Anda di halaman 1dari 1

Keberadaan Tugu Kartonyono baru-baru ini menjadi buah bibir di tengah masyarakat

kabupaten Ngawi. Hal tersebut disebabkan oleh bentuk tugu yang tidak sesuai
dengan ilustrasi. Dimensi dan beberapa bagian bagian tugu yang dijadikan maket
tidak terlihat setelah tugu didirikan. Tugu Karonyono sejatinya telah dibangun sejak
tahun 1983 lalu. Pada awal tahun 2017, bupati Ngawi mencetuskan sebuah ide untuk
melakukan pergantian bentuk tugu.

Guna mewujudkan pikirannya tersebut, dinas PUBR mengemukaan kepada


masyarakat Ngawi untuk memberikan ide mengenai konsep tugu yang mereka
pikirkan. Pemerintah mengemukaan berita tersebut melalui sebuah sanyembara
desain di pertengahan tahun 2017. Sayembara berhasil menarik perhatian 30 orang
desainer. Persyaratan yang diberikan oleh pemerintah adalah pembuatan tugu harus
menampilkan perkebunan teh, manusia purba, gading, pohon jambu dan benteng
pendem. Setelah 10 bulan berselang, masyarakat Ngawi dapat membayangkan
bagaimana rupa dari Tugu Kartonyono.

Pada akhirnya, penampilan tugu tidak sesuai dengan apa yang masyarakat
bayangkan. Anggaran besar yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak disertai dengan
bentuk tugu yang ada di benak masyarakat Ngawi. Ada bagian tubuh tugu yang tak
sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh pemerintah. Sosok manusia purba
tidak ditampilkan pada tugu melainkan menampilan sebuah tulisan “ Ngawi Ramah “.
Selain itu, dimensi gading juga tidak semegah dengan penampilan yang disiarkan di
media sosial sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai