Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TENTANG MINYAK IKAN DAN JAMU

Disusun Oleh :
Putri Renita Anggraini
482012108066

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan individu yang harus memenuhi kebutuhannya untuk
menjalani aktifitas hidupnya. Pangan termasuk kebutuhan utama yang harus dipenuhi
olehnya. Berbagai macam panganan bisa diperoleh dan dikonsumsi , namun tak sedikit
pangan yang belum mencakupi kebutuhan yang diperoleh oleh manusia. Pangan yang
dikonsumsi oleh manusia utamanya harus mengandung karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan lain-lain. Kandungan tersebut dipercaya akan membuat tubuh
menjadi sehat. Lemak merupakan kandungan yang diperlukan oleh tubuh karena
berfungsi sebagai pelindung tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu rendah, sebagai
pelarut beberapa vitamin, sumber energy, alat pengangkut vitamin yang dadat larut di
dalam lemak, sebagai pelindung organ vital seperti jantung dan lambung dan masih
banyak lagi. Lemak ada dua jenis, lemak. Fungsi lemak dalam bahan pangan juga
sebagai penghantar panas, sumber kalori, memperbaiki tekstur dan meningkatkan cita
rasa. Di dalam lemak terdapat asam lemak yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Asam
lemak ada dua jenis yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak
jenuh bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam
tubuh. Posisi ikatan ganda semakin mudah bereaksi contohnya omega-3 dan omega-6
yang merupakan asam lemak esensial. Asam lemak esensial merupakan asam lemak
yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh atau tidak dapat mencukupi kebutuhan
manusia. Asam lemak esensial bias diperoleh dari minyak ikan karena mengandung
omega-3 yang kaya akan DHA dan EPA yang sangat bermanfaat bagi tubuh.

Obat tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara


luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun masih banayak bahan baku standar yang
belum memiliki persyaratan resmi. Obat tradisional pada umumnya menggunakan
bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia. Simplisia ialah bahan alamiah
yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga,
kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu,
obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh
bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta
digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama
berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat
dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan
pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun
temurun.
Di tengah-tengah serbuan obat-obatan modern, jamu dan ramuan tradisional tetap
menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat kita. Tidak hanya masyarakat di pedesaan,
masyarakat di perkotaan pun mulai mengkonsumsi obat-obatan tradisional ini.
Diberbagai pelosok tanah air, dengan mudah kita menjumpai para penjual jamu
gendong berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman sehat dan menyegarkan.
Demikian pula, kios-kios jamu tersebar merata di seluruh penjuru tanah air. Jamu dan
obat-obatan tradisional, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat kita..

Oleh karena produk jamu banyak digunakan oleh masyarakat. Sehingga bahan-bahan
jamu perlu diketahui bahan atau tanaman obat yang digunakan dalam sediaan jamu serta
cara meramunya.

B.Tujuan
Peningkatan pengetahuan kimia bahan pangan melalui identifikasi jenis, fungsi dan analisis
minyak ikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Lemak

Lemak adalah kelompok ikatan organic yng terdiri atas unsure-unsur Karbon ©, Hidrogen (H),
dan Oksigen (O) yang mempunayi sifat dapat larut dalam zat-zat terlarut tertentu seperti
petroleum benzene, eter, tetapi dalam perbandingan dan susunan kimia yang berlainan. Lemak
dibagi dalam 2 kelas, yaitu lemak hewani dan lemak nabati. Lemak nabati mengandung asam
–asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan arkidonat yang dapat mencegah
penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Fungsi lemak didalam makanan
memberikan rasa gurih, kualitas renyah, terutama pada makanan yang digoreng. Di dalam tubuh
berfungsi sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat
tertentu dan sebagai bantalan organ-organ tubuh tertentu.

Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun
lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat
(C15H31COOH), asam stearat (C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam
linoleat (C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam
lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. Struktur umum molekul lemak seperti
terlihat pada ilustrasi dibawah ini:
Pada rumus struktur lemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan R3–COOH adalah molekul
asam lemak yang terikat pada gliserol.Nama lazim dari emak adalah trigliserida. Penamaan
lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak. Contoh :

Gambar 2. Contoh penamaan lemak

Lemak digunakan tubuh sebagai penyedia energi untuk bekerja dan menghangatkan
tubuh, digunakan untuk membentuk lemak tubuh dan sebagai sumber dan pelarut bagi
vitamin-vitamin A, D, E, dan K. Sumber lemak diperoleh dari tumbuhan dan hewan.
Sumber lemak dari hewan yaitu krim, keju, kuning telur, lemak daging, air daging ,
minyak ikan, minyak hati ikan. Sedangkan sumber lemak dari tumbuhan yaitu minyak
kelapa sawit, minyak jagung, kacang, kelapa, kedelai, dan kacang-kacangan, minyak
biji-bijian. Lemak memiliki efek terhadap panas yaitu meleleh dalam panas dan
menguap menjadi embun. Pemanasan yang berlebih menyebabkan kebanyakan lemak
terurai menjadi asam lemak gliserol, yang menbuat tidak bisa dicerna. Berdasarkan
komposisi kimianya lemak terbagi atas tiga,yaitu:
A.Lemak Sederhana
Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga
asam lemak. Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax) malam atau plastisin
(lemak sederhana yang padat pada suhu kamar), dan minyak (lemak sederhana yang
cair pada suhu kamar).

