Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Food Experience Terhadap Satisfaction

Wisatawan: Studi Kasus Kuliner Khas Jawa Timur

Siti Rahayu
Universitas Surabaya
sitirahayu151@gmail.com

ABSTRAK
Pariwisata merupakan industri yang berkembang pesat. Salah satu bentuk trend
wisata baru adalah wisata kuliner. Trend wisata kuliner meningkatkan pertumbuhan
industri yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Masing-masing daerah mencoba
mengenalkan alternatif kuliner yang menjadi ciri khasnya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh food experience terhadap satisfaction wisatawan dari luar
Jawa Timur yang menikmati kuliner khas Jawa Timur.
Data didapatkan melalui kuesioner. Kuesioner disebarkan terhadap wisatawan
dari luar Jawa Timur yang pernah menikmati kuliner di Jawa Timur. Wisatawan
didapatkan di berbagai objek wisata di wilayah Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan
dengan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kepuasan wisatawan terhadap kuliner khas Jawa Timur adalah heritage,
variety, dan sensory.

Kata kunci: pariwisata; wisatawan; food experience; satisfaction

ABSTRACT
Tourism is a rapidly growing industry. One of the new tourist trends is culinary
tour. The trend of culinary tourism increases the growth of food and beverage industry.
Each region tries to introduce culinary alternatives that characterize it. The purpose of
this study is to determine the effect of food experience on the satisfaction of tourists from
outside East Java who enjoy the typical culinary of East Java.
Data obtained through questionnaire. Questionnaires distributed to tourists from
outside East Java who had enjoyed culinary in East Java. Tourists are found in various
tourist objects in East Java. Data processing is done by multiple linear regression
analysis. The results showed that the factors that influence the satisfaction of tourists to
culinary typical of East Java is heritage, variety, and sensory

Keywords: tourism; traveler; food experience; satisfaction

PENDAHULUAN Pemerintah gencar melakukan


Pariwisata merupakan sektor promosi pariwisata baik langsung
yang penting dalam mendukung ataupun tidak langsung. Promosi
pertumbuhan ekonomi yang sangat langsung dilakukan dengan
cepat dalam menyediakan lapangan mengirimkan misi kebudayaan ke luar
pekerjaan. Pariwisata juga sebagai negeri, pameran khusus benda-benda
pengembangan sosial budaya dan atau hasil kebudayaan. Promosi tidak
mempromosikan citra bangsa di luar langsung dilakukan dengan
negeri. Disamping itu, industri memberikan informasi dalam bentuk
pariwisata Indonesia mempunyai penyebaran leaflet, iklan media cetak
peranan penting dalam meningkatkan ataupun elektronik. Keberadaan media
kontribusinya pada produk domestik elektronik membuat setiap orang bisa
bruto (PDB) (http://www.indonesia- berbagi pengalaman berwisatanya
investments.com). sehingga akan menjadi word of mouth
yang berguna bagi orang yang hendak
berwisata.

