sebuah perluasan dari rumah seperti personal
space, privacy, dan territoriality. Lokasi sekitar unit hunian dipandang sebagai suatu
kesatuan dari rumah (sense of localism).
2. Area perumahan menunjukkan kerangka perluasan dan bertautan dengan susunan
ikatan sosial yang melayani sebagai sumber kepentingan untuk kenyamanan.
3. Memperhatikan lima unsur kenyamanan lingkungan permukiman yaitu :
Kepadatan lingkungan permukiman (neighborhood density)
Akses ke fasilitas (accessibility of facilities)
Rumah penghuni (responsdent’s home)
Kecocokan sosial (social compality)
Tingkat pemeliharaan perumahan (neighborhood maintenance level)
Preferensi bermukim ikut terpengaruh oleh gaya hidup penghuni, dalam hal ini
terdapat empat gaya hidup yaitu:
1. Consumtion oriented
Berhubungan dengan kenyamanan hidup yang diinginkan, umumnya memilih hunian
pada pusat kota karena memiliki fasilitas lengkap.
2. Social prestige oreinted
Berhubungan dengan pekerjaan dan kedudukan penghuni alam masyarakat,
umumnya memilih lokasi pada daerah pinggiran kota yang memiliki nilai gengsi.
3. Family oriented
Terutama memilih lingkungan yang tepat bagi perkembangan dan pertumbuhan
anak-anak, ukuran rumah dan halaman seluas mungkin serta fasilitas keluarga yang
lainnya.
4. Community oriented
Mengutamakan interaksi dengan pihak lain yang dianggap perlu, antara lain
permukiman bagi jenis pekerjaan tertentu dan etnis tertentu.
95
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Ada beberapa dimensi yang bergerak paralel dengan mobilitas tempat tinggal.
Empat macam dimensi dalam pemahaman dinamika perubahan tempat tinggal pada
suatu kota adalah:
1. Dimensi lokasi, yang mengacu pada tempat-tempat tertentu suatu kota yang
dianggap paling cocok untuk tempat tinggal dalam kondisi dirinya. Kondisi diri ini
ditekankan pada penghasilan dan siklus kehidupannya. Lokasi dalam konteks ini
berkaitan erat dengan jarak terhadap tempat kerja (accesibility to employment).
Perspektif ini sering di istilahkan sebagai “geographycal space”.
2. Dimensi perumahan, dikaitkan dengan aspirasi perorangan/sekelompok orang
terhadap macam tipe perumahan yang ada. Aspek pada dimensi ini lebih
menekankan pada penguasaan “tenure”. Aspek penguasaan terkait erat dengan
tingkat penghasilan. Mereka yang berpenghasilan rendah akan memilih menyewa
atau mengontrak saja daripada berangan-angan untuk memilikinya, karena
kemampuan itulah yang paling sesuai dengan tingkat pengahasilannya.
3. Dimensi siklus kehidupan, membahas tentang tahap-tahap seseorang dalam
menapak kehidupan mandirinya dalam arti semua kebutuhan hidupnya seratus
persen ditopang oleh penghasilannya sendiri.
4. Dimensi penghasilan, menekankan pembahasan pada besar kecilnya penghasilan
yang diperoleh persatuan waktu. Dengan asumsi semakin lama seseorang menetap
di suatu kota, makin mantap posisinya dalam pekerjaan, makin tinggi pula tingkat
penghasilan yang diperolehnya persatuan waktu.
96
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
kegaduhan, orang tua akan cenderung membatasi kegiatan anak agar tidak
mengganggu tatangga. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan mental anak.
2. Orang dewasa tanpa anak, lebih sesuai tinggal di kawasan pusat kota, dekat dengan
sesuai fasilits hiburan, pekerjaan, dan pelayanan sesuai kebutuhannya.
3. Kelompok usia tua atau keluarga yang sudah membesarkan anak dan yang sudah
tidak bekerja akan tinggal bersama anak, atau kembali ke daerah asal.
Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah Direktorat Jenderal Cipta Karya, dalam
Training for Human Resources Development in Urban Planning (1990:19-20), menyatakan
bahwa:
“Pola hidup umumnya dipengaruhi oleh budaya. Mayarakat dari ciri budaya yang
sama cenderung mempunyai pola hidup yang sama, asalkan berasal dari strata sosial yang
sama. Masyarakat yang memiliki pola hidup yang sama, cenderung mempunyai selera sama
dalam memilih tempat tinggalnya.”
97
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Strategi penanganan:
98
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
99
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Aspek kelembagaan adalah salah satu aspek yang penting dalam penyelenggaraan
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman karena mengatur siapa yang
melakukan dan apa yang dilakukan. Sesuai dengan asas pengorganisasian yang dianut
oleh sistem pemerintahan kita, di antaranya adalah azas pembagian tugas dan azas
fungsionalisasi. Dalam azas pembagian tugas, dimana tugas umum pemerintah dan tugas
pembangunan dibagi habis ke dalam tugas berbagai departemen, lembaga pemerintahan
dan non departemen serta instansi pemerintahan dan non departemen serta instansi
pemerintah lainnya, tanggung jawab masing-masing sudah jelas sebagimana yang
dirumuskan dalam tugasnya. Di lain pihak, yang dimaksud dengan penerapan azas
fungsionalisasi adalah bahwa adanya satu instansi yang secara fungsional paling
bertanggung jawab atas penyelenggaraan bidang pemerintahan dan bidang tertentu.
Dalam pelaksanaan azas ini, instansi yang bersangkutan dapat dan perlu
melakukan mekanisme koordinasi terhadap instansi atau pejabat lain yang setingkat
dalam penyelenggaraan bidang yang mengandung berbagai aspek. Pengembangan
jaringan kelembagaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman merupakan
hal yang sangat penting dan dapat dikatakan sebagai sesuatu hal yang harus segera
dibenahi guna mendukung dan merealisasikan rencana dan program perumahan dan
kawasan permukiman di Provinsi Lampung. Pengembangan jaringan kelembagaan ini
meliputi pengembangan kelembagaan pemerintah, kelembagaan pihak lain yang
100
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
101
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Pemantapan kelembagaan pada badan usaha khususnya pada Badan Usaha Milik
Negara di bidang perumahan dan kawasan permukiman perlu diarahkan untuk
melakukan reformasi di bidang kelembagaan agar tercipta badan usaha yang efisien
efektif dan akuntabel, pengembangan manajemen strategis khususnya dalam aspek
pengusahaan, serta peningkatan kapasitas dan profesionalisme para pelakunya,
khususnya kepada para direksi pada lembaga tersebut. Upaya ini perlu pula dilakukan di
lingkungan kelembagaan badan usaha, baik milik pemerintah daerah maupun
masyarakat, yang berkiprah di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
102
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
103
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Dengan adanya kerjasama ini, pemerintah lebih berfungsi sebagai pengawasan dan
pengendali pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, sementara pihak
swasta sebagai pelakunya. Agar terjadi keselarasan kerjasama maka masing-masing
pihak harus dapat berperan sebagaimana mestinya. Pemerintah harus bersedia
menerima masukan-masukan dari pihak swasta untuk selanjutnya mengeluarkan
ketentuan-ketentuan yang dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif. Sedangkan
swasta harus bersedia melakukan semua ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan
tersebut.
104
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
105
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Sejalan dengan perkembangan yang terjadi sekarang ini dengan makin gencarnya
penerapan otonomi daerah di daerah dan perimbangan keuangan antara Pusat dan
Daerah, mendorong daerah untuk mampu mengelola sumber-sumber PAD-nya sendiri.
Hal ini memerlukan pendekatan tersendiri dalam mengoptimalkan aset-aset daerah yang
memberikan PAD yang nantinya mampu mendukung pembiayaan pembangunan daerah
tersebut.
106
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
3. Dana Perbankan
Tersedia dana untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di perbankan dengan harga
pasar yang umumnya digunakan oleh masyarakat untuk membiayai pemilikan
rumah kelas menengah keatas. Pendanaan untuk KPR ini relatif sulit dan mahal
karena dana KPR ini berasal dari dana masyarakat yang disimpan di bank, sehingga
biaya dananya tergantung dari harga pasar dan penyimpanan oleh masyarakat
umumnya dalam waktu pendek sedangkan bisnis perumahan adalah investasi
jangka panjang.
4. Dana Subsidi
a. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Tersedia dana untuk KPR yang dikhususkan untuk membiayai Rumah
Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana (RS dan RSS) dengan tingkat bunga di
bawah harga pasar. Dana KPR ini diperuntukkan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah dan menengah yang memiliki kemampuan membayar
dan bankable. Bantuan program perumahan yang terkait dengan kredit
perumahan jenis ini mencakup bantuan, selisih bunga, subsidi selisih bunga,
dan subsidi uang muka.
Salah satu program bantuan yang pernah dilaksanakan oleh pemerintah adalah
pola pembiayaan perumahan dengan mekanisme dana bergulir. Ada dua pola
107
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
5. Kredit Konstruksi
Merupakan dana yang umumnya digunakan oleh pengembang sebagai modal kerja
dan untuk membiayai pembangunan perumahan yang akan dijual kepada
masyarakat. Misalnya Investor baik perorangan maupun instansional yang
berminat membangun rumah susun sederhana sewa. Program bantuan perumahan
dan kawasan permukiman yang terkait dengan skim kredit jenis ini menggunakan
dana murah, contoh Penyertaan Modal Pemerintah (Pinjaman Lunak Jangka
Panjang). Kredit program ini disalurkan melalui skim line of credit yang penyaluran
dananya dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan pelaksana
pembangunan.
108
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
4 BAB IV
PERMASALAHAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN PROVINSI LAMPUNG
109
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
110
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
111
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Luasan Kumuh
112
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
SK SK SK SK
Capaian Kumuh (Ha)
Bupati/ Bupati/ Bupati/ Bupati/
TOTAL SISA
Nama Kabupaten/ Walikota Walikota Walikota Walikota
No Nomor SK 2015 2016 2017 2018 2019 CAPAIAN KUMUH
Kota Tahun Tahun Tahun Tahun
(Ha) (Ha)
2014 2016 2019 2020 APBD APBD
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Reguler Kotaku Reguler Kotaku Reguler Kotaku APBD II Reguler Kotaku Kotaku
II II
1 Way Kanan B.130/III.10-WK/HK/2014 34,36 - - - - - - - - - - - - - - - 0 34.36
8 Lampung Utara B/373/25-LU/HK/2014 90,60 - - - - - - - 2,53 - 2,41 5,80 - 41,92 3,86 2,11 58,63 31,97
B/332/V.I/HK/TB/2020 - - - 139,43 - - - - - - - - - - - - 0
12 Bandar Lampung 974/IV.32/HK/2014 266,64 - - - 16,64 7,94 39,10 - - 13,52 - 5,06 163,47 - 62,36 308,09 569,62
406/III.24/HK/2016 - 3.300,40 - - - - - - - - - - - - - - 0
270/IV.01/HK/2019 - - 566,62 - - - - - - - - - - - - - 0
15 Pesisir Barat - - - - - - - - - - - - - - - - -
TOTAL 2.023,51 3.300,40 993,04 139,43 95,31 7,94 83,11 39,10 2,53 27,16 20,58 5,80 5,06 309,52 3,86 80,70 680,67 2.317,25
Sumber: Data diolah, 2020
113
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 4.1 Peta Sebaran Kawasan Kumuh Provinsi Lampung Tahun 2020
Sumber: Data diolah, 2020
114
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peran yang sangat
strategis dalam membentuk watak serta kepribadian bangsa. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan perumahan pemerintah melakukan usaha-usaha
pembangunan perumahan dengan melibatkan berbagai pihak baik perorangan
maupun badan hukum. Usaha pemerintah tersebut tidak terlepas dari tujuan negara
untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Permasalahan yang dihadapi dalam konteks perumahan pada banyak
kabupaten/ kota di Provinsi Lampung adalah semakin berkembangnya perumahan
dan pemukiman yang tidak layak huni. Hal ini disebabkan oleh konsep penataan kota
yang umumnya berkembang secara bertahap tetapi tanpa dilandasi perencanaan kota
yang menyeluruh dan terpadu. Penataan kota tidak dipersiapkan atau direncanakan
untuk menampung pertumbuhan penduduk yang besar dalam waktu yang relatif
pendek. Kabupaten/kota di Provinsi Lampung menampilkan wajah ganda, di satu sisi
terlihat perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalam wujud
arsitektur modern di sepanjang tepi jalan utama kota, namun di sisi lain nampak
menjamurnya lingkungan tidak layak huni dengan sarana dan prasarana yang sangat
tidak memadai untuk mendukung keberlangsungan kehidupan manusia yang hidup di
wilayah perkotaan tersebut, sehingga menunjukkan adanya krisis dalam perencanaan
perkotaan.
Fenomena pembangunan perkotaan yang tidak terencana dengan baik, pada
perkembangan berikutnya berdampak pada munculnya masalah dalam kehidupan
masyarakat perkotaan, seperti munculnya kesan bahwa kota menjadi tidak layak huni,
mudah terjangkitnya penyakit pada masyarakat di pemukiman tidak layak huni dan
munculnya anggapan bahwa pemerintah kota setempat tidak mampu mengelola
peningkatan kualitas perumahan yang berkualitas. Terkait dengan permasalahan
tersebut, maka Pemerintah melalui instansi terkait memiliki kewenangan strategis
dalam membenahi ketimpangan dan tidak tepatnya sasaran perencanaan
pembangunan kota, melalui pengaturan dan program-program kegiatan perencanaan
kota yang bertujuan untuk menciptakan suasana perkotaan yang berkualitas demi
kesejahteraan masyarakat kota.
115
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Berdasarkan tabel diatas, jumlah RTLH yang paling besar berada pada
Kabupaten Lampung Utara sebesar 23.998 unit, sedangkan jumlah RTLH paling
sedikit pada Kota Metro sebesar 355 unit.
116
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
117
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Backlog hunian bisa disebabkan terjadi melalui beberapa hal, penyediaan rumah
yang kurang memenuhi kebutuhan KK, affordabilitas/ kemampuan membayar rumah
yang rendah, harga jual hunian yang terlalu tinggi dan kurang menjangkau kebutuhan
rumah untuk MBR.
118
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
119
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
120
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
121
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Jika kita melihat pendapatan daerah yang bersumber dari real estate, memiliki
hasil nilai yang cukup tinggi pada tahun 2015-2019. Angka pendapatan tersebut
hingga tahun 2019 (angka sementara) mencapai 7.459,61 miliar rupiah.
