Anda di halaman 1dari 7

Nama : Bunga Aulia

Stambuk : A22120062

Kelas :c

Hari/Tanggal : Selasa/28-Desember-2021

“BIOKIMIA”

1. GLIKOSIDA
• Definis dan Fungsi Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula dan komponen
bukan gula pada reaksi hidrolisis. Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa,
yaitu gula dan bukan gula. Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer ,proses
pembentukan glikosida merupakan proses detoksikasi, Glikosida sebagai pengatur
tekanan turgor, proses glikosidasi untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang
mengganggu, Glikosida sebagai petunjuk sistematik.

• Struktur Kimia
Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula yang disebut dengan
gliko dan bukan gula biasa disebut aglikon. Glikosida yang menghubungkan glikon dan
aglikon ini sangat mudah terurai oleh pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas.

• Biosintesis
Istilah glikosida sangat umum yang mencakup banyak dan variasi kombinasi gula
dan aglikon.Proses metabolic dari glikosida formasi dasarnya terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama biosintesis adalah reaksireaksi dengan cara yang beragam bentuk tip
e aglikon Bagian lain proses biosintesis memperhitungkan metabolic menyertakan ja
lan sebagai alat penghubungaglikon dengan gula moiety. Sintesis dari glikosida tana
man sel melibatkan interaksi darinukleotida glikosida seperti UDP-glukosa dengan
alkohol atau fenol grup dari kedua bahan campuran aglikon.

2. ALKALOIDA
1. Definisi alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa
ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam
struktur lingkar heterosiklik atau aromatis. Secara umum sulit didefinisikan karena tidak
mewakili sekelompok senyawa homogen dari sudut pandang kimia, biokimia atau fisiologi
2. Fungsi alkaloid.
Fungsi alkaloid bagi tumbuhan
• Senyawa racun yang melindungi dari sereangga dan herbivora.
• Produk akhir reaksi detoksifikasi (metabolie lock up) senyawa-senyawa yang
berbahaya bagi tumbuhan
• Regulator faktor pertumbuhan
• senyawa cadangan untuk sumber N/elemen lain yang berguna bagi tumbuhan
3. Struktur kimia alkaloid
• Non heterosiklik atau Atipikal Alkaloid, sering disebut sebagai Protoalkaloid atau
Amina Biologis
• Heterosiklik atau Tipikal Alkaloid

4. Biosintesis Alkaloid
Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida
dan jalur mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis alkaloid. Kemudian reaksi yang
mendasari pembentukan alkaloid membentuk basa. Basa kemudian bereaksi dengan
karbanion dalam kondensasi hingga terbentuklah alkaloid.

3. MINYAK ATSIRI
• Definisi minyak atsiri
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial
(essential oil), minyak aromatik (aromatic oil) atau minyak terbang (volatile oil) yang
dihasilkan oleh tanaman. Minyak atsiri ini merupakan salah satu hasil sisa proses
metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai
persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak ini di sintesis dalam sel kelenjar pada
jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya
minyak terpentin dari pohon pinus. Minyak atsiri ini selain dihasilkan oleh tanaman
dapat juga terbentuk dari hasil degradasi trigliserida oleh enzim atau dapat dibuat
secara sintesis. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent teste), berbau wangi sesuai dengan bau
tanaman penghasilnya. Umumnya larut dalam pelarut riterp dan tidak larut air.
Minyak atsiri ini dapat bersumber pada setiap bagian tanaman, yaitu, dari daun,
bunga, buah, biji, batang/kulit dan akar (rhizome).