b.Lemak Campuran
Lemak Campuran merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan
lemak.Contoh lemak campuran adalah lipoprotein (gabungan antara lipid dan dengan
protein), Fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat), serta fosfatidilkolin (yang
merupakan gabungan antara lipid, fosfat dan kolin).
c.Lemak Asli (Derivat Lemak)
Derivat lemak merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis
lipid.misalnya kolesterol dan asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak
dibedakan menjadi 2,yaitu:

Asam lemak jenuh bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh ubuh dan pada
umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak
yang semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh).
Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat. Asam lemak jenuh berasal dari
lemak hewani, misalnya mentega.
Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis
Oleh tubuh dan umunya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tak jenuh, yaitu
asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam
oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.Asam Lemak tidak jenuh berasal dari lemak
nabati,misalnya minyak goreng.

Adapun rumus struktur dan rumus molekul beberapa asam lemak dapat dilihat pada
table 2.1

Tabel 2.1 Rumus Struktur dan Rumus Molekul Asam Lemak.

B.Minyak Ikan
Dalam proses penepungan ikan selama pemasakan protein ikan akan menggumpal dan sel
ikan yang mengadung lemak akan pecah sehingga setelah Dipisahkan airnya akan diperoleh
hasil sampingan berupa minyak ikan (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Menurut Muchtadi
(1996), minyak ikan hasil sampingan proses pengalengan dan penepungan ikan kaya asam
lemak omega-3, khususnya EPA (Eilosa Panteonil Acid) dan DHA (D-Hexaenoic Acid). Dan
selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan terkandung asam lemak jenuh tinggi
meyebabkan minyak ikan menjadi kurang stabil, karena wadah mengalami oksidasi, proses
oksidasi semakin meningkat dengan adanya panas, cahaya dan O2.
Proses untuk mendapatkan minyak dengan kualitas yang baik ada 2 tahap penting yang harus
diperhatikan yaitu proses ekstraksi minyak dan proses pemurnian minyak. Ekstraksi adalah
suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung
minyak atau lemak. Pemurnian (refining) adalah suatu proses yang bertujuan untuk
menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna tidak menarik dan untuk memperpanjang
umur simpan sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri
(Ketaren,2005). Menurut Susanto (1987), pemurnian ini perlu dilakukan karena minyak atau
lemak yang dihasilkan dalam proses ekstraksi umunya mengandung kotoran yang ikut
terekstraksi dan kotoran tersebut dapat menimbulkan kerusakan yang mengakibatkan kualitas
minyak yang dihasilkan atau menurun. Pemanfaatan minyak ikan dalam industri pangan
dengan tujuan utuk pengganti fungsi minyak industri/lemak hewani dan memperkaya nilai
gizi makanan dalam rangka mendapatkan makanan sehat. Untuk maksud tersebut, minyak
ikan dikembangkan pemakainya pada produk margarine, and table spread, hard fat,
shortening, pastry fat, adonan biskuit dan emulsi untuk roti, adanan roti, minyak goreng,
biskuit filling, isinya salad/sayur, emulsifier, fish spread, peanuut butter, mayonise, coleslaw,
salami dan sosis (Irianto dan soesilo, 2007).

Menurut Irianto dan Soesilo (2007), minyak ikan merupakan hasil samping dengan
pengolahan ikan kaleng dan tepung ikan. Minyak ikan tersebut dapat ditingkatkan mutunya
agar layak dikonsumsi manusia dengan memurnikannya dengan metode alkali. Minyak ikan
mempunyai nilai manfaat kesehatan, pengobatan dan gizi. Dengan demikian, minyak ikan
dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri farmasi dan pangan. Minyak ikan dapat diolah
menjadi kapsul konsentrat asam lemak omega-3 dengan teknik mikroenkapsulasi minyak ikan
dapat diproses menjadi tepung minyak ikan yang memudahkan dalam penanganan,
penyimpanan dan pemanfaatannya.
Minyak ikan merupakan minyak yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh paling
tinggi dibandingkan dengan jenis minyak lainnya. Ditinjau dari segi kesehatan, hal ini sangat
menguntungkan terutama kandungan asam lemak omega 3 nya. Kandungan asam lemak tak
jenuhyang tinggi menyebabkan minyak ikan menjadi kurang stabil, mudah mengalami
oksidasi. Proses oksidasi akan semakin meningkat dengan adanya pannas, cahaya dan oksigen
(Irianto, dkk, 2000).