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 Menurut Lapangan
Usaha di Provinsi Lampung (miliar rupiah)
Lapangan Usaha/Industri 2015 2016 2017 2018* 2019**
Pertanian, Kehutanan, dan
A 63.745,49 65.730,54 66.297,14 66.965,85 67.860,65
Perikanan
Pertanian, Peternakan,
50.250,34 51.840,12 51.729,04 52.824,86 53.423,14
Perburuan, dan Jasa Pertanian
a. Tanaman Pangan 20.265,58 20.586,42 22.095,90 22.287,99 21.732,79
b. Tanaman Holtikultura 5.397,09 5.957,70 4.074,07 3.961,20 3.949,18
1
c. Tanaman Perkebunan 15.090,83 15.381,19 14.914,66 15.423,83 15.845,84
d. Peternakan 8.012,34 8.430,69 9.167,42 9.696,66 10.414,45
e. Jasa Pertanian dan
1.484,51 1.484,12 1.476,99 1.455,17 1.480,88
Perburuan
2 Kehutanan dan Penerbangan 736,85 800,06 787,52 784,82 761,00
3 Perikanan 12.758,30 13.090,36 13.780,58 13.356,17 13.676,51
Pertambangan dan Penggalian 12.079,30 12.606,33 13.412,34 13.685,69 14.053,72
1. Pertambangan Minyak, Gas,
7.121,79 7.280,30 7.508,03 7.361,36 7.371,23
dan Panas Bumi
2. Pertambangan Batubara dan
B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Lignit
3. Pertambangan Bijih Logam 98,53 101,95 109,39 114,97 119,93
4. Pertambangan dan
4.858,98 5.224,08 5.794,92 6.209,36 6.562,56
Penggalian Lainnya
Industri Pengolahan 35.913,82 37.326,31 39.633,96 43.233,85 46.803,31
1. Industri Batubara dan
16,36 17,21 18,29 19,60 20,25
C Pengilangan Migas
2. Industri Makanan dan
25.154,82 26.175,79 28.480,89 32.946,09 37.289,34
Minuman
122
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
123
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
4.5 Affordabilitas
Dilihat dari standar yang di keluarkan oleh bank untuk harga angsuran rumah
minimal dalam satu bulan adalah sekitar Rp800.000,- yaitu sebesar 30-35% dari
124
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
125
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
5 BAB V
ANALISIS PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DI
PROVINSI LAMPUNG
Kebijakan Nasional
126
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
pusat pendukung jasa pariwisata, pusat pendidikan tinggi, dan pusat distribusi dan
koleksi.
Terdapat Strategi dalam RTRW Provinsi Lampung yang berkaitan dengan
Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu;
Meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi dan
budaya keseluruh wilayah provinsi. Strategi ini dicapai dengan menyediakan
sarana dan prasarana penunjang serta pemeliharaannya sehingga diharapkan
akan mempercepat ketersediaan infrastruktur yang menyebabkan
pengembangan wilayah pedesaan serta meningkatnya aksesibilitas antara desa
dan pertumbuhan wilayah dengan perkotaan
Mengentaskan kemiskinan di kawasan tertinggal. Strategi ini dicapai dengan
mengoprimalkan Sarana dan prasarana serta SDA.
Kawasan peruntukan permukiman di Provinsi Lampung akan dikembangkan
pada kawasan-kawasan yang berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung, kawasan hutan, dan kawasan rawan bencana serta memiliki daya
dukung yang kuat untuk kegiatan permukiman. Pengembangan kawasan permukiman
hingga tahun 2029, pada dasarnya mengikuti arahan distribusi penduduk.
Berdasarkan hasil analisis potensi dan kebutuhan lahan permukiman, maka luas
kawasan permukiman yang direncanakan adalah 2.321,83 km². Kawasan tersebut juga
memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan serta memiliki
kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung. Rencana pengembangan
permukiman dari tingkat kepadatannya akan diklasifikasikan sebagai berikut:
Kawasan permukiman berkepadatan tinggi akan diarahkan di Kota Bandar
Lampung, Kota Metro, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kabupaten Pringsewu.
Kawasan permukiman berkepadatan sedang akan diarahkan di Kabupaten
Pesawaran, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Utara, dan
Kabupaten Tulang Bawang.
Kawasan permukiman berkepadatan rendah akan diarahkan di Kabupaten
Lampung Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Mesuji, Kabupaten
Way Kanan, Kabupaten Tanggamus, dan Kabupaten Lampung Barat.
Kebutuhan akan permukiman dari tahun ke tahun akan semakin meningkat,
mengikuti pertumbuhan penduduk. Namun mengingat lahan cadangan
127
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
128
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
129
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
130
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Pusat Industri
Pusat perdagangan dan jasa
Tanjung Bintang
Koleksi pertanian dan perkebunan
Pertanian,
Sidomulyo Perdagangan dan Jasa.
131
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Pusat pengembangan
perdagangan dan jasa pendukung
kegiatan pertanian,
Fajar Bulan
Pusat koleksi dan distribusi hasil
pertanian holtikultura.
Perikanan,
Perdagangan dan Jasa.
Pusat Pengembangan
Labuhan Maringgai
Perdagangan dan Jasa Pendukung
Kegiatan Pertanian.
Perdagangan,
Bukit Kemuning Pusat pengolahan hasil pertanian.
Pusat industri.
Perikanan;
Wiralaga
Perkebunan
.
Pusat pengembangan perdagangan dan
jasa pendukung kegiatan perikanan
Wonosobo
laut
132
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
133
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
2. Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan Fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup adalah kawasan yang memiliki potensi perlindungan bagi
flora, fauna, keanekaragaman hayati dan non hayati, keseimbangan ekosistem,
dan memiliki tingkat kerawanan bencana. Kawasan strategis aspek lingkungan
hidup ini, mencakup:
a. Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman meliputi
Kecamatan Gedong Tataan, Way Lima, Kedondong dan Padang Cermin.
b. Kawasan Batutegi di Kabupaten Tanggamus. Terkait dengan penetapan
kawasan strategis ini, maka kewenangan dari Pemerintah Provinsi adalah
dimulai dari penyusunan Rencana Rinci Kawasan Strategis, penyusunan
masterplan prasarana kawasan, serta pengelolaannya.
134
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Data penduduk pada waktu yang lalu dan waktu kini sudah dapat diperoleh dari
hasil-hasil survei dan sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk
pada masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk yaitu perkiraan jumlah
penduduk dan komposisinya di masa mendatang. Proyeksi penduduk bukan
merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang
didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk,
yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi). Ketiga komponen inilah yang
menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang
akan datang. Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran,
kematian dan perpindahan di masa yang akan datang diperlukan data yang
menggambarkan tren di masa lampau hingga saat ini, faktor-faktor yang
mempengaruhi masing-masing komponen itu, dan hubungan antara satu komponen
dengan yang lain serta target yang akan dicapai atau diharapkan pada masa yang akan
datang.
135
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
linier yang memiliki tingkat standar deviasi terendah dibandingkan dengan ketiga
metode tersebut. Analisis regresi linier mempertimbangkan asumsi bahwa konstanta
dan kelerengan garis regresi tetap sepanjang waktu, dengan model sebagai berikut:
𝑃𝑡+𝑥 = a + 𝑏 (𝑥)
Pt+x = Jumlah penduduk t+x
X = Tambahan tahun terhitung
a dan b = merupakan konstanta dan kelerengan garis regesi yang ditentukan dengan prinsip
= meminimalkan jumlah kesalahan/eror kuadrat.
Berdasarkan lima tahun dasar data proyeksi dari tahun 2016 hingga 2020,
diperoleh jumlah penduduk di Provinsi Lampung seperti yang tertera pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5.2 Proyeksi Jumlah Penduduk di Provinsi Lampung Tahun 2020 - 2040
Penduduk (Jiwa)
Kabupaten/ Kota
2020 2025 2030 2035 2040
Lampung Barat 302.828 318.515 330.581 343.104 356.101
Tanggamus 598.299 626.875 650.622 675.268 700.848
Lampung Selatan 1.011.286 1.058.937 1.099.050 1.140.683 1.183.893
Lampung Timur 1.044.320 1.092.315 1.133.693 1.176.638 1.221.210
Lampung Tengah 1.281.310 1.339.960 1.390.720 1.443.401 1.498.079
Lampung Utara 616.897 642.545 666.885 692.147 718.367
Way Kanan 450.109 471.307 489.161 507.690 526.922
Tulang Bawang 450.902 473.281 491.209 509.817 529.129
Pesawaran 444.380 465.560 483.196 501.500 520.497
Pringsewu 400.187 418.427 434.277 450.728 467.802
Mesuji 200.198 208.851 216.762 224.973 233.496
Tulang Bawang Barat 273.215 285.650 296.470 30.701 319.357
Pesisir Barat 154.895 161.958 168.093 174.461 181.070
Bandar Lampung 1.051.500 1.109.699 1.151.736 1.195.365 1.240.646
Metro 167.411 176.055 182.724 189.646 196.830
JUMLAH 8.447.737 8.849.935 9.185.179 9.533.123 9.894.247
Sumber: Hasil Analisis, 2020
136
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
data proyeksi penduduk sebagaimana yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
Pada dasarnya perhitungan kepadatan penduduk digunakan untuk melihat
konsentrasi sebaran penduduk dan dapat dianalisa lebih lanjut untuk mengatahui
sejauhmana kemampuan lingkungan tempat tinggal untuk menampungnya. Berikut
perhitungan kepadatan penduduk.
Tabel 5.3 Proyeksi Kepadatan Penduduk di Provinsi Lampung
Tahun 2020-2040
Luas Kepadatan Penduduk (jiwa/ha)
Kabupaten/ Kota Permukiman
2020 2025 2030 2035 2040
(Ha)
Lampung Barat 3.041,06 60,69 62,99 65,37 67,85 70,42
Tanggamus 5.906,99 64,77 67,23 69,77 72,41 75,16
Lampung Selatan 15.847,92 48,50 50,33 52,24 54,22 56,27
Lampung Timur 28.369,61 21,71 22,53 23,39 24,27 25,19
Lampung Tengah 31.108,40 24,07 24,98 25,93 26,91 27,93
Lampung Utara 12.580,97 26,09 27,08 28,11 29,17 30,28
Way Kanan 7.557,75 27,27 28,30 29,37 30,49 31,64
Tulang Bawang 10.509,84 22,20 23,04 23,92 24,82 25,76
Pesawaran 5.376,91 46,23 47,98 49,79 51,68 53,64
Pringsewu 5.360,47 39,48 40,98 42,53 44,14 45,82
Mesuji 7.385,16 14,86 15,42 16,01 16,61 17,24
Tulang Bawang Barat 5.779,39 24,97 25,91 26,90 27,91 28,97
Pesisir Barat 1.582,89 42,73 44,35 46,03 47,78 49,59
Bandar Lampung 7.562,18 107,02 111,08 115,29 119,65 124,19
Metro 2.828,03 41,81 43,40 45,04 46,75 48,52
JUMLAH 150.797,59 40,83 42,37 43,98 45,64 47,37
Sumber: Hasil Analisis, 2020
137
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
138
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
139
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
140
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Analisis ini dilakukan untuk melihat kebutuhan perumahan pada tiap tiap
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung selain itu juga akan dilakukan proyeksi
kebutuhan hunian dan lahan pengembangan, proyeksi kebutuhan fasilitas dan
kebutuhan lahan pengembangan serta neraca lahan.
141
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
KONDISI SAAT INI 2020 KEBUTUHAN 2025 KEBUTUHAN 2030 KEBUTUHAN 2035 KEBUTUHAN 2040
Kabupaten/
No RSS RS RSd RM Rekap RSS RS RSd RM Rekap RSS RS RSd RM Rekap RSS RS RSd RM Rekap RSS RS RSd RM Rekap
Kota
0,3 0,4 0,2 0,1 0,3 0,4 0,2 0,1 0,3 0,4 0,2 0,1 0,3 0,4 0,2 0,1 0,3 0,4 0,2 0,1
Lampung
1 18.170 24.226 12.113 6.057 60.566 18.772 25.030 12.515 6.257 62.575 19.395 25.860 12.930 6.465 64.650 20.039 26.718 13.359 6.680 66.795 20.703 27.604 13.802 6.901 69.011
Barat
2 Tanggamus 35.898 47.864 23.932 11.966 119.660 37.089 49.452 24.726 12.363 123.629 38.319 51.092 25.546 12.773 127.730 39.590 52.787 26.393 13.197 131.967 40.904 54.538 27.269 13.635 136.345
Lampung
3 60.677 80.903 40.451 20.226 202.257 62.690 83.587 41.793 20.897 208.967 64.770 86.359 43.180 21.590 215.898 66.918 89.224 44.612 22.306 223.060 69.138 92.184 46.092 23.046 230.460
Selatan
Lampung
4 62.659 83.546 41.773 20.886 208.864 64.738 86.317 43.159 21.579 215.793 66.885 89.180 44.590 22.295 222.951 69.104 92.139 46.069 23.035 230.347 71.396 95.195 47.598 23.799 237.988
Timur
Lampung
5 76.879 102.505 51.252 25.626 256.262 79.429 105.905 52.953 26.476 264.763 82.064 109.418 54.709 27.355 273.546 84.786 113.048 56.524 28.262 282.620 87.599 116.798 58.399 29.200 291.995
Tengah
Lampung
6 37.014 49.352 24.676 12.338 123.379 38.242 50.989 25.494 12.747 127.472 39.510 52.680 26.340 13.170 131.701 40.821 54.428 27.214 13.607 136.070 42.175 56.233 28.117 14.058 140.583
Utara
7 Way Kanan 27.007 36.009 18.004 9.002 90.022 27.902 37.203 18.602 9.301 93.008 28.828 38.437 19.219 9.609 96.093 29.784 39.712 19.856 9.928 99.281 30.772 41.030 20.515 10.257 102.574
Tulang
8 27.054 36.072 18.036 9.018 90.180 27.952 37.269 18.634 9.317 93.172 28.879 38.505 19.253 9.626 96.263 29.837 39.782 19.891 9.946 99.456 30.827 41.102 20.551 10.276 102.755
Bawang
9 Pesawaran 26.663 35.550 17.775 8.888 88.876 27.547 36.730 18.365 9.182 91.824 28.461 37.948 18.974 9.487 94.870 29.405 39.207 19.603 9.802 98.017 30.381 40.508 20.254 10.127 101.269
10 Pringsewu 24.011 32.015 16.007 8.004 80.037 24.808 33.077 16.538 8.269 82.692 25.631 34.174 17.087 8.544 85.436 26.481 35.308 17.654 8.827 88.270 27.359 36.479 18.240 9.120 91.198
11 Mesuji 12.012 16.016 8.008 4.004 40.040 12.410 16.547 8.274 4.137 41.368 12.822 17.096 8.548 4.274 42.740 13.247 17.663 8.832 4.416 44.158 13.687 18.249 9.125 4.562 45.623
Tulang
12 Bawang 16.393 21.857 10.929 5.464 54.643 16.937 22.582 11.291 5.646 56.456 17.499 23.331 11.666 5.833 58.328 18.079 24.105 12.053 6.026 60.263 18.679 24.905 12.452 6.226 62.262
Barat
13 Pesisir Barat 9.294 12.392 6.196 3.098 30.979 9.602 12.803 6.401 3.201 32.007 9.921 13.227 6.614 3.307 33.068 10.250 13.666 6.833 3.417 34.165 10.590 14.119 7.060 3.530 35.299
Bandar
14 63.090 84.120 42.060 21.030 210.300 65.183 86.910 43.455 21.728 217.276 67.345 89.793 44.897 22.448 224.484 69.579 92.772 46.386 23.193 231.930 71.887 95.850 47.925 23.962 239.624
Lampung
15 Metro 10.045 13.393 6.696 3.348 33.482 10.378 13.837 6.919 3.459 34.593 10.722 14.296 7.148 3.574 35.740 11.078 14.770 7.385 3.693 36.926 11.445 15.260 7.630 3.815 38.151
Provinsi
506.864 675.819 337.909 168.955 1.689.547 523.678 698.238 349.119 174.559 1.745.594 541.050 721.400 360.700 180.350 1.803.499 558.998 745.330 372.665 186.333 1.863.326 577.541 770.055 385.027 192.514 1.925.137
Lampung
Sumber: Hasil Analisis, 2020
142
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Keterangan Tabel:
Rata-rata jumlah penduduk : 5 jiwa/rumah
setiap unit
Proporsi RM:RSD:RS:RSS : 1:2:4:3
Luas kapling RSS : 70 m2
Luas Kapling RS : 200 m2
Luas Kapling RSD : 4002
Luas Kapling RM : 6002
143
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Pasar Lingkungan dan Pusat Pertokoan (Unit) Pusat Perbelanjaan (Unit) Pasar Induk (Unit)
No Kabupaten/Kota Rekap Rekap Rekap
Eksisting 2020 2025 2030 2035 2040 Eksisting 2020 2025 2030 2035 2040 Eksisting 2020 2025 2030 2035 2040
1 Lampung Barat 4 10 10 11 11 12 8 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1
2 Tanggamus 6 20 21 21 22 23 17 5 5 5 5 6 6 1 1 1 1 1 1
3 Lampung Selatan 10 34 35 36 37 38 28 8 9 9 9 10 10 2 2 2 2 2 2
4 Lampung Timur 9 35 36 37 38 40 31 9 9 9 10 10 10 2 2 2 2 2 2
5 Lampung Tengah 9 43 44 46 47 49 40 11 11 11 12 12 12 3 3 3 3 3 3
6 Lampung Utara 50 21 21 22 23 23 -27 5 5 5 6 6 6 1 1 1 1 1 1
7 Way Kanan 17 15 16 16 17 17 0 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1
144
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Pasar Lingkungan dan Pusat Pertokoan (Unit) Pusat Perbelanjaan (Unit) Pasar Induk (Unit)
No Kabupaten/Kota Rekap Rekap Rekap
Eksisting 2020 2025 2030 2035 2040 Eksisting 2020 2025 2030 2035 2040 Eksisting 2020 2025 2030 2035 2040
8 Tulang Bawang 59 15 16 16 17 17 -42 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1
9 Pesawaran 27 15 15 16 16 17 -10 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1
10 Pringsewu 0 13 14 14 15 15 15 3 3 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1
11 Mesuji 32 7 7 7 7 8 -24 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0
12 Tulang Bawang Barat 21 9 9 10 10 10 -11 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1
13 Pesisir Barat 30 5 5 6 6 6 -24 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
14 Bandar Lampung 51 35 36 37 39 40 -11 9 9 9 10 10 10 2 2 2 2 2 2
15 Metro 8 6 6 6 6 6 -2 1 1 1 2 2 2 0 0 0 0 0 0
PROVINSI LAMPUNG 333 282 291 301 311 321 -12 0 70 73 75 78 80 80 0 18 18 19 19 20 20
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Balai Pertemuan (Unit) Pos Pemadam Kebakaran (Unit) Balai Kecamatan (Unit)
No Kabupaten/Kota Rekap Rekap Rekap
Eksisting 2020 2025 2030 2035 2040 Eksisting 2020 2025 2030 2035 2040 Eksisting 2020 2025 2030 2035 2040
1 Lampung Barat 121 125 129 134 138 138 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Tanggamus 239 247 255 264 273 273 5 5 5 5 6 6 5 5 5 5 6 6
3 Lampung Selatan 405 418 432 446 461 461 8 9 9 9 10 10 8 9 9 9 10 10
4 Lampung Timur 418 432 446 461 476 476 9 9 9 10 10 10 9 9 9 10 10 10
5 Lampung Tengah 513 530 547 565 584 584 11 11 11 12 12 12 11 11 11 12 12 12
6 Lampung Utara 247 255 263 272 281 281 5 5 5 6 6 6 5 5 5 6 6 6
7 Way Kanan 180 186 192 199 205 205 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 Tulang Bawang 180 186 193 199 206 206 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 Pesawaran 178 184 190 196 203 203 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10Pringsewu 160 165 171 177 182 182 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
11Mesuji 80 83 85 88 91 91 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Tulang Bawang
12 109 113 117 121 125 125 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3
Barat
13 Pesisir Barat 62 64 66 68 71 71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 Bandar Lampung 421 435 449 464 479 479 9 9 9 10 10 10 9 9 9 10 10 10
15 Metro 67 69 71 74 76 76 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2
PROVINSI LAMPUNG 0 3.379 3.491 3.607 3.727 3.850 3.850 0 70 73 75 78 80 80 0 70 73 75 78 80 80
Sumber: Hasil Analisis, 2020
145
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 5.13 Sarana Pemakaman Umum Tabel 5.14 Kebutuhan Luasan PSU Provinsi Lampung
Pemakaman Umum (2% Luas Permukiman) Hektar Luas PSU (Ha)
No Kabupaten/Kota No Kabupaten/Kota
2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
1 Lampung Barat 33,75 34,87 36,03 37,23 38,46 1 Lampung Barat 228,11 235,67 243,49 251,57 259,91
2 Tanggamus 66,69 68,90 71,19 73,55 75,99 2 Tanggamus 450,67 465,62 481,06 497,02 513,51
3 Lampung Selatan 112,72 116,46 120,33 124,32 128,44 3 Lampung Selatan 761,75 787,02 813,13 840,10 867,97
4 Lampung Timur 116,41 120,27 124,26 128,38 132,64 4 Lampung Timur 786,63 812,73 839,69 867,54 896,32
5 Lampung Tengah 142,82 147,56 152,45 157,51 162,74 5 Lampung Tengah 965,15 997,16 1030,24 1064,42 1099,73
6 Lampung Utara 68,76 71,04 73,40 75,83 78,35 6 Lampung Utara 464,68 480,09 496,02 512,47 529,47
7 Way Kanan 50,17 51,84 53,56 55,33 57,17 7 Way Kanan 339,04 350,29 361,91 373,92 386,32
8 Tulang Bawang 50,26 51,93 53,65 55,43 57,27 8 Tulang Bawang 339,64 350,91 362,55 374,58 387,00
9 Pesawaran 49,53 51,18 52,87 54,63 56,44 9 Pesawaran 334,73 345,83 357,31 369,16 381,40
10 Pringsewu 44,61 46,09 47,62 49,19 50,83 10 Pringsewu 301,44 311,44 321,77 332,45 343,47
11 Mesuji 22,32 23,06 23,82 24,61 25,43 11 Mesuji 150,80 155,80 160,97 166,31 171,83
12 Tulang Bawang Barat 30,45 31,46 32,51 33,59 34,70 12 Tulang Bawang Barat 205,80 212,63 219,68 226,97 234,50
13 Pesisir Barat 17,27 17,84 18,43 19,04 19,67 13 Pesisir Barat 116,67 120,55 124,54 128,68 132,94
14 Bandar Lampung 117,21 121,09 125,11 129,26 133,55 14 Bandar Lampung 792,04 818,32 845,46 873,51 902,48
15 Metro 18,66 19,28 19,92 20,58 21,26 15 Metro 126,10 130,29 134,61 139,07 143,69
PROVINSI LAMPUNG 941,63 972,86 1.005,14 1.038,48 1.072,93 PROVINSI LAMPUNG 6.363,26 6.574,34 6.792,43 7.017,75 7.250,55
Sumber: Hasil Analisis, 2020 Sumber: Hasil Analisis, 2020
146
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Neraca Lahan
Pada bagian neraca lahan akan memperlihatkan sisa lahan permukiman yang
dapat dikembangkan setelah luasan lahan permukiman tersebut dikurangi dengan
luasan lahan rumah dan prasarana-utilittas umum.
147
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
148
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
149
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Proyeksi lahan pada tahun 2040 Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Tanggamus,
dan Kota Bandar Lampung menerangkan bahwa kapasitas daya tampung sudah tinggi
untuk menampung penduduk untuk bermukim (membangun rumah). Sedangkan
untuk kecamatan lainnya sudah harus memperhatikan daya tampung dalam
pembangunan rumah. Apabila tidak dijadikan perhatian, kabupaten/kota yang sudah
tinggi kapasitasnya, dampaknya akan terjadi pembangunan rumah di wilayah lindung
dan di wilayah ilegal.
150
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 5.3 Peta Daya Tampung Lahan Provinsi Lampung Tahun 2040
Sumber : Hasil Analisis, 2020
151
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Daya dukung lahan adalah kapasitas atau kemampuan lahan yang berupa
lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan lahan
untuk semakin meningkat. Oleh karena itu evaluasi terhadap daya dukung wilayah
untuk mendukung kegiatan masyarkat perlu dilakukan. Provinsi Lampung memiliki
tiga ahan yang terdiri atas lahan potensial, lahan limit dan lahan kendala. Luas lahan
potensial di Provinsi Lampung adalah 2.099.939 Ha, lahan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah. Luas lahan limit di Provinsi
Lampung adalah 738.844,59 Ha, lahan kritis merupakan lahan yang penggunaannya
tidak sesuai dengan kemampuannya atau bisa dikatakan penggunaannya harus sesuai
dengan kelas kemampuannya. Luas lahan kendala di Provinsi Lampung adalah
515.095,81 Ha, lahan kendala merupakan lahan yang memiliki beberapa faktor atau
keadaan yang membatasi dalam pemanfaatannya. Kabupaten Lampung Tengah
memiliki luasan lahan potensial tertinggi sebesar 395.305,28 Ha, sedangkan Kota
Metro memiliki luas lahan potensial terkecil yaitu 7.315,38 Ha.
152
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
153
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
154
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
155
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
156
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
157
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
158
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
159
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
160
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
161
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
162
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
163
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
164
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
d. Jembatan Timbang
165
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
166
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
167
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
168
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Jenis pelabuhan dan distribusi lokasinya, masing-masing disajikan pada tabel berikut
di bawah ini.
169
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
170
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
171
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
172
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 5.20 Kebutuhan Air Bersih Domestik dan Non Domestik di Tiap Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Tahun 2020-2040
Jumlah Penduduk Total Kebutuhan Air Bersih Domestik dan Non Domestik
No Kabupaten/Kota (Jiwa) (liter/kab/detik)
2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
1 Lampung Barat 302.828 312.874 323.252 333.975 345.054 340,68 351,98 363,66 375,72 388,19
2 Tanggamus 598.299 618.146 638.651 659.837 681.725 673,09 695,41 718,48 742,32 766,94
3 Lampung Selatan 1.011.286 1.044.833 1.079.492 1.115.302 1.152.299 1.137,70 1.175,44 1.214,43 1.254,71 1.296,34
4 Lampung Timur 1.044.320 1.078.963 1.114.754 1.151.734 1.189.939 1.174,86 1.213,83 1.254,10 1.295,70 1.338,68
5 Lampung Tengah 1.281.310 1.323.814 1.367.728 1.413.099 1.459.975 1.441,47 1.489,29 1.538,69 1.589,74 1.642,47
6 Lampung Utara 616.897 637.361 658.504 680.348 702.917 694,01 717,03 740,82 765,39 790,78
7 Way Kanan 450.109 465.040 480.467 496.405 512.872 506,37 523,17 540,53 558,46 576,98
8 Tulang Bawang 450.902 465.860 481.313 497.280 513.775 507,26 524,09 541,48 559,44 578,00
9 Pesawaran 444.380 459.121 474.351 490.087 506.344 499,93 516,51 533,65 551,35 569,64
10 Pringsewu 400.187 413.462 427.178 441.348 455.989 450,21 465,14 480,57 496,52 512,99
11 Mesuji 200.198 206.839 213.700 220.789 228.113 225,22 232,69 240,41 248,39 256,63
12 Tulang Bawang Barat 273.215 282.278 291.642 301.317 311.312 307,37 317,56 328,10 338,98 350,23
13 Pesisir Barat 154.895 160.033 165.342 170.827 176.493 174,26 180,04 186,01 192,18 198,56
14 Bandar Lampung 1.051.500 1.086.381 1.122.419 1.159.652 1.198.120 1.182,94 1.222,18 1.262,72 1.304,61 1.347,89
15 Metro 167.411 172.964 178.702 184.630 190.755 188,34 194,58 201,04 207,71 214,60
PROVINSI LAMPUNG 8.447.737 8.727.969 9.017.497 9.316.629 9.625.684 9.504 9.819 10.145 10.481 10.829
173
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 5.21 Supply-Demand Air Bersih PDAM Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Kabupaten/ Water Supply Water Demand
Kota (liter/kab-kota/detik) (liter/kab-kota/detik)
2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
Lampung Barat 134,16 139,57 144,98 150,39 155,79 340,68 351,98 363,66 375,72 388,19
Tanggamus 51,86 56,50 61,14 65,78 70,43 673,09 695,41 718,48 742,32 766,94
Lampung Selatan 186,45 195,06 203,68 212,29 220,91 1.137,70 1.175,44 1.214,43 1.254,71 1.296,34
Lampung Timur 86,88 91,57 96,26 100,96 105,65 1.174,86 1.213,83 1.254,10 1.295,70 1.338,68
Lampung Tengah 25,00 30,64 36,28 41,92 47,56 1.441,47 1.489,29 1.538,69 1.589,74 1.642,47
Lampung Utara 22,69 25,39 28,08 30,78 33,47 694,01 717,03 740,82 765,39 790,78
Way Kanan 18,77 23,19 27,61 32,03 36,45 506,37 523,17 540,53 558,46 576,98
Tulang Bawang 52,26 57,90 63,54 69,18 74,82 507,26 524,09 541,48 559,44 578,00
Pesawaran 50,12 55,42 60,72 66,01 71,31 499,93 516,51 533,65 551,35 569,64
Pringsewu 100,00 104,94 109,87 114,81 119,75 450,21 465,14 480,57 496,52 512,99
Mesuji 75,00 80,64 86,28 91,92 97,56 225,22 232,69 240,41 248,39 256,63
Tulang Bawang Barat 10,00 15,30 20,60 25,89 31,19 307,37 317,56 328,10 338,98 350,23
Pesisir Barat 6,17 10,33 14,50 18,67 22,83 174,26 180,04 186,01 192,18 198,56
Bandar Lampung 509,97 514,91 519,85 524,79 529,72 1.182,94 1.222,18 1.262,72 1.304,61 1.347,89
Metro 80,94 88,29 95,64 102,99 110,34 188,34 194,58 201,04 207,71 214,60
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Tabel 5.22 Gap Supply-Demand Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
GAP Supply-Demand
Kabupaten/Kota (liter/kab-kota/detik)
2020 2025 2030 2035 2040
Lampung Barat -206,52 -212,41 -218,68 -225,34 -232,39
Tanggamus -621,23 -638,91 -657,34 -676,53 -696,51
Lampung Selatan -951,25 -980,38 -1.010,75 -1.042,42 -1.075,43
Lampung Timur -1.087,98 -1.122,26 -1.157,83 -1.194,74 -1.233,03
Lampung Tengah -1.416,47 -1.458,65 -1.502,41 -1.547,82 -1.594,91
Lampung Utara -671,31 -691,64 -712,73 -734,61 -757,31
174
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
GAP Supply-Demand
Kabupaten/Kota (liter/kab-kota/detik)
2020 2025 2030 2035 2040
Way Kanan -487,60 -499,98 -512,92 -526,43 -540,54
Tulang Bawang -455,01 -466,20 -477,94 -490,26 -503,18
Pesawaran -449,81 -461,09 -472,93 -485,33 -498,33
Pringsewu -350,21 -360,21 -370,70 -381,70 -393,24
Mesuji -150,22 -152,05 -154,13 -156,47 -159,07
Tulang Bawang Barat -297,37 -302,26 -307,50 -313,09 -319,03
Pesisir Barat -168,09 -169,70 -171,51 -173,51 -175,72
Bandar Lampung -672,96 -707,27 -742,87 -779,82 -818,16
Metro -107,40 -106,29 -105,40 -104,72 -104,26
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Terlihat pada tabel diatas bahwa ketersediaan air bersih oleh PDAM di tiap kabupaten/kota tidak dapat memenuhi kebutuhan air
bersih penduduk pada tahun 2020-2040. Walaupun pada kenyataanya, saat ini banyak penduduk yang menggunakan air bersih
tidak lagi bersumber pada PDAM, namun sumur bor, sumur galian, atau sumber mata air. Penyediaan air bersih oleh PDAM dapat
ditingkatkan dengan memanfaatkan Daerah Aliran Sungai yang ada di Provinsi Lampung. Berikut akan dilakukan perhitungan supply
air bersih oleh sungai yang terdapat di Provinsi Lampung.