• Fungsi atau manfaat minyak atsiri


Penyakit jantung Sebuah studi yang dilakukan British Association of Critical Care
Nurses pada tahun 2015, meneliti pasien yang menjalani perawatan di intensive care
unit (ICU) akibat penyakit jantung yang tidak bisa tidur dengan nyenyak. Aromaterapi
digunakan untuk melihat efektivitasnya dalam menurunkan tingkat depresi,
kecemasan, dan riter yang diduga menimbulkan gangguan tidur. Dari total 60 pasien
yang berpartisipasi dalam studi ini, disimpulkan bahwa penggunaan minyak atsiri,
khususnya minyak lavender, meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan level
kecemasan untuk pasien dengan penyakit jantung riterp.
Gangguan tidur dan insomnia Manfaat minyak atsiri selain memiliki aroma yang unik
juga telah terbukti meningkatkan kualitas tidur. Hasil penelitian yang meneliti 15 jenis
minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tidur membuktikan
bahwa menghirup aroma minyak atsiri terutama minyak atsiri lavender memiliki efek
positif yang menimbulkan kualitas tidur yang lebih baik.
Meningkatkan daya ingat Manfaat minyak atsiri ketika dihirup juga dapat merangsang
area riter pada bagian otak yang berperan dalam emosi, perilaku, indra penciuman,
dan memori jangka panjang. Menariknya, riter tersebut sangat berperan dalam
pembentukan daya ingat. Hal ini berhubungan erat dengan studi yang menyatakan
bahwa aroma ternyata dapat memicu daya ingat dan emosi. Karena itu, sebagian
praktisi pengobatan riterpene memberi klaim bahwa minyak esensial dapat
memberikan dampak pada tubuh. Namun, pernyataan tersebut hingga kini masih
membutuhkan penelitian lebih lanjut sebelum diakui secara resmi dalam dunia medis.
Mengurangi stress dan depresi Penelitian yang dilakukan oleh Molecules pada tahun
2015 menerangkan bahwa sekitar 43% orang mengalami riter dan kecemasan
menggunakan beberapa bentuk terapi riterpene untuk membantu meredakan
gejalanya. Penggunaan minyak atsiri menunjukkan bahwa aromanya dapat bekerja
berdampingan dengan terapi tradisional untuk mengobati kecemasan dan riter.
Mengatasi sakit kepala dan migraine Pada tahun 90an, uji klinis menemukan bahwa
mengoleskan campuran minyak peppermint dan etanol pada dahi dan pelipis dapat
meredakan sakit kepala. Studi terbaru juga mengamati bahwa minyak atsiri dapat
meredakan sakit kepala setelah mengoleskan peppermint dan minyak lavender ke
kulit. Mengoleskan campuran minyak atsiri chamomile dan minyak wijen ke pelipis
juga diketahui dapat mengobati sakit kepala dan riterpe. Penggunaan minyak atsiri
ini adalah obat sakit kepala tradisional dari Persia. Namun, diperlukan lebih banyak
penelitian lebih jauh tentang minyak atsiri dan efeknya dalam mengobati sakit kepala.
Mengurangi inflamasi Manfaat minyak atsiri juga banyak disarankan oleh pakar
kesehatan kulit untuk mengurangi kondisi inflamasi. Inflamasi adalah peradangan
yang merupakan mekanisme tubuh untuk melindungi diri dari infeksi mikroorganisme
asing seperti virus, bakteri, dan jamur. Sebuah studi yang melibatkan seekor tikus
menemukan bahwa kombinasi minyak thyme dan oregano membantu meringankan
remisi riterp (radang usus besar). Dua penelitian pada tikus yang mengkonsumsi
minyak jintan dan rosemary juga menemukan hasil yang
serupa. Namun, sangat sedikit penelitian pada manusia yang meneliti efek minyak ini
terutama pada penyakit inflamasi. Oleh karena itu, efektivitas dan keamanannya
hingga saat ini belum diketahui. Selain itu, minyak atsiri juga terkenal sebagai zat yang
mengandung riterpene dan anti mikrobakterial yang membantu mencegah infeksi
bakteri.

• Struktur kimia minyak atsiri


Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang
terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O). Sebagian besar
kandungan minyak atsiri terdiri dari senyawa terpen, yang merupakan suatu senyawa
produk alami yang strukturnya dapat dibagi kedalam satuan-satuan isoprene (C5H8).
Satuan isoprene saling bergabung membentuk rantai yang lebih panjang. Senyawa
yang terdiri dari 2 satuan isoprene disebut sebagai mono (rumus molekul C10H16),
senyawa yang mengandung 3 satuan isopren disebut seskuitrepen (C15H24), yang
mengandung 4 satuan isoprene disebut triterpena (C30H48), dan seterusnya.

• Metode untuk mendeteksi zat (minyak atsiri)


Untuk memperoleh minyak atsiri dari suatu bahan dapat dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya penyulingan, pengepresan, ekstraksi pelarut mudah menguap dan
ekstraksi dengan lemak padat.
4. FLAVANOIDA
Definisi :
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia
tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, tetapi
ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon.

Fungsi :
Membantu mencegah dan/atau mengobati alergi, infeksi virus, arthritis, dan kondisi
peradangan tertentu.

Biosintesis :
Biosintesis dari turunan asam asetat / fenilalanin dengan menggunakan jalur asam shikimat.

Struktur kimia :
Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang tersusun
dalam konfigurasi C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin
benzena tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.