Menurut Poedjiadi (1994), komposisi kimia minyak ikan adalah:

a.Proses Pembuatan Minyak Ikan Secara Konvensional / Sederhana


Pengolahan minyak ikan di Indonesia masih dilakukan secara tradisional.
Minyak ikan yang diproduksi terdiri atas minyak hati dan minyak dari badan Yang merupakan
hasil samping pengolahan tepung ikan dan pengalengan Ikan. Pemanfaatan minyak ikan yang
dihasilkan di Indonesia baru digunakan Sebagai komponen ransum pakan ikan maupun pakan
ternak dan sebagian Kecil digunakan dalam penyamakan kulit serta industri kecil lainnya.
Bahan Baku industri minyak ikan adalah minyak ikan dari ikan-ikan pelagis dengan Kadar
lemak yang tinggi, seperti lemuru dan lainnya. Sumber minyak Tersebut diperoleh dari :
• Hasil ekstraksi yang khusus untuk diambil minyaknya
• Hasil ekstraksi dari pengolahan tepung ikan
• Hasil samping dari pengolahan ikan kaleng
Ekstraksi minyak dilakukan dengan mencampur hati cucut botol
Dengan asam formiat teknis sebanyak 1 % dari berat hati cucut botol (proses
Silase). Setelah 3 hari proses silase, kemudian dilakukan penyaringan hasil Silase melalui
kain blacu untuk memperoleh minyak kasar. Setelah minyak Disimpan dalam suhu rendah
selama 24 jam, lalu dilakukan sentrifuge pada Kecepatan putaran 500 rpm (Sulilo, 2007).

b. Proses Pembuatan Minyak Ikan Secara Modern Minyak ikan dari pabrik dibersihkan dari
kotoran dengan cara minyak ikan Hasil saringan dipanaskan sampai suhu 700C dan
ditambahkan larutan garam 2-2.5% sebesar setengah volume minyak, sambil diaduk 5 menit
(untuk Deguming). Campuran minyak tersebut kemudian ditambahkan larutan Netrium
hidroksida 1N apabila FFA 4% menggunakan NaOH teknis 8.7 Gram dilarutkan dalam 125
ml air untuk satu liter minyak ikan. Besarnya Volume tergantung dari besarnya FFA minyak
ikan yang akan dibersihkan. Makin tinggi FFA, makin besar pula pemakaian natrium
hidroksida. Pengadukan selama 30 menit pada suhu 700C, proses ini disebut penyabunan
Kemudian larutan sabun yang terjadi dipisahkan dari minyaknya. Apabila sabun masih ada
yang tertinggal dalam minyak perlu dicuci dengan air panas sampai minyak menjadi bersih
dari sabun. Minyak hasil penyabunan ditambah karbon aktif atau benfonif 3%. Kemudian
dipanaskn pada suhu 600C sambil diaduk selama 20 menit. Selanjutnya disaring dengan filter
Press. Minyak yang sudah bersih ditambah antioksida (BHT) sebesar 20 Ppm. Kemudian
minyak dikemas dalam tempat yang tidak tembus cahaya.
BAB III
PEMBAHASAN

a. Jenis Lemak dan Fungsi Minyak Ikan

Minyak ikan mengandung asam lemak esensial yaitu asam lemak yang
Dibutuhkan oleh tubuh karena tubuh tidak bisa menghasilkan asam lemak Tersebut.
Asam lemak yang terkandung dalam minyak ikan adalah omega-3. Omega-3
mengandung komponen yang sangat penting bagi tubuh yaitu Eicosapentaenoic acid
(EPA), dan docosahexaenoic acid (DHA). Masing-masing komponen memiliki fungsi
yang berbeda dalam tubuh. DHA adalah asam lemak terpanjang dengan 22 karbon dan
enam ikatan ganda, Dan milik Omega-3. Karena asam lemak rantai panjang, DHA
adalah asam Lemak yang paling rentan mengalami kehancuran dan kerusakan akibat
oksidasi Dari radikal bebas. Ini adalah alasan mengapa minyak ikan dan sumber yang
Kaya DHA lainnya memiliki umur simpan yang sangat singkat. Individuindividu yang
tidak mengkonsumsi daging dan telur memiliki persediaan rendah DHA. Oleh karena
itu, kebanyakan vegetarian diminta untuk mengkonsumsi DHA yang memadai melalui
obat sintetik yang tersedia. Mereka yang menderita Kekurangan DHA menunjukkan
otak tidak mencukupi dan pengembangan visi Pada bayi, gangguan penglihatan dan
kabur, elektroretinogram abnormal, Gangguan kemampuan belajar, mati rasa pada jari
tangan dan jari kaki, dan Gangguan neurologis. Gangguan neurologis Ini termasuk
depresi, penyakit Alzhermer, kehilangan memori, dll, dan gangguan perilaku tertentu
termasuk Kecanduan, alkoholisme, kekerasan, agresi, dll. DHA berfungsi sebagai
jaringan Pembungkus saraf yang berperan dalam melancarkan perintah saraf dan
Mengantarkan rangsangan saraf ke otak. Berikut adalah struktur DHA.
Rantai asam lemak tak jenuh ganda dari EPA mengandung 20 karbon Dan lima ikatan ganda,
dan rantai lebih pendek dari DHA. Seperti DHA, EPA Juga diperoleh terutama dari minyak
ikan dan sumber makanan laut lainnya. Namun, ikan tidak menghasilkan EPA tapi
mendapatkan EPA melalui konsumsi Spesies alga. Studi tertentu telah membuktikan bahwa
EPA dapat digunakan Dalam mengobati depresi dan memiliki kemampuan untuk
memperbaiki kondisi Mental. EPA berfungsi dalam membantu pembentukan sel-sel darah dan
jantung, Menyehatkan sistem peredaran darah dengan melancarkan sirkulasi darah dan LNA
berperan dalam menghasilkan energi dari makanan yang dikonsumsi dan Kemudian
membawanya ke sel-sel tubuh yang membutuhkannya. Berikut ini Adalah srtuktur EPA.