175
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 5.23 Gap Supply-Demand Air Bersih Non PDAM menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Water Demand (juta liter/kabupatenkota/tahun)
Kabupaten
2020 2025 2030 2035 2040
Lampung Barat 10.744 11.100 11.468 11.849 12.242
Tanggamus 21.226 21.931 22.658 23.410 24.186
Lampung Selatan 35.878 37.069 38.298 39.569 40.881
Lampung Timur 37.050 38.279 39.549 40.861 42.217
Lampung Tengah 45.458 46.966 48.524 50.134 51.797
Lampung Utara 21.886 22.612 23.362 24.137 24.938
Way Kanan 15.969 16.499 17.046 17.611 18.196
Tulang Bawang 15.997 16.528 17.076 17.642 18.228
Pesawaran 15.766 16.289 16.829 17.387 17.964
Pringsewu 14.198 14.669 15.155 15.658 16.178
Mesuji 7.103 7.338 7.582 7.833 8.093
Tulang Bawang Barat 9.693 10.015 10.347 10.690 11.045
Pesisir Barat 5.495 5.678 5.866 6.061 6.262
Bandar Lampung 37.305 38.543 39.821 41.142 42.507
Metro 5.939 6.136 6.340 6.550 6.768
PROVINSI LAMPUNG 299.709 309.651 319.923 330.535 341.500
WATER SUPPLY (*) 3.526.623 3.526.623 3.526.623 3.526.623 3.526.623
GAP SUPPLY DEMAND 3.226.914 3.216.972 3.206.700 3.196.088 3.185.123
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Perhitungan debit air oleh DAS Provinsi Lampung yaitu dengan memasukkan
luas sungai di Provinsi Lampung = 16.071,87 km2 dan standar luasan yang
menjelaskan bahwa 1 km2 sungai menghasilkan 0,00696 m3/detik. Setelah itu
diperoleh bahwa total Debit air baku di Provinsi Lampung adalah
3.527.622.758.839,68 m3/tahun.
Berdasarkan supply yang bersumber dari debit air oleh DAS di Provinsi Lampung
maka diprediksi pada tahun 2020-2040 di Provinsi Lampung tidak ditemukan adanya
kekurangan air bersih.
Rencana penyediaan sistem air bersih yang layak bagi penduduk Provinsi
Lampung harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum. Parameter fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi yaitu sebagai berikut.
Tabel berikut berisi daftar parameter wajib untuk parameter fisik yang harus
diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi.
176
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 5.24 Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Standar Baku Mutu (kadar
No. Parameter Wajib Unit
maksimum)
1 Kekeruhan NTU 25
2 Warna TCU 50
3 Zat Padat Terlarut (Total mg/l 1.000
Disolved Solid)
4 Suhu oC suhu udara ± 3
5 Rasa - tidak berasa
6 Bau - tidak berbau
Tabel berikut berisi daftar parameter wajib untuk parameter biologi yang harus
diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi yang meliputi total coliform dan
escherichia coli dengan satuan/unit colony forming unit dalam 100 ml sampel air.
Tabel 5.25 Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Standar Baku Mutu (kadar
No. Parameter Wajib Unit
maksimum)
1 Total coliform CFU/100 ml 50
2 E.coli CFU/100 ml 0
Tabel berikut berisi daftar parameter kimia yang harus diperiksa untuk
keperluan higiene sanitasi yang meliputi 10 parameter wajib dan 10 parameter
tambahan. Parameter tambahan ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
dan otoritas pelabuhan/bandar udara.
Tabel 5.26 Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Standar Baku Mutu (kadar
No. Parameter Wajib Unit
maksimum)
Wajib
1 pH mg/l 6,5-8,5
2 Besi mg/l 1
3 Fluorida mg/l 1,5
4 Kesadahan (CaCO3) mg/l 500
5 Mangan mg/l 0,5
6 Nitrat, sebagai N mg/l 10
7 Nitrit, sebagai N mg/l 1
8 Sianida mg/l 0,1
9 Deterjen mg/l 0,05
9 Pestisida Total mg/l 0,1
Tambahan
1 Air Raksa mg/l 0,001
2 Arsen mg/l 0,05
177
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Selain kebutuhan air bersih, perlu juga dihitung total jangkauan masyarakat
yang memiliki akses air bersih yang layak. Berdasrkan data yang didapat dari Balai
Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Lampung didapatkan bahwa Penduduk
Provinsi Lampung yang terlayani oleh akses air minum pada tahun 2019 adalah
sebesar 73,54% atau sebesar 6.000.232 jiwa. Selain itu juga terjadi peningkatan akses
air minum pada setiap tahunnya yaitu sebesar 2,5% pertahun selama 4 tahun. Untuk
pesebaran akses air minum di Provinsi Lampung dapat dilihat pada tabel berikut:
178
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa masih perlu adanya peningkatan akses air
minum di Provinsi Lampung, peningkatan akses air minum bisa dilakukan dengan
membuat Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM) Regional dimana nantinya SPAM
tersebut akan mendistribuskan air minum ke beberapa kabupaten/kota. Selain itu,
berdasarkan RPJMD Provinsi Lampung 2019-2024 target Pemerintah Provinsi
Lampung terhadap akses air minum adalah sebesar 80 % pada tahun 2024. Oleh
karena itu dengan tingkat kenaikan akses sebesar 2% pertahun maka didapatkan hasil
pada tahun 2024 ditargetkan 80,41% penduduk Provinsi Lampung dapat memiliki
akses air minum dan pada akhir tahun perencanaan pada tahun 2040 didapatkan hasil
bahwa 98,78% penduduk Provinsi Lampung terlayani air minum.
Selain itu, dapat dilihat bahwa pada tahun tertentu terdpaat kabupaten yang sudah
memiliki akses air minum sebesar 100% seperti Lampung Barat pada tahun 2025,
Lampung Selatan pada tahun 2031, Tanggamus pada tahun 2032 dan seterusnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
179
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
180
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
181
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
182
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Keterangan:
- Ketinggian Sampah Maksimum 12 m (diizinkan 10-15 m)
- Asumsi Faktor Kompaksi (F) 0,75
- Asumsi Faktor Efektifitas Lahan (f) 0,7-0,8
183
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
184
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa masih perlu adanya peningkatan akses sanitasi
layak di Provinsi Lampung, peningkatan akses air minum bisa dilakukan dengan
membuat Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Regional dimana nantinya SPAL
tersebut akan melayani ke beberapa kabupaten/kota. Selain itu, berdasarkan RPJMD
Provinsi Lampung 2019-2024 target Pemerintah Provinsi Lampung terhadap akses
185
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
sanitasi layak adalah sebesar 79 % pada tahun 2024. Oleh karena itu dengan tingkat
kenaikan akses sebesar 3% pertahun maka didapatkan hasil pada tahun 2024
ditargetkan 80,08% penduduk Provinsi Lampung dapat memiliki akses sanitasi layak
dan pada akhir tahun perencanaan pada tahun 2040 didapatkan hasil bahwa 99,8%
penduduk Provinsi Lampung terlayani sanitasi layak.
Selain itu, dapat dilihat bahwa pada tahun tertentu terdpaat kabupaten yang sudah
memiliki akses air minum sebesar 100% seperti Kota Metro pada tahun 2023, Bandar
Lampung dan Pringsewu pada tahun 2026, Pesawaran pada tahun 2028 dan
seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
186
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
187
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Timbulan air limbah berasal dari 80% total kebutuhan/produksi air bersih
domestik dan non dimestik. Limbah secara umum dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok,
yaitu limbah air kotor (grey water) dan pembuangan tinja (black water). Untuk limbah
air kotor umumnya dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, komersil maupun industri.
Sedangkan pembuangan tinja dihasilkan dari limbah manusia. Presentase produksi air
limbah yang berupa grey water adalah 95% sedangkan produksi air limbah yang
berupa black water adalah 5%.
Timbulan air limbah pada Provinsi Lampung pada tahun 2040 sebanyak
8.663,12liter/kabkot/detik. Berdasarkan produksi air limbah berupa grey water
didapatkan nilai sebesar 8.229,96 liter/kabkot/detik dan produksi air limbah berupa
black water sebesar 433,16 liter/kabkot/detik.
188
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
189
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Kebutuhan IPLT
Kebutuhan Luas IPLT (Ha)
Eksisting (Unit)
No Kabupaten/Kota
(Unit)
2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
1 Lampung Barat 1 3 3 3 3 3 6 6 6 6 6
2 Tanggamus 1 6 6 6 7 7 12 12 12 14 14
3 Lampung Selatan 1 10 10 11 11 12 20 20 22 22 24
4 Lampung Timur - 10 11 11 12 12 20 22 22 24 24
5 Lampung Tengah 1 13 13 14 14 15 26 26 28 28 30
6 Lampung Utara 1 6 6 7 7 7 12 12 14 14 14
7 Way Kanan - 5 5 5 5 5 10 10 10 10 10
8 Tulang Bawang - 5 5 5 5 5 10 10 10 10 10
9 Pesawaran - 4 5 5 5 5 8 10 10 10 10
10 Pringsewu - 4 4 4 4 5 8 8 8 8 10
11 Mesuji - 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4
12 Tulang Bawang Barat - 3 3 29 3 3 6 6 6 6 6
13 Pesisir Barat - 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4
14 Bandar Lampung 1 11 11 11 12 12 22 22 22 24 24
15 Metro 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4
PROVINSI LAMPUNG 7 84 87 116 93 96 172 176 182 188 194
190
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 5.40 Kebutuhan Kapasitas IPLT Provinsi Lampung Tahun 2020 - 2040
2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
1 Lampung Barat 33 33 33 33 33 54 54 54 54 54
3 Lampung Selatan 110 110 121 121 132 180 180 198 198 216
4 Lampung Timur 110 121 121 132 132 180 198 198 216 216
5 Lampung Tengah 143 143 154 154 165 234 234 252 252 270
7 Way Kanan 55 55 55 55 55 90 90 90 90 90
8 Tulang Bawang 55 55 55 55 55 90 90 90 90 90
9 Pesawaran 44 55 55 55 55 72 90 90 90 90
10 Pringsewu 44 44 44 44 55 72 72 72 72 90
11 Mesuji 22 22 22 22 22 36 36 36 36 36
13 Pesisir Barat 22 22 22 22 22 36 36 36 36 36
14 Bandar Lampung 121 121 121 132 132 198 198 198 216 216
15 Metro 22 22 22 22 22 36 36 36 36 36
PROVINSI LAMPUNG 946 968 1287 1034 1067 1512 1566 2088 1674 1728
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Sistem drainase adalah sistem buangan air hujan dalam suatu wilayah
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi genangan yang dapat menyebabkan banjir.
Sistem drainase dibuat sedemikian rupa dengan menggunakan prinsip gravitasi bumi
untuk mengalirkan air dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Persoalan lancar atau tidaknya suatu sistem drainase menjadi sangat berarti dalam
suatu lingkungan perkotaan, khususnya di lingkungan padat terutama di areal-areal
191
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
pusat aktifitas kegiatan manusia. Titik kunci dari perencanaan sistem jaringan
drainase ini adalah lancar tidaknya aliran air hujan yang mengalir di permukaan tanah.
Semakin sulit air diserap oleh suatu permukaan, maka semakin banyak volume
yang harus dialirkan melalui sistem pembuangan (drainse), demikian pula sebaliknya.
Hal ini sangat menentukan dimensi pipa yang digunakan sebagai sarana pembuangan.
Meningkatnya beberapa fungsi ruang di perkotaan yang menyebabkan terjadinya
perubahan kawasan yang belum terbangun menjadi terbangun, perlu diimbangi
dengan perencanaan sistem drainase yang baik. Sistem ini akan mengalirkan buangan
air hujan dari kawasan terbangun ke jaringan drainase perkotaan melalui gaya
gravitasi. Sistem jaringan drainase yang telah ada di Kabupaten/Kota Provinsi
Lampung menggunakan saluran terbuka yang mengikuti geometrik jalan.
a. Drainase Primer yaitu drainase utama yang akan berfungsi menampung air
yang berasal dari saluran sekunder dan tersier.
b. Drainase Sekunder yaitu saluran yang akan menampung pengaliran air yang
berasal dari drainase tersier.
192
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
c. Drainase tersier yaitu saluran yang fungsi utamanya adalah menampung air
hujan yang berasal dari lingkungan perumahan dan permukiman.
Rencana pengembangan sistem drainase akan diarahkan pada ruas jaringan jalan
utama (arteri) dan jalan kolektor primer yang terdapat pada pusat-pusat pelayanan
dan pusat permukiman. Selain itu rencana pengembangan diarahkan pula pada
peningkatan teknis kapasitas dan kualitas prasarana drainase yang meliputi upaya:
193
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
hasil kajian kondisi fisik alamiah Provinsi Lampung, sebagian besar sistem jaringan
saluran drainase di Provinsi Lampung memanfaatkan saluran alami dan sebagian kecil
saluran dari pasangan batu kali yang didukung oleh topografi yang menguntungkan
untuk pengaliran. Namun seiring dengan perkembangan kota yang semakin padat dan
tidak diimbangi dengan kesadaran akan kondisi lingkungan hidup, cukup banyak
bantaran sungai sebagai bagian dari saluran drainase yang ada di Provinsi Lampung
khususnya di daerah perkotaan berada dalam kondisi yang buruk, dimana jumlah
polutan yang terkandung dalam air sungai sangat tinggi dan bervariasi.
Permasalahan lain yang terjadi adalah walaupun secara garis besar kapasitas
tampung saluran drainase Provinsi Lampung masih mampu untuk menampung debit
banjir yang terjadi, namun karena terjadinya pendangkalan saluran akibat
penimbunan lumpur yang terbawa oleh air limpasan (run off) serta sampah yang
dibuang sembarangan, menyebabkan ada beberapa saluran eksisting yang tidak
mampun lagi menampung sisa air limpasan. Untuk menanggulangi masalah tersebut
maka diperlukan peningkatan kualitas sistem drainase baik melakukan revitalisasi
atau membangun pengendali banjir.
194
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
195
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
196
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
197
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
198
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
6 BAB VI
VISI, MISI, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
PROVINSI LAMPUNG
199
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
200
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Misi
Dalam rangka mencapai visi diatas, maka ada beberapa misi yang harus
dilakukan sampai dengan tahun 2040 seperti:
1. Terwujudnya lingkungan perumahan dan kawasan permukiman yang bebas
kumuh;
2. Terwujudnya perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni terutama
bagi MBR;
3. Terwujudnya akses prasarana dan sarana utilitas (PSU) yang layak;
4. Terwujudnya kelembagaan yang dapat menjamin kepastian kepemilikikan
hunian bagi masyarakat.
201
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
kabupaten/kota; (3) perencanaan PKP pada setiap kabupaten dan kota ditujukan
untuk mengarahkan pembangunan dan pengembangan PKP sesuai dengan fungsi dan
peran kabupaten/kota dalam mendukung PKP provinsi; (4) perencanaan perumahan
kumuh dan permukiman kumuh dengan luasan 10-15 ha dalam satu hamparan
ditujukan untuk pencegahan dan peningkatan kualitas.
Selanjutnya, rumusan kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan
permukiman adalah sebagai berikut:
Kebijakan (1): perencanaan PKP pada Kawasan Strategis Provinsi (KSP) untuk
menunjang fungsi utama KSP
Adapun strategi untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rencana PKP di KSP
Pengembangan PKP yang ada
Pembangunan PKP yang baru
Pembangunan PKP kembali
b. Rencana penyediaan perumahan
Pengembangan PKP yang ada
Pembangunan PKP baru
Pembangunan PKP kembali
Peningkatan kualitas RTLH
Perumahan tematik
202
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Kebijakan (3): perencanaan PKP pada setiap kabupaten dan kota ditujukan
untuk mengarahkan pembangunan dan pengembangan PKP sesuai dengan
fungsi dan peran kabupaten/kota dalam mendukung PKP provinsi.
Adapun strategi untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Arahan penyediaan hunian sesuai dengan arah pengembangan PKP
provinsi
b. Arahan mitigasi bencana
c. Arahan penyediaan PSU dan keterpaduan PSU dengan PSU regional
d. Arahan penyediaan lahan
e. Arahan pembiayaan
203
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
204
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Luasan
Kabupaten/Kecamatan Rencana Pengembangan
(ha)
Sekampungudik 1.810,94 Pengembangan Yang Ada
Metro 2.828,03
Metro Barat 461,33
Metro Pusat 703,85
Metro Selatan 334,18 Pengembangan Yang Ada
Metro Timur 603,57
Metro Utara 725,11
Pesawaran 4.801,73
Gedongtataan 1.173,80
Pembangunan Baru
Negerikaton 1.097,85
Kedondong 383,20
Padangcermin 245,77
Tegineneng 883,70 Pembangunan Kembali
Teluk Pandan 180,93
Waylima 375,90
Way Ratai 460,57 Pengembangan Yang Ada
Pesisir Barat 1.232,26
Krui Selatan 86,20
Ngambur 295,81
Pesisir Selatan 242,63 Pembangunan Kembali
Pesisir Tengah 269,28
Waykrui 55,26
Karyapenggawa 96,28
Lemong 96,05
Pengembangan Yang Ada
Pesisir Utara 67,18
Pulau Pisang 23,56
Pringsewu 148,01
Pagelaran Utara 148,01 Pembangunan Kembali
Tanggamus 1.186,80
Pugung 509,35
Airnaningan 280,47 Pengembangan Yang Ada
Pulaupanggung 396,98
Total 40.557,79
Sumber: Hasil analisis, 2020
205
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 6.1 Peta Arahan Pengembangan PKP Pada Kawasan Strategis Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Sumber: Hasil Analisis, 2020
206
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Luas
Kabupaten/Kecamatan Rencana Pengembangan
(Ha)
Lampung Barat 220,86
Sumber Jaya 220,86 Pengembangan Yang Ada
Lampung Selatan 1.032,53
Tanjungsari 559,81
Pengembangan Yang Ada
Waysulan 472,72
Lampung Tengah 9.662,77
Kalirejo 963,9
Kotagajah 1.084,56
Seputihbanyak 1.634,41 Pembangunan Kembali
Terusannunyai 773,12
Trimurjo 1263,3
Bekri 518,09
Bumiratu Nuban 723,62
Pengembangan Yang Ada
Selagailingga 536,21
Seputihraman 1.788,56
Lampung Timur 7.207,33
Batanghari 1.516,49
Pembangunan Kembali
Pekalongan 1.402,68
Batangharinuban 1.246,84
Penyediaan Lahan Dan Hunia
Raman Utara 1.239,59
Lampung Utara 3.774,54
Abungsurakarta 839,39
Pembangunan Kembali
Bungamayang 1.029,26
Abungpekurun 160,68 Pengembangan Yang Ada
Abung Selatan 1010,4
Penyediaan Lahan Dan Hunia
Bukitkemuning 526,68
207
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Luas
Kabupaten/Kecamatan Rencana Pengembangan
(Ha)
Rawajitu Utara 644,35 Pembangunan Kembali
Wayserdang 1.416,71 Penyediaan Lahan Dan Hunia
Metro 1.059,29
Metro Selatan 334,18
Pengembangan Yang Ada
Metro Utara 725,11
Pesawaran 3.276,96
Tegineneng 883,7
Pembangunan Kembali
Waylima 375,9
Teluk Pandan 180,93
Way Ratai 460,57 Pengembangan Yang Ada
Waykhilau 278
Negerikaton 1.097,85 Penyediaan Lahan Dan Hunia
Pringsewu 617,95
Banyumas 233,25 Pembangunan Kembali
Pardasuka 384,7 Pengembangan Yang Ada
Tanggamus 773,23
Kelumbayan Barat 103,93 Pembangunan Kembali
Bulok 159,95
Pengembangan Yang Ada
Pugung 509,35
Tulangbawang 5.706,96
Gedungaji Baru 630,04
Pembangunan Kembali
Penawartama 1.529,3
Banjarbaru 296,09
Menggala Timur 171,19 Pengembangan Yang Ada
Rawajitu Selatan 802,22
Banjaragung 749
Banjarmargo 757,37 Penyediaan Lahan Dan Hunia
Menggala 771,73
Tulangbawang Barat 1.707,19
Waykenanga 371,55 Pembangunan Kembali
Pagardewa 52,79 Pengembangan Yang Ada
Tumijajar 1.282,85 Penyediaan Lahan Dan Hunia
Waykanan 1.205,72
Gununglabuhan 423,81 Pembangunan Kembali
Negeriagung 781,91 Penyediaan Lahan Dan Hunia
Total 38.306,38
Sumber: Hasil Analisis, 2020
208
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 6.2 Peta Rencana Pengembangan PKP Pada Lintas Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Sumber: Hasil Analisis, 2020
209
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
210
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 6.3 Penilaian Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kewenangan Provinsi
Kepadatan
Jumlah Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan
Luas Penduduk
Luas Wilayah Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
Kawasan Jumlah Tahun Total
Kabupaten Kecamatan Administrasi Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Rencana
Kumuh RTLH 2019 Skor
(Ha) 2019 2020 2020 2040 2040
(Ha) (Jiwa/Ha)
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa/Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)
Mesuji Permukiman
Mesuji 23.470,32 14,18 608 38.846 1,66 31.338 1,34 34.167 1,46 2,54
Timur Kembali
Pesawaran Tegineneng 14.190,38 13,95 0 60.072 4,23 53.247 3,75 58.057 4,09 1,94 Pemugaran
Lampung Barat Sekincau 11.508,50 11,3 209 1.913 0,17 19.040 1,65 22.010 1,91 1,82 Pemugaran
Mesuji Tanjungraya 86.382,74 10,52 657 45.806 0,53 37.520 0,43 44.205 0,51 1,63 Peremajaan
Waykanan Negeribesar 22.693,14 11,36 10 17.977 0,79 17.995 0,79 17.351 0,76 1,50 Peremajaan
Abung
Lampung Utara 12.013,57 10,37 94 50.536 4,21 50.995 4,24 58.928 4,91 1,31 Peremajaan
Selatan
Lampung Barat Balikbukit 15.940,80 10,5 63 4.152 0,26 40.088 2,51 48.657 3,05 1,26 Peremajaan
Sumber: Hasil analisis, 2020
211
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 6.3 Peta Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Sumber: Hasil analisis, 2020
212
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
213
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
214
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
215
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
216
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
217
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
218
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 6.4Peta Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Terdampak Bencana Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Sumber: Hasil Analisis, 2020
219
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
220
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
221
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Kabupaten/Kota
Luasan Permukiman (Ha)
Kecamatan
Labuhanmaringgai 1.742,19
Labuhanratu 1.527,61
Matarambaru 762,36
Sukadana 2.033,51
Wawaykarya 1.169,88
LAMPUNG UTARA 5.187,83
Abung Barat 282,31
Abung Selatan 1.010,40
Abungkunang 138,35
Abungsemuli 771,09
Blambanganpagar 344,80
Hulu Sungkai 208,12
Kotabumi Utara 1.037,53
Sungkai Barat 140,43
Sungkai Tengah 250,85
Sungkai Utara 873,55
Sungkaijaya 130,40
PESAWARAN 1.097,85
Negerikaton 1.097,85
PESISIR BARAT 182,25
Krui Selatan 86,20
Lemong 96,05
PRINGSEWU 3.407,87
Ambarawa 520,45
Gadingrejo 1.118,64
Pagelaran 781,85
Pringsewu 986,92
TANGGAMUS 2.363,55
Gisting 489,19
Pugung 509,35
Sumberejo 491,20
Talangpadang 417,74
Wonosobo 456,07
WAYKANAN 2.093,10
Negeriagung 781,91
Pakuanratu 948,03
Rebangtangkas 363,16
PROVINSI LAMPUNG 39.606,41
Sumber: Hasil Analisis, 2020
222
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
223
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Kabupaten/Kota
Luasan Permukiman (Ha)
Kecamatan
Kedondong 383,20
Padangcermin 245,77
Teluk Pandan 270,78
Way Ratai 460,57
Waykhilau 278,00
Waylima 375,90
PESISIR BARAT 633,83
Lemong 95,39
Ngambur 295,81
Pesisir Selatan 242,63
PRINGSEWU 384,70
Pardasuka 384,70
TANGGAMUS 2.515,18
Airnaningan 280,47
Bandarnegerisemuong 165,37
Bulok 159,95
Kelumbayan 95,62
Kelumbayan Barat 103,93
Limau 100,82
Pematangsawa 127,39
Pulaupanggung 396,98
Semaka 525,64
Ulubelu 559,00
WAYKANAN 3.643,72
Banjit 629,16
Baradatu 788,65
Blambanganumpu 1.044,11
Gununglabuhan 423,81
Kasui 399,31
Rebangtangkas 358,67
PROVINSI LAMPUNG 26.652,26
Sumber: Hasil Analisis, 2020
224
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 6.5 Peta Rencana Penyediaan Rumah Bagi Masyarakat yang Terkena Relokasi Program Pemerintah Provinsi Lampung
Sumber: Hasil Analisis, 2020
225
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Gambar 6.6 Peta Rencana Pengembangan Permukiman Baru Bagi Masyarakat yang Terkena Relokasi Program Pemerintah Provinsi Lampung
Sumber: Hasil Analisis, 2020
226
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
227
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
1 Lampung Barat 54 63 65 67 70 72 18
2 Tanggamus 82 125 129 133 137 142 60
3 Lampung Selatan 148 211 218 225 232 240 92
4 Lampung Timur 172 218 225 232 240 248 76
5 Lampung Tengah 210 267 276 285 294 304 94
6 Lampung Utara 113 129 133 137 142 146 33
7 Way Kanan 89 94 97 100 103 107 18
8 Tulang Bawang 93 94 97 100 104 107 14
9 Pesawaran 66 93 96 99 102 105 39
10 Pringsewu 56 83 86 89 92 95 39
11 Mesuji 49 42 43 45 46 48 Masih mencukupi
12 Tulang Bawang Barat 50 57 59 61 63 65 15
13 Pesisir Barat 37 32 33 34 36 37 0
14 Bandar Lampung 134 219 226 234 242 250 116
15 Metro 27 35 36 37 38 40 13
PROVINSI LAMPUNG 1.380 1.760 1.818 1.879 1.941 2.005 627
Sumber: Hasil Analisis, 2020
1 Lampung Barat 18 63 65 67 70 72 54
2 Tanggamus 25 125 129 133 137 142 117
3 Lampung Selatan 55 211 218 225 232 240 185
4 Lampung Timur 49 218 225 232 240 248 199
5 Lampung Tengah 67 267 276 285 294 304 237
6 Lampung Utara 55 129 133 137 142 146 91
7 Way Kanan 41 94 97 100 103 107 66
8 Tulang Bawang 23 94 97 100 104 107 84
9 Pesawaran 20 93 96 99 102 105 85
10 Pringsewu 21 83 86 89 92 95 74
11 Mesuji 14 42 43 45 46 48 34
12 Tulang Bawang Barat 18 57 59 61 63 65 47
13 Pesisir Barat 12 32 33 34 36 37 25
228
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Kebutuhan SMA
Eksisting Penambahan
(Unit)
No Kabupaten/Kota 2019 Pada Tahun
(Unit) 2020 2025 2030 2035 2040 2040
229
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
230
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
231
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
232
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
233
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
234
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
235
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
236
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Supply-Demand air bersih di Provinsi Lampung (dengan supply air bersih dari
PDAM).
237
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
3. SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi : sumur dangkal, sumur pompa
tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, intalasi air
kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.
4. SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikelola secara baik dan
berkelanjutan. Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi
kehidupan manusia, dengan demikian air minum mutlak harus tersedia dengan
kualitas dan kuantitas yang memadai. Misi dari Pengembangan SPAM
sebagaimana tertuang dalam Permen PU No.20/PRT/M/2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM adalah: Air minum
dinikmati tidak hanya oleh masyarakat mampu saja, tetapi dapat dinikmati oleh
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga terjangkau.
Berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang disebutkan, bahwa :
Tersedianya akses air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok
minimal 60 Liter/orang/hari.
238
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 6.26 Supply-Demand Air Bersih PDAM Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Kabupaten/ Water Supply (liter/kab-kota/detik) Water Demand (liter/kab-kota/detik)
Kota 2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
Lampung Barat 134,16 139,57 144,98 150,39 155,79 340,68 351,98 363,66 375,72 388,19
Tanggamus 51,86 56,50 61,14 65,78 70,43 673,09 695,41 718,48 742,32 766,94
Lampung Selatan 186,45 195,06 203,68 212,29 220,91 1.137,70 1.175,44 1.214,43 1.254,71 1.296,34
Lampung Timur 86,88 91,57 96,26 100,96 105,65 1.174,86 1.213,83 1.254,10 1.295,70 1.338,68
Lampung Tengah 25,00 30,64 36,28 41,92 47,56 1.441,47 1.489,29 1.538,69 1.589,74 1.642,47
Lampung Utara 22,69 25,39 28,08 30,78 33,47 694,01 717,03 740,82 765,39 790,78
Way Kanan 18,77 23,19 27,61 32,03 36,45 506,37 523,17 540,53 558,46 576,98
Tulang Bawang 52,26 57,90 63,54 69,18 74,82 507,26 524,09 541,48 559,44 578,00
Pesawaran 50,12 55,42 60,72 66,01 71,31 499,93 516,51 533,65 551,35 569,64
Pringsewu 100,00 104,94 109,87 114,81 119,75 450,21 465,14 480,57 496,52 512,99
Mesuji 75,00 80,64 86,28 91,92 97,56 225,22 232,69 240,41 248,39 256,63
Tulang Bawang Barat 10,00 15,30 20,60 25,89 31,19 307,37 317,56 328,10 338,98 350,23
Pesisir Barat 6,17 10,33 14,50 18,67 22,83 174,26 180,04 186,01 192,18 198,56
Bandar Lampung 509,97 514,91 519,85 524,79 529,72 1.182,94 1.222,18 1.262,72 1.304,61 1.347,89
Metro 80,94 88,29 95,64 102,99 110,34 188,34 194,58 201,04 207,71 214,60
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Tabel 6.27 Gap Supply-Demand Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Gap Supply-Demand (liter/kab-kota/detik)
Kabupaten/Kota
2020 2025 2030 2035 2040
Lampung Barat -206,52 -212,41 -218,68 -225,34 -232,39
Tanggamus -621,23 -638,91 -657,34 -676,53 -696,51
Lampung Selatan -951,25 -980,38 -1.010,75 -1.042,42 -1.075,43
Lampung Timur -1.087,98 -1.122,26 -1.157,83 -1.194,74 -1.233,03
Lampung Tengah -1.416,47 -1.458,65 -1.502,41 -1.547,82 -1.594,91
Lampung Utara -671,31 -691,64 -712,73 -734,61 -757,31
Way Kanan -487,60 -499,98 -512,92 -526,43 -540,54
239
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Terlihat pada tabel diatas bahwa ketersediaan air bersih oleh PDAM di tiap kabupaten/kota tidak dapat memenuhi kebutuhan air
bersih penduduk pada tahun 2020-2040, Walaupun pada kenyataanya, saat ini banyak penduduk yang menggunakan air bersih
tidak lagi bersumber pada PDAM, namun sumur bor, sumur galian, atau sumber mata air, Penyediaan air bersih oleh PDAM dapat
ditingkatkan dengan memanfaatkan Daerah Aliran Sungai yang ada di Provinsi Lampung, Berikut akan dilakukan perhitungan supply
air bersih oleh sungai yang terdapat di Provinsi Lampung,
240
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel 6.28 Gap Supply-Demand Air Bersih Non PDAM menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Water Demand (juta liter/kabupaten-kota/tahun)
Kabupaten/Kota
2020 2025 2030 2035 2040
Lampung Barat 10,74 11,10 11,47 11,85 12,24
Tanggamus 21,23 21,93 22,66 23,41 24,19
Lampung Selatan 35,88 37,07 38,30 39,57 40,88
Lampung Timur 37,05 38,28 39,55 40,86 42,22
Lampung Tengah 45,46 46,97 48,52 50,13 51,80
Lampung Utara 21,89 22,61 23,36 24,14 24,94
Way Kanan 15,97 16,50 17,05 17,61 18,20
Tulang Bawang 16,00 16,53 17,08 17,64 18,23
Pesawaran 15,77 16,29 16,83 17,39 17,96
Pringsewu 14,20 14,67 15,16 15,66 16,18
Mesuji 7,10 7,34 7,58 7,83 8,09
Tulang Bawang Barat 9,69 10,02 10,35 10,69 11,05
Pesisir Barat 5,50 5,68 5,87 6,06 6,26
Bandar Lampung 37,31 38,54 39,82 41,14 42,51
Metro 5,94 6,14 6,34 6,55 6,77
PROVINSI LAMPUNG 299,71 309,65 319,92 330,54 341,50
WATER SUPPLY (*) 3.526,62 3.526,62 3.526,62 3.526,62 3.526,62
GAP SUPPLY DEMAND 3.226,91 3.216,97 3.206,70 3.196,09 3.185,12
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Perhitungan debit air oleh DAS Provinsi Lampung yaitu dengan memasukkan
luas sungai di Provinsi Lampung = 16,071,87 km2 dan standar luasan yang
menjelaskan bahwa 1 km2 sungai menghasilkan 0,00696 m3/detik, Setelah itu
diperoleh bahwa total debit air baku di Provinsi Lampung adalah
3,527,622,758,839,68 m3/tahun,
Berdasarkan supply yang bersumber dari debit air oleh DAS di Provinsi Lampung
maka diprediksi pada tahun 2020-2040 di Provinsi Lampung tidak ditemukan adanya
kekurangan air bersih,
Rencana penyediaan sistem air bersih yang layak bagi penduduk Provinsi
Lampung harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum, Parameter fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi yaitu sebagai berikut,
241
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Tabel berikut berisi daftar parameter wajib untuk parameter fisik yang harus
diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi,
Tabel 6.29 Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Standar Baku Mutu (kadar
No, Parameter Wajib Unit
maksimum)
1 Kekeruhan NTU 25
2 Warna TCU 50
3 Zat Padat Terlarut (Total mg/l 1,000
Disolved Solid)
4 Suhu oC suhu udara ± 3
5 Rasa - tidak berasa
6 Bau - tidak berbau
Tabel berikut berisi daftar parameter wajib untuk parameter biologi yang harus
diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi yang meliputi total coliform dan
escherichia coli dengan satuan/unit colony forming unit dalam 100 ml sampel air,
Tabel 6.30 Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Standar Baku Mutu (kadar
No, Parameter Wajib Unit
maksimum)
1 Total coliform CFU/100 ml 50
2 E,coli CFU/100 ml 0
Tabel berikut berisi daftar parameter kimia yang harus diperiksa untuk
keperluan higiene sanitasi yang meliputi 10 parameter wajib dan 10 parameter
tambahan, Parameter tambahan ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
dan otoritas pelabuhan/bandar udara,
Tabel 6.31 Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Standar Baku Mutu (kadar
No, Parameter Wajib Unit
maksimum)
Wajib
1 pH mg/l 6,5-8,5
2 Besi mg/l 1
3 Fluorida mg/l 1,5
4 Kesadahan (CaCO3) mg/l 500
5 Mangan mg/l 0,5
6 Nitrat, sebagai N mg/l 10
7 Nitrit, sebagai N mg/l 1
8 Sianida mg/l 0,1
9 Deterjen mg/l 0,05
9 Pestisida Total mg/l 0,1
242
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Lain halnya dengan kondisi pelayanan air limbah di Provinsi Lampung, hal yang
menjadi kewenangan Provinsi Lampung adalah dalam penyediaan IPLT (Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja), Tingkat pelayanan dasar air limbah di Provinsi Lampung
mengalami peningkatan dari tahun 2015-2019, Saat ini tahun 2019 sebesar 65,44%
penduduk sudah mendapatkan akses terhadap sanitasi sedangkan 67,01% penduduk
sudah mendapatkan akses layak sanitasi,
Saat ini kondisi eksisting IPLT di Provinsi Lampung ada yang kapasistasnya
sudah overload, ada yang masih berfungsi tetapi belum maksimal, dan IPLT yang tidak
berfungsi lagi, Berikut adalah data yang menunjukkan kondisi eksisting IPLT di
Provinsi Lampung, namun tidak semua kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan
akan IPLT.
243
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Luas Tanah
No, Nama IPLT Kabupaten/Kota Keterangan
(Ha)
6 IPLT Bumi Pringsewu 0,2 Berfungsi tapi belum maksimal
Ayu Sudah memiliki truk tinja
7 IPLT Kali Tanggamus 0,2 Berfungsi tapi belum maksimal
Miring Sudah memiliki truk tinja
8 IPLT Bandar Lampung Tengah 0,2 Tidak berfungsi karena ada pembangunan jalan
Jaya tol
Sudah memiliki truk tinja
Sumber: BPPW, 2020
Berikut dilakukan perhitungan terkait kebutuhan unit IPLT yang mesti tersedia
di tiap kabupaten/kota di Provinsi Lampung, Perhitungan ini didasarkan pada
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci Instalansi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Melayani 100.000 orang/20.000 KK
2. Memiliki luas ≥ 2 ha
3. Kapasitas ≥ 11 𝑚3 /hari,
Terkait kapasitas IPLT akan dilakukan berdasarkan Pedoman yang dikeluarkan
oleh Kementerian PUPR dengan satu (1) IPLT kapasitasnya adalah 11 𝑚3 /hari dan
dilakukan perhitungan pula terhadap kapasitas IPLT dengan melihat standar bahwa
besaran kapasitas IPLT Bandar Lmapung yang dijadikan standar yaitu 18 𝑚3 /hari, Hal
ini disebabkan karena kondisi eksisting IPLT di Kota Bandar Lampung, diantaranya
dengan kapasitas ≥ 14 𝑚3 /hari dan data eksisting banyaknya limbah yang masuk ≥
540 𝑚3 /bulan atau ≥ 18 𝑚3 /hari, Berikut adalah tabel yang kebutuhan IPLT dan
kapasitasnya:
244
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
3 3
Kapasitas IPLT (m /hari) Kapasitas IPLT (m /hari)
Kebutuhan IPLT
Eksisting Kapasitas Kota Bandar
No Kabupaten (Unit) 3
(Unit) Standar : 11 m /hari 3
Lampung: 18 m /harI
2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
8 Tulang Bawang - 5 5 5 5 5 55 55 55 55 55 90 90 90 90 90
9 Pesawaran - 4 5 5 5 5 44 55 55 55 55 72 90 90 90 90
10 Pringsewu - 4 4 4 4 5 44 44 44 44 55 72 72 72 72 90
11 Mesuji - 2 2 2 2 2 22 22 22 22 22 36 36 36 36 36
12 Tulang Bawang Barat - 3 3 29 3 3 33 33 319 33 33 54 54 522 54 54
13 Pesisir Barat - 2 2 2 2 2 22 22 22 22 22 36 36 36 36 36
14 Bandar Lampung 1 11 11 11 12 12 121 121 121 132 132 198 198 198 216 216
15 Metro 1 2 2 2 2 2 22 22 22 22 22 36 36 36 36 36
PROVINSI LAMPUNG 7 84 87 116 93 96 946 968 1.287 1.034 1.067 1.512 1.566 2.088 1.674 1.728
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Berikut adalah kondisi gap antara luasan IPLT eksisting dan kebutuhan luas
IPLT yang seharusnya. Berikut adalah tabel yang menunjukkan kondisi gap kondisi
kapasitas eksisting IPLT dan kondisi IPLT yang seharusnya.
Tabel 6.34 Gap Kapasitas Luas IPLT Eksisting dan Kapasistas Luas IPLT
Seharusnya di Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Kebutuhan IPLT Luasan
Kebutuhan Luas IPLT (Ha)
Eksisting (Unit) IPLT GAP
No Kabupaten
(Unit) Eksisting (Ha)
2020 2025 2030 2035 2040 2020 2025 2030 2035 2040
(Ha)
1 Lampung Barat 1 3 3 3 3 3 1 6 6 6 6 6 -5
2 Tanggamus 1 6 6 6 7 7 0,2 12 12 12 14 14 -13,2
3 Lampung Selatan 1 10 10 11 11 12 1 20 20 22 22 24 -23
4 Lampung Timur - 10 11 11 12 12 - 20 22 22 24 24 -24
5 Lampung Tengah 1 13 13 14 14 15 0,2 26 26 28 28 30 -29,8
6 Lampung Utara 1 6 6 7 7 7 - 12 12 14 14 14 -14
7 Way Kanan - 5 5 5 5 5 0,5 10 10 10 10 10 -9,5
8 Tulang Bawang - 5 5 5 5 5 - 10 10 10 10 10 -10
9 Pesawaran - 4 5 5 5 5 - 8 10 10 10 10 -10
10 Pringsewu - 4 4 4 4 5 0,2 8 8 8 8 10 - 9,8
11 Mesuji - 2 2 2 2 2 - 4 4 4 4 4 -4
Tulang Bawang
12 - 3 3 3 3 3 - 6 6 6 6 6 -6
Barat
13 Pesisir Barat - 2 2 2 2 2 - 4 4 4 4 4 -4
14 Bandar Lampung 1 11 11 11 12 12 0,2 22 22 22 24 24 -23,8
15 Metro 1 2 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 -3
PROVINSI LAMPUNG 7 84 87 92 95 99 4,3 172 176 182 188 194 -1.89,1
Sumber: Hasil Analisis, 2020
245
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
246
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
247
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
248
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
Keterangan:
- Ketinggian Sampah Maksimum 12 m (diizinkan 10-15 m)
249
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
250
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
251
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Sementara itu, kriteria pemilihan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
I. Kriteria regional, yaitu criteria yang digunakan untuk menentukan zona layak
atau zona tidak layak sebagai berikut :
1. kondisi geologi.
a) tidak berlokasi di zona Holocene fault;
b) tidak boleh di zona bahaya geologi
2. kondisi hidrogeologi
a) tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter;
b) tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6cm/det;
252
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
c) jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter
dihilir aliran;
3. dalam hal tidak ada zona yang memenuhi criteria-kriteria tersebut di atas,
maka harus diadakan masukan teknologi;
4. kemiringan zona harus kurang dari 20%;
5. jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dai 3.000 meter unutk
penerbangan turbo jet dan harus lebih besar dri 1.500 meter untuk jenis lain;
6. tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan
periode ulang 25 tahun;
II. Kriteria penyisih yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik
yaitu terdiri dari kriteria regional ditambah dengan kriteria berikut :
1. iklim :
a) hujan: intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik;
b) angin: arah angina dominant tidak menuju kepemukiman dinilai makin
baik;
2. utilitas : tersedia lebih lengkap dinilai makin baik;
3. lingkungan biologis :
a) habitat: kurang bervariasi, dinilai makin baik;
b) daya dukung: kurang menunjang kehidupan flora dan fauna, dinilai
makin baik;
4. kondisi tanah
a) produktifitas tanah: tidak produktif dinilai lebih tinggi;
b) kapasitas dan umur: dapat menampung bahan lebih banyak
dan lebih lama dinilai lebih baik;
c) ketersediaan tanah penutup: mempunyai tanah penutup yang cukup,
dinilai lebih baik;
d) status tanah: makin bervariasi dinilai tidak baik;
5. demografi: kepadatan penduduk lebih rendah, dinilai makin baik;
6. batas adminisrasi : dalam batas administrasi dinilai semakin baik;
7. kebisingan: semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik;
8. bau: semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik;
253
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
3 Kapasitas Lahan 5
- > 10 tahun 10
- 5 tahun – 10 tahun 8
- 3 tahun – 5 tahun 5
- kurang dari 3 tahun 1
254
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
5 Partisipasi Masyarakat 3
- spontan 10
- digerakkan 5
- negosiasi 1
Lingkungan Fisik
1 Tanah (di atas muka air tanah) 5
- harga kelulusan < 10-9 cm / det 10
- harga kelulusan 10-9 cm/det – 10-6 cm/det 7
- harga kelulusan > 10-6 cm/det Tolak (kecuali ada 7
masukan teknologi)
2 Air Tanah 5
- ≥ 10 m dengan kelulusan < 10-6 cm/det 10
- > 10m dengan kelulusan < 10-6 cm/det 8
- ≤ 10m dengan kelulusan 10-6 cm/det – 10-4 3
cm/det
- < 10m dengan kelulusan 10-6 cm/det – 10-4 1
cm/det
255
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
5 Bahaya Banjir 2
- tidak ada bahaya banjir 10
- kemungkinan banjir > 25 tahunan 5
- kemungklinan banjir < 25 tahunan Tolak (kecuali 5
ada masukan teknologi)
6 Tanah Penutup 4
- tanah penutup cukup 10
- tanah penutup cukup sampai ½ umur pakai 5
- tanah penutup tidak ada 1
7 Intensites Hujan 3
- di bawah 500 mm per tahun 10
- antara 500 mm sampai 1000 mm per tahun 5
- di atas 1000 mm per tahun 1
10 Jalan Masuk 4
- truk sampah tidak melalui pemukiman 10
- truk sampah melalui daerah pemukiman 5
berkepadatan sedang (≤ 300 jiwa / ha)
256
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
11 Lalu Lintas 3
- terletak 500 m dari jalan umum 10
- terletak < 500 m pada lalu lintas rendah 8
- terletak < 500 m pada lalu lintas sedang 5
- terletak pada lalu lintas tinggi 1
13 Pertanian 3
- berlokasi di lahan tidak produktif 10
- tidak ada dampak terhadap pertanian sekitar 5
- terhadap pengaruh negatif terhadap pertanian 1
sekitar
- berlokasi di tanah pertanian produktif 1
15 Biologis 3
- nilai habitat yang rendah 10
- nilai habitat yang tinggi 5
257
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
17 Estetika 3
- operasi perlindungan tidak terlihat dari luar 10
- operasi perlindungan sedikit terlihat dari luar 5
- operasi perlindungan terlihat dari luar 1
Sumber: SNI-03-3241-1994
Catatan: Lokasi dengan jumlah angka tertinggi dari perkalian antara bobot dan nilai merupakan pilihan pertama,
sedangkan lokasi dengan angka – angka yang lebih rendah merupakan alternatif yang dipertimbangkan.
III. Kriteria penetapan yaitu kriteria yang digunakan Instansi yang berwenang
untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan
kebijaksanaan Instansi yang berwenag setempat dan ketentuan yang
berlaku.
258
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
259
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Alat penerangan jalan dengan pencahayaan tetap yang dipasang pada tempat
yang memiliki densitas dan tundaan lalu lintas tinggi, meliputi: tanjakan,
turunan, lintas atas (overpass), lintas bawah (underpass), dan perpindahan ruas
jalan (interchange). Alat penerangan jalan dengan pencahayaan adaptif dengan
mempertimbangkan: a. aspek lalu-lintas, meliputi: volume lalu-lintas,
kecepatan lalu lintas, tundaan lalu lintas, jenis atau golongan kendaraan yang
melintas, komposisi lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki, distribusi arah
pergerakan lalu lintas, dan geometri jalan. b. aspek lingkungan, meliputi:
periode waktu, pada tengah malam atau waktu tertentu menyesuaikan kondisi
lalu lintas, dan perubahan kondisi cuaca yang mengakibatkan penerangan alami
siang hari berkurang secara signifikan. Alat penerangan jalan dengan
pencahayaan adaptif hanya berlaku untuk Kawasan perkotaan, Kawasan
komersial, dan Kawasan permukiman.
Berikut adalah spesifikasi utama alat penerangan jalan:
260
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Catatan:
Adaptive yaitu metode peredupan atau dimming terhadap kuat pencahayaan alat penerangan jalan
menyesuaikan tingkat volume lalu lintas kendaraan Smart System yaitu metode kontrol alat penerangan
jalan secara terpusat melalui peralatan teknologi sistem komunikasi untuk mengetahui kinerja dan
masalah pengoperasian.
261
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
262
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
263
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Berikut akan ditunjukkan Peta PKP pada lintas kabupaten/kota adalah luasan
lahan permukiman yang memiliki nilai harga lahan yang terjangkau bagi MBR, Luasan
Kawasan permukiman paling luas adalah di Kabupaten Lampung Tengah seluas 9,66
hektar, Wilayah Kabupaten Pesisir Barat dan Kota Bandar Lampung yang tidak
memiliki luasan permukiman yang dimungkinkan masih banyak memiliki nilai harga
lahan yang tinggi dan tidak terjangkau oleh MBR.
Tabel 6.41 Luas Kawasan Permukiman di Provinsi Lampung Yang Berada Pada
Lintas Kabupaten/Kota
Luas Kawasan
No Kabupaten/Kota
Permukiman (Ha)
264
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
265
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Gambar 6.10 Peta Arahan Pengembangan PKP Pada Lintas Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun 2020-2040
Sumber: Hasil Analisis, 2020
266
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
a. Jenis bahaya alam yang berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah
longsor dan banjir
b. Jenis kerentanan yang berupa kerentanan fisik dan lingkungan (kekuatan
struktur lahan/lokasi, struktur fisik bangunan, kepadatan bangunan, bahan
bangunan dan ketersediaan PSU), kerentanan sosial-kependudukan (jumlah
penduduk, kepadatan penduduk, struktur penduduk rentan, budaya serta
kearifan masyarakat lokal), kerentanan kelembagaan (pembentukan struktur
kelembagaan yang melibatkan setiap orang dalam mitigasi bencana bidang
perumahan dan kawasan permukiman) dan kerentanan sistem (penanganan
bencana secara terpadu dan terkoordinasi dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman)
c. Jenis ketahanan berupa:
kesesuaian perumahan dan kawasan permukiman terhadap rencana tata
ruang wilayah;
kelengkapan dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas untuk
mengurangi dampak bencana alam;
kelengkapan dan kesiapan institusi penanggulangan bencana alam;
267
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
a. jenis bahaya alam yang berada pada lokasi atau di sekitar perumahan dan
kawasan permukiman;
b. lokasi perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah;
c. sesuai standar kualitas lingkungan, daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup;
d. rencana dan rancangan perumahan dan kawasan permukiman tanggap
terhadap bencana alam terutama yang berlokasi yang rawan bencana;
e. melibatkan peran serta masyarakat;
f. meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kemandirian
masyarakat dalam mengelola risiko bencana alam,
Mitigasi bencana alam bidang perumahan dan kawasan permukiman dalam
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman harus memperhatikan:
268
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
269
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Kawasan rawan bencana alam terdiri atas daerah yang sering dan berpotensi tinggi
mengalami bencana alam seperti banjir, longsor, gerakan tanah/gempa, puting
beliung, tsunami dan kebakaran hutan. Kawasan-kawasan rawan bencana tersebut
meliputi:
1. Bencana tanah longsor tersebar di Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten
Tanggamus, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Pesawaran, dan
Kabupaten Lampung Selatan.
2. Untuk kasus kebakaran hutan tersebar di Kabupaten Mesuji, Kabupaten Way
Kanan, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten
Lampung Selatan dan Kabupaten Lampung Timur.
3. Bencana tsunami dan gelombang pasang berpotensi terjadi di sepanjang
pesisir pantai wilayah Provinsi Lampung, Sedangkan bencana banjir tersebar
di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Mesuji,
Kabupaten Tulang Bawang, Kota Metro, Kabupaten Lampung Timur,
Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Barat,
Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Lampung Selatan.
4. Kawasan rawan bencana alam geologi tersebar diseluruh wilayah Provinsi
Lampung yang terjadi akibat aktivitas tektonik pengaruh Sesar Mayor, yaitu
Sesar Semangko dan Sesar Mentawai, dan Sesar Minor, serta aktivitas
vulkanik.
Selain data Rawan Bencana, terdapat pula Kajian Resiko Bencana yang
mengidentifikasi tingkat bahaya, tingkat kerentanan, dan tingkat kapasitas di suatu
wilayah. Berdasarkan hasil indeks resiko bencana maka beberapa kabupaten di
Provinsi Lampung mempunyai tingkat resiko bencana tinggi dan sedang. Resiko
bencana sendiri merupakan penilaian kemungkinan dari dampak yang diperkirakan
apabila bahaya itu menjadi bencana. Perhitungan ditekankan pada potensi
kemungkinan dan besarnya dampak yang diukur dari keterpaparan (exposure) dari
setiap bahaya (hazard) dan gabungan dari beberapa hazard yang ada (multi hazard).
270
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
271
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
272
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
273
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Gambar 6.11 Peta Arahan Mitigasi Bencana Provinsi Lampung Tahun 2020 – 2040
Sumber: Hasil Analisis, 2020
274
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
275
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
276
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
277
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
278
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
7 BAB VII
PROGRAM PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN PKP
Indikasi program adalah bagian yang memuat rincian tahapan dan program
pembangunan yang akan diterapkan di kawasan perencanaan, sesuai dengan tujuan
pengembangan tata ruang di masa yang akan datang, Indikasi program pembangunan
ditentukan berdasarkan potensi dan masalah kawasan terkait pengembangan wilayah
serta kecenderungan perkembangan sektor-sektor tertentu dan sasaran yang ingin
dicapai dalam pengembangan atau pembangunan sektor tersebut.
279
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Tahun Pelaksanaan
Sumber
NO PROGRAM TARGET PENYELESAIAN KEGIATAN SUB KEGIATAN Lokasi Periode I Periode II Periode III Periode IV Pelaksana
Dana
2021 2022 2023 2024 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
1 PROGRAM Pendataan Identifikasi Perumahan di Lokasi Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
PENGEMBANGAN Penyediaan dan Rawan Bencana atau Terkena Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
PERUMAHAN Rehabilitasi Relokasi Program Provinsi atau Bencana Pemerintah Kab
Rumah Korban Pemerintah Pusat
Identifikasi Lahan-lahan Potensial Lokasi/Kabupaten
Bencana atau Pemerintah Prov
sebagai Lokasi Relokasi Terdampak Relokasi APBD/APBN
Relokasi Program Pemerintah Kab
Perumahan atau Bencana
Provinsi Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pengumpulan Data Rumah Korban Lokasi/Kabupaten
Pemerintah Prov
Bencana Kejadian Sebelumnya Terdampak Relokasi APBD/APBN
Pemerintah Kab
yang Belum Tertangani atau Bencana
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Lokasi/Kabupaten
Pendataan Tingkat Kerusakan Pemerintah Prov
Terdampak Relokasi APBD/APBN
Rumah Akibat Bencana Pemerintah Kab
atau Bencana
Masyarakat
Pendataan dan Verivikasi Pemerintah Pusat
Lokasi/Kabupaten
Penerima Rumah bagi Korban Pemerintah Prov
Terdampak Relokasi APBD/APBN
Bencana Alam atau Terkena Pemerintah Kab
atau Bencana
Relokasi Program Provinsi Masyarakat
Pendataan Rumah Sewa Milik Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
Masyarakat, Rumah Susun dan Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
Rumah Khusus atau Bencana Pemerintah Kab
Sosialisasi dan Sosialisasi Standar Teknis
Persiapan Penyediaan dan Rehabilitasi Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
Penyediaan dan Rumah kepada Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
Rehabilitasi Masyarakat/Sukarelawan atau Bencana Pemerintah Kab
Rumah Korban Tanggap Bencana
Bencana atau Sosialisasi tentang Mekanisme Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
Relokasi Program Penggantian Hak Atas Tanah dan Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
Provinsi Bangunan atau Bencana Pemerintah Kab
Sosialisasi Pengembangan Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
Perumahan Baru dan Mekanisme Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
Akses Perumahan KPR-FLPP atau Bencana Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Pembentukan dan Pelatihan Tim Lokasi/Kabupaten
Pemerintah Prov
Satgas, Tim Pendamping dan Terdampak Relokasi APBD/APBN
Pemerintah Kab
Fasilitator atau Bencana
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Rembug Warga untuk Lokasi/Kabupaten
Pemerintah Prov
Menentukan Calon Penerima Terdampak Relokasi APBD/APBN
Pemerintah Kab
Rumah bagi Korban Bencana atau Bencana
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Lokasi/Kabupaten
Koordinasi untuk Menyepakati Pemerintah Prov
Terdampak Relokasi APBD/APBN
Penerima dan Jenis Pelayanan Pemerintah Kab
atau Bencana
Masyarakat
Pembangunan dan Pemerintah Pusat
Lokasi/Kabupaten
Rehabilitasi Rehabilitasi Rumah bagi Korban Pemerintah Prov
Terdampak Relokasi APBD/APBN
Rumah Korban Bencana Pemerintah Kab
atau Bencana
Bencana atau Masyarakat
Relokasi Program Penyusunan Site Plan dan/atau Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
Provinsi DED bagi Rumah Korban Bencana Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
atau Relokasi Program Provinsi atau Bencana Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Pengadaan Lahan untuk Lokasi/Kabupaten
Pemerintah Prov
Pembangunan Rumah bagi Korban Terdampak Relokasi APBD/APBN
Pemerintah Kab
Bencana atau Bencana
Masyarakat
280
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Tahun Pelaksanaan
Sumber
NO PROGRAM TARGET PENYELESAIAN KEGIATAN SUB KEGIATAN Lokasi Periode I Periode II Periode III Periode IV Pelaksana
Dana
2021 2022 2023 2024 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
Pembangunan Rumah bagi Korban
Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
Bencana
atau Bencana Pemerintah Kab
Pemabangunan Rumah Khusus Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
beserta PSU bagi Korban Bencana Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
atau Relokasi Program Provinsi atau Bencana Pemerintah Kab
Operasional dan Pemeliharaan Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
Lingkungan Perumahan pada Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
Relokasi Program Provinsi atau Bencana Pemerintah Kab
Pendistribusian Pelaksanaan Pembagian Rumah Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
dan Serah Terima bagi Korban Bencana Provinsi Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
Rumah bagi atau Relokasi Program Provinsi atau Bencana Pemerintah Kab
Korban Bencana Penatausahaan Serah Terima
Lokasi/Kabupaten Pemerintah Pusat
atau Relokasi Rumah bagi Korban Bencana
Program Provinsi Terdampak Relokasi APBD/APBN Pemerintah Prov
Provinsi atau Relokasi Program
atau Bencana Pemerintah Kab
Provinsi
2 PROGRAM Penataan Kawasan Survei dan Penetapan Lokasi Pemerintah Pusat
KAWASAN Permukiman Permukiman Kumuh APBD/APBN Pemerintah Prov
PERMUKIMAN Kumuh dengan Mesuji Pemerintah Kab
Luas 10-15 Hektar Pemerintah Pusat
Way Kanan APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Pesawaran APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Lampung Barat APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Lampung Utara APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Kabupaten Lainnya APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Penyusunan Rencana dan Pemerintah Pusat
Rekomendasi Pencegahan Pemerintah Prov
Mesuji APBD/APBN
Tumbuh dan Berkembangnya Pemerintah Kab
Permukiman Kumuh Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Way Kanan APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Pesawaran APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Barat APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Utara APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Kabupaten Lainnya APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
281
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Tahun Pelaksanaan
Sumber
NO PROGRAM TARGET PENYELESAIAN KEGIATAN SUB KEGIATAN Lokasi Periode I Periode II Periode III Periode IV Pelaksana
Dana
2021 2022 2023 2024 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
Pembentukan/Pembinaan Pemerintah Pusat
Kelompok Swadaya Masyarakat di Pemerintah Prov
Mesuji APBD/APBN
Permukiman Kumuh Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Way Kanan APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Pesawaran APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Barat APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Utara APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Kabupaten Lainnya APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pelaksanaan Pembagian Rumah Pemerintah Pusat
Bagi Masyarakat Terdampak Pemerintah Prov
Pesawaran APBD/APBN
Program Pemugaran Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Barat APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Kabupaten Lainnya APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pelaksanaan Pembagian Rumah Pemerintah Pusat
Bagi Masyarakat Terdampak Pemerintah Prov
Mesuji APBD/APBN
Program Peremajaan Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Way Kanan APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Utara APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Lampung Barat APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Kabupaten Lainnya APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Penyusunan Rencana Tapak (Site Pemerintah Pusat
Plan) dan DED Permukiman Mesuji APBD/APBN Pemerintah Prov
Kumuh Pemerintah Kab
282
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Tahun Pelaksanaan
Sumber
NO PROGRAM TARGET PENYELESAIAN KEGIATAN SUB KEGIATAN Lokasi Periode I Periode II Periode III Periode IV Pelaksana
Dana
2021 2022 2023 2024 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
Pemerintah Pusat
Way Kanan APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Pesawaran APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Lampung Barat APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Lampung Utara APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Kabupaten Lainnya APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Peningkatan 6,07% pertahun Perbaikan Rumah Tidak Layak