Metode untuk mendeteksi :


Deteksi awal adanya flavonoid dilakukan di bawah UV366 nm sebelum dan sesudah diuapi
ammonia. Setelah uap ammonia hilang, kemudian disemprot dengan pereaksi sitroborat dan
dipanaskan pada 110 oC selama 5 menit, dilihat dibawah UV366 nm,Identifikasi golongan dan
jenis senyawa flavonoid dilakukan menggunakan spektrofotometer ultraviolet-cahaya
tampak. Mula-mula isolat murni yang mengandung senyawa flavonoid dilarutkan dalam
metanol pa kemudian dilihat spektrumnya menggunakan spektrofotometer ultraviolet-
cahaya tampak.Dan juga Pereaksi identifikasi yang digunakan untuk analisis flavonoid adalah
amoniak, NaOH, AlCl3 dan sitroborat. Pereaksi identifikasi untuk pereaksi tannin adalah FeCl3,
garam fast blue dan prusian blue.

5. ANTIBIOTIKA
Definisi :
Antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Beberapa jenis
antibiotik juga bisa digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri pada kondisi-kondisi
tertentu. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus, seperti flu.

Biosintesis :
Biosintesis Antibiotik – Antibiotik merupakan senyawa metabolit yang dihasilkan suatu
organism tertentu dalam jumlah yang kecil yang bersifat menghambat atau merusak
mikroorganisme lain. Artinya, antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme yang menghambat mikroorganisme lain.

Struktur kimia:
Antibiotik yaitu golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefadroksil, seftazidim), golongan
penisilin (penisilin,amoksisilin). Penicillium chrysognum merupakan jenis jamur yang dapat
menghasilkan antibakterial alami yaitu penisilin.
Metode untuk mendeteksi zat:
Metode difusi menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat isolat PLS 80 menghasilkan zona
hambat sebesar 12 mm untuk E. Coli dan 10,5 mm untuk S. Aureus. Uji aktivitas ekstrak n-
heksana isolat PLS A terhadap bakteri E. Coli dan S. Aureus menghasilkan zona hambat masing
masing sebesar 11 mm dan 12 mm. Pemurnian antibiotik dari isolat PLS 80 dilakukan dengan
Kromatografi kolom, menghasilkan senyawa yang positif antibiotik ß-Laktam. Hasil pemurnian
antibiotik dari isolat PLS A dengan kromatografi filtrasi gel menghasilkan antibiotik dari
golongan polipeptida. Hasil SDS-PAGE menunjukkan bahwa antibiotik polipeptida dari ekstrak
n-heksana (PLS A) memiliki berat molekul sekitar 10-15 kDa. Analisis struktur senyawa
antibiotik menggunakan KG-SM menunjukkan bahwa isolat PLS 80 mampu menghasilkan
antibiotik golongan ß-Laktam yang diduga mirip dengan antibiotik penisilin G. Sementara itu,
identifikasi struktur senyawa antibiotik dari isolat PLS A tidak menunjukkan hasil yang khusus.

6. TANIN
• PENGERTIAN DAN FUNGSI TANIN
Tanin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan
kelat, yang bereaksi dengan dan mengumpulkan protein, atau berbagai senyawa
organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid. Tanin juga campuran senyawa
polifenol yang jika semakin banyak jumlah gugus fenolik maka semakin besar ukuran
molekul Tanin. Beberapa fungsi Tanin diantaranya
- Sebagai anti hama untuk mencegah serangga dan fungi pada tanaman.
- Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian tertentu
tanaman,misalnya pada bagian buah, saat masih muda akan terasa pahit dan sepat.
- Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit.
- Untuk proses metabolisme dari beberapa bagian tanaman.
- Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai antiseptik.
- Sebagai antidotum (keracunan alkaloid).
- Sebagai reagen pendeteksi gelatin, alkaloid, dan protein serta
- Sebagai penyamak kulit dan pengawet

• BIOSINTESIS TANIN
Tanin terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk
dengan cara kondensasi katekin tunggal (atau galotanin) yang membentuk senyawa
dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon
menghubungkan satu satuan flavon dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-8 atau
6-8. Kebanyakan flavolan memiliki 2 sampai 20 satuan flavon. Nama lain untuk tanin
terkondensasi adalah proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas,
beberapa ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah
monomer antosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti
bila direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin.