Secara umum, Omega-3 bermanfaat bagi pertumbuhan sel otak, organ Penglihatan dan tulang,
serta menjaga sel-sel pembuluh darah dan jantung tetap Sehat. Omega-3 sangat penting bagi
perkembangan sel-sel otak karena 40% Asam lemak di otak terdiri atas asam lemak Omega-3.
Omega-3 ini sangat Dibutuhkan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
saraf otak Agar optimal terutama pada anak-anak sampai sekitar usia 5 tahun
mengingatPertumbuhan otak anak yang cepat dan pesat pada masa tersebut. Omega-3 Bahkan
tetap dibutuhkan sampai usia dewasa. Kurangnya kadar Omega-3 akan Membuat sel saraf di
otak kekurangan energi untuk proses perkembangan otak Sehingga dapat mengganggu kerja
dan fungsi otak seperti hilangnya daya ingat Dan penurunan fungsi otak lainnya secara
drastis. Tidak hanya bagi otak, Omega-3 juga memegang peranan penting bagi organ
penglihatan dan tulang. Sekitar 60% retina pada mata dibentuk dari Omega-3. Kekurangan
Omega-3 Dapat mengakibatkan mata menjadi kabur. Omega-3 juga baik untuk tulang Karena
di dalam Omega-3 juga terkandung kalsium. Pada saat janin, Omega-3 Dibutuhkan untuk
membentuk sel-sel pembuluh darah dan jantung. Pada saat dewasa, Omega-3 membantu
dalam menyehatkan darah dan mekanisme kerja Pembuluh darah serta jantung. Dengan
mengonsumsi Omega-3, tubuh akan Dibantu dalam menurunkan kadar trigliserida dan LDL
dalam darah sehingga Mengurangi penimbunan lemak darah yang tidak baik pada saluran
darah yang Memicu aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Resiko seperti stroke dan
Penyakit jantung pun dapat dihindari. Pada orang lansia, Omega-3 dapat Membantu
mengatasi penyakit peradangan persendian. Manfaat lain dari Omega-3 ialah kemampuannya
dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan Kulit.

b. Reaksi Lemak
Reaksi Autooksidasi
Minyak dapat mengalami perubahan kualitas jika tidak disimpan Dengan baik
maupun penggunaan yang salah. Sebab minyak mudah Mengalami auto-
oksidasi. Auto-oksidasi akan terjadi ketika terdapat Ikatan lemak tidak jenuh
yang membentuk radikal bebas secara otomatis Salah satu penyebab auto-
oksidasi minyak antara lain penggunaan Minyak berkali-kali yang
meningkatkan gugus radikal peroksida. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempercepatnya terjadinya autooksidasi yaitu irradiasi, panas, metal, dan
oksigen. Autooksidasi (oksidasi oleh radikal bebas), terdiri dari 3 tahap:
Inisiasi, Propagasi, Terminasi. Mekanisme Autooksidasi (Davidek.Jiri et
al.1990) Yaitu Hidrogen dari ikatan lemak tak jenuh terlepas → Terbentuk
radikal Alkil (radikal bebas) → bereaksi dengan oksigen → membentuk
radikal Peroksi → menghasilkan hidrogen peroksida → menghasilkan senyawa
Turunan penyebab bau tengik (Aldehid dan keton ). Ketika hidrogen peroksida
telah terbentuk dan menghasilkan Senyawa-senyawa penyebab bau tengik,
maka kualitas minyak goreng Akan menurun. Dan jika ini tetap digunakan
untuk meggoreng maka Produk akan mudah tengik, sebab ketika menggoreng
minyak akan Masuk ke dalam makanan 4- 50% minyak. Hal tersebut yang
menyebabkan berbau tengik, sebab salah satu faktornya kualitas minyak Telah
mengalami degradasi.

b. Reaksi Hidrogenasi
Ikatan rangkap pada minyak dapat dijenuhkan dengan cara Hidrogenasi
sehingga menjadi lemak padat. Untuk menunjukkan derajat Ketidakjenuhan
asam (banyaknya ikatan rangkap) dinyatakan dengan Angka yod, yaitu angka
yang menyatakan banyaknya gram yodium yang
Dapat diadisikan pada 100 gram lemak.
c. Reaksi Hidrolisis
Dengan adanya enzim lipase, lemak atau minyak dapat Mengalami hidrolisis
oleh air pada suhu kamar

d. Reaksi Halogenasi

Asam lemak tak jenuh , baik bebas maupun terikat sebagai ester Dalam minyak dan lemak,
mengadisi Halogen pada ikatan rangkapnya. Reaksi ini menghilangkan warna larutan halogen
(Br2 dan I2). Karena Derajat adsorpsi minyak atau lemak sebanding dengan banyaknya ikatan
Rangkap pada bagian asamnya, maka jumlah Halogen yang dapat bereaksi dengan lipid dapat
dipergunakan sebagai Indeks Kejenuhan. Harga indeks ini digunakan sebagai bilangan
Yodium yaitu banyaknya Yodium (atau Yodium ekivalen) dalam gram oleh seratus gram
lemak Atau minyak. Berikut adalah Halogenasi lemak

e. Reaksi Foto-oksidasi
Oksigen singlet (1 O2) sangat elektrofilik sehingga sangat reaktif Dengan lipid tidak jenuh,
sedangkan mekanisme reaksi oksidasinya Berbeda dibanding reaksi auto‐oksidasi. Oksigen
singlet dihasilkan dari O2 yang terekspos UV, dan dengan adanya sintesizer
(khlorofil,Phorphirin, mioglobin, riboflavin, bilirubin, erithrosin, rose bengal, Methylene blue,
dll). Oksigen ditambahkan pada ujung ikatan rangkap Sehingga terbentuk konfigurasi trans.
Sebagai gambaran, reaksi antara Oksigen singlet dengan ikatan rangkap antara C12 dan C13
dari suatu Asam lemak akan menghasilkan 12‐ dan 13‐hidroperoksida. Proses foto‐oksidasi
lebih reaktif sampai dengan 30.000 kali Dibanding proses auto‐oksidasi. Foto‐oksidasi dapat
dihambat secara Efisien oleh karotenoid, protektor alami yang sangat berperan pada
Tumbuhan hijau. Mekanismenya adalah karotenoid ini mengganggu Terbentuknya oksigen
singlet dari oksigen. Sebaliknya tocopherol Menghambat foto‐oksidasi ini dengan membuat
oksigen singlet menjadi Bentuknya yang stabil.

C. Analisis Minyak Ikan


a. Ekstraksi Minyak Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan Pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat
Tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
Pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair
(misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan
Metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya
saja karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, Peka
terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia Dalam
konsentrasi yang terlalu rendah. Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu
cara untuk Mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung Minyak atau lemak. Adapun ekstraksi minyak atau lemak itu
bermacammacam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering),
mechanical Expression dan solvent extraction.

b. Rendering Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau Lemak


dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak Dengan kadar air
yang tinggi. Pada semua cara rendering, Penggunaan panas adalah sesuatu
yang spesifik,yang bertujuan Untuk menggumpalkan protein pada dinding
sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah
ditembus oleh Minyak atau lemak yang terkandung didalamnya.
Menurut pengerjaannya rendering dibagi dengan dua cara,yaitu :

1. Wet Rendering
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan Sejumlah air
selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini Dikerjakan pada ketel
yang terbuka atau tertutup dengan Menggunakan temperatur yang tinggi
serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60psi). Penggunaan
temperature Rendah pada wet rendering dilakukan jika Diinginkan flavor
netral dari minyak atau lemak. Bahan yang Akan diekstraksi ditempatkan
pada ketel yang diperlengkapi Dengan alat pangaduk, kemudian air
ditambahkan dan Campuran dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50°C
sambil Diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik keatas akan naik
Keatas dan kemudian dipisahkan.

2. Dry Rendering
Dry rendering adalah proses rendering tanpa penambahan air Selama
proses berlangsung.Dry rendering dilakukan dalam ketel Yang terbuka dan
dilengkapi dengan steam jacket serta alat Pengaduk (agitator).Bahan yang
diperkirakan mengandung Minyak atau lemak dimasukkan kedalam ketel
tanpa Penambahan air.Bahan tadi dipanaskan sambil Diaduk.Pemanasan
dilakukan pada suhu 220°F sampai 230°F (105°C-110°C). Ampas bahan
yang telah diambil minyaknya Akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak
atau lemak yang Dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap
dan Pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.

c. Pengepresan Mekanik (mechanical expression) Pengepresan mekanis


merupakan suatu cara ekstraksi minyak Atau lemak, terutama untuk bahan
bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan
minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%). Pada
pengepresan mekanis ini diperlukan Perlakuan pendahuluan sebelum
minyak atau lemakdipisahkan.. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup
pembuatan serpih,perajangan Dan penggilingan serta tempering atau
pemasakan.

d. Ekstraksi Dengan Pelarut (Solvent extraction)


Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan Minyak dalam pelarut
minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan Bungkil dengan kadar minyak yang
rendah yaitu sekitar 1 persen atau Lebih rendah,dan mutu minyak kasar yang
dihasilkan cenderung Menyerupai hasil dari expeller pressing, karena sebagian
fraksi bukan Minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa
Digunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap Adalah petroleum
eter,gasoline carbon disulfide, karbon tetra Klorida,benzene dan n-heksan. Perlu
perhatikan bahwa jumlah pelarut Menguap atau hilang tidak boleh lebih dari 5
persen. Bila lebih,seluruh System solvent extraction perlu diteliti lagi.