Pengaruh Food Experience ................. (Siti) hal. 137 - 147 137


Pengembangan pariwisata saat wisatawan merasakan kepuasan.
ini didukung oleh peralihan konsumsi Menurut Lopez-Guzman dan Sanchez-
masyarakat. Peralihan konsumsi dilihat Canizares (2012), wisatawan modern
dari belanja barang semakin menurun semakin termotivasi mencari
dan meningkatnya belanja untuk pengalaman baru melalui tradisi dan
kebutuhan rekreasi. Hal ini didukung budaya tertentu. Pengalaman baru juga
pernyataan Deputi Bidang Neraca dan bisa didapatkan melalui makanan yaitu
Analisis Statistik Badan Pusat Statistik kuliner khas yang ditawarkan. Getz,
(BPS) bahwa perubahan pola konsumsi 2000; Ignatov dan Smith (2006)
masyarakat ditunjukkan dengan menyatakan, pengalaman makan dapat
pertumbuhan lebih tinggi di level menjadi sumber kepuasan penting bagi
konsumsi untuk kegiatan leisure wisatawan.
activities (http://bisniswisata.co.id). Kontribusi terbesar sektor
Fenomena lainnya ditunjukkan dengan pariwisata berasal dari sektor kuliner,
kecenderungan masyarakat mengurangi perhotelan, dan rekreasi hiburan.
belanja barang-barang fashion dan Besarnya kontribusi sektor kuliner
lebih memilih mengalokasikan membuat pengelola industri pariwisata
uangnya bepergian ke tempat wisata menjadikan kuliner sebagai jenis
(https://kumparan.com). Survei Visa wisata baru yang dikenal dengan
juga menunjukkan bahwa, orang wisata kuliner. Hal ini sesuai dengan
Indonesia berbelanja online untuk pernyataan Menteri Pariwisata dan
berbagai jenis produk dan jasa, seperti Ekonomi Kreatif bahwa hendaknya
produk fashion dan kecantikan, sektor pariwisata memperhatikan
elektronik, tiket pesawat, dan paket kebutuhan pasar dengan mengem-
perjalanan wisata. Perjalanan wisata bangkan wisata tematik salah satunya
merupakan kategori teratas, di mana wisata kuliner (http://national
dua-pertiga dari orang Indonesia yang geographic.co.id).
berbelanja online pernah membeli tiket Mak, et al. (http://www.
pesawat online, dan hampir sciencedirect.com) menyatakan,
setengahnya melakukan reservasi makanan merupakan hal yang penting
akomodasi secara online bagi wisatawan. Makanan merupakan
(https://swa.co.id). sumberdaya pendukung destinasi dan
Menurut Poria et al., (2009) bagian dari faktor pengalaman
diperlukan informasi dari mulut ke wisatawan. Banyak penelitian di tahun-
mulut tentang kepuasan wisatawan tahun terakhir difokuskan pada industri
yang berkaitan dengan kegiatan atau makanan atau makanan lokal. Hal ini
pengalaman. Beberapa penelitian penting karena makanan merupakan
menunjukkan bahwa wisatawan sepertiga pengeluaran wisatawan. Agar
semakin tertarik mencari pengalaman destinasi wisata dapat bersaing
baru dengan menjelajahi budaya dan hendaknya memperhatikan beberapa
tradisi tertentu (Hendijani et al., 2013; faktor antara lain: lokalitas,
Breakey and Breakey, 2015; Gezici pengalaman, serta preferensi dan
and Kerimoglu, 2010; McKercher et pilihan wisatawan terhadap makanan.
al., 2004). Mengedepankan unsur Hasil penelitian Mak, et al.,
budaya menjadi hal yang penting menunjukkan bahwa terdapat 5 faktor
dalam sektor wisata, namun sosial budaya dan psikologis yang
disesuaikan dengan kebutuhan mempengaruhi konsumsi makanan
wisatawan(http://www.beritasatu.com). wisatawan yaitu: pengaruh
Kondisi pariwisata Global budaya/agama, sosio demografis,
membuat setiap negara berusaha karakter yang berhubungan dengan
menarik perhatian wisatawan. Setiap makanan, pengalaman masa lalu, dan
Negara berusaha menampilkan faktor motivasional.
keunikan masing–masing, agar

138 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018


Okech (2014) menyatakan, Menurut Sahin (2015),
menurut Unesco (2001) budaya peningkatan minat terhadap keahlian
merupakan perwujudan dari makanan, memasak dan masakan lokal
ritual, tarian, festival, seni pahat, berdampak pada pendapatan sektor
desain bangunan, agama, pakaian, dan pariwisata, serta berkontribusi pada
lain-lain. Nasaa-art menyatakan bahwa sosial dan ekonomi masyarakat
budaya didasarkan pada tempat, setempat. Kepentingan masyarakat
makanan, tradisi, seni, ritual, dan terhadap kualitas pangan, kebutuhan
pengalaman seseorang. Wisata budaya akan pertanian berkelanjutan karena
adalah bagaimana merubah budaya dan masalah ekologis, masalah kesehatan
gaya hidup lokal ke dalam komoditas dan gizi, akses terhadap informasi lebih
yang dijual ke wisatawan asing. lanjut tentang makanan dan minuman,
Menurut Okech, wisata kuliner adalah memperoleh informasi mengenai
bagian dari wisata agro yang berfokus masakan yang berbeda berdampak
pada mencari, menikmati, serta pada harapan dan perilaku pembelian
mempersiapkan makanan dan wisatawan. Perbaikan wisata keahlian
minuman. Wisata kuliner didefinisikan memasak di Turki tampaknya menjadi
sebagai keinginan untuk memberikan salah satu alat yang paling ampuh
pengalaman terhadap makanan yang untuk mendukung pembangunan
dihasilkan dari daerah tertentu dan daerah pedesaan.
memberikan peluang gastronomi bagi Wisata kuliner saat ini
wisatawan. Penelitian Okech (2014) merupakan jenis wisata yang sangat
menunjukkan bahwa Kenya berhasil besar dampaknya bagi perkembangan
mengembangkan sektor pariwisata sebuah daerah (Stowe & Johnston,
berbasis kuliner. Berbagai jenis kuliner 2010). Salah satu nilai pentingnya
Kenya dikenalkan pada wisatawan adalah mengembangkan potensi
asing sebagai bagian dari aktivitas makanan asli daerah yang sudah mulai
wisata. tergeser oleh produk-produk asing.
Ardabili et al., (2011) Untuk itu, perlu dilakukan usaha
melakukan penelitian tentang peran dengan memberikan dukungan
kuliner terhadap industri pariwisata. sehingga dapat menarik wisatawan
Hasilnya menunjukkan bahwa, di Turki lokal atau asing dalam menikmati
makanan merupakan faktor keempat kuliner asli daerah.
yang memberikan kepuasan bagi Makanan lokal memberikan
wisatawan. Penelitian Hu dan Ritchie kontribusi yang besar terhadap
(1993), Yuksel (2001), serta Enright keunggulan kompetitif suatu daerah.
dan Newton (2005) menunjukkan Kualitas makanan dan minuman akan
bahwa makanan berada pada posisi meningkatkan produk wisata dan
keempat sebagai destinasi wisata yang pengalaman wisatawan. Dalam situasi
menarik. Makanan juga menduduki ketika kekayaan kuliner, arsitektur,
posisi kedua sebagai atraksi yang iklim, harga dan sifat lainnya serupa,
menarik di Hongkong, keempat di diferensiasi produksi digunakan
Bangkok, dan kelima di Singapura. sebagai alat (Richards, 2002). Wisata
Green dan Dougherty (2012) kuliner berkembang dengan istilah
menyatakan bahwa wisata kuliner gastronomi. Menurut Sormaz, et al.
adalah upaya mengejar pengalaman (2016), gastronomi didefinisikan
makan dan minum yang unik dan tak sebagai seni makan dan minum.
terlupakan, dengan menyediakan cara Tujuannya adalah memelihara
untuk menghubungkan sistem pangan kesehatan manusia dengan nutrisi
lokal dengan pengalaman wisatawan. terbaik dan menjamin kehidupan dan
Wisata kuliner merupakan bagian dari makan yang menyenangkan, karena
wisata budaya dan makanan makanan disiapkan dalam lingkungan
merupakan ungkapan budaya. yang higienis dan disajikan dengan