• STRUKTUR KIMIA TANIN


Struktur kimia tanin adalah kompleks dan tidak sama. Asam tanat tersusun 5 – 10
residu ester galat, sehingga galotanin sebagai salah satu senyawa turunan tanin
dikenal dengan nama asam tanat.
• METODE UNTUK MENDETEKSI ZAT TANIN
Metode yang digunakan adalah penetapan kadar Tanin secara permangometri.
Penetapan kadar tanin total secara Permanganometri dilakukan dengan cara serbuk
disari dengan air panas Kemudian dipipet volume tertentu, ditambahkan asam indigo
sulfonat sebagai Indikator, lalu dititrasi dengan Kalium Permanganat (KMnO4) yang
telah Dibakukan dengan asam oksalat (H2C2O4.2H2O). Titik akhir titrasi pada
Penetapan kadar tanin ditunjukkan dari warna larutan biru menjadi berwarna Kuning
emas (Depkes RI, 1995).

7. SAPONIN
Defenisi:
Saponin adalah salah satu dari jenis glikosida yang umumnya dapat dijumpai pada tumbuhan.
Lalu saponin memiliki karakteristik pada bentuknya yang mirip seperti buih.saponin juga
merupakan salah satu kelompok senyawa alam yang terbilang sangat rumit. Dan juga
mempunyai suatu massa dan molekul yang sangat besar. Kemudian dengan berbagai manfaat
atau kegunaannya yang dapat dikatakan luas.

Fungsi:
Adapun beberapa fungsi pada Saponin terutama terhadap kesehatan antara lain :
1.Bisa Mengurangi Resiko meningkatnya kolesterol: Dengan adanya saponin dapat
menurunkan resiko meningkatnya kolesterol dalam darah dan juga mencegah kembalinya
penyerapan tersebut.

2.Dapat Mempersempit Jalur risiko kanker: Jadi Hasil dari analisa dimana hasil itu
menerangkan bahwa saponin memiliki suatu aktivitas adalah antitumor dan juga anti-
mutagenik dan dapat memperkecil risiko penyebab kanker terutama pada manusia, dan bisa
menolak pertumbuhan sel kanker.

3.Dapat Meningkatkan sistem kekebalan: Maka dimana pada tumbuhan menghasilkan suatu
saponin untuk menindak adanya infeksi yang dikarenakan adanya berbagai parasit.

4.Memperkecil Tingkat kekeroposan Yang Terjadi pada Tulang: Dimana Saponin adalah suatu
steroid yang dihasilkan dari Anemarrhena asphodeloides dan herbal Cina, dan memiliki peran
untuk melindungi terjadinya kekeroposan pada tulang .

5.Sebagai Antioksidan: Dan dimana pada setiap bagian non-gula atas saponin memiliki sebuah
aktivitas yang bekerja sebagai antioksidan secara langsung

Struktur kimia:
Struktur kimia saponin merupakan glikosida yang tersusun atas Glikon dan aglikon. Bagian
glikon terdiri Dari gugus gula seperti glukosa, fruktosa, dan jenis gula lainnya. Bagian aglikon
merupakan sapogenin. Sifat ampifilik ini dapat membuat bahan alam yang Mengandung
saponin bisa berfungsi sebagai surfaktan(Surfaktan adalah bahan yang umum dipakai dalam
sediaan sabun).
Rumus bangun kimianya:
Saponin memiliki berat molekul 414,6231 gram/mol dan rumus molekul C27H42O3. Saponin
memiliki titik didih yang cukup tinggi, hingga mencapai 158℃ dan densitas 0,5 g/cm3 pada
suhu 20℃. Saponin dapat larut dalam berbagai pelarut seperti air, etanol dan juga metanol.

Metode untuk mendeteksi zat:

1. Uji saponin dilakukan dengan uji busa, Reaksi Liebermann-Burchard, dan reaksi Salkowski.
Selanjutnya saponin Dihidrolisis. Isolasi dilakukan dengan KLT preparatif. KLT dan
spektroskopi UV Digunakan untuk karakterisasi, dan uji kemurnian menggunakan KLT
multi-eluen. Sebagai pembanding digunakan Succus Liquiritae.
2.saponin memiliki karakteristik pada bentuknya yang mirip seperti buih.Sehingga ketika akan
direaksikan dengan memakai air lalu dikocok kemudian akan terbentuk sebuah buih. Lalu buih
itu akan dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat panjang .
3.uji Saponin dilakukan dengan metode Forth yaitu dengan cara memasukkan 2 mL sampel
kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 mL akuades lalu dikocok selama 30 detik,
diamati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk busa yang mantap (tidak hilang selama 30
detik) maka identifikasi menunjukkan adanya saponin.

8. SENYAWA FENOL
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau
khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang
berikatan dengan cincin
Senyawa fenolik bertindak sebagai antioksidan, anti-penuaan, anti-inflamasi, dan
menghambat aktivitas proliferasi sel. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian
dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam
sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses
Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.

Anda mungkin juga menyukai