2. Pemurnian Minyak
Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan, Degumming,
nertlasisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi (Irianto, 2002).
Tujuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk menghilangkan rasa Dan
bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan memperpanjang masa
Simpan minyak sebelum dikonsumsi dan digunakansebagi bahan mentah
dalam Industry (Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999). Kualitas minyak
ikan yang Dihasilkan pada proses pemurnia tergantung pada cara
penyimpanan dan Penanganan ikan sebelum dimurnikan (yaung, 1982 dalam
Purbosari, 1999). Pada tahap penyaringan, minyak ikan yang diperoleh
sebagai hasil Damping pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring
terlebih dahulu Dengan penyaring kawat untuk memisahkan kotoran-
kotoran visual seperti sisa Daging dan gumpalan protein. Minyak yang telah
bebas dari kotoran visual Ditentukan kandunga asam lemak bebasnya (free
fatty acid/FFA) (Irianto, 2002). Deguming merupakan proses pemisahan
getah dan lender yang terdiri Dri Fosfatida, protein, residu karbohidrat, air,
dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak
(Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999). Degumming dilakukan dengan
penambahan NaCl 8% kedalam minyak ikan Pada suhu 60oC selama 15
menit. Larutan NaCl yang ditambahkan sebanyak 40% dari volume minyak
yang dimurnikan dan selama degumming dilakukan Pengadukan (Irianto,
2002). Sedangkan menurut Devine dan Williams (1961) Dalam Purbosari,
(1999), proeses degumming dilakukan dengan menambahkan NaOH 2-3%
air atau larutan NaCl, atau menambahkan larutan firofosfatida pada Minyak,
kemudian disentrifugas pada suhu 30-50oC. Getah fosfatida akan
Terpidahkan pada sentrifuse sebanyak 3,5% dari minyak asal. Netralisasi
adalah suatu prosesuntuk memisahkan asam lemak bebas dari Mynak atau
lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau
Pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stoc) (Ketaren, 1986
dalam Purbosari, 1999). Menurut Irianto (2002), netralisasi dilakukan
dengan Menambahkan larutan NaOH 1N ke dalam minyak yang sudah
mengalami Proses degumming. Larutan NaOH 1N ditambahkan dalam
minyak ikan pada Suhu 60 oC selama 15 menit. Jumlah NaOH yang
ditambahkan ditentukan

Dengan rumus sebagai berikut :

%NaOH = %FFA x 0,142

Sedangkan menurut Windsor dan Barlow (1981) dalam Purbosari (1999),


proses Netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan alkali atau
pereaksi lainnya Untuk membebaskan asm lemak bebas dengan
mempentuksabun dan membantuk Mengkoagulasikan bahan-bahan yang
tidak diiingainkan. Penambahan larutan Alkali ke dalam minyak mentah
akan menyebabkan reaksi kimia maupun fisik (Stansbay, 1990 dalam
Purbosari, 1999), yaitu :
• Alkali akan bereaksi denag asam lemak bebas dan membantu
sabun.
• Gum menyerap air dan menggumpal melaliu reksi hidrasi.
• Bahan-bahan warna terdegradasi, terserap oleh gum atau larutan
oleh alkali.
• Bahan-bahan yang tidak terlatur yang terdapat dalam minyak akan
Menggumpal.

Faktor –faktor yang mempengaruhi proses netralisasi adalah


konsentrasi alkali,

Suhu, pengadukan dan pencucian (Mahatta, 1977 dalam Purbosari,


1999). Selanjutnya minyak yang telah dinetralkan dibiarkan
beberapa saat supaya Terjadi pemisahan sabun yang terbentuk.
Lapisan sabun berada pada lapisan Bawah dan lapisan minyak pada
bagian bawah. Kemudian sabun tersebut Diambil. Untuk
menghilangkan sabun-sabun yang masih tersisa, pada minyak Ikan
ditambahkan air panas sambil diaduk dan kemudian dibiarkan
supaya Terjadi pemisahan minyak dan air. Setelah itu air yang
terpisah dibuang (Irianto, 2002).

Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yang


bertujuan untuk Menghilangkan atau memucatkan warna yang tidak
dan menghilangkan Getah (gum) yang ada dalam minyak (Windsor
dan Barlow, 1981 dalam Charita, 1995). P disukai emucatan
dilakukan dengan penambahan adsorben, umumnya dilakukan
Dalam ketele yang dilengkapi dengan pipa uap dan alat penghampa
udara. Minyak dipanaskan pada suhu 105oC selam 1 jam. Adsorban
ditambahkan saat Minyak mencapai suhu 70-80 oC sebanyak 1-
1,5% dari berat minyak. Selain Warna, diserap pula suspensi koloid
dan hasil degradasi minyak seperti Peroksida (Irianto, 2002). Faktor
yang mempengaruhi pemucatan adalah suhu, Waktu, tekanan
(Mahatta, 1977 dalam Chairita, 1995). Deodorasai adalah suatu
Tahap proses pemurnian minyakyang bertujuan untuk
menghilankan bau dan rasa Yang tidak enak dalam minyak. Prinsip
proses deodorasi, yaitu penyulinagan Minyak dengan uap panas
pada tekana atamosfer atau keadaan hampa (Ketaren, 1986 dalam
Hakim, 1995). Proses deodorasi dilakukan dengan cara memompa
Minyak ke dalam ketelen deodorasi. Kemudian minyak tersebut
dipanaskan pada Suhu 200-250 oC pada tekanan 1 atmosfer dan
selanjutnya pada tekanan rendah (kurang lebih 10 mmHg), sambil
dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk Mengankut senyawa yang
dapat menguap (Ketaren, 1986 dalam Hakim, 1995). Setelah proses
deodorisasi selesai, minyak ikan kemudian didinginkan sehingga
Suhu menjadi kurang lebih 84 oC dan selanjutnya minyak ikan
dikeluarkan (Irianto, 2002).

B. Jamu

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh
bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta
digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama
berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat
dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan
pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun
temurun.

Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari indonesia. Belakangan populer dengan
sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari
tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada
juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur
buaya. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis
agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.

Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di indonesia yang mana pertama kali jamu
dikenal dalam lingkungan istana atau keraton yaitu kesultanan di djogjakarta dan
kasunanan di surakarta. Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton
dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi seiring dengan perkembangan
jaman, orang-orang lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai
mengajarkan meracik jamu kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu
berkembang sampai saat ini tidak saja hanya di indonesia

2 Jenis jamu, khasiat, bahan baku, dan cara pengolahan

Jamu beras kencur

Jamu beras kencur dipercaya dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh. Dengan
membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang
biasa timbul bila bekerja terlalu payah. Selain itu, banyak pula yang berpendapat bahwa jamu
beras kencur dapat merangsang nafsu makan, sehingga selera makan meningkat dan tubuh
menjadi lebih sehat.
Bahan baku

Dalam pembuatan jamu beras kencur, terdapat beberapa variasi bahan yang digunakan,
namun terdapat dua bahan dasar pokok yang selalu dipakai, yaitu beras dan kencur. Kedua
bahan ini sesuai dengan nama jamu, dan jamu ini selalu ada meskipun komposisinya tidak
selalu sama di antara penjual jamu. Bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan ke dalam
racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam,
kunci, kayu keningar, kunir, jeruk nipis, dan buah pala. Sebagai pemanis digunakan gula
merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan.

Cara pengolahan

Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu direbus dan dibiarkan sampai dingin, kemudian
disediakan sesuai kebutuhan. Mula-mula beras disangan, selanjutnya ditumbuk sampai halus.
Bahan-bahan lain sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu
besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur, diperas, dan disaring dengan saringan
atau diperas melalui kain pembungkus bahan. Sari perasan bahan dicampurkan ke dalam air
matang yang sudah tersedia, diaduk rata. Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol.

Jamu Kunir Asam

Jamu kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu ‘adem-ademan
atau seger-segeran’ yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat
membuat tubuh menjadi dingin. Ada pula yang mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan
dari panas dalam atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu
mengatakan bahwa jamu jenis ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda
sehubungan dengan sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula penjual jamu yang
menganjurkan minum jamu kunir asam untuk melancarkan haid.

Bahan baku

Penggunaan bahan baku jamu kunir asam pada umumnya tidak jauh berbeda di antara
pembuat. Perbedaan terlihat pada komposisi bahan penyusunnya. Jamu dibuat dengan bahan
utama buah asam ditambah kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur
dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis.
Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga
mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam.

Cara pengolahan

Pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu direbus sampai mendidih dan
jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara
kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan
ke dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan
gula (atau pemanis buatan) sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang
diperoleh dibiarkan sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang
sudah disaring dibiarkan dalam panci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan
siap untuk dijajakan.

Jamu Cabe Puyang

Jamu cabe puyang dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu ‘pegal linu’.
Artinya, untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di
pinggang. Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan
kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Seorang penjual
mengatakan minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua.

Bahan baku

Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan puyang. Tambahan bahan baku lain
dalam jamu cabe puyang sangat bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Bahan lain yang
ditambahkan antara lain temu ireng, temulawak, jahe, kudu, adas, pulosari, kunir, merica,
kedawung, keningar, buah asam, dan kunci. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur
gula putih dan kadangkala mereka juga mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit
garam.

Cara pengolahan

Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih dan
dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan
komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Seluruh bahan ini
kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang yang sudah tersedia. Selanjutnya,
ramuan yang diperoleh diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol.

Jamu Pahitan

Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual jamu memberikan
jawaban yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun utamanya adalah untuk gatal-gatal
dan kencing manis. Penjual yang lain mengatakan manfaatnya untuk ‘cuci darah’, kurang
nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah,
jerawat, pegal, dan pusing.

Bahan baku

Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan pahitan sangat bervariasi, ada
yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan bahan-bahan lain yang
rasanya juga pahit seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Ada pula
yang mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau empon-empon (bahan rimpang yang
dipergunakan dalam bumbu masakan).
Cara pengolahan

Pembuatan jamu pahitan adalah dengan merebus semua bahan ke dalam air sampai air
rebusan menjadi tersisa sekitar separuhnya. Cara ini dimaksudkan agar semua zat berkhasiat
yang terkandung dalam bahan dapat larut ke dalam air rebusan. Sebagai hasil akhirnya,
diperoleh rebusan dengan rasa sangat pahit. Khusus jamu pahitan, tidak diberikan gula atau
bahan pemanis lain. Sebagai penawar rasa pahit, konsumen minum jamu gendong lain yang
mempunyai rasa manis dan segar seperti sinom atau kunir asam.

Jamu Kunci Sirih

Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan
keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita
(vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat
menguatkan gigi.

Bahan baku

Bahan baku jamu ini sesuai dengan namanya, yaitu rimpang kunci dan daun sirih. Biasanya
selalu ditambahkan buah asam yang masak. Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-
bahan lain yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat seperti
buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahan
lain yang ditambahkan, yaitu jambe, manis jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai
pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam.

Cara pengolahan

Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu air direbus
sampai mendidih sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan
ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis
(kunyit), diperas, disaring, dan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah didinginkan.
Selanjutnya, ditambahkan gula sesuai kebutuhan, sampai diperoleh rasa manis sesuai selera
dengan cara dicicipi. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk
dijajakan.