Pengaruh Food Experience ................. (Siti) hal. 137 - 147 139


cara yang menarik. Dalam aktivitas serving, food environment, variety,
wisata, makan bukan lagi sekedar availability, sensory, dan ingredients.
mengkonsumsi sesuatu karena rasa
lapar. Kim et al. (2009) menyatakan,
motivasi mengkonsumsi makanan dan Satisfaction
minuman lokal di tempat wisata Pariwisata terdapat di berbagai
mencakup 9 faktor: pengalaman negara di dunia. Banyaknya destinasi
menarik, lepas dari rutinitas, wisata di dunia membuat keunggulan
kepedulian terhadap kesehatan, belajar kompetitif penting bagi sebuah
pengetahuan, pengalaman otentik, destinasi. Kompetisi di pasar
kebersamaan, prestise, kemenarikan, pariwisata membuat pemahaman
dan lingkungan fisik. terhadap faktor-faktor penentu
kepuasan wisatawan menjadi penting.
TINJAUAN PUSTAKA Kepuasan sering dievaluasi melalui
Food Experience karakteristik penawaran wisata. Untuk
Frochot (2003) meng- menentukan atribut yang
identifikasi bahwa pengalaman makan mempengaruhi kepuasan wisatawan,
menggambarkan citra pengalaman Lopez-Guzman dan Sanchez-Canizares
budaya, status dan identitas budaya. (2012) menyebutkan bahwa wisatawan
Aspek budaya tersebut biasanya modern semakin termotivasi oleh
dikembangkan dari segi uniknya pencarian pengalaman baru melalui
pengalaman makan yang hanya bisa tradisi dan budaya pada daerah wisata
ditemukan di tempat tujuan tertentu. yang dikunjungi (Hendijani, 2015).
Oleh karena itu, makanan adalah Para peneliti mengidentifikasi
sesuatu yang berakar dalam budaya bahwa pengalaman makan di tempat
dan tradisi suatu wilayah. Menikmati tujuan bisa menjadi sumber penting
makanan lokal saat sedang berlibur bagi kepuasan wisatawan (Getz, 2000;
adalah jenis pengalaman sensoris yang Ignatov dan Smith, 2006). Disamping
menyenangkan (Kivela dan Crotts, itu, semakin banyak menggunakan
2006). Makanan juga memberikan makanan lokal menjadi cara
pengalaman yang meningkatkan membedakan diri dari pesaing dan
kesenangan berlibur dan menarik menarik lebih banyak wisatawan.
wisatawan ke tujuan (Mitchell and Semakin pentingnya pangan sebagai
Hall, 2003) (Hendijani, 2015). daya tarik wisata membuat aspek multi
Berbagai karakteristik dimensi sangat penting untuk
makanan seperti persiapan, gaya memahami persepsi dan tingkat
memasak, presentasi, adat istiadat, kepuasan wisatawan mengenai
budaya makanan dan konsumsi pengalaman makan mereka. Smith
makanan menjadi unsur pembentuk (1991) dan Ryan (1997) menemukan
pengalaman makan pengunjung di bahwa makanan memiliki pengaruh
tempat tujuan wisata (Hendijani et al., yang signifikan terhadap kepuasan
2013; Jalis et al., 2009). Persiapan, keseluruhan wisatawan dalam
memasak, konsumsi dan bahkan perjalanan. Rust dan Oliver (2000)
melihat hidangan orang asing memberi menyarankan agar pengalaman makan
turis rasa keanehan dan rasa eksotis membawa kegembiraan bagi
(Kivela dan Crotts, 2006). Masing- kehidupan masyarakat, dan
masing aspek ini bisa membuat pengalaman ini dianggap sebagai
perjalanan berkesan dan memberikan sarana untuk memperbaiki diri saat
pengalaman bagi wisatawan. Menurut harapan dan kepuasan bergabung.
penelitian Hendijani (2016) Kivela dan Crotts (2009) menyebutkan
pengalaman makan (food experience) bahwa makanan bisa memberi nilai
terdiri dari 7 elemen yaitu: heritage, tambah pada pengalaman wisata dan
terkait dengan kualitas wisata bagi

140 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018


wisatawan untuk mencari pengalaman Timur dalam kurun waktu 6 bulan
baru yang menghasilkan kepuasan. terakhir.
Secara umum, makanan secara Data yang digunakan dalam
signifikan berkontribusi pada penelitian ini adalah dari data primer.
keseluruhan wisatawan kepuasan. Data primer diperoleh dengan
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada
studi kasus di Jawa Timur. Jawa Timur responden untuk memperoleh data
merupakan salah satu propinsi di mengenai food experience dari
Indonesia yang kaya akan beragam responden yang pernah menikmati
aneka kuliner khasnya. Kuliner Jawa kuliner khas Jawa Timur. Populasi
Timur memiliki cita rasa yang lezat dalam penelitian ini tidak
dan unik (http://tipsjalan.com). teridentifikasi, sehingga sampel yang
Makanan khas seperti lontong balap, digunakan pada penelitian ini adalah
rawon, maupun tahu tek menjadi non probability sampling. Teknik
bagian dari wisata kuliner untuk pengambilan sampel yang digunakan
menjaring wisatawan baik domestik adalah convenience sampling.
maupun mancanegara. Banyak Pengolahan data dalam penelitian
wisatawan yang melancong ke Jawa ini menggunakan program SPSS 16.00
Timur menyempatkan diri berwisata for Windows. Terdapat 2 uji instrumen
kuliner. Resep menu khas Jawa Timur yang perlu dilakukan yaitu uji validitas
yang tetap terjaga hingga kini menjadi dan reliabilitas. Setelah uji validitas
daya tarik bagi wisatawan. Namun, dan reliabilitas, dilakukan uji asumsi
aspek makanan hanya salah satu dari klasik yaitu: uji normalitas, uji
faktor penentu kepuasan wisatawan. autokorelasi, uji multikolinearitas, dan
Namun, apakah wisatawan merasakan uji heteroskedastisitas. Pengujian
adanya pengalaman dan kepuasan hipotesis dilakukan dengan uji F dan
terhadap kuliner di Jawa Timur? uji t.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh HASIL
dari Food Experience terhadap Responden dalam penelitian ini
Customer Satisfaction pada kuliner sebanyak 150 orang, yang terdiri dari
khas Jawa Timur. 87 responden perempuan (58%), dan
laki-laki sebanyak 63 responden (42%).
METODE PENELITIAN Sebaran usia responden adalah sebagai
Penelitian ini merupakan berikut: usia 18-27 tahun yaitu
penelitian kausal yang membahas sebanyak 103 responden (68,67%), usia
pengaruh food experience terhadap 28-37 tahun sebanyak 36 responden
customer satisfaction dengan studi (24%), usia 38-47 tahun sebanyak 9
kasus kuliner khas Jawa Timur. responden (6%), dan usia 48-57 tahun
Penelitian ini menggunakan satu sebanyak 2 responden (1,33%).
variabel independen yaitu food Responden sebagian besar
experience dan satu variabel dependen berpendidikan terakhir SMA yaitu
yaitu customer satisfaction. sebanyak 84 responden (56%), S1
Target populasi dalam sebanyak 59 responden (39,33%),
penelitian ini wisatawan dari luar Diploma sebanyak 4 responden
Surabaya yang pernah menikmati (2,67%), dan S2 sebanyak 3 responden
kuliner khas Jawa Timur, dengan (2%).
karakteristik: laki-laki dan perempuan Tampilan data deskriptif yang
dengan pendidikan minimal SMA, dan menunjukkan tanggapan responden
pernah menikmati kuliner khas Jawa terhadap food experience terlihat pada
Timur minimal 2 kuliner khas Jawa tabel 1.

Pengaruh Food Experience ................. (Siti) hal. 137 - 147 141


Tabel 1. Tanggapan Responden terhadap Food Experience
No Dimensi Mean SD
1 Heritage 5,31 1,320
2 Serving 4,87 1,437
3 Food environment 5,13 1,260
4 Variety 5,29 1,262
5 Availability 5,31 1,245
6 Sensory 5,06 1,423
7 Ingredients 5,15 1,322
Total 4,73 1,256
Sumber : data kuesioner, diolah dengan SPSS 22.00 for Windows

Tabel 1 menunjukkan bahwa seteah menikmati kuliner khas Jawa


wisatawan merasakan adanya kepuasan Timur dengan nilai mean sebesar 4,73.

Tabel 2. Tanggapan Responden terhadap Variabel Customer Satisfaction


No Pernyataan Mean SD
1 Pengalaman makan pada kuliner khas Jawa 5,47 1,191
Timur membuat saya puas
Total 5,47 1,191
Sumber : data kuesioner, diolah dengan SPSS 22.00 for Windows

Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada


responden merasa puas terhadap kuliner model regresi. Hasil uji autokorelasi
khas Jawa Timur yang ditunjukkan menunjukkan bahwa nilai Durbin-
dengan nilai mean sebesar 5,47. Watson sebesar 2,059. Sedangkan dari
tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan
Uji Asumsi Klasik jumlah data n=150, serta k=7 (n: jumlah
Hasil uji multikolinieritas data; k: jumlah variabel independen)
menunjukkan bahwa nilai VIF lebih diperoleh Du sebesar 1,832 dan nilai 4 –
kecil dari 10, demikian pula halnya Du yaitu 2.168, sehingga tidak terjadi
dengan nilai tolerance dengan nilai autokorelasi.
lebih besar dari 0,1. Hasil ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi Analisis Regresi Berganda
multikolinieritas pada model regresi Tabel 3 menunjukkan hasil
dalam penelitian ini. Nilai signifikansi analisis regresi berganda. Terdapat 3
uji Kolmogorov Smirnov regresi nilainya dimensi food experience yang
lebih besar dari 0,05, sehingga dapat berpengaruh signifikan terhadap
disimpulkan bahwa residual model kepuasan, dan 4 dimensi tidak
masing-masing regresi berdistribusi berpengaruh secara signifikan terhadap
normal. kepuasan.
Hasil uji heteroskedastisitas Model hubungan dari hasil
menunjukkan bahwa terdapat 1 variabel analisis regresi adalah sebagai berikut :
bebas yaitu availability yang memiliki Customer satisfaction = 1,153 – 0,031
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 heritage + 0,021 serving + 0,037 food
yaitu sebesar 0,006. Sedangkan variabel environment + 0,182 variety + 0,014
bebas lainnya yaitu heritage, serving, availability + 0,063 sensory + 0,054
food environment, variety, sensory, dan ingredients.
ingredients memiliki tingkat signifikansi Uji t pada regresi linier
lebih besar dari 0,05, sehingga dapat berganda digunakan untuk mengetahui
dinyatakan bahwa dalam penelitian ini

142 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018


pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berganda
Model B t Sig. Keterangan
Konstanta 1.153 2.502 .013
Heritage -.031 -2.285 .024 Signifikan
Serving .021 1.228 .222 Tidak Signifikan
Food .037 1.278 .203 Tidak Signifikan
environment
Variety .182 4.159 .000 Signifikan
Availability .014 .360 .720 Tidak Signifikan
Sensory .063 2.284 .024 Signifikan
Ingredients .054 1.672 .097 Tidak Signifikan
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS 22.00 for Windows

Kriteria pengujian sebagai berikut: terhadap variabel dependen karena


1. Jika nilai t hitung < - t tabel, atau t nilai dari t hitung < 1,976 serta nilai
hitung > t tabel maka memiliki sig. < 0,05.
pengaruh. 6. Sensory memiliki nilai t hitung
2. Jika nilai –t tabel < t hitung > t tabel sebesar 2,284 dan nilai sig. sebesar
maka tidak memiliki pengaruh. 0,024. Variabel ini signifikan dan
memiliki pengaruh terhadap variabel
Tabel 3 menunjukkan bahwa: dependen karena nilai dari t hitung <
1. Heritage memiliki nilai t hitung 1,976 serta nilai sig. < 0,05.
sebesar -2,285 dan nilai sig. sebesar 7. Ingredients memiliki nilai t hitung
0,024. Variabel ini signifikan dan sebesar 1,672 dan nilai sig. sebesar
memiliki pengaruh terhadap variabel 0,097. Variabel ini tidak signifikan
dependen karena nilai dari t hitung < dan tidak memiliki pengaruh
-1,976 serta nilai sig. < 0,05. terhadap variabel dependen karena
2. Serving memiliki nilai t hitung nilai dari t hitung < 1,976 serta nilai
sebesar 1,228 dan nilai sig. sebesar sig. < 0,05.
0,222. Variabel ini tidak signifikan Nilai dari F hitung pada
dan tidak memiliki pengaruh persamaan regresi ini adalah 21,912.
terhadap variabel dependen karena Nilai F hitung lebih dari nilai F tabel
nilai dari t hitung < 1,976 serta nilai sebesar 2,07. Nilai Sig. sebesar 0,000
sig. < 0,05. sehingga dapat dikatakan bahwa
3. Food environment memiliki nilai t variabel independennya memiliki
hitung sebesar 1,278 dan nilai sig. pengaruh secara signifikan secara
sebesar 0,203. Variabel ini tidak simultan terhadap variabel dependen.
signifikan dan tidak memiliki Hasil penelitian ini
pengaruh terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa pengalaman
karena nilai dari t hitung < 1,976 menikmati makanan lokal dapat
serta nilai sig. < 0,05. mempengaruhi kepuasan keseluruhan
4. Variety memiliki nilai t hitung wisawatan dan mengungkapkan tujuh
sebesar 4,159 dan nilai sig. sebesar faktor pengalaman makan yaitu,
0,000. Variabel ini signifikan dan heritage, serving, food environment,
memiliki pengaruh terhadap variabel variety, availability, sensory, dan
dependen karena nilai dari t hitung < ingredients mempengaruhi kepuasan
1,976 serta nilai sig. < 0,05. keseluruhan wisatawan selama
5. Availability memiliki nilai t hitung berwisata di Jawa Timur. Dari tujuh
sebesar 0,360 dan nilai sig. sebesar faktor tersebut terdapat tiga faktor food
0,720. Variabel ini tidak signifikan experience yaitu (heritage, variety,
dan tidak memiliki pengaruh sensory) yang signifikan atau dapat

138 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018


mempengaruhi kepuasan para daya tarik kuliner. Suasana, lingkungan,
wisatawan luar kota Jawa Timur untuk dan gaya melayani tidak mendorong
menikmati kuliner khas Jawa Timur dan wisatawan untuk mencoba makanan
terdapat empat faktor (serving, food khas Jawa Timur selama liburan. Akan
environment, availability, ingredients) tetapi kaya akan cita rasa dan
yang tidak berpengaruh pada kepuasan menggugah selera makan para
para wisatawan luar kota Jawa Timur wisatawan, serta budaya lokal dari Jawa
untuk menikmati kuliner khas Jawa Timur yang membuat wisatawan ingin
Timur. berwisata kuliner di Jawa Timur.
Variable heritage berpengaruh Faktor variety menunjukkan
negatif signifikan, hal ini menunjukkan bahwa berbagai pilihan makanan yang
bahwa semakin tinggi heritage maka kaya akan rasa dan menggugah selera
akan semakin rendah customer merupakan hal yang menarik bagi para
satisfaction. Menurut (Frochot, 2003) wisatawan luar Jawa Timur. Banyaknya
mengemukakan bahwa heritage dapat pilihan makanan yang terdapat pada
diidentifikasikan sebagai kultur, status, tempat makan akan membantu para
dan identitas budaya. Jadi dapat wisatawan untuk mempelajari lebih
dikatakan bahwa semakin rendah ciri lanjut tentang tujuan wisata dan
khas budaya yang terkandung dalam penduduknya (Hegarty and O’Mahony,
makanan maka akan semakin tinggi 2001; Horng and Tsai, 2010; Jalis et al.,
tingkat kepuasan pelanggan. Hal ini 2009; Moulin, 2000). Makanan yang
dikarenakan di Indonesia sedang terjadi menggugah selera dan kaya akan rasa
arus globalisasi, sehingga sedikit demi mendorong wisatawan mencoba
sedikit budaya lokal menjadi lebih makanan khas Jawa Timur selama
berkurang. Adanya globalisasi membuat berlibur.
generasi muda di Indonesia cenderung Faktor availability menunjukkan
mengikuti tren dari budaya Barat. Hal bahwa kemudahan mendapatkan
ini terlihat dari jumlah responden makanan dan tampilan makanan khas
sebesar 68,67% adalah pemuda. Untuk Jawa Timur dianggap tidak menjadi
menghindari nilai budaya yang semakin keharusan untuk daya tarik kuliner.
ditinggalkan, sebaiknya tempat makan Wisatawan tidak keberatan mencari
di Jawa Timur mulai dikembangkan tempat makanan khas Jawa Timur yang
dengan mengkombinasikan antara memiliki cita rasa yang enak walaupun
budaya lokal dan hal-hal yang modern. akses ke tempat tersebut agak sulit.
Faktor serving menunjukkan Selain itu wisatawan lebih tertarik pada
bahwa wisatawan tidak terlalu tertarik kualitas rasa makanan khas Jawa Timur
pada cara penyajian dan tampilan dari dibanding hanya melihat tampilan
makanan khas Jawa Timur. Cara makanan tersebut.
penyajian makanan menurut para Faktor sensory secara signifikan
wisatawan merupakan hal yang tidak berpengaruh terhadap kepuasan. Faktor
terlalu penting dan bukan merupakan hal sensory memberikan kepuasan
yang dapat menarik perhatian para pengalaman wisatawan yang menikmati
wisatawan untuk mencoba makanan kuliner khas Jawa Timur. Makanan
khas Jawa Timur. menjadi pengalaman yang penting untuk
Faktor food enviroment meningkatkan kesenangan liburan dan
menunjukkan bahwa, makanan yang menarik wisatawan untuk berlibur. Hal
terdapat unsur suasana budaya, ini sesuai dengan penelitian (Furst et al.,
lingkungan tempat makanan, gaya 1996), bahwa sifat sensori memiliki
pelayanan, dan keunikan tempat makan hasil yang penting bagi fisiologis dan
bukan merupakan hal yang menarik bagi psikologis terhadap apresiasi makanan.
para wisatawan luar Jawa Timur. Penelitian Kim et al., (2009) juga
Suasana, lingkungan, dan gaya melayani menunjukkan bahwa untuk beberapa
dianggap tidak menjadi suatu keharusan wisatawan, faktor sensorik seperti rasa,

144 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018


bau, dan tampilan visual dapat dimana unsur budaya sudah mulai
mempengaruhi wisatawan untuk luntur. Penelitian berikutnya
mencicipi pilihan makanan lokal. disarankan untuk meneliti wisatawan
Factor ingredients menunjukkan dengan usia yang lebih beragam, atau
bahwa, kesegaran dan kualitas bahan difokuskan pada responden dengan usia
makanan bukan merupakan hal yang lebih tua yang lebih memahami dan
menarik bagi para wisatawan luar Jawa menyukai berbagai hal terkait dengan
Timur. Kesegaran bahan makanan tidak unsur budaya. Penelitian juga bisa
mendorong wisatawan untuk mencoba dilakukan terhadap responden yang
makanan khas Jawa Timur selama berasal dari negara lain atau wisatawan
berlibur. Hal ini karena hampir semua asing.
restoran di Jawa Timur menyediakan
bahan baku yang segar. Bahan baku DAFTAR PUSTAKA
bukanlah hal utama yang menjadi Buku
pertimbangan para wisatawan. Akan Richards, G. 2002. Gastronomy: an
tetapi kaya akan cita rasa dan essential ingredient in tourism
menggugah selera makan para production and consumption
wisatawan, serta budaya lokal dari Jawa tourism and gastronomy.
Timur yang membuat wisatawan ingin Routledge, London.
berwisata kuliner di Jawa Timur.
Jurnal
KESIMPULAN Ardabili, F.S., E. Rasouli, S.M. Daryani,
Hasil penelitian menunjukkan M. Molaie dan B. Sharegi. 2011.
bahwa terdapat pengaruh positif Food The Role of Food and Culinary
Experience terhadap Customer Condition in Tourism Industry.
Satisfaction pada kuliner khas Jawa Middle-East Journal of
Timur. Secara parsial faktor heritage, Scientific Research 9 (6): 826-
variety, dan sensory berpengaruh 833.
terhadap customer satisfaction, Breakey, N.M. and Breakey, H.E. 2015.
sedangkan 4 faktor lainnya yaitu Tourism and Aldo Leopold’s
serving, food environment, availability, ‘cultural harvest’: creating
dan ingredients tidak berpengaruh virtuous tourists as agents of
terhadap customer satisfaction. sustainability. Journal of
Dari hasil penelitian tersebut, Sustainable Tourism, Vol. 23
pengelola industri pariwisata No. 1, pp. 85-103.
hendaknya menyadari bahwa wisata Enright, M. and J. Newton, 2005.
kuliner sangat penting menjadi daya Determinants of tourism
tarik wisatawan. Untuk itu, aspek yang destination competitiveness in
terkait dengan unsur budaya akan Asia Pacific: Heinemann.
menjadi daya tarik utama. Penyajian Cohen, E.1986 Tourism and
yang menarik, dan lingkungan makan Time. World
yang berciri khas budaya yang kuat Comprehensiveness and
menjadi faktor yang mendorong universality. J. Travel Res.,
wisatawan mencoba berbagai kuliner di 43(2): 339-350.
tempat wisata. Disamping itu Frochot, I. 2003. An analysis of regional
ketersediaan kuliner unik dan bahan- positioning and its associated
bahan unik sesuai daerah tujuan wisata food images in French regional
masing-masing akan menarik dan brochures. Journal of Tourism
menimbulkan adanya pengalaman yang and Travel Marketing, Vol. 14
berbeda saat berlibur. No. 3, pp. 77-96.
Keterbatasan dalam penelitian Green, G.P., dan M.L. Dougherty. 2012.
ini adalah responden yang lebih Localizing Linkages for Food
dominan di kalangan generasi muda, and Tourism: Culinary Tourism