Pemerintah Pusat
Total Penanganan 83% selama 20 Huni untuk Pencegahan terhadap Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Tahun Tumbuh dan Berkembangnya Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Permukiman Kumuh
Peningkatan Penyusunan Rencana Tapak (Site Pemerintah Pusat
Kualitas Kawasan Plan) dan Detail Engineering Way Kanan APBD/APBN Pemerintah Prov
Permukiman Design (DED) Pemerintah Kab
Kumuh dengan Peremajaan/Pemugaran Pemerintah Pusat
Luas 10 (Sepuluh) Permukiman Kumuh dengan Luas Pesawaran APBD/APBN Pemerintah Prov
Ha sampai dengan 10 (Sepuluh) Ha sampai dengan di Pemerintah Kab
di Bawah 15 (Lima Bawah 15 (Lima Belas) Ha Pemerintah Pusat
Belas) Ha Lampung Barat APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Lampung Utara APBD Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Kabupaten Lainnya APBD Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Koordinasi dan Sinkronisasi Pemerintah Pusat
Pengendalian Penyelenggaraan Mesuji APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemugaran/Peremajaan/Pemuki Pemerintah Kab
man Kembali Permukiman Kumuh Pemerintah Pusat
dan Rumah Tidak Layak Huni Way Kanan APBD/APBN Pemerintah Prov
untuk Pencegahan terhadap Pemerintah Kab
Tumbuh dan Berkembanganya Pemerintah Pusat
Permukiman Kumuh dengan luas Pesawaran APBD/APBN Pemerintah Prov
10-15 Ha Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Lampung Barat APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Lampung Utara APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Kabupaten Lainnya APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Peningkatan 6,07% pertahun Perbaikan Rumah Tidak Layak Pemerintah Pusat
Total Penanganan 83% selama 20 Huni dalam Kawasan Permukiman Pemerintah Prov
Mesuji APBD/APBN
Tahun dengan Luas 10 - 15 Ha Pemerintah Kab
Swasta
Pemerintah Pusat
Way Kanan APBD/APBN
Pemerintah Prov
283
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Tahun Pelaksanaan
Sumber
NO PROGRAM TARGET PENYELESAIAN KEGIATAN SUB KEGIATAN Lokasi Periode I Periode II Periode III Periode IV Pelaksana
Dana
2021 2022 2023 2024 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
Pemerintah Kab
Swasta
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Pesawaran APBD/APBN
Pemerintah Kab
Swasta
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Barat APBD/APBN
Pemerintah Kab
Swasta
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Utara APBD/APBN
Pemerintah Kab
Swasta
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Kabupaten Lainnya APBD/APBN
Pemerintah Kab
Swasta
Kerjasama Perbaikan Rumah Pemerintah Pusat
Tidak Layak Huni dalam Kawasan Pemerintah Prov
Mesuji APBD/APBN
Permukiman dengan Luas 10 - 15 Pemerintah Kab
Ha Swasta
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Way Kanan APBD/APBN
Pemerintah Kab
Swasta
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Pesawaran APBD/APBN
Pemerintah Kab
Swasta
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Barat APBD/APBN
Pemerintah Kab
Swasta
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Utara APBD/APBN
Pemerintah Kab
Swasta
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Kabupaten Lainnya APBD/APBN
Pemerintah Kab
Swasta
Koordinasi dan Sinkronisasi Pemerintah Pusat
Pengendalian Penyelenggaraan Mesuji APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemugaran/Peremajaan/Pemuki Pemerintah Kab
man Kembali Permukiman Kumuh Pemerintah Pusat
dengan Luas 10 - 15 Ha Way Kanan APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Pesawaran APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Lampung Barat APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Lampung Utara APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
284
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Tahun Pelaksanaan
Sumber
NO PROGRAM TARGET PENYELESAIAN KEGIATAN SUB KEGIATAN Lokasi Periode I Periode II Periode III Periode IV Pelaksana
Dana
2021 2022 2023 2024 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
Pemerintah Pusat
Kabupaten Lainnya APBD/APBN Pemerintah Prov
Pemerintah Kab
Pemberian Bantuan Uang Sewa Pemerintah Pusat
Rumah Tinggal Sementara bagi Pemerintah Prov
Mesuji APBD/APBN
Masyrakat yang Terkena Program Pemerintah Kab
Peremajaan Permukiman Kumuh Masyarakat
dengan Luas 10 - 15 Ha Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Way Kanan APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Utara APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Barat APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Kabupaten Lainnya APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pengurangan kumuh sebesar 20% Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Pusat
dari total luas sebesar 16,43 Ha Pemugaran/Peremajaan Pemerintah Prov
Way Kanan APBD/APBN
pada periode I Permukiman Kumuh dengan Luas Pemerintah Kab
Pengurangan kumuh sebesar 30% 10 - 15 Ha) Masyarakat
dari total luas sebesar 24,65 Ha Pemerintah Pusat
pada periode II Pemerintah Prov
Pesawaran APBD/APBN
Pengurangan kumuh sebesar 30% Pemerintah Kab
dari total luas sebesar 24,65 Ha Masyarakat
pada periode III Pemerintah Pusat
Pengurangan kumuh sebesar 20% Pemerintah Prov
dari total luas sebesar 16,43 Ha Lampung Barat APBD/APBN
Pemerintah Kab
pada periode IV Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Lampung Utara APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
Pemerintah Pusat
Pemerintah Prov
Kabupaten Lainnya APBD/APBN
Pemerintah Kab
Masyarakat
3 PROGRAM Urusan Perencanaan Penyediaan PSU Seluruh Pemerintah Prov
APBD/APBN
PENINGKATAN Penyelenggaraan Permukiman Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
PRASARANA, PSU Permukiman Penyediaan PSU di Permukiman
Seluruh Pemerintah Prov
SARANA DAN untuk Menunjang Fungsi APBD/APBN
Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
UTILITAS UMUM Permukiman
(PSU) Koordinasi dan Sinkronisasi
Seluruh Pemerintah Prov
dalam rangka Penyediaan PSU APBD/APBN
Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
Permukiman
Verivikasi dan Penyerahan PSU Seluruh Pemerintah Prov
APBD/APBN
Permukiman dari Pengembang Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
Kerja Sama
Seluruh Pemerintah Prov
Penyediaan/Pengelolaan PSU APBD/APBN
Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
Permukiman
4 PROGRAM Pengelolaan dan Pemerintah Pusat
Penyusunan Rencana, Kebijakan, Seluruh
PENGELOLAAN Pengembangan APBD/APBN Pemerintah Prov
Strategi dan Teknis SPAM Kabupaten/Kota
DAN Sistem Penyediaan Pemerintah Kab
285
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Tahun Pelaksanaan
Sumber
NO PROGRAM TARGET PENYELESAIAN KEGIATAN SUB KEGIATAN Lokasi Periode I Periode II Periode III Periode IV Pelaksana
Dana
2021 2022 2023 2024 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
PENGEMBANGAN Air Minum (SPAM) Supervisi Pemerintah Pusat
Seluruh
SISTEM Lintas Pembangunan/Peningkatan/Perlu APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
PENYEDIAAN AIR Kabupaten/Kota asan/ Perbaikan SPAM Pemerintah Kab
MINUM Pemerintah Pusat
Pembangunan Baru SPAM Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Jaringan Perpipaan Kabupaten/Kota
80,34 Masyarakat terakses SPAM Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Peningkatan SPAM Jaringan Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Perpipaan Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Perluasan SPAM Jaringan Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Perpipaan Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Perbaikan SPAM Jaringan Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Perpipaan Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Fasilitasi Kerja Sama Pengelolaan Pemerintah Pusat
Seluruh
SPAM Regional Lintas APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
Pembinaan Teknis SDM dan Pemerintah Pusat
Seluruh
Kelembagaan Pengelolaan SPAM APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Provinsi Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Operasi dan Pemeliharaan SPAM Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Lintas Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Survei dan Investigasi untuk Pemerintah Pusat
Seluruh
Pengembangan SPAM Lintas APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
Penyediaan Lahan untuk Pemerintah Pusat
Seluruh
Pengembangan SPAM Lintas APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
Pembentukan Organisasi Pemerintah Pusat
Seluruh
Pengelola SPAM Lintas Kabupaten APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Kota Pemerintah Kab
5 PROGRAM Pengembangan Penyusunan Rencana, Kebijakan,
PENGEMBANGAN Sistem dan Strategi dan Teknis Sistem Pemerintah Pusat
Seluruh
SISTEM DAN Pengelolaan Pengelolaan Persampahan APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
PENGELOLAAN Persampahan TPA/TPST/SPA Kewenangan Pemerintah Kab
PERSAMPAHAN Regional Provinsi
REGIONAL Supervisi
Pemerintah Pusat
Pembangunan/Rehabilitasi/Penin Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
gkatan TPA/TPST/SPA Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Kewenangan Provinsi
Pemerintah Pusat
Pembangunan TPA/TPST/SPA Seluruh
!00% Masyarakat Terlayani Sistem APBD/APBN Pemerintah Prov
Kewenangan Provinsi Kabupaten/Kota
Persampahan Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Rehabilitasi TPA/TPST/SPA Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Kewenangan Provinsi Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Peningkatan TPA/TPST/SPA Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Kewenangan Provinsi Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Penyediaan Sarana dan Prasarana Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Persampahan Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Fasilitasi Kerja Sama Pemerintah Pusat
Seluruh
Persampahan Lintas APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
286
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Tahun Pelaksanaan
Sumber
NO PROGRAM TARGET PENYELESAIAN KEGIATAN SUB KEGIATAN Lokasi Periode I Periode II Periode III Periode IV Pelaksana
Dana
2021 2022 2023 2024 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040
Pembinaan Teknis dan
Pemerintah Pusat
Pemberdayaan Masyarakat dalam Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
pengelolaan infrastruktur Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
persampahan
6 PROGRAM Pengelolaan dan Penyusunan Rencana, Kebijakan, Pemerintah Pusat
Seluruh
PENGELOLAAN Pengembangan Strategi dan Teknis Sistem APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
DAN Sistem Air Limbah Pengelolaan Air Limbah Domestik Pemerintah Kab
PENGEMBANGAN Domestik Regional Pemicu Perilaku Hidup Bersih dan Pemerintah Pusat
SISTEM AIR Seluruh
Sehat (PHBS) dan Pembinaan APBD/APBN Pemerintah Prov
LIMBAH Kabupaten/Kota
Penyediaan Prasarana Cubluk Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
78% Masyarakat terakses sanitasi Pembangunan Sitem Pengelolaan Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
layak Air Limbah Domestik Terpusat Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Rehabilitasi/Peningkatan/Perluas Pemerintah Pusat
Seluruh
an Sistem Pengelolaan Air Limbah APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Domestik Regional Pemerintah Kab
Supervisi
Pembangunan/Rehabilitasi/Penin Pemerintah Pusat
Seluruh
gkatan/Perluasan Sistem APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Pengelolaan Air Limbah Domestik Pemerintah Kab
Terpusat
Pembinaan Teknis dan Pemerintah Pusat
Seluruh
Pemberdayaan Masyarakat dalam APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Pengelolaan Air Limbah Domestik Pemerintah Kab
Pengembangan SDM dan Pemerintah Pusat
Seluruh
Kelembagaan Pengelolaan Air APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Limbah Domestik Pemerintah Kab
Fasilitasi Kerja Sama Pengelolaan Pemerintah Pusat
Seluruh
Air Limbah Domestik Lintas APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Operasi dan Pemeliharaan SPAL Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Domestik Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
7 PROGRAM Pengelolaan dan Penyusunan Rencana, Kebijakan, Pemerintah Pusat
Seluruh
PENGELOLAAN Pengembangan Strategi dan Teknis Sistem APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
DAN Sistem Drainase Drainase Perkotaan Pemerintah Kab
PENGEMBANGAN yang Terhubung Supervisi Pemerintah Pusat
Seluruh
SISTEM DRAINASE Langsung dengan Pembangunan/Peningkatan/Reha APBD/APBN Pemerintah Prov
Kabupaten/Kota
Sungai Lintas bilitasi Sistem Drainase Perkotaan Pemerintah Kab
Daerah Pemerintah Pusat
Kabupaten/Kota Pembinaan Teknis Sistem Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
dan Kawasan Drainase Perkotaan Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Strategis Provinsi Pemerintah Pusat
Penyediaan Sistem Drainase Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Perkotaan Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
83% Kondisi Drainase Penyediaan Drainase Perkotaan Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Permukiman Mantap dan Sarana Pendukungnya Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Pemerintah Pusat
Operasi dan Pemeliharaan Sistem Seluruh
APBD/APBN Pemerintah Prov
Drainase Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab
Sumber: Hasil Analisis, 2020
287
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Skema Pembiayaan
288
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
289
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
A. Konsep Tapera
Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) adalah penyimpanan yang dilakukan oleh
peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu yang hanya dapat dimanfaatkan
untuk pembiayaan perumahan dan/atau dikembalikan berikut hasil pemupukannya
setelah kepesertaan berakhir.
290
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
B. Konsep BP2BT
Tabungan kelompok sasaran minimal 5% dari nilai rumah/RAB;
Bantuan uang muka ~ 6% - 39% dari nilai rumah/RAB (Maks, Bantuan
Rp32,4 juta);
Pembiayaan Bank (LTV) 50% - 80%,Analisis kelayakan penerima manfaat
dilakukan oleh Bank;
Suku bungaSuku bunga pasar yang ditentukan oleh Bank, berdasarkan
tingkat risiko dan model bisnis masing-masing Bank; dan
Persentase pembiayaan rumah dengan pembagian persentasenya, 5%
pembiayaan oleh pemohon dengan pembiayaan melalui tabungan, bantuan
PUPR sebesar 25%, dan 70% untuk KPR dengan pembiayaan melalui bank.
291
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
292
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
293
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
Ruang yang sejalan dengan rencana tata ruang, Insentif dapat diberikan untuk
kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang didorong pengembangannya, Insentif
diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, pemberian insentif berupa:
a. pemberian kompensasi;
b. subsidi silang;
c. pembangunan serta pengadaan prasarana, sarana, dan utilitas umum; dan/atau
d. kemudahan prosedur perizinan.
a. pemberian kompensasi;
b. subsidi silang;
c. kemudahan perizinan;
d. imbalan;
e. sewa ruang;
f. urun saham;
g. penyediaan prasarana dan sarana;
h. penghargaan; dan/atau
i. publikasi atau promosi,
294
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
d. pemberian kompensasi;
e. penghargaan dan fasilitasi; dan/atau
f. publikasi atau promosi daerah.
Insentif dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dapat berupa:
a. pemberian kompensasi dari pemerintah daerah penerima manfaat kepada daerah
pemberi manfaat atas manfaat yang diterima oleh daerah penerima manfaat;
b. kompensasi pemberian penyediaan sarana dan prasarana;
c. kemudahaan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh
pemerintah daerah penerima manfaat kepada investor yang berasal dari daerah
pemberi manfaat; dan/atau
d. publikasi atau promosi daerah.
295
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
296
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN, DAN CIPTA KARYA
PROVINSI LAMPUNG
z
297