Jamu Kudu Laos

Menurut sebagian besar penjual jamu, khasiat jamu kudu laos adalah untuk menurunkan
tekanan darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah,
menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan
haid, dan menyegarkan badan.

Cara pengolahan
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu yaitu pertama-tama air
direbus sampai mendidih sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi
racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian
diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya
ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Ramuan selanjutnya
dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.

Jamu Uyup-uyup/Gepyokan

Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan produksi
air susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. Hanya seorang penjual jamu yang mengatakan
bahwa ada khasiat lain, yaitu untuk menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik pada
ibu maupun anak dan ‘mendinginkan’ perut.

Bahan baku dan cara pengolahan

Bahan baku jamu uyup-uyup sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya
selalu menggunakan bahan empon-empon yang terdiri dari kencur, jahe, bangle, laos, kunir,
temulawak, puyang, dan temugiring. Cara pengolahan, yaitu semua bahan dicuci bersih tanpa
dikupas, selanjutnya empon-empon dirajang (diiris tipis) ditambah bahan-bahan lain dan
ditumbuk kasar, lalu diperas serta disaring. Perasan dimasukkan ke dalam air matang yang
sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula (atau pemanis buatan) sampai diperoleh rasa
manis sesuai selera (dicicipi).

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Minyak ikan merupakan lemak yang mengandung asam lemak omega-3 Yang
mengandung komponen DHA dan EPA. DHA berfungsi sebagai jaringan Pembungkus saraf
yang berperan dalam melancarkan perintah saraf dan Mengantarkan rangsangan saraf ke otak.
EPA berfungsi dalam membantu Pembentukan sel-sel darah dan jantung, menyehatkan sistem
peredaran darah Dengan melancarkan sirkulasi darah. Reaksi-reaksi lemak diantaranya adalah
Reaksi auto-oksidasi, reaksi hidrogenasi, halogenisasi, hidrolisis dan fotooksidasi. Analisin
Minyak ikan dilakukan dengan cara ekstraksi dan pemurnian.
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh
bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta
digunakan secara tradisional
Adapun bahan baku dari Jamu yaitu sebagai berikut :
Jamu Beras Kencur : bahan dasar pokok yang selalu dipakai, yaitu beras dan kencur.
Bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji
kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kunci, kayu keningar, kunir, jeruk nipis,
dan buah pala. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali
mereka juga mencampurkan gula buatan.
Jamu Kunir Asam : Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah
kunir/kunyit, temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis
digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula
buatan, serta dibubuhkan sedikit garam
Jamu Cabe Puyang : Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan puyang.
Bahan lain yang ditambahkan antara lain temu ireng, temulawak, jahe, kudu, adas, pulosari,
kunir, merica, kedawung, keningar, buah asam, dan kunci. Sebagai pemanis digunakan gula
merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga mencampurkan gula buatan serta
dibubuhkan sedikit garam.
Jamu Pahitan : Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan pahitan
sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan
bahan-bahan lain yang rasanya juga pahit seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan
babakan pule. Ada pula yang mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau empon-empon
(bahan rimpang yang dipergunakan dalam bumbu masakan).
Jamu Kunci Sirih : Bahan baku yaitu rimpang kunci dan daun sirih. Biasanya selalu
ditambahkan buah asam yang masak. Bahan-bahan lain yang digunakan dalam ramuan jamu
keputihan atau jamu sari rapat seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan.
Bahan lainnya yaitu jambe, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula
pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam.
Jamu Kudu Laos :
Jamu Uyup-Uyup / Gepyokan : Bahan baku jamu uyup-uyup yaitu empon-empon yang
terdiri dari kencur, jahe, bangle, laos, kunir, temulawak, puyang, dan temugiring dan pemanis
gula.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto dan Liviawaty, 1989, Pengawetan dan Pengolahan Ikan, Kasinisius,


Yogyakarta.

Muchtadi (1996), Gizi Untuk Bayi : ASI, Susu Formula, dan Makanan Tambahan,
Pustaka Sinar harapan, Jakarta.

Ketaren, 2005, Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press, Jakarta.

Susanto, 1987, Budidaya Ikan di Pekarangan, Penebar Swadaya, Jakarta.

Irianto dan soesilo, 2007. Dukungan Tekhnologi Penyediaan Produk. Perikanan. Badan
Riset kelautan dan perikanan.

Irianto, dkk, 2000, Teknik Sanitasi Pada Industri Makanan, Rinerka Cipta, Jakarta.

Poedjiadi, 1994, Dasar-dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.

Davidek.Jiri et al, 1990, Food Chemistry; Marcel Dekker, Inc., Newyork.

Ketaren, 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. UI-
Press, Jakarta.

Irianto, 2002, Probiotics in aquaculture. Journal of Fish Diseases. 25:1–10


Guba, Iki Aneuk , 2013, http://ourlz.blogspot.com/2013/11/makalah-jamu-dan-khasiatnya.html
, diakses pada tanggal 10 November 2014

Yunanda putri, Miftah, 2012, http://buktikanbisa.blogspot.com/2012/03/obat-tradisional-


makalah.html, diakses pada tanggal 10 November, 2014

Anda mungkin juga menyukai