Pengaruh Food Experience ................. (Siti) hal. 137 - 147 145


as a Community Development Okech, R.N. 2014. Developing Culinary
Strategy. Journal of the Tourism: The Role of Food as a
Community Development Cultural Heritage in Kenya.
Society, 2012, Vol. 39, No. 3. Proceedings of the Second
Hendijani, Roozbeh Babolian. 2016. International Conference on
Effect of food experience on Global Business, Economics,
tourist satisfaction: the case of Finance andSocial Sciences
Indonesia. International Journal (GB14Chennai
of Culture, Tourism and ConferenceChennai, India 11-
Hospitality Research. Vol. 10 13 July 2014 Paper ID: CF412
Iss 3 pp. 272 – 282. Poria, Y., Biran, A. and Reichel, A.
Hu, Y. and J. Ritchie, 1993. Measuring (2009). Visitor’s preferences for
destination attractiveness: A interpretation at heritage sites.
contextual approach. J. Travel Journal of Travel Research,
Res., 32(2): 25-35. Vol. 48 No. 1, pp. 92-105.
Jalis, M.H., Zahari, M.S., Zulkifly, M.I. Sormaz, U., H. Akmese, E. Gunes dan
and Othman, Z. 2009. S. Aras. 2015. Gastronomy in
Malaysian gastronomic tourism Tourism. Procedia Economics
products: assessing the level of and Finance 39 ( 2016 ) 725 –
their acceptance among the 730
western tourists. South Asian Wang, H.Y. 2011. Exploring the factors
Journal of Tourism and of gastronomy blogs influencing
Heritage, Vol. 2 No. 1, pp. 31- readers’ intention to taste.
44. International Journal of
Kim, Y.G., A. Eves, dan C. Scarles, Hospitality Management, Vol.
2009. Building a model of local 30 No. 3, pp. 503-514.
food consumption on trips and Yuksel, A., 2001. Managing customer
holidays: A grounded theory satisfaction and retention: A
approach, International Journal case of tourist destinations,
of Hospitality Management 28 Turkey. J. Vocational
(2009) 423–431 Marketing, 7(2): 153-168.
Kivela, J.J. and Crotts, J.C. 2006.
Tourism and gastronomy: Internet
gastronomy’s influence on how Mak, A.H.N., L. Margaret, A. Eves,
tourists experience a destination. R.C.Y. Chang, Factors
Journal of Hospitality & Influencing Tourist Food
Tourism Research. Vol. 30 No. Consumption
3, pp. 354-377. http://www.sciencedirect.com/sc
Lopez-Guzman, T. and Sanchez- ience/journal/02784319
Canizares, S. 2012. Culinary Yuksel, A., 2014. Jumlah Belanja
tourism in Córdoba (Spain). Wisatawan Domestik Rp 76,16
British Food Journal, Vol. 114 Triliun.
No. 2, pp. 168-179. http://www.beritasatu.com/desti
Morrison, D. 2011. Indigenous food nasi/206738-jumlah-belanja-
sovereignty: a model for social wisatawan-domestik -rp-7616-
learning food sovereignty in triliun.html. Diakses 10
Canada: creating just and September 2017
sustainable food systems, ____. 2016.
Hannah Wittman, Annette http://halomuda.com/makanan-
Aurelie Desmarais and Nettie khas-jawa-timur/ diakses pada
Wiebe, Halifax, Fernwood, pp. 10 September 2016
97-113. ____. 2016.
http://liburandulu.com/pengertia

146 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018


n-wisata-kuliner-secara- ailah-kembangkan-potensi-
lengkap-buat-kamu-yang- wisata-indonesia-dahulu.
belum-tau/ diakses pada 16 Diakses 10 September 2017
September 2017 Poerwanto, E. 2017. Menko
Sukmawijaya, A. 2017. Dirut Sarinah: Perekonomian: Masyarakat
Ritel Melambat Karena Pola Lebih Suka Rekreasi Daripada
Belanja Masyarakat Bergeser. Belanja. http://bisniswisata.
https://kumparan.com/angga- co.id/menko-perekonomian-
sukmawijaya/dirut-sarinah-ritel- masyarakat-kini-lebih-suka-
melambat -karena-pola-belanja- rekreasi-daripada-belanja/.
masyarakat-bergeser#1F0UC Diakses 10 September 2017
VzEQecFmgak.99. Diakses 10 Rahayu, E.M. 2017. Studi Visa: Makin
September 2017 Banyak Orang Indonesia
Mujahidin, A. 2016. Potensi wisata Jawa Belanja Online Perjalanan
Timur yang luar biasa. Wisata. https://swa.co.id/swa
www.alahza.com diakses pada /trends/business-research/studi-
11 September 2017 visa-makin-banyak-orang-
Novina, E. 2014. Mulailah Kembangkan indonesia-belanja-online-
Potensi Wisata Indonesia perjalanan-wisata. Diakses 10
Dahulu. http://nationalgeo September 2017
graphic.co.id/berita/2014/09/mul

Pengaruh Food Experience ................. (Siti) hal. 137 - 147 147

Anda mungkin juga menyukai